Anda di halaman 1dari 17

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR DI

KANTOR BALAI LAYANAN PERPUSTAKAAN UNIT GRHATAMA PUSTAKA


YOGYAKARTA

UTILIZATION OF LIBRARY AS A LEARNING SOURCE CENTER IN THE OFFICE


OF THE LIBRARY SERVICE CENTER OF YOGYAKARTA GRHATAMA LIBRARY
SERVICES
Oleh :
Rendi Nur Hermawanto, Teknologi Pendidikan, Kurikulum dan Teknologi Pendidikan,
Universitas Negeri Yogyakarta, rendapx500@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mendeskripsikan bagaimana pemanfaatan fasilitas
layanan sarana dan prasarana sebagai pusat sumber belajar oleh pengguna. 2) mendeskripsikan
faktor-faktor pengguna yang mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pada Kantor Balai Layanan
Perpustakaan Unit Gedung Grhatama Pustaka. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif. Sumber data penelitian dalam bentuk orang adalah pustakawan/petugas lembaga dan
pengguna/pemustaka perpustakaan berstatus pelajar dan mahasiswa, dalam bentuk
kegiatan/peristiwa adalah aktivitas pengguna memanfaatkan fasilitas perpustakaan, dalam
bentuk dokumen catatan daftar kunjung perpustakaan. Penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sample purposive sampling. Teknik pengumpulan data meliputi observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik Analisis data menggunakan model analisis
interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1) Ghatama Pustaka sebagai pusat sumber belajar sudah cukup baik
namun dalam pemanfaatan fasilitas layanannya belum maksimal dilihat dari banyaknya
pengguna terhadap penggunaan fasilitas sarana dan prasarana yang ada tidak sebagaimana
mestinya. Jenis kegiatan yang dilakukan dalam memanfaatkan perpustakaan yaitu penugasan
dari dosen/guru, kegiatan pemanfaatan koleksi, dan kegiatan pemanfaatan fasilitas. 2) Hal yang
mempengaruhi pemanfaatan perpustakan pengguna dari faktor eksternal kenyamanan
perpustakaan itu sendiri, kelengkapan koleksi, ketersediaan fasilitas, pelayanan yang diberikan,
lebih besar pengaruh dari faktor internal berasal dari masing-masing pengguna perpustakaan
itu sendiri berupa motivasi, minat masih rendah, dan kebutuhan pengguna yang berbeda-beda,
ditembah belum adanya sanksi tegas kepada pengguna yang melakukan penyimpangan saat
pemanfaatan fasilitas perpustakaan.

Kata kunci: pemanfaatan perpustakaan, perpustakaan umum, pusat sumber belajar

Abstract
This study aims to: 1) describe the use of service facilities and infrastructure as a
learning resource center by users. 2) describe user factors that focus use in the Office of the
Library Service Center Unit of the Grhatama Pustaka Building. This research is a qualitative
descriptive study. Sources of research data in the form of people are librarians / institutional
officers and library users / librarians with the status of students and students, in the form of
activities are activities of users who use library facilities, in the form of document lists of
visiting library books. This study uses a purposive sampling technique. Observation data
techniques, interviews, and documentation studies. Data analysis techniques using interactive
model analysis, namely data, data reduction, data presentation and data withdrawal. Checking
the validity of the data used triangulation of techniques and sources. The results showed that:

518
1) Ghatama Pustaka as a learning resource center is quite good, but the use of service facilities
has not been maximally seen from the number of users of the use of existing facilities and
infrastructure that is not appropriate. The types of activities carried out in utilizing the library
are assignments from lecturers / teachers, collection utilization activities, and facility utilization
activities. 2) Things that affect the use of the user's library from the external convenience factor
of the library itself, completeness of the collection, facilities, services provided, are more
influential than the internal factors that come from each library user itself in the form of
motivation, low interest, and needs. Different users do not apply strict rules to users who make
deviations when using library facilities.
Keywords: library utilization, public library, learning resource center

PENDAHULUAN pembelajaran maka aspek yang ada di


Tantangan dalam menghadapi era dalamnya tentu juga harus mendukung,
global saat ini semakin berat, oleh karena salah satunya pusat sumber belajar pada
itu diperlukan sumber daya manusia yang suatu lingkungan belajar yang memadai.
berkarakter baik, kompetitif, dan unggul.
Sumber daya manusia merupakan kunci Pusat sumber belajar ditetapkan
dalam menghadapi persaingan global, sebagai tempat dalam memperoleh
apabila sumber daya manusia yang ada informasi yang disajikan dan disimpan
memiliki kualitas yang baik tentunya dalam berbagai bentuk sumber belajar,
persaingan global dapat dihadapi dan yang dapat membantu pengguna dalam
dimenangkan dengan baik pula. belajar sebagai perwujudan dari kurikulum.
Dalam pengembangan sumber daya Pusat Sumber Belajar dapat tersimpan
manusia pendidikan jelas hal yang tidak dalam bentuk cetakan, video, format
boleh ditinggalkan, menjadi komponen perangkat lunak atau kombinasi dari
wajib untuk membentuk sumber daya berbagai format yang dapat digunakan oleh
manusia yang baik dan berkarakter. engguna ataupun guru. Tempat atau
Pendidikan merupakan proses lingkungan sekitar dapat disebut dengan
pembentukan diri secara utuh dalam arti pusat sumber belajar karena melalui tempat
pengembangan seluruh potensi diri untuk atau lingkungan tersebut seseorang dapat
memenuhi kebutuhan manusia sebagai merasakan bahwa dirinya sedang belajar, ia
individu, makhluk sosial, dan makhluk dapat memperoleh pengetahuan atau
Tuhan yang berlangsung selama sepanjang informasi dari apa yang ia lihat, ia rasakan
hayat (Siswoyo, 2015:20). di dalam tempat atau lingkungan tersebut ia
tinggal.
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana Perpustakaan merupakan salah satu
belajar dan proses pembelajaran agar embrio organisasi sumber belajar yang
peserta didik secara aktif mengembangkan termasuk dari pusat sumber belajar.
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan Watford dalam Darmono (2004:2)
spiritual keagamaan, pengendalian diri, mengartikan perpustakaan sebagai salah
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, satu organisasi pusat sumber belajar yang
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, mengelola, menyimpan, dan memberikan
masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan layanan bahan pustaka baik buku maupun
erat kaitannya dengan pembelajaran, non buku kepada masyarakat tertentu
dimana pembelajaran adalah proses maupun masyarakat umum. Perpustakaan
interaksi peserta didik dengan pendidik dan juga dapat diartikan sebagai organisasi
sumber belajar pada suatu lingkungan yang menampung koleksi pustaka untuk
belajar. Agar dapat menunjang kegiatan dimanfaatkan oleh masyarakat. Pada

519
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 banyak inovasi-inovasi fasilitas sarana dan
BAB VII Pasal 20 tentang perpustakaan, prasarana yang memadai. Grhatama
perpustakaan terbagi menjadi beberapa Pustaka sebenarnya bisa dikatakan Pusat
jenis, diantaranya yaitu Perpustakaan Sumber Belajar karena sangat berbeda
Nasional, Perpustakaan Umum, dengan perpustakaan lama atau kuno. dari
Perpustakaan/Madrasah, Perpustakaan segi layanan maupun tata letak ruang
Perguruan Tinggi, dan Perpustakaan belajarnya sungguh berbeda menjadikan
Khusus. sangat jelas perbedaan yang mencolok
antara perpustakaan modern dan
Penyelenggaraan pusat sumber perpustakaan lama/kuno. Sangat
belajar bukan hanya untuk mengumpulkan disayangkan apabila dengan sarana dan
dan menyimpan bahan pustaka. Tetapi prasarana fasilitas modern sedemikian rupa
dengan adanya pusat sumber belajar, yang disediakan tidak benar-benar
diharapkan pengguna secara lambat laun dimanfaatkan dengan baik oleh para
memiliki kesenangan membaca yang pengguna.
merupakan alat fundamental dalam proses
pembelajaran diluar sekolah atauapun di Hasil observasi awal peneliti pada
dalam sekolah. Pusat sumber belajar waktu di Grhatama Pustaka layanan yang
sebagai salah satu sarana pendidikan jarang dikunjungi atau frekuensinya lebih
penunjang kegiatan belajar pengguna sepi ialah di lantai 3 dari pada lantai 2 yang
memegang peran yang sangat penting 50% lebih ramai dikunjungi oleh
dalam mendukung tujuan pembelajaran. pemustaka atau pengguna Grhatama
Selain itu, pusat sumber belajar menjadi Pustaka. Dilihat dari layanan koleksi di
tempat untuk mencari referensi atau sumber lantai 2 lebih kearah koleksi umum dan
belajar dalam berbagai format. Pusat referensi umum sehingga pemustaka atau
sumber belajar berfungsi dengan baik, pengguna yang secara umum tidak
apabila dapat meningkatkan minat baca mempunyai tujuan khusus untuk mencari
pengguna, maka dapat digunakan sebagai data atau hanya sekedar ingin baca-baca
pedoman dalam meningkatkan budaya baca saja membaur menjadi satu di lantai 2 bisa
pengguna. Dengan dasar hukum Peraturan dikatakan lantai 2 lah akomodasi pengguna
Gubernur DIY Nomor 91 Tahun 2018 umum, karena setingkat dengan judul-judul
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, koleksi umum seperti mengenali bentuk-
Tugas, Fungsi dan Tata kerja Unit bentuk pesawat terbang yang beroperasi di
Pelaksana Teknis pada Dinas Perpustakaan Indonesiapun tersedia di koleksi lantai 2.
dan Arsip Daerah. Berbeda dengan di lantai 3 lebih spesifik
untuk mengakomodasi pengguna
Namun sering kali ditemui banyak kebutuhan khusus, layanan koleksi yang
fasilitas layanan sarana dan prasarana yang tersedia lebih spesifik meliputi peraturan
baik dan modern belum secara maksimal perundangan, koleksi skripsi, kamus &
dimanfaatkan dengan baik oleh para ensiklopedia dan sebagainya jelas hanya
pemustaka ataupun pengguna Grhatama pemustaka atau pengguna yang memang
Pustaka. Hal ini bisa disebabkan oleh betul-betul mencari data valid khusus
banyak faktor, baik faktor internal dari spesifik atau bahan-bahan pustaka bukan
pengguna maupun faktor eksternal. kategori umum yang hanya akan
Grhatama Pustaka sendiri merupakan mengunjungi koleksi di lantai 3. Itulah
salah satu unit perpustakaan terbesar di salah satu mengapa yang menyebabkan
Yogyakarta dibawah naungan Balai lantai 2 lebih ramai pengguna daripada di
(Yanpus) atau layanan perpustakaan DPAD lantai 3.
DIY yang sudah mengusung konsep Hasil penelusuran awal peneliti
perpustakaan modern, dimana sudah menambahkan para pengguna atau

520
pemustaka Grhatama Pustaka belum sudah berstatus menjadi pemustaka aktif
memanfaatkan fasilitas sarana dan minimal 3 tahun, yaitu para pemustaka atau
prasarana dengan baik, contohnya seperti pengguna yang memenuhi syarat-syarat
koleksi sumber belajar buku-buku yang untuk menjadi Pemustaka Istimewa akan
disediakan relevan dengan ilmu akademis mendapatkan hak istimewa dimana
dari masing-masing pengguna atau peminjaman buku dapat diantar atau
pemustaka malah jarang tersentuh, alias delivery order langsung oleh petugas
pengguna lebih memilih koleksi-koleksi perpustakaan ke alamat masing-masing
umum kehidupan ilmu sosial sehari-hari, pemustaka atau pengguna . Upaya-upaya
ada juga mencakup fasilitas tata letak ruang lainpun telah dilakukan oleh Grhatama
belajar di Grhatama Pustaka yang sudah Pustaka dimana pengumuman papan-papan
didesain sedemikian rupa nyamanya hanya tertulis berdiri tegak dan banner-banner
untuk sekedar tidur-tiduran pada kursi sofa sudah yang sudah ditempel disamping-
yang disediakan, untuk mengobrol santai samping dinding dibeberapa titik lokasi
dengan temanya sesama pemustaka atau area Grhatama Pustaka guna petunjuk
pengguna , terlihat juga ada yang tiduran dalam menggunakan fasilitas sarana dan
dipojok-pojok memanfaatkan kenyamanan prasarana.
sejuknya AC pada ruangan belajar.
Sehingga peneliti kerap kali menemui Mengapa fenomena ini bisa terjadi?
pemustaka atau pengguna yang benar-benar Pada kenyataanya hak sebagai Pemustaka
serius untuk belajar, untuk membaca, untuk Istimewa baru hanya bisa dinikmati
mencari data justru tidak dapat merasakan segelintir orang, banyak orang yang tidak
fasilitas sarana & prasarana tersebut yang kemudian berusaha untuk memanfaatkan
jelas dapat memberikan rasa yang lebih hak-hak sebagai Pemustaka Istimewa
nyaman dan menambah konsentrasi saat tersebut dengan menjadi pemustaka atau
membaca pengguna aktif dalam peminjaman di
Grhatama Pustaka. Namun dalam
Di Grhatama Pustaka sudah penelitian ini peneliti menemui
terpasang papan-papan aturan dan prosedur pemanfaatan fasilitas perpustakaan unit
penggunaan fasilitas sarana dan prasarana Grhatama Pustaka sebagai pusat sumber
dengan jelas namun pemustaka atau belajar yang mana belum dimanfaatkan
pengguna belum juga menyesuaikan dengan baik oleh pengguna atau para
dengan prosedur-prosedur aturan tertulis pemustaka.
tersebut. Seperti penitipan sepatu atau
sandal untuk pemustaka atau pengguna Berdasarkan kondisi di atas ada hal
tidak luput disediakan, namun juga tidak menarik yang sebenarnya perlu diketahui
digunakan dengan baik misalnya yang lebih lanjut, yaitu mengenai faktor-faktor
seharusnya alas kaki dimasukan kedalam apa yang menyebabkan pemustaka atau
bungkus lalu digabungkan jadi satu di kotak pengguna belum memanfaatkan secara
sepatu pemusta atau pengguna tetapi tidak maksimal fasilitas sarana dan prasarana unit
dibungkus sama sekali asal di masukan ke Grhatama Pustaka sebagai pusat sumber
kotak alas kaki tersebut. belajar.

Di satu sisi Grhatama Pustaka sudah Alasan peneliti mengambil lokasi


berupaya untuk menarik pengguna atau penelitian tersebut adalah: Unit Ghratama
pemustaka agar memanfaatkan fasilitas Pustaka merupakan perpustakaan umum
sarana dan prasarana dengan semaksimal terbesar di Yogyakarta untuk berbagai
mungkin, termasuk memberikan layanan kalangan. Perpustakaan unit Grhatama
Pemustaka Istimewa, pemustaka atau Pustaka yang dibawah naungan Balai
pengguna aktif dan baik dalam peminjaman Layanan Perpustakaan ini sudah
koleksi baca di Grhatama Pustaka dan mengadopsi perpustakaan konsep modern,

521
sudah bukan konsep kuno/lama seperti masyarakat luas sebagai sarana
perpustakaan kampus/sekolah pada pembelajaran sepanjang hayat tanpa
umumnya. Hal ini ditunjukan dengan membedakan umur, jenis kelamin, suku,
melimpahnya fasilitas sarana dan prasarana ras, agama, dan status sosial-ekonomi.
di Ghratama Pustaka. Perpustakaan umum merupakan
perpustakaan yang bertugas
mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan
Hakikat Perpustakaan Umum menyajikan bahan pustakanya untuk
Perpustakaan tidak hanya sebagai masyarakat umum. Perpustakaan umum
tumpukan buku tanpa ada gunanya, tetapi diselenggarakan untuk memberikan
secara prinsip, perpustakaan harus dapat layanan kepada masyarakat umum tanpa
dijadikan atau berfungsi sebagai sumber memandang latar belakang pendidikan,
informasi bagi setiap yang agama, adat istiadat, umur, jenis dan lain
membutuhkannya, dengan kata lain sebagainya, maka koleksi perpustakaan
tumpukan buku yang dikelola dengan baik Umum pun terdiri dari beraneka ragam
itu baru dikatakan sebagai perpustakaan bidang dan pokok masalah sesuai dengan
(Ibrahim, 2009: 3). kebutuhan informasi dari pemakainya.
Perpustakaan adalah sebuah Fungsi Perpustakaan Umum: 1)Pusat
ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun Informasi: menyediakan informasi yang
gedung itu sendiri yang digunakan untuk dibutuhkan masyarakat pemakai, 2)
menyimpan buku dan terbitan lainya yang Preservasi kebudayaan: menyimpan dan
biasanya disimpan menurut tata susunan menyediakan tulisan-tulisan tentang
tertentu untuk digunakan pembaca, bukan kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai
untuk dijual (Febriyani, 2013 : 10). pengembangan kebudayaan di masa yang
akan datang. 3) Pendidikan:
Pengertian perpustakaan sekolah mengembangkan dan menunjang
menurut Rohanda adalah unit kerja dan pendidikan non formulir diluar sekolah dan
sebagai perangkat mutlak (complement) universitas dan sebagai pusat kebutuhan
dari seolah yang bersangkutan (Rohanda, penelitian. 4) Rekreasi: dengan bahan-
Makalah Fungsi dan Peranan Perpustakaan bahan bacaan yang bersifat hiburan
2010) perpustakaan umum dapat digunakan oleh
Pengertian perpustakaan yang masyarakat pemakai untuk mengisi waktu
terdapat dalam perpustakaan Nasional RI luang.
adalah unit kerja yang memiliki sumber
daya manusia, sekurang-kurangnya seorang Pusat Sumber Belajar
pustakawan, ruang tempat khusus, koleksi Pengertian PSB menurut Merril
bahan pustaka sekurang-kurangnya seribu anda Drob (1977: 3) yaitu: An organized
judul dari berbagai disiplin ilmu yang activity consisting of a director, staff and
sesuai dengan jenis menambah ilmu equipment housed in one or more
pengetahuan, yang didalamnya memiliki specialized facilities for production,
bagian-bagian pengembangan koleksi, procurement and presentation of
pengelolahan koleksi, layanan pengguna instructional materials and provision of
dan pemeliharaan sarana-prasarana, yang developmental and planning services
dikelola dengan sistem dengan melibatkan related to the curriculum and teaching on a
sumber daya manusia yang profesional. general university, campus.
Dalam Undang-undang Republik Pendapat di atas diartikan bahwa
Indonesia no.43 tahun 2007 tentang PSB merupakan aktivitas terorganisir yang
perpustakaan, Perpustakaan umum adalah terdiri dari pimpinan, staf, dan peralatan
perpustakaan yang diperuntukkan bagi yang ditempatkan dalam satu atau lebih

522
fasilitas khusus untuk memproduksi, kependidikan; 4) meningkatkan efektivitas
menyediakan, dan menyajikan bahan ajar dan efisiensi proses pembelajaran, baik
dan; menyediakan jasa pengembangan dan secara individu maupun kelompok; 5)
perencanaan yang berkaitan dengan menyediakan berbagai macam pilihan
kurikulum dan pembelajaran di suatu komunikasi untuk menunjang kegiatan
tingkat satuan pendidikan. kelas tradisional; 6) mendorong cara-cara
belajar baru yang paling cocok untuk
Sukorini dalam Warsita (2008: mencapai tujuan pembelajaran; 7)
215), pusat sumber belajar merupakan memberikan pelayanan dalam perencanaan,
tempat di mana berbagai jenis sumber produksi, operasional, dan tindakan
belajar dikembangkan, dikelola dan lanjutan untuk pengembangan sistem
dimanfaatkan untuk membantu pembelajaran; 8) melaksanakan latihan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi bagi para tenaga pengajar mengenai
dalam kegiatan pembelajaran. Sementara pengembangan sistem pembelajaran dan
dalam Pustekkom (2008) dijelaskan bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan
PSB juga diartikan sebagai suatu unit dalam informasi untuk pembelajaran.
suatu lembaga (khususnya sekolah/
universitas/ perusahaan) yang berperan Pemanfaatan Perpustakaan
mendorong efektifitas serta optimalisasi sebagai Pusat Sumber Belajar
proses pembelajaran melalui Dalam Kamus Besar Bahasa
penyelenggaraan berbagai fungsi yang Indonesia pemanfaatan berasal dari kata
meliputi fungsi layanan (seperti layanan manfaat, yang berarti faedah atau guna.
media, pelatihan, konsultasi pembelajaran, Pemanfaatan merupakan proses dan
dll), fungsi pengadaan/ pengembangan perbuatan memanfaatkan sesuatu. Seels &
(produksi) media pembelajaran, fungsi Richey (1994:50) berpendapat bahwa
penelitian, dan 15 pengembangan, dan pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan
fungsi lain yang relevan untuk peningkatan proses dan sumber untuk belajar.
efektifitas dan efesiensi pembelajaran Sedangkan Haryanto (2015:83)
(Pustekkom, 2008). PSB ada yang bersifat mengungkapkan jika pemanfaatan adalah
khusus yakni melayani kebutuhan masing- penggunaan yang sistematis dari sumber
masing unit sekolah seperti perpustakaan, untuk belajar. Berdasarkan beberapa
laboratorium sekolah seperti Lab. MIPA, pendapat tersebut dapat diketahui bahwa
Lab. Komputer Multimedia, Lab. Bahasa pemanfaatan merupakan kegiatan
dan alat-alat peraga yang ada di masing- menggunakan suatu sumber untuk belajar
masing kelas dalam rangka memenuhi dan menjadi berguna.
kebutuhan sistem moving class. PSB yang Perpustakaan merupakan unit kerja
bersifat umum adalah sarana yang menjadi yang menyimpan dan menghimpun
sumber belajar dan dapat dimanfaatkan berbagai kekayaan intelektual baik berupa
oleh seluruh pengguna seperti, masjid, buku maupun bukan. Sitepu (2014:65)
perpustakaan umum, lahan yang luas untuk mengungkapkan bahwa perpustakaan
berkebun, laboratorium alam dan fasilitas adalah tempat menyimpan berbagai jenis
internet. informasi dalam berbagai ragam tampilan
yang sekaligus berfungsi sebagai pusat
Adapun fungsi dan manfaat pusat sumber belajar, perpustakaan tidak hanya
sumber belajar untuk menurut (Rahadi, menyimpan dan melayani bahan pustaka
2005: 192), 1) memperluas dan atau media cetak saja tetapi juga berbagai
meningkatkan kesempatan belajar; 2) jenis media audio, visual, dan audiovisual.
melayani kebutuhan perkembangan Bahkan untuk efisiensi banyak
informasi bagi masyarakat: 3) perpustakaan menyediakan ruang dan
mengembangkan kreativitas dan peralatan media audio. Disamping itu,
produktivitas tenaga pendidikdan

523
perkembangan TIK telah memungkinkan lebih banyak untuk dikonsultasikan kepada
perpustakaan konvensional berkembang informasi-informasi tertentu.
menjadi perpustakaan elektronik (e-
library) atau perpustakaan digital. Koleksi referensi adalah kumpulan
Perpustakaan ini memberikan pelayanan atau kelompok koleksi pustaka yang terdiri
untuk memperoleh informasi dalam format dari bahan-bahan pustaka berisi karya-
elektronik serta dapat diakses website karya yang bersifat memberi tahu atau
dalam bentuk audio, audiovisual dan bahan menunjukkan (informative/ referensial)
pustaka dengan menggunakan komputer. mengenai informasi-informasi tertentu,
Terdapat juga hybrid library (perpustakaan yang disusun secara sistematis untuk
hibrida) yang memiliki koleksi dan digunakan sebagai alat petunjuk atau
melayani dalam bentuk fisik cetak dan konsultasi.
format elektronik. Darmono (2004:5) Bahan reserve merupakan koleksi
berpendapat jika dikaitkan dengan definisi kopi ke satu dari bahan pustaka. Koleksi ini
pusat sumber belajar, maka perpustakaan disediakan untuk memberi solusi bagi
merupakan salah satu pusat sumber belajar. pemustaka apabila buku yang
Di mana definisi dari pusat sumber belajar disirkulasikan habis terpinjam, sehingga
adalah tempat dengan segala sesuatu baik pemustaka masih mempunyai alternatif
berupa orang, data atau wujud tertentu yang untuk mencari bahan pustaka yang
dapat dimanfaatkan untuk belajar. Sesuai dibutuhkan. Koleksi reserve ini hanya bisa
dengan perkembangannya, perpustakaan dibaca di tempat atau difoto kopi. Oleh
merupakan sumber belajar yang tertua di karena itu dalam layanan ini sebaiknya juga
lembaga pendidikan, kemudian diikuti disediakan layanan foto kopi, sehingga bisa
dengan laboratorium dan tempat praktik. membantu pemustaka untuk mendapatkan
Pusat Sumber Belajar merupakan informasi yang dibutuhkan karena bahan
pusat sarana akademis. Pusat Sumber pustaka yang tersedia tidak bisa dipinjam.
Belajar menyediakan bahan-bahan pustaka Buku-buku dalam berbagai bidang
berupa barang cetakan seperti buku, keilmuan pada umumnya siap untuk
majalah/ jurnal ilmiah, peta, surat kabar, dipinjamkan untuk jangka waktu antara dua
karya-karya tulis berupa monograf yang minggu sampai satu bulan kepada pelajar
belum di terbitkan, serta bahan-bahan non- mahasiswa atau masyarakat umum yang
cetak seperti micro-fish, micro-film, foto- memiliki kartu anggota perpustakaan.
foto, film, kaset audio/ video, lagu-lagu Untuk memperoleh bahan yang diperlukan,
dalam piringan hitam, rekaman pidato pelajar-mahasiswa perlu mengetahui
(dokumenter), dan lain-lain. Oleh karena sistematika penataan dan penyimpanan
itu, perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh buku-buku pada perpustakaan. Klasifikasi
pelajar, mahasiswa, dan masyarakat pada buku yang umum di gunakan pada
umumnya untuk memperoleh informasi perpustakaan adalah klasifikasi Desimal
dalam berbagai bidang keilmuan baik untuk Dewey dan klasifikasi library of congrees.
tujuan akademis maupun untuk rekreasi. Klasifikasi Desimal Dewey mengidenfikasi
Bahan-bahan yang tersedia itu dapat bidang-bidang ilmu dengan bahasa:
dikelompokkan kedalam jenis (1) referensi, (Desimal Dewey), (library or Congres).
(2) reserve, (3) pinjaman. Oleh karena itu, pelajar - mahasiswa yang
Dalam Glossary of Library menemukan bahan atau buku di
Term yang disusun oleh ALA: buku perpustakaan harus mengetahui nomor
referensi adalah buku yang dirancang kalisifikasi buku tersebut. Nomor
dengan susunan dan penyajiannya tidak klasifikasi itu terekam ada buku katalog;
untuk dibaca secara berturut-turut, tetapi biasanya satu buku memiliki tiga kartu

524
katalog, yairu kartu sabjek, kartu judul, dan Kelengkapan Koleksi, berhubungan dengan
kartu pengarang. ragam koleksi yang meliputi koleksi cetak
maupun non-cetak, juga banyaknya jumlah
koleksi yang tersedia.
Faktor yang mempengaruhi tingkat Berdasarkan Permendikbud No. 23
pemanfaatan perpustakaan Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Berdasarkan uraian di atas, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan
pemanfaatan perpustakaan dapat dilihat Minimal Penidikan Dasar di Kabupaten
dari intensitas kunjungan dan jenis kegiatan atau Kota Pasal 2 dalam Prastowo
yang dilakukan oleh pemustaka. Faktor (2018:214) ditetapkan bahwa untuk jenjang
yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan SMP/MTs koleksi minimal buku teks yang
perpustakaan Terdapat beberapa faktor harus disediakan adalah buku teks yang
yang mempengaruhi pengguna dalam sudah ditetapkan kelayakannya oleh
pemanfaatan perpustakaan. Seperti yang pemerintah mencakup semua mata
diungkapkan oleh Handoko dalam pelajaran dengan perbandingan satu set
Handayani (2007), pemanfaatan koleksi untuk setiap peserta didik. Untuk 33 jumlah
perpustakaan dipengaruhi oleh faktor koleksinya, setiap SMP/MTs minimal
internal dan faktor eksternal. a. Faktor memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20
Internal Faktor internal yang buku referensi. 2) Keterampilan
mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan pustakawan dalam memberikan pelayanan.
adalah motivasi. Motivasi, merupakan Prastowo (2018:288) menyatakan bahwa
dorongan atau daya yang mendukung pelayanan perpustakaan adalah suatu upaya
lahirnya perilaku yang mengarah kepada yang dilakukan oleh pustakawan agar
pencapaian suatu tujuan (Darmono, bahan pustaka yang ada dapat dimanfaatakn
2004:185). Tinggi rendahnya motivasi dengan baik dan optimal oleh pemustaka.
berhubungan dengan tingkat kerajinan,
ketekunan, keuletan, dan minat seseorang. Keterampilan pustakawan
Dorongan atau motivasi seseorang merupakan keterampilan pustakawan
dalam memanfaatkan perpustakaan pada dalam memberikan layanan kepada
dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor, mahasiswa, dimana dapat dilihat dari
yaitu: 1) Kebutuhan Pengguna, merupakan kecepatan dalam memberikan layanan.
kebutuhan yang ingin diperoleh pengguna Sebagaimana dikutip dalam Rahayuningsih
di perpustakaan baik kebutuhan akan (2007:86), karakteristik pelayanan
informasi maupun pengetahuan. Kebutuhan perpustakaan meliputi: Kesopanan dan
tersebut berkaitan dengan kebutuhan keramahan petugas, rasa empati, ketepatan
pemustaka akan penting dan perlunya waktu pelayanan, akuransi pelayanan atau
informasi, (Handayani,2007:28). Hal meminimalisir kesalahan serta kemudahan
tersebut sesuai dengan tugas perpustakaan, mendapatkan layanan yang berkaitan
dimana perpustakaan harus menyediakan dengan banyaknya petugas dan
layanan informasi sesuai dengan kebutuhan ketersediaan sarana pendukung seperti
pengguna, (Suwarno, 2011: 18). 2) Minat komputer. Dimana keterampilan
merupakan kemauan hati yang tinggi atau pustakawan dalam memberikan pelayanan
kecenderungan jiwa, yang mendorong akan berpengaruh terhadap kenyamanan
seseorang untuk berbuat sesuatu, pemustaka. 3) Ketersediaan fasilitas, yang
(Darmono, 2004:182). Minat seseorang meliputi kemudahan dalam pencarian
dapat timbul apabila ada keunikan atau informasi serta sarana akses koleksi
sesuatu yang membuatya tertarik. b. Faktor perpustakaan. Dimana fasilitas pendukung
eksternal yang mempengarhi tingkat kemudahan akses antara lain meliputi
pemanfaatan perpustakaan meliputi: 1) lokasi, kualitas ruangan, ketersedian

525
koleksi, sarana digital, layanan internet, dan eskternal yang mempengaruhi cara
OPAC (Online Catalog), (Rahayuningsih, pemanfaatan tersebut dari masing-masing
2007:86). pengguna.
Berdasarkan uraian di atas, dalam
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan koleksi perpustakaan Data, Instrumen, Metode Pengumpulan
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang Data
berasal dari dalam diri pengguna itu sendiri Penelitian ini dilakukan untuk menggali
(internal) maupun faktor dari lingkungan informasi tentang cara pemanfaatan
(eksternal). Faktor internal meliputi fasilitas sarana dan prasarana di Balai
motivasi yang didorong adanya kebutuhan Layanan Perpustakaan unit Grhatama
diri dan minat sesorang, sedangkan faktor Pustaka sebagai pusat sumber belajar.
eksternal berupa faktor kelengkapan Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan
koleksi, keterampilan pustakawan serta Januari sampai Maret tahun 2020 setiap
fasilitas yang tersedia di perpustakaan. pada jam kerja lembaga yang dilakukan
Harapanya dari kedua faktor tersebut dapat hampir setiap hari. Sumber data utama
memicu salah satunya untuk mendorong dalam penelitian ini adalah kata-kata yang
seseorang untuk datang ke perpustakaan diperoleh dari hasil wawancara, selebihnya
untuk memanfaatkan koleksi yang ada, hanya sebagai data tambahan yang berupa
sehinggga intensitas kunjungan tindakan yang diamati saat melakukan
perpustakaan meningkat dan stabil observasi.
Pengambilan sampel menggunakan
teknik purposive sampling, yaitu
penentuan sampel dengan kriteria atau
METODE PENELITIAN pertimbangan tertentu. Pada penelitian ini,
Jenis dan Pendekatan Penelitian peneliti mengambil sampel subjek untuk
Pendekatan penelitian dalam diwawancarai berjumlah 10 orang yang
penelitian ini adalah penelitian kualitatif terdiri dari 2 orang dari Petugas yang ada di
dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Perpustakaan (Kepala Seksi Bidang
Pelayanan Perpustakaan dan Petugas
Waktu dan Tempat Penelitian Perlayanan Perpustakaan) dan 8 orang
Penelitian ini dilakukan di Kantor pengguna dengan usia yang rata-rata masih
Balai Layanan Perpustakaan unit Grhatama sekolah atau sebagai mahasiswa.
Pustaka Yogyakarta. Penelitian dilakukan
dari bulan Januari 2019 sampai Maret 2020. Instrumen penelitian dalam
penelitian kualitatif ini adalah human
Sumber Data instrument dimana untuk menyimpulkan
Subjek dalam penelitian ini adalah hasil akhir penelitian adalah peneliti itu
1) kepala pustakawan kantor lembaga balai sendiri. Hal ini senada dengan pendapat
yanpus grhatama pustaka, 2) Sugiyono (2013: 305) dalam penelitian
pustakawan/petugas lapangan lembaga kualitatif yang menjadi instrumen adalah
grhatama pustaka dan 3) peneliti itu sendiri. Penelitian ini
pemustaka/pengguna layanan fasilitas menggunakan peneliti sebagai instrumen
perpustakaan unit Grhatama Pustaka yang utama dan menggunakan instrumen
berstatus pelajar dan mahasiswa berjumlah tambahan. Instrumen tambahan ini
8 orang berstatus siswa dan mahasiswa. digunakan sebagai alat bantu dalam
Objek Penelitian dalam penelitian mengumpulkan data lapangan yang
ini adalah pemanfaatan perpustakaan diantaranya adalah pedoman observasi,
Grhatama Pustaka sebagai pusat sumber pedoman wawancara, dan pedoman
belajar dan faktor internal maupun dokumentasi. Hal ini dilakukan agar

526
instrument mampu menetapkan focus prosedur pemakaian dan aturan
penelitian, memilih informan sebagai penggunaan fasilitas sarana dan prasarana
sumber data, melakukan pengumpulan perpustakaan, serta dari pengamatan yang
data, menilai kualitas data, analisis data, dilakukan dapat diketahui penyebab faktor
menafsirkan data, dan membuat pemustaka atau pengguna dalam cara
kesimpulan atas temuanya. Peran peneliti pemanfaatan fasilitas sarana dan prasrana di
sebagai key instrumen dalam proses Grhatama Pustaka sebagai pusat sumber
penelitian kualitatif. Pedoman atau belajar.
kerangka instrumen diperlukan dalam
merumuskan dan mengembangkan Dalam penelitian ini, teknik
instrumen. observasi digunakan untuk mengumpulkan
data tentang pemanfaatan Pusat Sumber
Belajar. Observasi ini dilakukan di
Ghratama Pustaka. Peneliti mengamati
Teknik Pengumpulan Data kegiatan yang dilakukan di dalam
Metode Observasi pengumpulan lingkungan Pusat Sumber Belajar. Adanya
data yang digunakan dalam penelitian ini lembar observasi peneliti tinggal
salah satunya adalah teknik observasi. membubuhkan tanda centang pada kolom
Observasi atau pengamatan merupakan yang telah disediakan tentunya dengan
suatu teknik cara mengumpulkan data ketentuan yang telah ditetapkan
dengan jalan mengadakan pengamatan sebelumnya. Di dalam pembuatan lembar
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung observasi, mengacu kepada kisi-kisi
(Nana Syaodih, 2006: 220). Observasi observasi yang telah dibuat terlebih dahulu
dapat dilakukan dengan dua cara, yang guna mempermudah aspek yang akan
kemudian digunakan untuk menyebut jenis diteliti. Kisi kisi lembar observasi dapat
observasi yaitu: 1) Observasi non- dilihat pada Tabel 1. Untuk Lembar
sistematis, yang dilakukan oleh pengamat Observasi dapat dilihat pada lampiran.
dengan tidak menggunakan instrumen
pengamatan, 2) Observasi sistematis, yang Metode Wawancara penelitian ini
dilakukan oleh pengamat dengan adalah Human Insturmen wawancara semi
menggunakan pedoman sebagai instrument terstruktur. Metode ini dilakukan agar
pengamatan (Suharsimi Arikunto, 2002: subjek penelitian lebih terbuka dalam
133) memberikan data. Seperti yang dilakukan
Observasi dalam penelitian ini oleh Esterberg (dalam Sugiyono, 2015:320)
adalah observasi sistematis yang dilakukan tujuan dari wawancara jenis ini adalah
oleh pengamat dengan menggunakan untuk menemukan permasalahan secara
pedoman observasi sebagai instrumen lebih terbuka, dimana pihak yang diajak
pengamatan. Pedoman observasi digunakan wawancara diminta pendapat, dan ide-
untuk mengamati lingkungan unit idenya. Peneliti memilih wawancara semi
Grhatama Pustaka, serta cara pemanfaatan terstruktur agar dapat menambah
pemustaka atau pengguna terhadap fasilitas pertanyaan diluar pedoman wawancara
sarana dan prasarana didalamnya. Dengan untuk menangkap pendapat dan ide-ide dari
Teknik observasi diharapkan informasi responden. Wawancara dalam penelitian ini
yang bersifat nonverbal atau hanya bisa dilakukan kepada pihak lembaga,
diperoleh dengan pengamatan melalui indra petugas/pustakawan, dan pengguna
penglihatan dapat diperoleh peneliti. perpustakaan mengenai pemanfaatan pusat
Adapun pengamatan yang dilakukan sumber belajar. Selain itu wawancara
terhadap cara pemanfaatan pemustaka atau ditujukan untuk memperoleh data
pengguna terhadap fasilitas sarana dan mengenai faktor-faktor yang
prasarana dalam penggunaanya untuk mempengaruhi pemanfaatan Pusat Sumber
mengetahui apakah sudah sesuai dengan Belajar di Ghratama Pustaka. Dalam

527
penelitian ini wawancara digunakan untuk perpustakaan struktur organisasi, visi dan
mendapatkan data tentang pemanfaatan misi, dan sarana prasarana dan juga foto-
Pusat Sumber Belajar oleh pengguna , foto ruang-ruang di perpustakaan yang
faktor yang mempengaruhi pemanfaatan diambil saat penelitian yang sekiranya
Pusat Sumber Belajar oleh pengguna , serta dapat mendukung dan mempermudah
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki penelitian.
Pusat Sumber Belajar di Ghratama Pustaka.
Dengan bantuan pedoman wawancara, Dalam penelitian ini studi
adapun panduan wawancara adalah dokumentasi digunakan sebagai acuan
meliputi pertanyaan seputar fasilitas pengumpulan dokumen-dokumen terkait
perpustakaan, pengelolaan perpustakaan, dengan pemanfaatan perpustakaan sebagai
layanan perpustakaan, koleksi Pusat Sumber Belajar oleh pengguna di
perpustakaan, peraturan/tata tertib Ghratama Pustaka. Instrumen
perpustakaan, pemberian informasi koleksi pengumpulan datanya menggunakan daftar
referensi, pemanfaatan perpustakaan sesuai cocok (checklist). Checklist dalam metode
atau belum dengan visi misi, pemanfaatan dokumentasi dipegang oleh peneliti itu
perpustakaan sesuai atau belum fungsinya sendiri. Pada cheklist, yang menjadi
sebagai pusat sumber belajar, evaluasi indikator atau komponen yang diteliti
perpustakaan. adalah mengenai profil perpustakaan
struktur organisasi, visi dan misi, dan
Studi dokumentasi merupakan sarana prasarana dan juga foto-foto ruang-
pelengkap dari penggunaan metode ruang di perpustakaan yang diambil saat
observasi dan wawancara dalam penelitian penelitian yang sekiranya dapat
kualitatif. Menurut Arikunto (2010:206) mendukung dan mempermudah penelitian.
dokumentasi adalah mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, rapat agenda, dan Teknik Analisis Data
sebagainya. Studi dokumentasi dalam Data dalam penelitian kualitatif
penelitian ini dilakukan untuk memperoleh diperoleh dari berbagai macam sumber dan
data pemanfaatan fasilitas sarana dan teknik pengumpulan data. Setelah data
prasarana sebagai Pusat Sumber Belajar di diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah
Ghratama Pustaka. Studi dokumentasi melakukan analisis data. Analisis data yang
mengenai pemanfaatan Pusat Sumber digunakan dalam penelitian ini adalah
Belajar ditujukan untuk memperoleh data model Miles and Huberman yaitu analisis
berupa daftar kunjung atau trackrecord interaktif data. Aktivitas dalam analisis data
pemustaka atau pengguna selama menjadi kualitatif harus dilakukan secara interaktif
anggota perpustakaan, daftar history dan terus menerus sampai data jenuh,
peminjaman bahan pustaka oleh aktivitas dalam analisis data meliputi
pemustaka, daftar sarana prasarana, dsb. reduksi data, penyajian data, dan penarikan
Dalam penelitian ini studi dokumentasi kesimpulan/verifikasi (Miles and
digunakan sebagai acuan pengumpulan Huberman dalam Sugiyono, 2015:337).
dokumen-dokumen terkait dengan Aktivitas analisis data ditunjukan pada
pemanfaatan perpustakaan sebagai Pusat gambar berikut.
Sumber Belajar oleh pengguna di Ghratama
Pustaka. Instrumen pengumpulan datanya
menggunakan daftar cocok (checklist).
Checklist dalam metode dokumentasi
dipegang oleh peneliti. Pada cheklist, yang
menjadi indikator atau komponen yang
diteliti adalah mengenai profil

528
Gambar 2. Komponen Analisis Data Miles Desember 2015. Grhatama Pustaka
and Huberman (2015) merupakan nama Gedung layanan
perpustakaan milik Pemerintah Daerah
Cara melaukanya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Nama
mengumpukan data, datanya dikumpulkan tersebut diberikan langsung oleh Gubernur
dengan dikurangi mana yang tidak DIY untuk perpustakaan yang beralamat di
perlu/tidak relevan, namun apabila data Jalan Janti Banguntapan Bantul. Gedung
dirasa kurang terus mencari data apabila layanan perpustakaan ini merupakan
sebagian sudah bisa ditulis maka disajikan, perpaduan konsep modern dan tradisional.
jadi apa yang bisa ditulis ya dituliskan Kemegahan dan berbagai fasilitas
terlebih dahulu namun apabila kembali mengakomodir kebutuhan masyarakat
membutuhkan data ya melakukan observasi modern akan kemudahan dan kenyamanan.
lagi, jadi tidak harus selalu urut linier Filosofi bangunan mencerminkan
membutuhkan data observasi lagi, jadi bisa semangat keistimewaan Jogja serta cita-cita
kemana saja secara random sampai dirasa kesempurnaan manusia Jawa sebagai
cukup dan sudah memenuhi. pribadi yang Prakoso, Wulung, Agung dan
Wangi melalui pemanfaatan perpustakaan.
Terdiri dari 3 lantai Grhatama Pustaka
Keabsahan Data menjadi destinasi rekreatif edukatif bagi
Penarikan keabsahan data di dalam masyarakat DIY dan sekitarnya.
penelitian ini didapatkan dari triangulasi Dasar hukum kelembagaaan
sumber dan teknik. Triangulasi dalam berdirinya Balai Layanan Perpustakaan
pengujian kredibilitas menurut Sugiyono berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah
(2013: 372) adalah pengecekan data dari Istimewa Yogyakarta Nomor 105 tahun
berbagai sumber dengan berbagai cara dan 2015 tentang Pembentukan, Susunan
berbagai waktu. Triangulasi sumber Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta
merupakan cara untuk menguji keabsahan Tata Kerja UPT Balai Layanan
data dengan cara mengecek data yang Perpustakaan. Kemudian pada tahun 2018
didapatkan melalui beberapa sumber. diperbarui dengan Peraturan Gubernur
Triangulasi sumber dalam penelitian ini Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 91
yaitu Pustakawan, pengguna, dan tahun 2018 tentang Pembentukan, Susunan
Kepala/staff Perpustakaan. Sedangkan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
triangulasi teknik merupakan cara menguji Unit Pelaksana Teknis pada Dinas
keabsahan data melalui pengecekan data Perpustakaan dan Arsip Daerah. Sedangkan
kepada sumber yang sama dengan teknik untuk kelembagaan Dinas Perpustakaan
yang berbeda-beda. Triangulasi teknik di dan Arsip Daerah DIY berdasarkan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan Peraturan Daerah Istimewa (Perdais)
data hasil wawancara dibandingkan dengan Daerah istimewa Yogyakarta nomor 1
hasil observasi dan juga dokumentasi. Tahun 2018 tentang Kelembagaan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa
HASIL PENELITIAN DAN Yogyakarta disebutkan bahwa DPAD DIY
PEMBAHASAN merupakan salah satu Dinas di Pemerintah
A. Deskripsi Gambaran Umum Daerah yang mempunyai tugas
Grhatama menyelenggarakan urusan pemerintahan
Pustaka Yogyakarta Bidang Perpustakaan dan urusan
Sejarah terbentuknya Balai Layanan pemerintahan Bidang Kearsipan.
Perpustakaan tidak dapat dipisahkan
dengan peresmian gedung Grhatama
Pustaka oleh Gubernur DIY Sultan
Hamengku Buwono X pada Senin wage, 21

529
B. Pemanfaatan Perpustakaan Grhatama Hal serupa juga dikatakan oleh
Pustaka sebagai Pusat Sumber Belajar beberapa pengguna/pemustaka tentang
Pelaksanaan Perpustakaan fasilitas sarana dan prasarana yang cukup
Grhatama Pustaka sebagai pusat sumber baik di Grahatama Pustaka, yang peneliti
belajar dengan menyediakan berbagai wawancarai salah satunya mbak AF pada
pilihan sumber belajar untuk mendukung Kamis sore 30 Januari 2020.
kegiatan atau proses belajar pengguna
perpustakaan. Perpustakaan juga “Fasilitas sudah baik, dan cukup
menyediakan layanan pusat informasi dan lengkap sayapun juga merasa
memberikan kemudahan bagi pengguna nyaman belajar di Grahatama
untuk mengakses informasi melalui internet Pustaka, untuk sarana perpustakaan
atau website yang disediakan oleh pihak sangat memadai, namun akan lebih
perpustakaan. Berdasarkan hasil observasi, baik lagi jika ruang baca diperluas
peneliti mengamati pengguna merasa dan colokan listrik diperbanyak,
nyaman dengan suasana perpustakaan jadi perpustakaan bisa menampung
Grhatama Pustaka dengan tersedianya lebih banyak mahasiswa yang ingin
fasilitas seperti wifi yang memudahkan menggunakan fasilitasnya”
pengguna untuk mengakses internet, kursi Kepuasan sebagai pengguna tidak
untuk duduk dan ada lesehan yang di luput diungkapan oleh mas TD yang
bawah. Fasilitas seperti stop kontak yang langganan membaca di ruang baca dalam
berjumlah banyak juga memudahkan namun yang kebetulan pada Senin pagi
pengguna dalam mengerjakan tugas apabila tanggal 27 Januari 2020 peneliti
baterai laptop atau handphone yang mereka menemuinya di taman baca karena tempat
gunakan habis, maka mereka bisa yang biasa ia gunakan untuk membaca di
memanfaatkan stop kontak tersebut. dalam ruang baca sedang ramai alias penuh.
Hal tersebut sesuai dengan yang
dikatakan oleh ibu YL kepala staff “Untuk fasilitas yang tersedia sudah
pustakawan pada hari Jum’at 17 Januari cukup baik seperti AC, meja, kursi
2020 yang ditemui di kantor lembaga sofa, dan kecepatan WIFI yang
perpustakan yaitu. tinggi sehingga bikin nyaman dan
“Fasilitasnya ada Free Wifi, betah mas, hanya saja kadang
Gazebo, Auditorium, Ruang dijam-jam tertentu ada banyak
Diskusi dan Seminar, Ruang Audio pengujung yang datang sehingga
Visual, Mushol, Ruang belajar, fasilitas yang ada di rasa seperti
Ruang digital, Ruang bermain, rebutan
Ruang dongeng, Ruang koleksi Diperkuat oleh pendapat menurut
anak, Ruang musik, Bioskop 6 para ahli yaitu memberikan pengertian
dimensi, lebih lengkapnya bisa lihat bahwa pusat sumber belajar adalah tempat
di brosur ya mas, Keberhasilan atau bangunan yang dirancang khusus yang
layanan itu ketika pengguna merasa difungsikan sebagai menyimpan, merawat,
puas dan terbantu dengan adanya mengembangkan, dan memanfaatkan
perpustakaan ini. pengguna bisa berbagai sumber belajar yang ada, baik
memanfaatkan perpustakaan daerah dilakukan untuk kebutuhan belajar
ini sebagai tempat atau sumber individual maupun kelompok (F. Persifal
belajar yang ada di Yogyakarta. Hal dan H. Elington) dan memberikan
ini kami analisis berdasarkan pengertian bahwa PSB sebagai media
jumlah kunjungan setiap bulannya center, yaitu suatu tempat yang banyak
ataupun tahun” memberikan fasilitas pendidikan, pelatihan,
dan pengenalan dalam upaya
memaksimalkan pemberian layanan dalam

530
penunjang pembelajaran.( Ricard N. pengamatan peneliti diawal memang betul
Tuker). adanya terjadi pelanggaran-pelanggaran
dari pihak pengguna seperti tidak patuh
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam pengembalian buku tepat waktu,
Pengguna Terhadap Pemanfaatan berisik di dalam perpustakaan, tidak
Grhatama Pustaka sebagai Pusat menempatkan sepatu pada loker yang
Sumber Belajar disediakan, tidak mengembalikan buku ke
Untuk mengkroscek faktor internal posisi semula pasca membaca, tidur -
dan eksternal yang terjadi dalam tiduran saja sampai ada yang tidur beneran,
mempengaruhi pemanfaatan pengguna mengakses internet diluar dari literatur
terhadap sarana dan prasarana yang ada, koleksi referensi buku yang ada tidak untuk
peneliti selain mewawancarai pembelajaran, browsing-browsing yang
pustakawan/petugas yang ada juga tidak penting, hanya mengobrol di dalam
mewancari total 8 orang pengguna untuk perpustakaan yang jelas itu merupakan
mendapat data yang paling akurat penyebab faktor internal dari masing-masing
fenomena penggunaan fasilitas dan pengguna sehingga pemanfaatan fasilitas
prasarana tidak sebagaimana mestinya bisa sarana dan prasarana perpustakaan tidak
terjadi. sebagaimana mestinya dengan benar.
Dalam triangulasi sumber dan
teknik disini ialah Triangulasi dalam Faktor eksternal berupa faslitas
pengujian kredibilitas menurut Sugiyono yang ada, lingkungan, kenyamanan, di
(2013: 372) adalah pengecekan data dari Grhatama Pustaka sudah baik dan
berbagai sumber dengan berbagai teknik. mendukung untuk belajar dan mengerjakan
Triangulasi sumber merupakan cara untuk tugas, data tersebut berdasarkan hasil dari
menguji keabsahan data dengan cara pengamatan peneliti sendiri dan
mengecek data yang didapatkan melalui diakuratkan dengan wawancara terhadap
beberapa sumber. Triangulasi sumber total 8 pengguna di Grhatama Pustaka yang
dalam penelitian ini yaitu Pustakawan di rata-rata lebih dari setengahnya
lapangan, para pengguna/pemustaka, dan memberikan nilai dan tanggapan positif,
Kepala Pustakawan di kantor. Sedangkan walaupun ada penghambat beberapa
triangulasi teknik merupakan cara menguji koleksi referensi yang dicari tidak tersedia
keabsahan data melalui pengecekan data atau mungkin soldout karena belum
kepada sumber yang sama dengan teknik dikembalikan oleh peminjam buku
yang berbeda-beda. Triangulasi teknik di sebelumnya jelas itu termasuk dalam faktor
dalam penelitian ini yaitu menggunakan eksternal. Sehingga disini faktor internalah
data hasil wawancara dibandingkan dengan yang mendalangi lebih dominan menjadi
hasil observasi dan juga dokumentasi. pengaruh besar pengguna/pemustaka
terhadap cara pemanfaatan fasilitas yang
Peneliti disini dalam triangulasi ada ketimbang faktor eskternal, hal tersebut
sumber data adalah 2 orang pustakawan dan juga dikemukakan oleh salah satu
8 orang pengguna/pemustaka. Dalam Pustakawan/petugas di lapangan
menggali data tentang bagaimana tingkat perpustakaan yaitu mbak APS yang peneliti
pemanfaatan para pengguna dan temui saat berjaga di ruang baca
kelengkapan fasilitas, peneliti perpustakaan siang bakda duhur pada Senin
mewawancarai dari sisi pemustaka dan 20 Januari 2020 waktu itu.
pustakawan unit Grhatama Pustaka, “namun masih ada saja mas yang
diperoleh data kelengkapan fasilitas, ngobrol-ngobrol sampai numpang
layanan, peraturan, dan juga cara tidur berjam-jam karena ini AC ya
pemanfaatan masing-masing pengguna dan karpetnya lembut mungkin
perpustakaan. Dalam pemanfaatanya sesuai oknum/pengguna tersebut nyaman.

531
Sering kali juga melihat kotak alas tugas ada padanya, jadi sepertinya
kaki hanya dimasuk-masukan saja hari ini mau pulang mas karena
tidak dibungkus kain yang sudah sebelum duhur saya mau ada acara”
disediakan, bahkan ada yang tidak
memasukan alas kaki ke dalam
kotak disediakan sehingga terlihat
berantakan dan acak-acakan apalagi
saat ramai pengguna/pemustaka,
sudah sering kali kami peringatkan
mas, memang ada yang nurut dan
bandel masih sampai sekarang.
Lalu peneliti mengklarifikasi data Gambar 4. Pengguna/Pemustaka Membaca
lebih lanjut mengapa faktor internal Sambil Tiduran Bahkan Tertidur
tersebut sangatlah berpengaruh besar
terhadap pemanfaatan perpustakaan kepada
pengguna langsung yang melakukan Hal tersebut juga dibenarkan
penyimpangan sehingga tidak sebagaimana langsung oleh Kepala Pustakawan yang
mestinya fasilitas sarana dan prasarana peneliti temui diruang kantor Petugas
perpustakaan dimanfaatkan/digunakan dan Lembaga Grhatama Pustaka
mencari tahu mengapa dilakukan. Salah
satunya mas SH dan mbak YP yang peneliti “Selain itu setiap
amati kasus yang sama sempat tertidur pengguna/pemustaka harus
pulas, bedanya mas SH hari Rabu dan mbak menjaga ketenangan selama berada
YP hari berikutnya pada Kamis 23 Januari di lingkungan perpustakaan, namun
2020. yaitu tadi mas memang benar ada
beberapa pengguna yang masih
“Hahaha, sebenarnya saya ngantuk bandel ya sudah diingatkan untuk
sekali mas mau tidur siang, namun tidak berisik ataupun lebih kondusif
karena dateline tugas hari ini jadi dan menggunakan fasilitas sesuai
mau tidak mau saya harus mencari aturan berlaku yang sudah kami
referensi disini hari ini juga, jadi peringkatkan atau memberi teguran,
malu saya” dan diberi papan tulisan aturan
dan mbak YP pakai fasilitas sejelas jelasnya
masih ada yang tidak
“Hah, seriusan mas lihat? Hahaha menghindahkan dan terkesan tidak
saya capek mas dari pagi pukul 7 peduli dengan peraturan yang sudah
kuliah full sampe jam 11 ini tadi kami tulis”
langsung kesini, ditambah ini sofa
empuk banget plus adem kan di sini
mas” KESIMPULAN DAN SARAN
Faktor internal lainnya juga didapati A. Kesimpulan
oleh peneliti saat mengamati mbak PH di Berdasarkan hasil Penelitian dan
ruang baca perpustakaan asik main hp saja pembahasan pada bagian sebelumnya,
ketimbang membaca buku pada 21 Januari maka dapat diambil kesimpulan
2020 Selasa pagi. pemanfaatan Balai Layanan Perpustakaan
(YANPUS) pada unit Grhatama Pustaka
“Oh iya mas tadi janjian sama sebagai Pusat Sumber Belajar adalah
temen malah gak dateng-dateng, a. Dalam pemanfaatan fasilitas sarana
dihubungin gak respon ternyata dia dan prasarana di Grhatama Pustaka
belum bangun dan semua berkas file oleh para pengguna memang belum

532
secara maksimal, dikarenakan c. Koleksi buku perlu diperbarui untuk
kurangnya prosedur tata penggunaan kelengkapan jilid dan tahun terbit atau
fasilitas sarana dan prasarana tidak edisi yang terbaru, supaya koleksi
disertai sanksi. Banyak pengguna yang bukunya lengkap dan selalu update.
belum mengerti akan penggunaan 2. Petugas/Pustakawan Lembaga
fasilitas sarana dan prasarana yang Perpustakaan,
disediakan dengan sebagaimana sebaiknya sanksi dipertegas.
mestinya. Berdasarkan pengamatan banyak
b. Faktor yang mempengaruhi hal pengguna yang melanggar tata tertib
tersebut adalah faktor internal dan dalam memanfaatkan perpustakaan
eksternal. Faktor internal berasal dari dan hal ini kadang dibiarkan saja oleh
motivasi pengguna yang masih rendah petugas perpustakaan. Harapanya
dalam memanfaatkan perpustakan sanksi dipertegas agar dapat
sebagaimana mestinya dan juga minat menciptakan kondisi perpustakaan
atau rasa ketertarikan pengguna yang nyaman sebagai pusat sumber
terhadap apa yang ada di Grhatama belajar bersama.
Pustaka masih kurang. Faktor eksternal 3. Pengguna/Pemustaka Perpustakaan,
berasal dari ketersedian fasilitas yang sebaiknya lebih tau aturan dan
ada sudah memenuhi standar memperhatikan peraturan atau
perpustakaan ditambah pelayanan prosedur tata penggunaan fasilitas
petugas/pustakawan kepada sarana dan prasarana perpustakaan
pengguna/pemustaka sudah baik, Grhatama Pustaka yang telah
namun untuk koleksi buku dan dicantumkan, demi kenyamanan dalam
referensi masih perlu ditingkatkan lagi pemanfaatan penggunaan fasilitas
dan juga sanksi dari setiap fasilitas perpustakaan bersama.
yang tidak digunakan sebagaimana
mestinya kurang tegas.

B. Saran DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan kesimpulan dari hasil 1) Sumber Referensi Buku
penelitian mengenai pemanfaatan
Perpustakaan Balai Layanan Perpustakaan Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian :
(YANPUS) pada unit Grhatama Pustaka Suatu Pendekatan Praktik (Rev. ed.).
sebagai pusat sumber belajar, maka penulis Jakarta: Rineka Cipta.
dapat mengemukakan beberapa saran yang Ariatna, K. A. (2018). Pemanfaatan
sekiranya dapat dijadikan masukan dan Perpustakaan Umum Daerah sebagai
pertimbangan bagi beberapa pihak Pusat Sumber Belajar Bagi
bersangkutan. Beberapa saran tersebut Mahasiswa Di Ponorogo. Skripsi,
adalah: tidak dipublikasikan. Universitas
Negeri Yogyakarta.
1. Kepala Lembaga Perpustakaan, Erimurti, K. (2018). Pedagogi : Literasi
a. Perlu meningkatkan evaluasi kinerja Teknologi Informasi Dan
dan sistem yang berjalan di Komunikasi. Jakarta: Direktorat
perpustakaan supaya perpustakaan Jenderal Guru dan Tenaga
terus berkembang. Kependidikan.
b. Koleksi buku-buku akademis maupun Prastowo, A. (2018). Sumber Belajar &
non akademis perlu diperbanyak Pusat Sumber Belajar: Teori dan
kuantitasnya sehingga pengguna tidak Aplikasinya di Sekolah/ Madrasah.
terlalu lama dalam menunggu giliran Depok: Prenadamedia Group.
untuk meminjam buku.

533
Istiana, P. (2016). Gaya Belajar Dan Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan
Perilaku Digital Native Terhadap Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Teknologi Digital Dan Perpustakaan. Rosdakarya.
Prosiding Seminar SLiMS Commeet _________. (2007). Undang-Undang
West Java 2016, Bandung, 343-350. Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian 2007, tentang Perpustakaan.
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Handayani, K.H. (2007). Studi Korelasi
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Motivasi Pengguna dengan
Alfabeta. Pemanfaatan Koleksi CD-ROM di
Sukmadinata, N. S. (2015). Metode UPT Pusat Perpustakaan VII
Penelitian Pendidikan. Bandung: Yogyakarta. Dalam Jurnal Berkala
Remaja Rosdakarya. Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Sitepu, B. P. (2014). Pengembangan Vol III. No. 7. 2007. Yogyakarta:
Sumber Belajar. Jakarta: Perpustakaan Universitas Gadjah
RajaGrafindo Persada. Mada.
Siswoyo, D. (2015). Ilmu Pendidikan. Kemenristekdikti. (2005). Peraturan
Yogyakarta: UNY Press. Pemerintah Republik Indonesia
Budiningsih, A. (2015). Desain Pesan Nomor 19 Tahun 2005, tentang
Pembelajaran. Yogyakarta: FIP Standar Nasional Pendidikan.
UNY. Lasa. (2007). Manajemen Perpustakaan.
Haryanto. (2015). Teknologi Pendidikan. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
Yogyakarta: UNY Press. Muhtadi, A. (2005). Manajemen Sumber
Puspitasari, pengguna . (2014). Belajar. Yogyakarta: FIP UNY.
Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Qalyubi, S. (2007). Dasar-dasar Ilmu
Sumber Belajar Pengunjung Perpustakaan dan Informasi.
Program Keahlian Patiseri di SMK X Yogyakarta: Graha Ilmu.
Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. Rahayuningsih (Ed.). (2007). Pengelolaan
Skripsi, tidak dipublikasikan. Perpustakaan. Yogyakarta: Graha
Universitas Negeri Yogyakarta. Ilmu.
Suwarno, W. (2013). Ilmu Perpustakaan & Sumantri. (2006). Panduan
Kode Etik Pustakawan. Yogyakarta: Penyelenggaraan Perpustakaan.
Penerbit Univ. Sanata Dharma. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy, 2013. Metodologi Sutarno. (2006). Manajemen
Penelitian Kualitatif, cet. 13. Perpustakaan: Suatu Pendekatan
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Praktik. Jakarta: Sagung Seto.
Sinaga, D. (2011). Mengelola Depdikbud. (2003). Undang-Undang
Perpustakaan. Bandung: Bejana. Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. 2003, tentang Sistem Pendidikan
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Nasional.
Bafadal, I. (2009). Pengelolaan
Perpustakaan. Jakarta: Bumi Aksara.

534

Anda mungkin juga menyukai