Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kelompok Bimbingan Konseling

Wawasan Karir: Pengacara

Kelompok 6:
Karya
Afrian
Faathir A.R
Argha
M.Fathir
Karir/Pekerjaan

Wawasan karir merupakan pengetahuan seseorang mengenai berbagai hal


yang mendukung karir seseorang, salah satunya adalah informasi
mengenai ragam jenis pekerjaan.

Dewasa ini ada banyak ragam pekerjaan. Dari mulai pekerjaan di bidang
teknologi informasi, pendidikan, hukum, ekonomi, seni dan sastra, teknik
dan industri, dan kesehatan. Pada bidang-bidang tersebut juga terbagi
menjadi beberapa jenis berdasarkan kemampuan dan kualitas
keterampilannya yaitu tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan
pekerja kasar.

Tenaga kerja terdidik disebut demikian sebab memperoleh kemampuannya


pada suatu bidang dengan cara menempuh pendidikan formal. Misalnya
pekerjaan dokter, arsitek, bidang, dosen, dan lain-lain.

Tenaga kerja terampil adalah mereka yang memiliki keahlian di suatu


bidang tertentu melalui adanya pelatihan dan pengalaman kerja yang cukup
lama. Misalnya adalah pekerjaan supir bus, musisi, dan lain-lain.

Pekerja kasar adalah sebutan untuk tenaga kerja yang tidak memiliki latar
belakang pendidikan formal dan keterampilan dari pelatihan. Biasanya,
pekerja kasar hanya mengandalkan tenaga saja. Misalnya adalah kuli.

Pada tugas ini, kami akan membahas wawasan karir pengacara.


Pengertian Pengacara

Secara umum pengacara termasuk tenaga kerja terdidik dalam bidang


hukum. Artinya untuk menjadi seaorang pengacara diperlukan pendidikan
formal khusus.

Menurut Wikipedia, pengacara adalah jasa profesi hukum yang berperan


dalam suatu sengketa yang dapat diselesaikan di luar atau di dalam sidang
pengadilan. Dalam profesi hukum, dikenal istilah beracara yang terkait
dengan pengaturan hukum acara dalam Kitab Undang-undang Hukum
Acara Pidana dan Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata. Istilah
pengacara dibedakan dengan istilah Konsultan Hukum yang kegiatannya
lebih ke penyediaan jasa konsultasi hukum secara umum.

Pembelaan dilakukan oleh pengacara terhadap institusi formal (peradilan)


maupun informal (diskursus), atau orang yang mendapat sertifikasi untuk
memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan.[1] Di
Indonesia, untuk dapat menjadi seorang pengacara, seorang sarjana yang
berlatar belakang Perguruan Tinggi hukum harus mengikuti pendidikan
khusus dan lulus ujian profesi yang dilaksanakan oleh suatu organisasi
pengacara.

Pada UU No. 18 Tahun 2003, advokat adalah orang yang berprofesi


memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang
memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan UU ini.
Tugas Pengacara

Dalam praktiknya, pengacara terbagi menjadi dua jenis yaitu litigasi dan
non-litigasi atau korporasi. Litigasi artinya jasa hukum di dalam pengadilan.
Sedangkan non-litigasi atau korporasi artinya jasa hukum di luar
pengadilan.

Tugas dan fungsi pengacara dapat bervariasi tergantung pada bidang


spesialisasi mereka, tetapi secara umum, berikut adalah beberapa tugas
dan fungsi yang umum dilakukan oleh seorang pengacara:

1. Memberikan nasihat hukum. Artinya pengacara bertugas untuk


memberikan nasihat hukum kepada klien mereka. Mereka menganalisis
situasi hukum klien, menyelidiki fakta-fakta terkait, dan memberikan
panduan tentang hak dan kewajiban hukum yang relevan.

2. Representasi hukum. Artinya sebagai perwakilan hukum klien,


pengacara bertindak sebagai juru bicara yang mewakili kepentingan
klien di hadapan pengadilan, arbitrase, atau dalam negosiasi. Mereka
menyusun argumen hukum, mempersiapkan dokumen-dokumen
hukum, dan membela kepentingan klien mereka.

3. Penelitian hukum. Pengacara melakukan penelitian hukum yang


mendalam untuk memahami peraturan hukum yang relevan, preseden
hukum, dan kasus serupa. Penelitian ini membantu mereka
mempersiapkan kasus, menyiapkan argumen hukum yang kuat, dan
memahami implikasi hukum dalam kasus tertentu.
Tugas Pengacara

4. Penyelesaian sengketa. Pengacara terlibat dalam penyelesaian


sengketa di luar pengadilan, seperti negosiasi, mediasi, atau arbitrase.
Mereka bekerja untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan
bagi klien mereka dan meminimalkan perselisihan hukum yang lebih
lanjut.

5. Penulisan dan review dokumen hukum. Pengacara menulis dan


mereview dokumen-dokumen hukum, seperti kontrak, perjanjian,
gugatan, atau pernyataan hukum. Mereka memastikan bahwa
dokumen-dokumen tersebut memenuhi persyaratan hukum, melindungi
kepentingan klien, dan meminimalkan risiko hukum.

6. Konsultasi dan pendampingan hukum. Pengacara memberikan


konsultasi hukum kepada klien mereka, menjawab pertanyaan hukum,
dan memberikan panduan selama proses hukum. Mereka juga
mendampingi klien dalam prosedur hukum, seperti interogasi,
persidangan, atau mediasi.

7. Advokasi dan perlindungan hak-hak. Pengacara berperan dalam


advokasi dan perlindungan hak-hak individu atau kelompok yang
terlibat dalam sistem hukum. Mereka berjuang untuk keadilan,
mengadvokasi perubahan hukum yang diperlukan, dan melindungi hak
hak klien mereka.

8. Etika profesional. Seorang pengacara diharapkan mematuhi etika


profesional dan menjaga kerahasiaan klien. Mereka harus berperilaku
secara etis, menjaga kepercayaan klien, dan mematuhi standar dan
peraturan yang ditetapkan oleh badan hukum yang berwenang.
Cara Menjadi Pengacara

1. Mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA)


2. Mengikuti Ujian Profesi Advokat (UPA)
3. Mengikuti kesempatan magang atau internship di kantor advokat
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun secara terus-menerus di kantor
advokat.
4. Pengangkatan dan sumpah advokat
Kesimpulan

Demikian penjelasan singkat mengenai karir pengacara. Dari penjelasan di


atas dapat dilihat bahwa proses untuk menjadi seorang pengacara
bukanlah hal yang mudah. Membutuhkan proses yang panjang serta
konsistensi dan komitmen yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai