Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

BENTUK MOLEKUL

OLEH

Jenita Kendek Tandiongan

2208511060

KELOMPOK 5B

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS UDAYANA
2022
BENTUK MOLEKUL

I. TUJUAN

1. Mendapatkan gambaran mengenai bentuk molekul secara tiga


dimensi
2. Mendapatkan gambaran mengenai stereo kimia
3. Mengetahui pasangan elektron ikat dan bebas suatu senyawa
4. Menentukan atom pusat dalam suatu senyawa
5. Menerapkan teori VSEPR

II. DASAR TEORI

Molekul adalah gugus yang tersusun dari dua atom atau lebih yang
saling berikatan melalui ikatan kimia. Ikatan kimia terdiri dari ikatan ion
dan kovalen. Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya lepas
terima elektron oleh atom-atom yang berikatan. Atom-atom yang melepas
elektron menjadi ion positif (kation) ,sedangkan atom-atom yang menerima
elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion biasanya disebut juga
dengan ikatan elektrovalen biasanya terjadi antara unsur logam dan non
logam, contoh dari ikatan elektrovalen adalah NaCl, MgO, CaF2, Li2O, AlF3
. Di samping itu, ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena
pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang berikatan.
Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan elektron ikat
(PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan
ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas (PEB). (Arpina, 2021)
Bentuk molekul sering kali erat hubungannya dengan susunan ruang
antar atom – atom dalam molekul. Dalam mendapatkan gambaran bentuk
molekul, suatu bentuk molekul dapat diperoleh dengan memahami teori
tolak menolak elektron valensi atau elektron pada kulit terluar yang disebut
dengan teori domain elektron atau VSEPR. Teori domain elekron atau
VSEPR adalah teori yang menjelaskan bentuk molekul kimiawi berdasarkan
gaya tolakan elektrostatik antar pasangan elektron. (Diniari, 2021).

2
Teori VESPR (Valensi Shell Elektron Pair Repulsion) menyatakan
bahwa baik pasangan electron dalam ikatan kimia ataupun pasanagn
electron yang tidak dipakai bersama (yaitu pasanagn electron mandiri)
saling tolak-menolak. Pasangan electron cenderung berjauhan satu sama
lain atau menurut asas eksklusi pauli, jika sepasang electron menempati
suatu orbital electron lain bagaimanapun rotasinya tidak dapat berdekatan
dengan pasangan tersebut. Teori VSEPR ini menggambarkan pasangan
electron terhadap inti dari suatu atom (petrucci, 1985). Kulit valensi adalah
kulit terluar yang ditempati electron dalam suatu atom yang biasanya
terlibat dalam ikatan. Dua aturan umum dalam VSEPR :
a. Dalam kaitannya dengan tolak-menolak pasanagn electron, ikatan
rangkap dua dan tiga dapat diperlakukan seperti ikatan tunggal. Tetapi
pada kenyataannya, ikatan rankap dua atau tiga lebih besar
diabndingkan dengan ikatan tunggal, karena kerapatan yang lebih tinggi
dari ikatan rangkap dua atau rangkap tiga diantara dua atom akan
membutuhkan ruang yang lebih besar.
b. Jika suatu model memiliki dua atom atau lebih struktur resonansi, maka
dapat diterapkan model VSEPR pada setiap struktur tersebut. Muatan
formal biasanya tidak ditunjukkan.
Dengan teori ini kita dapat meramalkan bentuk molekul (termasuk ion)
secara sistematis. Untuk itu, molekul-molekul dibagi kedalam dua
golongan:
a. Model yang atom pusatnya tidak memiliki pasangan electron bebas
(PEB). Terlihat pada tabel.
Table 2.1. Model atom pusat yang tidak memiliki PEB (Saridewi, 2014)

Jumlah Geometri atau Bentuk Molekul Rumu Conto


Pasanga s h
n
Elektron
2 Linier AX2 BeCl2

3
Pasangan ikatan saling tolak-
menolak satu sama lain sehingga
pasangan tersebut terletak pada
ujung yang berlawanan dalam satu
garis lurus
3 Segitiga planar AX3 BCl3,
BF3

Susunan yang paling stabil dengan


sudut segitiga sama sisi, dimana
keempat atom berada di bidang
yang sama.
4 Tetrahedral AX4 CH4

