H
Advokat & Legal Konsultan
Kantor Hukum Jallu & Associates
Ruko Square No.11 JLS Salatiga, Dukuh Sidomukti Kota Salatiga
• Konsultasi adalah suatu proses yang biasanya didasarkan pada karakteristik hubungan yang sama yang ditandai
dengan saling mempercayai dan komunikasi yang terbuka, bekerja sama dalam mengidentifikasikan masalah,
menyatukan sumber-sumber pribadi untuk mengenal dan memilik strategi yang mempunyai kemungkinan dapat
memecahkan masalah yang telah diidentifikasi, dan pembagian tanggung jawab dalam pelaksanaan dan evaluasi
program atau strategi yang telah direncanakan.
• Konsultasi adalah teknik layanan untuk mengembangkan hubungan kerja sama antara konselor dan klien.
Menurut Audit Commission konsultasi adaslah bagian dari proses dialog yang mengarah kepada sebuah keputusan.
Definisi tersebut menyiratkan tiga aspek dalam konsultasi, yaitu :
• Konsultasi adalah sebuah dialog, yang di dalamnya ada aktifitas berbagai dan bertukar informasi dalam rangka untuk
memastikan pihak yang berkonsultasi agar mengetahui lebih dalam tentang suatu tema. Oleh karenanya konsultasi
adalah sesuatu yang edukatif dan inklusif;
• Konsultasi adalah sebuah proses. Konsultasi adalah sebuah proses yang interaktif dan berjalan;
• Konsultasi adalah tentang aksi dan hasil. Konsultasi harus dapat memastikan bahwa pandangan yang dikonsultasikan
mengarah kepada sebuah pengambilan keputusan. Oleh karenanya konsultasi adalah tentang aksi dan berorientasi
kepada hasil.
Proses Konsultasi:
1. Pre Entry (sebelum masuk). Konsultan menjelaskan nilai-nilai kebutuhan, anggapan, dan tujuan tentang individu, kelompok,
organisasi serta menilai kemampuan dan keterampilan konsultan sendiri;
2. Entry (masuk). Pernyataan masalah diungkapkan, dihubungkan, dirumuskan, dan menetapkan langkah-langkah yang perlu
diikuti;
3. Gathering Information (pengumpulan informasi). Untuk menjelaskan masalah dengan cara mendengarkan, mengamati, memberi
pernyataan, pencatatan yang baku, interview, dan pertemuan kelompok;
4. Defining Problem (merumuskan masalah). Penilaian informasi digunakan dalam menentukan tujuan untuk perubahan;
5. Determining Problem Solution (menentukan solusi masalah). Informasi dianalisis dan disintesis untuk menemukan pemecahan
masalah yang paling efektif terhadap masalah yang dihadapi konsulti;
6. Stating Objectives (menetapkan sasaran). Hasil yang dicapai diukur dalam suatu periode tertentu, kondisi tertentu, dan
mendeskripsikan pemecahan masalah dan didukung oleh faktor-faktor lain untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan;
7. Implementing The Plan (mengimplementasikan rencana). Intervensi diimplementasikan dengan mengikuti garis
pedoman/langkah, dengan cara memberitahukan semua bagian yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, siapa yang
bertanggung jawab, dan hasil-hasil yang diharapkan;
8. Evaluation (evaluasi). Aktivitas-aktivitas yang sedang berjalan dimonitor, proses, penaksiran hasil diperlukan untuk mengevaluasi
aktivitas konsultan;
9. Termination (pemberhentian). Kontak langsung dengan konsultan berhenti, tetapi pengaruh proses diharapkan berlanjut. Putusan
dibuat untuk menunda perbuatan, perancangan kembali, dan melaksanakan kembali, serta mengakhirinya dengan sempurna.
• UU No 16 Tahun 2011 tentang Bantuan HukumBantuan Hukum adalah jasa hukum yang
diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum secara cuma-cuma kepada Penerima Bantuan
Hukum.
• UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat Bantuan hukum adalah jasa yang diberikan oleh
advokat secara cuma-cuma kepada klien yang tidak mampu
• PP No. 83 Tahun 2008 tentang Pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma-Cuma Bantuan
Hukum Secara cuma-cuma adalah jasa hukum yang diberikan Advokat tanpa menerima
pembayaran honorarium meliputi pemberian konsultasi hukum, menjalankan kuasa, mewakili,
mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan pencari
keadilan yang tidak mampu.
SECARA UMUM
• Mempromosikan, melindungi, memfasilitasi, dan menyediakan Bantuan Hukum
• Menjamin hak-hak penerima Bantuan Hukum;
• Menjamin / Memastikan Bantuan Hukum dilaksanakan secara luas /merata.
- Jasa hukum adalah jasa yang diberikan advokat berupa Profesi advokat tidak mencari duit semata,
tetapi harus disertai semangat turut
memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menenggakkan hukum, kebenaran dan
keadadilan.
menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan
Profesi yang bebas dan mandiri, tetapi harus
melakukan tindakan hukum untuk kepentingan klien. menjunjung tinggi HAM.
- Advokat adalah penegak hukum yang memiliki kedudukan Pribadi advokat wajib memiliki solidaritas
diantara teman sejawat, wajib membela jika
setara dengan penegak hukum lainnya yakni Hakim, Jaksa, terkena masalah.
• Semua perkara perdata yang masuk di pengadilan wajib menempuh Seorang yang memfasilitasi
proses mediasi sebelum dilakukan pemeriksaan terhadap pokok penyelesaian sengketa melalui
perkara. Dasar hukum mediasi di pengadilan adalah Peraturan proses perundingan untuk
Mahkamah Agung (PERMA) No.1 Tahun 2008. memperoleh kesepakatan
antara pihak yang berselisih
• Mediasi Penal adaslah Penyelesaian Perkara Pidana diluar proses
pengadilan, misalnya melalui diskresi aparat penegak hukum,
mekanisme perdamaian, lembaga adat dan sebagainya;
Pada Pasal 1 angka 2 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur
Mediasi di Pengadilan (“Perma 1/2016”), disebutkan bahwa:
Mediator adalah Hakim atau pihak lain yang memiliki Sertifikat Mediator sebagai pihak netral yang
membantu Para Pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian
sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian.
SIAPA MEDIATOR?
• Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses
perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian
sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan
sebuah penyelesaian. Mediator dipilih berdasarkan kesepakatan
antara pihak sengketa dengan pilihan mediatornya adalah hakim-
hakim bukan pemeriksa pokok perkara pada pengadilan agama atau
Surat Kapolri Surat Kapolri No. Pol:
advokat atau akademisi hukum yang bersertifikat mediator dari B/3022/XII/2009/SDEOPS tanggal 14
lembaga yang telah memperoleh akreditasi dari Mahkamah Agung Desember 2009 tentang Penanganan
Republik Indonesia. Kasus Melalui Alternatif Dispute
Resolution (ADR) yang menekankan
penyelesaian kasus pidana dengan
menggunakan ADR sepanjang
disepakati oleh pihak-pihak yang
Jika mediasi dilakukan dengan bantuan mediator hakim, maka mediasi wajib berperkara.
dilaksanakan di salah satu ruangan di dalam gedung Pengadilan tingkat pertama
dan pembebanan biaya adalah hanya terbatas untuk pemanggilan para pihak
yang jumlahnya tergantung pada biaya radius yang telah ditetapkan Pengadilan.
Namun apabila mediasi dilakukan dengan bantuan mediator non hakim (advokat /
akademisi hukum), maka para pihak boleh/dapat memilih penyelenggaraan
mediasi di tempat lain di luar gedung pengadilan tingkat pertama, dan
pembebanan biaya tergantung pada kesepakatan antara para pihak dengan
mediator. Sedangkan apabila mediasi melibatkan seorang ahli, maka semua biaya
untuk kepentingan ahli ditanggung para pihak berdasarkan kesepakatan.
SIAPAPUN dapat menjadi paralegal, sepanjang ia bukan Advokat dan mau
bekerja sukarela untuk kepentingan masyarakat miskin,Seperti pemuka
masyarakat, pemuda, Ketua Adat, aktivis serikat buruh, guru, mahasiswa,
petani, nelayan dll Seseorang yang bukan
Dalam Permenkumham no 1 tahun 2018 Advokat, yang memiliki
a. warga negara Indonesia; pengetahuan dibidang
b. berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun;
hukum, baik hukum materiil
c. memiliki pengetahuan tentang advokasi masyarakat; dan/atau
d. memenuhi syarat lain yang ditentukan oleh Pem beri Bantuan Hukum.
maupun hukum acara,
dengan pengawasan atau
organisasi bantuan hukum,
yang berperan membantu
masyarakat pencari keadilan.
Logika menunjukan adanya ketepatan penalaran.
Penalaran adalah bentuk pemikiran.
Fungsi Mediator
1. Membuat Perkara Lebih sederhana dari pada penyelesaian melalui proses hukum.
2. Membuat lebih Efisien dan Efektif
3. Mampu Menjaga hubungan baik para pihak;
4. Membuat Akses yang luas bagi para pihak yang bersengketa untuk memperoleh rasa keadilan
FUNGSI PARALEGAL
Memberikan penyuluhan hukum;
Memberikan konsultasi hukum;
Investigasi perkara, baik secara elektronik maupun non-elektronik;
Melakukan mediasi dan atau Negosiasi
Pemberdayaan masyarakat;
Pendampingan di luar pengadilan;
Perancangan dokumen hukum;
TUGAS PARALEGAL
Menghubungkan komunitas yang mengalami ketidakadilan atau
pelanggaran HAM dengan sistem hukum yang ada;
Menjalankan fungsi fungsi mediasi, advokasi (litigasi/non
litigasi/perubahan kebijakan) dan pedampingan masyarakat.
Kodet 7 organisasi advokat yang ditetapkan bersama pada tanggal 23 Mei 2002
berlaku sampai ada yang baru.
KEPRIBADIAN ADVOKAT
- Kepribadian advokat Indonesia adalah : WNI yang bertqwa kepada Tuhan YME,
bersikap kesatria, jujur dalam mempertahankan keadilan dan kebenaran, dilandasi
moralitas tinggi, luhur dan mulia, menjunjung tinggi hukum, UU RI, kodet, serta sumpah
jabatan.(Ps. 2)
- Dapat menolak perkara jika bertentangan dengan hati nurai dan tidak ahli. Selebihnya
tidak boleh menolak dengan alasan perbedaan apapun.
- Profesi advokat tidak mencari duit semata, tetapi harus disertai semangat turut
menenggakkan hukum, kebenaran dan keadadilan.
- Profesi yang bebas dan mandiri, tetapi harus menjunjung tinggi HAM.
- Pribadi advokat wajib memiliki solidaritas diantara teman sejawat, wajib membela jika
terkena masalah.
- Profesi advokat tidak boleh nyambi dengan pekerjaan yang merendahkan martabat.
- Harus menjunjung tinggi officium nobile.
- Wajib bersikap sopan.
- Tidak boleh merangkap Jabatan Negara (Pasal 3)
1. Pasal 9-10 UU 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum.
2. Putusan MK No. 88/PUU-X/2012 tanggal 19 Desember 2013
3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian
Bantuan Hukum dan Penyaluran Dana Bantuan Hukum
4. Permenkumham Nomor 1 Tahun 2018 tentang Paralegal dalam Pemberian Bantuan
Hukum
Pertama Identifikasi,
identifikasi para pihak yang terlibat dalam kasus hukum, seperti korban, pelaku, saksisaksi dan pihak
terkait lainnya.
Kedua, pahami alur perkara hukum secara umum
Ketiga, membuat ringkasan kasus
Keempat, membuat teori kasus:
Teori kasus untuk merumuskan bagaimana seorang paralegal dan Advokat bekerjasama dalam
menangani kasus, membuat argumen berdasarkan dalil hukum dan fakta-fakta yang relevan;
suatu penyelesaian secara adil
Restor
ative yang melibatkan pelaku, korban,
keluarga mereka dan pihak lain
yang terkait dalam suatu tindak
pidana, secara bersama-sama
mencari penyelesaian terhadap
tindak pidana tersebut dan
implikasinya, dengan
Justice menekankan pemulihan dan
bukan pembalasan.
SURAT KUASA
JENIS SURAT KUASA
1. Pahami Masalah
Salah satu hal yang sangat penting dalam pembelaan di pengadilan adalah mengetahui secara detail masalahnya.
2. Kuasai Hukum
Hukum tidak hanya berasal dari Peraturan Perundang-Undangan, tetapi juga dapat ditemukan dalam teori, prinsip maupun
pendapat pakar atau ahli hukum yang berkaitan dengan problem hukum yang sedang dihadapi;
3. Lengkapi Bukti
Tidak semua bukti harus diajukan di muka persidangan, melainkan bukti-bukti yang dapat menguatkan dan mendukung
perkara. Bukti-bukti tersebut wajib anda amankan, karena tidak jarang bukti yang bersifat vital akan diperebutkan;
4. Persiapkan Strategi
Strategi dalam berperkara biasanya tidak banyak didapatkan hanya dengan membaca Peraturan Perundang-Undangan
maupun dalam buku-buku teks yang berkaitan dengan perkara namun juga dibutuhkan pengalaman yang cukup dan
kematangan dalam menganalisa kebutuhan, terhadap pilihan strategi yang akan digunakan.
5. Pembelaan yang berkualitas
Kualitas pembelaan yang dimaksud tidak hanya berkaitan dengan kemampuan argumentasi secara lisan, akan tetapi juga
harus didukung oleh argumentasi tertulis melalui pemilihan kata-kata yang berkualitas sesuai dengan prinsip-prinsip dan
bahasa hukum kontemporer.
6. Jangan Menyerah
Keuletan bagi seorang pembela untuk berupaya secara maksimal dalam mematahkan argumentasi yang dapat
melemahkan atau tidak mendukung argumentasi yang kita ajukan. Tentunya tetap dalam koridor hukum sebagai acuannya.
Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat (UU Advokat) dan Putusan perkara Nomor 35/PUU-
XVI/2018 berdasar pada Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-XIV/2016 yang dalam
pertimbangan hukumnya, di antaranya bahwa Pasal 28 ayat (1) UU Advokat arahnya menuju single bar
organizations dan berdasarkan data dari PERADI ada 8 organisasi yang mengemban tugas sementara
organisasi advokat yakni: