Anda di halaman 1dari 4

Nama : MUHAMMAD ALIF SYAFIQ

NIM : 11000120140548
Mata Kuliah : PHI
Kelas :B
SOAL
1. Jelaskan bagaimana penyelesaian sengketa TUN !
2. Jelaskan bagaimana status kepemilikan untuk apartemen menurut Undang Undang
Indonesia !
3. Jelaskan yang dimaksud requisitoir dan pledoi !
4. Jelaskan (5) perbedaan antara Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana !

JAWABAN

1. Alur Penyelesaian Sengketa Tata Usaha Negara:


I. Upaya Administratif
Upaya administratif adalah suatu prosedur yang dapat ditempuh oleh seorang atau badan
hukum perdata apabila ia tidak puas terhadap suatu Keputusan Tata Usaha Negara.
Prosedur tersebut dilaksanakan di lingkungan pemerintahan sendiri dan terdiri atas dua
bentuk:
 a.    Keberatan
Penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara yang dilakukan sendiri oleh Badan/Pejabat
Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara.
b.    Banding Administratif
Penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara yang dilakukan oleh instansi atasan atau
instansi lain dari Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata
Usaha Negara, yang berwenang memeriksa ulang Keputusan Tata Usaha Negara yang
disengketakan.
Berbeda dengan prosedur di Peradilan Tata Usaha Negara, maka pada prosedur banding
administratif atau prosedur keberatan dilakukan penilaian yang lengkap, baik dari segi
penerapan hukum maupun dari segi kebijaksanaan oleh instansi yang memutus. Dari
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dikeluarkannya
Keputusan Tata Usaha Negara yang bersangkutan dapat dilihat apakah terhadap suatu
Keputusan Tata Usaha Negara itu terbuka atau tidak terbuka kemungkinan untuk
ditempuh suatu upaya administratif.
II. Gugatan Melalui Pengadilan Tata Usaha Negara
Pengadilan baru berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa
Tata Usaha Negara jika seluruh upaya administratif sudah digunakan.Apabila
peraturan dasarnya hanya menentukan adanya upaya administratif berupa
pengajuan surat keberatan, maka gugatan terhadap Keputusan Tata Usaha Negara
yang bersangkutan diajukan kepada Pengadilan Tata Usaha Negara.
Namun, jika peraturan dasarnya menentukan adanya upaya administatif berupa
pengajuan surat keberatan dan/atau mewajibkan pengajuan surat banding
administratif, maka gugatan terhadap Keputusan Tata Usaha Negara yang telah
diputus dalam tingkat banding administratif diajukan langsung kepada
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dalam tingkat pertama yang berwenang.
2. Dalam Undang-Undang Rumah Susun, Pasal 1 menyebutkan bahwa yang diartikan
dengan apartemen adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan dan terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam
arah horizontal maupun vertikal yang merupakan satuan-satuan yang masing-masing
dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk hunian yang dilengkapi
dengan bagian-bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Apartemen di
Indonesia juga mengenal istilah apartemen strata title. jangka waktu dari strata title
adalah sama dengan jangka waktu hak atas tanah bersamanya. Dengan demikian strata
title dari sebuah unit apartement yang dibangun di atas tanah Hak Guna Bangunan
(HGB) akan memiliki jangka waktu yang sama yaitu 20 tahun.
Jadi, pada tahun kedua puluh pemilik strata title, wajib secara bersama-sama
memperpanjang Hak Atas Guna Bangunan (HGB) atas tanah tersebut. Undang-
Undang Pokok Agraria Tahun 1960 menjelaskan bahwa perusahaan (kecuali BUMN)
dan Warga Negara Asing tidak dapat memiliki Hak Milik. Hal ini juga berarti
perusahan tersebut tidak dapat memiliki strata title yang melekat di atas tanah bersama
berupa Hak Milik. Lebih jauh seorang Warga Negara Asing memungkinkan untuk
memilki tanah dalam bentuk kepemilikan hak pakai. Hal ini berarti bahwa warga negara
asing hanya dapat memiliki sebuah unit apartemen yang dibangun di atas tanah yang
memiliki Hak Pakai.
3. Requisitoir adalah kewenangan penuntut umum untuk mengajukannya setelah
pemeriksaan di sidang dinyatakan selasai oleh hakim ketua sidang atau ketua majelis,
dasar hukumnya Pasal 182 ayat (1) huruf a KUHAP. Dalam buku “Peristilahan hukum
dalam praktek” (Kejaksaan Agung Republik Indonesia, 1985) memuat kata “Requisitoir”
yaitu tuntutan hukuman jaksa penuntut umum pada pengadilan negeri setelah
pemeriksaan ditutup. Surat tuntutan (requisitoir) yang baik adalah surat tuntutan yang
mengandung konstruksi hukum yang objektif, benar, dan jelas. Jelas dalam arti
penggambarannya dan hubungan antara keduanya.
Sedangkan, “pledoi” itu berasal dari bahasa Belanda, yaitu Pleidooi yang artinya
pembelaan. Pledoi merupakan upaya terakhir dari seorang terdakwa atau pembela dalam
rangka mempertahankan hak-hak dari kliennya, membela kebenaran yang diyakininya,
sesuai buktibukti yang terungkap dalam persidangan. Upaya terakhir maksudnya, upaya
dari terdakwa/pembela dalam persidangan perkara tersebut, sebelum dijatuhkan putusan
oleh Pengadilan Negeri.
4. Teradapat 5 Perbedaan antara Hukum Acara Perdata dan Hukum acara Pidana antara lain:
1) Perbedaan cara mengadili, hukum acara pidana mengatur cara-cara mengadili
perkara pidana dimuka pengadilan pidana oleh hakim pidana, sedangkan hukum
acara perdata mengatur cara-cara mengadili perkara perdata dimuka pengadilan
perdata oleh hakim perdata.
2) Perbedaan cara pelaksanaan, hukum acara pidana, merupakan inisiatif yang
datang dari penuntut umum yaitu jaksa, sednagkan hukum acara perdata inisiatif
datang dari pihak yang berkepentingan yang dirugikan.
3) Perbedaan dalam penuntutan, dalam hukum acara pidana, jaksa menjadi
penuntut umum terhadap si terdakwa sedangkan pada hukum acara perdata yang
menuntut si tergugat adalah pihak yang dirugikan.
4) Perbedaan alat-alat bukti, dalam hukum acara pidana terdapat 4 alat bukti
(kecuali sumpah), sedangkan pada hukum acara perdata terdapat 5 alat bukti yaitu
surat-surat, saksi-saksi, dugaan, pengakuan dan sumpah.
5) Perbedaan dalam penarikan kembali suatu perkara, dalam hukum acara
pidana tidak dapat ditarik kembali, sedangkan dalam hukum acara perdata
sebelum ada putusan hakim perkara dapat ditarik

Anda mungkin juga menyukai