Anny Maesyaroh
email:maysarohanny28@gmail.com
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
Page|2
the administration of digital libraries in an effort to
improve education. The study uses the qualitative
approach (library research) to collect data sources asa
theoretical basis and then conclude. This study suggests
that digital libraries have a function; a) planning
(planning), b) organization, c) actuating (application) and
d) organizing (supervision). In developing the quality of
education is certainly essential and has an impact on
learners, to which these digital libraries help to channel
information halfway around the world in short and
accessible places.
PENDAHULUAN
Perpustakaan merupakan sumber pendidikan di sekolah yang terdiri dari bermacam-
macam sarana guna membantu guru serta peserta didik dalam melakukan proses belajar
mengajar. Perpustakaan memfasilitasi bermacam sarana untuk mencari pengetahuan serta
data guna pengembangan pengetahuan, keahlian, serta perilaku partisipan didik.
Penyelenggaraan dalam perpustakaan sekolah bukan hanya berguna mengumpulkan serta
meletakkan bahan- bahan pustaka, namun dengan adanya perpustakaan sekolah diharapkan
bisa menolong siswa serta guru dalam proses belajar mengajar di sekolah ataupun juga di
luar sekolah. Dalam mendukung proses belajar mengajar dibutuhkan pengadaan bahan
pustaka dalam memikirkan kurikulum sekolah, dan selera pembaca (siswa). Maka dari itu,
untuk menunjang tercapainya suatu tujuan hingga perpustakaan sekolah butuh melakukan
tugasnya sebagai tempat pusat pembelajaran, pusat data, serta pusat tamasya1. Dalam
menerapkan tugas tersebut perpustakaan sekolah butuh mengelola serta menyajikan bahan
pustaka selaku sumber data yang bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Oleh sebab itu
seluruh sumber energi yang terdapat di dalam perpustakaan bisa di manfaatkan secara
optimal, hingga strategi perpustakaan sangat menguntungkan dibentuk sebagai upaya
meningkatkan mutu pembelajaran2
Maka dapat disimpulkan bahwasanya syarat utama dalam meningkatkan prestasi
akademik serta mewujudkan sekolah unggul yaitu dengan membangun perpustakaan yang
bermutu dan unggul. Tetapi, realita di lapangan, belum seluruh sekolah sanggup
menyelenggarakan dan mengadakan perpustakaan sekolah dengan baik. Hal ini diakibatkan
masih banyaknya hambatan yang dialami sekolah, antara lain masih minimnya pengetahuan
pimpinan sekolah serta pengelola perpustakaan tentang manajemen perpustakaan. Faktanya
1
Ibrahim Bafadal, Pengolahan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal.5
2
Nurul Wahdaniyah, Skripsi Strategi Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat, (Makassar, 2016), hal 1-2
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
Page|3
sering ditemukan perpustakaan hanya dijadikan sebagai tumpukan buku- buku saja tanpa
adanya pengelolaan serta pelayanan yang memadai. Kondisi semacam ini kadang diperparah
lagi dengan sarana perpustakaan yang kurang mencukupi, sehingga siswa yang menggunakan
perpustakaan hanya beberapa saja. Mereka enggan untuk mengunjungi perpustakaan sebab
keadaan yang kurang mumpuni dan menunjang sebagai sumber belajar. Karena yang lain
sebab budaya membaca belum begitu tertanam pada diri siswa. Mereka menggunakan
menggunakan perpustakaan ketika akan diadakan ujian semester atau mengerjakan tugas.
