Anda di halaman 1dari 5

“SELEKSI ALAM SANG BAPAK EVOLUSI”

(Teori Evolusi Darwin)

Evolusi berasal dari bahasa latin yang berarti “membuka gulungan” atau “membuka
lapisan” yang kemudian diserap dalam bahasa inggris “evolution” yang artinya perubahan
secara bertahap (Hendriani, n.d.). Hal ini berarti evolusi menggambarkan adanya perubahan
yang terjadi secara bertahap sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama. Evolusi
muncul dari asumsi-asumsi berbagai ahli yang kemudian dikenal dengan teori evolusi.
Berbagai teori evolusi muncul dan bahkan hidup di tengah-tengah dunia ini dan tidak akan
pernah menghilang dan bahkan semakin terkenal dan di teliti. Salah satu teori yang sangat
terkenal adalah Teori Darwin yang dikemukakan oleh Charles Robert Darwin. On the Origin
of Species (1859) adalah buku yang menjadi rangkuman teori evolusi Darwin yang
menyatakan bahwa organize berevolusi dari generasi ke generasi melalui pewarisan ciri fisik
atau perilaku dengan landasan adanya keberadaan variasi di ciri-ciri atau karakter tersebut
(Wulandari, 2021).
Asal mula teori Darwin adalah hasil pengamatannya dimana ia mengumpulkan spesimen
atau fosil-fosil yang ia temukan dan menjadikannya koleksi dan membuat catatan yang
dipercaya bahwa kelak akan membantu Darwin mengembangkan pemikiran terkait geologi,
kepunahan, dan evolusi. Salah satu penemuan yang menjadi dasar teori Darwin adalah
spesies burung finch. Kebanyakan spesies hewan di kepulauan tempat ia meneliti
(Galapagos) tidak ditemukan di tempat lainnya meskipun terdapat beberapa kesamaan ciri-
ciri dengan spesies hewan di daratan Amerika Selatan. 14 spesies burung finch berhasil
dikumpulkan oleh Darwin di kepulauan Galapagos dan burung-burung tersebut sedikit
memiliki kemiripan dengan burung yang ada di Amerika Selatan tetapi spesiesnya berbeda
dan terdapat perbedaan pada bentuk paruh sesuai dengan jenis makanannya. Dari penemuan
tersebut, Darwin menyimpulkan bahwa burung-burung finch yang ditemukan di kepulaun
Galapagos sebenarnya berasal dari Amerika Selatan tetapi karena suatu hal (seperti
perubahan iklim), menyebabkan burung-burung tersebut menuju kepulauan Galapagos dan di
Galapagos burung-burung tersebut tersebar ke berbagai daerah yang berbeda kondisi
lingkungannya dan alam melakukan seleksi sehingga hanya varian (variasi baru) yang adaptif
yang dapat hidup dan berkembangbiak (Irnaningtyas, 2018).
Makhluk hidup yang adaptif itu berarti mahkluk hidup yang mampu beradaptasi atau
mampu menyesuakan diri dengan lingkungan sekitar seperti suhu lingkungan, jenis makanan,
iklim, dll. Spesies yang adaptif inilah yang nantinya akan melakukan interhibridasi (saling
kawin dengan sesamanya) dan akan menghasilkan variasi baru yang memungkinkan
terbentuknya spesies baru. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa evolusi berarti
adanya perubahan secara bertahap dengan kata kunci “perubahan” sehingga terbentuknya
spesies baru yang jauh berbeda dengan spesies nenek moyangnya menjadi tanda bahwa ada
proses evolusi.

1
Berbagai proses yang dilalui Darwin disertai berbagai penemuan hasil dari penelitian
menjadi akar atau awal dari teori evolusi yang sangat terkenal sampai sekarang dan Darwin
mendapat julukan “Bapak Evolusi”. Dua teori utama Darwin yaitu spesies-spesies yang hidup
sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa lalu dan evolusi terjadi karena
seleksi alam atau seleksi alam merupakan penyebab evolusi adaptif.
Teori Darwin yang paling banyak di bahas adalah teori evolusi mengenai seleksi alam.
Seleksi alam sendiri adalah proses dimana alam akan memilih variasi makhluk hidup di
dalamnya dan hanya makhluk hidup yang memiliki variasi sesuai dengan lingkungannya
yang akan bertahan hidup dan sisanya punah (Kaseke, 2017). Darwin mengemukakan teori
evolusinya tentang seleksi alam mencakup tiga hal penting yaitu seleksi alam terjadi karena
adanya perbedaan keberhasilan pada reproduksi organisme, seleksi alam terjadi melalui suatu
interaksi antara lingkungan dengan variasi yang dimiliki oleh organisme yang menyusun
suatu populasi, dan produk seleksi alam merupakan adaptasi organisme suatau populasi
terhadap lingkunyannya (Irnaningtyas, 2018).
Proses Bekembang biak (bereproduksi atau menghasilkan keturunan) diperlukan ruang
dan makanan yang cukup. Sebagai contoh apabila sebuah organisme atau makhluk hidup
melakukan reproduksi di tempat yang terbuka otomatis proses reproduksinya akan diganggu
oleh makhluk hidup lainnya atau bahkan oleh para pemangsa sehingga proses reproduksi atau
berkembangbiaknya tidak akan berlangsung baik. Makanan juga dibutuhkan dalam proses
reproduksi dimana ketika sebuah makhluk hidup melakukan reproduksi otomatis akan
memerlukan energi dan energi bisa didaptkan dari makanan sehingga otmatis ketika makhluk
hidup tidak memiliki energi yang cukup ketika melakukan reproduksi otomatis hasilnya juga
tidak akan baik. dari semua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pada proses
reproduksi juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar apabila makhluk hidup bisa
menyesuaikan lingkungan maka reproduksinya juga akan berhasil namun sebalinya apabila ia
tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan atau tidak mampu bertahan dengan
keadaan lingkungan maka proses reproduksinya tidak akan berhasil. Seperti makanan
ataupun ruang yang sangat berpengaruh dalam proses reproduksi sehingga variasi atau
sepesies yang akan sebagai hasil radi reproduksi tergantung dengan lingkungan sekitar atau
apakah sang induk mampu melewati slekesi-seleksi dari alam dan ketika ia mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungnnya dalam proses reproduksi maka hasil reproduksi
dinyatakan hasil dari seleksi alam. Selain itu, proses reproduksi dimana setiap populasi
cenderung bertambah banyak karena memiliki kemampuan berkembang biak (bereproduksi).
Jadi pada seleksi alam itu mengharuskan suatu organisme dengan berbagai variasi hasil
reproduksi harus menyesuaikan lingkungan atau melalui suatu interaksi dengan lingkungan.
Dengan kata lain ketika induk melakukan proses reroduksi harus memalui seleksi alam
seperti penyesuaian ruang dan makanan dan begitupun ketika proses reproduksi berhasil dan
menghasilkan organisme yang bervariasi maka organisme tersebut juga akan tetap terjadi
seleksi alam dimana ia berinteraksi dengan lingkungan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan seperti jenis makanan, dll sehingga individu yang dapat bertahan adalah individu
atau organisme yang memiliki variasi yang cocok dengan lingkungannya atau terjadi seleksi

