Anda di halaman 1dari 26

EFEKTIVITAS CAFE LITERASI DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

LITERASI SISWA DI SMA NEGERI 3 KOTA PRABUMULIH, SUMATERA SELATAN

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :

MEILIA SAHFITRI

NIM. 1920403011

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Pada Program Studi Ilmu Perpustakaan

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2022
1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 3

B. Identifikasi Masalah ............................................................................................................. 8

C. Batasan Masalah .................................................................................................................. 8

D. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 8

E. Tujuan Penelitian ................................................................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ............................................................................................................... 9

G. Definisi Operasional .......................................................................................................... 10

H. Tinjauan Pustaka ................................................................................................................ 11

I. Kerangka Teori .................................................................................................................. 14

J. Metodelogi Penelitian ........................................................................................................ 15

1. Jenis Penelitian................................................................................................................... 15

2. Lokasi penelitian ................................................................................................................ 15

3. Sumber Data Penelitian...................................................................................................... 16

4. Populasi dan Sampel .......................................................................................................... 16

5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................................. 18

6. Variabel dan Indikator Penelitian ...................................................................................... 19

7. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ....................................................................................... 19

8. Teknik Pengolahan Data .................................................................................................... 20

9. Instrumen Penelitian .......................................................................................................... 21

K. Sistematika Penulisan ........................................................................................................ 22

2
“Efektivitas Cafe Literasi Dalam Meningkatkan Kompetensi Literasi Siswa
Di Sma Negeri 3 Kota Prabumulih, Sumatera Selatan”

A. Latar Belakang
Perpustakaan merupakan jantung atau urat nadi bagi suatu instansi/
institusi/universitas/badan korporasi lainnya. Perpustakaan saat ini, tidak lagi hanya
menjadi tempat menyimpan dan mencari buku, tetapi lebih dari itu yaitu menjadi
sumber/tempat mencari informasi. Berbagai informasi dapat ditemukan di perpustakaan
dari informasi yang bersifat ilmiah, informasi yang berkaitan dengan sejarah hingga
informasi yang bersifat populer, tentunya pencarian informasi tersebut tergantung jenis
perpustakaannya. perpustakaan juga dapat mengumpulkan, mengolah, memelihara,
merawat, melestarikan, mengemas, menyimpan, memberdayakan dan menyajikan koleksi
bahan pustaka kepada pemakai. Jadi pada prinsipnya tugas Perpustakaan adalah
menyediakan layanan informasi untuk kepentingan masyarakat, baik masyarakat ilmiah
(pelajar, mahasiswa, guru, dosen, dan peneliti) maupun masyarakat luas di sekitarnya.
Seiring dengan perkembangan zaman maka tugas perpustakaan juga semakin luas dan
berkembang, pengelola perpustakaan dituntut untuk lebih jeli melihat kebutuhan
masyarakat pengguna perpustakaan. Menurut Taslimah Yusuf (1996), Perpustakaan adalah
tempat menyimpan berbagai jenis bahan bacaan. Di situ masyarakat dapat memanfaatkan
bacaannya untuk menambah pengetahuan, mencari informasi atau sekadar mendapatkan
hiburan. Berbagai jenis koleksi yang tersedia yaitu berupa buku, majalah, surat kabar,
bahan audio visual, rekaman kaset, film.1 Sedangkan menurut Sutarno NS, perpustakaan
merupakan suatu ruangan atau bagian dari sebuah gedung yang berisi koleksi buku dan
disusun serta diatur sehingga memudahkan untuk dicari dan dipergunakan pembaca.2 Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu tempat yang

1
Saleh, A. R., & Komalasari, R, Pengertian Perpustakaan dan Dasar-Dasar Manajemen Perpustakaan,
Manajemen Perpustakaan, (2014), hlm.1-45.
2
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Sagung Seto, 2006)., hal.7)
3
dijadikan pusat sumber informasi berupa banyaknya jenis koleksi yang disediakan dan
dikelola oleh pustakawan untuk dipergunakan pemustaka. Perpustakaan memuat beberapa
kegiatan seperti mengumpulkan, mengelola dan menyimpan informasi yang memiliki
fungsi sebagai sarana simpan karya, fungsi informasi, fungsi rekreasi, fungsi pendidikan,
dan fungsi kultural.3 Salah satu jenis perpustakaan yang juga melaksanakan fungsi tersebut
adalah perpustakaan sekolah.
Perpustakaan sekolah merupakan komponen pendidikan yang tidak dapat
dipisahkan keberadaannya dari lingkungan sekolah. Fungsi perpustakaan sekolah sebagai
penunjang kegiatan belajar mengajar antara siswa dan guru dalam memacu
terselenggaranya pendidikan di sekolah. Adanya perpustakaan di lingkungan sekolah
menjadi jantung pendidikan yang dapat membangun karakter intelektual civitas
akademika. Perpustakaan sekolah akan bermanfaat apabila mendukung pencapaian tujuan
proses belajar mengajar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya
presentasi belajar siswa di sekolah. Selain itu, siswa mampu mencari menemukan
informasi yang di butuhkan dan juga mendidik siswa untuk terbiasa belajar secara mandiri,
terlatih kearah tanggung jawab dengan cara membaca koleksi yang ada di perpustakaan,
seperti buku fiksi, non fiksi, sehingga siswa dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. 4 Tingginya tingkat membaca siswa akan mempengaruhi
kompentensinya dalam literasi.
Kemampuan membaca anak-anak Indonesia masih rendah bila dibandingkan
dengan negara-negara berkembang lainnya, bahkan dalam kawasan ASEAN sekalipun.
International Association for Evaluation of Educational (IEA) pada tahun 1992 dalam
sebuah studi kemampuan membaca murid-murid Sekolah Dasar Kelas IV pada 30 negara
di dunia, menyimpulkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-29 setingkat di atas
Venezuela yang menempati peringkat terakhir pada urutan ke 30. Data di atas relevan
dengan hasil studi dari Vincent Greannary yang dikutip oleh Worl Bank dalam sebuah

