Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/350891860

PENTINGNYA PUSAT SUMBER BELAJAR (PSB) DI LEMBAGA PENDIDIKAN


FORMAL UAS

Experiment Findings · April 2021


DOI: 10.13140/RG.2.2.16316.97922

CITATIONS READS

0 5,108

3 authors:

Eka Putri Agustina Athaya Salsabila


Jakarta State University Jakarta State University
4 PUBLICATIONS   2 CITATIONS    1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Shanti Annisya Rachma


Jakarta State University
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pemanfaatan Platform Kolaborasi Virtual View project

Educational Technology View project

All content following this page was uploaded by Eka Putri Agustina on 16 April 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENDAHULUAN
• Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan
Sumber Daya Manusia (SDM) pada setiap negara. SDM yang diperlukan tersebut
merupakan SDM yang pekerja keras dan dinamis, produktif, terampil, menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas
diperlukan proses pembelajaran ideal yang menghasilkan efektivitas dan efisiensi
tinggi mulai dari kualitas guru, kurikulum, fasilitas pembelajaran, sampai sarana dan
prasarana. Sumber belajar merupakan salah satu bagian penting yang harus dipenuhi
ketersediaannya untuk menunjang keberlangsungan pembelajaran yang lebih
mendalam. Sumber belajar tidak hanya berupa buku tetapi juga berupa bahan ajar,
sumber daya manusia seperti guru dan administrator sekolah, lingkungan belajar,
peralatan pembelajaran, teknik, dan informasi yang akurat.
Mengintegrasikan komponen-komponen tersebut diperlukan ketersediaan
sarana dan prasarana yang memadai khususnya di lembaga pendidikan. Lembaga
pendidikan sebagai salah satu pusat terjadinya proses transfer ilmu pengetahuan yang
sangat perlu didukung keberadaannya. Wujud dari penunjang sarana dan prasarana
pendidikan dapat direalisasikan dengan membangun sebuah Pusat Sumber Belajar
(PSB) sebagai langkah untuk memfasilitasi peserta didik dalam belajar. PSB yang
lazim dijumpai yaitu berupa perpustakaan atau pusat sumber belajar yang dapat
diakses secara daring oleh lembaga tertentu.
Sayangnya, masih banyak sekolah di Indonesia yang belum memiliki
perpustakaan sendiri. Apabila melihat Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014
menyatakan untuk mewajibkan setiap sekolah memiliki perpustakaan. Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 29 November 2019, provinsi dengan
kepemilikan perpustakaan SD terendah adalah Papua sebesar 31%. Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dengan jumlah perpustakaan terendah berada di Maluku
Utara sebesar 58,7%. Jumlah perpustakaan paling sedikit dari Sekolah Menengah
Atas (SMA) terletak di Maluku Utara dengan kepemilikan 69,2%. Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dengan jumlah perpustakaan terminim terletak di Nusa Tenggara
Barat, hanya 53%. Kondisi tersebut merupakan salah satu bukti bahwa ketersediaan
PSB masih belum dianggap menjadi kebutuhan yang wajib dimiliki oleh setiap
lembaga pendidikan tanpa adanya kesenjangan.

• Rumusan Masalah dan Tujuan Penulisan


Oleh karena itu, artikel ini akan menjabarkan lebih dalam bagaimana
pentingnya PSB sebagai penunjang kebutuhan fasilitas pembelajaran di lembaga
pendidikan sebagai upaya dalam peningkatan kualitas pendidikan yang ada di
Indonesia. Tujuan dari penulis artikel ini agar membuat pembaca memahami apa itu
PSB, bagaimana cara untuk mewujudkan PSB yang ideal, serta memanfaatkannya
dengan sesuai.

2
KAJIAN TEORI
• Definisi Pusat Sumber Belajar
Menurut Prof. Yusufhadi Miarso pembelajaran adalah usaha mengelola
lingkungan belajar dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif
dalam kondisi tertentu (Miarso, 2004). Pelaksanaan pembelajaran tidak terlepas dari
adanya sumber belajar. Menurut AECT tahun 1998, sumber belajar adalah semua
sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk
gabungan untuk memberikan fasilitas belajar. Sumber belajar dapat terdiri dari pesan,
orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan.
Sumber belajar banyak sekali ragam dan jenis bentuknya, masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda. Karena keragaman dan variasi yang beragam,
sumber belajar harus dikembangkan, dikelola, dan dimanfaatkan untuk membantu
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Unit yang bertugas untuk
mengembangkan dan mengelola sumber-sumber belajar tersebut disebut sebagai Pusat
Sumber Belajar (PSB). Pada hakikatnya, pusat sumber belajar bertugas untuk
memberikan fasilitas dan kemudahan bagi proses pembelajaran dengan berpusat pada
peserta didik.

• Tujuan Pusat Sumber Belajar


Tujuan umum PSB adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran melalui pengembangan sistem instruksional. Adapun tujuan khusus dari
PSB meliputi (Mudhofir, 1992):
1. Menyediakan berbagai macam pilihan komunikasi untuk mendukung kegiatan
kelas tradisional yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
tujuan pembelajaran. Contohnya seperti penggunaan majalah dinding untuk
menampilkan karya, beep test untuk menguji ketahanan fisik, dan sebagainya.
2. Mendorong penggunaan cara-cara belajar baru sesuai dengan tujuan program
akademis dan kewajiban institusional.
3. Memberikan layanan dalam perencanaan produksi, operasional, dan tindakan
lanjutan. Contoh tindakan lanjutan yang dimaksud dapat berupa evaluasi.
4. Melaksanakan latihan mengenai pengembangan sistem instruksional dan
integrasi teknologi.
5. Memajukan penelitian yang perlu tentang penggunaan media pendidikan. PSB
dapat membantu penguasaan materi peserta didik karena tersedianya contoh
konkret.
6. Menyebarkan informasi yang akan membantu memajukan penggunaan
berbagai macam sumber belajar. Contohnya seperti whatsapp group untuk
komunikasi dan diskusi kelompok.
7. Menyediakan layanan produksi bahan belajar. PSB harus dapat memproduksi
berbagai bentuk bahan belajar, seperti video, audio, modul, dan sebagainya.

3
8. Memberikan konsultasi untuk modifikasi dan desain fasilitas. Seiring
berjalannya waktu, dibutuhkan adanya modifikasi dan desain fasilitas. Ahli
dari PSB harus dapat memberikan konsultasi pemilihan dan perubahan
fasilitas tersebut.
9. Membantu mengembangkan standar penggunaan sumber belajar. Contohnya
seperti pengadaan manual book.
10. Menyediakan layanan pemeliharaan atas berbagai macam peralatan media.
Contohnya seperti mengecek komputer secara berkala, serta merapikan buku
sesuai dengan topik dan judul.
11. Membantu dalam pemilihan dan pengadaan bahan-bahan media kelas dan
peralatan. Contohnya seperti saat membantu instruktur memilih media apa
yang dapat digunakan untuk belajar bahasa asing secara menyenangkan, PSB
membantu mengadakan flash card.
12. Menyediakan pelayanan penilaian untuk membantu menentukan efektivitas
berbagai cara pembelajaran. Contohnya seperti membantu pembuatan
instrumen penilaian program.

• Tujuan Pusat Sumber Belajar


Fungsi PSB meliputi (Mudhofir, 1992):
1. Fungsi Pengembangan Sistem Instruksional
PSB membantu membuat rancangan dan memilih sumber belajar yang dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. PSB juga
menyediakan layanan konsultasi pengembangan kurikulum, penyusunan
rencana pembelajaran, revisi program, dan lain-lain.
2. Fungsi Pelayanan Media
PSB membantu memprogram media dan layanan dukungan yang dibutuhkan,
baik oleh pendidik maupun peserta didik. Contohnya seperti menyediakan
layanan perpustakaan cetak dan digital, konsultasi media pembelajaran, sistem
media untuk kelompok kelas, serta pelayanan pembelian bahan dan peralatan.
3. Fungsi Produksi
PSB menyediakan materi dan bahan instruksional yang tidak dapat diperoleh
melalui sumber-sumber yang diperjual-belikan. Contohnya seperti
memproduksi program audio, video, multimedia, media cetak, dan media
sederhana. Fungsi ini juga meliputi penyiapan karya seni asli dan memelihara
sistem.
4. Fungsi Administrasi
Fungsi ini berhubungan dengan cara mencapai tujuan dan prioritas program.
PSB membantu merencanakan program yang akan dilaksanakan dan akan
melibatkan orang banyak. Fungsi ini meliputi perencanaan pengadaan sumber
belajar, inventarisasi peralatan, evaluasi, monitoring, dan lain-lain.

4
5. Fungsi Pelatihan
PSB berupaya meningkatkan kemampuan SDM, baik untuk pengelola maupun
pengguna PSB. Fungsi ini meliputi pelatihan pengembangan kompetensi
pembelajaran, pelatihan pengembangan SDM, dan lain-lain.

• Pusat Sumber Belajar di Lembaga Pendidikan


Pada hakikatnya, PSB bertugas untuk memberikan fasilitas dan kemudahan
bagi proses pembelajaran dengan berpusat pada peserta didik. Meskipun tujuan
utamanya adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran, PSB di setiap
tingkat pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda. Idealnya, PSB memenuhi
seluruh fungsi di atas (pengembangan sistem instruksional, pelayanan media,
produksi, administrasi, dan pelatihan) (Wheelbarger, n.d.).
Pada tingkat sekolah dasar, PSB harus siap menawarkan berbagai pengalaman
kinetik dan sentuhan yang melatih kebebasan bergerak, berbicara, dan melakukan
penelitian. Pengalaman tersebut diberikan melalui alat bantu sederhana, bentuk
geometris, model hewan, dan sejenisnya. Intinya, PSB harus menunjang peserta didik
untuk belajar sambil bermain.
PSB di tingkat SMP dan SMA memiliki lebih banyak siswa yang datang
secara individu. Koleksi materi harus mencerminkan kedalaman subjek yang lebih
dalam dan detail (daripada buku materi yang disajikan di kelas). Media yang
digunakan di PSB harus memberikan pengalaman dalam berbagai mode komunikasi
(visual, audio, audio-visual, dan seterusnya). Untuk SMA, penting untuk diberikan
keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam masyarakat dan kompetensi yang
dibutuhkan untuk masuk ke perguruan tinggi.
Semakin tinggi jenjang pendidikan, maka semakin tinggi kebutuhan belajar
dan kemandirian peserta didiknya. Mahasiswa membutuhkan lebih banyak sumber
belajar untuk tambahan pembelajaran di kelas. Diperlukan semua keterampilan dari
para profesional media untuk mengkoordinasikan penggunaan media agar
pembelajaran maksimal. Secara keseluruhan, karakteristik jenjang sekolah
sebelumnya juga diperhatikan di jenjang universitas. Hanya saja, semuanya menjadi
lebih kompleks dan beragam.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, PSB melebarkan
sayapnya. Kini pusat sumber belajar tidak hanya berbentuk fisik, namun juga virtual.
Berikut beberapa contoh pusat sumber belajar (baik yang dikelola sekolah
maupun pemerintah).
1. Perpustakaan Nasional RI
Perpustakaan Nasional RI sebagai PSB terbesar dan tertinggi di Indonesia
menyediakan berbagai macam koleksi, di antaranya ada buku, monograf,
kartografis, majalah, karya seni, audiovisual, dan multimedia.

5
(sumber: (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2017)
2. Portal Rumah Belajar Kemdikbud
Portal Rumah Belajar Kemdikbud sebagai PSB virtual menyediakan berbagai
macam fitur yang dapat mendukung pembelajaran daring, seperti kelas maya,
sumber belajar, laboratorium maya, dan bank soal.

(sumber: (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2020)


3. Odessa College Learning Resources Center
PSB milik Odessa College, United States ini menyediakan berbagai macam fitur
dan layanan untuk memfasilitasi pembelajaran mahasiswa.

(sumber : (College, 2020)

6
SINTESIS DAN KESIMPULAN
Sekolah dan universitas sebagai lembaga penyelenggara pendidikan idealnya
memiliki PSB untuk memfasilitasi pembelajaran peserta didik, baik berupa perpustakaan atau
pusat sumber belajar virtual. PSB ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran melalui pengembangan sistem instruksional, pelayanan media, produksi,
administrasi, dan pelatihan. Namun realitanya, masih banyak lembaga pendidikan di
Indonesia belum memiliki PSB dan perpustakaan. Perpustakaan yang ada pun belum
seluruhnya memenuhi fungsi dari PSB itu sendiri. Mulai dari koleksi yang terbatas/belum
lengkap, tidak tersedianya layanan produksi, hingga tidak tersedianya layanan digital atau
virtual. Hal ini dapat disebabkan oleh minimnya pengetahuan tentang pengelolaan pusat
sumber belajar, kurangnya sumber daya untuk membangun pusat sumber belajar, rendahnya
kesadaran akan pentingnya PSB di setiap lembaga pendidikan, serta terbatasnya anggaran
biaya yang dimiliki oleh lembaga pendidikan.

Dari beberapa penyebab di atas, lembaga pendidikan perlu memahami konteks


keberadaan suatu PSB merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran, maka suatu
keharusan untuk adanya PSB di setiap lembaga pendidikan (baik sekolah maupun perguruan
tinggi). Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui terkait manfaat keberadaan PSB bagi
lembaga pendidikan SMP, SMA, maupun perguruan tinggi:

1) Dengan adanya PSB, memberikan peluang besar terciptanya pendekatan berbasis siswa
atau Student-Centered-Learning (SCL) dalam pembelajaran (Darmansyah, 2013). Hal
ini akan turut membantu perkembangan bagi peserta didik (baik tingkat
sekolah/perguruan tinggi) dalam terjadinya individualisasi pembelajaran yang lebih
bermakna dan mencapai hasil belajar yang optimal.
2) PSB dapat memaksimalkan pengembangan potensi bagi guru maupun siswa, yang
dapat saling bersinergi menghasilkan kebermanfaatan. Kehadiran PSB dapat membantu
guru untuk mengembangkan media pembelajaran dan memberikan fasilitas pelatihan
bagi guru-guru yang membutuhkan kompetensi teknologi untuk pembelajaran. Bagi
siswa, kehadiran PSB menjadi sebuah solusi untuk memecahkan masalah belajar,
karena PSB dapat memberikan pelayanan yang disesuaikan oleh kebutuhan siswa,
contohnya ketika siswa membutuhkan referensi belajar, PSB menyediakan beragam
sumber belajar yang disediakan bisa dalam bentuk cetak maupun digital. Beberapa
fungsi PSB juga menghadirkan pelayanan untuk konsultasi bagi siswa yang tertinggal
materi pelajaran di kelas.
3) PSB memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan dapat memotivasi
peserta didik. Perancangan PSB yang disesuaikan dengan gaya belajar setiap peserta
didik dapat membantu terciptanya suasana belajar yang menyenangkan (Darmansyah,
2013).
4) Kehadiran PSB di lembaga pendidikan dapat memberikan kesempatan yang sama
kepada setiap siswa dari berbagai macam latar belakang. Hal ini dikarenakan fasilitas
dan pelayanan yang terdapat di dalam PSB dapat digunakan oleh setiap siswa, seperti
untuk mengakses perpustakaan baik digital maupun bentuk fisik, layanan konseling,
menggunakan fasilitas laboratorium komputer, internet, dan sebagainya. [pinnacle]

7
Dari manfaat yang sudah dijelaskan di atas, bahwa kehadiran PSB menjadi sangat
penting untuk memajukan pelayanan pendidikan dan mengoptimalkan capaian pembelajaran
siswa. Hadirnya PSB memungkinkan disediakannya sebuah pelayanan prima untuk peserta
didik yang tidak didapatkan melalui pembelajaran di kelas (Betty Simanjuntak & Syafriani,
2018). PSB hadir dari pertimbangan mendalam mengenai kebutuhan peserta didik yang
berbeda-beda sehingga tidak mungkin setiap pelajar diajar dengan cara yang seragam. Maka
dari hal tersebut, penting sekali dengan hadirnya PSB di lembaga pendidikan menjadi sebuah
wadah yang dirancang (Secara terpusat) untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan peserta didik
melalui fasilitas dan pelayanan yang dibangun secara bersinergi antara pengembang
sekolah/kampus dengan tenaga pendidik.
Mengembangkan sebuah PSB tidak selalu diawali dengan fasilitas yang mumpuni.
Lembaga pendidikan baik tingkat sekolah dasar, menengah, maupun perguruan tinggi dapat
mulai membenahinya dari perpustakaan ataupun laboratorium yang dimiliki. Keberadaan
perpustakaan ataupun laboratorium di sekolah merupakan modal dasar dalam
mengembangkan sebuah PSB yang ideal (Subqi, 2019). Karena pada dasarnya konsep
perpustakaan juga termasuk dalam PSB, namun dikembangkan menjadi lebih fungsional
dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Perlu sekali memahami esensi dari
kehadiran PSB bagi pimpinan lembaga pendidikan, menghadirkan PSB tidak hanya diawali
dari ketersediaan fasilitas dan sarana prasarana yang lengkap saja, namun dari komitmen
sebuah keinginan mulia untuk menyediakan sebuah wadah sumber belajar bagi peserta didik
untuk memenuhi kebutuhan belajarnya agar mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Selain itu terdapat beberapa hal yang perlu dipahami dalam mengembangkan sebuah
PSB yang ideal, berikut ini penjelasannya:
1) Merancang (mendesain) PSB dengan usaha sadar dan sistematis yang dianalisis
berdasarkan kebutuhan peserta didik dan tenaga pendidik sehingga membantu
pengembangan PSB .
2) Menerapkan tujuan, landasan, dan fungsi PSB dalam mengembangkan sebuah PSB.
Disesuaikan dengan ketersediaan fasilitas yang dimiliki pada lembaga pendidikan.
3) Dalam pengelolaan dan pemeliharaan PSB, perlunya sumber daya yang mengelolanya.
Disusun dalam struktur organisasi yang jelas. Di antaranya pimpinan, tenaga
pustakawan, tenaga laboran, beserta tenaga administrasi, bagian pengurus ini
disesuaikan juga dengan lembaga pendidikan (sekolah dan perguruan tinggi) masing-
masing (Manurung, 2018).
4) Pada tingkat sekolah dalam membangun PSB tidak hanya sebatas perpustakaan.
Disesuaikan dengan kebutuhan idealnya sebuah PSB dan fasilitas yang tersedia. Pada
hakikatnya diperluas dengan laboratorium, bengkel sekolah, kebun sekolah, beserta
unit-unit lainnya yang dapat menambah dan memicu pengalaman belajar siswa.
5) Pada tingkat Universitas, Fakultas, dan Program Studi, masing-masing memiliki PSB
yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
6) Pengembangan PSB dapat dimulai dari mengumpulkan sumber-sumber belajar baik
fisik dan non-fisik (digital). Lembaga pendidikan dapat mulai mengorganisir secara
terpusat.

8
Dari penjelasan terkait mengembangkan sebuah PSB yang ideal dibutuhkan pula
sosialisasi mengenai PSB kepada setiap instansi lembaga pendidikan formal. Bahwa PSB
bukan hanya sekedar Perpustakaan, hal ini guna mengubah stigma PSB yang melekat pada
masyarakat, agar mendapatkan persepsi yang tepat terkait PSB. Kemudian, dalam
pengembangan PSB juga dapat menggabungkan cara-cara tradisional dan modern (digital) ke
dalamnya sehingga tidak hanya dilihat sebagai perpustakaan secara fisik saja, namun juga
menjadi sebuah kesatuan unit fasilitas yang beragam, yang bisa dikembangkan menjadi
sebuah PSB Virtual (melalui Website atau Mobile Apps). PSB memainkan peran penting
dalam perkembangan siswa (Pinnacle Furniture, 2015). Seiring dengan perkembangan zaman
yang begitu cepat, integrasi antara teknologi dan sumber belajar perlu diadaptasi. Kompetensi
tenaga pendidik turut memberikan andil dalam mendukung tercapainya PSB yang diimpikan
oleh setiap lembaga pendidikan. Khususnya dalam memproduksi sebuah sumber belajar,
menyediakan ide-ide baru yang dapat diserap guna memperkaya pelayanan PSB.
Pemenuhan fasilitas belajar melalui PSB menghadirkan berbagai macam bentuk
pelayanan dan kegiatan di dalamnya, yang dapat menghidupkan motivasi belajar mandiri
peserta didik. Hal ini dikarenakan PSB mengusung pendekatan Student Centered Learning
sebagai pelengkap kebutuhan belajar siswa, yang tidak didapatkan pada pembelajaran
dikelas. Pengembangan PSB pada lembaga pendidikan formal di Indonesia menjadi sebuah
hal yang patut diberikan perhatian lebih, karena realitanya PSB masih dipandang sebagai hal
yang sulit diwujudkan karena bergantung pada fasilitas dan prasarana semata. PSB dapat
dihadirkan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi dari setiap instansi pendidikan.
Mulai dari cara yang sederhana sampai dengan yang lengkap, semuanya tergantung dari
pengelolaan yang terorganisir dengan baik. Pengadaan dan pemeliharaan sumber belajar
merupakan salah satu cara awal untuk mulai mengembangkan PSB, dapat melalui
Perpustakaan yang telah ada dan kemudian memanfaatkan beberapa hal menjadi sebuah
pelayanan yang saling berkolaborasi satu sama lain. Dengan hadirnya PSB di sekolah
menjadi salah satu wujud pemenuhan kebutuhan dalam merancang pengalaman belajar yang
menyenangkan bagi peserta didik agar dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

9
DAFTAR PUSTAKA
Betty Simanjuntak, E., & Syafriani, D. (2018). PUSAT SUMBER BELAJAR GUGUS. 8(3).
College, O. (2020). LRC Odessa College. https://www.odessa.edu/current-students/Learning-
Resources-Center-Library/
Darmansyah. (2013). Pengeloaan Pusat Sumber Belajar. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2020). Portal Rumah Belajar
Kemdikbud. https://belajar.kemdikbud.go.id/
Manurung, P. (2018). Pusat Sumber Belajar. Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan Dan Konseling,
8(3), 108–117. https://doi.org/10.24114/sejpgsd.v8i3.11608
Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Kencana Persada Group.
Mudhofir. (1992). Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Rosda Karya.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2017). Perpustakaan Nasional RI.
https://www.perpusnas.go.id/
Pinnacle Furniture. (2015). The Important Role Of LRCs In Education. Pinnacle.
https://pinnacle-furniture.co.uk/blog/the-important-role-of-lrcs-in-education/
Subqi, I. (2019). Pemanfaatan Pusat Sumber Belajar dalam Meningkatkan Hasil belajar.
53(9), 1689–1699.
Wheelbarger, J. J. (n.d.). Learning Resources Centers for Schools and Colleges.

10

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai