Anda di halaman 1dari 54

MANAJEMEN LAYANAN PERPUSTAKAAN DALAM

MENINGKATKAN MINAT BACATERHADAP


SISWA DI PERPUSTAKAAN DI
SMA N 7 MUARO JAMBI

PROPOSAL SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

SALSABILA

NIM.203200196

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSIAS ISLAM NEGERI SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Rabbul ‘alamin, yang telah menciptakan
manusia dan mengajarkan kepada mereka Al Quran. Salawat serta salam atas
jujungan baginda Nabi Muhammad SAW yang telah mencurahkan segala usaha,
perjuangan dan pengorbanan bagi menegakkan agama Islam dan membawa
manusia kepada kebahagiaan. Salawat serta salam juga bagi keluarga, keturunan
baginda, sahabat-sahabat, para pengikut sunnah Baginda serta kaum muslimin
sekalian.

Alhamdulillah bersyukur atas kelimpahan rahmat yang Allah SWT telah


memberikan kesehatan, kesempatan dan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas proposal ini dengan judul : “Manajemen layanan
perpustakaan dalam rangka meningkatkan Minat Baca perpustakaan di SMA
N 7 Muaro Jambi”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal ini


masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan,penulis memohon maaf dan
semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua para pembaca atas perhatianya
kami ucapkan terimakasih.

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 2
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 2
B. Fokus penelitian ......................................................................................... 8
C. Rumusan Masalah...................................................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat penelitian ................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 11
A. Kajian Teoritik ......................................................................................... 11
B. Studi Relvan.............................................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 39
A. Jenis penelitian ......................................................................................... 39
B. Setting dan subjek penelitian .................................................................. 39
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 40
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 42
E. Teknik Analisis Data ................................................................................ 43
F. Teknik keabsahan data ............................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan,


keterampilan, pikiran, karakter, dan seterusnya khususnya lewat persekolahan
formal. Pemahaman mengenai penddidikan mengacu pada konsep tersebut
menggambarkan bahwa pendidikan memiliki sifat dan sasarannya yaitu manusia
itu sendiri mengandung banyak aspek dan sifatnya yang sangat kompleks. Karena
itu tidak ada suatu batasan yang cukup memadai untuk menjelaskan arti
pendidikan secara lengkap. Batasan lengkap dibuat oleh para ahli tampak begitu
beraneka ragam, dan kandugannya berbeda antara satu dari yang lain.
Kemajuan dunia pendidikan dan meningkatkan minat baca baik dikalangan
siswa maupun mahasiswa harus ditunjang dengan fasilitas yang memadahi. Salah
satu unsur penunjang yang paling penting dalam dunia pendidikan adalah
keberadaan sebuah perpustakaan.
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan yang digunakan
untuk menunjang kegiatan belajar siswa, yang memegang peranan sangat penting
dalam mencapai tujuan di sekolah. Undang-undang Perpustakaan No. 43 Tahun
2007 pasal 23 ayat 1 mengamanatkan bahwa setiap sekolah harus memiliki dan
menyelanggarakan perpusatkaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan
dengan memperhatikan standar nasional pendidikan (Imrotul azizah, 2014, p. 75) .
Standar Nasional Perpustakaan yang dimaksud kemudian dijelaskan lebih lanjut
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2014. Standar
Nasional Perpustakaan (SNP) menjadi acuan dalam penyelenggaraan pengelolaan
perpustakaan, yang dimaksud meliputi standar koleksi, standar sarana dan
prasarana, standar pelayanan perpustakaan, standar penyelenggaraan dan standar
pengelolaan.

Perpustakaan memberikan kontribusi yang sangat penting bagi upaya untuk


meningkatkan aktivitas siswa, kualitas pendidikan dan pembelajaran. Untuk

2
membantu tercapainya tujuan tersebut, maka perpustakaan sekolah melaksanakan
fungsinya sebagai pusat pendidikan, informasi dan pusat rekreasi. Perpustakaan
dipandang sebagai lembaga yang menghimpun pustaka dan menyediakan sarana
bagi orang yang memanfaatkannya telah menjadi sarana paling tepat untuk
menyebarkan sebanyak-banyaknya pengetahuan serta menjadi sarana yang
bersifat edukatif dalam menunjang Pendidikan ( Herlina Aprilianita, 2013, p. 43).

Perpustakaan ini bisa benar-benar di fungsikan sebagai jantung sehat


pendidikan. Selama ini tidak sedikit perpustakaan dalam lembaga pendidikan
Islam yang kurang berfungsi. Jarang sekali peserta didik maupun guru yang mau
membaca ataupun meminjam buku-buku di perpustakaan, melainkan kurang
memberikan gairah membaca sama sekali sehingga perpustakaan kurang diminati
peserta didik. Dimana kasusnya ini hendaknya memberikan pelajaran yang
berharga bagi kepala sekolah untuk menggali solusi-solusi yang bisa
mengembalikan suasana perpustakaan dalam lembaga pendidikan itu menjadi
ramai di buru peserta didik maupun guru untuk menjadi ruangan yang kondusif,
untuk membaca, menelaah, mengerjakan tugas dan mencari buku-buku yang
berhubungan dengan mata pelajaran yang dibutuhkan peserta didik.

Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah, merupakan


komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan dapat menunjang terhadap
pencapaian tujuan tersebut. Sesuai dengan pengertian perpustakaan sekolah
berintikan tiga kegiatan utama yaitu kegiatan menghimpun, pegolahan dan
penyebarluaskan segala macam informasi pendidikan kepada parasiswa dan para
guru, maka secara gampang perpustakaan sekolah bertugas sesuai dengan tugas
inti tersebut. pertama menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan,
memelihara dan membina secara terus menerus bahan koleksi atau sumber
informasi. Dalam bentuk apa saja, seperti minsalnya buku, majalah, surat kabar
dan jenis koleksi lainnya. Kedua, mengolah sumber daya informasi tersebut
dengan menggunakan sistem dan cara tertentu, sejak dari bahan-bahan tersebut
datang kepustakaan sampai kepada siap untuk disajikan atau dilayankan kepada
para penggunanya yakni para siswa dan guru antara lain meliputi pekerjaan

3
penginvestarisasian, mengklasifikasian atau pengolongan koleksi, pengkatalogan,
parabelan, pembuatan alat pinjaman dan lain-lain. Ketiga, menyebarluaskan
informasi atau bahan-bahan pustaka kepada setiap anggota yang
membutuhkannya sesuai dengan kepentingannya yang berbeda satu dengan yang
lainya. Yang termasuk kedalam kegiatan ini adalah pelayanan referensi dan
informasi yang pelayanannya peminjaman koleksi, pelayanan promosi, pelayanan
bimbingan kepada pembaca dan sebagainya, termasuk pelayanan kepada para
siswa dan guru dalam rangka mencari informasi yang berkualiatas dengan bidang
minatnya (Yusuf dan Suhendar, 2005, pp. 1-7)

Masalah yang dihadapi oleh perpustakaan sekolah dari tingkat SD sampai


Perguruan Tinggi (PT) adalah berkaitan dengan minat baca. Minat baca siswa atau
mahasiswa Indonesia secara umum sangat rendah. Dan metode pengajaran guru di
dalam kelas juga kurang memotivasi siswa untuk aktif mencari buku-buku di
perpustakaan dan giat membacanya. Siswa hanya diceramahi, digiring untuk
hanya menyimak buku-buku paket, tetapi tidak dipaksa untuk melacak buku di
perpustakaan dan tidak pula disuruh untuk membaca serta merangkum sebuah
buku. Guru kadang menjadi “diktator” hanya mengacu pada buku diklat. Aktivitas
membaca bagi orang dewasa dan anak-anak belum menjadi suatu kegemaran yang
mengasyikkan. Kebanyakan mereka tidak mempunyai perhatian pada buku,
apalagi minat untuk membaca.

Dalam hal ini untuk menarik Minat Baca siswa ke perpustakaaan di perlukan
manajemen layanan yang ada diperpustakaan. tidak hanya itu tetapi juga
memperbaiki atau melengkapi koleksi-koleksi yang ada diperpustakaan agar apa
yang siswa butuhkan dapat terpenuhi. Di dalam perpustakaan juga dibutuhkan
manajemen layanan terhadap pengelolaan perpustakaan yang mana majemen
layanan juga berperan penting di dalam mengelola perpustakaan, dengan adanya
manajenen layanan terhadap pengelolaan perpustakaan yang dilakukuan akan
terlihat kegunaan dari perpustakaan tersebut.

4
Menurut purwanto, 2008, p. 17-27 Mengemukakan manajemen adalah
mengacu pada proses mengoordinasi dan mengintekrasikan kegiatan-kegiatan
kerja agar di selesaikan secara efektif dan efisien dengan dan melalui orang lain,
cara sistematis yang sudah diterapkan dalam melakukan kegiatan yang
megambarkan fungsi manajemen yang mana fungsi manajemen tersebut yaitu
sebagai berikut:

1. Merencanakan
2. Mengoordinasikan
3. Pelaksanaan
4. Pengawasan

Salah satu layanan yang menyangkut perpustakaan adalah layanan sirkulasi,


sehingga baik buruknya kinerja layanan sirkulasi mempengaruhi presepsi siswa
tentang perpustakaan. Pelayanan perpustakaan diberikan pustakawan untuk
membantu para pemustaka, untuk medapatkan kepuasan pada pelayanan
perpustakaan memerlukan manajemen dalam meningkatkan layanan pustakawan
yang baik dan benar sehingga warga di lingkungan sekolah semakin giat untuk
berkunjung keperpustakaan. (sri wahyuni turnip, 2020). Minat Baca ada apabila
kecenderungn hati yang tinggi terhadap suatu gairah, keinginan untuk datang
dengan tujuan untuk mendapatkan hal yang bermanfaat. Oleh kerena itu,
seseorang yang mengunjungi perpustakaan dapat ditandai dengan adanya minat
yang besar serta bernilai. (Agus setiawan, 2017, p. 73).

Melihat fenomena yang ada pada saat ini belum banyak perpustakaan sekolah
yang mampu mewujudkan pelayanan dan berupaya agar perpustakaan dapat
menjadi tempat yang nyaman sehingga dapat meningkatkan kunjung pemustaka.
Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya minimnya anggaran yang
dialokasikan oleh pemerintah dibidang perpustakaan dan sumber daya manusia
(Vitra, 2020, p. 35). Selain itu perpustakaan memiliki permasalahan lain dalam hal
layanan perpustakaanya, mulai dari petugas yang tidak ramah, penataan buku
yang kurang rapi sehingga menyulitkan para pemustaka saat mencari referensi,

5
koleksi buku atau referensi yang tidak up to date, tempat yang tidak nyaman serta
fasilitas sarana dan prasarana perpustakaan yang kurang memadai (Nurul
Hidayah, 2017, p. 17). Hal ini tentunya akan berdampak pada pemustaka, bahkan
dapat membuat pemustaka malas untuk datang atau berkunjung keperpustakaan
karena layanan yang diberikan oleh pustakawan tidak maksimal sehingga
mengakibatkan perpustakaan sepi pengunjung (Afriyanti, 2020, p. 5).

Sehubungan dengan hal diatas maka dapat diketahui bahwa perpustakaan tidak
terlepas dari para pustakawan yaitu sebagai pelaksana kegiatan perpustakaan atau
induvidu yang terlibat dalam kegiatan perpustakaan, yang bertaggung jawab
dalam keberhasilan kualitas ilmu dan pengetahuan pemustaka. Tujuan yang harus
dicapai oleh perpustakaan yaitu kepedulian seluruh staf kepada para pemustaka
dalam memberikan layanan prima. (Sugandi, 2021, p. 62). Seperti apa yang telah
diamanatkan pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007
tentang perpustakaan pasal 1 ayat 8 menyatakan bahwa pustakawan merupakan
seseorang yang memiliki kompetensi yang didapat melalui pendidikan atau
pelatihan kepustakawanan dan mempunyai tugas untuk bertanggung jawab dalam
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan.

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia
membutuhkan orang lain dalam berbagai kegiatan seperti, kegiatan sosial, belajar
dan kegiataan lainnya yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah SWT. Allah
memerintahkan untuk kita saling tolong menolong dengan siapa pun selama itu
berupa perbuatan baik dan tidak melanggar syariat Islam. Selama tidak melanggar
ajaran Allah kita diwajibkan untuk saling tolong menolong sesama manusia
meskipun berbeda agama. Pelayanan di dalam Islam adalah suatu pekerjaan yang
sangat mulia dan merupakan pintu kebaikan bagi siapa saja yang melakukannya
jika dikaitkan dengan adanya layanan perpustakaan yang terkelola dengan baik
dan sesuai dengan upaya pemenuhan tujuan yang diharapkan dapat membantu
pemustaka untuk memenuhi kebutuhannya. Adanya layanan perpustakaan untuk
menyajikan informasi yang dibutuhkan terkait dengan bahan pustaka guna

6
kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar. Pemanfaatan layanan
perpustakaan yang baik dapat membantu dalam kebaikan bagi penggunnya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat di uraikan bahwa pelayanan secara prima


dan maksimal sangatlah penting bagi keberadaan perpustakaan sehingga dengan
pelayanan yang baik dapat memuaskan pengguna perpustakaan dengan harapan
dapat memenuhi standar yang telah diamanatkan oleh undang-undang.

Pelaksanaan kegiatan pelayanan perpustakaan merupakan suatu upaya pihak


school librarian untuk memberikan kesempatan kepada para pemustaka dalam
mendayagunakan bahan-bahan pustaka yang ada dan sarana prasrana
perpustakaan secara optimal. Hal ini dikemukakan oleh Ase S. Muchydin bahwa
“kegiatan pelayanan perpustakaan yaitu usaha untuk mendayagunakan bahan-
bahan yang telah disediakan oleh perpustakaan dapat dimanfaatkan secara optimal
oleh para pemustaka” (Yulia wahyu praseti, 2020, p. 8).

Melalui manajemen yang baik diharapkan tujuan perpustakaan sekolah dapat


tercapai, yaitu meningkatkan minat baca siswa, membantu meningkatkan
pengetahuan keterampilan serta nilai dan sikap siswa dan guru dalam
meningkatkan mutu lulusan SMA N 7 Muaro Jambi merupakan suatu lembaga
pendidikan yang berada di bawah naungan Kemenag dan Kemendiknas

Table 1.1
Daftar rata-rata pengunjung

Bulan Hari Jumlah


Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
3 5 3 4 3 3
Juli Orang Orang Orang Orang orang orang 100 Buku
5 5 4 2 2 3
Agustus Orang Orang orang Orang Orang orang 100 Buku
3 6 5 4 4 4
September Orang Orang Orang Orang Orang Orang 100 Buku

7
Berdasarkan pengamatan awal di perpustakaan SMA Negeri 7 Muaro Jambi
dapat di lihat pada table 1.1 daftar rata-rata pengunjung yang semakin hari
semakin tidak menentukan dapat di lihat pengunjung perpustakaan di SMA N 7
sarolangun ini tidak mengalami peningkatan. Dalam hal ini juga di sebabkan oleh
beberpa permasalahan yakni manajemen pelayanan perpustakaan yang saat ini
masih kurang dalam menarik minat baca siswa di perpustakaan SMA N 7 Muaro.
Dalam hal ini peran guru serta pihak sekolah dan lembaga perpustakaan harus
bekerja sama dalam meningkatkan minat baca siswa di SMA N & Muaro Jambi,
dengan menggunakan manajemen pelayanan perpustakaan yang lebih baik dan
lebih menarik.Maka dari itu dalam hal ini peneliti tertarik untuk menganggkat
judul “ Manajemem layanan perpustakaan dalam meningkatkan miinat baca
terhadap siswa di SMA N 7 Muaro jambi”.

B. Fokus penelitian

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka yang menjadi fokus masalah atau
kajian utama yang akan ditelaah secara mendalam pada penelitian ini adalah
pertama, perencanaan layanan perpustakaan dalam meningkatkan Minat Baca
siswa di SMA N 7 Muaro Jambi . Kedua, penerapan pelayanan dalam
meningkatkan Minat Baca siswa di SMA N 7 Muaro Jambi. Ketiga, Evaluasi
layanan perpustakaan dalam meningkatkan Minat Baca siswa di SMA N 7 Muaro
Jambi.

C. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah yang terkait dengan layanan


perpustakaan dalam meningkatkan Minat Baca siswa di SMA N 7 Muaro Jambi
tersebut maka didapatkan beberapa masalah yang terkait dengan pembahasan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:

1. Bagaimana manajemen perpustakaan dalam meningkatkan minat

baca siswa di SMA N 7 Muaro Jambi?

2. Apakah kendala manajemen perpustakaan dalam meningkatkan

8
minat baca siswa di SMA N 7 Muaro Jambi?

3. Bagaimana solusi manajemen perpustakaan dalam meningkatkan

minat baca siswa di SMA N 7 Muaro Jambi.?

D. Tujuan dan Manfaat penelitian

a. Tujuan penelitian

Berangkat dari latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaa manajemen

perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa di SMA N

7 Muaro Jambi.

2. Untuk mengetahui apa saja kendala manajemen perpustakaan

dalam meningkatkan minat baca siswa di SMA N 7 Muaro

Jambi.

3. Untuk mengetahui apa solusi yang akan dilakukan oleh

manajemen perpustakaan di SMA N 7 Muaro Jambi.

b. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan


keilmuan terutama tentang program layanan perpustakaan di lembaga
pendidikan. Manfaat utama penelitian dibidang ini yaitu memegang kunci
dalam Manajemen Pendidikan Islam (MPI), berupa memperkaya teori-teori
manajemen dalam satuan pendidikan yang sudah ada. Adapun manfaat dan
kegunaan dari penelitian ini adalah.

1. Manfaat teoritis

9
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan dan
bermanfaat sebagai referensi/masukan yang bersifat membangun dalam
menambah wawasan mengenai manajemen layanan perpustakaan sekolah.
Selain itu, dapat digunakan untuk menambah referensi dan sumber bacaan
bagi pembaca.

2. Secara Praktis
a. Bagi pihak Uin Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi/masukan yang bersifat
membangun dalam merencanakan dan membuat strategi yang dapat
dikembangkan di perguruan tinggi terkait dengan manajemen layanan
perpustakaan sehingga dapat meningkatkan kunjungan mahasiswa.
b. Bagi pihak SMA Negeri 7 Muaro Jambi Penelitian ini diharapkan
bermanfaat dan dapat dijadikan referensi sekaligus digunakan untuk
semakin meningkatkan manajemen layanan perpustakaan sehingga
dapat meningkatkan kunjungan siswa.
c. Bagi pihak Peneliti dan Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi referensi dan menambah wawasan baik secara teoritis maupun
praktis bagi para peneliti dan masyarakat yang menjadi pembaca hasil
penelitian ini sehingga, dapat mengembangkan pemahaman dan ilmu
terkait manajemen layanan perpustakaan untuk meningkatkan Minat
Baca an perpustakaan dalam sebuah lembaga pendidikan.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik

1. Manajemen layanan Perpustakaan

Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti pengelolaan. Menurut


Manullang manajemen adalah suatu seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, penempatan karyawan, pemberian perintah, dan pengawasan
terhadap sumber daya manusia maupuan alam, terutama sumber daya manusia
untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan lebih dahulu (John Suprihanto,
2014). Sementara itu, George.R Terry menyatakan manajemen adalah sebuah
proses yang memiliki ciri khas yang terdiri dari segala tindakan perencanaan,
pengorganisasian, menggerakan serta pengawasan yang bertujuan untuk
pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan diawal melalui berabagai sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya (Mustari, Muhammad, 2014).

James F. Stoner, sebagaiman dikutip Handoko, menyebutkan bahwa


manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan para anggota dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditentukan.

Secara sematik kata manajemen umumnya dugunakan saat ini berasal dari
kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengelola, menyelenggarakan,
mengatur, mengemudikan. Pada perkembangan selanjutnya kata management
digunakan pada setiap bidang organisasi, mulai dari organisasi pemerintah,
Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM), Lembaga profit, lembaga nonprofit, dan
lain-lain. Hal ini Menunjukkan bahwa fungsi dan peran manajemen sangat
dibutuhkan.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen


adalah suatu pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi/lembaga yang telah ditentukan

11
dengan efektif dan efisien. Manajemen dikatakan baik apabila
organisasi/lembaga itu memikirkan tujuan yang jelas dan diketahui oleh semua
yang terlibat dalam sebuah organisasi itu.

Lasa Hs, et.al,, (2017),dalam buku manajemen sumber daya manusia


perpustakaan menyatakan bahwa manajemen perpustakaan adalah
pengoptimalisasi pemberdayaan sumber daya manusia dan sumber daya lain
untuk mencapai tujuan perpustakaan yang efektif dan efisien melalui kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, penganggaran, kepemimpinan, dan
pengendalian. Tidak jauh berbeda dengan pandangan Lasa, Bryson berpendapat
bahwa manajemen perpustakaan adalah sebuah upaya dalam pencapaian tujuan
dengan memanfaatkan SDM, informasi, sistem, dan sumber dana namun harus
tetap memperhatikan fungsi manajemen, peran serta keahlian (Monaliza, et.al,
2017).

Manajemen perpustakaan pada dasarnya adalah proses mengoptimalkan


konstribusi manusia, material, anggaran untuk mencapai tujuan perpustkaan.
Kemudian dalam pengertian lain disebutkan bahwa manajemen perpustakaan
adalah proses pengelolaan perpustkaan dengan didasarkan pada prinsip-prinsip
dan teori-teori manajemen (Sudirman Anwar, 2019). Kegiatan manajemen selalu
mengarah pada sebuah pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Kegiatan manajemen selalu berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen pada
umumnya yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaaan, dan
evaluasi.

T. Hani Handoko mengemukakan perecanaan merupakan pemilihan atau


penetapan tujuan organisasi, penentuan taktik atau strategi dan menentukan
kebijakan yang akan diambil guna untuk mencapai tujuan yang diinginkan
(Daryanto, et.al, 2013). Perencanaan ini bersifat dinamis yang mana pada
perencanaan ditunjukan untuk masa depan yang belum pasti karena adanya
perubahan dan situasi. Perencanaan menuntut seseorang untuk dapat berpikir

12
yang kreatif, imajinatif dan dapat menjembatani setiap persoalan yang ada di
dalam organisasi (Mualimin, 2020).

Pengorganisasian dapat diartikan sebagai tindakan pengaturan sumber daya


manusia dan sumber daya lainnya agar secara efektif dan efisien dapat
menjalankan perencanaan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian memiliki
fungsi dalam pembagian tugas secara menyuluruh berdasarkan kemampuan dan
keahlian masingmasing organisasi (Abd. Rohamn, 2017). Selanjutnya, Menurut
Terry pelaksanaan adalah suatu tindakan yang dilakukan agar seluruh anggota
organisasi dapat bekerja sama dan berusaha untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Pelaksanaan bagian paling penting di dalam manajemen karena
pelaksanaan dianggap sebagai intisari manajemen karena secara khusus
berhubungan langsung dengan orang-orang ( Muhammad Kristiawan et.al,,
2017).

Setelah melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan diatas


terlaksana dengan baik selanjutnya yaitu evaluasi. Menurut Djaali dan Muljono
evaluasi merupakan suatu proses penilaian suatu kegiatan berdasarakan dengan
kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan diawal yang selanjutnya diikuti dengan
pengambilan keputusan atas objek yang di evaluasi (Rafida, 2017).

Dengan demikian, dapat peneliti simpulkan bahwa manajemen perpustakaan


adalah suatu kegiatan pengelolaan yang mengatur dalam proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengawasan yang dilakukan secara
efektif dan efisien dalam upaya pencapaian tujuan yang memanfaatkan sumber
daya manusia dan sumber daya lain.

Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen


perpustakaan adalah proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnyaa untuk mengelola bahan pustaka baik berupa buku maupun non buku
sehingga daapat digunakan sebagai bahan informasi oleh setiap pemakainya.

Seperti yang diketahui bahwa didaalam perpustakaan terdapat koleksi yang


digunakan untuk keperluan belajar, penelitian, membaca, dan sebagainya, maka

13
perpustakaan mempunyai berbagai macam fungsi dalam mencapai tujuan
perpustakaan. Adapun fungsi manajemen perpustakaan sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning

Perencanaan merupakan titik awal sebagai aktivitas organisasi yang sangat


menentukan keberhasilan organisasi. Menurut Ara Hidayat da nImam
Mahali perencaan merpakan fungsi yang paling awal dari keseluruhan fungsi
manajemen sebagai banyak dikemukakan oleh para ahli.

Perrencanaan merupakan titik awal kegiataan perpustakaan dan harus


disusun dengan baik. Perencanaan berguna memberikan arah, menjadi
standar kerja, memberikan kerangka pemersatu, dan mampu membatu
memperkiakan peluang. Dalam penyusunan perencanaan
hendaknya tercakup siapa (who) yang bertanggungjawab, apa (what) yang
dilakukan, bagaimana (how) cara melaksanakannya, kapan (when)
pelaksanaannya, dimana (where dilakukannya, mengapa(why) dan berapa
anggaran yang diperlukan. Dengan demikian, perencanaan itu merupakan
langkah awal sebelum melakukan fungsi-fungsi manajemen yang lainnya.

Pentingnya perencanaan bagi suatu perpustakaan sekolah


deisebabkan karena hal-hal berikut:

1. Perncanaan merupakan dasar pelaksanaan aktivitas pimpinan

perpustakaan tidak akan mampu melaksanakan fungsi manajemen dan

kepemimpinan yang baik tanpa perencanaan yang sudah ditetapkan.

2. Perencanaan merupakan alat pengawasan. Pengawasan sebenarnya

merupakan upaya sistematis untuk menetapkan standar yang telah

ditetapkan. Dengan adanya perencanaan akan diketahui adanya

penyimpangan langkah yang kemudian dapat dilakukan pengukuran

signifikansi penyimpangan itu. Oleh karna itu pengawasan harus

14
didasarkan pada perencanaan. Perencanaan yang jelas, lengkap, dan

terpadu mampu meningkatkan efektivitas pengawasan.

3. Perencanaan profesional akan membawa efektivitas dan efisien.

Dengan adanya perencanaan, seorang pimpinan perpustakaan akan

berusaha untuk mencapai tujuan dengan biaya yang paling kecil dan

menghasilkan produk (barang/jasa) yang lebih besar.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan adalah;

a) Menentukan tujuan perpustakaan

Tujuan perpustakaan harus sejalan dengan tujuan lembaga

pendidikan secara keseluruhan. Dalam menentukan tujuan, pustakawan

sekolah/perguruan tinggi dapat bekerjasama dengan pendidik untuk

menentukan materi atau bahan yang sesuai dengan tingkat pendidikan,

untuk membantu dalam menyediakan bahan sesuai kurikulum yang

berlaku. Untuk mencapai tujuan perpustakaan baik jangka panjang,

jangka menengah, maupun jangka pendek diperlukan adanya

perencanaan yang matang. Perencanaan strategis merupakan pemilihan

sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya tentang harus apa yang

dilakukan, kapan, bagaimana, dan siapa. Perncanaan ini merupakan

tindakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal

yang dapat dilakukan sebagai dasar pembutan keputusankeputusan

strategis. b) Mengidentifikasi pemakai perpustakaan Pemakai jasa

pelayanan perpustakaan adalah peserta didik atau mahasiswa, guru atau

dosen, karyawan, dan masyarakat umum. Kebutuhan peserta didik

15
bervariarsi sesuai dengan usia, kemampuan dan mata pelajaran yang

dipelajari sesuai kurukulum. Demikian halnya dengan kebutuhan peserta

didik. Pendidik memiliki kebutuhan yang bervariasi sesuai mata

pelajaran yang diajarkan. Dalam pendidikan modern, keberadaan

perpustakaan disetiap lembaga dianggap sebagai bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari kurikulum.

b. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian merupakan penyatuan langkah dari seluruh kegiatan yang


akan dilaksanakan. Penyatuan langkah ini sangat penting, agar tidak terjadi
tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas. Proses pengorganisasian sebuah
perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila memiliki SDM , sumber dana,
prosedur, dan adanya koordinasi yang baik serta pengarahan pada langkah-
langkah tertentu. Dalam sistem pengorganisasian perpustakaan perlu dipehatikan
elemen-elemen perpustakaan yang antara lain terdiri dari kegiatan, SDM, sistem,
sumber informasi, sarana dan prasarana serta dana.

Sumber daya manusia perpustakaan sekolah dimungkinkan terdiri dari guru,


pustakawan dan karyawan. Guru berperan sebagai mediator antara perpustakaan
kepala sekolah, perpustakaan guru, dan perpustakaan siswa. Pustakawan
berperan untuk melaksanakan kegiatan perpustakaan, seperti pengadaan,
pencatatan, klasifikasi, pengkatalogan, penjajaran, pegawetan dan pemberdayaan
perpustakaan. Karyawan terdiri dari tenaga kerja administrasi bertugas
melaksanakan kegiatan administrasi dan membantu pelaksanaan kegiatan
administrasi pada umumnya seperti pelahbelan, sirkulasi, pembuatan statistik
dan lainnya.

Kehadiran pustakawan diperlukan dalam mengelola perpustakaan, karena


pustakawan merupakan tenaga ahli profesional yang dapat merealisasikan tujuan
perpustakaan yang telah ditetapakan. Pengorganisasian perpustakaan merupakan

16
tanggungjawab pegawai perpustakaan. Perorganisasian merupakan aspek
manajemen yang menyangkut penyusunan organisasi manusia dan bahan atau
materi. Kegiatannya meliput:

1. Pengaturan pelayanan peminjaman yang efisien pengguna perpustakaan.


2. Menyediakan sistem yang efisien mengenai pelayanan pemesanan bahan
atau koleksi yang ada diperpustakaan dan memberikan system pinjaman
silang layan (inter-library loon) untuk bahan-baha yang berada
diperpustakaan lain.
3. Memberikan sistem yang fleksibel bagi peserta didik, baik perorangan
maupun kelompok, serta staf pengajar untuk menggunakan perpustakaan
sekolah untuk tujuan proses belajar mengajar.
4. Menjalankan suatu sistem yang memungkinkan sumber-sumber informasi
dalam bentuk perangkat keras (jika dipusatkan) dapat digunakan dengan
cara dengan yang sehemat dan seefisien mungkin keberbagai tempat
sekolah.
5. Mengatur produksi sumber perpustakaan di sekolah.
6. Mengawasi dan mengatur pekerjaan bagi pustakawan atau staf perpustakaan
yang lain.
c. Penggerakan (actuating)

Dijalankan setelah adanya rencana dan pengorganisasian, sebab penggerakan


merupakan pelaksanaan atas hasil-hasil perencanan dan pengorganisasian.
Fungsi penggerakan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena
secara langsug berkaitan dengan manusia dengan segala jenis kepentingan dan
keutuhannya. Dengan demikian, penggerakan merupakan tanggung jawab
pimpinan perpustakaan, dan peran seorang pemimpin diperlukan dalam
mendorong staf yang dipimpinnya.

d. Pengawasan (controlling )

Pelaksanaan tugas, kekuasaan, dan tanggungjawab dalam perpustakaa perlu


adanya pengawasan, yang pada umumnya merupakan coercion atau compeling

17
artinya proses yang bersifat memaksa agar kegiatan pelaksanaan dapat
disesuaikan dengan rencana. Pengawasan yang baik adalah salah satu persiapan
dalam pembentukan program perencanaan. Perihal pengawasan hendak
direncanakan dengan baik, supaya dapat mencapai tujuan denga maksimal.
Pengawasan terhadap perpustakaan sekolah dimaksud untuk mengetahui
efektivitas perpustakaan. Untuk mengetahui efektivitas ini perlu diketahui dulu
tentang indikator kinerja perpustakan. Kinerja perpustakaan adalah efektivitas
jasa yang disediakan perpustakaan dan efesiensi sumber daya yang gunakan
untuk menyiapkan jasa.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aspek pengawasan diperpustakaan


diantaranya sebagai berikut:

a. Selalu menyadari tujuan yang sedang dilaksanakan .


b. Menghindari kegiatan yang tidak efesien, misalnya dalam sistem
pemilihan perangkat keras.
c. Evaluasi terhadap pelayanan yang telah dilakukan.

Dalam melaksanakan pengawasan dapat dilakukan dengan cara preventif


dan korektif. Pengawasan prevetif adalah pengawasan yang mengantisipasi
terjadi penyimpangan-penyimpanagn, sedangkan pengawasan korektif adalah
baru bertindak apabila terjadi variasi-variasi dari hasil yang diinginkan.
Pengawasan yang merupakan bagian atau untuk unsur mekanisme kegiatan
organisasi dimaksud untuk mencegah, menghilangkan, dan menghindarkan atau
mengurangkan terjadi hal-hal berikut:

a. Kegagalan
b. Kerugian
c. Penyimpangan
d. Kebocoran
e. Kesalahan
f. Penyalahgunaan jabatan/wenang
g. Keterlambatan/hambatan.

18
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan perlu dipahami terlebih dahulu
konsep perencanaan, standar evaluasi, dan sitem pengawasan. Oleh karna itu
perlu diperhatikan sejauh mana kesesuaian perencanaan tentang kegiatan, SDM,
sumber informasi, sistem anggaran, sarana prasarana perpustakaan dengan
realisasi pada waktu tertentu.

Apabila dalam pengawasan itu perlu dilakukan tindakan korektif, maka


tindakan ini harus segera diambil. Tindakan korektif ini bisa berupa mengubah
standar yang telah direncanakan, memperbaiaki pelaksanaan, atau mengubah
cara pengukuran pelaksanaan, atau mengubah cara interpretasi atas
penyimpangan-penyimpangan. Kegiatan pengawasan juga memerlukan tindak
lanjut, untuk melakukan usaha perbaikan terhadap kekurangan, kelemahan atau
kekurangan suatu sistem. Misalnya jangka waktu peminjaman yang kurang
cukup fleksisbel. Tahap-tahapan tersebutdi atas hendaknya dapat dilakukan
dengan cermat agar dapat melaksanakan controling dengan baik.

e. Evaluasi (Evaluating)

Evaluasi adalah pembuatan pertimbangan menurut suatu perangkat kriteria


yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.Sedangkan evaluasi menurut
(Nanang Fattah, 2007) di dalam perpustakaan adalah cara untuk mengontrol
kualitas program pelayanan perpustakaan dengan cara memeriksa apabila semua
aspek perpustakaan sudah mencapai standar yang di harapkan. Hasil dari
evaluasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
langkah-langkah perbaikan dan sekaligus untuk merencanakan program-progran
yang akan datang. Aspek-aspek yang dievaluasi dalam perpustakaan adalah
sebagai berikut :

a. Evaluasi koleksi meliputi bagaimana cara-cara koleksi dipilih, diolah,


diorganisasikan dan dilayankan kepada para pemustaka/pengunjung.
b. Evaluai ruangan dan perlengkapan yaitu memperhatikan luas ruangan
yangdisediakan untuk penempatan koleksi , jumlah tempat duduk, macam-
macam perlengkapan perpustakaan, keadaannya dan lainlainnya.

19
c. Evaluasi pelayanan perpustakaan meliputi pelayanan peminjaman koleksi,
pelayanan bimbingan kepada pembaca dan pelayanan jam buka
perpustakaan .
d. Stap, tercapainya tujuan perpustakaan sekolah harus memiliki pustakawan
yang mampu melayani peminjaman dan sebagainya.
e. Dana, untuk memberikan pelayanannya, perpustakaan sanagat tergantung
pada dana yang disediakan untuk pembelian buku-buku, majalah,
perbaiakan buku-buku yang rusak dan kegiaytan pelayanan yang lain.
2. Layanan perpustakaan sekolah

Perpustakaan menyediakan berbagai sumber informasi bagi para pemustaka.


Oleh karena itu, pengumpulan sumber informasi disesuaikan dengan kebutuhan
pemustaka (penggunanya). Namun sangat disayangkan apabila berbagai sumber
informasi yang sudah ada atau disediakan tidak dimanfaatkan oleh pengguna.
Menjadi suatu hal yang sangat penting jika sebuah sistem informasi yang ada
telah dimanfaatkan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, peningkatan atau pengadaan
koleksi perpustakaan berdasarkan dengan kebutuhan pengguna. Setelah
kegiataan pengadaan bahan pustaka, kemudian dilakukan suatu proses
pengolahan oleh bagian layanan teknis. Selama proses seleksi, buku disajikan
kepada pengguna (pemustaka). kegiatan menyajikan koleksi perpustakaan
termasuk dalam kegiatan layanan pengguna perpustakaan, layanan ini
merupakan kegiatan yang penting, yang mana agar pemanfaatan koleksi
perpustakaan dapat berjalan dengan maksimal. Oleh karena itu, sebuah
perpustakaan perlu adanya kegiatan layanan perpustakaan yang baik, agar dapat
memberikan kepuasaan kepada pengguna. Kegiatan pelayanan pengunaan
perpustakan disajikan sebagai salah satu kegiatan utama yang memerlukan suatu
standar dengan memperhatikan bahwa standar itu harus berorientasi pada
kebutuhan dan kepentingan pengguna, berdasarkan keterpaduan dan
kesamarataan, berdasarkan pada peraturan baku yang dilaksanakan secara
optimal, dan dilaksanakan secara cepat, tepat, cermat dan terarah. (Elva Rahmah,
2018).

20
Saat ini perpustakaan berperan dan bahkan proaktif untuk menawarkan
segala koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada para pemustaka. Selain itu,
perpustakaan juga selalu berusaha untuk menyiapkan segala kemungkinan
bentuk informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sampai pada penyiapan
perangkat yang diperlukan untuk memudahkan penemuan kembali koleksi yang
telah dimilikinya. Sebagai pihak perpustakaan seoptimal mungkin untuk
memberikan pelayanan terbaiknya kepada para pemustaka. (Darmono, 2001).
Sebagai pihak perpustakaan seoptimal mungkin untuk memberikan pelayanan
terbaiknya kepada para pemustaka.

Layanan perpustakaan adalah pemberian layanan informasi yang ada di


perpustakaan sekolah kepada pemustaka dan tidak terlepas dengan bentuk bahan
pustakanya. Bahkan pada era yang serba internet saat ini, layanan lainnya yang
bisa dikembangkan diperpustakaan sekolah menjadi sangat variatif. Kegiatan
layanan perpustakaan sekolah merupakan usaha untuk mendayagunakan koleksi
di perpustakaan agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pemustaka.
(Endang Fatmawati, 2012).

Layanan perpustakaan merupakan kegiatan yang dipersiapkan untuk


memberikan jasa terhadap materi produk yang dimiliki perpustakaan agar dapat
dimanfaatkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Tujuan perpustakaan
yaitu memberikan layanan bahan pustaka kepada pemustaka agar bahan pustaka
yang telah tersedia dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pemakai. Maka
dari itu fungsi pelayanan harus sejalan dengan program yang telah dibuat dan
tidak menyimpang dengan tujuan perpustkaan sebelumnya. Layanan
perpustakaan memiliki fungsi untuk membantu mempertemukan pembaca
dengan bahan pustaka yang dibutuhkan (Hartono, 2016).

Oleh karena itu, layanan perpustakaan adalah layanan pemenuhan kebutuhan


dan keperluan kepada para pengguna perpustakaan dengan menyediakan
berbagai bahan pustaka dan sumber informasi secara cepat, cermat dan tepat
sesuai dengan kebutuhan para pengguna perpustakaan. Dengan adanya

21
perpustakaan dan berbagai layanan yang diberikan dari pihak perpustakaan
menjadikan seluruh warga sekolah baik guru maupun siswa mendapatkan
berbagai referensi buku.

3. Unsur Layanan Perpustakaan

Berbagai sarana dan program dirancang dengan harapan agar pembaca


senang datang ke perpustakaan. Dalam kaitannya menciptakan kegiatan layanan
perpustakaan yang baik, diperlukan unsur-unsur penunjang yang mendukung
kelancaran kegiatan. Unsur-unsur tersebut harus direncanakan sesuai dengan
tujuan perpustakaan dan sistem layanan.

a. Fasilitas
Kegiatan layanan harus dilengkapi dengan fasilitas yang baik, sarana dan
prasarana yanag memadai, agar tujuan dan fungsi perpustakaan dapat terpenuhi.
Sebagai sarana utama ruangan di sesuaikan dengan jumlah pemakainya. Selain
itu, diperlukan perabotan untuk layanan perpustakaan seperti; rak buku, kursi,
meja baca, tempat sirkulasi, dan lain sebagainya. Fasilitas perpustakaan sangat
penting keberadaanya karena, dengan adanya fasilitas yang dimiliki
perpustakaan akan mempermudah pemanfaatan/penggunaan bahan-bahan
pustaka yang ada (Khairun Nisa, 2016).
b. Koleksi
Sinaga menjelaskan bahwa koleksi perpustakaan diartikan sebagai
keseluruhan bahan pustaka yang dikumpulkan oleh pustakawan melalui
pembelian, sumbangan, atau membuat karya buku sendiri dengan tujuan dapat
didayagunakan oleh seruh pemustaka (Siskawati, 2018). Koleksi perpustakaan
merupakan unsur utama dalam peyelenggaraan layanan perpustakaan.
Keberadaan koleksi layanan harus dibina, dirawat, diatur secara tepat sehingga
memudahkan pemakai dalam mencari koleksinya. Isi koleksi harus disesuaikan
dengan tujuan layanan. Jumlah koleksi harus selalu dikembangkan sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
c. Pustakawan

22
Pustakawan merupakan unsur penggerak dan penyelenggaran kegiatan
layanan. Pustakawan harus memiliki nilai jual dengan cara meningkatkan citra
dan vasibilitas institusi untuk memperkuat keberadaan perpustakaan.
Pustkawaan harus dapat menciptakan trobosan yang inovatif sehingga
perpustakaan mampu menjadi tujuan utama bagi para pemustaka dalam mencari
bahan-bahan referensi ilmu pengetahuan (Endang Fatmawati, 2018). Tanpa
adanya pustakawanyang mengatur dan memberikan layanan, niscaya tidak akan
ada layanan di perpustakaan.
Pustakawan pada bidang layanan dituntut untuk cekatan, terampil, ramah,
berwawasan luas, rajin cepat tanggap, dan siap membantu pemakai dalam
menemukan informasi yang sedang dibutuhkan. Lebih lanjut dijelaskan dalam
UU No. 43 tahun 2007 Bab 1 Pasal 1 bahwasannya pustawakawan merupakan
seseorang yang memiliki kompetensi yang didapat melalui pendidikan/pelatihan
serta memiliki tugas dan rasa tanggung jawab untuk penyelenggaraan dan
pelayanan perpustakaan (Mutiara , 2015).
d. Pemakai
Pemakai merupakan unsur pendukung dan penentu dalam layanan
perpustakaan. Pemakai berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda.
Oleh sebab itu, pustakawan harus mampu mengenali kebutuhan pemakainya.
Kepuasaan pengguna merupakan suatu target utama yang harus dicapai dalam
layanan perpustakaan, pustakawan atau pengelola perlu mempertanyakan,
apakah pelanggan merasa puas terhadap layanan perpustakaan, akan tetapi
belum semua perpustakan di sekolah melakukan sebuah evaluasi atau minimal
menanyakan pendapat pengguna tentang layanan yang mereka terima dengan
menggunakan kuesioner sederhana (Mutiara , 2015).
Menurut Laca, kepuasan pemustaka dipengaruhi oleh kinerja pelayanan,
respon terhadap keinginan pemustaka, kompetensi pustakawan, pengaksesan
mudah, tepat dan cepat, kualitas koleksi bahan pustaka, dan waktu layanan
(Fatmawati A. Rakib, 2014).
4. Sistem layanan perpustakaan

23
Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan yang pelaksaannya
memerlukan perencanaan yang matang. Layanan perpustakaan akan berjalan
dengan lancar apabila akses yang digunakan tepat dan sesuai dengan kebutuhan
pemakai. Ada dua jenis dalam proses layanan perpustakaan, yaitu layanan
terbuka (open access), akses layanan tertutup (closed access). Setiap sistem
layanan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan serta berbeda dalam hal
pelaksanaannya.

a. Layanan sistem terbuka (Open Access)


Akses layanan pada sistem ini memberikan suatu kebebasan kepada para
pengguna untuk secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil
sendiri bahan pustaka yang diperlukan. Pada sistem ini pemakai perpustakaan
dapat melakukan browsing bahan pustaka dari jajaran koleksi. Adapun
pedoman untuk mengammengatur istem terbuka adalah antara lain :
1. Penataan koleksi perpustakaan harus ditata secara sistematis atau menurut
urutan klasifiksasi, sehingga pengunjung mudah mencari dan mudah
menemukan pustaka yang dibutuhkan.
2. Rambu-rambu petunjuk arah pencarian pustaka sangat penting, maka harus
dibuat dengan jelas tetapi singkat serta ditempatkan ditempat yang tepat.
3. Tata ruang sistem terbuka memerlukan penjagaan yang tepat agar tidak
terjadi hal kehilangan bahan pustaka yang ada. Tata ruang harus baik
sehingga memungkinkan pengawasan petugas kepada setiap pengunjung
secara seksama.
Darmono, (2001) memaparkan Kelebihan dalam menggunakan sistem
layanan terbuka adalah sebagai berikut:.
a. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang
dibutuhkan.
b. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap
terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan.
c. Pemustaka dapat memperoleh alternative lain jika pustaka yang diinginkan
tidak tersedia.

24
d. Memberi peluang bagi semua koleksi untuk dimanfaatkan oleh pemustaka.
e. Petugas pelayanan tidak perlu mengembalikan koleksi.
Selain memiliki kelebihan sistem layanan terbuka juga memiliki beberapa
kelemahan diantaranya sebagai berikut: (Darmono, 2001).
a. Pemakai atau pemustaka cenderung mengembalikan koleksi seenaknya
sehingga mengacaukan penyusunan koleksi bahan pustaka di rak.
b. Kemungkinan resiko kehilangan koleksi relative sangat besar.
c. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu
lintas/mobilitas pemakai lebih leluasa ( Hartono, 2016).

b. Akses layanan tertutup (Closed Access)


Akses Layanan Tertutup (Closed Access) Sistem layanan tertutup adalah
sistem pelayanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai
perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka diperpustakaan. Pengambilan
bahan pustaka harus melalui petugas perpustakaan, demikian juga dengan
pengembalian bahan pustaka yang telah dipinjamnya. Oleh karena itu, pemakai
harus mencatat nomor penempatan dan judul buku pada blangko atau secarik
kertas yang telah disediakan oleh perpustakaan. Kelebihan dalam
menggunakan sistem layanan tertutup adalah sebagai berikut: (Darmono, 2001)
1. Susunan koleksi akan tetap terjaga kerapiannya karena hanya petugas
perpustakaan yang boleh masuk ke susunan koleksi.
2. Kemungkianan terjadinya kehilangan atau perobekan bahan pustaka dapat
ditekan karena pemakai tidak dapat melakukan akses langsung ke susunan
koleksi.
3. Ruangan untuk koleksi tidak terlalu luas, karena lalu lintas
manusia/mobilitas petugas di daerah susunan koleksi bahan pustaka relative
rendah.
Selain memiliki beberapa faktor kelebihan dari sistem layanan tertutup,
dalam sistem ini menururt Elva Rahmah, ( 2018) juga memiliki beberapa
kelemahan seperti:

25
a. Angka kehilangan bahan pustaka atau buku dapat ditekan dengan
memasukkan slip buku yang dipinjam.
b. Letak buku di rak selalu terpelihara karena pengambilan buku dilakukan
oleh petugas.
c. Dalam menemukan bahan pustaka pengguna hanya dapat mengetahui
ciriciri kepengarangan dan ciri-ciri fisik bahan pustaka yaitu judul,
pengarang, ukuran buku dan jumlah halaman.
d. Judul buku tidak selalu menggambarkan makna pembahasan buku.
e. Jika peminjam cukup banyak dan petugas perpustakaan relatif terbatas hal
ini membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak untuk memenuhi
permintaan pemakai perpustakaan dan menyiapkan bahan pustaka yang
dibutuhkannya, sehingga pemakai harus menunggu lebih lama.
Menjalankan peran, tugas, tanggung jawab, dan wewenang peranan
kepemimpinan menjadi faktor yang menentukan keberhasilan pencapaian
tujuan organisasi (Muhfiza. Et.al, 2021). Dalam fungsi pengorganisasian
secara teknis yang kemudian dipilah oleh sebagian ahli menjadi beberapa
fungsi yang lebih rinci yaitu staffing, facilitating, dan coordination. Arifin &
Hadi W. mengemukakan tahap-tahap yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut;
1. Penentuan dan penelitian kegiatan- kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2. Pengklasifikasian kegiatan-kegiatan yang dilakukan, agar berjalan secara
sistematis.
3. Pembagian tugas kepada elemen-elemen di dalamnya sesuai dengan yang
telah ditentukan dan keahliannya (Abd. Rohamn, 2017)
Dalam perpustakaan diperlukan pengorganisasian yang tepat, agar semua
kegiatan yang ada diperpustakaan berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
Bagian staff dalam perpustakaan antara lain adalah kepala perpustakaan, para
perpustakawan yang berberperan aktif dalam mengantur layanan perpustakaan.
5. Layanan Perpustakaan
a. Perencanaan

26
Perencanaan merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam proses
manajerial. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen. Sehingga
dengan demikian dapat dikatakan bahwa perencanaan merupkan salah satu
syarat untuk melakukan fungsi manajemen yang baik. Dengan kata lain,
perencanaanmerupakankan tindakan awal manjemen dalam organisasi karena
dengan adanya perencanaan ini ditentukan apa yang akan kita lakukan, kapan
melaksanakannya, dan siapa yang akan melakukan kegiatan tersbut. Namun
sebelum pada langkahlangkah perencanaan diperlukan data dan informasi yang
lengkap agar dapat menetapkan rencana yang kongkrit sesuai dengan kebutuhan
organisasi (Umar Sidiq, 2018).
Suandy menjelaskan bahwa perencanaan merupakan salah satu proses
penentuan tujuan organisasi yang menyajikan strategi-strategi dan taktik-taktik
yang jelas untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan (Muhfiza et.al,
2021). Wijayanti dalam paparannya mengatakan planning merupakan salah satu
fungsi manajemen yang lebih lengkap, yakni tidak sebatas visi (misi), tujuan dan
cara yang akan digunakan, tetapi planning juga berfungsi untuk mengcover
penentuan kebijakan yang akan dijalankan, proyek, program, prosedur, sistem,
anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ( Abd. Rohman
et. al, 2017)
Menurut Kurniadin & Machali perencanaan adalah sebuah proses kegiatan
yang mempersiapkan secara terstruktur apa saja kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan ini memiliki peran
yang penting didalam fungsi manajemen. Sehingga dikatakan apabila
perencanan telah selesai dan dilaksanakan dengan baik, maka dapat dikatakan
pekerjaan besar telah selesai dilakukan (Sri Mulyono et.al, 2021)
Athoillah, menjelaskan bahwa perencanaan manajemen yang baik dapat
menghasilkan kinerja yang baik untuk menentukan seberapa efektifitas dan
efisiensi organisasi ( Cipta Pramana et.al, 2021). Semua aktifitas
organiasasi,perusahaan dan komunitas memerlukan recana untuk membuat
keputusan dan tindakan yang ditentukandalam rencana ( M. Anang
Firmansyahet.al, 2018). Perencanaan tersebut disusun dan disesuaikan dengan

27
kebutuhan fleksibilitas agar dapat dipergunakan untuk meningkatkan pencapaian
tujuan di waktu yang akan datang (Lilis Sulastri et.al, 2012). Rencana tersebut
berfokus pada keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dalam jangka
pendek atau jangka panjang (Sudirman Anwar et.al, 2019).
Didalam perpustakaan memerlukan sebuah perencanaan dalam pengelolaan
yang meliputi berbagai bahan informasi, sumber daya manusia, dana, gedung,
sistem dan perlengkapan. Kebutuhan sumber daya manusia perlu direncanakan
dengan mempertimbangkan: jenis kegiatan, kualitas dan kuantitas tenaga,
pemanfaatan teknologi informasi, dan dana..
Perencanaan adalah upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi yang tepat
untuk mencapai target yang diinginkan. Dalam hal ini kepala perpustakaan dan
pustakawan harus dapat membuat sebuah perencanaan untuk pengadaan
bahanbahan pustaka, karena hasil dari perencanaan akan menjadi suatu
keputusan. Tanpa adanya keputusan dari hasil perencanaan maka seluruh
kegiatan tidak akan terlaksana dengan baik, begitu juga dengan perencanaan
yang kurang tepat maka akan membuat kegiatan-kegiatan kurang tepat pula.
Perencanaan akan terlaksana dengan baik apabila semua rencana
diorganisasikan, terutama tenaga kerja yang akan melakukan kegiatan layanan di
perpustakaan sekolah.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan kemampuan seseorang untuk memberikan
kegairahan, kegiatan dan pengertian sehingga orang lain mau mendukung dan
bekerja dengan sukarela untuk mencapai tujuan organisasi/lembaga pendidikan
sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi (Dyah Ayu Kartika, 2018).
Perencanaan dan pengorganisasian tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan tanpa adanya aktualisasi dalam bentuk pelaksanaan suatu kegiatan
(Hasrian Rudi Setiawan, 2021). Selaras dengan penjelasan terserbut, George R.
Terry mengartikan bahwa pelaksanaan merupakan kegiatan usaha untuk
menggerakan seluruh anggota kelompoknya sehingga mereka berkeinginan dan

28
berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran yang ingin dicapai (Daryanto, et.al,
2013).
Secara umum pelaksanaan diartikan sebagai upaya seluruh anggota organisasi
untuk dapat bekerja sama agar tujuan yang diinginkan tercapai sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat diawal. Pelaksanaan menggambarkan bagaimana
seorang atasan memberikan arahan dan mempengaruhi para anggotanya untuk
menjalankan tugas yang esensial dengan menciptakan suasana yang
menyenangkan sehingga dapat bekerja sama dengan baik.
Perencanaan memiliki hubungan yang sangat erat dengan pelaksanaan.
perencanaan dikatakan kurang baik apabila tidak diikuti dengan pelaksanaan
seluruh potensi sumber daya manusia pada pelaksanaan tugas yang ada. Sumber
daya manusia yang ada harus dapat dimanfaatkan untuk mencapai visi, misi dan
program kerja organisasi. Setiap sumber daya manusia harus bekerja sesuai
dengan tugas dan keahlian masing-masing untuk mencapai visi, misi, dan
program kerja yang telah ditentukan (Linda Handayuni, 2020).
Pelaksanaan (Actuating) dilakukan untuk memastikan bahwa pihak personel
dapat melaksanakan tugas yang diberikan dengan baik sesuai dengan harapan
dan target yang diinginkan. Kegiatan ini memerlukan arahan dengan
memberikan. semangat dan motivasi kepada karyawan agar dapat bekerja
dengan penuh semangat sesuai dengan harapan untuk mencapai tujuan yang
ditetepkan sebelumnya. Dengan cara memberikan kesempatan kepada karyawan
untuk mengembangkan diri melalui seminar dan workshop serta memberikan
motivasi agar karyawan mau dan mampu bekerja dengan baik ( Ida Nuraida,
2014 ).
Berdasarkan penjelasan tersebut, pelaksanaan merupakan suatu proses
kegiatan dalam menjalankan suatu progam agar dapat dilaksankan dengan baik
oleh seluruh pihak-pihak yang ada didalam organisasi serta proses memotivasi
agar semua pihak yang ada dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan
penuh kesadaran yang tinggi, terutama pada pelaksanaan program-program dari
layanan perpustakaan.
c. Evaluasi

29
Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan informasi mengenai
kinerja anggota selanjutnya hasil dari informasi ini digunakan untuk jalan
alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan (Rusydi Ananda et.al, 2017).
Menurut UUD Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 57 ayat (1), menyatakan evaluasi dilakukan sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggaran pendidikan kepada pihak-pihak yang bersangkutan
diantaranya lembaga, program dan pendidikan ( Ahmad Zainuri et.al, 2021 ).
Edwind Wandt dan Gerald W. Brown, mengartikan sebagai suatu proses
untuk menentukan penilaian dari suatu kegiatan. Evaluasi lebih berorientasi pada
nilai-nilai dimana nilai yang didapat akan dijadikan sebagai dasar perbaikan
demi perkembangan dan kemajuan kinerja. Evaluasi dilakukan untuk menilai
apa yang telah dicapai dan apa yang belum tercapai dari perencanaan hingga
pelaksanaanyang telah dilakukan. Evaluasi dilakukan sesuai dengan keadaan dan
permasalahan yang dialami yang nantinya hasil evaluasi akan ditindak lajuti
bagaimana baiknya untuk kedepannya ( Haryanto, 2020).
Evaluasi diketahui sebagai proses merencanakaan, memperoleh dan
menyediakan organisasi yang diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan. Kegiatan evaluasi dilakukan setelah melihat atau melakukan
pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kinerja para karyawan
dengan menilai sampai sejauh mana tujuan-tujuan yang dinginkan tercapai (Ika
Sriyanti, 2019).
Evaluasi dilakukan untuk mengontrol kualitas program pelayanan
perpustakaan dengan memeriksa semua aspek perpustakaan sekolah sudah
mencapai standar yang diinginkan atau belum. Dengan adanya evaluasi dapat
diketahui keunggulan dan kelemahan yang mungkin dapat tercapai oleh
perpustakaan sekolah. Aspek perpustakaan sekolah yang dievaluasi diantaranya;
(1) koleksi, (2) staf, (3) dana, (4) ruangan dan perlengkapan dan (5) pelayanan
perpustakaan (M. Hadi Purnomo, 2016). Evaluasi yang berupa informasi
nantinya akan digunakan sebagai pertimbangan dalam melaksanakan langkah-
langkah perbaikan serta untuk perencanaan program-progam yang akan datang.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keadaan terkini mengenai koleksi

30
perpustakaan yang nantinya akan dijadikan sebuah pertimbangan untuk
melakukan upaya peningkatan kualitas maupun kuantitas perpustakaan.
6. Jenis layanan perpustakaan
Jenis Layanan Perpustakaan Layanan perpustakaan merupakan bagian dari
ujung tombak jasa perpustakaan hal ini karena bagian layanan perpustakaan
berinteraksi secara langsung dengan pengunjung perpustakaan. Pelayanan
perpustakaan pada saat ini mulai berkembang dari waktu kewaktu, hal ini sejalan
dengan perkembangan kebutuhan manusia terhadap informasi yang terus
meningkat. Pustakawan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dalam
memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna pustaka maka, secara umum
perpustakaan harus memiliki empat jenis layanan yang diberikan yaitu: layanan
sirkulasi, layanan referensi, layanan ruang baca, layanan teknologi informasi dan
komunikasi. Berikut ini adalah uraian lebih rinci dari jenis layanan perpustakaan
(Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah, Jakarta: PNRI,2011), 7.)
a. Layanan Peminjaman Bahan Pustaka (Layanan Sirkulasi)
Layanan sirkuslasi adalah layanan terhadap pemakai perpustakaan berupa
peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Dalam layanan sirkulasi
digunakan sistem tertentu dengan aturan peminjaman yang disesuaikan dengan
kondisi perpustakaan. Layanan sirkulasi ini merupakan layanan sangat penting
karena keberhasilan sebuah perpustakaan salah satunya diukur dari seberapa
jauh layanan sirkulasi dapat memenuhi kebutuhan pemakai perpustkaan.
Layanan sirkulasi berhubungan dalam peminjaman buku, pengembalian buku,
dan memperpanjang peminjaman buku.
Namun tidak hanya itu saja, layanan sirkulasi memiliki satu kegiatan yang
juga penting yaitu pembuatan statistik perpustakaan. Hal ini digunakan untuk
mengetahui perkembangan perpustakaan. Statistik perpustakaan dilakukan
dengan cara mengumpulkan data dari layanan sirkulasi yang digunakan untuk
melihat keadaan dan perkembangan perpustakaan. Data statistik meliputi data
pengunjung, keanggotaan, jumlah peminjaman, jumlah koleksi yang dipinjam,
dan jumlah koleksi yang dikembalikan kurun waktu tertentu. Fungsi statistik

31
perpustakaan ini untuk bahan pertimbangan dalam menyusun laporan tahunan
dan menyusun rencana kegiatan perpustakaan, memperkuat alasan dalam
penambahan dana dan tenaga (Era Awalien Rochmah, 2016).
Kegiatan layanan srikulasi merupakan ujung tombak dari pelayanan
perpustakaan, karena pada bagian layanan srikulasi inilah pertama kali
pemustaka berhubungan dengan bagian administrasi peminjaman buku.
Berapapun banyak koleksi referensi yang dimiliki perpustakaan apabila sirkulasi
dan pemustaka kurang baik atau sedikit yang memanfaatkan perpustakaan maka
dapat dikatakan kecil arti perpustakaan tersebut. Namun sebaliknyan apabila
kegiatan yang dilakukan lanyanan sirkulasi lancar dan aktif maka perpustakaan
tersebut bisa dikatakan baik (Hartono, 2016). Dengan meningkatkan layanan
sirkulasi maka penggunaan koleksi pustaka dapat dilakukan secara efektif,
pemantauan terhadap bahan pustaka akan mudah dilakukan dan koleksi-koleksi
yang ada di perpustakaan terjaga. Karena pada dasarnya Minat Baca siswa bisa
berlangsung dan bangkit apabila ada rasa ketertarikan terhadap tempat,
lingkungan, koleksi, pelayanan dan lain-lain. Rasa ketertarikan akan meningkat
apabila kebutuhan dapat terpenuhi, sehingga dengan terpenuhinya kebutuhan
tersebut akan menimbulkan rasa senang dan kepuasan terhadap layanan
perpustakaan.
b. Layanan Referensi
American library association (ALA), pelayanan refersensi adalah layanan
perpustkaan yang berinteraksi secara langsung dengan pengunjung dengan
pemberian informasi dan kegunaan sumber-sumber perpustakaan untuk
kepentingan studi maupun riset (Ari Handiningsih, , 2015). Dalam pelayanan ini
pustakawan memberikan informasi kepada pemustaka mengenai keberadaan
koleksi referensi di perpustakaan berupa seperti kamus, ensiklopedia, direktori,
buku tahunan yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh
dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya boleh dibaca ditempat.
Petugas referensi memiliki fungsi sebagai penghubung antara koleksi dan
pemakai pustaka. Maka dari itu, petugas referensi dituntut untuk memiliki
pengetahuan/ wawasan yang luas agar mampu menjawab segala pertanyaan dan

32
memeberikan arahan kepada pengguna, namun tidak hanya itu saja petugas
layanan referensi juga harus bersikap terbuka, selalu siap memberikan bantuan
kepada para pengunjung perpustakaan, bersikap ramah, tekun, cermat dan
telaten ( Umi Kulsum, 2016).
c. Layanan Ruang Baca
Layanan ruang baca merupakan layanan perpustakaan yang diberikan kepada
para pengunjung perpustakaan yaitu berupa tempat untuk melakukan kegiatan
membaca di perpustakaan. Layanan ruang baca diberikan untuk mengantisipasi
bagi pengguna perpustakaan yang tidak berminat meminjam buku untuk dibawa
pulang, akan tetapi mereka cukup memanfaatkannya di perpustakaan. Layanan
ruang baca dibutuhkan sebagai sarana untuk pemenuhan informasi akademik.
Sarana ruang baca yang diberikan kepada pemustaka yang biasa disediakan yaitu
kursi, meja, meja belajar Induvidu (study carrel). Menurut Elang layanan ruang
baca dibagi menjadi 7 yang telah disesuaikan dengan jenis dan kondisinya yaitu
antara laian: layanan ruang baca buku rujukan, layanan ruang baca berupa meja
perorangan, layanan ruang baca berupa berupa meja baca kelompok, layanag
fasilitas untuk ruang baca yang baik, layanan ruang baca untuk berdiskusi,
layanan ruang baca bagi pemustaka, dan ruang santai (Trisna Kurniawati, ,
2018).
7. Minat Baca perpustakaan
1. Teori Minat Baca
Teori Tentang Minat Baca Perpustakaan Dalam kamus bahasa Indonesia
minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Kunjungan dapat
diartikan sebagai berkujung, datang atau pergi untuk melihat, mengunjungi atau
berkunjung. Minat seseorang akan terlihat apabila objek sesuai dengan sasaran
dan berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan yang bersangkutan (Arumi
Amalia, 2020).
Minat merupakan salah satu faktor yang cukup penting mempengaruhi
kemampuan membaca. Minat merupakan perpaduan antara keinginan dan
kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.Tampubolon,
mengemukakan bahwa terdapat tiga batasan minat, yakni sebagai berikut:

33
1. Suatu sikap yang dapat mengikat perhatian seseorang kearah objek
tertentu secara selektif.
2. Suatu perasaan bahwa aktifitas dan kegemaran terhadap objek tertentu
sangat berharga bagi induvidu.
3. Bagian dari motivasi atau kesiapan yang membawa tingkah laku kesuatu
arah atau tujuan tertentu.
Dalam KBBI, kunjungan dapat diartikan sebagi berkunjung, datang atau pergi
untuk melihat atau menjumpai. Setiap pengguna perpustakaan memiliki
frekuensi kunjungan yang berbeda-beda dalam memanfaatkan koleksi maupun
layanan yangada pada perpustkaan. Pada perpustkaan frekuensi berkunjung
merupakan faktor utama keberhasilan suatu perpustakaan. Agar perpustakaan
banyak dikunjungi dan banyak pengguna yang datang pada perpustakaan. Maka
sebaiknya perpustakaan menyediakan layanan, fasilitas, koleksi buku yang
memadai dan selalu memperbaharui secara maksimal. Pengunjung yang datang
pada perpustakaan memiliki berbagai alasan, pengguna akan melakukan
berbagai kegiatan dalam perpustakaan sesuai dengan tujuan yang telah dikatakan
sebelumnya, tujuan pengguna ke perpustakaan ada yang hanya mencari hiburan,
ada yang hanya ingin menikmati layanan yang disediakan oleh perpustkaan dan
ada juga yang ingin mencari informasi untuk pemenuhan kebutuhan
informasinya.
Minat kujungan merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang
mengunjungin dan memanfaatkan perpustakaan. Minat kunjugan ditunjukkan
dengan keingianan yang kuat untuk datang dan memanfaatkan fasilitas yang
disediakan terutama membaca koleksi perpustakaan (Angraini Zulfa , 2018).
Menurut simamora Minat Baca dilakakukan berdasarkan apa yang telah mereka
ucapkan tentang minat mereka untuk mengambil suatu keputusan. Dari definisi
tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa Minat Baca merupakan kecenderungan
seseorang untuk mengunjungi dan memanfaatkan tempat yang telah ada dan
keinginan dari dalam diri sendiri untuk melakukan kunjungan ke perpustakaan.
2. Tujuan Minat Baca an

34
Tujuan Minat Baca secara umum yaitu ingin melihat dan menyaksikan
sesuatu yang menarik, adapun tujuan yang lebih jelas yaitu: (Arumi Amalia,
2020).
a. Berkunjung untuk tujuan kesenangan, maksudnya masyarakat datang dan
memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan yang disenangi.
b. Berkunjung untuk memperoleh wawasan dan ilmu pengetahuan yang
baru.
c. Berkunjung untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Maksudnya yaitu
seseorang berkunjung keperpustakaan untuk memanfaatkan fasilitas dan
membaca guna menyelesaikan tugas sekolah.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Baca an perpustakaan
Menurut Mahmud faktor yang mempengaruhi minat seseorang mengunjungi
perpustkaan diantaranya, yaitu:
a. Kondisi Fisik
Keadaan jasmani dan kondisi yang baik akan mempengaruhi minat yang
lebih tinggi. Namun setelah adanya peristiwa, sehingga mengakibatkan
seseorang mengalami cacat jasmani maka orang tersebut akan berubah minat
belajarnya sehingga lebih suka kepada hal-hal yang lebih sesuai dengan
kondisi dirinya.
b. Keadaan Psikis
Perubahan pisikis seseorang mempengaruhi minat terhadap suatu bidang
studi tertentu. Misalnya dengan ganguan jasmani dan rohaninya, maka akan
mempengaruhi keinginan yang berbeda.
c. Lingkungan sosial
Lingkungan atau alam sekitar akan mempengaruhi minat meskipun dalam
waktu yag relative lama.

B. Studi Relvan

Untuk memperkuat proses dan hasil pelaksanaan penelitian ini nantinya,


peneliti melengkapinya dengan kajian terdahulu yang relavan guna

35
memperkokoh orisinalitas penelitian ini serta kajian teoritis yang menjadi
landasan dasar dalam menganalisis hasilnya. Kajian penelitian terdahulu
digunakan untuk menganalisis katerbaruan penelitian. Adapun penelitian
terdahulu yang sesuai tema peneliti/penelitian ini sebagai berikut:

Pertama,Penelitian yang dilakukan oleh Rima Mustika dengan judul,


Manajemen Layanan Perpustakaan dalam Rangka Meningkatkan Minat Baca
Perpustakaan di SMAN 9 Bungo tahun 2020. Hasil penelitian ini diantaranya
dapat diketahui bahwa minat merupakan faktor psikologis, yang dapat
menentukan suatu pilihan dan faktor yang sangat penting untuk suatu kemajuan
dan keberhasilan seseorang serta dalam mengelola perpustakaan kepala
perpustakaan mengajak guru untuk bekerja sama dalam mengelola perpustakaan.

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Nurul Wahdaniah, dengan judul


Strategi Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa di SMA Negeri
13 Makassar tahun 2020 .Hasil penelitian ini dianataranya cara menarik Minat
Baca yaitu dengan memberikan nilai tambahan dan hadiah bagi siswa yang rajin
berkunjung keperpustakan. Pihak pengelola perpustakaan pun membuat strategi
berkerjasama dengan guru untuk mengarahkan siswa-siswi berkunjung
keperpustakaan dengan cara memperkenalkan buku-buku, memperkenalkan
riwayat hidup para tokoh, serta menyelenggarakan pameran dan pengelolaan
sarana prasarananya cukup mendukung dalam pengelolaan perpustakaan.

Namun dari sisi strategi pengelolaan perpustakaan dalam rangka


meningkatkan Minat Baca an siswa pada strategi perpustakaan yang dilakukan
oleh pustakawan dalam pembinaan pengembangan minat baca belum terlaksana
dengan baik.

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Arum Amalia dengan judul, Minat
Baca Perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Sarolangun tahun 2021 . Hasil penelitian ini adalah faktor Minat Baca paling
dominan untuk pemustaka di dinas perpustakaan dan arsip daerah pada layanan
perpustakaan dengan nilai presentase 48,21% dikatakan dalam kategori sedang.

36
Keempat penelitian yang dilakukan oleh Ayatul Isnain dengan judul,
Optimalisasi Layanan Perpustakaan Untuk Meningkatkan Minat Baca di MIN 2
Malang tahun 2019.Hasil penelitiana ini diantaranay perpustakaan MIN 2
Malang melakukan pengoptimalan perpustakaan dengan menggunakan berbagai
cara mulai dari suasana ruangaan, petugas perpustakaan, pengadaan/penambahan
koleksi bahan pustaka, dan pelayanan sirkulasi. Untuk memotivasi minat baca
siswa MIN 2 Malang pihak sekolah dan perpustakaan bekerjasama untuk
mengetahui apa yang diinginkan dengan siswa yang kemudian pihak sekolah
dan perpustakaan meyediakan apa yang diinginkan seperti meneyediakan buku
teks dengan bergambar hal ini yang menjadi siswa MIN 2 Malang termotivasi
untuk membaca.

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Dyah Ayu Kartika dengan judul,
Manajemen Layanan Perpustakaan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (studi
kasus di Masdrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo). 80 Hasil penelitian tersebut
adalah a). Dalam proses perencanaan di perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri 1
Ponorogo menjelaskan terdapat 4 tahap perencanaan diperpustakaan yaitu
mengenai penentuan visi, pembuatan program kerja, pembuatan program
pengembangan, dan perencanaan kegiatan evaluasi perpustakaan, b).
Pelaksanaan layanan perpustakaan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo
memiliki hubungan kerja yang baik yang bersifar koordinatif dan subordinatif,
c). Ada dua hal penting yang yang dilakukan pada tahap evaluasi yaitu evaluasi
internal (kepala sekolah kepada guru) dan evaluasi eksternal (pihak perpustakaan
kepada kepala sekolah).

Berdasarkan telaah hasil penelitian terdahulu diatas, terdapat kedudukan


penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu untuk memperjelas dan
memperdalam terkait manajemen layanan perpustakaan secara lebih detail yang
sebelumnya belum pernah dilakukan di berbagai lokasi tersebut. Sehingga untuk
kedepannya dapat digunakan sebagai acuan atau referensi dan masukaan yang
positif terkait menajemen layanan perpustakaan dalam meningkatkan Minat
Baca perpustakaan. Selanjutnya untuk lebih mempermudah dalam memahami

37
persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian terdahulu, maka peneliti membuat tabel sebagai berikut:

Berdasarkan deskripsi dan tabel penelitian diatas, maka dapat digunakan


untuk mengetahui posisi dan pembaharuan antara penelitian yang terdahulu dan
yang dilakukan saat ini, maka dilakukanlah analisis persamaan dan perbedaan.
Adapun pembaharuan dalam penelitian ini yaitu: penelitian dilakukan di tempat
yang berbeda dari penelitian terdahulu serta objek penelitian yang berbeda pula.

38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliitian


kualitatif deskriptif , yaitu mengekspolorasi suatu masalah dengan batasan
secara intensif, terperinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan
aktivitas baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga atau
organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut
(Mudjia Rahardjo, , 2017).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan


kualitatif. Dimana metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi yang alamiah (natural setting) (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono,
2013).

B. Setting dan subjek penelitian

Setting penelitian dalam penelitian kualitatif merupakan hal yang sangat


penting dan telah ditentukan ketika menempatkan fokus penelitian. Setting dan
subjek penelitian merupakan suatu kesatuan yang telah ditentukan sejak awal
penelitian. Setting penelitian ini menunjukan komunitas yang akan diteliti dan
sekaligus kondisi fisik dan sosial mereka. dalam penelitian kualitatif setting
penelitian akan menunjukan lokasi penelitian yang langsung melekat pada fokus
penelitian yang telah ditetapkan sejak awal.

Setting penellitian ini tidak dapat diubah kecuali fokus penelitianya diubah.
subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara
sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai
informasi yang diperlukan selama proses penelitian.informan penelitian ini

39
meliputi beberapa macam, seperti: (1) informan kunci, yaitu mereka yang
mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam
penelitian, (2) informan utama, yaitu mereka yang terlihat langsung dalam
interaksi sosial yang diteliti; (3) informan tambahan, mereka yang dapat
memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial
yang diteliti (Hamzah). Dalam penelitian ini berikut setting dan subject
penelitian:

1. Setting penelitian

Penelitian ini dilakukan di tingkat SMA N 7 Muaro Kecamatan Jaluko


,Kabupaten Muaro Jambi. Provinsi Jambi. Atas pertimbangan bahwa Riset atau
penelitian ini ingin mengetahui dan memaparkan manajemen perencanaan
layanan perpustakaan,penerapan dan evaluasi dalam meningkatkan Minat Baca
siswa di SMA N 7 Muaro Jambi.

2. Subjek penelitian

Berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka yang akan


dijadikan sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:

a. Guru SMA Negeri 7 Muaro Jambi


b. Kepala Perpustakaan & Pustakawan
c. Peserta didik SMA Negeri 7 Muaro Jambi, sebagian didatangi dan
diwawancarai dan sebagian lagi diamati.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber
utama melalui observasi dan wawancara di lapangan. Sedangkan data sekunder
yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-literatur serta sumber-sumber lain
yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan kata lain data sekunder dapat

40
diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentas isertaperistiwa yang bersifat
lisan atau tulisan. Data sekunder ini digunakan sebagai data pelengkap atau data
pendukung dari data primer.

a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
sumbernya, tanpa adanya perantara sumber primer yaitu sumber yang
memberikan informasi fakta dan gambaran peristiwa yang diinginkan dalam
penelitian atau sumber data yang dihasilkan (Sugiyono, 2017)
Data primer yang di peroleh peneliti adalah :
1. Hasil wawancara dengan kepala perpustakaan , strategi kepala
perpustakaan dalam menerapkan layanan perpustakaan dalam menarik
minat baca siswa di SMA N 7 Muaro jambi
2. Hasil wawancara dengan pengelola perpustakaan (pustakawan ) tentang
manajemen layanan perpustakaan di SMA N 7 Muaro Jambi
3. Hasil wawancara dengan siswa terkait manajemen layanan perpustakaan
dalam menarik minat baca siswa di SMA N 7 Muaro Jambi.
b. Data Sekunder
Data skunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen. Sumber
data sekunder adalah sumber data yang dapat dari berbagai macam dokumen
atauarsip, baik dalam bentuk tertulis maupun bentuk gambar atau foto atau
data kedua dari sumber data primer. Data skunder ini untuk memperkuat data
dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan (Sugiyono, 2017).
2. Sumber Data
Sumber data disini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh yaitu:
a. Sumber data berupa manusia, yakni guru, pustakawan dan Peserta
didik
b. Sumber data berupa suasana, atau kondisi serta di sekolah yaitu
Suasana SMA N 7 Muaro Jambi

41
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan kegiatan kunjungan ke
perpustakaan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data di lapangan, maka penulis menggunakan bebera


pametode yaitu :

1. Metode Observasi
Observasi ialah melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek
penelitian bersifat perilaku,tindakan manusia, proses kerja, dan penggunaan
responden. Pengamatan ialah suatu bentuk teknik atau cara mengumpulkan
sebuah data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlagsung.
Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang di amati atau yang digunakan sebagai sumber penelitian
Yamin,(2009:79) Menyatakan bahwa dalam observasi partisipatif peneliti
mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka
ucapkan, dan berpartisipasi aktif dalam aktifitas mereka‖. Penelitian
patisipasif ini kemudian dikhususkan lagi menjadi partisipasi pasif (passive
participation) artinya peneliti datang ketempat kegiatan orang yang diamati,
tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Observasi ini dilakukan
dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek penelitian, yaitu
dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh kepala madrasah dalam mendisiplikan siswa di SMA N 7 Muaro Jambi
2. Metode Wawancara
Metode wawancara yaitu suatu cara mengumpulkan data yang digunakan
untuk memperoleh sebuah informasi secara langsung dari sumbernya.
Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari reponden secara
mendalam serta jumlah responden sedikit (Sudaryono , 2017 : 216).

42
Umar menyatakan wawancara adalah pertemuan dua orang yang bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan dalam penelitian
ini adalah wawancara semi terstruktur (semistructure interview) dimana
pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh(Umar,2011: 51). Dalan proposal skripsi ini, penulis menggunakan
metode wawancara yang dilakukan kepada subjek dengan menggunakan
dokumentasi catatan lapangan.
3. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber
dari arsip dan dokumen baik yang berada di SMA N 7 Muaro Jambi , yang
ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Dokumentasi adalah
mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari
catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.
Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-
arsip dari lembaga yang di teliti. Adapun di dalam proposal skripsi ini
penulis mengumpulkan data visi dan misi, tujuan,serta kegiatan kunjungan di
perpustakaan dalam bentuk Foto atau gambar, penggunaan foto dalam
penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang tidak dapat ditemukan
secara tertulis sekaligus menjadi pelengkap serta bukti penelitian. Foto yang
digunakan adalah foto yang dihasilkan oleh peneliti di SMA N 7 Muaro
Jambi.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses sistematis pencarian dan pengaturan


transkrip wawancara, observasi, catatan lapangan, dokumen, foto dan material
lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang data yang telah

43
dikumpulkan, sehingga memungkinkan temuan penelitian dapat disajikan dan
diinformasikan kepada orang lain ( A. Muri Yusuf, 2017).

Teknik Analisis data dalam penelitian menurut Miles dan Huberman


terdiri dari tiga jalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu; reduksi data,
penyajian data dan penarik kesimpulan/verifikasi ( Albi Anggito & Johan
Setiawan, 2018). Ketiga komponen utama tersebut harus ada dalam analisis data
kualitatif, sebab hubungan dan keterkaitan antara ketiga komponen itu perlu
terus dikomprasikan untuk menentukan arahan isi simpulan sebagai hasil akhir
penelitian(Farida Nugrahani, 2014). Adapun penjelasan dari tiga komponen
tersebut sebagai berikut:

1. Reduksi Data
Setelah data terkumpul dibuat reduksi data guna memilih data yang relavan
dan menyeleksi setiap data yang didapat dari hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi, kemudian diolah dan memfokuskan semua data agar menjadi
lebih bermakna.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan serangkaian infornasi yang telah didapatkan saat
penelitian dalam bentuk uraian singkat berupa teks yang bersifat naratif,
yang lengkap yang disusun berdasarkan pokok-pokok temuan yang ada
dalam reduksi data yang disajikan dengan menggunakan bahasa peneliti
yang jelas dan sistematis sehingga mudah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan suatu kegiatan penafsiran terhadap hasil
data penelitian yang telah didapatkan selama penelitian berlangsung
berdasarkan faktafakta di lapangan. Penarikan kesimpulan dibuat secara
singkat dan jelas agar mudah untuk dipahami serta disesuai dengan
penelitian yang ada.
4. Pengecekan keabsahan data
Pemeriksaan keabsahan data sangat di perlukan dalam penelitian kualitatif
demi keabsahan dan ke andalan serta tingkat kepercayaan, data yang

44
terkumpul. Teknik keabsahan data adalah menggunakan teknik tringulasi.
Menurut John W. Creswell “triangulate different data sources of information
by examining evidence from the sources and using it to build acoherent
justification for themes” maksudnya sumber data diperoleh dengan menguji
bukti-bukti dari sumber dan menggunakan justifikasi yang koheren sehingga
terbangunlah tema Creswell,2009:91). Untuk pemeriksa keabsahan data
diperlukan suatu teknik pemeriksaan data.karena pemelitian ini adalah
termaksud penelitian kualitatif, maka untuk melakukan uji keabsahan data,
peneliti menggunakan tekni uji tringulasi (Trianto,2011:294).

F. Teknik keabsahan data

Agar hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan maka dikembangkan tata


cara untuk mempertanggungjawabkan keabsahan dari hasil penelitian, karena
tidak mungkin melakukan pengecekan terhadap instrument penelitian yang
diperankan oleh peneliti itu sendiri, maka yang akan diperiksa adalah keabsahan
datanya. Untuk menguji keabsahan data penelitian ini, peneliti menggunakan 3
pendekatan sekaligus yaitu pendekatan triagulasi, ketekunaan pengamatan dan
member chek.

Menurut moleong trigulasi ialah Teknik pemeriksaan keabsahan data dapat


memenfaatkan sesuatu yang dari luar data untuk keperluan pengecekan atau
sebagai perbandingan terhadap data yang diperoleh dari penggunaan teknik
pengumpulan data (Salim & Syahrum, 2012). Peneliti Melakukan crosscheck
secara mendalam pada berbagai data yang telah dikumpulkan baik data yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan observasi serta wawancara dengan para
tokoh yang ahli dibidang penelitian tersebut.

Selanjutnya ketekunan pengamatan dalam hal ini peneliti melakukan


pengamatan atau observasi terhadap subjek yang diteliti guna untuk menemukan
ciri-ciri dan unsurunsur didalam situasi yang sangat relavan dengan persoalan atau
isu yang sedang diteliti sehingga mengetahui aspek yang penting dengan
memusatkan pada penelitian tersebut secara rinci. (Suwartono, 2014)

45
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data. Member check digunakan untuk mengetahui seberapa jauh data
yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data dan telah
disepakati maka data tersebut valid sehingga semakin kredibel/dipercaya ( Endang
Widi Winarni, , 2018).

46
DAFTAR PUSTAKA

A. Muri Yusuf2017). In Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan


Penelitian Gabungan (p. 400). Jakarta : Kencana,.

Abd. Rohman et. al2017). In Dasar-Dasar Manajemen (Malang: Inteligenia


Media, 2017), 23 (p. 23). Malang : intelegenia media.

Ahmad Zainuri et.al 2021 ). Evaluasi Pendidikan (Kajian Teoritik), 2.

Albi Anggito & Johan Setiawan2018). In Metodologi Penelitian Kualitatif


(Sukabumi: CV Jejak, 2018), 237 (p. 237). sukabumi: CV jejak.

Cipta Pramana et.al2021). In Dasar Ilmu Manajemen (Bandung: Media


Sains Indonesia, 2021), 9p. 9). Bandung : Media Sains Indonesia.

Elva Rahmah2018). In Akses dan Layanan Perpustakaan Teori dan


Aplikasi (p. 15). Jakarta: Prenadamedia Group.

Endang Widi Winarni, 2018). In Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Research and
Development (R&D) (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), 186 (p. 186).

Hartono2016). Manajemen. In Manajemen (p. 185). Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media.

Haryanto2020). Evaluasi Pembelajaran (Konsep dan Manajemen) (


Yogyakarta: UNY Press, 2020), 15, 15.

Herlina Aprilianita2013). “Manajemen Pelayanan Sirkulasi Perpustakaan di


Perpustakaan Universitas Muria . Artike Jurnal, Yogyakarta: UNY,
2013.

Ida Nuraida2014 ). In Manajemen Administrasi Perkantoran (p. 13).


Yogyakarta: Kanisius.

M. Anang Firmansyahet.al2018). In Pengantar Manajemen 42p. 42).


Yogyakarta: Deepublish.

Muhammad Kristiawan et.al,2017). Manajemen Pendidikan (Yogyakarta:


Deepublish, 2017), 28. . Yogyakarta : Deepublish.

Umi Kulsum2016). “Referensi Sebagai Layanan, Referensi Sebagai


Tempat: Sebuah Tinjauan Terhadap Layanan Referensi di

47
Perpustakaan Perguruan Tinggi”,Jurnal iqra, Vol 10 No.1, Mei
2016), 136. , 136.

Abd. Rohamn2017). Dasar-Dasar Manajemen (Malang: Inteligenia Media,


2017), 24. Malang : Inteligenia Media.

Afriyanti2020). Pengaruh Pelayanan Perpustakaan Terhadap Tingkat


Kunjungan Siswa di Sekolah Menengah pertama Negeri 1 pusako .
Skripsi, Pekanbaru: UIN SUSKA RIAU, 5.

agus setiawan 2017). Manajemen Layanan Perpustakaan di Madrasah


Aliyah Al-Hikmah Bandar Lampung.

Angraini Zulfa 2018). “Upaya Meningkatkan Minat Baca an Masyarakat ke


Perpustakaan.” (Studi TerhadapDinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur )” Skripsi, Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin, 2018), 11., 11.

Ari Handiningsih, 2015). “Peran Layanan Perpustakaan Sekolah dalam


Menunjang Proses Pembelajaran di SMK Negeri 20 Jakarta”Skripsi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), 14., 14.

Arumi Amalia2020). “Minat Baca Perpustakaan di Dinas Perpustakaan


dan Arsip Daerah Kabupaten SarolangunSkripsi, Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2020), 13. , 13.

Darmono2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan sekolah. In


Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan sekolah (p. 143). Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana.

Darmono2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan sekolah. In


Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan sekolah (p. 140). jakarta :
PT. Gramedia Widiasarana indonesia .

Darmono2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah.


jakarta: PT Gramedia Widiasarana indonesia.

Daryanto, et.al2013). In Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah


(p. 166). Yogyakarta: Gava Media.

Daryanto, et.al2013). Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah


(Yogyakarta:Gava Media, 2013), 162. yogyakarta: gava media.

48
Dyah Ayu Kartika2018). “Manajemen Layanan Perpustakaan dalam
ningkatkan Mutu Pendidikan” (Tesis,. Tesis, Manajemen
Pendidikan Islam, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 40., 40.

Elva Rahmah2018). Akses dan Layanan Perpustakaan (Teori dan


Aplikasi) (Jakarta: Prenadamedia Group. jakarta: prenadamedia
group.

Endang Fatmawati2012). Layanan Perpustkaan Sekolah (Panduan Bagi


Pemula) . yogykarta: deepublish.

Endang Fatmawati2018). “Disriptif Diri Pustakawan dalam Menghadapi


Era Revolusi Industri 4.0”. Jurnal,Volume 12 No. 01, 2018), 10., 10.

Era Awalien Rochmah2016). “Pengelolaan Layanan Perpustakaan”, .


Jurnal, IAIN Tulungangung, Vol. 04 No.02, 2016), 285-286. , 285-
286.

Fahrul rozi2021). “Strategi Promosi Perpustakaan dalam Meningkatkan


Minat Baca an di Dinas Kearsipan .

Farida Nugrahani2014). In Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian


Pendidikan Bahasa (p. 173). Solo: Cakra books.

Fatmawati A. Rakib2014). “ Kepuasan Pemustaka Terhadap Layanan


Perpustakaan Keliling Terapung (Studi kasus kota ternateJurnal:
Volume II No. 4, 2013), 3-4., 3-4.

Hartono2016). In Manajemen Perpustakaan Sekolah (Menuju


Perpustakaan Modern dan Profesional) (p. 188). Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.

Hartono2016). Manajemen (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), 181.


yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hasrian Rudi Setiawan2021). “Manajemen Peserta Didik Upaya


Peningkatan Kualitas Lulusan”Medan UMSU Press, 2021), 35. . 35.

http://perpusunikdas.blogspot.com/2016/10/perencanaaan-perpustakaan
n.d.). Retrieved 09 19, 2023, from
http://perpusunikdas.blogspot.com/2016/10/perencanaaan-
perpustakaan .

http://perpusunikdas.blogspot.com/2016/10/perencanaaan-perpustakaan
n.d.). Retrieved 09 19, 2023, from

49
http://perpusunikdas.blogspot.com/2016/10/perencanaaan-
perpustakaan

Ika Sriyanti2019). Evaluasi Pembelajaran Matematika (Ponorogo: Uwais


Inspirasi Indonesia, 2019), 1., 1.

Imrotul azizah2014, april 4). “Manajemen Layanan Perpustakaan Sekolah”


(Studi Kasus di SD Negeri Sidotopo 1. Jurnal Inspirasi Manajemen
Pendidikan. Vol. 4 No. 4, April 2014, 75.

John Suprihanto2014). Manajemen . Yogyakarta: Gajah mada University


Press.

Khairun Nisa2016). Pengaruh Fasilitas Perpustakaan Terhadap Kinerja


Pustakawan di UPT. Perpustakaan Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry”Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam,
Banda Aceh, 2016), 13.

Lasa Hs, et.al,2017). Manajemen dan Standardisasi Perpustakaan


Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah. Yogyakarta:: Majelis
Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah.

Lilis Sulastri et.al2012). In “Manejemen Sebuah Pengantar Sejarah,


Tokoh, Teori dan Praktik”p. 87)Bandung:: La goods Publishing.

Linda Handayuni2020). In Rekam Medis dalam Manajemen Informasi


Manajemen (p. 9). Sumatra Barat : CV. Insan Cendekia Mandiri.

M. Hadi Purnomo2016). “Peningkatan Manajemen Perpustakaan dengan


Sistem Otomasi (Upaya Pelayanan Terhadap Pengguna
Perpustakaan”,. Jurnal, Falasifa, Vol. 7 No. 1 Maret 2016), 86-867,
86-87.

Monaliza, et.al2017). Manajemen Perpustakaan Sekolah (Prodi MAP FKIP


Unib, 2017), 283.

Mualimin, M. H2020). Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer


(Yogyakarta: IRCiSoD, 2020), . yogyakarta : IRCiSoD.

Mudjia Rahardjo, 2017). “Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif Konsep


dan Prosedurnya” . Skripsi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang, 3.

Muhfiza et.al2021). In Pengantar Manajemen (Teori dan Konsep) (p. 5).


Bandung : Media Sains Indonesia.

50
Muhfiza. Et.al2021). In Pengantar Manajemen (Teori dan Konsep) 6p. 6).
Bandung : Media Sains Indonesia, .

Mustari, Muhammad2014). Manajemen Pendidikan. jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Mutiara 2015). Mutiara, “ Peran Pustakawan Sebagai Penyedia Informasi”


Jurnal: Volume 09. No 2, 2015), 197, 197.

Nurul Hidayah2017). “Manajemen Layanan Perpustakaan untuk Peserta


Didik di SD Islam Terpadu Nurul Iman palembang . Tesis,
Palembang: Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang,
2017.

Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan Sekolah


Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Jakarta: PNRI,2011), 7n.d.).

Rafida, R. A2017). Pengantar Evaluasi Program Pendidikan Medan:


Perdana Publishing. Medan: perdana publisher.

Rima Mustika2020). “Manajemen Layanan Perpustakaan dalam Rangka


Menngkatkan Minat Baca . Skripsi, Batusangkar: Instutut Agama
Islam Negeri Batusangkar, 2020).

Rusydi Ananda et.al2017). In Pengantar Evaluasi Manajemen Pendidikan


(p. 1). Medan : Perdana Publishing.

Salim & Syahrum2012). In Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:


Citapustaka Media, 2012), 166p. 166).

Siskawati2018). “Strategi Perpustakaan dalam Pengembangan Layanan


di SDN 217 Maddakko Kecamatan sinjai barat . Skripsi, Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018), 15., 15.

Sri Mulyono et.al2021). In Pengantar ManajemenBandung: Media Sains


Indonesia, 2021), 7 (p. 7). Bandung : Media Sains Indonesia,.

sri wahyuni turnip2020). Manajemen Pelayanan Perpustakaan dalam


Meningkatkan Minat Membaca . Manajemen Pelayanan
Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Membaca .

Sudaryono 2017 ). metode penelitian , 216).

Sudirman Anwar et.al2019). In Manajemen Perpustakaan (pp. 5-6). Riau:


PT Indragiri Dot Com.

51
Sudirman Anwar, e2019). Manajemen Perpustakaan. Riau: PT. Indragiri
Dot Com.

sugandi2021). Manajemen Layanan Perpustakaan Terhadap Loyalitas


Mahasiswa pada Masa Pandemi Covid 19. Pustakawan,
Universitas Islam Indonesia, Vol. 28, No.1, 2021., 62.

Sugiyono2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. In


Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (p. 9). Bandung:
Penerbit Alfabeta, 2013), 9: Penerbit Alfabeta.

Sugiyono2017). In Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (p.


28). alfabeta .

Suwartono2014). In Dasar-Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Cv.


Andi Offset, 2014), 76p. 76).

Trisna Kurniawati, 2018). “Pengaruh Ketersediaan Ruang Baca Terhadap


Pemanfaatan Koleksi di Perpustakaan Pusat Dokumentasi dan
Informasi Aceh (PDIA)”Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Darusalam- Banda aceh 2018) 10-11., 10-11.

Umar Sidiq 2018). In Manajemen Madrasah (p. 5). Ponorogo: CV. Nata
Karya.

Vitra, D2020). “Upaya UPT. Perpustakaan Universitas Muhammadiyah


Mataram (UMMAT) dalam meningkatkan kunjungan pemustaka.
Skripsi, Program Studi Administrasi Publik, 2020.

Yulia wahyu praseti2020). Pengaruh layanan Perpustakaan Terhadap


Minat Baca Peserta Didik di SMA Al-kautshar. Skripsi, Bandar
Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Inta Lampung, 2020, 8.

za Fitria Yudiarti2019). “Manajemen Perpustakan dalam Upaya


Meningkatkan Minat Baca Peserta Didik di MAN 01 Kota Bengkulu”.
4.

52

Anda mungkin juga menyukai