Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Widya Aisyah Atthahirah 18004044
2. Ahmad Yusup 18004048
3. Aulia Anggraini 18004049
4. Ardila Putri 18004064
5. Devi Novriyani 18004067
Dosen Pengampu:
Dr. Ulfia Rahmi, M.Pd
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Faktor yang mempengaruhi pengembangan PSB...................................................3
B. Pengertian Organisasi Sumber Belajar...................................................................5
C. Bentuk-Bentuk Pola Organisasi Sumber Belajar.....................................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................................7
A. Kesimpulan.............................................................................................................7
B. Saran......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber belajar saat ini tersedia dalam berbagai macam bentuk. Sumber
belajar yang kebanyakan terfokus pada bentuk cetak terutama buku, kini pada
beberapa proses pembelajaran tidak selalu menjadikan buku sebagai sumber
belajar utama. Hal ini disebabkan oleh banyak sebab yang berkembang baik dari
luar maupun faktor dari sumber belajar itu sendiri.
1. Perkembangan Teknologi
3
banyak alternatif sumber belajar baru yang jauh lebih efektif dan efisien
digunakan. Komponen-komponen sumber belajar juga semakin kaya berkat
adanya perkembangan teknologi.
2. Nilai-Nilai Budaya
3. Keadaan Ekonomi
4. Keadaan Pemakai
Kondisi pengguna atau pemakai tentu merupakan salah satu faktor utama
yang mempengaruhi sumber belajar. Jelas sekali bahwa pengguna ini sebagai
pelaku yang memanfaatkan sumber belajar yang dipilih. Keadaan pemakai ini
meliputi banyak hal seperti latar belakang pengguna, tingkat kecerdasan, kondisi
sosial, jumlah pemakai, dan kondisi pemakai pada umumnya.
4
yang mempengaruhi sumber belajar. Baik mulai dari pemilihan sumber belajar,
penggunaan, hingga evaluasi sangat penting memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi sumber belajar ini.
Sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh peserta
belajar, baik secara individual maupun kelompok untuk memudahkan terjadinya
proses belajar. Menurut AECT, 1977 mengartikan sumber belajar sebagai semua
sumber (data, manusia, dan barang) yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu
sumber tersendiri atau dalam kombinasi untuk memperlancar belajar meliputi
pesan, orang, material, alat, teknik, dan lingkungan. Definisi lain, pengertian
sumber belajar pada dasarnya merupakan suatu daya yang dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan proses belajar mengajar, baik langsung ataupun tidak, baik
sebagian atau keseluruhan.
Beragamnya jenis sumber belajar, menuntut adanya pengelolaan dan
pengorganisasian terhadap sumber belajar tersebut. Hal ini bertujuan agar sumber
belajar mudah untuk diakses dan juga dimanfaatkan oleh pihak yang
berkepentingan. Oleh karena itu dibentuklah Pusat Sumber Belajar. Timbulnya
pusat sumber belajar dimungkinkan pula oleh pertumbuhan berikutnya yang
berupa pengakuan akan semakin dibutuhkannya pelayanan dan kegiatan belajar
non-tradisional yang membutuhkan ruangan belajar tertentu sesuai dengan
kebutuhan, misalnya belajar mandiri dengan modul, simulasi dan permainan, dan
sebagainya.
Organisasi sumber belajar merupakan sub unit kerja yang berada di bawah
departemen pendidikan yang bertugas membantu terselenggaranya kegiatan
pembelajaran dan menyediakan pelayanan media pembelajaran yang diharapkan
bisa (mampu) meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses belajar mengajar.
5
Pola terpisah adalah pola organisasi sumber belajar yang letaknya terpisah-
pisah tidak membentuk satu kesatuan dan tiap bagian bebas mengurus bagian
sendiri tanpa terikat oleh peraturan bagian lainnya. Pola terpisah ini termasuk pola
klasik. Tiap bagian berdiri sendiri (otonom), dengan demikian tiap bagian bebas
mengurus bagiannya sendiri tanpa terikat oleh peraturan dari bagian lainnya.
Misalnya bagian audio merupakan bagian yang terpisah dari bagian televisi
sekalipun berhubungan sangat erat. Kelebihan lain adalah dapat melayani lebih
leluasa dan lebih akrab karena klien (orang yang menggunakan pusat sumber
belajar) yang datang khusus ke bagian tersebut tidak sebanyak bila semua bagian
berada pada satu tempat yang sama. Kemungkinan juga ruangan khusus bagian
tersebut dapat diatur sebaik mungkin sehingga ruangan lebih nyaman. Dengan
terpisah-pisahnya bagian-bagian secara fisik maupun administratif maka bagian
tersebut dapat ditempatkan mendekati klien yang paling sering membutuhkan.
Karena setiap bagian tempatnya terpencar-pencar maka secara keseluruhan
memerlukan tambahan tenaga dan pengamanan yang cukup. Selain itu jumlah
anggaran yang disediakan secara keseluruhan menjadi lebih banyak.
2. Pola terpusat (centralized)
Pola terpusat adalah pola organisasi sumber belajar yang letaknya
memusat atau berada ditengah dan bagian-bagiannya tidak terpisah-pisah. Secara
analog pola terpusat ini adalah kebalikan dari pola terpisah. Secara fisik lokasi
tidak terpisah. Hubungan kerja makin erat dan saling mendukung. Misalnya suatu
produksi program televisi tidak bisa berproduksi sendiri tanpa bantuan dari bagian
grafis, fotografi, film, dan audio. Dengan demikian penggunaan dana, sarana,
peralatan, dan pelaksanaan administratif lebih efisien.
3. Pola hybrib
Pola ini adalah kombinasi dari pola terpisah dan pola terpusat. Karena
kedua pola terdahulu mengandung kelebihan dan kekurangan, maka pola hybrid
ini dapat diterapkan sebagai alternatif lain. Kekurangan dari pola terpusat ialah
mungkin gedung pusat suatu bangunan yang relatif besar dan berdiri sendiri. Oleh
karenanya tidak jarang memerlukan lokasi tersendiri yang kadang-kadang
terpisah. Adanya jarak ini menimbulkan kesulitan, terutama dalam melayani klien
yang volume permintaannya sangat padat dan membutuhkan pelayanan yang
cepat. Kesulitan inilah yang hendak diatasi oleh pola hybrid ini. Pola hybrid
membenarkan sistem kerja pola terpusat tetapi tidak seluruhnya.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca termasuk kami yang
menyusun makalah. Kami sadar makalah ini tidak terlepas dari kesalahan, maka
kritik dan saran yang membantu sangat kami harapkan dari setiap pembaca.
7
DAFTAR PUSTAKA