Memiliki empat sisi atau muka yang


semuanya berupa segitigas sama
sisi
5 Segitiga Bipiramida AX5 PCl5

4
Atom-atom yang terletak di atas dan
di bawah bidang segitiga
menempati posisi aksial dan pada
bidang segitiga menempati posisi
ekuatorial.
6 Oktahedral AX6 SF6

Semua atom terminal memiliki


sudut 90° dengan yang lainnya.

b. Model yang atom pusatnya memiliki satu atau lebih Pasangan


Elektrob Bebas (PEB). Untuk memudahkan melihat jumlah total
PEI dan PEB, maka diberikan rumusan umum sebagai berikut:
𝑀𝑋𝑥 𝐸𝑦
Keterangan:
M = atom pusat
X = atom terminal
E = PEB pada M
x = jumlah atom terminal (2,3,..)
y = jumlah PEB pada atom pusat (1,2,3,…)
Table 2.2 Model atom pusat dengan satu atau lebih PEB (Saridewi,
2014).

Total Jumla Jumla Bentuk Molekul Notasi Conto


Pasanga h PEI h PEB VSEP h
n R
Elektro
n

5
3 2 1 Bengkokan AX2E SO2

4 3 1 Segitiga Piramida AX3E NH3

4 2 2 Bengkokan AX2E2 H2O

5 4 1 Tetrahedral Tak AX4E SF4,


Beraturan XeO2F
2

5 3 2 Bentuk T AX3E2 ClF3

5 2 3 Linier AX2E3 XeF2

6 5 1 Segiempat MX5E BrF5


Piramida

6
6 4 2 Segiempat planar MX4E XeF4
2

Pada akhirnya, para ahli kimia menggolongkan geometri molekul ke dalam


beberapa bentuk ruang tiga dimensi. Bentuk molekul tersebut ada:
1. Linear atom-atom yang menyusun molekul tersebut berada dalam satu
garis lurus. sudut yang dibentuk oleh ikatan antar dua atom melalui atom
pusat adalah 180o. Contoh bentuk molekul linear adalah BeCl2, SnCl2,
dan CO2.
2. Segitiga Planar

Dikatakan segitiga planar apabila ada empat atom dalam molekul


tersebut dan semua atom berada pada bidang yang sama. Atom pusat
dalam bentuk molekul ini dikelilingi oleh tiga atom lain. Contoh
senyawa dengan bentuk sigitiga planar adalah BCl3 dan
BF3.

3. Trigonal piramida

Bentuk geometri molekul dengan empat buah sisi segitiga yang


berukuran sama dan sebangun. Dikatakan trigonal piramida apabila
memiliki empat buah atom dengan atom pusat berada pada posisi sudut
puncak limas yang berada pada bidang datar segitiga.
Contoh molekul yang tergolong trigonal piramida adalah NH3.

4. Segiempat Planar

Dalam molekulnya terdapat lima buah atom dan semua atom berada
pada bidang datar yang sama. Atom pusat dikelilingi oleh empat atom

7
lain yang berada pada sudut-sudut segiempat. Contoh senyawa yang
punya bentuk molekul segiempat planar adalah XeF4.
5. Tetrahedral
Dalam bentuk molekul tetrahedral terdapat lima buah atom dengan atom
pusat ditempatkan pada pusat tetrahedron dan empat atom lain berada
pada sudut-sudut tetrahedron. Contoh molekul yang memiliki bentuk
tetrahedral adalah CH4.
6. Trigonal Bipiramida

Disebut bentuk molekul trigonal bipiramida apabila terdapat enam buah


atom dengan atom pusat berada pada posisi pusat muka limas yang
digabungkan dan dikelilingi oleh lima atom lain yang ditempatkan pada
sudut-sudut trigonal bipiramida. Contoh molekul trigonal bipiramida
adalah PCl5.
7. Oktahedral

Disebut benuk molekul oktahedral jika tersusun dari tujuh atom dengan
atom pusat berada pada bidang segiempat yang digabungkan. Contoh
molekul oktahedral adalah SF6 dan XeF6. (Rino, 2019)

Dalam menentukan pasangan elektron ikatan dan bebas, dapat


digunakan struktur lewis. Struktur Lewis adalah teori struktur kimia
berdasarkan kaidah oktet. Pada struktur Lewis, kereaktifan suatu atom
bergantung pada tinggi rendahnya energi elektron. Elektron yang ada pada
kulit terluar mempunyai afinitas elektron yang tinggi untuk mengikat
elektron. Struktur Lewis diambil dari memodifikasikan model atom Bohr
dengan teori Kekule. Penggambaran struktur Lewis ini berupa atom
dinyatakan dengan huruf dan lingkaran-lingkaran kecil menggambarkan
elektron terluarnya. (Rando, 2015)

Dalam melakukan konfigurasi elektron, pada kimia terdapat teori


hibridisasi. Teori hibridisasi adalah konsep menyatunya orbital atom
sehingga membentuk orbital hibrid baru karena gabungan dari dua atau

8
lebih orbital atom dalam satuan atom. Misalkan pada CH4 , memiliki
konfigurasi elektron sebagai berikut:

CH4 (C sebagai atom pusat)

6C : 1s2 2s2 2p2

Maka orbital hibridanya yaitu sp3


Setelah mengetahui orbital hibridanya, bentuk molekul dapat diketahui
berdasarkan kecocokan data.

Orbital Hibrida Bentuk Geometrik Contoh

s Linear H2

sp Linear CO2

sp2 Segitiga sama sisi SnCl2

sp3 Tetrahedron CH4

sp2d Bujur sangkar [Ni(CN)4]2-


sp3d
Segitiga bipiramidal ICl3
sp3d2
Oktahedr
Dapat disimpulkan bentuk molekul hibridisasi CH4 adalah tetrahedon.
(Amru, 2012)

9
III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat

1. Model pusat atom (plastik)

2. Pipa- pipa plastik

3.2. Skema Kerja

1. Menyusun model molekul

a. HCl

Diambil atom hidrogen dan klorin yang berbentuk linear, lalu


dihubungkan dengan pipa plastik untuk diketahui ikatannya.
b. BeCl2

Diambil Be sebagai pusat atom yang cabangnya linear. Lalu, dua


buah pipa plastik dimasukkan pada cabang dan dimasukkan
dengan atom Cl. Bentuk molekulnya adalah linear
c. BF3

Digunakan B sebagai atom pusat yang berbentuk seigitiga datar.


Kemudian, dihubungkan F sebanyak tiga. Lalu, terbentuklah
sudut 120 derajat.
d. CH4

Diambil C sebagai atom pusat yang berbentuk tetrahedral. Lalu,


dihubungkan atom H yang berikatan dengan C sebanyak empat.
e. NH3

Diambil N sebagai pusat atom. Lalu, atom H dihubungkan


dengan atom N sebanyak tiga ikatan yang berbentuk trigonal
piramida.
f. H2O

Diambil O sebagai pusat atom. Kemudian, dihubungkan dua


atom H pada atom O sehingga berbentuk V.
g. PtCl4

10
Diambil Pt sebagai atom pusat lalu dihubungkan Cl sebanyak
empat terletak pada sudut segiempat. Bentuk molekul senyawa ini
adalah segiempat datar h. PF5
Diambil atom P sebagai atom pusat lalu dihubungkan atom F
sebagai atom terminal. Bentuk molekul senyawa ini adalah
segitiga bipiramida
2. Membuat molekul etana (C2H6)

Diambil dua atom C berbentuk tetrahedral, lalu diikat. Kemudian,


atom H berikatan dengan kedua atom C dihubungkan dengan pipa
plastik.
3. Hidrokarbon siklik

Disusun molekul sikloheksana dimana kedudukan rantai karbonnya


diatur agar didapatkan bentuk seperti kapal dan kursi. Bentuk kursi
lebih stabil dibandingkan dengan bentuk kapal
4. Benzena (C6H6)

Diambil enam atom pusat C lalu dihubungkan dengan pipa plastik.


Panjang ikatan C-C semuanya sama dengan C-C-C adalah 120
derajat. Lingkaran di dalamnya menunjukkan delokasi enam
elektron pada orbital p yang saling berintikan.
5. Isomer optik

Struktur dimana bayangan cerminannya tidak saling menutupi satu


sama lain dimiliki oleh isomer optik. Disebut isomer optik karena
adanya kemampuan untuk memutar bidang polarisasi dari sinar
yang terpolarisasi.
Untuk pusat karbon tetrahedral, molekulnya bersifat optik aktif bila
pusat bidang simetri tidak dimiliki. Contohnya terdapat pada bentuk
molekul CH2Cl2, CH2ClBr, dan CHFBrCl.

