Oleh:
Maulana Firdaus
1193050061
BANDUNG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN
Oleh:
NIM: 1193050061
Telah diperiksa dan memenuhi syarat untuk dinilai dan dapat dikeluarkan nilai akhir (Kumulatif)
untuk Magang Kerja Peradilan Agama.
Mengetahui Mengetahui
............................... ...............................
NIP: NIP:
i
LEMBAR PENILAIAN
KETERANGAN NILAI
MAGANG KERJA PERADILAN AGAMA
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
NIM : 1193050061
Jurusan : Ilmu Hukum
Tempat Magang : Pengadilan Agama Sumedang
Nilai Akhir : …../….. (Angka/Huruf)
Bandung, ………………….2022
Pembimbing,
……………………………
NIP.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, atas segala rahmat, berkat, serta
hidayahnya sehingga penulis senantiasa dapat menyelesaikan Magang Kerja Peradilan Agama di
Pengadilan Agama Sumedang sebagaimana yang diharapkan. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarganya, para sahabatnya, para tabi'in dan
tabi'at nya, para ulama yang senantiasa menuruti jejak langkahnya, para guru yang telah
menyedekahkan ilmunya, serta semoga sampai kepada kita selaku umat nya.
Dengan penuh rasa syukur penulis serahkan Laporan Magang Kerja Peradilan Agama ini
sebagai hasil pengamatan penulis selama satu bulan melaksanakan kegiatan magang kerja
peradilan agama di Pengadilan Agama Sumedang. Sungguh kegiatan magang kerja peradilan
agama merupakan ajang besar bagi penulis untuk mengembangkan keahlian dan mengenal dunia
peradilan agama yang merupakan pranata hukum dan keadilan di Indonesia. Selain itu magang
kerja peradilan agama benar-benar mengubah pandangan penulis terhadap praktek penegakan
hukum di Indonesia.
Sebagai rasa hormat pula, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis menyelesaikan laporan praktikum
peradilan agama ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
2. Dr. Fauzan Ali Rasyid, M. Si. selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum.
3. Dr. H., Utang Rosidin, S.H., M.H. selaku Ketua Prodi/Jurusan Ilmu Hukum.
iii
4. Drs. Dimyati, S.H., M.H. selaku Fasilitator I Pengadilan Agama Sumedang.
5. Drs. Erik Sumarna, S.H., M.A. selaku Fasilitator II Pengadilan Agama Sumedang
6. Drs. Harun Nur Rasyid, selaku Fasilitator III Pengadilan Agama Sumedang
8. Della Liani Abidin, A.Md, selaku petugas meja III Pengadilan Agama Sumedang
9. Seluruh staf Pengadilan Agama Sumedang yang telah memberikan bimbingan dan
ilmu serta masukan kepada penulis selama kegiatan Magang Kerja Peradilan
Agama di Pengadilan Agama Sumedang
10. Semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu yang telah ikut
memberikan dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis selama pelaksaan
praktikum maupun saat penyusunan laporan ini.
Akhir kata penyusun sangat menyadari begitu banyak kekurangan dalam pelaksanaan
magang kerja peradilan agama maupun dalam penyusunan laporan magang kerja peradilan
agama ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan maklum dari seluruh pembaca laporan ini
karena penulis meyakini tidak ada kesempurnaan melainkan hanya Allah Swt. semata dan
penulis hanya seorang hamba yang tidak dapat luput dari perbuatan khilaf dan dosa. Besar
harapan penulis agar laporan ini dapat membawa banyak manfaat kepada pembacanya. Kritik
dan saran sangat penulis butuhkan demi perbaikan dan perkembangan dalam karya penulis
berikut.
Maulana Firdaus
NIM 1193050061
iv
DAFTAR ISI
Contents
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................................i
LEMBAR PENILAIAN............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................v
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................14
5
A. Kedudukan Pengadilan Agama.....................................................................................14
BAB IV....................................................................................................................................19
BAB V......................................................................................................................................52
PENUTUP................................................................................................................................52
A. Kesimpulan...................................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................55
6
BAB I
PENDAHULUAN
1
Buku Panduan Magang Kerja Peradilan Agama, Fakultas Syariahdan Hukum, UIN Sunan Gunung Djati
Bandung, 2022, hlm 1
2
Ibid.
1
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2
C. Tujuan Magang Kerja Peradilan Agama3
Tujuan Magang Kerja Peradilan Agama adalah untuk:
3
Ibid., hlm 3.
4
Ibid., hlm 4.
5
Ibid., hlm 3
3
1. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan secara daring pada tanggal 31 Februari
2022;
4
BAB II
5
wilayah Indonesia dan sebagai realisasi sebagai kedudukan dan wewenang pengadilan
agama dalam melaksanakan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 maka dikeluarkan
peraturan pelaksanaannya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan
petunjuk teknis dikeluarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1975 dan
petunjuk operasional dengan Instruksi Dirjen Bimas Islam Nomor : D/INS/117/1975.
6
Website Resmi Pengadilan Agama Sumedang. Sejarah Pengadilan Agama Sumedang. http://www.pa-
sumedang.go.id/en/profil-pengadilan/sejarah-pengadilan, diakses pada 6 Maret 2022.
6
B. Visi dan Misi Pengadilan Agama Sumedang
Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan
ingin mewujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah pernyataan yang
diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini dan
menjangkau masa yang akan datang. Hax dan Majluf dalam Akdon (2006)
menyatakan bahwa visi adalah pernyataan yang merupakan sarana untuk:
1. Menunjukan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh organisasi
dan bidang kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan.
VISI
7
Ahmad Calam dan Amnah Qurniati. Merumuskan Visi dan Misi Lembaga Pendidikan dalam Jurnal SAINTEKOM
Vol. 15, No. 1, Januari 2016, hlm. 54
8
Ibid, hlm. 57.
9
Website Resmi Pengadilan Agama Sumedang. Visi dan Misi Pengadilan Agama Sumedang. http://www.pa-
sumedang.go.id/en/profil-pengadilan/visi-dan-misi, diakses pada 9 Maret 2022.
7
"Terwujudnya Pengadilan Agama Sumedang yang Agung"
MISI
2) Penyuluhan hukum;
4) Court Excellence.
Jabatan Struktural, yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktur
organisasi. Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah
(eselon IV/b) hingga yang tertinggi (eselon I/a). Contoh jabatan struktural di Lembaga
Pengadilan adalah Ketua Pengadilan, Wakil Ketua Pengadilan, Panitera, Panitera
Muda, Sekretaris, dan Pejabat Kesekretariatan. Jabatan Fungsional, yaitu jabatan
teknis yang tidak tercantum dalam struktur organisasi, tetapi dari sudut pandang
fungsinya sangat diperlukan dalam pelaksansaan tugas-tugas pokok organisasi.
8
Contoh jabatan fungsional di Lembaga Pengadilan adalah Hakim, Panitera Pengganti,
Juru Sita/Juru Sita Pengganti.10
Kasub Bagian Perencanaan, TI, dan Pelaporan : Heriyana Efendi, ST., S.Sy.
10
Fitri, Seputar Jabatan Struktural Dan Jabatan Fungsional PNS. https://lldikti12.ristekdikti.go.id/
2010/08/03/seputar-jabatan-struktural-dan-jabatan-fungsional-pns.html, diakses pada 12 Maret 2022
11
http://www.pa-sumedang.go.id/en/profil-pengadilan/struktur-organisasi, diakses pada 12 Maret 2022
9
3) Drs. Endang Sofwan, M.H.
1) Dani Musliandani
2) Iskandar Fuadi
3) Zainudin
4) Yusup
6) Sarip Hidayat
10
E. Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama Sumedang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan
dalam pasal 24 ayat (2) bahwa Peradilan Agama merupakan salah satu lingkungan
peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung bersama badan peradilan lainnya
di lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara, dan Peradilan Militer,
merupakan salah satu badan peradilan pelaku kekuasaan kehakiman untuk
menyelenggarakan hukum dan keadilan bagi rakyat pencari keadilan perkara tertentu
antara orang-orang yang beragama Islam.
12
Website Resmi Pengadilan Agama Sumedang. Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama Sumedang.
http://www.pa-sumedang.go.id/en/profil-pengadilan/tugas-pokok-dan-fungsi, diakses pada 12 Maret 2022
11
Agama dalam tingkat pertama (vide: Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2006).
6. Fungsi Lainnya:
12
BAB III
1. Kewenangan absolut
13
perbedaannya dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkatan
pengadilan. dalam perbedannya dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau
tingkatan pengadilan lainnya, misalnya: Pengadilan agama berkuasa atas perkara
perkawinan bagi mereka yang beragama islam sedangkan bagi yang selain islam
menjadi kekuasaan peradilan umum. Pengadilan agamalah yang berkuasa
memeriksa dan mengadili perkara dalam tingkat pertama, tidak boleh langsung
berperkara di pengadilan tinggi agama atau mahkamah agung.Banding dari
pengadilan agama diajukan ke pengadilan tinggi agama, tidak boleh diajukan ke
pengadilan tinggi.13
a. Perkawinan;
b. Waris;
c. Wasiat;
d. Hibah;
e. Wakaf;
13
Chatib Rasyid Hukum acara perdata dalam teori dan praktik pada peradilan agama. Yogyakarta : UII Press,
2009, hlm 27.
14
Harahap, M. Yahya. Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi. Bidang Perdata, Edisi Kedua, Jakarta: Sinar
Grafika, 2005, hlm 100.
14
f. Zakat;
g. Infaq;
h. Shadaqah; dan
i. Ekonomi syari'ah.
2. Kewenangan Relatif
Kekuasaan relatif diartikan sebagai kekuasaan pengadilan yang satu jenis dan
satu tingkatan, dalam perbedaannya dengan kekuasaan pengadilan yang sama
jenis dan sama tingkatan lainnya, misalnya antara Pengadilan Negeri Magelang
dengan Pengadilan Negeri Purworejo, antara Pengadilan Agama Muara Enim
dengan Pengadilan Agama Baturaja. Pengadilan Negeri Magelang dan Pengadilan
Negeri Purworejo satu jenis, sama-sama lingkungan peradilan umum dan sama-
sama pengadilan tingkat pertama. Pengadilan Agama Muara Enim dan Pengadilan
Baturaja satu jenis, yaitu sama-sama lingkungan peradilan agama dan satu
tingkatan, sama-sama tingkat pertama.15
15
Loc. Cit, Chatib Rasyid, 2009.
15
a. Gugatan diajukan kepada pengadilan yang wilayah hukumnya meliputi
wilayah kediaman tergugat. Apabila tidak diketahui tempat kediamannya
maka pengadilan di mana tergugat bertempat tinggal.
b. Apabila tergugat lebih dari satu orang maka gugatan dapat diajukan kepada
pengadilan yang wilayah hukumnya meliputi wilayah satu kediaman
tergugat.
d. Apabila objek perkara adalah benda tidak bergerak, gugatan dapat diajukan
ke pengadilan yang wilayah hukumnya meliputi letak benda tidak bergerak.
b. Permohonan dispensasi perkawinan bagi calon suami atau istri yang belum
mencapai umur perkawinan diajukan oleh orang tuanya yang bersangkutan
kepada pengadilan agama yang wilayah hukumnya meliputi kediaman
pemohon.
16
Abdullah Tri Wahyudi, Peradilan Agama di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, hlm 87.
16
d. Permohonan pembatalan perkawinan diajukan kepada pengadilan agama
yang wilayah hukumnya meliputi tempat dilangsungkannya pernikahan
atau tempat tinggal suami atau istri.17
17
Op. Cit, Abdullah Tri Wahyudi, 2004, hlm 89.
17
BAB IV
18
Pihak yang mendaftar perlu menyerahkan beberapa dokumen perkara
kepada petugas di meja pendaftaran, diantaranya sebagai berikut:
a. Surat Gugatan/permohonan
Bagi para pihak yang tidak menggunakan jasa advokat maka pengadilan
agama Sumedang bekerja sama dengan Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Sunan Gunung Djati Bandung menyediakan Pos Bantuan Hukum yang salah
satu tugasnya adalah membantu para pihak membuat surat
gugatan/permohonan sehingga saat para pihak telah siap dengan persyaratan
yang diperlukan barulah menghadap meja pendaftaran untuk diberikan
informasi terkait besar panjar biaya perkara serta Surat Keterangan Untuk
Membayar (SKUM).
Setelah menerima SKUM, para pihak akan diarahkan ke loket bank untuk
membayar biaya panjar perkara. Setelah tahap pembayaran selesai pihak
kembali ke meja pendaftaran untuk mendapat nomor register perkara serta
diberitahu untuk menagezelen bukti-bukti tertulis ke Kantor Pos
Kabupaten/Kota Sumedang yang kemudian wajib dibawa ketika sidang
pertama dan diserahkan kepada Majelis Hakim yang menangani perkara di
ruang sidang yang ditentukan kemudian.
b. akta cerai;
19
c. dokumen resmi pengadilan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-
undangan.
1. Pendaftaran Perkara
19
Direktorat Jenderal badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI, Buku II Pedoman Pelaksanaan Tugas dan
Administrasi Peradilan Agama. hlm 25-26.
20
Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, proses pendaftaran suatu perkara
dilakukan oleh petugas meja pendaftaran. Pihak yang telah melengkapi
persyaratan pengajuan perkara diberikan SKUM dan membayar ke meja Bank
kemudian petugas meja pendaftaran meregistrasi kedalam SIPP dan memberikan
nomor registrasi perkara. Dokumen perkara kemudian dimasukkan kedalam map
perkara dan diberikan nomor perkara serta diserahkan ke Panitera Muda
permohonan/gugatan untuk kemudian masuk kepada tahapan Penetapan majelis
oleh Ketua Pengadilan Agama Sumedang.
21
Untuk perkara cerai (baik gugat maupun talak) pemeriksaan perkara selambat-
lambatnya 30 hari sejak gugatan didaftarkan di kepaniteraan pengadilan agama
sumedang.
Pemanggilan para pihak dilakukan oleh juru sita/juru sita pengganti atas
perintah ketua majelis secara resmi dan patut. Apabila para pihak tidak ditemui di
tempat kediamannya, maka surat pemanggilan diberikan kepada Lurah/Kepala
Desa setempat untuk kemudian diteruskan kepada yang bersangkutan. Tenggang
waktu pemanggilan para pihak dengan hari sidang adalah 3 hari sebelum hari
persidangan.
Apabila tempat kediaman pihak yang dipanggil tidak diketahui atau tidak
mempunyai tempat kediaman yang jelas di Indonesia, maka pemanggilannya
dilaksanakan melalui bupati/ walikota setempat dengan cara menempelkan surat
panggilan pada papan pengumuman pengadilan agama/mahkamah syar'iyah.
(Pasal 390 ayat (3) HIR/718 ayat (3) RBg). Dalam hal yang dipanggil meninggal
dunia, maka panggilan disampaikan kepada ahli warisnya. Jika ahli warisnya tidak
dikenal atau tidak diketahui tempat tinggalnya, maka panggilan dilaksanakan
melalui kepala desa/lurah (Pasal 390 ayat (2) HIR/Pasal 718 ayat (2) RBG).
22
Indonesia di negara yang bersangkutan. Permohonan pemanggilan sebagaimana
tersebut pada huruf (j) tidak perlu dilampiri surat panggilan, tetapi permohonan
tersebut dibuat tersendiri yang sekaligus berfungsi sebagai Surat panggilan
(Relaas). Meskipun surat panggilan (Relaas) itu tidak kembali atau tidak
dikembalikan oleh direktorat jenderal protokol dan konsuler departemen luar
negeri, panggilan tersebut sudah dianggap sah, resmi dan patut (Surat Ketua
Mahkamah Agung kepada Ketua Pengadilan Agama Batam Nomor
055/75/91/I/UMTU/Pdt./1991 tanggal 11 Mei 1991). Tenggang waktu antara
pemanggilan dengan persidangan sebagaimana tersebut dalam huruf (j) dan (K)
sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sejak surat permohonan pemanggilan
dikirimkan.
6. Pelaksanaan Persidangan
Putusan dapat berkekuatan hukum tetap apabila telah lewat 14 hari sejak putusan
tersebut dibacakan yang dihadiri kedua belah pihak yang berperkara. Namun,
apabila putusan tersebut bersifat verstek tanpa dihadiri pihak tergugat/termohon,
maka putusan tersebut harus diberitahukan terlebih dahulu oleh juru sita/juru sita
pengganti kepada pihak tergugat/termohon agar berkekuatan hukum tetap.
Perkara yang sudah lengkap berkas perkaranya dan telah putus maka
dilakukan minutasi berkas perkara oleh majelis hakim yang menangani perkara
23
dibantu oleh panitera pengganti, selambat-lambatnya 14 hari sejak putusan
dibacakan. Berkas perkara disusun secara kronologis serta dijahit dan disegel
(oleh petugas meja produk atau meja III), serta diparaf dan diberi tanggal oleh
ketua majelis hakim. Untuk minutasi berkasi perkara di Pengadilan Agama sendiri
telah menerapkan sistem One Day Minutation dimana suatu berkas perkara harus
selesai diminutasi dihari yang sama putusan dibacakan dalam sidang putusan.
Sistem ini merupakan terobosan Badilag MA RI untuk meningkatkan adminstrasi
perkara di pengadilan agama sebagaimana Surat Edaran Ditjen Badilah Nomor
1924.c/DJA/OT.01.3/VII/2018 perihal Peningkatan Kinerja dan Pelayan Peradilan
Agama.
24
Gambar 2: Statistik Perkara Bulan Januari 2022
Dari ketiga data statistik perkara tersebut dapat dilihat bahwa pada bulan
Desember 2021 perkara yang ditangani oleh Pengadilan Agama Sumedang
berjumlah 381 perkara yang diakumulasikan dari sisa perkara bulan lalu
(November) dan perkara masuk bulan Desember serta perkara yang putus dan
telah minutasi. Selanjutnya pada bulan Januari 2022 perkara yang ditangani oleh
Pengadilan Agama Sumedang berjumlah 368. Pada bulan ini Pengadilan Agama
25
Sumedang berhasil memutus perkara sebanyak. Pada Bulan Februari Pengadilan
Agama Sumedang menangani 378 perkara.
