Anda di halaman 1dari 3

A.

Latar Belakang

Mahasiswa saat ini termasuk dalam generasi yang tumbuh dan berkembang di tengah dominasi
penggunaan teknologi informasi. Hal ini menjadikan mahasiswa memiliki cara yang berbeda dalam
mencari informasi dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka lebih cenderung menggunakan
internet sebagai sumber informasi utama mereka, karena aksesnya yang mudah dan cepat. Bahkan
bisa diskes kapan saja dan di mana saja. Mereka juga dapat mencari informasi tanpa harus pergi ke
perpustakaan. Sebagai hasilnya, beberapa mahasiswa mulai menjadikan perpustakaan sebagai
alternatif kedua dalam mencari informasi.

Namun, perlu dicatat bahwa perpustakaan tetap memiliki peran penting dalam membantu
mahasiswa mencari sumber daya dan informasi yang lengkap serta berkualitas. Selain itu,
perpustakaan juga dapat membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan literasi dan penelitian
mereka. Oleh karena itu, perpustakaan harus tetap relevan dengan memberikan layanan dan sumber
daya yang terus diperbarui dan inovatif, sehingga dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa di era
digital saat ini. Disinilah tantangan bagi pustakawan terutama pustakawan perguruan tinggi.

Kemajuan teknologi informasi dan mudahnya akses informasi melalui internet membuat peran
pustakawan sebagai pengelola sumber informasi dan pengetahuan di perpustakaan menjadi berubah
dan sangat kompleks. Pustakawan di lembaga pendidikan merupakan profesi yang penting karena
turut andil dalam mencapai tujuan pendidikan. Apalagi di perguruan tinggi, kebutuhan literatur
dalam mendukung kurikulum sangat bergantung pada pustakawan. Saat ini tersedia beragam sumber
informasi ilmiah yang tersedia secara online seperti ebook, ejournal, basis data, dan repositori
institusional. Pengguna perlu dilatih dalam penggunaan sumber informasi ilmiah secara digital,
menguasai teknik penelusuran informasi yang efektif pada platform digital, serta memahami
pentingnya validasi dan verifikasi informasi yang diperoleh.

Pustakawan harus terampil dalam membantu mahasiswa mencari dan mengevaluasi sumber
daya informasi yang relevan, serta memberikan saran dan bimbingan dalam menggunakan peralatan
dan teknologi yang tersedia di perpustakaan. Pustakawan perlu memiliki kemampuan untuk memilih
dan mengevaluasi sumber informasi ilmiah yang tepat, serta memahami berbagai teknik penelusuran
informasi ilmiah yang efektif. Pustakawan juga perlu memahami kebutuhan pengguna dan
memberikan layanan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pengguna,
seperti pelatihan penelusuran informasi ilmiah untuk tugas akhir, tesis, atau disertasi. oleh karena
itu pustakawan di lingkungan perguruan tinggi harus mampu bekerja sama dengan masyarakat
akademik seperti dosen, mahasiswa, dan staf universitas lainnya demi tercapainya tujuan pergruruan
tinggi yang bersangkutan.

Pustakawan yang bekerja di perguruan tinggi tidak bisa hanya mengerjakan Pengolahan buku
atau menunggu pemustaka datang untuk meminjam dan mengembalikan buku saja tetapi juga harus
bisa berkolaborasi untuk merancang program dan kelas instruksional salah satunya adalah melatih
mahasiswa dalam menelusur sumber-sumber informasi elektronik. Pelatihan penelusuran informasi
ilmiah yang diberikan pustakawan dapat membantu pengguna untuk meningkatkan keterampilan
dalam hal penelusuran informasi ilmiah, sehingga dapat mempercepat proses pembelajaran dan
pengembangan karir mereka di bidang akademik dan riset. Peran pustakawan dalam pelatihan
penelusuran informasi ilmiah juga berkaitan dengan upaya memperkuat posisi perpustakaan
akademik sebagai institusi pendukung akademik dan riset. Dengan memberikan layanan yang
berkualitas dalam hal pengelolaan koleksi dan pelatihan pengguna, perpustakaan dapat menjadi
pusat informasi dan pusat pengetahuan yang penting bagi kegiatan akademik dan riset di institusi
tersebut.
B. Kajian Pustaka
Menurut Hermawan dan Zen (2010), pustakawan memiliki peran penting yang dapat
disingkat dengan EMAS (Edukator, Manajer, Administrator, dan Supervisor). Peran tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Edukator: Sebagai pendidik, pustakawan perlu memiliki kemampuan dalam memberikan
pengajaran, pelatihan, dan pengembangan kepada pemustaka yang dilayaninya. Pustakawan
harus memiliki jiwa pendidikan dan kemampuan komunikasi yang baik.
b. Manajer: Pustakawan bertanggung jawab dalam mengelola dan mengoptimalkan semua
sumber daya yang ada di perpustakaan. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan
informasi dan mengelola informasi sesuai dengan kebutuhan lembaga yang bersangkutan.
c. Administrator: Pustakawan harus memiliki pengetahuan yang luas tentang organisasi dan
memahami sistem serta prosedur kerja. Hal ini memungkinkan pustakawan untuk
menerjemahkan prosedur tersebut menjadi kegiatan konkret di perpustakaan. Tindakan ini
berdampak pada peningkatan kualitas kerja yang efektif, berhasil, dan sesuai.
d. Supervisor: Pustakawan harus mampu meningkatkan prestasi, pengetahuan, dan
keterampilan melalui pembinaan profesional. Dengan demikian, pustakawan memiliki
wawasan yang luas, pandangan masa depan yang jauh, dan kemampuan koordinasi yang
baik.
Dalam rangka menjalankan peran-peran ini, pustakawan dapat berkontribusi secara
signifikan dalam pengembangan dan pengelolaan perpustakaan, serta memastikan
pelayanan yang berkualitas kepada pemustaka.Metode Penelitian.
C. Metode penelitian

D. Pembahasan

Pada kenyataanya banyak program kelas literasi yang dilakukan di perpustakaan UIN Walisongo
antara lain academic writing, plagiat dan parafrase, Teknik penulisan karya tulis ilmiah, metode
penelitian. Namun, penulis di sini hanya memfokuskan pembahasan pada pelatihan penelusuran
informasi elektronik. Layanan penelusuran informasi berbasis elektronik mulai dilaksanakan di
Perpustakaan UIN Walisogo pada bulan maret 2023.

Adapun tahapan dalam melakukan penelusuran informasi antara lain :

1. Kemampuan mengidentifikasi informasi adalah kemampuan untuk mengenali informasi yang


dibutuhkan.
2. Mengenal berbagai sumber informasi. Pada tahap ini, pemustaka dapat memilih sumber
informasi baik yang tercetak maupun elektronik.
3. Kemampuan menemukan informasi. Tahap ini melibatkan strategi penelusuran, termasuk
membangun strategi dan metode penelusuran, serta pemahaman terhadap perkembangan
database, web, dan jenis perpustakaan.
4. Menemukan informasi. Tahap ini melibatkan teknik penelusuran menggunakan logika
boolean (logika And, Or, Not), serta pengenalan terhadap alat-alat penelusuran informasi
seperti katalog perpustakaan online (OPAC), search engine, dan direktori. Program search
engine yang berguna untuk peneliti antara lain Google Scholar atau Google Cendikia.
Direktori seperti Directory of Open Access Journal (DOAJ), Repository, dan Directory of Open
Access Repository (DOAR) juga dapat digunakan. Penelusuran database e-journal/indeksisasi
dapat dilakukan menggunakan Indonesian Scientific Journal Database (ISJD) dan Indonesian
Publication Index (IPI). Selain itu, pengenalan tentang kinerja riset atau analisis sitasi dapat
dilakukan dengan menggunakan Scopus dan Sinta (Kemenristekdikti). Sosialisasi mengenai
peringkat jurnal atau jurnal metric juga dapat dilakukan dengan menggunakan Scimago.
5. Mengevaluasi informasi. Tahap ini melibatkan perbandingan dan analisis data serta informasi
yang diperoleh, dengan mempertimbangkan kriteria evaluasi sumber informasi seperti
akurasi, otoritas, dan relevansi.
6. Menggunakan informasi dengan tepat dan etis. Tahap ini melibatkan penggunaan data dan
informasi dengan tepat, akurat, dan mencantumkan sumber sesuai standar penulisan sitasi
dan daftar pustaka.
7. Menciptakan pengetahuan baru. Tahap ini melibatkan pembuatan rumusan atau kesimpulan
dari hasil pembahasan sebelumnya berdasarkan data dan informasi yang diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai