Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

LANDASAN FOLOSOFIS, KONSEPTUAL DAN OPERASIONAL


PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR SERTA PROBLEMNYA
DALAM PEMBELAJARAN

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Sumber dan Media
Belajar

Dosen Pengampu : Imam Wahyu Hidayat,M.Pd.I

Disusun Oleh :

Mokhammad Reza Dwi Al Mahdi (19110027)

Muhammad Luthfi Dharmawan (19110039)

Irma Dwi Amalia (19110070)

Riavita Maghfiroh (19110129)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Landasan Folosofis, Konseptual Dan Operasional Pengembangan Sumber
Belajar Serta Problemnya Dalam Pembelajaran” yang disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengembangan Sumber dan Media Belajar Tidak lupa sholawat
serta salam selalu terlimpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW
beserta kelurga dan para sahabat.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih untuk
semua pihak yang sudah berkontribusi dalam proses penyusunan makalah ini.
Terima kasih kami ucapkan kepada :

1. Imam Wahyu Hidayat,M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah


Pengembangan Sumber dan Media Belajar yang telah memberikan
pengarahan serta ilmunya kepada kami
2. Orang tua dan keluarga yang selalu memberi dukungan dan semangat
kepada kami
3. Dan seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas
makalah ini

Kami mengharapkan adanya kritik dan saran mengenai makalah yang kami
tulis agar nantinya bisa kami perbaiki dan juga menjadi pelajaran agar kami dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi.

Malang, 13 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

A. Landasan Filosofis...................................................................................... 2

B. Landasan Konseptual ................................................................................ 3

C. Operasional Pengembangan Sumber Belajar ......................................... 7

D. Problem Dalam Pembelajaran .................................................................. 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12

A. Kesimpulan ............................................................................................... 12

B. Saran ......................................................................................................... 13

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat melakukan pembelajaran guru tidak hanya sekedar menyampaikan
materinya saja, akan tetapi seorang guru harus bisa mengantarkan
pembelajaran tersebut kepada siswa. Setiap pelajaran yang diajarkan terdapat
berbagai macam tujuan yang harus tercapai. Jika tujuan tersebut tidak tercapai
maka proses pembelajaran tersebut telah dinyatakan gagal karena tujuan yang
ingin dicapai tak terjangkau secara baik. Kegagalan dalam pembelajaran dapat
terjadi karena adanya berbagai problem-problem yang muncul dalam
pembelajaran.
Maka dari itu perlunya seorang guru menggunakan sebuah media
pembelajaran yang tepat untuk memudahkan proses penyampaian materi
kepada peserta didik, agar materi yang diajarkan kepada siswa dapat tercapai
secara optimal. Dan guru juga harus mampu mengoperasionalkan dan
mengatasi problem-problem yang muncul dalam pembelajaran. Berikut akan
dijelaskan beberapa landasan media pembelajaran dan operasional
pengembangan sumber belajar serta problemnya dalam pembelajaran yang
perlu dipahami dan diperhatikan oleh seorang guru.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimamana Landasan Filosofis dalam pembelajaran ?
2. Bagaimana Landasan Konseptual dalam pembelajaran ?
3. Bagaimana operasional pengembangan sumber belajar serta problemnya
dalam pembelajaran ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Landasan Filosofis dalam pembelajaran.
2. Untuk mengetahui Landasan Konseptual dalam pembelajaran.
3. Untuk mengetahui operasional pengembangan sumber belajar serta
problemnya dalam pembelajaran.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Landasan Filosofis

Di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) landasan diartikan alas,


dasar, atau tumpuan. Landasan juga dasar dikenal juga menjadi fundasi. Dapat
dipahami pengertian landasan yaitu suatu alas atau dasar dari pijakan suatu hal,
suatu fondasi berdirinya sesuatu, dan atau suatu titik tumpuan tolak suatu hal.
Kemudian filosofis, filosofis berasal dari bahasa Yunani yaitu philein/philos
yang berarti cintaa dan sohpos / sophia yaitu kebijaksanaan, hikmah, ilmu,
kebenaran. 1
Seorang guru dalam menggunakan media pembelajaran perlu
memperhatikan landasan filosofis. Misalnya, isi pesan (materi pelajaran) yang
disampaikan kepada siswa seharusnya sudah merupakan kebenaran yang teruji
secara obyektif, radikal dan empiris. Jangan sampai materi pelajaran masih
salah, tidak baik, dan tidak indah yang disampaikan kepada peserta didik.2
Adapun dalam landasan filosofis ini terdapat suatu pandangan yaitu “dengan
di gunakannya bermacam-macam jenis media hasil teknologi baru dalam kelas,
akan mengakibatkan proses pembelajaran yang kurang manusiawi”. Namun
pendapat tersebut mendapat sanggahan bahwa dengan adanya bermacam-
macam media pembelajaran, siswa dapat memiliki banyak pilihan dalam
menggunakan media-media yang sesuia dengan karakter pribadi mereka.
dengan begitu, siswa mampu dihargai harkat kemanusiaannya dan diberikan
kebebasan dalam menentukan piilihannya. Baik cara atau alat (media) belajar
yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Adapun pendapat Daryanto, bahwa yang terpenting adalah dilihat dari
bagaimana pandangan guru sendiri terhadap siswa dalam proses pembelajaran.
Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian,
harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan

1
Dr. Y. Suyitno, MPd, “Landasan Filosofis Pendidikan” ( Departemen Pendidikan Nasional: UPI,
2009) , Hal 5-6
2
Heri Irawan. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran.
(http://heriirawan75.blogspot.com/2014/12/landasan-penggunaan-media-
pembelajaran.html?m=1, diakses pada tgl 10 September 2021 jam 14.25 wib)
2
yang lain maka baik menggunakan media hasil teknologi baru maupun tidak,
proses pembelajaran yang dilakukan harus tetap menggunakan pendekatan
humanis.3

B. Landasan Konseptual
1. Definisi Belajar dan Sumber Belajar
a. Belajar

Belajar disebut sebagai modifikasi kelakuan melalui pengalaman. Menurut


pengertian ini belajar menjadi suatu proses sebuah kegiatan serta bukan
merupakan suatu hasil ataupun tujuan. Belajar tidak hanya tentang mengingat,
namun memiliki pembahasan yang lebih luas yaitu mengalami. Hasil dari belajar
tidak berupa penguasaan hasil latihan, namun lebih pada perubahan kelakuan.
Belajar menjadi kunci dalam setiap pendidikan juga pembelajaran. Melihat
pentingnya arti belajar, menjadikan mayoriyas riset dan eksperimen pada dunia
pembelajaran mengarah pada tercapainya pemahaman yang lebih luas serta
mendalam pada hakikat pembelajaran.4

b. Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan berbagai hal yang bisa dijadikan wadah bahan
pengajaran itu berasal. Dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang sengaja
dirancang atau yang sudah tersedia yang dapat digunakan baik secara individu
maupun berkelompok dalam rangka membantu peserta didik dalam proses belaja
disebut sumber belajar.5 Sumber belajar yang tersedia dan digunakan dalam
pembelajaran sebagai berikut:6

1) Manusia, yakni orang yang menjadi sarana dalam memberikan pengajaran


secara langsung misalnya konselor, guru dimana secara khusus dirancang

3
Sarifatul Alawiyah. Landasan Media Pembelajaran.
(https://sarifatul2alawiyah.wordpress.com/2013/04/14/landasan-media-pembelajaran/, diakses
pada tgl 10 September 2021 jam 23.39 wib)
4
NURUDDIIN SYEKH ALI, “PROSES PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM PADA MASYARAKAT
MINORITAS ISLAM (Studi Kasus Di Madrasah Al-Ishlahiyah Saiburi Patani Selatan Thailand),”
SKRIPSI, no. 3 (2017): 118.
5
M. Syahran Jailani, “Pengembangan Sumber Belajar Berbasis Karakter Peserta Didik (Ikhtiar
Optimalisasi Proses Pembelajaran Pendidi- Kan Agama Islam (PAI)) M. Syahran Jailani,” Nadwa |
IAIN Walisongo 10 (2016): 177.
6
Ibid.,hal.177-178
3
juga disengaja dalam rangka kepentingan belajar. Selain itu, terdapat
orang yang tidak dirancang dalam pembelajaran namun memiliki suatu
keahlian dimana dapat dimanfaatkan dalam kepentingan pembelajaran
contohnya polisi, penyuluh kesehatandan lain sebagainya.
2) Bahan. Yakni sesuatu yang memiliki pesan pembelajaran, baik secara
khusus sengaja dirancang sepertihalnya buku paket, peta dan sebagainya
yang dikenal sebagai media pembelajaran ataupun maupun bahan bersifat
umum sepertihalnya film dokumentasi
3) Lingkungan. Yakni tempat ketika sumber data berinteraksi bersama
peserta didik. Dimana ada yang disengaja untuk proses pembelajaran
misalnya ruangan kelas,. Dan juga ada yang tidak disengaja salah satunya
kebun binatang.
4) Aktivitas. Yakni sumber belajar dimana kombinasi antara teknik dengan
sumber lain dalam mempermudah proses belajar, misalnya pembelajaran
berprogram dimana kombinasi antara teknik penyajian bahan bersama
bukuselain itu seperti simulasi serta karyawisata.
5) Alat dan peralatan, yakni sumber belajar dalam rangka mempermudah
proses pembelajaran. Dimana alat dan peralatan sebagai media dalam
mengembangkan sumber belajar lainnya.

Berdasarkan perancangannya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua


macam, yakni:7

a) Sumber belajar dimana dirancang secara khusus dirancang ataupun


dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional guna
memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
b) Sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan
pembelajaran dan keberadaannya bisa ditemukan, diterapkan serta
dimanfaatkan dalam rangka keperluan pembelajaran.

Sumber belajar yang sesuai bagi siswa haruslah memenuhi tiga hal
diantaranya menjadikan siswa mampu memacu diri sendiri, bisa tersedia dengan
cepat serta bersifat individual, maksudnya dapat memenuhi berbagai kebutuhan
siswa.
7
Ibid.,hal.178-182
4
Seorang pendidik memiliki tanggungjawab dalam membantu peserta didik
dalam proses belajar agar lebih mudah, lancar, juga terarah melalui pemanfaatan
sumber belajar. Sehingga guru harus memiliki kemampuan khusus berhubungan
dengan pemanfaatan sumber belajar. Ditjend Dikti menyebutkan bahwa guru
harus mampu :8

a) Memanfaatkan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran


sehari-hari,
b) Menyajikan sumber belajar
c) Menjelaskan peranan sumber belajar dalam pembelajaran,
d) Membuat tugas-tugas pemanfaatan sumber belajar berupa tingkah
laku,
e) Menemukan bahan dari berbagai sumber
f) Menentukan bahan berdasarkan prinsip dan teori belajar
g) Mengevaluasi penggunaan sumber belajar.
h) Menentukan kegiatan pengimplementasian sumber belajar dengan
efektif.

Sumber belajar yang digunakan haruslah dapat digunakan siswa secara


individu atau berkelompok. Terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan
sumbe belajar yakni ketersediaan sumber tempat, dana dan tenaga, fleksibilitas
serta Efektivitas sumber belajar.

2. Pengembangan Sumber Belajar Berdasarkan Karakteristik Siswa

Penggunaan sumber belajar dalam dunia umat Islam, sudah mulai muncul
pada masa pertengahan kemajuan peradaban Islam walupun amat sederhana tetapi
sudah dilengkapi ruangan yang luas, asrama untuk mahasiswa, rumah-rumah
pengajar, tempat-tempat rekreasi dan lain sebagainya. Seiring dengan kemajuan
peradaban manusia, sumber belajar tidak hanya digunakan apa adanya namun
dikembangkan menjadi lebih baik. Merencanakan langkah-langkah secara
sistematis dalam pengembangan sumber belajar merupakan salah satu hal yang
perlu diperhatikan, diantaranya adalah :

8
Ibid.,
5
a) Menganalisis Kebutuhan dan Karakteristik Belajar Siswa . Ketika
hendak menentukan serta mengembangkan sumber belajar, seorang
guru hendaknya mengetahui kebutuhan serta karakteristik belajar
siswa. Sehingga apa yang kita tentukan sebagai sumber belajar
akan benar benar digunakan oleh siswa dengan aktif dan sesuai
kebutuhan siswa. Guru yang merupakan sumber belajar dimana
meletakkan cara berpikir konkrit dalam kegiatan belajar mengajar,
memiliki tanggungjawab dalam mengembangkan sumber belajar.
Guru dapat mengembangkan sumber belajar berdasarkan pada
kemampuannya.
b) Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan
dalam menentukan tujuan pembelajaran ialah kebutuhan siswa,
guru dan mata pelajaran. Dalam Hamalik merumuskan konsep
tujuan pembelajaran dimana menitik beratkan tingkah laku siswa
juga perbuatan menjadi sebuah output pada diri siswa dimana
dapat diamati. Tujuan pembelajaran menjadi merupakan tolak ukur
hasil dari pembelajaran serta menjadi landasan guna menentukan
materi pelajaran juga metode mengajar. Allah SWT menjelaskan
dalam firman-Nya. “Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS. 51: 56). Dapat
kita ketahui Allah swt menciptakan manusia mempunyai tujuan
tertentu begitu pula dalam mengerjakan berbagai hal, manusia juga
perlu menentukan tujuan.

Dalam penggunaanya terdapat beberapa keuntungan dalam penggunaan


sumber belajar diantaranya sebagai berikut:

1) Menjadikan penyajian tidak monoton dalam verbalistis (kata-kata


tertulis atau lisan )
2) Menjadi solusi atas keterbatasan, ruang waktu dan indera. Penggunaan
sumber belajar yang baik, akan menjadikan kegiatan lebih efektif dan
menarik.

Dalam implementasi sumber belajar, pendidik hendaknya memperhatikan


beberapa prinsip tertentu dengan tujuan pemanfaatan sumber belajar mampu
6
mencapai hasil yang baik. Sudjana menjelaskan beberapa prinsip tersebut sebagai
berikut:

a) Memilih sumber belajar dengan tepat. Dalam hal ini berarti


pendidik memilih sumber belajar yang selaras dengan tujuan juga
bahan pelajaran yang akan diajarkan.
b) Menentukan subjek dengan tepat. Dalam hal ini berarti perlu
memperhitungkan penggunaan sumber belajar yang dipilih sesuai
dengan kemampuan peserta didik atau tidak.
c) Menggunakan sumber belajar dengan tepat. Teknik dan metode
dalam penggunaan sumber belajar haruslah diselaraskan dengan
tujuan, waktu, bahan metode, juga sarana yang ada.
d) Menempatkan sumber belajar dalam waktu, situasi dan tempat
yang tepat.

Tujuan pembelajaran mampu tercapai ketika belajar mengajar dilakukan


sesuai rencana awal pembelajaran. Katwoko menjelaskan bahwa sumber belajar
yang tepat akan menumbuhkan motivasi juga minat belajar peserta didik,
sehinnga akan mencapai tujuan pembelajaran.9

C. Operasional Pengembangan Sumber Belajar

Sumber belajar menurut Alan Januszwski terdiri dari 6 hal yaitu pesan,
setting, orang, materi, perangkat, dan teknik.10 Keenam sumber belajar ini dapat
dikatakan sebagai sumber belajar yang progresif atau berkembang. Hal ini,
tentunya selaras dengan adanya pengembangan kurikulum yang terjadi di sebuah
negara ataupun institusi pendidikan. Sumber belajar semakin kesini lebih bersifat
kompleks dan fleksibel dikarenakan beberapa faktor. Pengembangan sumber
belajar ini tentunya menjadi hal yang tak dapat dielakkan mengingat tantangan
pendidikan di setiap zaman mengalami perubahan. Dibawah ini akan pemateri
paparkan operasional pengembangan sumber belajar dalam dunia pendidikan di
Indonesia khususnya pada program merdeka belajar.

