1. Mengapa pelaku usaha lebih memilih penyelesaian sengketa dengan Arbitrase?

Silakan analisis
oleh Saudara!
Keuntungan penyelesaian dengan arbitrase salah satunya dijelaskan pada Pasal 48 UU No. 30
tahun 1999 yang menjelaskan bahwa jangka waktu kerja majelis arbitrase dibatasi oleh undang -
undang dimana waktu penyelesaian sidang yaitu 6 bulan untuk sampai pada putusan final yang
bersifat mengikat dengan perincian 3 bulan dengan perpanjangan 3 bulan lagi jika belum
terdapat putusan final. Jika dibandingkan dengan proses peradilan biasa yang bisa memakan
waktu hingga puluhan tahun, arbitrase menjadi pilihan yang disukai pelaku usaha karena
dianggap sebagai penyelesaian melalui fast track dan standard track sedangkan peradilan
dianggap sebagai complicated track. Selain itu para pelaku usah membutuhkan penyelesaian
sengketa yang cepat dan tidak bisa berdiam diri menunggu hasil keputusan pengadilan karena
kegiatan bisnis dari pelaku usaha tersebut tetap berjalan dan akan terganggu jika penyelesaian
sengketa berlarut - larut dalam jangka waktu lama.

2. Apa yang menjadi dasar para pihak menyelesaikan sengketanya pada lembaga Arbitrase? Apa
konsekuensi bagi Pengadilan Negeri ketika para pihak menjatuhkan pilihan pada lembaga
Arbitrase? Jelaskan!

Dasar para pihak menyelesaikan sengketanya pada lembaga arbitrase terkait dengan ketepatan
waktu dari jadwal sidang. BANI akan memastikan Jadwal sidang dipastikan selalu tepat waktu
seperti yang sudah dijadwalkan. Apabila jika terdapat penundaan, pihak panitera akan
memberikan informasi kepada para pihak sebelum waktu sidang yang sudah direncanakan.
Informasi tersebut membuat para pihak tidak akan merasa kecewa serta buang - buang waktu
karena menunggu sidang.

Dasar lain penyelesaian sengketa melalui arbitrase ialah perkara yang diajukan san ditangani
arbiter, memiliki kompetensi serta keahlian khusus dalam bidang usaha yang menjadi fokus
permasalahan pada sengketa tersebut. Pada Pasal 12 ayat 1 huruf e UU arbitrase dijelaskan
bahwa salah satu syarat bisa menjadi arbiter adalah mempunyai pengalaman san menguasai
secara aktif di bidangnya seridaknya 15 tahun. Hal ini memastikan arbiter mempunyai dasar
pengetahuan serta pemahaman yang cukup baik mengenai bisnis yang berhubungan dengan
sengketa tersebut.

Selanjutnya, dasar penyelesaian sengketa melalui arbitrase ialah harapan agar penyelesaian
dengan proses arbitrase bisa memberikan jalan keluar terbaik. Dalam prosesnya, walau hasilnya
bukanlah win win solution, setidaknya dalam suatu sengketa antara perusahaan satu dengan
perusahaan milik pemerintah, dapat tercapai suatu putusan dengan kepastian hukum yang
diakibatkan timbul perbedaan penafsiran. Hal ini menghilangkan rasa ragu dari gerak
pelaksanaan kerjasama di masa depan bagi kedua belah pihak. Dalam beberapa kasus arbitrase,
hubungan bisnis antara klien dengan pihak lawan, atau counter part, bisa terjaga dengan baik
dan kontrak kerjasama masih tetap berlanjut.
Selain itu, dasar penyelesaian sengketa melalui arbitrase ialah menyembuhkan sengketa yang
terjadi dengan sifat penyelesiaan arbitrase yang berjalan secara tertutup dan rahasia tetap
terjaga. Hal ini membuat, para pihak yang bersengketa tidak khawatir efek dari pandangan
publik terhadap sengketa tersebut dan juga bisnis mereka. Sehingga ketika sengketa dengan
penyelesaian arbitrase ini telah selesai diputuskan secara final, selanjutnya para pihak bisa
menjalankan bisnisnya kembali tanpa adanya

Konsekuensi bagi Pengadilan Negeri ketika para pihak menjatuhkan pilihan pada lembaga
Arbitrase dijelaskan pada Pasal 3 UU No. 30 tahun 1999 yang menjelaskan bahwa pengadilan
negeri tidak memiliki kewenangan untuk mengadili sengketa para pihak yang sudah terikat pada
perjanjian arbitrase. Hal inj menyebabkan pengadilan tidak bisa ikut campur didalam sengketa
tersebut jika didalam suatu kontrak terdapat klausul arbitrase.

Sumber :
BMP Arbitrase, Mediasi, dan Negosiasi ( HKUM 4409 ).
https://www.hukumonline.com/klinik/a/keuntungan-memilih-arbitrase-daripada-pengadilan-
dalam-penyelesaian-sengketa-lt57bd288d05160/