11
IV. DATA PENGAMATAN

Table 4.1. Data Pengamatan model atom

Rumus
Rumus
No Bentuk Keterangan Gambar
Molekul
Molekul

1 HCl AX2 180°

2 BeCl2 AX2 180°

3 BF3 AX3 120°

4 CH4 AX4 109,5°

12
5 NH3 AX3E 107,3°

6 H2O AX2E2 104,5°

7 [PtCl4]2 AX4E3 90°

8. PF5 AX5 120°, 90°, 180°

9 C2H6 AX2E 109,6°

13
KURSI
10 C6H12 AX12E6 120°

PERAHU

11 C2H6 AXE6 120°

12 CHFBrCl - 109,6°

V. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan bentuk molekul dengan


menggunakan pipa plastik. Untuk menentukan sebuah molekul terdiri dari
berapa PEB dan PEI, dilakukan perhitungan dengan teori hibridisasi dan
domain elektron. Teori hibridisasi biasanya digunakan untuk mengetahui
bentuk molekul kimia organik, sedangkan teori domain elektron digunakan

14
untuk menjelaskan bentuk molekul kimiawi berdasarkan gaya tolakan
elektrostatik antar pasangan elektron.
Untuk senyawa HCl dan BeCl2 diketahui bahwa senyawa tersebut
memiliki bentuk molekul linear karena membentuk ikatan ion yang saling
berhubungan. Setelah dihitung elektron valensinya dan menggunakan teori
domain eletron, didapat bahwa senyawa HCl dan BeCl2 mempunyai dua
pasangan elektron ikatan dan nol pasangan elektron bebas. hal ini dapat
dilihat dari konfigurasi electron ataupun melihat letak golongan dari ataom-
atom diatas. Ikatan yang terdapat pada HCl adalah ikatan kovalen polar
karena terdapat penggunaan pasangan elektron bersama di antara atom-atom
yang berikatan pada HCl. Ikatan yang terbentuk yaitu ikatan ionik, dimana
terdapat serah terima elektron dari elektron valensi Be yang akan tertarik ke
arah atom Cl. Hal tersebut terjadi karena atom Cl memiliki
keelektronegatifan yang lebih tinggi sehingga menunjukkan bentuk molekul
yaitu linier.
Untuk senyawa BF3 diketahui bahwa senyawa tersebut memiliki
bentuk trigonal planar, dimana Boron sebagai atom pusat mengikat tiga
atom Fluor. Hal tersebut menyebabkan adanya tiga pasangan elektron
terikat dan nol pasangan elektron bebas. BF3 merupakan pengecualian dari
kaidah oktet, dimana atom pusat memiliki elektron kurang dari 8 dan hanya
memiliki 6 elektron pada kulit terluarnya. Disamping itu, dengan kesamaan
sudut ikatan yang disebabkan oleh gaya tolak-menolak antara pasangan
elektron ikatan.
Pada senyawa CH4, elektron valensi yang dimiliki oleh C dan
berikatan dengan H memberikan bentuk molekul tetrahedral dengan 4
pasang elektron ikatan dan tidak terdapat pasangan elektron bebas. Ikatan
yang terjadi pada molekul CH4 adalah ikatan kovalen non polar karena tidak
terdapat pasangan elektron bebas, sehingga molekul yang terbentuk
memiliki bentuk yang sama dan simetris dengan pasangan elektron yang
dipakai bersama-sama tertarik sama kuat ke semua atom sehingga terbentuk
sudut sebesar 109,5 .

15
Pada senyawa NH3, Nitrogen membutuhkan tiga elektron lagi agar
unsur tersebut oktet. Usur N mengikat hidrogen sebanyak tiga dan hidrogen
membutuhkan satu elektron agar molekul tersebut duplet. Ikatan nitrogen
dan hidrogen yang terbentuk disebut ikatan kovalen karena kedua unsur
tersebut adalah non logam. Senyawa tersebut memiliki bentuk molekul
trigonal piramida dimana mempunyai tiga pasangan elektron ikatan dan satu
pasangan elektron bebas.
Pada senyawa H2O, terdapat ikatan kovalen. Unsur O membutuhkan
dua elektron agar duplet sesuai kaidah struktur Lewis. Oleh karena itu unsur
O mengikat hidrogen sebanyak dua, sehingga terdapatdua pasangan
elektron ikatan dan dua pasangan elektron bebas yang membentuk molekul
V.
Pada senyawa PtCl4,diambil Pt sebagai atom pusat. PtCl4 didapatkan
ada empat pasangan elektron ikatan dan dua pasang elektron bebas,
sehingga membuat PtCl4 berbentuk segiempat planar. Pada senyawa
tersebut terdapat ikatan kovalen
Pada senyawa PF5, terdapat ikatan kovalen. Melalui perhitungan
elektron valensi didapatkan bahwa P membutuhkan tiga elektron dan F
membutuhkan satu elekron lagi. Pada PF5 terdapat lima pasang elektron ikat
dan nol pasang elektron bebas, sehingga membentuk bentuk molekul
trigonal bipiramida.
Pada etana (C2H6) terdapat ikatan anatara C dan H, dimana dua atom
C diambil sebagai atom pusat dan enam atom H masing – masing berikatan
dengan atom C. Diatur kedudukan H dengan diputarkan atom C-C sehingga
atom H tepat berada diantara kedua atom H pada atom C yang lain,
terbentuklah bentuk molekul tetrahedral
Pada benzena (C6H6) dibentuk cincin benzen dengan C sebagai
bentuk pusat atom yang trigonal dan hidrogen di sekelilingnya.
Terbentuklah bentuk molekul heksagonal dengan sudut masing-masing
120º.
Isomer optik adalah isomer konfigurasi yang mampu memutar
bidang cahaya terpolarisasi searah atau berlawanan arah jarum jam dan

16
terdapat C kiral. Melalui perhitungan diantara tiga senyawa yaitu
CHFBrCL, CH2CL2, dan CH2ClBr; dapatkan hasil bahwa CHFBrCl
merupakan isomer optic aktif karena mempunyai C kiral.

VI. KESIMPULAN

1. Bentuk molekul dapat diketahui melalui perhitungan teori


hibridisasi dan perhitungan elektron valensi. Setelah itu dapat digambar
struktur Lewis untuk mengetahui adanya PEB dan PEI
2. Pada suatu molekul memiliki bentuk molekulnya masing- masing
setelah diketahui PEI dan PEB. Pada praktikum kali ini HCl dan BeCl 2
memiliki bentuk molekul linear, BF3 memiliki bentuk trigonal planar,
BF4 memiliki bentuk molekul tetrahedral, NH3 memiliki bentuk molekul
trional piramida, air memiliki molekul V, PtCl4 berbentuk segiempat
planar, dan bentuk molekul trigonal bipiramida, dan PF5 memiliki
bentuk molekul trigonal bipiramida.
3. Untuk mengetahui pasangan elektron ikatan dan bebas, dapat
digunakan struktur Lewis apakah senyawa tersebut sudah oktet atau
tidak. Setelah itu, dapat dilihat adanya PEI dan PEB
4. Umumnya atom pusat dapat diketahui jika atom tersebut memiliki
keelektronegatifan yang kecil dan memiliki ukuran yang lebih besar dari
atom atau susbstituen-substituen yang ada.
5. Setelah diketahui elektron valensi masing – masing unsur,
penerapan teori domain elektron dapat digunakan untuk mengetahui
suatu bentuk molekul berdasarkan gaya tolak menolak.

17
DAFTAR PUSTAKA

Amalia A. 2021. Hubungan Struktur, Ikatan Kimia dan Aktivitas


Biologis Obat. Spade.uns.
https://spada.uns.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=89031. (diakses
pada tanggal 10-12-2022)

Amru. 2012. Hibridisasi Orbital dan Teori Geometri Molekul. Amru.id.


https://amru.id/hibridisasi/. (diakses pada tanggal 10-12-2022)

Diniari B.E. 2021. Bentuk Molekul berdasarkan Teori Domain Elektron


dan Teori Hibridisasi. Ruang guru.
https://www.ruangguru.com/blog/bentuk-molekul-dan-definisinya.
(diakses pada tanggal 10-12-2022)

Frizal R. 2019. Meramalkan Bentuk Molekul dengan Teori Domain


Elektron (VSEPR). Rinosafrizal.com.
https://rinosafrizal.com/bentuk-molekul/ . (diakses pada tanggal 10-
12-2022)

Firmansyah R. 2015. Percobaan: Struktur Senyawa Laboratorium Kimia


Dasar FMIPA Universitas Sriwijaya (laporan). Palembang:
Universitas Sriwijaya.

Saridewi I.A. 2014. Laporan Praktikum Kimia Dasar I Betuk Molekul.


Academia. Edu.
https://www.academia.edu/11966955/LAPORAN_PRAKTIKUM_
KIMIA_DASAR_I_Bentuk_Molekul. (Diakses pada tanggal 10-12-
2022)

18
LAMPIRAN

Lampiran 1. Tugas dan Soal

1. Gambarkan molekul-molekul HCl dalam wujud cair, ikatan apa yang terjadi
antara molekul-molekul HCl ? bentuk molekul HCl adalah sebgai berikut
dan pada molekul HCl terdapat ikatan kovalen

2. Gambarkan susunan elektron lewis dari senyawa BF3, Apakah BF3


mengikuti aturan oktet ? Jelaskan mengapa bentuknya trigonal datar!
BF3 mengikuti aturan oktet karena ketika berikatan B
dan F saling mengikat satu elektron sehingga
mengikuti aturan oktet. BF memiliki bentuk trigonal
datar karena memiliki 3 PEI dan nol PEB.

3. Mengapa sudut ikatan pada CH4 berbeda dengna NH3 dan H2O ?Yang mana
sudut ikatannya paling besar dan yang mana paling kecil ?
Karena bentuk molekul CH4 berbeda dengan NH3 dan H2O. CH4 memiliki
bentuk molekul tetrahedral, H2O memiliki bentuk molekul V, dan NH3
memiliki bentuk molekul trigonal piramida. Sudut ikatan paling besar
dimiliki oleh H2O yaitu sebesar 120 º dan yang paling kecil yaitu NH 3
sebesar 107,5º.

4. Pada senyawa [PtCl4]2, berapa bilangan oksidasi dari Pt ?Jelaskan ikatan


kimia antara Pt dan Cl !

19
Biloks Pt adalah +2. Ikatan yang terbentuk antara Pt dan Cl adalah ikatan
kovalen koordinasi dimana ada empat pasangan elektron ikatan dan dua
pasang elektron bebas, menunjukkan adanya pasangan elektron yang tidak
saling terikat atau menggunakan
5. Apakah terdapat pasangan elektron bebas di sekitar atom P pada senyawa
PF5

Tidak ada, bentuk molekul PF5 adalah trigonal bipiramida dimana


berdasarkan bentuk molekul terdapat 5 pasang elektron ikat dan nol peb.

6. Gambarkanlah molekul 1,2 dikhlor etana !

7. Dari senyawa-senyawa CH2Cl2, CH2ClBr dan CHF ClBr, senyawa mana


mempunyai bidang simetri dan mana bersifat optik aktif ?
Tunjukkan dan gambarkan senyawa mana yang bayangan cerminnya saling
menutupi ? Didapatkan hasil bahwa CHFBrCl merupakan isomer optic aktif
karena ada C kiral

8. Dari konformasi dan konformasi biduk yang saudara susun, tunjukkanlah


atom hidrogan yang aksial dan atom hydrogen yang equatorial !
Jelaskan perbedaan kestabilan dari kedua bentuk konformasi ini !

20
Dimisalkan model molekul sikloheksana diletakkan pada sebuah kertas
yang disebut bidang, dan ditarik garis lurus keatas yang disebut dengan
sumbu .Bila diperhatikan, terdapat dua jenis posisi yang dimiliki oleh
hidrogen, yakni hidrogen yang sejajar bidang dan hidrogen yang sejajar
sumbu. Jenis hidrogen yang terletak pada/sejajar bidang dikatakan sebagai
hidrogen ekuatorial.Sedangkan hidrogen yang terletak sejajar sumbu
dikatakan sebagai hidrogen aksial
Pada konformasi kursi atom-atom hidrogen terdapat dalam konformasi
stagger (goyang) sedangkan pada konformasi biduk atom-atom hidrogen
terdapat dalam konformasi eklips. Pada konformasi eklips akan terjadi
tolakan-tolakan antara elektron ikatan dengan atomatom hidrogen.
Sehingga energi yang diperlukan untuk membentuk konformasi eklips akan
lebih tinggi bila dibandingkan untuk membentuk konformasi stagger
(goyang). Kestabilan suatu konformasi dapat dilihat dari besar energi yang
diperlukan dalam pembentukkannya. Karena untuk membentuk konformasi
biduk diperlukan energi yang lebih tinggi, maka konformasi biduk
dikatakan sebagai konformasi yang tidak stabil.

21

Anda mungkin juga menyukai