Anda di halaman 1dari 13

UAS PUSAT SUMBER BELAJAR

Oleh :
Ni Made Mirayanti (2011021018)

Dosen Pengampu :

Dr. Desak Putu Parmiti, M.S.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN, PSIKOLOGI, DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021/2022
1. Buatlah rangkuman hasil perkuliahan mulai pendahuluan sampai akhir (penutup)
kuliah, lengkap dengan kepustakaannya.

 Pertemuan Pertama
Pada perkuliahan di hari pertama, dosen memaparkan kontrak kuliah seperti
memberikan silabus, menjelaskan dasar-dasar perkulihan pusat sumber belajar, cara
penilaian, dan juga alur pembelajaran pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.
 Pertemuan Kedua → Bab 1 Konsep Dasar Sumber Belajar
Menurut (AECT) pusat sumber belajar yaitu berbagai atau semua sumber baik
berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik
secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai
tujuan belajar.
Ciri-ciri sumber belajar diantaranya: 1) sumber belajar mempunyai daya /
kekuatan yang dapat memberikan sesuatu yang kita perlukan dalam proses belajar; 2)
dapat merubah tingkah laku yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan; 3) dapat
digunakan secara sendiri-sendiri tetap tidak dapat digunakan secara kombinasi; 4) sumber
belajar dibedakan menjadi dua, yaitu yang dirancang (by designed) dan yang tinggal
pakai (by utilization).

Sumber belajar juga di klasifikasi menjadi beberapa bagiaan, di antaranya:


a. Sumber Belajar yang menyediakan sumber belajar berupa refrensi buku – buku dan
bahan cetakan lainnya yang memuat informasi ilmiah yang diperlukan untuk
mendukung belajar dan pembelajaran.
b. Sumber Belajar yang memberi pelayanan pemanfaatan dan penggunakan sarana
belajar non tradisional seperti multmedia,
c. Sumber Belajar yang memberdayakan kemampuan teknik belajar dan pembelajaran
dalam bentuk micro.
d. Sumber Belajar yang memproduksi keperluan alat bantu belajar dan proses
pembelajaran dalam bentuk software maupun hardware.
e. Sumber Belajar yang membentuk media komunikasi yang mengharuskan program
mendukung penyelengaraan pendidikan dan program khusus yang dapat
diberlangsungkan dalam sistem distance learning maupun secara terbuka. Seperti
radio pendidikan, sekolah terbuka, TV pendidikan, Website pendidikan.
f. Sumber Belajar yang dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran seperti
museum, candi, prasasti, kebun margastwa.
g. Sumber Belajar yang diorganisir mendukung proses pembelajaran seperti lingkungan
alam sekitar serta objek lainnya.
Sumber belajar juga memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1. Meningkatkan produktifitas pembelajaran dengan jalan:
a) Mempercepat laju belajar dan membantu guru menggunakan waktu secara lebih
baik.
b) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang bersifat individual, dengan cara:
a) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional.
b) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berkembang sesuai kemampuannya.
 Pertemuan Ketiga → Bab II Belajar Berbasis Aneka Sumber
Belajar berbasis aneka sumber merupakan suatu strategi pembelajaran yang
memberikan pemelajar kesempatan memperoleh serta membangun pengetahuannya
melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar. Dalam pelaksanaannya, pemelajar
berperan mendampingi dan membantu pemelajar yang mengalami kesulitan belajar, serta
menyediakan sumber-sumber belajar yang diperlukan pemelajar.
Adapaun Peranan Pembelajar, Pemelajar, dan Lembaga Pendidikan, yang berarti
memberikan pilihan kepada pemelajar di mana, kapan, dan bagaimana mereka belajar;
mengutamakan belajar daripada mengajar; meningkatkan tanggung jawab dan kegiatan
pemelajar daripada pengawasan dan pemberian bahan dari pemelejar.mengembangkan
kegiatan belajar dan penilaian yang mendorong pemelajar membangun pengetahuannya
dengan melibatkan diri dalam masalah-masalah autentik berdasarkan pengalaman nyata
dan menggunakan umpan balik dan penilaian formal untuk memperbaiki metode
pembelajaran.
 Pertemuan Keempat → Bab III Bentuk dan Jenis Sumber Belajar
Bentuk dan jenis sumber belajar terdiri dari sumber belajar perpustakaan,
laboratorium dan tempat praktik, pusat sumber belajar, dan sumber belajar di pendidikan
formal.
Perpustakaan adalah tempat menyimpan berbagai jenis informasi dalam berbagai
ragam tampilan yang sekaligus berfungsi sebagai sumber belajar. Di lembaga pendidikan,
perpustakaan dipergunakan oleh pembelajar mempersiapkan bahan pembelajaran dan
oleh pemelajar sebagai acuan dalam belajar termasuk dalam mengerjakan tugas yang
diberikan pembelajar. Laboratorium atau tempat praktik digunakan untuk memberikan
pengalaman yang utuh kepada pemelajar melalui suatu praktik. Dalam kegiatan belajar
ini, pembelajar terlibat langsung mulai dari menenentukan belajar, mempersiapkan
bahan-bahan dan prosedur praktik, melakukan sendiri, melihat hasilnya, mecatat,
menganalisis, dan membuat kesimpulan. Perkembangan pendekatan pembelajaran yang
mengarah pada belajar berpusat kepada pemelajar menempatkan pemelajar menjadi
pemeran utama dalam proses pembelajaran. Dengan pengalaman belajar yang demikian,
pemelajar memperoleh kemampuan baru yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran.
 Pertemuan Kelima → Bab IV Sumber Belajar di Pendidikan Formal
Pendidikan Formal terdiri dari beberapa lembaga pendidikan, mulai dari TK/RA,
SD/MI, SMP/Mts, SMA/MA, dan SMK/MAK. Sumber belajar yang ada di TK berbentuk
sentra-sentra dan lapangan bermain, sedangkan SD/MI memiliki perpustakaan dan
laboratorium IPA, sedangkan SMP dan MTs memiliki perpustakaan dan laboratorium
IPA, SMA/MA memiliki Perpustakaan dan laboratorium IPA, Fisika, dan Kimia.
Sumber-sumber belajar yang ada di sekolah belum dikelola secara terpadu, walaupun
belakangan ini terdapat beberapa SMA yang membentuk Pusat Sumber Belajar tetapi
lebih mengarah pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (internet). Dan
jika perguruan tinggi yang memiliki unit pelaksana teknis yang mengelola sumber belajar
hanya terdapat di universitas yang berkembang dari LPTK/IKIP Nama unit pelaksana
tersebut berbeda satu sama lain, ada yang menggunakan Pusat Sumber Belajar,
 Pertemuan Keenam → Bab V Sumber Belajar di Pendidikan Non Formal
Pendidikan di jalur pendidikan non formal diselenggarakan melalui pendidikan
anak usia dini dalam bentuk Taman Penitipan Anak (TPA) dan Kelompok Bermain (KB).
Di samping itu, terdapat juga pendidikan masyarakat yang dilakukan dalam bentuk
kursus, pelatihan, pusat kegiatan masyarakat, sanggar belajar dan lainnya. Pendidikan di
TPA dan KBA diarahkan pada perkembngan fisik, kesehatan, dan emosi anak dengan
kegiatan bermain sambil belajar. Sumber belajar di TPA dan KB lebih banyak dalam
bentuk permainan dan lingkungan bermain ditata secara aman, menarik, dan nyaman.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan salah satu satuan pendidikan
jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan berbagai jenis kursus dan pelatihan.
Hasil belajar Kelompok Belajar Paket A, Paket B, dan Paket C dapat disetarakan masing-
masing dengan lulusan SD, SMP, dan SMA.
 Pertemuan Ketujuh → Bab VI Hakikat Pusat Sumber Belajar
Pusat Sumber belajar (Lab-site) merupakan wahana yang memberikan fasilitas
atau kemudahan proses belajar manusia (siswa sekolah maupun warga belajar pada
umumnya). Terdapat pula pengadministrasian pusat sumber belajar yang terbagi
menjadi beberapa bagian, yaitu:
1) Fungsi administrasi PSB. Melaksanakan fungsi administrasi berarti melakukan
kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan dan prioritas PSB.
Pengadministrasian dilaksanakan terhadap semua aspek program PSB/Lab-site.
2) Operasional Kegiatan Administrasi. Untuk memberikan gambaran yang konkrit
mengenai pengadministrasian kegiatan PSB/Lab-site, berikut disajikan contoh
operasionalisasi suatu Pusat Sumber belajar (PSB) yang mempunyai fungsi
Pengembangan Instruksional, Ketatausahaan, Produksi, dan Pelayanan Media.
Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus PSB serta posisi dan urgensi PSB
dalam proses belajar dan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan Sistem Pembelajaran.
2) Pelayanan media.
3) Produksi Pusat Sumber Belajar berhubungan dengan penyediaan materi atau bahan-
bahan pembelajaran yang tidak dapat diperoleh melalui sumber-sumber komersil.
4) Pelayanan administrasi PSB dalam melaksanakan fungsinya berhubungan dengan
berbagai upaya atas mana tujuan dan prioritas program dapat tercapai.
 Pertemuan Kedelapan → Bab VII Perpustakaan dan Laboratorium sebagai Pusat
Sumber Belajar
Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang
mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku
(non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga
dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.
Sedangkan perpustakaan tradisional memiliki keterbatasan yang berkaitan dengan
penyimpanan dan akses informasi, karena sebagian besar pengetahuan yang
dikumpulkan oleh perpustakaan direkam dan dikumpulkan dalam media fisik. Dan
perpustakaan digital merupakan suatu perpustakaan dimana seluruh isi koleksi dan
proses pengelolaan serta layanan berupa kumpulan data dalam bentuk digital.
Laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan percobaan,
pengukuran, penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains (kimia,
fisika, biologi) dan ilmu-ilmu lainnya. Laboratorium bisa berupa ruangan yang tertutup
seperti kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.
 Pertemuan Kesembilan → Bab VIII Pusat Sumber Belajar di Era Digital
Kebijakan institusi pendidikan dalam memanfaatkan teknologi internet menuju e-
learning perlu kajian dan rancangan mendalam. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
media pembelajaran secanggih apapun tidak akan bisa menggantikan sepenuhnya peran
guru/dosen. Penanaman nila-nilai dan sentuhan kepribadian sulit dilakukan. Disinilah
tantangan bagi para pengambil kebijakan dan perancang e-learning.
Pebelajar sekarang dapat mengakses dan memanipulasi informasi pada tingkat
yang lebih cepat, menghilangkan pembatasan yang dikenakan pada mereka dengan
paradigma lama. Dengan memberikan akses langsung ke pengetahuan dasar, paradigma
baru menantang pebelajar untuk mengelola dan memanipulasi sejumlah besar informasi
sementara mendorong mereka untuk merefleksikan pembelajaran mereka sendiri.
Perilaku mengajar yang umum adalah dengan membuat asumsi bahwa kegiatan
pembelajaran harus dengan desain pembelajaran yang mekanistik. Bahkan dalam
konteks pembelajaran online, Kegiatan pembelajaran yang mekanistik tersebut
diwujudkan dalam navigasi yang berurutan di Learning Management System berbasis
web.
 Pertemuan Kesepuluh → Bab IX Penyusunan Program Pusat Sumber Belajar
Dalam pendidikan, proses identifikasi kebutuhan, digunakan misalnya, untuk
mengidentifikasi kebutuhan tentang materi yang perlu diajarkan kepada siswa, untuk
menentukan kebutuhan media bagi suatu sekolah atau masyarakat, dan sebagainya.
Identifikasi kebutuhan bertujuan untuk mendapatkan data atau informasi tentang
kebutuhan yang ingin dicapai dalam suatu perencanaan kegiatan.
Semua perencanaan yang sistematis selalu diawali dengan identifikasi kebutuhan.
Sebagai contoh model perencanaan pendidikan menurut Kaufman:
1) Identifikasi kebutuhan (masalah)
2) Menentukan syarat dan alternatif strategi pemecahan
3) Memilih strategi pemecahan
4) Melaksanakan strategi pemecahan yang telah dipilih
5) Menentukan / menilai efefktifitas hasil pelaksanaan
6) Mengadakan perbaikan (revisi) jika diperlukan.
Survei merupakan salah satu teknik, metode, atau cara untuk mengumpulkan data
atau informasi ke lapangan. Jadi survei pun dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan. Lebih dari pada sekedar untuk mengidentifikasi kebutuhan, dalam rangka
penyusunan program, termasuk program Lab-site.
Langkah-langkah survei yang perlu dilakukan dalam melaksanakan survei adalah:
1) Membuat perencanaan untuk keperluan survei ke masyarakat
2) Membuat instrumen survei
3) Mengumpulkan data
4) Mengolah data
5) Membuat laporan hasil survei (berisikan saran/rekomendasi).
 Pertemuan Kesebelas → Bab X Pengembangan Pusat Sumber Belajar dan
Kelompok Belajar
Sumber belajar dapat diklasifikasikan menjadi pesan (materi pelajaran, ilmu yang
dipelajari), orang (guru, penatar, dosen), bahan (buku tulis, bahan praktikum, kaset, film,
transparansi), alat (radio, tape, pesawat TV, alat praktikum, OHP), teknik (metode
ceramah, diskusi, bermain peran, karyawisata), lingkuangan (ruang kelas, laboratorium,
perpustakaan, sekolah, kampus). Dalam memanfaatkan PSB, kita perlu memperhatikan
masalah pembentukan kelompok belajar. Alasan atau dasar pertimbangan pembentukan
kelompok belajar antara lain adanya jenis tujuan atau materi pelajaran yang lebih
berhasil jika dipelajari dalam kelompok tujuan tertentu. Di samping itu ada fasilitas
balajar yang hanya efektif jika digunakan secara berkelompok. Kriteria pembentukan
kelompok belajar meliputi tujuan, materi, fasilitas belajar, dan karakteristik siswa. Jenis-
jenis kelompok belajar: kelompok besar, kelompok kecil, dan individual.
Kelompok belajar di sini dimaksudkan sebagai salah satu bentuk pembelajaran
terprogram yang melibatkan sekelompok siswa sebagai satu kesatuan. Dalam
pembelajaran kelompok terprogram ini setiap anggota berpartisipasi aktif dalam proses
belajar dan mengajar. Dalam membentuk kelompok belajar, perlu mengikuti langkah-
langkah sistematis untuk menghindarkan tindakan yang tidak perlu. Ciri khas
pembelajaran kelompok terprogram yaitu informasi, tugas kelompok, umpan balik, dan
petunjuk kerja. Langkah-langkah pengembangan kelompok belajar terprogram secara
sistematis. Ketujuh langkah itu meliputi Pemilihan topik, analisis siswa, analisis konteks,
menentukan hambatan/keterbatasan, analisis instruksional, desain prototipe, verifikasi,
siswa dan revisi.
 Pertemuan Kedua belas → Bab XI Pembinaan Kelompok Belajar Pada Pusat
Sumber Belajar
Dalam kegiatan pembelajaran, kita menyadari bahwa ada tujuan atan materi
pelajaran yang lebih berhasil kalau disampaikan dalam bentuk kelompok besar
(klasikal), kelompok kecil, maupun individual.
Ada beberapa panduan dalam membentuk kelonipok belajar ialah dengan jalan
mengajukan pertanyaan:
1) Apakah tujuan/materi pelajaran ini lebih berhasil jika disampaikan dalam bentuk
kiasikal? Jika jawabannya “Ya”, maka bentuklah kelompok besar (20 sd 40 siswa)
2) Apakah tujuan/materi pelajaran ini lebih berhasil jika disampikan dalam bentuk
kelompok kecil? Jika jawabannya “Ya”, maka bentuklah kelompok kecil (5 - 10
siswa)
3) Apakah tujuan/materi pelajaran mi lebih berhasil jika disampaikan secara
individual? Jika jawabannya “Ya”, maka bentuklah kelompok individual (1 - 5
siswa).
Alternatif baru yang inovatif pada pembelajaran kelompok maupun individual pada
PSB dengan menggunakan media dan teknik yang inovatif, antara lain: pembelajaran
laboratorium, pembelajaran pengalaman lapangan, tutorial terprogram, sistem
pebelajaran individual, pembelajaran pada pusat media. pembelajaran kooperatif, model
pembelajaran bersama, tim asistensi individual, program tutorial audio/video,
audiovision. pengajaran berprograma, kelompok terprogram, pembelajaran berbantuan
komputer, simulasi/permainan, dan sebagainya. Berbagal jenis lingkungan dapat kita
gunakan sebagai sumber belajar baik sumber belajar yang direncanakan maupun sumber
belajar karena dimanfaatkan. Menurut konsep tri pusat pendidikan, kita mengenal tiga
pusat pendidikan sebagai sumber belajar, yàitu liugkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Langkah-langkah memanfaatkan Iingkungan sebagai sumber belajar dapat
dijelaskan sebagai berikut: Pertama membuat kiasifikasi jenis-jenis lingküngan sebagai
sumber belajar. Kedua tentukan strategi pernanfaatan. Strategi pemanfaatan dapat
dibedakan menjadi dua: pertama mengadakan kunjungan lapangan, kedua
mendatangkan sumber belajar Ice sekolah. Anda perlu mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan jenisjenis sumber belajar di sekitar sekolah Anda yang dapãt
dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Terdapat beberapa alternatif memanfaatkan
Iingkungan sebagai sumber belajar. Cara pertama adalah dengan mengadakan
kunjungan (karyawisata, PKL, magang, observasi); cara kedua adalah dengan
mendatangkan atau mengundang narasumber untuk ceramah atau inendeunonstrasikan
keahliannya.
 Pertemuan Ketiga Belas dan Empat Belas → Bab XII Monitoring, Evaluasi, dan
Supervisi Pusat Sumber Belajar
Evaluasi adalah proses sistematis dalam pengumpulan data atau informasi yang
digunakan untuk memberikan nilai atau predikat terhadap sasaran yang dievaluasi.
Evaluasi dimaksudkan untuk mengadakan monitoring, evaluasi formatif, dan evaluasi
sumatif. Monitoring terhadap proyek atau kegiatan yang dilaksanakan Labsite
merupakan fungsi evaluasi yang erat dengan masalah pemeriksaan rutin secara terus
menerus terhadap kegiatan Labsite. Lazimnya monitoring dilakukan oleh pemimpin
proyek atau oleh orang dalam. Tujuan monitoring adaiah untuk menentukan apakah
kegiatan proyek berjalan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan.
Erat dengan istilah monitoring adalah supervisi. Titik berat monitoring dan
supervisi bukanlah kualitas hasil atau pengaruh atau dampak suatu proyek, tetapi pada
kemajuan yang dicapai dalam jangka waktu tertentu. Evaluasi formatif lebih luas
daripada tes formatif. Evaluasi formatif lebih daripada sekedar memberikan tes. Selain
memberikan tes, evaluasi formatif juga mengumpulkan data informasi melalui
wawancara, observasi, dokumentasi, dan sebagainya. Sama denga tes formatif, evaluasi
formatif juga dilaksanakan pada saat kegiatan belajar atau proyek sedang berlangsung.
Maksud evaluasi formatif adalah untuk meaingkatkan kinerja proyek dengan jalan
meaemukan kegiatan-kegiatan yang berjalan sesuai rencana, dan kegiatan-kegiatan yang
tidak berjalan sesuai rencana. Evaluasi sumatif pada intinya menjawab pertanyaan
apakah proyek berhasil atau tidak, jika berhasil seberapa bagus kualitas produk yang
dihasilkan? Evaluasi sumatif mengevaluasi atau menilai hasil proyek berdasar (criteria:
kualitas produk, efektifltas penggunaan produk, efek sampingan (positif atau negatif),
pengarub produk baik jangka pendek raaupun jangka panjang, bisa tidak-nya
dimanfaatkan di tempat lain, dan daya saing. Evaluasi sumatif tidaklah untuk keperluan
perbaikan, melainkan untuk bahan petimbangan dalam menentukan apakah kegiatan atau
proyek akan dihentikan, diteruskan, atau disebarluaskan.
 Pertemuan Kelima Belas → Bab XIII Pusat Sumber Belajar Online
Terdapat 7 fungsi PSB digital, yaitu mencakup fungsi-fungsi sebagai berikut; 1).
Penyimpanan (colecting), 2). Pelayanan (serving), 3). Penyajian (presenting), 4).
Pengembangan (developing), 5). Pelatihan (training), 6). Pembaruan (inovating), 7).
Berbagi (sharing). Perpustakaan digital merupakan suatu perpustakaan di mana seluruh
isi koleksi dan proses pengelolaan serta layanannya tersebut berupa kumpulan data
dalam bentuk digital. Perpustakaan digital tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan
sumber lain dan pelayanan informasinya terbuka untuk seluruh dunia. Koleksi
perpustakaan digital tidak terbatas pada dokumen elektronik pengganti cetak saja, ruang
lingkup koleksinya sampai pada artefak digital yang tidak bisa digantikan dalam bentuk
tercetak.
Perpustakaan digital bertujuan untuk membuka akses seluas-luasnya terhadap
informasi yang sudah dipublikasikan. Dengan tidak terbatasnya informasi terutama
sumber belajar yang dapat diakses oleh siswa dan guru melalui peprpustakaan digital
akan berdampak pada kegiatan pembelajaran. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada
guru ( teacher centered) tetapi sudah bergeser ke student centered, active learning dan
pembelajaran berbasis aneka sumber. Dengan demikian konstruktivisme dalam
pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif,
inovatif, dan menyenangkan dapat terlaksana dengan baik sehingga siswa tidak lagi
belajar dengan tuntutan subject matter oriented tapi mereka akan mengkontruksi apa
yang dipelajarinya dalam proses pembelajarannya dan dapat menerapkan dalam
kehidupannya.

Daftar Rujukan

Anglin, Gary, J. 1991. Instructional Technology: Past, Present, and Future.


Mudhofir. 1992. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Remaja Bandung:
Rosda Karya
Prastowo, Andi. 2018. Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar, Jakarta: Prenada
Media
Zainuddin, HRL. dkk. Pusat Sumber Belajar. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan
Tenaga Kependidikan, Dikti-Depdikbud
2. Ceritakan manfaat mempelajari Pengelolaan Pusat Sumber Belajar bagi mahasiswa
TP (sesuaikan dengan fungsi dan bidang garapan TP).
 Manfaat mempelajari pengelolaan Pusat Sumber Belajar bagi mahasiswa TP (sesuai
dengan fungsi dan bidang garapan TP), yaitu bertambahnya ilmu dan dapat mengetahui
lebih dalam apa saja kebutuhan sumber belajar yang diperlukan guru dan juga siswa
dalam proses pembelajarannya. Dengan begitu kita sebagai seorang Teknologi
Pendidikan dapat memikirkannya, sumber belajar apa yang dirasa pas untuk
meningkatkan pendidikan dan mempermudah proses pembelajaran, Mendorong cara-
cara belajar baru yang paling cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran, Meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok,
dan juga Memperluas dan meningkatkan kesempatan belajar.

Anda mungkin juga menyukai