Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MATA KULIAH

LABORATORIUM DAN PERPUSTAKAAN

Oleh :

Ahmad Bhaktiar A42120128

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Laboratorium dan Perpustakaan” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Bapak Arif Aditya Rifandy, S.pd., M.pd pada mata kuliah “Laboratorium dan
Perpustakaan” yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari makalah yang saya tulis masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu,kritik dan saran yang sifatnya membangun akan kami terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Palu, 12 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Merancang Program Untuk Menarik Minat Baca..............................2


B. Layanan Sirkulasi dan Referensi........................................................4

BAB III : PENUTUP

A. Penutup...............................................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang


dilahirkan, bukan keterampilan bawaan yang dapat dikembangkan, dibina dan
dipupuk melalui kegiatan belajar mengajar. Lingkungan pendidikan merupakan
basis yang sangat strategis untuk mengembangkan kebiasaan membaca, kegiatan
membaca sudah semestinya merupakan aktivitas rutin sehari-hari bagi masyarakat
ilmiah dan pendidikan untuk memperoleh pengetahuan atau informasi.Saat ini
minat membaca masih menjadi pekerjaan rumah yang masih belum terselesaikan
bagi bangsa Indonesia. Berbagai program telah dilakukan untuk menumbuhkan
minat membacamasyarakat. Akan tetapi, berbagai program tersebut belum
mencapai hasil yang maksimal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana merancang program untuk menarik minat baca masyarakat?
2. Apa itu layanan sirkulasi dan referensi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui rancangan program untuk mengetahui minat baca
masyarakat
2. Untuk mengetahui apa itu layanan sirkulasi dan referensi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Merancang Program Untuk Menarik Minat Baca Masyarakat

1. Perpustakaan Lebih Inovatif Dalam Menyediakan Bahan Bacaan


Cara untuk meningkatkan minat baca berikutnya yaitu pada inovasi
bahan bacaan itu sendiri. Kebanyakan perpustakaan menyediakan lebih
banyak literatur ilmiah dan text-book tanpa memperhitungkan gejala atau
dinamika kekinian. Siswa sekarang lebih menyukai komik daripada buku
sejarah, padahal buku sejarah juga isinya menceritakan fakta. Karena itu
perpustakaan sebaiknya juga menyediakan buku-buku bacaan ilmiah yang
dikemas dengan menarik namun tetap mengedepankan unsur fakta dan
pengetahuan. Misalnya buku-buku sejarah yang dibuat dalam bentuk
komik.
2. Kerja Sama Penulis, Pemerintah, Publisher Membuat Buku Bacaan
Yang Menarik dan Edukatif
Terlebih dahulu dilakukan survey minat berdasarkan kelompok
umur, misalnya umur 4-7 tahun menyukai bacaan berisi gambar-gambar
lucu, umur 8-12 tahun menyukai pelajaran ilmiah dengan desain cerita dan
gambar ilustrasi yang menarik, umur 13-15 tahun lebih menyukai buku
bacaan komik fiksi tapi menyisipkan unsur-unsur mata pelajaran, umur 17-
18 tahun menyukai komik, umur 19-25 tahun lebih menyukai novel, usia
26-35 tahun lebih menyukai topik tips, umur 36 ke atas lebih menyukai
topik berita dan artikel kesehatan.
Dengan mengklasifikasikannya, pemerintah bisa membuat
kebijakan, dan penulis serta penerbit juga bisa membuat dan menerbitkan
buku-buku yang sesuai klasifikasi umur.
3. Program Gemar Baca di Lingkungan Pemerintah
Bukan cuma mendorong minat baca bagi pelajar saja yang perlu
didorong, tapi juga minat baca di lingkungan pemerintah. Ini karena
jajaran pemerintah lebih berkutat pada tupoksi kerjanya sehingga sangat
jarang membaca buku. Oleh karena itu pemerintah perlu melakukan
gerakan membaca di lingkungan pemerintah, misalnya hari jumat sore
melakukan aktivitas membaca di perpustakaan kelurahan selama 1 jam,
sebagai alternatif kegiatan pelatihan dan pengembangan.
4. Mengadakan Event Pameran Buku Murah
Bagi sebagian kalangan, harga buku cukup mempengaruhi daya
beli meskipun punya minat baca tinggi. Bagi sebagian lagi akan
melakukan apa saja agar buku yang diminatinya bisa dimiliki. Dengan
melakukan pameran, siapa pun berkesempatan memiliki buku kesayangan.
Pemerintah, pihak ketiga maupun pegiat literasi bisa terlibat di dalamnya
dengan melakukan promosi serta membiayai penyelenggaraannya.
5. Mengadakan Lomba Minat Baca
Lewat lomba minat baca bisa berkompetisi melakukan review
melalui buku-buku bacaan yang telah ditentukan temanya.
6. Bangun Gerakan Giat Membaca
Secara legal, kegiatan ini sebaiknya dicanangkan oleh pemerintah
melalui program baik program daerah maupun gerakan nasional. Panitia
dalam gerakan ini dapat berasal dari latar belakang apa saja, baik dari
tenaga pendidik, anggota DPRD, tokoh masyarakat, hingga ibu-ibu PKK
di Kelurahan/Desa.
7. Mengadakan Pelatihan
Pelatihan adalah salah satu kegiatan untuk menambah kapasitas
akan keterampilan tertentu. Ada sangat banyak kegiatan-kegiatan untuk
pengembangan kapasitas, misalnya pelatihan membuat buku. Dengan
pelatihan ini orang bisa membuat buku bacaan yang menarik dengan
berbagai ide dan objek tulisan.
B. Layanan Sirkulasi dan Referensi

1. Layanan Sirkulasi

Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris “circulation” yang mempunyai


arti perputaran, peredaran. Sedangkan dalam ilmu perpustakaan, kata sirkulasi
sering dikenal dengan peminjaman namun demikian pengertian pelayanan
sirkulasi sebenarnya adalah mencakup semua bentuk kegiatan pencatatan yang
berkaitan dengan pemanfaatan bahan pustaka. Menurut Bafadal-Ibrahim
(2000:24), “Pelayanan sirkulasi adalah kegiatan kerja yang berupa pemberian
bantuan kepada pemakai perpustakaan dalam proses peminjaman dan
pengembalian bahan pustaka.” Salah satu kegiatan utama atau jasa utama
perpustakaan adalah peminjaman buku dan materi lainya. Kegiatan peminjaman
ini sering dikenal dengan nama sirkulasi artinya peminjaman. Meja sirkulasi,
seringkali di anggap ujung tombak jasa perpustakaan karena bagian inilah yang
pertama kali berhubungan dengan pengguna atau pemakai serta paling sering di
gunakan pemakai, karenanya unjuk kerja staf sirkulasi dapat berpengaruh
terhadap citra perpustakaan (Sulistiyo-Basuki 1991 : 257).

2. Layanan Referensi

Pelayanan referensi merupakan pemberian bantuan kepada pengguna


perpustakaan untuk menemukan informasi dengan cara menjawab pertanyaan
menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan
dan memakai koleksi referensi.

Adapun fungsi dari layanan referensi, yaitu:

1. Informasi, yaitu memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan


pengguna akan informasi.
2. Bimbingan, yaitu memberikan bantuan kepada pengguna untuk
menemukan buku-buku yang tepat sesuai dengan bidang minat pengguna.
3. Pengarahan, yaitu memberikan pengarahan dan bantuan kepada pengguna
mengenai cara-cara menggunakan perpustakaan maupun koleksi referensi
lainnya.
4. Supervisi, yaitu pengawasan untuk menciptakan tata kerja pelayanan yang
rapi dan memudahkan.
5. Bibliografi, yaitu menyusun bibliografi atau daftar publikasi untuk
keperluan pengguna maupun keperluan perpustakaan sendiri.
6. Penilaian, yaitu penilaian terhadap bahan atau koleksi referensi agar
diperoleh daya guna yang maksimal.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam mengembangkan minat baca pemerintah harus lebih aktif bersama


pihak-pihak terkait agar masyarakat mau dalam membaca buku dan berliterasi
untuk Indonesia yang lebih baik.

Kata sirkulasi berasal dari bahasa inggris circulation yang mempunyai arti
perputaran, peredaran. Sedangkan dalam ilmu perpustakaan, kata sirkulasi sering
dikenal dengan peminjaman namun demikian pengertian pelayanan sirkulasi
sebenarnya adalah mencakup semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan
dengan pemanfaatan bahan pustaka. Pelayanan sirkulasi adalah kegiatan kerja
yang berupa pemberian bantuan kepada pemakai perpustakaan dalam proses
peminjaman dan pengembalian bahan pustaka.

Pelayanan referensi merupakan pemberian bantuan kepada pengguna


perpustakaan untuk menemukan informasi dengan cara menjawab pertanyaan
menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan
dan memakai koleksi referensi.

Anda mungkin juga menyukai