PUTUSAN
Nomor 1064/Pdt.G/2021/PA.Smdg
Erna Widiawati binti H. Agus Sobur, umur 40 tahun, agama Islam, pekerjaan
mengurus rumah tangga, pendidikan S1, tempat kediaman di Dusun Maleber RT 01
RW 04, Desa Wado, Wado, Kab. Sumedang, Jawa Barat, selanjutnya telah
memberikan kuasa kepada Ahmad Kamaludin, S.Sy dan Opik Rahmat, SH, yang
berkantor di kantor Hukum "AHMAD KAMALUDIN DAN REKAN" Alamat Jalan
Pangeran Sugih RT. 001, RW 014, Kel. Kota Kulon Kecamatan Sumedang Selatan
Kabupaten Sumedang., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 17 Maret 2021,
sebagai Penggugat;
melawan
Arryantho bin Suyono umur 44 tahun, agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan
Wiraswasta, tempat kediaman di Dusun Maleber RT 02 RW 05, Desa Wado, Wado,
26
Kab. Sumedang, Jawa Barat, selanjutnya memberikan kuasa kepada Hendrik
Hermawan, SH dan Rd.M.Yanto Gahrianto.K,SH,adalah Advokat/Penasehat Hukum
pada Kantor Hukum Hendrik H Simanungkalit dan Rekan yang beralamat di Jl.
Kebonkol No.79 Kelurahan Regol Wetan, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten
Sumedang, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 14 April 2021,sebagai
Tergugat;
DUDUK PERKARA
Bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tanggal 23 Maret 2021 telah mengajukan
gugatan yang telah didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Sumedang, dengan
Nomor 1064/Pdt.G/2021/PA.Smdg, tanggal 23 Maret 2021, dengan dalil-dalil sebagai
berikut:
1. Bahwa pada hari Ahad, tanggal 22 Januari 2006 dihadapan Petugas Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Penggugat dan Tergugat
telah melangsungkan pernikahan sebagimana termaktub dari Kutipan Akta Nikah
Nomor: 91/ 91/ I/ 2006 tertanggal 22 Januari 2006;
2. Bahwa sesudah menikah antara Penggugat dengan Tergugat telah bergaul dengan baik
sebagai mana layaknya suami isteri dan tinggal Bersama di Bandung sampai tahun
2009 dan setelah itu pindah ke kecamatan Wado Kabupaten Sumedang;
3. Bahwa dari hasil pernikahan tersebut, Penggugat dan Tergugat dikaruniai anak 3
yaitu:
27
4. Bahwa semula rumah tangga Penggugat dan Tergugat berjalan dengan baik, rukun,
dan harmonis sebagaimana layaknya suatu rumah tangga yang baik, akan tetapi hal
tersebut sekitar bulan agustus 2016 terjadi masalah ekonomi dimana tergugat tidak
mau bekerja, sedangkan pembangunan rumah dan tempat usaha serta modal usaha ada
dari hasil pinjaman, ketika ada yang menagih ke rumah tergugat malah bilang minta
aja ke penggugat, sedangkan penggugat hasil dari usaha yang tidak seberapa hanya
cukup untuk kebutuhan sehari-hari, disuruh kerja tergugat malah bermalas-malasan,
tetapi penggugat mencoba untuk tetap bersabar;
5. Bahwa puncak permasalahanya adalah pada November tahun 2020 dimana tergugat
punya pekerjaan Proyek Di Jakarta, tetapi setiap berangkat dan kebutuhan sehari-hari
selalu minta kepada penggugat, setelah beberapa bulan malah tidak ada hasil dari
pekerjaan tersebut, pas ditanya oleh penggugat mana hasil dari pekerjaan kebetulan
penggugat membutuhkan buat biaya anak-anak yang ada malah tergugat membentak
dan mau menampar penggugat setelah itu terjadi percekcokan bahkan penggugat
dilindungi tetangga di takutkan sifat tempramentalnya tergugat yang pada akhirnya
sepakat penggugat dan tergugat untuk berpisah ( bercerai);
6. Bahwa sejak bulan November 2020 penggugat tidak pernah diberikan lagi nafkah
lahir maupun batin oleh tergugat;
7. Bahwa, permasalahan ini sudah pernah di damaikan oleh keluarga kedua belah pihak
tetapi tidak berhasil;
8. Bahwa, oleh karena itu maka dalam perkawinan antara penggugat dengan tergugat
sudah tidak ada lagi ikatan lahir batin, padahal ikatan lahir batin merupakan azas yang
sakral dari suatu perkawinan yang harus senantiasa ada dan melekat pada diri suami
istri dalam mengarungi mahligai rumah tangganya, sebagaimana ditentukan dalam
pasal 1 UU No.16 tahun 2019 bahwa : “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha
esa”;
9. Bahwa, dengan demikian sebagai salah satu tujuan utama dalam suatu perkawinan,
incasu, antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak mungkin dapat tercapai,
karenanya perkawinan antara penggugat dan tergugat sudah tidak mungkin untuk
28
dapat dipertahankan lagi walaupun untuk hal itu sudah diupayakan sehingga sesuai
dengan ketentuan ex pasal 19 hurup f PP No. 9/ 1975, gugatan penggugat beralasan
untuk dikabulkan;
10. Bahwa untuk menghindari tekanan bathin yang berkepanjangan, maka Penggugat
beralasan hukum kalau perkawinan tersebut diputuskan dalam suatu perceraian
dengan Tergugat berikut dengan segala akibat hukumnya; Berdasarkan alasan-alasan
tersebut di atas, dengan segala kerendahan hati Penggugat mohon kepada yang
terhormat Pengadilan Agama Sumedang c.q. yang terhormat Majelis Hakim
Pengadilan Agama Sumedang yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk
memanggil Penggugat dan Tergugat agar hadir di muka persidangan, memeriksa dan
mengadlii perkara ini serta menjatuhkan putusan sebagai berikut:
PRIMAIR:
SUBSIDAR:
Apabila yang terhormat Ketua Pengadilan Agama Sumedang c.q. yang terhormat
Majelis Hakim Pengadilan Agama Sumedang yang memeriksa dan mengadili perkara
ini berpendapat lain dalam peradilan yang baik mohon keadilan yang seadil adilnya
(ex aequo et bono);
Bahwa pada hari dan tanggal sidang yang telah ditetapkan, Penggugat menghadap di
persidangan didampingi kuasanya, dan Tergugat telah datang menghadap di
persidangan di dampingi kuasanya;
Bahwa Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan Penggugat dan Tergugat agar
rukun kembali membina rumah tangga, namun tidak berhasil;
29
Bahwa Penggugat dan Tergugat telah menempuh proses mediasi dengan mediator
Non Hakim Bersertifikat bernama Drs. Eman Sulaeman, SH.. sebagaimana laporan