Perpustakaan sekolah di Indonesia rata- rata mempunyai kualitas yang masih rendah
bisa dilihat dari pengelolaan yang masih konvensional, koleksi yang kurang lengkap, dalam
pemakaian teknologi data masih rendah, jumlah pengunjung sedikit, tempat yang kurang
nyaman dan tentram, tenaga pustakawan yang kurang terlatih, serta sarana prasarana
pendukung lainnya3. Dengan keadaan tersebut bisa dikatakan pihak pengunjung tidak akan
merasa puas terhadap layanan yang diberikan4. Sehingga kualitas layanan jasa yang bagi
indikatornya berbentuk kepuasan pengguna layanan tidak hendak tercapai5. Sumber kasus
perpustakaan sekolah terbawa- bawa oleh 2 aspek, pengunjung perpustakaan menggunakan
pada waktu- waktu tertentu sehingga perpustakaan tidak terpakai secara maksimal. Aspek
yang mempengarui perpustakaan antara lain, sebagai berikut: 1) Secara internal, lebih ke arah
keadaan perpustakaan sekolah itu sendiri. Sebagian besar perpustakaan berisi tumpukan
buku- buku tua, lusuh, serta berdebu. Koleksi buku belum dilengkapi dengan terbitan-
tarbitan yang terkini terlebih dengan jurnal- jurnal pembelajaran. Perihal ini diakibatkan
sebab minimnya pendanaan perpustakaan. Sistem pelayanan kurang memuaskan terlihat dari
rumitnya birokrasi proses pembuatan kartu anggota perpustakaan, pelayanan petugas yang
kurang ramah serta memuaskan. Kasus ini terbawa- bawa oleh sistem perpustakaan serta
minimnya dorongan sumber energi manusia. Kasus yang lain merupakan lamanya waktu
dalam mencari novel atau buku yang di idamkan pengguna. Umumnya perihal ini
diakibatkan oleh sistem katalog yang masih manual serta sistem penyusunan yang kurang
sistematis. 2) Aspek eksternal, dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan serta
teknologi. Teknologi data di negeri ini sudah tumbuh sangat pesat. Perihal ini diisyarati
dengan terdapatnya pergantian sikap dalam pencarian data. Dahulu, orang yang
membutuhkan data wajib berkunjung di perpustakaan untuk mencari novel, buku maupun
berita- berita di Koran. Saat ini, orang bisa mencari data dengan mudah hanya melalui
internet. Aspek tersebut wajib disadari serta dicermati oleh para pustakawan. Pustakawan
3
Meilina Bustari, Jurnal Mengembangkan Perpustakaan Sekolah melalui Otomasi Perpustakaan, (Yogyakarta:
2007)
4
Supriyanto, Jurnal Strategi Membangun Perpustakaan Yang Bermutu, (Surabaya: 2017)
5
Siregar, Manajemen Mutu, Prosiding Seminar Kepustakawanan, 2004, hal.6
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
Page|4
dituntut buat bisa menghasilkan sistem perpustakaan yang bisa mempermudah pengguna
(user) dalam mencari data yang dibutuhkan. Di masa dahulu perpustakaan lebih
berkonsentrasi pada penyediaan data dalam wujud dokumen cetak (buku), akan tetapi saat ini
fungsi tersebut wajib dirubah.
Dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan teknologi data, sehingga perpustakaan
dituntut bisa membagikan data dalam waktu yang singkat, cepat serta akurat. Paradigma
yang sepatutnya dipunyai pustakawan dikala ini merupakan kepuasan terhadap pengguna,
sejalan dengan pertumbuhan dunia perpustakaan, dari segi informasi serta dokumen, berawal
dari perpustakaan konvensional yang cuma terdiri dari kumpulan koleksi novel tanpa
katalog, kemudian setelah itu muncullah perpustakaan semi modern yang memakai katalog
(index). Pertumbuhan yang canggih merupakan munculnya perpustakaan digital (digital
library) yang mempunyai keunggulan dalam kecepatan pengaksesan sebab berorientasi ke
informasi digital serta media jaringan pc (internet).
Di sisi lain, dari segi manajemen (pengelolaan), dengan terus menjadi kompleksnya
perpustakaan dimasa ini maka munculnya kebutuhan dalam pemakaian teknologi data untuk
otomatisasi business procees. Sistem ini setelah itu diketahui dengan istilah sistem otomasi
bibliotek (library automation system). Demikian pembelajaran sekolah sangat memerlukan
adanya perpustakaan yang bermutu pada waktu saat ini apalagi disaat pandemi. Sejalan
dengan kemajuan teknologi data untuk meningkatkan layanan perpustakaa sekolah kepada
para penggunanya. Diharapkan seluruh sekolah memiliki perpustakaan yang bermutu sebab
bagus tidaknya perpustakaan berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran di sekolah
terutama dalam pendidikan6.
METODE
Penulisan penelitian ini berlandaskan terhadap permasalahan perpustakaan digital
sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan. Adapun pokok pembahasannya diantaranya
perpustakaan digital, landasan perpustakaan digital dan pelaksanaan perpustakaan digital.
Dalam mencari umber data ini menggunakan jurnal dan buku yang berkaitan tentang
perpustakaan digital sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan. Setelah itu penulis
menguraikannya. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah Library
Research yaitu mengumpulkan sumber- sumber data untuk dijadikan landasan teori yang
kemudian disimpulkan.
6
Meilina Bustari, Jurnal Mengembangkan Perpustakaan Sekolah melalui Otomasi Perpustakaan, (Yogyakarta:
2007), hal.7
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
Page|5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Perpustakaan
Perpustakaan ataupun library dijelaskan sebagai: tempat buku- buku yang diatur
digunakan untuk dibaca serta dipelajari ataupun digunakan sebagai bahan referensi 7.
Perpustakaan merupakan salah satu unit kerja yang berbentuk tempat guna mengumpulkan,
menaruh, mengelola, serta mengendalikan atau mengontrol koleksi bahan pustaka secara
sistematis untuk digunakan pemakai selaku sumber data sekaligus fasilitas belajar8. Secara
universal mengemukakan bahwasanya perpustakaan merupakan suatu tempat yang
didalamnya terdapat aktivitas penghimpunan, pengelolaan, serta pelayanan seluruh data, baik
yang tercetak ataupun yang terekam dalam bentuk media sebagaimana novel, majalah, film,
pesan berita, video, dan lain sebagainya9. Siswanto mendefinisikan perpustakaan sebagai unit
kerja dari suatu lembaga tertentu yang mengoperasikan mengelola bahan- bahan pustaka,
baik berbentuk buku- buku ataupun non book material yang diatur secara sistematis bagi
ketentuan, sehingga bisa digunakan untuk sumber data oleh pemakainya (pengunjung) 10.
Pengertian perpustakaan dalam Keputusan Presiden RI No. 11 didefinisikan bahwa
“Perpustakaan merupakan satu fasilitas pelestarian bahan pustaka sebagai bentuk hasil
budaya serta memiliki kegunaan sebagai sumber data ilmu pengetahuan, teknologi dan
kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta mendukung penerapan
pembangunan nasional”11.
Dari definisi- definisi diatas dapat disimpulkan pengertian perpustakaan adalah suatu
organisasi yang bertugas mengumpulkan data, menyajikan, serta melayani kebutuhan data
untuk pengguna perpustakaan. Maksud kata organisasi disini adalah suatu tubuh yang
didalamnya terdapat sekelompok orang yang bertanggung jawab untuk mengedalikan serta
mengelola perpustakaan.
Landasan pentingnya perpustakaan mengacu pada:
a. Surat Keputusan Menteri Pendidikan & Kebudayaan No. 0103/0/1981 tentang pokok-
pokok kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan perpustakaan di Indonesia
b. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Pedoman Universal Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah
7
The Oxford English Dictionary
8
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Gramedia Widasarana Indonesia, 2001),
hal.1
9
Pamit M.Yusuf dan Yaya Suhendar, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Media Prenada
Media Group, 2005), hal.1
10
Sismanto, Manajemen Perpustakaan Digital, http://mkpd.wordpress.com/2008/09/08/kupas-buku-manajemen-
perpustakaan-digital/ , diakses pada tanggal 31 Mei 2021
11
Rohanda, Fungsi dan Peranan Perpustakaan Sekolah, http://www.ipi.or.id/Rohanda.doc, di akses 31 Mei 2021
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
Page|6
c. Keputusan Menteri Pendayagunaan Apartur Negeri No. 132/Kep/Meter.Pan/12/2002,
tentang jabatan fungsional pustakawan serta angka kreditnya
d. Perpustakaan sekolah: petunjuk untuk membina, menggunakan serta memelihara
perpustakaan sekolah oleh Perpustakaan Nasional RI tahun 1992
e. Undang- Undang Republik Indonesia No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan.
I Ketut Widiasa, Manajemen Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Sekolah: Kajian, Metode, Praktik, dan
12
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
Page|8
Fungsi- fungsi perpustakaan tersebut bisa terjadi pergantian yang menuju kepada
pertumbuhan serta kemajuan, baik ditinjau dari manajemen perpustakaan, pengelolaan data
sampai pemanfaatan teknologi data. Dengan SDM yang baik, yang memiliki pengabdian
besar terhadap pertumbuhan perpustakaan, ditunjang pula dengan dana, fasilitas prasarana
yang mencukupi, bisa ditentukan kedudukan serta fungsi perpustakaan bisa disejajarkan
dengan perpustakaan di negara- negara maju. Pada dasarnya, tugas serta fungsi
perpustakaan bisa berjalan dengan baik, selaras serta harmonis apabila terdapat atensi yang
besar dari pemerintah ataupun institusi
Perpustakaan Digital
1. Pengertian Perpustakaan Digital
Perpustakaan digital merupakan suatu sistem yang mempunyai bermacam layanan serta
obyek data yang menunjang akses obyek data tersebut lewat fitur digital 13. Layanan ini
diharapkan bisa memudahkan pencarian data di dalam koleksi- koleksi obyek data semacam
dokumen, foto serta database dalam format digital dengan kilat, pas, serta akurat.
Perpustakaan digital itu tidak berdiri sendiri, melainkan bersambung dengan sumber- sumber
lain serta pelayanan datanya terbuka untuk pengguna di seluruh dunia. Koleksi perpustakaan
digital bukanlah terbatas pada dokumen elektronik pengganti wujud cetak saja, melainkan
ruang lingkup koleksinya hingga pada artefak digital yang tidak dapat digantikan dalam
wujud tercetak. Koleksi ini menekankan pada isi data, jenisnya dari dokumen tradisional
hingga hasil penelusuran. Perpustakaan ini melayani mesin, manajer data, serta pengguna
data. Secara keseluruhan ini demi menunjang manajemen koleksi dan pelayanan dorongan
penelusuran data. Lesk mengemukakan bahwa perpustakaan digital secara universal selaku
semata- mata kumpulan data digital yang tertata dengan rapi. Arms memperluas sedikitnya
dengan meningkatkan kalau koleksi tersebut disediakan sebagai jasa dengan menggunakan
jaringan data14. Sismanto juga mengatakan kalau gagasan perpustakaan digital ini diiringi
Kantor Departemen Studi serta Teknologi dengan program perpustakaan digital yang
ditujukan untuk memberikan kemudahan akses dokumentasi informasi ilmiah serta teknologi
dalam wujud digital secara terpadu serta lebih dinamis dan praktis.
Upaya ini digunakan untuk mendokumentasikan bermacam- macam produk intelektual
semacam tesis, disertasi, laporan riset, serta pula publikasi kebijakan. Target program ini
adalah unit dokumentasi serta data skala kecil yang terdapat di dalam institusi pemerintah,
Sismanto, Manajemen Perpustakaan Digital, http://mkpd.wordpress.com/2008/09/08/kupas-buku-manajemen-
13
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
Page|9
difokuskan pada lembaga pemerintah serta swasta yang memiliki data khusus semacam
kebun raya, kebun fauna, serta museum. Hal yang membedakan “perpustakaan biasa” dengan
“perpustakaan digital” adalah terlihat pada keberadaan koleksi. Koleksi digital tidak wajib
terletak di suatu tempat, sebaliknya koleksi biasa terletak pada suatu tempat yang menetap,
atau yang biasa disebut dengan perpustakaan. Perbandingan keduanya terlihat jelas dari
bentuk konsepnya. Konsep dari perpustakaan digital mengedepankan dengan internet
ataupun komputer, sebaliknya konsep dari perpustakaan biasa merupakan buku- buku yang
terletak pada sesuatu tempat dan tertata rapi. Perbandingan yang ketiga, perpustakaan digital
dapat dinikmati pengguna dimana saja serta kapan saja tak memandang aturan jadwal,
sebaliknya kalau perpustakaanm biasa pengguna hanya bisa menikmati di perpustakanaan
dengan jam- jam yang sudah diatur oleh kebijakan organisasi perpustakaan dan terikat.
2. Dasar Pemikiran Perpustakaan Digital
Dasar pemikiran ini berada dalam sebagian perihal yang mendasari tentang perlunya
dikerjakannya perpustakaan digital yaitu sebagai berikut:
a. Pertumbuhan teknologi data di PC menjadi membuka peluang- peluang baru untuk
pengembangan teknologi data dari perpustakaan yang murah serta gampang
diimplementasikan oleh perpustakaan di seluruh Indonesia. Oleh sebab itu, di era zaman
ini teknologi data telah menjadi sebuah keharusan bagi perpustakaan di Indonesia,
terlebih lagi guna menghadapi tuntutan- tuntutan kebutuhan bangsa Indonesia sebagai
suatu warga yang berbasis pengetahuan terhadap data di masa yang akan datang.
b. Perpustakaan merupakan lembaga edukatif, informatif, preservatif serta rekreatif yang
diterjemahkan sebagai bagian kegiatan ilmiah, tempat riset, tempat pencarian informasi/
data yang otentik, tempat penyelenggaraan seminar serta dialog ilmiah, tempat tamasya
edukatif untuk kalangan masyarakat. Sehingga membutuhkan dukungan dari sistem
teknologi data masa saat ini serta masa yang mendatang. Dalam hal ini, diperlukan
kebutuhan guna mengakomodir kegiatan tersebut, sehingga data dari koleksi tersebut
bisa diakses oleh bermacam- macam pihak yang membutuhkannya baik dari internal
maupun eksternal negara.
c. Dengan adanya fasilitas perpustakaan digital , hingga koleksi- koleksi yang ada bisa
dibaca/ dimanfaatkan oleh masyarakat baik di Indonesia, maupun dunia internasional.
d. Volume pekerjaan perpustakaan yang akan membantu mengelola puluhan ribu sampai
ratusan ribu, hingga mendapatkan jutaan koleksi, dengan layanan yang mencakup warga
sekolah (peserta didik, tenaga kependidikan, serta masyarakat luas), sehingga
membutuhkan dukungan dengan sistem otomasi yang futuristic (memiliki jangkauan
kedepan), sehingga senantiasa bisa mempertahanan layanan yang unggul.
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
P a g e | 10
e. Dimasa ini telah banyak web perpustakaan, khususnya di perguruan tinggi dengan
keahlian serta inisiatifnya sendiri sudah merintis pengembangan teknologi data dengan
membuat perpustakaan digital (digital library) serta library automation yang dimasa ini
telah sanggup membuat Jaringan Perpustakaan Digital Nasional (Indonesian Digital
Library Network)
f. Di era ini terdapat perpustakaan digital di Indonesia yang merupakan eksperimen
sekelompok orang di perpustakaan pusat yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB).
Mereka memprakarsai Jaringan Perpustakaan Digital Indonesia yang bekerja sama
dengan Computer Network Research Group (CNRG) serta Knowledge Management
Research Group (KMRG). Proyek ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas mutu
pembelajaran, meningkatkan semangat dalam berbagi pengetahuan antar perguruan
tinggi serta lembaga riset melalui pengembangan jaringan nasional perpustakaan. Proyek
kecil ini setelah itu mendapatkan sambutan positif dari berbagai pihak sehingga gempar
atau booming. Perpustakaan yang beralamat di link browser yaitu
www.indonesiadln.org itu menghubungkan dengan seratus lembaga lebih untuk di
jadikan sebagai mitra dalam penyebaran pengetahuan yang berbentuk koleksi file digital
melalui jaringan internet. Anggota- anggota ini, antara lain; Litbang Depkes, Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM), Magister Manajemen (Milimeter ITB), Institut Agama
Islam Negara (IAIN), Universitas Cendrawasih (Uncen) Papua, Universitas Tadulako
(Untan) Sulawesi Tengah, serta Universitas Yarsi Jakarta. Hal ini guna aktif
melaksanakan tukar- menukar informasi.
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
P a g e | 11
Apabila penyimpanan koleksi perpustakaan memakai format PDF, koleksi dalam
perpustakaan hanya dapat dibaca oleh pengguna, tanpa dapat mengeditnya.
e. Publikasi karya secara global.
Dengan adanya perpustakaan digital, karya- karya bisa diterbitkan secara global ke
segala dunia dengan dorongan internet.
Kelemahan perpustakaan digital adalah sebagai berikut:
a. Tidak seluruh pengarang mengizinkan karyanya didigitalkan. Faktanya, pengarang
hendak berpikir- pikir tentang royalti yang hendak diterima apabila karyanya
didigitalkan.
b. Masih banyak masyarakat Indonesia yang buta pada teknologi. Terlebih lagi, apabila
perpustakaan digital ini dibesarkan luaskan dalam perpustakaan di pedesaan.
c. Masih sedikit pustakawan yang belum paham tentang tata metode mendigitalkan koleksi
perpustakaan. Maka dari itu perlu diadakan kegiatan sosialisasi serta penyuluhan tentang
perpustakaan digital.
4. Manajemen Perpustakaan Digital
Perpustakaan memiliki tanggungjawab yang besar terhadap kenaikan serta
pengembangan atensi serta kegemaran membaca, baik itu bagi peserta didik maupun guru,
dosen ataupun karyawan yang menginginkan data dari perpustakaan. Dalam hal ini
dilatarbelakangi oleh fungsi sebagai pusat pengembangan atensi baca. Pertumbuhan sistem
data yang berbasis komputerisasi dikala ini tumbuh dengan pesat, sehingga pc telah menjadi
fasilitas yang banyak digunakan di lembaga pendidikan, lembaga pemerintah ataupun
industri swasta hingga ke perumahan. Pc merupakan pengolah informasi yang bisa bekerja
secara cepat dan akurat, bekerja secara otomatis buat menaruh serta mencerna informasi,
memproses serta menciptakan data cocok dengan program yang diberikan kepadanya. Pc
memberikan bekerja secara cepat serta cermat, bekerja cocok yang diperintahkan, bekerja
terus menerus serta sanggup menyimpan informasi dalam jumlah yang besar.
Pertumbuhan data khususnya dibidang teknologi data sangat berguna dalam
bermacam- macam bidang pekerjaan, paling utama dalam perihal ketepatan serta kecepatan
proses. Berbagai bidang pekerjaan sudah banyak menggunakan teknologi data guna
mengelola perpustakaan digital, menanggulangi pekerjaan- pekerjaan teratur, semacam
pekerjaan administrasi serta keuangan, pengelolaan database, pengolahan informasi, dan
lain sebagainya. Pertumbuhan data pula sudah memasuki ke perpustakaan, sehingga
perpustakaan merupakan salah satu lembaga data yang dituntut untuk menjajaki
pertumbuhan data secara berkepanjangan. Dengan harapan perpustakaan bisa meningkatkan
peran dan fungsinya dalam membagikan kualitas pelayanan yang baik kepada pengguna
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
P a g e | 12
perpustakaan, khususnya dalam aktivitas pengelolaan database perpustakaan, penelusuran
data, perputaran, serta aktivitas yang lain.
Fitur software ini adalah salah satu komponen dari teknologi data perkembangan yang
sejalan dengan pertumbuhan teknologi data itu sendiri. Fitur software digunakan untuk
manajemen suatu sistem yang digunakan dalam rangka membangun sistem data manajemen.
Agar data perpustakaan diminati oleh pemustaka yaitu dengan cara mengendalikan tata letak
ataupun layout. Secara simpel tata letak bisa dimengerti sebagai tata letak elemen desain
terhadap sesuatu bidang dalam media tertentu sebagai menunjang konsep yang dibawanya15.
Prinsip dasar layout & desain grafis mempunyai kesamaan. Hal ini ialah cara gimana
membuat sesuatu layout yang baik. Pastinya cara ini apabila diterapkan dengan benar, serta
ditambah dengan latihan serta eksplorasi terus menerus sehingga akan membuahkan hasil
yang optimal. Prinsip dasar layout sama halnya dengan prinsip dasar desain grafis yaitu,
sebagai berikut:
a. Secuence. Banyak pula yang menyebutnya dengan sebutan aliran. Pada prinsipnya
kita membuat prioritas serta menyusunkan dari yang wajib dibaca awal hingga ke
yang boleh dibaca belum lama. Tujuannya supaya pembaca bisa menangkap pesan
yang mau di informasikan secara runtut tidak saling tumpang tindih. Dengan
terdapatnya science, hendak membuat pembaca secara otomatis menyusunkan
pemikiran matanya cocok yang kita mau. Science bisa dicapai dengan terdapatnya
emphasis/ penekanan.
b. Emphasis. Pada desain emphasis mempunyai guna mengiring atensi pembaca buat
secara runtut mengolah data pesan yang di informasikan. Emphasis/ penekanan yang
sangat kokoh hendak jadi pusat atensi/ vocal point/ point of interest. Empiris bisa
diciptakan dengan bermacam metode antara lain: Membedakan dimensi huruf yang
berbeda cocok urutan pesan yang mau dibaca dahulu, warna yang kontras antara satu
dengan yang lain, memastikan letak/ posisi yang strategis serta menarik atensi,
mencari wujud ataupun gaya yang berbeda dengan sekitarnya sehingga pembaca
tertarik memandang wujud yang berbeda tersebut.
c. Balance/ Penyeimbang. Pembagian berat yang menyeluruh pada suatu bidang layout.
Tidak hanya pada pengaturan letak, tetapi pula dimensi, arah, warna serta atribut
yang lain. Terdapat 2 macam penyeimbang suatu layout, ialah: Simetris
(symmetrical balance/ resmi balance), serta tidak simetris (assymetrical balance/
informal balance).
15
Tondiyo Pradekso dkk, Produksi Media, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2013), hal.3
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
P a g e | 13
d. Unity/ Kesatuan. Agar suatu layout memberikan dampak yang kokoh untuk
pembacanya, dia wajib memiliki kesan unity/ kesatuan. Prinsipnya sama dengan
kesatuan elemen- elemen desain16.
Pertumbuhan data global terus dialami oleh masyarakat, baik dalam kebutuhan benda,
layanan ataupun jasa. Kebutuhan layanan yang prima pastinya memerlukan sesuatu
manajemen serta fitur yang berkelas.Teknologi data sanggup menyalurkan informasi dalam
jumlah sangat besar serta waktu sangat cepat berbentuk informasi berupa suara, foto, serta
bacaan, ataupun informasi dalam multimedia. Erat kaitannya dengan ikatan kerja sama yang
bisa menggunakan sumber energi, sehingga ada yang mengatakan kalau pusat riset wajib
didukung oleh perpustakaan yang djadikan sebagai pusat pengembangan
Tidak hanya menggagas tentang pengembangannya ke depan, sehingga untuk
menjauhi kemungkinan terjadinya salah tafsir terhadap kemungkinan- kemungkinan itu
semenjak saat ini sudah diduga sebagau alternatif antara lain yang berhubungan dengan
keberadaan perpustakaan. Perpustakaan ini tidak bisa bekerja sendiri, ataupun
mengandalkan Pengelolaan Perpustakaan Digital kekuatan sendiri. Oleh karena itu, jalinan
kerjasama antar berbagai pihak secara sinergis ialah keharusan, terlebih lagi dalam rangka
berbagi pemanfaatan sumber energi.
5. Implementasi Perpustakaan Digital
Teori manajemen menurut George R. dalam bukunya Principles of Management pula
melaporkan kalau management is the accomplishing of a predetemined obejectives through
the efforts of other people ataupun manajemen merupakan pencapaian tujuan- tujuan yang
sudah diresmikan. Manajemen dalam kehidupan sehari- hari sangatlah berarti guna
menggapai tujuan- tujuan yang sudah direncanakan baik secara perorangan ataupun
kelompok17.
George R. Terry dalam bukunya Principles of Management membagi 4 fungsi dasar
manajemen, ialah:18
a. Planning (Perencanaan), ialah “Planning is the selecting and relating of facts and the
making and using of assumptions regarding the future in the visualization and
formulation to proposed of proposed activation believed necesarry to accieve desired
result”.“…. Perencanaan merupakan pemilih kenyataan serta penghubungan fakta- fakta
dan pembuatan serta pemakaian perkiraan- perkiraan ataupun asumsi- asumsi dalam
16
Rustan Surianto, Layout dasar dan Penerapannya, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), hal, 73-86
17
Sukarna, Dasar- dasar Manajemen, (Bandung: Mandar Maju, 2011), hal.3
18
Sukarna, Dasar- dasar Manajemen, (Bandung: Mandar Maju, 2011), hal.10
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
P a g e | 14
masa mendatang dengan jalur menggambarkan serta merumuskan kegiatan- kegiatan
yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang telah direncanakan.”
b. Organizing (Pengorganisasian), ialah “Organizing is the determining, grouping and
arranging of the various activities needed necessary forthe attainment of the objectives,
the assigning of the people to thesen activities, the providing of suitable physical factors
of enviroment and the indicating of the relative authority delegated to each respectives
activity”.“…Pengorganisasian yakni penentuan, pengelompokkan, serta penataan
macam- macam aktivitas yang dibutuhkan buat menggapai tujuan, penempatan orang-
orang (pegawai) terhadap kegiatan- kegiatan, penyediaan yang sesuai untuk keperluan
kerja serta kebijakan wewenang, yang dilimpahkan terhadap masing- masing orang
dengan penerapan dari setiap aktivitas yang diharapkan”.
c. Actuating (Pelaksanaan), ialah “Actuating is setting all members of the group to want to
achieve and to strike to achieve the objective willingly and keeping with the managerial
planning and organizing efforts”.“…. Pelaksanaan merupakan membangkitkan seluruh
anggota kelompok agar bertindak serta berupaya dengan keras guna menggapai tujuan
yang sesuai dengan perencanaan serta usaha- usaha pengorganisasian dari pihak
pimpinan”.
d. Controlling (Pengawasan), ialah “Controlling can be defined as the process of
determining what is to accomplished, that is the standard, what is being accomplished.
That is the performance, evaluating the performance, and if the necessary applying
corrective measure so that performance takes place according to plans, that is
conformity with the standard”.“…Pengawasan bisa diformulasikan sebagai suatu proses
penentuan apa yang wajib dicapai ialah standard, apa yang lagi dicoba ialah
pelaksanaan, memperhitungkan pelaksanaan, dan apabila membutuhkan pelaksanaan
perbaikan- perbaikan, sehingga pelaksanaan ini sesuai dengan yang durencanakan
diawal”.
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
P a g e | 16
Para mahasiswa bisa berhubungan satu sama lain buat mendiskusikan materi- materi
yang diberikan dosen. Dosen bisa muncul dalam group ini buat membagikan sedikit
pembahasan tentang modul yang diberikannya.
c. Sistem administrasi mahasiswa
Dimana para mahasiswa bisa melihat data menimpa status mahasiswa, prestasi
mahasiswa serta sebagainya.
d. Pendalaman modul serta tes
Umumnya dosen kerap mengadakan quis pendek serta tugas yang bertujuan buat
pendalaman dari apa yang sudah diajarkan dan melaksanakan test pada akhir masa
belajar.
e. Perpustakaan digital
Pada bagian ini, ada bermacam data kepustakaan, tidak terbatas pada buku tetapi
pula pada kepustakaan digital semacam suara, foto serta sebagainya. Bagian ini
sebagai penunjang serta berupa database.
f. Modul online diluar modul kuliah
Digunakan untuk mendukung perkuliahan, dibutuhkan pula bahan teks dari website
yang lain. Karenanya pada bagian ini, dosen serta siswa bisa langsung ikut serta buat
membagikan bahan yang lain buat di publikasikan kepada mahasiswa yang lain
lewat website.
Dalam masa global, penawaran beasiswa timbul di internet. Untuk sebagian besar
mahasiswa di dunia, biaya kuliah untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik biasanya
masih dialami mahal. Amat disayangkan apabila terdapat mahasiswa yang pandai di kelasnya
tidak bisa meneruskan sekolah hanya karena tidak sanggup membayar biaya kuliah. Data
beasiswa ialah kunci keberhasilan bisa membantu mahasiswa yang berpotensi tersebut.
Mewujudkan impian serta kemauan di atas dalam wujud kenyataan bukanlah pekerjaan yang
gampang tetapi apabila kita amati ke negeri lain yang sudah lama meningkatkan website
based distance learning, telah banyak sekali institusi ataupun lembaga yang menggunakan
tata cara ini.
Bukan cuma skill yang dipunyai oleh para engineer yang dibutuhkan tetapi pula
bermacam kebijaksanaan dalam bidang pendidikan yang sangat mempengaruhi
perkembangannya. Jika dilihat dari kesiapan fasilitas pendukung misalnya hardware, hingga
rasanya perihal ini tidak butuh diragukan lagi. Cuma satu yang senantiasa jadi pokok utama
pengguna internet di Indonesia ialah permasalahan bandwidth, pastinya dengan bandwidth
yang terbatas ini kurangi kenyamanan pada non text based material. Di luar negara,
khususnya di negera maju, pendidikan jarak jauh sudah menjadi alternatif pembelajaran yang
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
P a g e | 17
lumayan digemari. Metode pembelajaran ini di ikuti oleh para mahasiswa, karyawan,
eksekutif, apalagi ibu- ibu rumah tangga serta orang lanjut usia (pensiunan).
Sebagian tahun yang kemudian pertukaran modul dicoba dengan pesan menyurat,
ataupun dilengkapi dengan modul audio serta video. Dikala ini nyaris segala program
distance learning di Amerika, Australia serta Eropa bisa pula diakses lewat internet. Riset
yang dicoba oleh Amerika, sangat menunjang dikembangkannya elearning, melaporkan kalau
computer based learning sangat efisien, membolehkan 30% pembelajaran lebih baik, 40%
waktu lebih pendek, serta 30% bayaran lebih murah. Bank Dunia (World bank) pada tahun
1997 sudah mengumumkan program Global Distance Learning Network (GDLN) yang
mempunyai mitra sebanyak 80 negeri di dunia. Lewat GDLN ini hingga World Bank bisa
membagikan e- learning kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150
mahasiswa) dengan bayaran 31% lebih murah.
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
P a g e | 18
e. Dari segi riset perpustakaan berfungsi pusat sumber data yang sangat berarti dalam
pelaksanaan riset.
f. Dari segi ini perpustakaan berfungsi sebagai fasilitator yang mendukung
pengembangan ilmu pengetahuan di sekolah ataupun perguruan tinggi
g. Dari segi tri darma dedikasi kepada masyarakat perpustakaan juga bisa difungsikan
ssebagai sumber data pendukung dalam membantu pelasanaan aktivitas dedikasi
agar lebih efisien serta efesien.
h. Guna lain: 1) Mendokumentasikan serta memberitahukan hasil riset civitas
akademika dengan menggunakan keahlian teknologi data. 2) Mengupayakan
terwujudnya jaringan data di area perpustakaan perguruan tinggi ataupun
perpustakaan lain di tingkatan regional, nasional, ataupun internasional. 3) Dalam
konteks perguruan tinggi agama islam mendokumentasikan serta memberitahukan
data tentang pertumbuhan Islam dengan menggunakan keahlian teknologi data.
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
P a g e | 19
kenyamanan dan meningkatkan mutu pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam
P a g e | 20
Metode, Praktik, dan Evaluasi Perpustakaan Sekolah, Tahun 1, Nomor 1, April 2007
Anny Maesyaroh
Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam