FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG
2022
PENDAHULUAN
oleh karena itu, hukum acara pidana merupakan suatu rangkaian peraturan yang
kejaksaan dan pengadilan harus bertindak guna mencapai tujuan negara dengan
banyak pasal sebagai hak-hak tersangka atau hak-hak terdakwa secara memadai, akan
tetapi dalam perjalanannya apa yang tersurat dalam pasal-pasal di dalam KUHAP
tersebut kurang ditaati dan dilaksanakan dengan baik oleh aparat penegak hukum,
khususnya pada tingkat penyidikan dan penuntutan. Hal ini terbukti bahwa sekalipun
KUHAP telah memberikan batasan dengan asas-asas yang harus dipegang teguh oleh
aparat penegak hukum antara lain seperti : a) asas legalitas, b) asas praduga tidak
keterangan secara bebas tanpa rasa takut, d) asas tentang hak untuk mendapat
pembelaan dan bantuan hukum dan lain-lain. akan tetapi di dalam praktiknya banyak
tindakan aparat penegak hukum dalam proses peradilan pidana yang menyimpang
akibat penggunaan kewenangan secara tidak bertanggung jawab dan tidak terkontrol.
Hukum acara pidana di Indonesia saat ini telah diatur dalam satu undang-
undang yang dikenal dengan Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana
(selanjutnya disebut KUHAP), yakni undang- undang No 8 tahun 1981, yang mulai
berlaku sejak tanggal 31 desember 1981, KUHAP, merupakan hukum acara pidana
Salah satu point penting dalam KUHAP sebagai pengganti Hierziene inlands
reglement (selanjutnya disebut HIR) yang sebelumnya berlaku adalah diakuinya hak
hak asasi manusia dalam proses peradilan pidana disemua tingkatan yang ditandai
hukum didalamnya.
Hukum acara atau hukum formal adalah peraturan hukum yang mengatur
hukum materil melalui suatu proses dengan berpedoman kepada peraturan yang di
cantumkan dalam hukum acara. Artinya bahwa hukum acara itu berpungsi apabila
ada masalah yang di hadapi individu-individu dan terhadap masalah itu perlu di
tentang Hukum Acara Pidana. Ketentuan-ketentuan Hukum Acara Pidana itu di tulis
secara sistematik dan teratur dalam sebuah Kitab Undang-undang Hukum Acara
proses mulai dari penyidikan yang di lakukan oleh Penyidik, tuntutan oleh jaksa
dengan mencatat nomor perkara sesuai dengan urutan dalam buku register
tersebut.
pemeriksaan singkat.
4. Pendaftaran perkara tindak pidana ringan dan lalu lintas dilaksanakan setelah
9. Pemegang buku register, harus mencatat dengan cermat dalam register yang
6. Pelaksanaan tugas-tugas pada Meja Pertama dan Meja Kedua, dilakukan oleh
Panitera.
B. TINGKAT BANDING
Dalam hukum, banding adalah salah satu jenis upaya hukum bagi
terpidana atau jaksa penuntut umum untuk meminta pada pengadilan yang
putusan.
(tujuh) hari setelah putusan dibacakan. Bagi yang tidak hadir selambat-
dimana terdakwa harus hadir, apabila ada beberapa orang terdakwa maka bagi
a. Prosedur Banding
banding.
4. Dalam hal pemohon tidak dapat menghadap, hal ini harus dicatat oleh
dalam berkas perkara serta juga ditulis dalam daftar perkara pidana.
5. Permohonan banding yang diajukan harus dicatat dalam buku register induk
pemberitahuan/penyerahannya.
Pengadilan Tinggi.
10. Selama perkara banding belum diputus oleh Pengadilan Tinggi, permohonan
banding dapat dicabut sewaktu-waktu, dan dalam hal sudah dicabut tidak
C. TINGKAT KASASI
Kasasi adalah salah satu upaya hukum biasa yang dapat diminta oleh
salah satu atau kedua belah pihak (terdakwa atau penuntut) terhadap suatu
putusan pengadilan tinggi. Terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan
kasasi bila masih merasa belum puas dengan isi putusan pengadilan tinggi
belas) hari setelah putusan dibacakan dan bagi yang tidak hadir selambat-
Kasasi diajukan yakni harus ada alasan yuridis, sehingga wajib membuat
memori kasasi dan pihak lawan berhak atau tidak wajib membuat kontra
a. Prosedur Kasasi
2. Permohonan kasasi yang telah memenuhi prosedur, dan tenggang waktu yang
oleh Panitera.
diterima dengan membuat surat keterangan oleh Panitera yang diketahui oleh
Agung.
5. Memori kasasi selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat betas) hari
Pengadilan Negeri.
7. Dalam hal pemohon kasasi tidak menyerahkan memori kasasi, panitera harus
tersebut.
10. Foto copy relas pemberitahuan putusan Mahkamah Agung, supaya dikirim ke
Mahkamah Agung.
PENUTUP
Kesimpulan yang dapat diambil adalah untuk penerapan hukum acara pidana
pada pengadilan tingkat pertama, banding dan kasasi adalah jika tidak terima dengan
putusan pada pengadilan tingkat pertama dapat mengajukan banding dan kasasi
dengan prosedur yang memuat jangka waktu, pengurusan administrasi, serta alasan-
Untuk banding Jangka waktu banding Bagi yang hadir yakni selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari setelah putusan dibacakan. Bagi yang tidak hadir selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari setelah putusan diberitahukan secara resmi. Jangka waktu
tidak perlu ada alasan banding, artinya tidak diwajibkan membuat memori banding
dan kontra memori banding (hak) yang diajukan ke Pengadilan Tinggi dengan
Sementara untuk kasasi Jangka waktu bagi yang hadir yakni, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari setelah putusan dibacakan dan bagi yang tidak hadir
Kasasi diajukan yakni harus ada alasan yuridis, sehingga wajib membuat memori
kasasi dan pihak lawan berhak atau tidak wajib membuat kontra memori kasasi,
REFERENSI
https://www.pn-jakartatimur.go.id/baru/prosedur-upaya-hukum.html
https://pn-karanganyar.go.id/main/index.php/layanan-hukum/prosedur-pengajuan-
dan-biaya-perkara/41-prosedur-perkara-pidana