9
S. Doriza and A. Sunawar, “Pengembangan Sumber Belajar Ekonomi Keluarga Berbasis Cd
Interaktif,” Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang 21, no. 1 (2016): 64,
https://doi.org/10.17977/jip.v21i1.6487.
10
Ani Cahyadi. 2019. “Pengembangan Media dan Sumber Belajar: Teori dan Prosedur” .
(Laksita : Banjarmasin). hlm. 7
7
Merdeka belajar merupakan gagasan baru dalam dunia pendidikan
Indonesia dimana kurikulum ini mencoba mengimplementasikan pendidikan yang
humanis. Peserta didik dituntut untuk lebih adaptif dan mampu bersaing di dunia
global melalui soft skill dan knowwledge berdasarkan minat dan bakat mereka.
Selain itu, kita semua mafhum bahwa dalam dalam kurikulum 2013 sendiri telah
merubah paradigma pendidikan dari pasif menjadi aktif. Hal ini tentunya
berdampak dengan adanya pengembangan-pengembangan dalam dunia
pendidikan khusunya pada komponen sumber belajar. Pesan formal maupun
informal tentunya sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran seperti
memberikan pengetahuan tentang kondisi masyarakat, bonus demografi
pendidikan, serta materi-materi mata pelajaran terkait. Dalam program merdeka
belajar ini pesan dan materi ini dapat dikembangkan melalui integrasi digital
dengan adanya e-book, media sosial, dan lain sebagainya.

Kurikulum pendidikan saat ini juga menekankan pada pendekatan saintifik


yang dimana peserta didik fokus pada aspek mengamati, menganailisis, dan
mendiskusikan materi yang dipelajari. Sehingga, hal ini membuat setting, teknik,
perangkat, serta orang sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran ini
mnegalami perkembangan. Hal yang bisa kita lihat saat ini adalah bagaimana
pendidikan saat ini sudah mulai meninggalkan cara pembelajaran dikelas dan
ceramah dan menggantinya dengan metode diskusi dan observasi di tempat-
tempat yang seiranya hal tersebut memberikan pengalaman kepada peserta didik
ketika nanti bersaing di masyarakat. Dengan adanya pengembangan tersebut,
membuat perangkat pembelajaran sebagai sumber belajar juga berkembangan
berbanding lurus yang juga memanfaatkan teknologi seperti e-learning, platform
online, serta alat-alat visual untuk membuat video pembelajaran.

D. Problem Dalam Pembelajaran

Kata problem/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu


"problematic" yang mempunyai arti persoalan atau masalah. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, problem sendiri bermakna suatu hal yang menimbulkan

8
permasalahan dan belum dapat dipecahkan.11 Seorang ahli pernama Syukir
mengemukakan problematika adalah “suatu kesenjangan yang mana antara
harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat
diperlukan”.12 Dari beberapa makna diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa problem adalah sebuah masalah atau persoalan yang timbul dari faktor
intern ataupun ekstern yang belum dapat dipecahkan.

Dalam sebuah proses pembelajaran tentunya tidak selalu berjalan mulus.


Pasti ada satu atau dua bahkan banyak sekali tantangan atau hambatan yang
dialami oleh guru maupun siswa. Hambatan-hambatan atau masalah-masalah-
masalah dalan pembelajaran itulah yang dinamakan sebagai problematika
pembelajaran. Dimyati dan Sudjiono mengemukakan bahwa Problematika
Pembelajaran adalah kesukaran atau hambatan yang menghalangi terjadinya
belajar.13 Adanya masalah ataupun kesukaran inilah yang menuntut seorang guru
dan murid untuk selalu berusaha memecahkan masalah tersebut demi terciptanya
pembelajaran yang maksimal.

Telah disebutkan diatas bahwa adanya sebuah problem terdapat faktor yang
mempengaruhi, baik faktor intern maupun ekstern. Berikut penulis paparkan
beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya problematika pembelajaran:14

a. Faktor Intern
1. Sikap Terhadap Belajar
Sikap adalah sebuah kemampuan dalam memberikan penilaian
terhadap sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan apa yang
dinilaikan. Adanya penilaian ini mengakibatkan timbulnya sikap
menerima, menolak, atau mengabaikan.
2. Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya proses belajar.
3. Konsentrasi belajar

11
Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang, 2002), hlm. 276.
12
Syukir, “Dasar-dasar Strategi Dakwah Islami”, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983), hlm. 65

13
Dimyati dan Mudjiono, “Belajar dan Pembelajaran”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 296
14
Ibid, hlm. 235-254
9
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan untuk memusatkan
perhatian pada proses beljar mengajar.
4. Kemampuan mengolah bahan belajar
Hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk menerima isi dan cara
pemerolehan ajaran.
5. Kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar
Pada point ini yang dimaksud adalah kemampuan menyimpan isi
dan cara perolehan pesan.
6. Rasa percaya diri siswa
Percaya diri merupakan sikap untuk berani tampil di depan orang
banyak.
7. Kebiasaan belajar
Kita tentu memiliki kebiasaan belajar kita sendiri-sendiri, ada yang
baik da nada yang kurang baik. Kali ini penulis ingin memberikan
contoh kebiasaan yang kurang baik yaitu: belajar diakhir semester,
belajar yang tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar,
bersekolah hanya untuk bergaya, datang terlambat dan lain sebagainya.
b. Ekstern
1. Guru sebagai pembina siswa dalam belajar
Sebagai seorang pendidik, guru tentunya memusatkan perhatiannya
pada kepribadian siswa, khususnya yang berkaitan dengan kebangkitan
belajar. Guru juga mempunyai tugas mengelola kegiatan belajar siswa
di Sekolah. Tidak hanya itu, guru juga harus meningkatkan kualitasnya
sebagai pengajar.
2. Sarana dan prasarana pembelajaran
Sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap tentunya
menjadikan kondisi pembelajaran yang lebih baik. Namun, hal itu
tidak berarti bahwa lengkapnya sarana dan prasarana adalah jaminan
terselenggaranya proses belajar yang baik.
3. Lingkungan sosial siswa
Setiap orang tentunya memiliki lingkungannya masing-masing. Di
dalam sekolah seorang siswa tentunya tidak berteman akrab dengan
seluruh siswa sekolah bahkan satu kelasnya. Pada lingkungan sosial di

10
sekolah ditemukan adanya kedudukan dan peranan tertentu. Terdapat
pengurus kelas, ketua kelas, OSIS dan lain sebagainya yang
didalamnya terjadi banyak sekali pergaulan pergaulan seperti:
keakakrab, kerja sama, bersaing satu sama lain, bahkan perkelahian.

Adanya masalah yang timbul dalam embelajaran tuntunya menuntut kita


sebagai pelajar dan pendidik untuk mencari solusi bagaimana masalah-masalah
tersebut dapat diatasi. Diperlukan inovasi dan kreativitas dalam mengelola sebuah
pross pembelajaran demi terciptanya pembelajran yang maksimal. Jika
pembelajaran berjalan dengan biak, tentuya tujuan dari sekolah dan kurikulum
serta pembelajaran itu sendiri akan tercapai.

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Seorang guru dalam menggunakan media pembelajaran perlu memperhatikan


landasan filosofis. Misalnya, isi pesan (materi pelajaran) yang disampaikan
kepada siswa seharusnya sudah merupakan kebenaran yang teruji secara obyektif,
radikal dan empiris. Dan seorang gurur dalam proses pembelajaran yang
dilakukan, guru harus tetap menggunakan pendekatan humanis (Manusiawi).

Sumber belajar merupakan suatu hal yang memiliki urgensi penting dalam
pembelajaran. Dimana seorang pendidik haruslah mampu memilih dan
memanfaatkan sumber belajar dengan baik sehingga tujuan pendidikan akan
mudah tercapai. Salah satu pengembangan sumber belajar yakni berdasarkan
karakteristik siswa, dimana ketika seorang guru mampu mengetahui minat dan
kebutuhan siswa, akan memudahkan dalam memilih dan mengembangkan sumber
belajar.

Merdeka belajar merupakan gagasan baru dalam dunia pendidikan Indonesia


dimana kurikulum ini mencoba mengimplementasikan pendidikan yang humanis.
Kurikulum pendidikan saat ini juga menekankan pada pendekatan saintifik yang
dimana peserta didik fokus pada aspek mengamati, menganailisis, dan
mendiskusikan materi yang dipelajari.

Dalam sebuah proses pembelajaran tentunya tidak selalu berjalan mulus. Pasti
ada satu atau dua bahkan banyak sekali tantangan atau hambatan yang dialami
oleh guru maupun siswa. Hambatan-hambatan atau masalah-masalah-masalah
dalan pembelajaran itulah yang dinamakan sebagai problematika pembelajaran.
Adanya masalah yang timbul dalam pembelajaran tuntunya menuntut kita sebagai
pelajar dan pendidik untuk mencari solusi bagaimana masalah-masalah tersebut
dapat diatasi. Diperlukan inovasi dan kreativitas dalam mengelola sebuah pross
pembelajaran demi terciptanya pembelajran yang maksimal. Jika pembelajaran
berjalan dengan biak, tentuya tujuan dari sekolah dan kurikulum serta
pembelajaran itu sendiri akan tercapai.

12
B. Saran

Dalam penyususnan makalah ini, pastinya masih terdapat banyak


kesalahan. Besar harapan kami, pembaca dapat menuangkan berbagai ide
ide dan wawasan baru dalam penulisan makalah tentang sumber belajar,
pengembangan serta problem pembelajaran selanjutnya. Semoga makalah
ini dapat menjadi ilmu dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.

13
Daftar Pustaka

Alawiyah ,Sarifatul. Landasan Media Pembelajaran. diakses pada tgl 10 September


2021 jam 23.39 wib.
https://sarifatul2alawiyah.wordpress.com/2013/04/14/landasan-media-
pembelajaran/,

Ali, Nuruddin Syekh. “Proses Pembelajaran Agama Islam Pada Masyarakat


Minoritas Islam (Studi Kasus Di Madrasah Al-Ishlahiyah Saiburi Patani
Selatan Thailand).” Skripsi, No. 3 (2017): 356.

Cahyadi, Ani. 2019. “Pengembangan Media dan Sumber Belajar: Teori dan Prosedur” .
(Laksita : Banjarmasin)

Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang, 2002)


Syukir, “Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islami”, (Surabaya : Al-Ikhlas,
1983).

Dimyati Dan Mudjiono, “Belajar Dan Pembelajaran”, (Jakarta: Rineka Cipta,


2010).

Doriza, S., And A. Sunawar. “Pengembangan Sumber Belajar Ekonomi Keluarga


Berbasis Cd Interaktif.” Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang
21, No. 1 (2016): 103278. Https://Doi.Org/10.17977/Jip.V21i1.6487.

Irawan, Heri . Landasan Penggunaan Media Pembelajaran. diakses pada tgl 10


September 2021 jam 14.25 wib.
http://heriirawan75.blogspot.com/2014/12/landasan-penggunaan-media-
pembelajaran.html?m=1

Jailani, M. Syahran. “Pengembangan Sumber Belajar Berbasis Karakter Peserta


Didik (Ikhtiar Optimalisasi Proses Pembelajaran Pendidi- Kan Agama Islam
(Pai)) M. Syahran Jailani.” Nadwa | Iain Walisongo 10 (2016).

Suyitno, MPd, 2009. “Landasan Filosofis Pendidikan” ( Departemen Pendidikan


Nasional: UPI)

14

Anda mungkin juga menyukai