3
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.,hal.27-29
4
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan perpustakaan sekolah, cet. 2, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, hlm. 5
4
Laporan Pendidikan “Education in Indonesia From Cricis to Recovery“ tahun 1998.
berdasarkan data tersebut tingkat literasi membaca di indonesia masih dapat dikatakan
sangat rendah,5 Rendahnya kompetensi literasi membaca siswa menjadi salah satu faktor
kurangnya minat siswa untuk berkunjung ke perpustakaan. Terdapat dua faktor yang
mempengaruhi rendahnya minat baca siswa yang berkaitan dengan rendahnya minat
kunjung siswa ke perpustakaan sekolah, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri masing-masing siswa yang
meliputi adanya kecenderungan malas membaca, memiliki kesibukan mengikuti
ekstrakurikuler maupun berorganisasi. Hal ini mengakibatkan siswa tidak memiliki waktu
berkunjung ke perpustakaan. Malas sudah menjadi masalah bagi sebagian orang untuk
beraktivitas, malas bisa disebabkan oleh minat dan motivasi yang rendah dalam diri siswa
Selain minat dan motivasi yang rendah, kecenderungan siswa tidak memiliki gairah untuk
membaca, apalagi untuk meminjam buku perpustakaan. Kesibukan beraktivitas, sebagian
siswa memiliki begitu banyak kegiatan dalam kesehariannya, hal tersebut merupakan salah
satu faktor yang membuat siswa malas untuk menyempatkan berkunjung ke perpustakaan
karena sudah lelah dalam beraktivitas. Sedangkan Faktor eksternal adalah faktor-faktor
yang berasal dari luar diri siswa, Faktor eksternal meliputi belum memadainya sarana dan
prasarana yang ada di perpustakaan sekolah, pelayanan yang kurang ramah, status sosial,
pengaruh lingkungan, dan kecenderungan siswa sekarang yang lebih bergantung pada
internet saat mencari informasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi siswa
di SMA Negeri 3 kota prabumulih yang dilakukan perpustakaan adalah dengan
menyediakan cafe literasi.
Library cafe merupakan sebuah perpustakaan yang dilengkapi dengan fasilitas café
di dalamnya sebagai bentuk penyesuaian dengan gaya hidup masa kini yang bertujuan
untuk menarik minat kaum muda. Library cafe ini tidak hanya sebatas menyediakan
fasilitas tempat membaca, tempat makan, maupun koleksi buku, tetapi juga sebagai wadah

5
Encang Saepudin, "Tingkat Budaya Membaca Masyarakat (Studi Kasus Pada Masyarakat Di Kabupaten
Bandung)." Jurnal kajian informasi & perpustakaan 3.2 (2015): 271-282.
5
untuk kaum muda bekerja secara berkelompok. Jadi dapat dikatakan bahwa konsep library
cafe ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengetahuan kaum muda
terutama dalam minat baca, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menyediakan
fasilitas tambahan, seperti area komputer dan ruang serbaguna. 6 Cafe Literasi dengan
konsep yang menarik siswa sekarang sangat membantu untuk meningkatkan kompetensi
literasi siswa. Konsep Cafe Literasi ini dapat dibuat senyaman mungkin dan bisa diletakan
berbagai macam koleksi buku sehingga siswa di Cafe tidak hanya berkumpul tetapi juga
bisa membaca berbagai macam buku. Koleksi yang di sediakan di Cafe tersebut juga bisa
yang saat ini dibutuhkan siswa tidak hanya koleksi yang berkaitan dengan mata pelajaran
tetapi juga bisa seperti novel, majalah dan lainnya.7 Menurut benawi cafe Perpustakaan
adalah perpustakaan yang sangat fleksibel dan didesain sesantai mungkin, dengan
kombinasi warung kopi (warkop) dan kafe. Kombinasi ini dimaksudkan untuk menarik
perhatian calon pengunjung perpustakaan dari berbagai kalangan. Kafe Perpustakaan
nantinya akan menyediakan buku-buku yang cukup lengkap dan menarik, sehingga setiap
pengunjung warung kopi dan kafe dapat santai dan membaca. 8 Sedangkan Menurut
Masiani Konsep kafe ini memadukan antara desain,dan layanan kafe dengan tetap
mengedepankan peranan dan tujuan sebagai sebuah tempat bersantai sambil membaca.
Sebuah library cafe menyediakan berbagai koleksi dan ruangannya ditata senyaman
mungkin, juga disediakan berbagai menu pilihan makanan yang dapat dipesan oleh
pengunjung sehingga pengunjung dapat membaca, berdiskusi dengan rasa nyaman dan
santai sambal menikmati makanan. 9 Jadi dengan Adanya kombinasi antara kafe dan
perpustakaan diharapkan dapat menjadi tempat yang menarik perhatian siswa di sekolah

