Anda di halaman 1dari 2

Jelaskan faktor yang membentuk masyarakat hukum adat Indonesia. Berikan contoh!

Diskusikan
jawaban Anda dengan teman-teman Anda!

Jika kita melihat terbentuknya masyarakat hukum adat di Indonesia, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi dasar serta bentuknya. Menurut Soepomo, terdapat 2 faktor yang membentuk dasar
masyarakat hukum adat yaitu faktor keturunan / genealogis yang berdasarkan hubungan keturunan dan
faktor lainnya ialah faktor lingkungan daerah / teritorial. Selain 2 faktor tersebut, terdapat faktor lain
yang merupakan gabungan antara keduanya.

Masyarakat hukum adat sendiri juga memiliki berbagai bentuk yaitu dalam bentuk masyarakat hukum
adat tunggal yaitu masyarakat hukum adat yang berdiri sendiri, hukum adat bertingkat yaitu masyarakat
hukum adat yang menjadi bagian masyarakat hukum adat yang lebih tinggi, dan masyarakat hukum adat
berangkai yaitu masyarakat yang tergabung dari perserikatan dan terdiri dari beberapa masyarakat
hukum adat.

Masyarakat hukum adat yang terikat oleh garis keturunan / genelogis memiliki karakteristik dimana
masyarakat yang menjadi anggotanya memiliki ikatan garis keturunan yang sama dan berasal dari satu
leluhur baik secara langsung maupun ikatan karena adanya perkawinan. Terdapat 3 bentuk tali
keturunan yang membentuk masyarakat hukum adat di Indonesia yaitu :

1. Patrilineal ialah masyarakat hukum adat yang memiliki ikatan keturunan berdasarkan garis keturunan
laki - laki dimana pertalian keturunan ditarik dari garis ayah. Masyarakat hukum adat ini bisa terlihat
pada masyarakat suku Bali, Batak, Maluku, dll.

2. Matrilineal ialah masyarakat hukum adat yang memiliki ikatan keturunan berdasarkan garis keturunan
perempuan dimana pertalian keturunan ditarik dari garis ibu. Masyarakat hukum adat ini bisa terlihat
pada masyarakat suku Minang, Semendo, Kerinci, dll.

3. Parental / Bilateral ialah masyarakat hukum adat yang memiliki ikatan keturunan berdasarkan garis
keturunan orang tua yaitu kedua orang tuanya ( ayah dan ibu ). Masyarakat hukum adat ini bisa terlihat
pada masyarakat suku Jawa, Dayak, dll.

Masyarakat hukum adat yang terikat atas kesamaan wilayah atau daerah tempat tinggal / teritorial
memiliki karakteristik dimana masyarakatnya terikat atas dasar lahir, tumbuh serta berkembang sampai
dewasa di wilayah atau tempat yang sama. Pada masayarakat hukum adat dengan dasar teritorial
memiliki 3 bentuk yaitu sebagai berikut :
1. Persekutuan Desa yaitu masyarakat yang terikat dikarenakan memilki tempat tinggal dan tumbuh
yang sama dalam bentuk perkampungan / beberapa desa dan tunduk pada satu kepemimpinan.
Masyarakat hukum adat ini bisa terlihat pada masyarakat suku Jawa dan Bali.

2. Persekutuan Daerah yaitu masyarakat yang terikat dikarenakan memilki tempat tinggal dan tumbuh
yang sama dalam bentuk kesatuan dari wilayah - wilayah / kediaman. Masyarakat hukum adat ini bisa
terlihat pada masyarakat suku Minangkabau dalam bentuk nagari, suku Tapanuli dalam bentuk kuria, dll.

3. Perserikatan Desa yaitu masyarakat yang terikat dikarenakan memilki tempat tinggal dan tumbuh
yang sama dalam bentuk gabungan dari marga / desa - desa yang letaknya berdampingan. Masyarakat
hukum adat seperti ini terlihat pada subak di Bali.

Masyarakat hukum adat yang merupakan kombinasi antara genealogis dan teritorial ialah masyarakat
yang terikat bukan hanya memilki tempat tinggal dan tumbuh yang sama tetapi juga memiliki ikatan
keturunan. Masyarakat hukum adat ini bisa terlihat pada masyarakat suku Tapanuli yaitu kuria dan huta
- huta, dan juga pada suku sumatera selatan yaitu marga dengan dusun - dusun, dll.

Sumber :

BMP Hukum Adat ( HKUM 4204 ).

Anda mungkin juga menyukai