2
alam (adanya perbedaan dalam kemampuan bertahan hidup dengan menyesuaikan
lingkungan)
Sesuai dengan dua pernyataan diatas bahwa pada dasarnya produk atau hasil dari seleksi
alam adalah berkaitan dengan adaptasi organisme dengan lingkungannya apabila ia mampu
melalui seleksi alam atau mampu bertahan hidup adalah organisme yang mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau memiliki variasi yang cocok (adaptif) dnegan
lingkungan dnegan kata lain mampu beradaptasi dengan baik dan sebaliknya apabila sebuah
organisme tidak mampu beradaptasi dengan baik atau tidak mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan berarti ia akan mengalami kematian atau kepunahan. Jadi akibat dari
seleksi alam, organisme dengan variasi genetik yang sesuai di lingkungannya cenderung
mampu memperbanyak keturunan daripada organisme dari spesies yang sama tetapi tidak
memiliki variasi dan hal ini bisa mempengaruhi susunan genetik spesies secara keseluruhan.
Teori Darwin ini terus berkembang dan menarik perhatian orang banyak karena
sejalan dengan berbagai bukti berupa fosil dan sebagainya, namun terlepas dari itu tetap
menimbulkan kontroversi terutama bagi umat kristiani. Meskipun sudah banyak teori evolusi
sebelumnya namun Darwin adalah orang pertama yang mengemukakan atau
mengembangkan model yang masuk akal mengenai bagaimana terjadinya evolusi (seleksi
alam). Darwin dahulunya adalah seorang kristen atau ia dulunya masih menyebut dirinya
sebagai seorang kristen, namun suatu ketika dia menyangkali iman kristen dan keberadaan
Tuhan karena beberapa tragedi dalam hidupnya atau beberapa penemuan dari hasil
penelitiannya.
Pada dasarnya evolusi “diciptakan” oleh seorang ateis namun tujuan Darwin bukan
menyangkal keberadaan Tuhan tetapi lebih ke arah ingin membuktikan salah satu hasil dari
teori evolusi. Namun tanpa sadar evolusi memapukan ateisme atau menjadi dasar munculnya
ateisme. Para sarjana evolusi menganggap bahwa “kreasi” adalah sesuatu yang tidak ilmiah
dan tidak pantas untuk ditelaah secara ilmiah. Hal ini dikarenakan, ada anggapan bahwa
untuk dapat dianggap sebagai “sains” maka sesuatu itu harus dapat diamati dan diuji atau
harus “alamiah”. Sedangkan secara definisi kreasi itu adalah “supranatural”. Allah dan hal-ha
supranatural lainnya tidak dapat diamati dan diuji sehingga dengan kata lain evolusi
menyangkali adanya keterlibatan Allah dalam alam semesta. Jelas bahwa pada dasarnya
evolusi adalah dasar orang-orang ateis untuk menjelsakan bagaiaman hidup dapat berada
tanpa adanya Allah dan evolusi adalah “teori kreasi” untuk para ateisme namun bertentangan
dengan “teori kreasi” bagi kekristenan.
Salah satu teori Darwin yang menimbulkan kontroversi adalah teori “seleksi alam”.
Hal ini memang menjadi teori yang masuk akal sehingga banyka diterima oleh banyak orang
namun tetap bahwa pada dasarnya teori evolusi akan menjadi dasar bagi ateisme sehingga
teori ini juga pastinya memiliki sisi yang bertolak belakang dengan alkitab yang adalah kitab
suci orang kristen. Hal yang pertama adalah tentunya diketahui semua bahwa evolusi ini
membutuhkan waktu yang snagat lama dan bertahap seperti yang sudah disebutkan dan
bahkan Darwin juga menegaskan bahwa proses seleksi ala mini juga tentunya akan
membutuhkan waktu yang cukup lama karena berlangsung secara alami atau berasal dari
alam sendiri sehingga teori ini bertentangan dengan penciptaan yang hanya berlangsung

3
selama enam hari (kejadian 1) dan hari ketujuh adalah hari istirahat. Jelas dalam alkitab
bahwa penciptaan dilakukan hanya dalam enam hari dan dalam enam hari itu semuanya
sudah diciptakan dan dikatakan bahwa segala jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan semua
yang ada di dunia ini sehingga dengan kata lain semua jenis atau semau variasi sudah ada dan
sudah diciptakan dengan waktu yang singkat.
Hal ini tentunya menimbulkan kontroversi namun sebagai umat kristen kita tahu
bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan (Lukas 1:37) apa yang tidak mungkin bagi
manusia atau apa yang tidak bisa terpikirkan oleh manusia, mampu dilakukan oleh Tuhan
sehingga otomatis “teori kreasi” memang sulit untuk dibuktikan oleh manusia atau apapun
itu karena Tuhan itu tidak terbatas tetapi manusia terbatas dan dalam alkitab (Ayub 38)
adalah bukti mengenai pemikiran manusia yang masih terbatas dan tidak mampu mnegerti
akan segala penciptaan Tuhan yang sangat tidak terbatas.
Kemudian hal yang paling mungkin dan yang paling menjadi kontroversi adalah
proses seleksi alam yang adalah mula munculnya berbagai variasi makhluk hidup di
kehidupan ini yang semuanya muncul karena seleksi dari alam sendiri bukan karena seorang
“pencipta” atau semuanya berjalan bukan karena sosok tertentu. Hal ini sudah sangat jelas
bertetntangan dengan ajaran kristen karena kita percaya bahwa semuanya itu terjadi karena
Tuhan dan tidak ada yang terlepas dari kekuasaan-Nya dan yang perlu kita pegang adalah
segala sesuatu adalah milik Allah seperti pada kejadian satu dimana segala sesuatunya adalah
Allah yang menciptakan dan bahkan sains juga adalah ciptaan Tuhan. Tidak ada yang terjadi
di dunia ini tanpa izin Allah sehingga bisa dikatakan evolusi, sains, dan segala pemikiran
manusia juga adalah rencana dan pernyataan Allah. Alkitab adanya pernytaan khusus Allah
dan sains adalah pernyataan umum Allah dimana pernyataan umum memiliki arti yang benar
apabila dipahami dalam kerangka pernyataan khusus begitupun dengan pernyataan khusus
mendapat penjelsana memadai dengan memahami pernyataan umum (Kaseke, 2017).
Jadi dengan kata lain sains dan alkitab bisa kita gunakan untuk saling mendukung
atau sains menjadi alat kita dalam membuktikan pengetahuan kita membuktikan bahwa kita
adalah manusia yang memilik akal budi dan pengetahuan yang tinggi dan dengan
pengetahuan tersebut diharapkan untuk menjadi pembuktian kebesaran Tuhan bukan menjadi
dasar bagi orang-orang yang tidak percaya Tuhan. sehingga tugas kita adalah bagaimana kita
bisa memadupadankan sains dan alkitab agar bisa menjadi sesuatu karya yang sangat indah
dan semuanya hanya dan untuk Allah dan yang perlu kita ingatkan bahwa Alkitab bukan
buku teks ilmiah dan tujuannya bukan memperlihatkan kebenaran-kebenaran ilmiah, tetapi
menyatakan kehendak dan maksud Allah bagi manusia. Selain itu dengan adanya teori
evolusi maka menjadi pembuktian bahwa firman Tuhan memang adalah kebenaran karena
banyak teori evolusi yang sangat tidak logis seperti manusia berasal dari kera dan dengan hal
tersebut semakin membuktikan bahwa firman Tuhan adalah satu-satunya yang dapat
dipercaya dan satu-satunya kebenaran yang mutlak.

4
Daftar Pustaka
Hendriani, D. Y. (n.d.). BIOLOGI-PB10.pdf. Retrieved from cdn-gbelajar.simpkb.id: https://cdn-
gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Biologi/Perpembelajaran/BIOLOGI-PB10.pdf

Irnaningtyas, D. (2018). Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII;Evolusi;Perjalanan Darwin dalam Penemuan
Teori Evolusi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kaseke, F. Y. (2017). ALAM SEMESTA MENURUT AJARAN ALKITAB DAN EVOLUSIONISME. SAAT IMAN
DAN AKAL BERBENTURAN, 1-11.

Wulandari, T. (2021, November 23). mengenal-toxodon-dan-asal-usul-ide-teori-darwin. Retrieved


from Detik Edu: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5822748/mengenal-toxodon-
dan-asal-usul-ide-teori-darwin#:~:text=Teori%20evolusi%20Darwin%20dirangkum
%20dalam,ciri%2Dciri%20atau%20karakter%20tersebut.

Anda mungkin juga menyukai