6
Yesika Hartanto Karjodihardjo, “Perancangan Interior Library Cafe di Surabaya,” Jurnal Intra (2015),
hlm. 256.
7
Jurnal “perpustakaan universitas brawijaya” https://lib.ub.ac.id/news/cafe-literasi-untuk-minat-baca-
mahasiswa/,diakses pada tanggal 23 november 2022, pada pukul 14:30 wib.
8
Benawi, I. (2012). Perpustakaan Kafe dan Warkop adalah Sebuah Perpustakaan Inovasi Masa Kini. Jurnal
Iqra', 6 (02): hal. 14.
9
Masiani, K. (2016). Perpustakaan Kafe : Konsep Unik Sebagai Usaha Peningkatan Minat Baca dan Interaksi
Sosil. Jurnal Pari, 2 (2): hal.
6
dan semua kalangan, menurut Benawi dimaksudkan untuk menarik perhatian calon
pengunjung mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Untuk anak-anak, dapat
disiapkan story telling. Untuk remaja dan dewasa nantinya akan disediakan buku-buku
yang menarik dan cukup lengkap, sehingga setiap pengunjung kafe perpustakaan dapat
santai dalam menikmati makanan dan minuman sambil membaca buku.10
Dari beberapa penjelasan diatas dapat diketahui bahwa dengan adanya cafe literasi
di SMA Negeri 3 Kota Prabumulih diharapkan kompetensi literasi Siswa/Siswi akan
meningkat karena suasana membaca yang berbeda pada umumnya, Peneliti mengangkat
judul ini diharapkan dapat meningkatkan fungsi cafe literasi ini sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan suasana baca yang berbeda itu siswa/siswi dapat antusias dalam
meningkatkan kompetensi literasi mereka. kemudian karena pada cafe literasi yang ada di
SMA Negeri 3 kota prabumulih masih terdapat beberapa kekurangan diantaranya pada
layanan sirkulasi yang belum memiliki tenaga kerja pustakawan yang maksimal dan belum
terlaksanakannya program gerakan literasi yang ditetapkan seperti program literasi story
telling dan meminjam buku lalu menuliskan hasil literasi, sehingga menyebabkan
kurangnya minat kunjung siswa ke perpustakaan/cafe literasi. Menurut data statistik
pengunjung pada bulan agustus sebanyak 406 orang terdiri dari siswa, guru, dan pegawai
yang mengunjungi cafe literasi di SMA Negeri 3 kota prabumulih. Dengan adanya
kekurangan-kekurangan itu peneliti mengangkat judul “Efektivitas Cafe Literasi Dalam
Meningkatkan Kompetensi Literasi Siswa Di Sma Negeri 3 Kota Prabumulih, Sumatera
Selatan” ini diharapkan dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan dengan
meningkatkan fungsi cafe literasi ini sesuai dengan yang diharapkan. Menciptakan suasana
membaca yang berbeda sehingga siswa/siswi dapat antusias dalam literasi mereka agar
kompetensi literasi siswa/siswi dapat bertambah untuk mengunjungi perpustakaan
khususnya cafe literasi yang ada di SMA Negeri 3 Prabumulih ini.

10
Imran Benawi. “Perpustakaan Kafe dan Warkop Adalah Sebuah Perpustakaan Inovasi Masa Kini.” 2012
06, no. 02 (2012): 17.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan identifikasi
masalahnya yakni sebagai berikut:
1. Pada layanan pemustaka, cafe literasi SMA Negeri 3 kota prabumulih memiliki kualitas
layanan pemustaka yang kurang memadai pada layanan sirkulasi masih kurangnya tenaga
kerja (SDM) untuk menjaga bagian sirkulasi simpan pinjam kembali koleksi, masih
menggunakan buku manual untuk mencatat berbagai kegiatan sirkulasi.
2. Apakah dengan adanya cafe literasi dan program gerakan literasi dapat meningkatkan
kompetensi literasi siswa/siswi SMA Negeri 3 kota prabumulih.

C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan hasil penelitian yang akan dicapai lebih maksimal
maka diperlukan adanya batasan masalah yang didapat dari proses identifikasi masalah. Oleh
karena itu peneliti memfokuskan untuk meneliti Efektivitas Cafe Literasi Dalam
Meningkatkan Kompetensi Literasi Siswa Di SMA Negeri 3 Kota Prabumulih.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana layanan sirkulasi yang ada di cafe literasi SMA Negeri 3 kota prabumulih?
2. Bagaimana efektivitas cafe literasi dalam meningkatkan kompetensi literasi siswa di
SMA Negeri 3 kota prabumulih?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka didapat tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:

8
1. Untuk mengetahui layanan sirkulasi yang ada di cafe literasi SMA Negeri 3 kota
prabumulih
2. Untuk mengetahui efektivitas cafe literasi dalam meningkatkan kompetensi literasi
siswa di SMA Negeri 3 kota prabumulih.

F. Manfaat Penelitian
Dari riset yang dilakukan oleh penelitian terdapat dua manfaat yaitu teoritis dan
praktis
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan informasi yang penting dan berguna untuk SMA Negeri 3 kota
prabumulih dalam meningkatkan kualitas layanan pemustaka pada cafe literasi
agar dapat meningkatkan minat baca siswa/siswi SMA Negeri 3 kota prabumulih.
Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan informasi kepada pembaca serta
menyumbangkan saran sebagai upaya peningkatan layanan pemustaka pada cafe
literasi agar meningkatkan minat baca siswa/siswi SMA Negeri 3 kota
prabumulih.
2. Manfaat Praktis
a. Pengelola perpustakaan, sebagai saran kepada pengelola untuk meningkatkan
layanan pemustaka sehingga kompetensi literasi siswa menjadi meningkat
dikarenakan kualitas layanan yang selalu ditingkatkan demi kenyamanan bersama.
b. Siswa sekolah, sebagai informasi penting kepada siswa bahwa cafe literasi itu
penting dikunjungi, sehingga bisa membuat cafe literasi tersebut bisa terus
memperbaiki layanan karena banyaknya saran yang diutarakan pemustaka saat
berkunjung.
c. Peneliti, untuk mengasah dan menambah pengetahuan dalam memperdalam ilmu
di bidang perpustakaan, dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh layanan
pemustaka yang ada di cafe literasi terhadap kompetensi literasi siswa sehingga
dapat dijadikan rujukan dalam mengembangkan cafe literasi di lingkungan
sekolah. agar dapat memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh

9
pemustaka sehingga dapat meningkatkan kompetensi literasi pada siswa/siswi
SMA Negeri 3 kota prabumulih.
G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam mengartikan pembahasan ini, maka penulis
mencantumkan definisi konseptual sebagai berikut:
1. Efektifitas
Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat
dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan
lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian
tujuan-tujuan yang telah ditentukan.11
2. Kompetensi Literasi
Menurut Santoso dan Naibaho, Literasi dapat diartikan sebagai kemampuan membaca dan
kemampuan menulis atau dapat disebut dengan melek aksara atau keberaksaraan.
Menurut Muslim dan Permatasari, Tingkat literasi masyarakat suatu bangsa memiliki
hubungan yang vertikal terhadap kualitas bangsa. Seseorang dapat dibilang literat jika
mereka sudah dapat memahami suatu hal karena telah memahami informasi sebagai hasil
dari membaca yang tepat dan melaksanakan pemahamannya sesuai dengan apa yang dia
serap.12
3. Cafe Literasi
Library cafe merupakan sebuah perpustakaan yang dilengkapi dengan fasilitas café di
dalamnya sebagai bentuk penyesuaian dengan gaya hidup masa kini yang bertujuan untuk
menarik minat kaum muda. Library cafe ini tidak hanya sebatas menyediakan fasilitas
tempat membaca, tempat makan, maupun koleksi buku, tetapi juga sebagai wadah untuk
kaum muda bekerja secara berkelompok. Jadi dapat dikatakan bahwa konsep library cafe

11
Ummul Harifah Putri, “efektivitas dan efisiensi pembiayaan prndidikan”,jurnal Universitas Negeri
Padang Indonesia (2019) hlm. 1.
12
Naibaho, K. (2007). Menciptakan Generasi Literat Melalui Perpustakaan. Visi Pustaka, 9(3), 1-8. Santoso,
H. (2016). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(budaya
literasi dalam pembelajaran bahasa), 12-16.
10
ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengetahuan kaum muda
terutama dalam minat baca.13 Upaya kreatif penggabungan konsep kafe dan perpustakaan
bertujuan untuk tetap mengeksiskan perpustakaan di tengah tengah masyarakat. Selain
membangun sebuah citra baru perpustakaan, konsep kafe dengan perpustakaan ini
diharapkan mampu menunjang generasi muda mendapatkan komposisi yang seimbang
antara hiburan dan edukasi. Dalam mendorong peningkatan minat baca dan literasi
informasi masyarakat, perpustakaan dapat melaksanakan kegiatan antara lain:
menumbuhkan minat baca sejak dini, meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan
keliling, menyelenggarakan story telling, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
penulisan, menyelenggarakan pemilihan pemustaka terbaik, meningkatkan fasilitas
perpustakaan, menyelenggarakan reading corner di lembaga layanan publik, serta
menyelenggarakan kegiatan penunjang.14

H. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ialah mengkaji dan memeriksa riset terdahulu untuk mengetahui
apakah permasalahan yang akan diteliti ini sudah ada mahasiswa yang meneliti serta dapat
diketahui perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Dengan tinjauan
ini, penulis mengkaji terlebih dahulu secara mendalam terhadap skripsi dan jurnal yang ada
kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu “evaluasi cafe literasi dalam
meningkatkan kompetensi literasi siswa di sma negeri 3 kota prabumulih, sumatera
selatan” kemudian barulah terlihat perbedaan antara penelitian ini dengan riset-riset
terdahulu. Selanjutnya terdapat beberapa tinjauan yang berhubungan dengan permasalahan
yang akan diteliti, yakni sebagai berikut:

13
Yesika hartanto karjodihardjo, “Perancangan interior library cafe di surabaya,” jurnal intra (2015), hlm.
256.
14
Muslim, B. (2018). Peran Pustakawan dalam Meningkatkan Literasi Masyarakat. Jurnal Imam Bonjol,
2(2), 93-99. Permatasari, A. (2015). Membangun kualitas bangsa dengan budaya literasi.

11
Penelitian pertama, Aniatus Sa’diyah, dalam skripsinya yang berjudul “Perilaku
Pemanfaatan Perpustakaan Kafe (Library Cafe) Sebagai Gaya Hidup (Life Style)
Masyarakat Kota Surabaya.” Penelitian ini diajukan oleh Aniatus Sa’diyah mahasiswi
Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
perilaku masyarakat Kota Surabaya dalam memanfaatkan Perpustakaan Kafe (Library
Cafe) sebagai gaya hidup. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep untuk
menggambarkan perilaku pemanfaatan perpustakaan kafe (library cafe), 29 dan
menggunakan teorinya Chaney untuk mengetahui gaya hidup yang di kembangkan oleh
masyarakat kota Surabaya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku
masyarakat kota Surabaya dalam memanfaatkan perpustakaan kafe (library cafe) dengan
alasan memanfaatkan karena tempatnya nyaman sebesar 54,7%; intensitas kunjungan yang
cenderung sering (1-4 kali) dalam satu bulan sebesar 80%; kemudian responden yang
datang ke perpustakaan kafe (library cafe) cenderung tidak baca sebesar 32,0%; sedangkan
bagi pengunjung yang baca, koleksi yang dibaca adalah jenis koleksi kesenian sebesar
30,7%; dan aktivitas yang dilakukan cenderung menikmati makanan dan minuman sebesar
36%; nongkrong sebesar 19%; dan diskusi dengan teman 13%. Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif deskriptif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
teknik incidental sampling.15
Penelitian kedua, Anita Aditya, dalam skripsinya yang berjudul “Trend Library
Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda (Studi Kasus Moco Library Cafe)”.
Tulisan ini merupakan hasil penelitian berupa skripsi dari Anita Aditya, seorang mahasiswi
jurusan ilmu perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Dimana dalam
tulisan ini membahas tentang library cafe yang juga merupakan bahan kajian dalam
penelitian ini.16

15
Aniatus Sa’diyah, (2017). Perilaku Pemanfaatan Perpustakaan Kafe (Library Cafe) Sebagai Gaya Hidup
(Life style) Masyarakat Kota Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
16
Anita Aditya, Trend Library Cafe Dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda Studi Kasus Moco
Library Café, BS thesis, Fakultas Adab & Humaniora, 2017.

12
Ketiga Imran benawi, dalam jurnal yang berjudul “Perpustakaan Kafe dan Warkop
adalah Sebuah Perpustakaan Inovasi Masa Kini”. jurnal ini ditulis Imran Benawi dalam
jurnal ilmiah berjudul Iqra’, dimana dalam artikel ini membahas tentang bagaimana
perpustakaan inovasi masa kini, bagaimana tahap pengorganisasian perpustakaan kafe dan
warkop sampai kepada tahap pelaksanaannya, serta undang-undang yang mengikat tentang
terbentuknya Library Cafe.17
Penelitian ke-empat, Penelitian ini dilakukan oleh Fahrur Razi yang berjudul
“respon pemustaka terhadap libri cafes sebagai sarana learning commonsdi UPT.
Perpustakaan Universitas Syiah Kuala”. Metode yang digunakan dalam penelitiantersebut
yaitu metode kualitatif. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Pemustaka
sangat senang dan mendukung adanya fasilitas kafe ini di UPT. Perpustakaan Universitas
Malikussaleh. (2). Pemustaka memberkan pernyataan bahwa fasilitas kafe merupakan
sarana yang sangat mendukung dan juga meningkatkan untuk minat mereka untuk
berkunjung dan sesuai untuk kegiatan pembelajaran di UPT.Perpustakaan Unsyiah. (3)
Pemustaka juga menyatakan bahwa mereka sangat tertarik untuk terus mengunjungi
perpustakaan karena adanya rasa nyaman seingga betah berlama-lama di perpustakan.18
Penelitian kelima, penelitian ini dilakukan oleh M. Firman Akbar yang berjudul
“Teknologi Dalam Pendidikan : Literasi Digital Dan Self-Directed Learning Pada
Mahasiswa Skripsi” Hasil penelitian ini terdiri dari hasil uji korelasi dan kategorisasi
subjek pada kedua variabel. Pada Tabel 1. Hasil uji korelasi, dapat dilihat hubungan kedua
variabel menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0.436 dengan signifikansi 0.01 dengan
sumbangan efektif sebesar 19 %. Pada tabel 2. Kategorisasi kedua variabel pada subjek,
dapat dilihat bahwa penyebaran subjek pada variabel literasi digital paling banyak berada
di kategorisasi sedang, yaitu sebanyak 76 orang (86.4 %), sedangkan pada variabel self-

17
Imran Benawi, "Perpustakaan Kafe dan Warkop adalah Sebuah Perpustakaan Inovasi Masa Kini." Iqra':
Jurnal Perpustakaan dan Informasi 6.02 (2012): 14-24.
18
Uci Elisa Pitri, "Libri cafe: Kolaborasi kafe dan perpustakaan sebagai sarana learning commons dalam
upaya meningkatkan literasi informasi pemustaka:(Studi Kasus Perpustakaan Universitas Syiah Kuala)." IJAL
(Indonesian Journal of Academic Librarianship) 5.1 (2021): 9-18.
13
directed learning, penyebaran terbanyak berada pada kategorisasi tinggi yaitu sebanyak 67
orang (76.1 %). Jika ditinjau dari stambuk, maka jumlah subjek terbanyak berasal dari
stambuk 2013 yaitu sebanyak 59 orang(67%), lalu stambuk 2012 sebanyak 19 orang
(21.6%) dan stambuk 2011 sebanyak 10 orang (11.4%). Jika ditinjau berdasarkan jenis
kelamin, subjek terbagi dari jenis kelamin laki-laki sebanyak 11 orang (12.5%) dan jenis
kelamin perempuan sebanyak 77 orang (87.5%).19

I. Kerangka Teori
Definisi teori literasi menurut para ahli menurut Yunus Abidin ( 2015: 49-51) kata
literasi telah memiliki makna baru pada abad ke-21. Secara tradisional literasi dipandang
sebagai kemampuan membaca dan menulis. Orang yang dapat dikatakan literat dalam
pandangan ini adalah orang yang mampu membaca dan menulis atau bebas buta huruf.
Pengertian literasi selanjutnya menjadi lebih berkembang menjadi kemampuan membaca,
menulis, berbicara, dan menyimak. 20 Menurut ibnu aji setiawan (2018) dalam laman
gurudigital.id, istilah literasi sudah mulai digunakan dalam skala yang lebih luas tetapi
tetap merujuk pada kemampuan membaca serta menulis. Intinya, hal yang paling penting
dari istilah literasi adalah bebas buta aksara supaya bisa memahami semua konsep secara
fungsional, sedangkan cara untuk mendapatkan kemampuan literasi ini adalah dengan
melalui pendidikan.
Menurut American Library Association (ALA), literasi informasi merupakan
serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi
dibutuhkan dan kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi & menggunakan
informasi yang dibutuhkan secara efektif. Pendapat serupa pun dikemukan oleh
septiyantono (2016 : 1.16), “literasi informasi merupakan kunci utama dalam
meningkatkan pengetahuan siswa”. Dengan literasi informasi ini siswa akan mampu

19
Muhammad Firman Akbar, and Filla Dina Anggaraeni, "Teknologi dalam pendidikan: Literasi digital dan
self-directed learning pada mahasiswa skripsi." Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi 2.1 (2017).
20
Tunardi Tunardi, "Memaknai peran perpustakaan dan pustakawan dalam menumbuh kembangkan
budaya literasi." Media Pustakawan 25.3 (2018): 65.
14
belajar secara mandiri karena melibatkan mengenali kapan informasi diperlukan dan
mampu efisien dalam mencari, akurat dalam mengevaluasi, secara efektif menggunakan,
dan jelas mengkomunikasikan informasi dengan menggunakan bahasa sendiri.21

J. Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode
deskriptif kuantitatif. Metode Penelitian deskriptif ialah suatu cara penelitian yang
memilikii tujuan untuk menggambarkan beberapa fenomena-fenomena yang ada, dan juga
yang berlangsung pada saat ini maupun saat lampau. Pada penelitian ini tidak akan
mengadakan manipulasi akan tetapi akan menggambarkan suatu kondisi yang dilihat
dengan apa adanya. Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivime, sebagai metode ilmiah atau scientific karena
memenuhi kaidah ilmiah secara konkrit atau empiris, obyektif, terukur, rasional, serta
sistematis dikemukakan oleh Sugiono 2017.22
2. Lokasi penelitian
Cafe literasi SMA Negeri 3 Prabumulih, cafe literasi yang terletak di Jl. Melati Raya
No.081, Sukajadi, Kec. Prabumulih Tim., Kota Prabumulih, Sumatera Selatan 31111.
Alasan yang membuat peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai permasalahan tersebut
karena diharapkan dapat meningkatkan fungsi cafe literasi ini sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan suasana baca yang berbeda itu siswa/siswi dapat antusias dalam
meningkatkan kompetensi literasi mereka. Kemudian karena pada cafe literasi ini belum

21
Monica Desiria Pangestika, "Pengaruh Literasi Informasi terhadap Efektivitas Belajar Siswa." Pedagonal:
Jurnal Ilmiah Pendidikan 2.2 (2018): 15-22.
22
Ananda Rizki Aulia, “Pengaruh City Barnding a Land of Harmoni Terhadap Minat Berkunjung Dan
Keputusan Berkunjung Ke Puncak Kabupaten Bogor,” Jurnal Ilmiah MEA ( Manajemen, Ekonomi Dan Akuntasi 3
(2019).

15
memiliki tenaga kerja yang maksimal dalam hal pustakawan dan masih kurangnya minat
kunjung siswa ke perpustakaa/cafe literasi.
3. Sumber Data Penelitian
Pada penelitian ini sumber data yang akan dikumpulkan terdiri dari dua data yang di
gunakan yaitu :
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sebuah data yang diambil langsung dari sumber data pertama
di lokasi penelitian melalui teknik pengumpulan data yang mana akan dilakukan peneliti
dalam meneliti permasalahn yang akan dijadikan objek penelitian. Sumber data disini
ialah kuesioner yang di isi oleh siswa SMA Negeri 3 Prabumulih.

b. Sumber data sekunder


Sumber data sekunder adalah data yang digunakan sebagai pendukung dan di perolah
secara tidak langsung dari sumbernya yang berasal dari literatur bahan tertulis seperti
buku,jurnal dan lain-lain.

4. Populasi dan Sampel


a. Populasi ialah keseluruhan dari subjek penelitian yang ada. Populasi merupakan suatu
kumpulan yang mencakup dari keseluruhan dari suatu objek yang mana menjadi perhatian
dari peneliti. Sedangkan objek tersendiri dapat berupa dari mahluk hidup, dapat juga
berupa benda-benda, dan lain-lain. Populasi yang di ambil dari penelitian ini adalah para
siswa yang ada di SMA Negeri 3 kota prabumulih yang berjumlah 765 siswa.
b. Sampling
Sampling atau sampel disini ialah bagian dari populasi, yang mana bertujuan untuk
mempermudah dan membantu peneliti dalam proses penelitian, sempel yang diambil
dalam penelitian ini adalah kelas 10 yang berjumlah 303 siswa yang terdiri dari 9 kelas.
Menurut Sugiono (2012) dalam Simple Random Sampling ialah suatu metode atau cara
yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi yang dilakukan secara acak sederhana
sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar dalam hal unutk

16
diambil sebagai sampel. 23 Dengan kata lain dengan menggunakan teknik bearti setiap
anggota dari populasi berhak dan memiliki untuk dipilih sebagai sampel dalam penelitian
ini. Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diambli dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunuakan rumus Slovin dalam (engkus, 2019) dengan rumus:24

n=
Keterangan:
n = jumlah respondean yang dibutuhkan
N = populasi atau jumlah ukuran populasi
e = batas eror atau toleransi kesalahan
dalam penelitian ini peneliti menggunakan presentase atau nilai eror atau ketidak telitian
tingkat kesalahan sebesar 5%. Sehingga jumlah yang di dapatkan dari mengambil rumus
diatas sebagai berikut :

n=
303
n= 1 + 303 𝑋 0,52
303
n= 1+ 303 𝑋 0,0025
303
n= 1+0,7575
303
n= 1,7575

n = 172,4039
n = 172

23
“No Title” 7 (2018): 263–69.
24
jurusan administrasi publik et al., “di puskesmas cibitung kabupaten sukabumi the influence of service
quality on patient satisfaction in cibitung ’ s community health center of sukabumi regency primer yang merupakan
salah satu di terapkannya standar pelayanan minimal cibitung kabupaten suka” 5 (2019).

17
Sehingga sampel yang akan diambil atau yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah
berjumlah 172 siswa yang ada di SMA Negeri 3 kota prabumulih.

5. Teknik Pengumpulan Data


Agar dapat memperoleh data-data yang akurat dalam penelitian, maka dari itu diperlukan
teknik yaitu sebagai berikut :

1. Teknik Angket atau kouesioner


Angket atau koesioner ialah suatu teknik ataupun juga suatu cara yang dilakukan untuk
pengumpulan data-data secara tidak langsung. Untuk alat yang digunakan dalam
pengumpulan data disebut dengan angket, yang mana pada angket ini berisi beberapa
pernyataan ataupun pernyataan yang mana harus dijawab ataupun direspon oleh responden.
Dapat diketahui bahwasanya dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif maka
angket yang digunakan dalam penelitian ini menjadi teknik yang utama dalam penelitian
yang bertujuan untuk mendapatkan data dari variabel yang akan di teliti. Sehingga angket
yang di berikan kepada para siswa di SMA Negeri 3 kota prabumulih yang mana sebagai
responden dapat digunakan sebagai data agar dapat mengetahui efektivitas cafe literasi
dalam meningkatkan kompetensi literasi siswa.
2. Penelitian Pustaka (Library Research)
Penelitian pustaka atau library research ini ialah sebuah cara untuk melakukan
pengumpulan data untuk sumber teoritis, sumber yang didapatkan berasal dari jurnal, buku
atau sumber literatur dan jenis pustaka lain yang berhubungan dengan permasalahan yang
dibahas dalam penelitian ini.
3. Observasi
Observasi ataupun pengamatan disini ialah suatu cara yang mana untuk mengumpulkan
suatu data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang mana sedang
berlangsung.
Pada pelaksanaan untuk melakukan observasi ini berada di Dinas Perpustakaan Daerah
Sumatera Selatan.

18
6. Variabel dan Indikator Penelitian
a. Variabel
Variabel merupakan konstruk akan sifat yang akan di pelajari, adapun dalam penelitian ini
peneliti menggunakan dua variabel yaitu efektivitas cafe literasi sebagai X yang
mempengaruhi dan Kompetensi Literasi siswa sebagai variabel Y yang dipengaruhi.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan angket atau kuisioner yang terdiri dari 20
Pernyataan atau pertanyaan dari variabel X dan Y.
Tabel 1.2 dibawah ini adalah indikator yang akan di gunakan dalam penelitian ini.
No Variabel Sub Variabel Indikator
1. Efektivitas Efektivitas Cafe 1. Ketersediaan sarana dan
Cafe Literasi prasarana yang lengkap
Literasi 2. Ruang baca nyaman
digunakan.
3. Fasilitas yang ada lengkap.
4. Desain ruangan yang unik

2. Kompetensi Kompetensi literasi 1. Berpikir


Literasi siswa kritis/memecahkan
Siswa masalah
2. Kreativitas
3. Komunikasi
4. Kolaborasi

7. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


a. Uji Validitas

19
Validitas atas kesahihan menjunjukan pada kemampuan suatu instrumen( alat pengukur)
mengukur apa yang harus di ukur. 25 Uji validitas ialah memastikan kembali bahwa
instrumen yang telah di buat telah layak digunakan dan mengukur apa yang hendak di ukur.
Sebelum instrumen penelitian ini digunakan, maka perlu di lakukan uji validitas agar
mendapatkan data yang valid dari instrumen yang valid. Dalam melakukan uji validitas
yang digunakan didalam penelitian ini ialah dengan menggunakan rumus Product Moment.
Dengan Nilai rxy (r hitung) dibandingkan dengan nilai r atbel. Yang diaman jika r hitung >
r tabel maka butir soal di nyatakan valid, tetapi apabila sebaliknya maka dinyatakan tidak
valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berkenaan dengan tingkat ketetapan ataupun hasil pengukuran. Suatu
instrumen memiliki tingkat reliabitas yang memadai, jika instrumen tersebut digunakan
mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya tetap sama atau relatif sama. 26 Uji
reliabilitas ini dilakukan dengan rumus Croanbach’s Alpha. Suatu instrumen dapat
dikatakan reliabel jika koefisien Croanbach’s Alpha >0,6.

8. Teknik Pengolahan Data

1. Editing
Dalam proses editing ini yang dilakukan oleh peneliti ialah memastikan kembali data-data
yang telah didapatkan atau yang sudah terkumpul sebelumnya, yang mana didapatkan dari
observasi lapangan yang bertujuan untuk membenarkan kembali keseluruhan terhadap
data-data yang di butuhkan dalam penelitian.
2. Coding

25
Suharsaputra Uhar, Metode Penelitian (Bandung: PT Refika Aditama, 2012).
26
Syaodih Nana, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005).
20
Pada proses ini yang dilakukan oleh peneliti ialah melakukan dengan cara membedah data-
data yang diperoleh serta memberikan nilai yang berhubungan dengan situasi yang terlihat
yang mana berdasarkan dengan ketentuan yang ditentukan.

3. Tabulating
Tabulating atau tabulasi adalah langkah terakhir dari penyusunan dari data-data yang
didapatkan. Yang dimaksud dengan tabulating disini adalah melakukan pengisian data-data
yang diperoleh ke tabel-tabel serta menyusun angka-angka dan dilakukan perhitungan.

9. Instrumen Penelitian
data yang telah dikumpulkan dari penyebaran angket kuisioner kemudian di analisis
dekriptif. Untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian mengenai efektivitas cafe literasi
dalam meningkatkan kompetensi literasi siswa yang telah diukur maka teknik ini dilakukan
dengan analisis yaitu dengan dilakukan proses tabulasi data ke tabel kemudian dihitung
presentasenya. Kemudian di analisis dan interprestasikan ke dalam kalimat sebagai penjelas.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus mean.

Mean X=

Setelah mengetahui rata-rata dari jawaban responden, maka dilakukan perhitungan


menggunakan rumus grand mean untuk mengetahui rata-rata umun dari masing masing butir
pertanyaan ataupun pernyataan.

Grand mean (x) =

Untuk mencari tentang skala dari jawaban responden dengan menggunakan rumus :

Rs =

21
Keterangan :

Rs : rentang skala

m : skor tertinggi

n : skor terendah

b : skala penilaian

Rs =

Rs =

Rs =

Rs = 0,75

Sehingga dapat rentang skala yaitu 0,75. Dengan rentang skala 0,75 maka selanjutnya di buat
skala penilaian sebagai berikut :

Tabel 1.4 dibawah ini adalah skala penilaian

No Skor Kategori
1. 3,25-4,0 Sangat Setuju
2. 2,50-3,25 Setuju
3. 1,75-2,50 Tidak Setuju
4. 1,00-1,75 Sangat Tidak Setuju

K. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, yang mana bab tersebut membahas secara terperinci
bagian-bagian yang dipaparkan. Bab tersebut adalah:
BAB I Pendahuluan

22
Mencakup latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, tinjauan penelitian, manfaat penelitian
definisi operasional, tinjauan pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II Landasan Teori
Mencakup tentang teori yang digunakan penulis yaitu cafe literasi dalam meningkatkan
kompetensi literasi siswa SMA di kota x
BAB III Profil Perpustakaan SMA Negeri 3 Kota Prabumulih
Mencakup tentang profil perpustakaan seperti visi, misi, struktur organisasi, sarana prasarana.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Mencakup tentang hasil dari penelitian mengenai evaluasi cafe literasi dalam
meningkatkan kompetensi literasi siswa di SMA Negeri 3 Kota Prabumulih beserta
pembahasannya.
BAB V Penutup
Mencakup kesimpulan dan saran terkait penelitian yang diteliti.

23
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Anita. Trend Library Cafe Dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda Studi

Kasus Moco Library Cafe. BS thesis. Fakultas Adab & Humaniora, 2017.

Akbar, Muhammad Firman, and Filla Dina Anggaraeni. "Teknologi dalam pendidikan:

Literasi digital dan self-directed learning pada mahasiswa skripsi." Indigenous:

Jurnal Ilmiah Psikologi 2.1 (2017).

Aulia, Ananda Rizki. “Pengaruh City Barnding a Land of Harmoni Terhadap Minat

Berkunjung Dan Keputusan Berkunjung Ke Puncak Kabupaten Bogor.” Jurnal

Ilmiah MEA ( Manajemen, Ekonomi Dan Akuntasi 3 (2019).

Benawi, Imran. "Perpustakaan Kafe dan Warkop adalah Sebuah Perpustakaan Inovasi

Masa Kini." Iqra': Jurnal Perpustakaan dan Informasi 6.02 (2012): 14-24.

Bafadal ibrahim. Pengelolaan perpustakaan sekolah, cet. 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),

hlm. 5

Imran Benawi. Perpustakaan Kafe dan Warkop Adalah Sebuah Perpustakaan Inovasi

Masa Kini. Jurnal 06, no. 02, 2012.

Jurnal Cafe Literasi Untuk Minat Baca Mahasiswa. dari https://lib.ub.ac.id/news/cafe-

literasi-untuk-minat-baca-mahasiswa/,diakses pada tanggal 23 november 2022,

pada pukul 14:30 wib.

24
Jurnal Pengaruh Literasi Informasi Terhadap Efektivitas Belajar Siswa. Vol.02 no.02 dari

http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagonal diakses pada 7 Desember 2022

pukul 19:30.

Karjodihardjo, Hartanto Yesika. “Perancangan Interior Library Cafe di Surabaya.” Jurnal

Intra (2015). Hlm.256.

Masiani. K. Perpustakaan Kafe : Konsep Unik Sebagai Usaha Peningkatan Minat Baca

dan Interaksi Sosil. Jurnal Pari, 2 (2), 2016.

“No Title” 7 (2018): 263–69.

Nana, Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.

Pangestika. Monica Desiria. "Pengaruh Literasi Informasi terhadap Efektivitas Belajar

Siswa." Pedagonal: Jurnal Ilmiah Pendidikan 2.2 (2018): 15-22.

Permatasari. A. Membangun kualitas bangsa dengan budaya literasi, 2015

Pitri. Uci Elisa. "Libri cafe: Kolaborasi kafe dan perpustakaan sebagai sarana learning

commons dalam upaya meningkatkan literasi informasi pemustaka:(Studi Kasus

Perpustakaan Universitas Syiah Kuala)." IJAL (Indonesian Journal of Academic

Librarianship) 5.1 (2021): 9-18.

Publik, Jurusan Administrasi, Fakultas Ilmu, Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri, U I N

Sunan, Gunung Djati, S G D Bandung, Jl A H Nasution, and Mewujudkan

Kecamatan. “di puskesmas cibitung kabupaten sukabumi the influence of service

quality on patient satisfaction in cibitung ’ s community health center of sukabumi

regency Primer Yang Merupakan Salah Satu Di Terapkannya Standar Pelayanan

Minimal Cibitung Kabupaten Suka” 5 (2019).


25
Sa’diyah, Aniatus. Perilaku Pemanfaatan Perpustakaan Kafe (Library Cafe) Sebagai

Gaya Hidup (Life style) Masyarakat Kota Surabaya. Diss. Universitas Airlangga,

2017.

Saepudin, Encang. "Tingkat Budaya Membaca Masyarakat (Studi Kasus Pada Masyarakat

Di Kabupaten Bandung)." Jurnal kajian informasi & perpustakaan 3.2 (2015): 271-

282.

Saleh, A. R., & Komalasari, R. Pengertian Perpustakaan dan Dasar-Dasar Manajemen

Perpustakaan. Manajemen Perpustakaan, (2014). Hlm.1-45.

Santoso. H. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurnal Pendidikan Bahasa

Dan Sastra Indonesia, 1(budaya literasi dalam pembelajaran bahasa), 2016.

Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.

Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto, 2006.

Tunardi, Tunardi. "Memaknai peran perpustakaan dan pustakawan dalam

menumbuhkembangkan budaya literasi." Media Pustakawan 25.3 (2018): 65.

Uhar, Suharsaputra. Metode Penelitian. Bandung: PT Refika Aditama, 2012.

Wind. A. Inilah Saatnya Bisnis Kafe Gaya Anak Muda. Jakarta: Grasindo, 2015.

Yusuf, Taslimah. (1996). Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta: Universitas Terbuka.

26

Anda mungkin juga menyukai