BENTUK MOLEKUL
OLEH
2208511060
KELOMPOK 5B
I. TUJUAN
Molekul adalah gugus yang tersusun dari dua atom atau lebih yang
saling berikatan melalui ikatan kimia. Ikatan kimia terdiri dari ikatan ion
dan kovalen. Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya lepas
terima elektron oleh atom-atom yang berikatan. Atom-atom yang melepas
elektron menjadi ion positif (kation) ,sedangkan atom-atom yang menerima
elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion biasanya disebut juga
dengan ikatan elektrovalen biasanya terjadi antara unsur logam dan non
logam, contoh dari ikatan elektrovalen adalah NaCl, MgO, CaF2, Li2O, AlF3
. Di samping itu, ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi karena
pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang berikatan.
Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan elektron ikat
(PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan
ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas (PEB). (Arpina, 2021)
Bentuk molekul sering kali erat hubungannya dengan susunan ruang
antar atom – atom dalam molekul. Dalam mendapatkan gambaran bentuk
molekul, suatu bentuk molekul dapat diperoleh dengan memahami teori
tolak menolak elektron valensi atau elektron pada kulit terluar yang disebut
dengan teori domain elektron atau VSEPR. Teori domain elekron atau
VSEPR adalah teori yang menjelaskan bentuk molekul kimiawi berdasarkan
gaya tolakan elektrostatik antar pasangan elektron. (Diniari, 2021).
2
Teori VESPR (Valensi Shell Elektron Pair Repulsion) menyatakan
bahwa baik pasangan electron dalam ikatan kimia ataupun pasanagn
electron yang tidak dipakai bersama (yaitu pasanagn electron mandiri)
saling tolak-menolak. Pasangan electron cenderung berjauhan satu sama
lain atau menurut asas eksklusi pauli, jika sepasang electron menempati
suatu orbital electron lain bagaimanapun rotasinya tidak dapat berdekatan
dengan pasangan tersebut. Teori VSEPR ini menggambarkan pasangan
electron terhadap inti dari suatu atom (petrucci, 1985). Kulit valensi adalah
kulit terluar yang ditempati electron dalam suatu atom yang biasanya
terlibat dalam ikatan. Dua aturan umum dalam VSEPR :
a. Dalam kaitannya dengan tolak-menolak pasanagn electron, ikatan
rangkap dua dan tiga dapat diperlakukan seperti ikatan tunggal. Tetapi
pada kenyataannya, ikatan rankap dua atau tiga lebih besar
diabndingkan dengan ikatan tunggal, karena kerapatan yang lebih tinggi
dari ikatan rangkap dua atau rangkap tiga diantara dua atom akan
membutuhkan ruang yang lebih besar.
b. Jika suatu model memiliki dua atom atau lebih struktur resonansi, maka
dapat diterapkan model VSEPR pada setiap struktur tersebut. Muatan
formal biasanya tidak ditunjukkan.
Dengan teori ini kita dapat meramalkan bentuk molekul (termasuk ion)
secara sistematis. Untuk itu, molekul-molekul dibagi kedalam dua
golongan:
a. Model yang atom pusatnya tidak memiliki pasangan electron bebas
(PEB). Terlihat pada tabel.
Table 2.1. Model atom pusat yang tidak memiliki PEB (Saridewi, 2014)
3
Pasangan ikatan saling tolak-
menolak satu sama lain sehingga
pasangan tersebut terletak pada
ujung yang berlawanan dalam satu
garis lurus
3 Segitiga planar AX3 BCl3,
BF3
4
Atom-atom yang terletak di atas dan
di bawah bidang segitiga
menempati posisi aksial dan pada
bidang segitiga menempati posisi
ekuatorial.
6 Oktahedral AX6 SF6
5
3 2 1 Bengkokan AX2E SO2
6
6 4 2 Segiempat planar MX4E XeF4
2
3. Trigonal piramida
4. Segiempat Planar
Dalam molekulnya terdapat lima buah atom dan semua atom berada
pada bidang datar yang sama. Atom pusat dikelilingi oleh empat atom
7
lain yang berada pada sudut-sudut segiempat. Contoh senyawa yang
punya bentuk molekul segiempat planar adalah XeF4.
5. Tetrahedral
Dalam bentuk molekul tetrahedral terdapat lima buah atom dengan atom
pusat ditempatkan pada pusat tetrahedron dan empat atom lain berada
pada sudut-sudut tetrahedron. Contoh molekul yang memiliki bentuk
tetrahedral adalah CH4.
6. Trigonal Bipiramida
Disebut benuk molekul oktahedral jika tersusun dari tujuh atom dengan
atom pusat berada pada bidang segiempat yang digabungkan. Contoh
molekul oktahedral adalah SF6 dan XeF6. (Rino, 2019)
8
lebih orbital atom dalam satuan atom. Misalkan pada CH4 , memiliki
konfigurasi elektron sebagai berikut:
s Linear H2
sp Linear CO2
9
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Alat
a. HCl
10
Diambil Pt sebagai atom pusat lalu dihubungkan Cl sebanyak
empat terletak pada sudut segiempat. Bentuk molekul senyawa ini
adalah segiempat datar h. PF5
Diambil atom P sebagai atom pusat lalu dihubungkan atom F
sebagai atom terminal. Bentuk molekul senyawa ini adalah
segitiga bipiramida
2. Membuat molekul etana (C2H6)
11
IV. DATA PENGAMATAN
Rumus
Rumus
No Bentuk Keterangan Gambar
Molekul
Molekul
12
5 NH3 AX3E 107,3°
13
KURSI
10 C6H12 AX12E6 120°
PERAHU
12 CHFBrCl - 109,6°
V. PEMBAHASAN
14
untuk menjelaskan bentuk molekul kimiawi berdasarkan gaya tolakan
elektrostatik antar pasangan elektron.
Untuk senyawa HCl dan BeCl2 diketahui bahwa senyawa tersebut
memiliki bentuk molekul linear karena membentuk ikatan ion yang saling
berhubungan. Setelah dihitung elektron valensinya dan menggunakan teori
domain eletron, didapat bahwa senyawa HCl dan BeCl2 mempunyai dua
pasangan elektron ikatan dan nol pasangan elektron bebas. hal ini dapat
dilihat dari konfigurasi electron ataupun melihat letak golongan dari ataom-
atom diatas. Ikatan yang terdapat pada HCl adalah ikatan kovalen polar
karena terdapat penggunaan pasangan elektron bersama di antara atom-atom
yang berikatan pada HCl. Ikatan yang terbentuk yaitu ikatan ionik, dimana
terdapat serah terima elektron dari elektron valensi Be yang akan tertarik ke
arah atom Cl. Hal tersebut terjadi karena atom Cl memiliki
keelektronegatifan yang lebih tinggi sehingga menunjukkan bentuk molekul
yaitu linier.
Untuk senyawa BF3 diketahui bahwa senyawa tersebut memiliki
bentuk trigonal planar, dimana Boron sebagai atom pusat mengikat tiga
atom Fluor. Hal tersebut menyebabkan adanya tiga pasangan elektron
terikat dan nol pasangan elektron bebas. BF3 merupakan pengecualian dari
kaidah oktet, dimana atom pusat memiliki elektron kurang dari 8 dan hanya
memiliki 6 elektron pada kulit terluarnya. Disamping itu, dengan kesamaan
sudut ikatan yang disebabkan oleh gaya tolak-menolak antara pasangan
elektron ikatan.
Pada senyawa CH4, elektron valensi yang dimiliki oleh C dan
berikatan dengan H memberikan bentuk molekul tetrahedral dengan 4
pasang elektron ikatan dan tidak terdapat pasangan elektron bebas. Ikatan
yang terjadi pada molekul CH4 adalah ikatan kovalen non polar karena tidak
terdapat pasangan elektron bebas, sehingga molekul yang terbentuk
memiliki bentuk yang sama dan simetris dengan pasangan elektron yang
dipakai bersama-sama tertarik sama kuat ke semua atom sehingga terbentuk
sudut sebesar 109,5 .
15
Pada senyawa NH3, Nitrogen membutuhkan tiga elektron lagi agar
unsur tersebut oktet. Usur N mengikat hidrogen sebanyak tiga dan hidrogen
membutuhkan satu elektron agar molekul tersebut duplet. Ikatan nitrogen
dan hidrogen yang terbentuk disebut ikatan kovalen karena kedua unsur
tersebut adalah non logam. Senyawa tersebut memiliki bentuk molekul
trigonal piramida dimana mempunyai tiga pasangan elektron ikatan dan satu
pasangan elektron bebas.
Pada senyawa H2O, terdapat ikatan kovalen. Unsur O membutuhkan
dua elektron agar duplet sesuai kaidah struktur Lewis. Oleh karena itu unsur
O mengikat hidrogen sebanyak dua, sehingga terdapatdua pasangan
elektron ikatan dan dua pasangan elektron bebas yang membentuk molekul
V.
Pada senyawa PtCl4,diambil Pt sebagai atom pusat. PtCl4 didapatkan
ada empat pasangan elektron ikatan dan dua pasang elektron bebas,
sehingga membuat PtCl4 berbentuk segiempat planar. Pada senyawa
tersebut terdapat ikatan kovalen
Pada senyawa PF5, terdapat ikatan kovalen. Melalui perhitungan
elektron valensi didapatkan bahwa P membutuhkan tiga elektron dan F
membutuhkan satu elekron lagi. Pada PF5 terdapat lima pasang elektron ikat
dan nol pasang elektron bebas, sehingga membentuk bentuk molekul
trigonal bipiramida.
Pada etana (C2H6) terdapat ikatan anatara C dan H, dimana dua atom
C diambil sebagai atom pusat dan enam atom H masing – masing berikatan
dengan atom C. Diatur kedudukan H dengan diputarkan atom C-C sehingga
atom H tepat berada diantara kedua atom H pada atom C yang lain,
terbentuklah bentuk molekul tetrahedral
Pada benzena (C6H6) dibentuk cincin benzen dengan C sebagai
bentuk pusat atom yang trigonal dan hidrogen di sekelilingnya.
Terbentuklah bentuk molekul heksagonal dengan sudut masing-masing
120º.
Isomer optik adalah isomer konfigurasi yang mampu memutar
bidang cahaya terpolarisasi searah atau berlawanan arah jarum jam dan
16
terdapat C kiral. Melalui perhitungan diantara tiga senyawa yaitu
CHFBrCL, CH2CL2, dan CH2ClBr; dapatkan hasil bahwa CHFBrCl
merupakan isomer optic aktif karena mempunyai C kiral.
VI. KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
1. Gambarkan molekul-molekul HCl dalam wujud cair, ikatan apa yang terjadi
antara molekul-molekul HCl ? bentuk molekul HCl adalah sebgai berikut
dan pada molekul HCl terdapat ikatan kovalen
3. Mengapa sudut ikatan pada CH4 berbeda dengna NH3 dan H2O ?Yang mana
sudut ikatannya paling besar dan yang mana paling kecil ?
Karena bentuk molekul CH4 berbeda dengan NH3 dan H2O. CH4 memiliki
bentuk molekul tetrahedral, H2O memiliki bentuk molekul V, dan NH3
memiliki bentuk molekul trigonal piramida. Sudut ikatan paling besar
dimiliki oleh H2O yaitu sebesar 120 º dan yang paling kecil yaitu NH 3
sebesar 107,5º.
19
Biloks Pt adalah +2. Ikatan yang terbentuk antara Pt dan Cl adalah ikatan
kovalen koordinasi dimana ada empat pasangan elektron ikatan dan dua
pasang elektron bebas, menunjukkan adanya pasangan elektron yang tidak
saling terikat atau menggunakan
5. Apakah terdapat pasangan elektron bebas di sekitar atom P pada senyawa
PF5
20
Dimisalkan model molekul sikloheksana diletakkan pada sebuah kertas
yang disebut bidang, dan ditarik garis lurus keatas yang disebut dengan
sumbu .Bila diperhatikan, terdapat dua jenis posisi yang dimiliki oleh
hidrogen, yakni hidrogen yang sejajar bidang dan hidrogen yang sejajar
sumbu. Jenis hidrogen yang terletak pada/sejajar bidang dikatakan sebagai
hidrogen ekuatorial.Sedangkan hidrogen yang terletak sejajar sumbu
dikatakan sebagai hidrogen aksial
Pada konformasi kursi atom-atom hidrogen terdapat dalam konformasi
stagger (goyang) sedangkan pada konformasi biduk atom-atom hidrogen
terdapat dalam konformasi eklips. Pada konformasi eklips akan terjadi
tolakan-tolakan antara elektron ikatan dengan atomatom hidrogen.
Sehingga energi yang diperlukan untuk membentuk konformasi eklips akan
lebih tinggi bila dibandingkan untuk membentuk konformasi stagger
(goyang). Kestabilan suatu konformasi dapat dilihat dari besar energi yang
diperlukan dalam pembentukkannya. Karena untuk membentuk konformasi
biduk diperlukan energi yang lebih tinggi, maka konformasi biduk
dikatakan sebagai konformasi yang tidak stabil.
21