mediator Nomor 1064/Pdt.G/2021/PA.Smdg tanggal 8 April 2021, akan tetapi tetap
tidak berhasil untuk rukun kembali;
Bahwa dalil PENGGUGAT pada Point 4 (empat) yang menuduh TERGUGAT tidak
mau bekerja, kami menolak dan tidak membenarkan dalil PENGGUGAT tersebut
sebagai bukti/alasan yang menjadi kenyataan, yang sebenar terjadi adalah
TERGUGAT pada tahun 2016 bersama-sama dengan PENGGUGAT membuka
usaha/toko di rumah kediaman bersama sejak tahun 2012, yang mana segala
pemasukan dan pengeluaran/keuangan usaha milik bersama tersebut dipegang serta
diatur oleh PENGGUGAT, sedangkan TERGUGAT menjalankan usaha yang
tugasnya menjual Air Mineral Galon, Botol dan gelas dengan berkeliling
menggunakan mobil Pick Up dan menawarkan/menjual ke rumah-rumah serta toko-
toko di sekitaran wilayah wado, bahkan sampai di luar wilayah wado sehingga
TERGUGAT tidak mengatur dan memegang masalah keuangan usaha/toko maka
untuk masalah pembayaran ke Peminjam itu sudah disepakati bersama antara
PENGGUGAT dan TERGUGAT yakni PENGGUGAT lah yang bertugas melakukan
pembayaran setiap adanya tagihan apapun. Terbukti bahwa dalil PENGGUGAT dapat
dikatakan dalil yang mengada-ngada;
30
Bahwa dalil PENGGUGAT dalam gugatannya pada Point 5 (lima), bahwa
TERGUGAT membantah keseluruhan dalil tersebut, karena yang sebenarnya terjadi
adalah pada saat TERGUGAT harus pergi ke jakarta sekitar tahun 2020 TERGUGAT
selalu meminta uang Operasional terlebih dahulu kepada Pemberi proyek (Bos)
karena TERGUGAT hanya sebagai Supir untuk mengantar Bos nya ke tempat proyek
yang berada di jakarta, jadi jika uang operasional tidak diberikan/dikirimkan terlebih
dahulu oleh Bos tersebut maka TERGUGAT tidak akan pergi ke jakarta. Sedangkan
dalil yang mengatakan jika TERGUGAT mau menampar PENGGUGAT hal tersebut
tidak benar karena yang sebenarnya terjadi adalah TERGUGAT hanya marah biasa
saja dan tidak ada niat sedikitpun untuk menampar PENGGUGAT;
Bahwa TERGUGAT menolak secara tegas dalil PENGGUGAT pada point 6 (enam)
gugatannya yang mengatakan sejak bulan November 2020 TERGUGAT tidak pernah
diberikan lagi nafkah lahir maupun batin oleh TERGUGAT, hal tersebut tidak benar
karena yang sebenarnya terjadi bahwa terakhir TERGUGAT masih memberikan
nafkah kepada PENGGUGAT untuk keperluan/biaya sekolah anak-anak pada awal
bulan April 2021 bahkan TERGUGAT sepanjang tahun 2021 hampir setiap hari
memberikan nafkah kepada PENGGUGAT dengan cara Transfer ke rekening milik
PENGGUGAT dengan besarannya variatif tiap harinya, Terbukti bahwa dalil
PENGGUGAT dapat dikatakan dalil yang mengada-ngada;
Bahwa TERGUGAT menolak secara tegas dalil PENGGUGAT pada point 7 (tujuh)
gugatannya yang mengatakan jika permasalahan ini sudah pernah didamaikan oleh
keluarga kedua belah pihak, karena yang sebenarnya terjadi permasalahan ini belum
pernah dilakukan pertemuan kedua belah pihak untuk melakukan upaya perdamaian
antara PENGGUGAT dan TERGUGAT, Terbukti bahwa dalil PENGGUGAT dapat
dikatakan dalil yang mengada-ngada;
31
dalam gugatannya yang mengatakan hasil pernikahan PENGGUGAT dan
TERGUGAT telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak yaitu Fayyaz Arrdya Akasya umur
14 tahun, Kaylyla Arrdya Jazzmeen umur 9 tahun dan Zayyden Arrdya Prakasa Umur
3 tahun, inilah bukti bahwa PENGGUGAT dan TERGUGAT masih mempunyai
ikatan Lahir dan Bathin yaitu anak hasil dari Pernikahan antara PENGGUGAT dan
TERGUGAT;
Bahwa TERGUGAT semenjak awal Pernikahan selalu memberikan nafkah lahir dan
bathin, sejak tahun 2006 awal pernikahan TERGUGAT sudah bekerja di perusahaan
bidang kuliner/Caffe yang berada di Kota Bandung dengan kedudukan sebagai
manajer lapangan dengan pendapatan yang cukup besar, namun pada tahun 2012
pihak isteri dan keluarganya PENGGUGAT meminta dan memohon Supaya
TERGUGAT Resign/mengundurkan diri dari Pekerjaannya dan Pulang ke Wado ke
tempat kediaman PENGGUGAT untuk merintis usaha bersama ditempat kediaman
PENGGUGAT dengan maksud supaya tidak jauh dengan keluarga sehingga
TERGUGAT mengikuti keinginan serta permohonan dari PENGGUGAT padahal
pendapatan TERGUGAT sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
antara PENGGUGAT dan TERGUGAT;
Bahwa PENGGUGAT selalu mendapatkan uang yang cukup besar dari TERGUGAT
karena setiap pendapatan/penghasilan dari TERGUGAT dan dari pemberian orangtua
32
TERGUGAT selalu diberikan secara penuh kepada isteri TERGUGAT yaitu
PENGGUGAT itu sendiri;
Bahwa perceraian itu dibenci oleh Allah, karena Dari Umar ia berkata bahwa
Rasulullah saw bersabda “sesuatu yang halal tapi dibenci allah adalah
perceraian” (H.R Abu Daud dan Hakim) tentunya bukan suatu kebetulan bila
rasulullah saw. Berkata dengan susunan kalimat di atas yang menurut kejelian kita
untuk memahami dengan iman bahwa kita harus berpikir seribu kali sebelum
memutuskan untuk bercerai, karena pada kalimat tersebut yang ditekankan
adalah kebencian allah pada perceraian itu bukan pada halalnya. Disaat
PENGGUGAT dengan TERGUGAT dinikahkan maka pada saat itu allah SWT. Telah
menciptakan Mitsaqan galizha (perjanjian agung Q.S Al Nisa:21) yang artinya
pernikahan bukan perjanjian yang bisa dimain-mainkan, maka dalam islam, seseorang
yang sudah terikat dalam pernikahan tidak bisa main cerai seenaknya saja serta tidak
semestinya pernikahan tersebut sebagai barang mainan yang seenaknya bisa dilempar,
dibuang, dipecahkan atau bahkan dirusak;
Maka dengan alasan-alasan pada surat jawaban TERGUGAT memohon dan meminta
kepada Ketua Pengadilan Agama Sumedang Cq Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini dapat memberikan Putusan sebagai berikut:
ATAU
Apabila Ketua Pengadilan Agama Sumedang Cq. Majelis Hakim Pengadilan Agama
Sumedang yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, mohon
putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono).
33
Bahwa terhadap jawaban Tergugat, Penggugat telah mengajukan repliknya telah di
kirim secara elektronik,di terima secara elektronik oleh Tergugat, tertuang dalam
Berita Acara perkara ini tanggal 6 Mei 2021;
Bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti surat
berupa fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 91/91/I/2006, tanggal 22 Januari 2006
yang diterbitkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Wado, Kabupaten
Sumedang, bermaterai cukup dan sesuai dengan aslinya. Dan telah pula di perlihatkan
kepada Tergugat (bukti P.1);
Bahwa selain bukti tertulis, Penggugat telah pula mengajukan saksi-saksi bernama:
1. Cece Syaharan bin Aleg Sujana, umur 61 tahun, agama Islam, pekerjaan
Buruh, tempat tinggal di Dusun Maleber RT 01 RW 05, Desa Wado,
Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang. Saksi sebagai Tetangga Penggugat,
dibawah sumpah telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai
berikut:
menikah pada 22 Januari 2006 dan telah dikaruniai tiga orang anak;
• Bahwa yang saya tahu keadaan rumah tangga antara Penggugat dengan
Tergugat semula berjalan rukun dan harmonis, namun sejak bulan
November 2020 sering terjadi pertengkaran;
34
mencukupi kebutuhan rumah tangga bersama Penggugat karena Tergugat
tidak bekerja, sementara nafkah untuk Penggugat didapatkan dari orang
tua Penggugat;
• Bahwa yang saya tahu antara Penggugat dengan Tergugat telah pisah
rumah dan sudah tidak ada komunikasi lagi diantara keduanya dan yang
pergi meninggalkan tempat kediaman bersama adalah Tergugat sejak
bulan November 2020;
• Bahwa saksi tidak tahu apakah ada kekerasan dalam rumah tangga dari
Tergugat kepada Penggugat selama berumah tangga;
• Bahwa ada yang menagih hutang pinjaman kepada Penggugat dan sya
tahu dari cerita Penggugat kepada saya;
2. Desi Rohmayanti binti Entis Sutrimo, umur 35 tahun, agama Islam, pekerjaan
Ibu Rumah Tangga, tempat tinggal di Dusun Wado Girang RT 01 RW 02,
Desa Wado, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang. Saksi sebagai Sepupu
35
Penggugat, dibawah sumpahnya telah memberikan keterangan yang pada
pokoknya sebagai berikut:
• Bahwa yang saya tahu keadaan rumah tangga antara Penggugat dengan
Tergugat semula berjalan rukun dan harmonis, namun sejak bulan
November 2020 sering terjadi pertengkaran;
• Bahwa yang saya tahu hanya mereka pernah bertengkar karena saya
bekerja di rumahnya sebagai asisten rumah tangga;
• Bahwa yang saya tahu antara Penggugat dengan Tergugat telah pisah
rumah dan sudah tidak ada komunikasi lagi diantara keduanya dan yang
pergi meninggalkan tempat kediaman bersama adalah Tergugat sejak
bulan November 2020;
36
• Bahwa Tergugat pernah meminta pinjaman kepada orang tua Penggugat
untuk modal menjadi anggota DPRD tetapi tidak di beri oleh orang tua
Penggugat;
• Bahwa saya hanya tahu cerita Tergugat saja, tidak pernah melihat
langsung;
• Bahwa saksi hanya tahu mereka bertengkar tapi tidak tahu apa
masalahnya;
• Bahwa setahu saya usaha milik Penggugat yang dimodali oleh orang
tua Penggugat.
Bahwa untuk menguatkan dalil bantahannnya, Tergugat telah mengajukan bukti surat
berupa;
1. Fotokopi Bukti pembelanjaan dari toko. Bukti surat tersebut telah dinazegelen
dan diberi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata
sesuai, lalu diberi tanda Bukti T.1;
2. Fotokopi Bukti transfer dari Tergugat kepada Penggugat. Bukti surat tersebut
telah dinazegelen dan diberi materai cukup dan telah dicocokkan dengan
aslinya yang ternyata sesuai, lalu diberi tanda Bukti T.2;
37
5. Fotokopi Bukti pembayaran sekolah anak. Bukti surat tersebut telah
dinazegelen dan diberi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya
yang ternyata sesuai, lalu diberi tanda Bukti T.5;
Bahwa selain bukti surat Tergugat telah pula mengajukan saksi-saksi bernama:
1. Ade Deris bin Aang Supana, umur 51 tahun, agama Islam, pekerjaan Tani,
tempat tinggal di Dusun Maleber RT 01 RW 05, Desa Wado, Kecamatan
Wado, Kabupaten Sumedang. Saksi sebagai Tetangga Penggugat, dibawah
sumpah telah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
38
• Bahwa sekitar satu bulan dari sekarang saya terakhir melihat
Penggugat dan Tergugat bersama di rumah,tanggalnya saya lupa
lagi;
39
menikah pada 22 Januari 2006 dan telah dikaruniai tiga orang
anak;
40
keluarga kami baik-baik saja
Bahwa untuk meringkas uraian putusan ini, maka semua hal yang termuat dalam
berita acara sidang perkara ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan
ini;
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana yang
diuraikan di atas;
41
Menimbang, bahwa Pengugat dan Tergugat adalah penduduk Kabupaten Sumedang,
oleh karenanya Pengadilan Agama Sumedang berwenang untuk mengadilinya;
Menimbang, bahwa menganai reflik Penggugat dan duplik Tergugat adalah bagian
dari hak Penggugat dan Tergugat yang tidak terpisahkan dengan gugatan dan
jawaban;
42
Menimbang bahwa bukti P.1 (fotokopi kutipan akta nikah) merupakan akta autentik
(vide pasal 165 HIR jo. pasal 1868-1870 KUHPerdata), bermeterai cukup dan sesuai
dengan aslinya, oleh karenanya bukti P.1 tersebut harus dinyatakan mempunyai
kekuatan hukum pembuktian sempurna (volledig) dan mengikat (bindende), sehingga
antara Penggugat dan Tergugat harus dinyatakan terdapat hubungan hukum, yaitu
sebagai suami isteri sah yang menikah pada tanggal 22 Januari 2006, dan tercatat pada
Kantor Urusan Agama Kecamatan Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang dan
sekaligus memiliki kedudukan hukum sebagai pihak-pihak yang berkepentingan
dalam perkara ini (persona standi in yudicio);
Menimbang bahwa oleh karena alasan gugatan cerai Penggugat adalah perselisihan
dan pertengkaran, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 22 Ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 76 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, Pengadilan perlu mendengar keterangan
saksi-saksi yang berasal dari keluarga atau orang yang dekat dengan pihak yang
berperkara;
Menimbang bahwa saksi-saksi yang diajukan oleh Penggugat tersebut sudah dewasa
dan disumpah, sehingga memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 147
HIR;
43
Menimbang, bahwa Tergugat telah mengajukan alat bukti tertulis dan saksi bernama;
Ade Deris bin Aang Supana, Rida Heryanto bin Suyono dan Lizda Melilina binti H.
Mirza, selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa sesuai dengan bukti T.1 berupa Fotokopi Bukti pembelanjaan dari
toko. Bukti surat tersebut telah dinazegelen dan diberi materai cukup dan telah
dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, Majelis berpendapat bahwa bukti T.1
terebut ada relevansi dengan dalil bantahan Tergugat, dalil Pengugat yang mana
dibantah Tergugat dengan bukti T.1 tersebut, oleh karenanya bukti T.1 dapat di
terima;
Menimbang, bahwa sesuai dengan bukti T.2 berupa Fotokopi Bukti transfer dari
Tergugat kepada Penggugat. Bukti surat tersebut telah dinazegelen dan diberi materai
cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai. Majelis Hakim
berpendapat bahwa bukti tersebut tidak secara jelas apakah sebagai nafkah atau modal
usaha, sehingga tidak jelas, oleh karenanya bukti T.2 sebagai bantahan Tergugat tidak
secara tegas dan jelas peruntukannya sebagai nafkah Tergugat kepada Pengugat atau
bukan, maka Majelis berpendapat bukti T.2 tersebut dapat di tolak;
Menimbang, bahwa sesuai dengan bukti T.3,4,dan 5, bukti tersebut berkaitan dengan
kewajiban orang tua kepada anaknya, bukan sebagai bukti seorang suami kepada
isterinya, Majelis berpendapat sepanjang berkaitan dengan kewajiban suami kepada
isteri dan anak, maka bukti tersebut dapat di terima;
Menimbang bahwa saksi-saksi yang diajukan oleh Tergugat tersebut sudah dewasa
dan disumpah, sehingga memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 147
HIR;
44
Penggugat dan Tergugat sudah tidak serumah lagi, Tergugat pergi meningalkan
rumah kediaman bersama, sudah tida ada komunikasi lagi, saksi kedua dan ketiga;
Tergugat suka pergi ke Bandung, Tergugat tidak pernah membicarakan perihal rumah
tangganya, oleh karena itu keterangan saksi-saksi tersebut dapat di pertimbangkan;
Menimbang, bahwa keluarga kakak kandung dan kakak iparTergugat telah melakukan
upaya perdamaian dengan Penggugat dan keluarganya, pada kesimpulannya bahwa
antara Penggugat dan Tergugat tidak dapat di rukun kembali;
Bahwa Penggugat dan Tergugat terikat suami isteri sah dan sudah dikaruniai 3
orang anak;
Bahwa sejak bulan November tahun 2020 kehidupan rumah tangga Penggugat
dan Tergugat tidak harmonis, antara Penggugat dengan Tergugat telah
terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus dan pisah rumah
yang disebabkan karena nafkah/ekonomi;
45
Menimbang, bahwa dalam ikatan perkawinan suami isteri di tuntut pula adanya suatu
gerak dan langkah yang bersifat mutualistis, yaitu mutual respect (saling hormat),
mutual help (saling bantu membantu), mutual cooperation (saling bekerja sama),
mutual interdependecy (saling ketergantungan) dan mutual understanding (saling
pengertian), fakta dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat tersebut sulit
terwujud:
Menimbang, bahwa perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga tidak dapat
hanya dimaknai dengan adanya pertengkaran mulut atau fisik saja, tetapi dapat
dimaknai dengan adanya sikap acuh tak acuh, tidak saling berkomunikasi, tidak
saling peduli atau adanya keengganan salah satu pihak untuk tinggal bersama dalam
satu tempat kediaman bersama dan salah satu pihak adanya tekad yang kuat untuk
tidak berumah tangga sebagai suami isteri, hal di pandang suatu fakta yang cukup
menjadi alasan perceraian sebagaimana di kehendaki Pasal 32 ayat(1) dan (2)
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Yurisprudensi
Mahkamah Agung Nomor 237.K/AG/1998, tanggal 17 Maret 1998;
Menimbang bahwa mempertahankan perkawinan yang sudah pecah adalah suatu hal
yang sia-sia karena Penggugat dan Tergugat tidak dapat lagi melaksanakan kewajiban
dan mendapatkan hak-haknya sebagai suami istri, sehingga apabila perkawinan
tersebut tetap dipertahankan dikhawatirkan akan terjadi kemadlaratan yang lebih
besar bagi Penggugat dan Tergugat, hal ini sejalan dengan putusan Mahkamah
Agung Republik Indonesia Nomor 38 K/Pdt/AG/1990 Tangal 5 Oktober 1991 yang
menyatakan: ”Kalau Pengadilan telah yakin bahwa perkawinan ini telah pecah, berarti
hati kedua belah pihak sudah pecah pula, maka terpenuhilah isi pasal 19 huruf (f)
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975”;
Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 119 ayat (2) huruf c Kompilasi
Hukum Islam, bahwa talak yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama adalah talak bain
sughra;
MENGADILI
47
Demikian diputuskan dalam permuyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama
Sumedang pada hari Kamis tanggal 29 Juli 2021 Masehi, bertepatan dengan tanggal
19 Dzulhijjah 1441 Hijriyah, oleh Kami Drs. Abdul Malik, M. Si sebagai Ketua
Majelis Hakim, Drs. Endang Sofwan, M.H dan Drs. H. Syamsul Falah, M.H. sebagai
Hakim-hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis Hakim dengan didampingi oleh Hakim-
hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Gilang Kharisma Nirwana, S.Sy, sebagai
Panitera Pengganti, serta dihadiri kuasa hukum Penggugat dan Tergugat beserta
kuasanya.
48
Adapun simulasi persidangan dilakukan sesuai dengan alur persidangan asli
dimana diawali dengan agenda sidang pertama yang berisi pemeriksaan identitas para
pihak untuk mengetaui kecocokan identitas dalam surat gugatan dengan bukti tertulis
yang diajukan (Buku Nikah), selanjutnya hakim melakukan upaya perdamaian dengan
memberikan nasehat serta wejangan kepada para pihak dengan harapan permohonan
cerai talak dapat dicabut dan para pihak dapat kembali rukun sebagaimana sediakala.
Pada sidang ketiga dengan agenda jawaban dari Termohon, Setelah ketua
majelis membuka sidang dan melakukan upaya perdamaian namun tidak berhasil,
sidang dinyatakan tertutup dan Termohon dipersilahkan membaca jawabannya.
Sidang kemudian ditunda dan akan dilanjutkan pada pekan berikutnya dengan agenda
replik. Pada sidang keempat dilakukan pembacaan replik (tanggapan pemohon) dan
pada sidang kelima dilakukan pembacaan duplik tanggapan termohon) sekaligus
mengakhiri proses jawab-menjawab.
49
Pada sidang keenam dilaksanakan agenda sidang pembuktian dimana pemohon
dipersilahkan untuk membuktikan dalil-dalil nya terlebih dahulu. Majelis hakim
mengawali sidang pembuktian dengan pemeriksaan bukti tertulis. Setelah itu
dilanjutkan dengan bukti saksi-saksi dimana pemohon menghadirkan dua orang saksi
yaitu kedua adiknya. Para saksi dipandu untuk bersumpah sebelum diminta
keterangan. Adapun keterangan yang diberikan sama dengan yang tertera pada
putusan aslinya. Termohon tidak mengajukan pembuktian apapun.
50
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan Magang Kerja Peradilan Agama yang dilaksanakan di
Pengadilan Agama Sumedang selama kurang lebih satu bulan lamanya, terdapat
beberapa hal yang dapat disimpulkan khususnya mengenai alur proses penyelesaian
perkara di Pengadilan Agama Sumedang.
c. Meja I akan menaksir panjar biaya perkara sesuai dengan alamat tempat
tinggal dan akan memberikan SKUM, lalu pihak membayar ke Bank yang
telah ditunjuk dan bekerjasama dengan Pengadilan Agama Sumedang.
e. Setelah selesai berkas perkara tersebut masuk ke Meja II untuk ditulis dibuku
register gugatan/permohonan.
f. Dalam jangka waktu dua hari berkas harus sudah diberikan ke Ketua
Pengadilan Agama Sumedang untuk ditentukan PMH nya dan 1 hari untuk
sampai di Panitera untuk penunjukan Panitera Pengganti dan Jurusita
Pengganti.
g. Setelah itu berkas diberikan pada Majelis Hakim yang sudah ditunjuk untuk
ditentukan PHS nya, biasanya 15 hari sejak pendaftaran perkara untuk
penentuan sidang pertama.
52
a. Sidang pertama kali dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum oleh Majelis
Hakim, setelah itu para pihak dipanggil ke ruang sidang oleh Panitera Pengganti
beserta kuasa hukumya jika pihak tersbeut memakai jasa Kuasa Hukum.
b. Dilakukan pemeriksaan identitas para pihak dan Kuasa Hukum dan surat khusus
Kuasa Hukum untuk diterima kuasanya oleh Majelis Hakim. Jika kedua belah
pihak hadir maka sidang ditunda untuk agenda mediasi, jika salah satu pihak tidak
hadir maka sidang ditunda untuk agenda pemanggilan pihak Penggugat atau
Tergugat. Jika salah satu pihak dalam 2 kali panggilan yang sudah sah dan patut
oleh Jurusita Pengganti Pengadilan tidak hadir, maka perkaranya diyatakan gugur
oleh Majelis Hakim. Jika Penggugat hadir, dan Tergugat tidak hadir dalam 2 kali
panggilan oleh Jurusita Pengganti Pengadilan, maka pemeriksaan dilanjutkan
dengan pembuktian dan Majelis Hakim akan menjatuhkan putusan verstek.
c. Jika mediasi berhasil maka perkara tersebut dinyatakan dicabut dan dituangkan
dalam berita acara dan putusan, jika mediasi gagal maka dituangkan dalam berita
acara sidang dan dilanjutkan ke pembacaan gugatan oleh Penggugat.
tersebut dengan terlebih dahulu sidang dinayatakan dibuka untuk umum untuk
pembacaan putusan.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU-BUKU:
Buku Panduan Magang Kerja Peradilan Agama, Fakultas Syariahdan Hukum, UIN Sunan
Gunung Djati Bandung, 2022
54
Chatib Rasyid Hukum acara perdata dalam teori dan praktik pada peradilan agama.
Yogyakarta : UII Press, 2009.
Harahap, M. Yahya. Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi. Bidang Perdata, Edisi Kedua,
Jakarta: Sinar Grafika, 2005.
Abdullah Tri Wahyudi, Peradilan Agama di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Direktorat Jenderal badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI, Buku II Pedoman
Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama.
ARTIKEL/JURNAL:
Ahmad Calam dan Amnah Qurniati. Merumuskan Visi dan Misi Lembaga Pendidikan dalam
Jurnal SAINTEKOM Vol. 15, No. 1, Januari 2016
INTERNET:
Website Resmi Pengadilan Agama Sumedang. Visi dan Misi Pengadilan Agama Sumedang.
http://www.pa-sumedang.go.id/en/profil-pengadilan/visi-dan-misi
http://www.pa-sumedang.go.id/en/profil-pengadilan/struktur-organisasi
Website Resmi Pengadilan Agama Sumedang. Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama
Sumedang. http://www.pa-sumedang.go.id/en/profil-pengadilan/tugas-pokok-dan-fungsi
PERATURAN:
55