Kepada Yth,
Di
Tempat
Hal: Pendapat hukum terhadap gugatan perceraian yang akan diajukan oleh Ibu Nabilah
Ratna terhadap suaminya yang bernama Febri Haryadi.
Dengan hormat,
Maulana Firdaus, S.H. Advokat dan Konsultan Hukum yang berkantor di Jl. Raya Jatinangor No.
13, Sumedang.
Dalam memberikan pendapat hukum ini, kami memiliki pemahaman atas hal ini sebagai
berikut:
1. Semua salinan dokumen yang diberikan kepada kami sesuai dengan aslinya;
2. Semua dokumen tersebut diterbitkan oleh badan yang memiliki kewenangan akan hal
tersebut;
3. Bahwa semua posisi kasus yang tergambarkan jelas pada pendapat hukum ini, diuraikan
sesuai kebenaran dan faktanya;
4. Bahwa benar semua kejadian yang ada pada posisi kasus ini jelas, nyata dan tidak
mengada-ngada.
Setelah mempelajari dokumen-dokumen dan fakta kejadian yang menyangkut
permasalahan dalam perkawinan saudari, maka kami memberikan pendapat dari segi hukum
sebagai berikut:
A. Posisi kasus
Bahwa pada hari Minggu tanggal 15 Mei 2018, telah dilangsungkan perkawinan
antara Nabilah Ratna dan Febri Haryadi sebagaimana terdapat dalam kutipan akta nikah
No:03/04/III/2018 tertanggal 15 Mei 2018 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Setelah perkawinan tersebut, Nabilah Ratna dan Febri Haryadi tinggal bersama
orang tua Febri Haryadi yang beralamat di Perum Permai No. 4 Kel. Cipadung, Kecamatan
Cibiru, Kota Bandung selama enam bulan lamanya, sebelum kemudian pindah dan
menyewa rumah di Sadang Serang, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.
Pada awal perkawinan, Nabilah Ratna dan Febri Haryadi hidup bahagia dan
harmonis layaknya pengantin baru lainnya dan telah dikaruniai seorang anak perempuan
berumur 3 tahun. Sejak bulan Januari 2021, terjadi masalah perekonomian dimana saudari
Nabilah merasa nafkah yang diberikan oleh suami terhadap dirinya tidak lagi seperti
biasanya. Nafkah yang diberikan tidak lagi mencukupi untuk sekedar berbelanja kebutuhan
rumah tangga dan anaknya. Padahal saudari Nabilah mengetahui perekonomian suaminya
masih berjalan stabil dan suaminya sering mendapat bonus lebih dari pekerjaannya sebagai
Karyawan swasta di Bank Mandiri. Namun, Nabilah masih tetap sabar dan berusaha untuk
menutupi kebutuhan sehari-harinya dengan berjualan fashion melalui online.
Akan tetapi, nafkah yang diberikan Suami terhadap Nabilah masih saja sama seperti
sebelumnya, dan Nabilah masih berusaha sabar dan berusaha sendiri seperti biasanya. Pada
bulan November 2021, Nabilah kembali mengetahui bahwa suaminya selama ini masih
melakukan judi online, bahkan Nabilah menemukan bukti bahwa suaminya telah
melakukan perselingkuhan dengan wanita lain melalui bukti chat mesra di Hp suaminya
tersebut namun suaminya selalu mengelak dengan beralasan hanya sebatas teman kerja.
Sejak saat itulah keduanya sering mengalami cek-cok dan perselisihan. Tak jarang juga
suaminya pulang hingga larut malam tanpa memberitahu Nabilah. Dan puncaknya pada
bulan Desember 2021 terjadi cek-cok dan perselisihan dimana Febri Haryadi kemudian
menampar wajah Nabilah Ratna. Di hari yang sama Nabilah Ratna memutuskan untuk
pulang kerumah kedua orang tuanya di Jatinangor dan membawa serta anaknya.
Sejak bulan Januari 2022, Nabilah tidak pernah diberi nafkah lagi oleh suaminya
dan tidak pernah mengajaknya kembali untuk hidup rukun bersama. Permasalahan ini
sudah pernah diusahakan untuk didamaikan oleh keluarga kedua belah pihak sebanyak tiga
kali, akan tetapi tidak berhasil. Nabilah merasa perkawinannya sudah tidak dapat
dirukunkan kembali meski hal tersebut telah diupayakan. Maka dari itu, Saudari Nabilah
akan mengajukan gugatan perceraian.
B. Permasalahan
1. Bagaimana langkah yang harus ditempuh dalam mengajukan gugatan perceraian ke
Pengadilan Agama?
2. Siapa orang yang dapat dijadikan saksi dalam perkara ini?
a. Kematian;
b. Perceraian dan;
c. Atas keputusan Pengadilan.
a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi, dan
lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-
turut tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman
yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang
membahayakan pihak lain;
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak
dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami istri;
f. Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran
dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga;
g. Suami melanggar taklik talak;
h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak
rukunan dalam rumah tangga.
E. Pendapat Hukum
1. Sesuai dengan pasal 116 Kompilasi Hukum Islam, maka berbagai fakta kejadian
terkait permasalahan perkawinan yang tengah dialami oleh saudari Nabilah dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan gugatan perceraian ke Pengadilan Agama.
Proses pendaftaran gugatan perceraian dapat dilakukan sendiri atau oleh kuasa
hukum yang dikuasakannya.
2. Saksi yang diajukan minimal dua orang untuk dimintai keterangannya oleh hakim.
Saksi tersebut bisa berasal dari pihak keluarga, kerabat, teman atau tetangga yang
mengetahui, mendengar atau menyaksikan pertengkaran atau perselisihan.
F. Rekomendasi
1. Mengajukan gugatan perceraian ke Pengadilan Agama Sumedang;
2. Mempersiapkan alat bukti tertulis seperti akta pernikahan yang sah dan dua orang
saksi dari tetangga tempat kediaman bersama sebelum berpisah dan pihak keluarga
yang mengetahui permasalahannya dan terlibat dalam proses mendamaikan kedua
belah pihak.
Demikian legal opinion ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Apabila ada
pertanyaan lebih lanjut, silahkan untuk menghubungi kami kembali.
Hormat kami
Konsultan Hukum/Advokat