TENTANG
OLEH
NIM : 20026086
KEARSIPAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada zaman ini yaitu era globalisasi memungkinkan banyaknya akses ntuk
mencari informasi dari segala penjuru dunia salah satunya adalah melalui
perpustakaan yang sudah banyak didirikan. Dengan adanya perpustakaan kita juga
dapat mencari, mengolah ataupun menyimpan data atau yang dikenal dengan
perpustakaan digital.
Dalam dunia pendidikan khususnya, perpustakaan dijadikan sebagai sarana
informasi yang di perlukan sebagai sumber belajar maupun laboratorium belajar
yang memungkinkan para tenaga pendidik dan peserta pendidik meningkatkan
kualitasnya.
Namun hal yang paling utama dalam mengoptimalkan fungsi perpustakaan
adalah minat baca yang harus dimiliki seseorang dan juga manajemen
perpustakaan yang dapat meningkatkan minat baca. Namun pada kenyataannya
tidak semua sekolah dapat menyelenggarakan perpustakaan sekolah dengan baik.
Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah, salah satunya adalah
kurangnya pengetahuan para pengelola perpustakaan tentang masalah manajemen
perpustakaan. Buku-buku tentang perpustakaan sekolah yang beredar kebanyakan
membahas hal-hal teknis tentang penyelenggaraan perpustakaan dan Bukan
manajemen dari perpustakaan itu sendiri.
Kemudian apabila kita memasuki suatu perpustakaan sekolah, yang kita
lihat pertama adalah jajaran buku dan bahan pustaka lain yang diatur secara rapih
di rak buku, rak majalah, maupun rak-rak bahan pustaka lain.
Perkembangan Iptek yang semakin pesat di era globalisasi zaman now ini
sudah semestinya akses informasi dan jenis koleksi bahan pustaka bertambah
pula. Untuk membangun dan mengembangkan koleksi perpustakaan perlu
dilakukan seleksi, tidak mungkin sebuah perpustakaan bagaimanapun besarnya
akan menghimpun semua bahan pustaka yang ada. Penyeleksian ini bertujuan agar
bahan pustaka tidak terlepas dari perkembangan zaman dan kebutuhan
pengguna/user/pemustaka itu sendiri sehingga pemanfaatan perpustakaan akan
mengenai sasaran dengan tepat.(Soeatminah: 1992:32) Berbagai macam, jenis dan
jumlah bahan pustaka menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pustakawan atau
pengelola perpustakaan untuk bisa memilih bahan pustaka yang cocok dan
memenuhi kebutuhan pemakainya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Dari pernyataan diatas maka timbul permasalahan atau pertanyaan mengapa
perpustakaan belum bisa menjadi fungsi (sebagai media informasi)
yangsebenarnya?
2. Mengapa koleksi buku diperpustakaan masih banyak kekurangan dalam
artian tidak memenuhi tuntutan siswa/mahasiswa?
3. Kedua permasalahan ini yang sering menyebabkan konsumen atau pengguna
perpustakaan lari kepada media atau perpustakaan lain untuk mendapatkan
informasi yang mereka inginkan
BAB II
PEMBAHASAN
b. Kebijakan pengadaan
Kebijakan lainya yang cukup penting adalah kebijakan pengadaan yang berisi
prosedur yang harus dipakai dalam memperoleh bahan pustaka, termasuk
membuat format pemesanan ,daftar agen yang akan diajak, untuk mengadakan
berbagai macam bahan pustaka, prosedur yang akan digunakan dalam
memperlakukan preformed invoice, dan menentukan bahan pustaka akan
dtempatkan dimana, apabila ada beberapa perpustakaan di instansi tersebut
misalnya:
Cara memperoleh bahan pustaka adalah berikut ini:
1. Pembelian
Pembelian buku dapat dilakukan ditoko lokal, baik buku terbitan lokal atau luar
negeri. Namun buku-buku dari luar negeri sangat terbatas. Perpustakaan dapat
memesan judul buku yang diinginkan pada toko buku tertentu atau pada agen
baik yang ada di dalam negeri ataupun luar negeri. Sekarang ini penerbit luar
negeri juga melayani pembelian dari perpustakaan secara langsung. Masalah
dengan pembelian dari luar negeri adalah adminitrasi pertanggung jawabanya
kepada bagian keuangan lembaganya teruama bagi sebagian besar instansinya.
Selain itu pembelian buku juga bisa dilakukan melalui internet. Contohnya
untuk melanggan majalah ilmiah (jurnal) biasanya perpustakaan harus
menghubungi penerbit jurnal tersebut baik untuk terbitan lokal maupun luar
negeri.
2. Pertukaran
Tambahan bahan pustaka dapat diperoleh melalui pertukaran bahan pustaka
antara perpustakaan satu dengan yang lain atau dengan perpustakaan yang ada
di salah satu instansi. Perpustakaan harus menghubungi lembaga-lembaga,
perguruan tinggi, organisai yang berjalan dibidang ilmu yang sejalan dengan
ilmu yang di kembangkan untuk diajak bekerja sama dalam pertukaran bahan
pustaka.
3. Hadiah
Perpustakkan dapat memperoleh bahan pustaka yang diberikan sebagai hadian
karena dengan adanya hadiah berarti perpustakaan dapat menghemat biaya
pengeluaran. Hadih baru dapat diterima bila memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan oleh perpustakaan. Yaitu apakah bidang ilmu dari koleksi yang
diterima sesuai dengan bidang ilmu yang sedang dikembangkan perpustakaan
tersebut atau tidak.
2. Pernyataan akan tingkat koleksi
Berisikan daftar secara terperinci tentang bidang ilmu yang dikembangkan
perpustakan dan keadaan koleksi saat itu, serta format informasai yang
dikoleksi. Selain itu, menyatakan bidang ilmu apa yang kuat dan bidang
ilmu apa yang lemah koleksinya sehingga perlu di kembangkan. Perlu di
cantumkan bagaimana keadaan koleksi yang di inginkan di masa yang akan
datang. Pada bagian ini banyak pekerjaan pustakawan pada pengembangan
koleksi harus berbicara dengan pengguna mengenai bidang-bidang subjek
yang dibutuhkan kemudian merumuskan pembicaraan tersebut. Semua
pekerjaan ini dilakukan dengan sasaran pencapaian keseimbangan subjek
yang tepat dan pemasokan kebutuhan informasi dari komunitas yang
dilayani. Berikut ini adalah kategori utama :
a. Pengguna
• Orang dewasa
• Remaja
• Anak-anak usia sekolah
• Anak-anak prasekolah
• Penyadang cacat
• Dosen/guru
• Peneliti
• Pegawai
• Mahasiswa
• Alumni
b. Format
• Buku
• Terbitan berkala
• Surat kabar
• Bentuk-bentuuk mikro
• Slide
• Film dan vidio
• Foto-foto
• Rekaman audio
• Sumber daya online
• Brosur
• Dokumen pemerintah
• Peta
• CD-ROM dan laser disc
• Perangkat lunak
3. Pernyataan Beragam Pokok Persoalan
Bagian dari pernyataan kebijakan pengembangan koleksi ini berisi tentag
perlakuan terhadap bahan pustaka yang diterima sebagai hadiah, penyiangan
(weeding), evaluasi terhadap pengembangan koleksi, masalah protes dan
keluhan, serta sensor. Semua itu penting karena kberkaitan dengan
pengembangan koleksi.
a. Hadiah
Peraturan yang sangat penting dalam penerimaan bahan pustakan yang berbentuk
hadiah adalah jangan tambahkan bahan pustakayang diterima melalui hadiah
kedalam koleksi, kecuali sangat diperlukan oleh pengguna dan perpustakaan yang
seharusnya membeli bahan itu. Jangan lah menambah bahan pustaka hanya karna
diiperoleh dengan gratis. Jika bahan pustaka itu tidak sesuai dengan kebutuhan
pengguna maka akan menimbulkan masalah dalam penyiangan.
Kebijakan tertulis mengenai hadiah haruslah jelas menyatakan apakah
perpustakaan hanya dapat menerima bahan koleksi sesui dengan kebuuhan
pengguna dan apakah perpustakaan boleh materi yang tidak di inginkan oleh
pemustaka dengan perpustakaanmenerima koleksi pribadi dan menempatkan di
lokasi berbeda jika donornya menyediakan dana. Hadiah dan sumbangan uang
adalah sarana yang baik dalam pengembagan koleksi, namun perpustakaan harus
memberikan kebebasan dalam menggunakan semua itu.
b. Penyiangan
Penyiangan itu berbeda dari perpustakkan satu ke perpustakaan lain, tapi semua
perpustakaan akan menghadapi masalah penyiangan. Bahkan perpustakaan besar
pun akan memutuskan koleksi tertentu disimpan di tempat yang memiliki fasilitas
untuk mengaksesnya lebih tidak memadai, misalnya di lantai lebih atas lagi atau
bahkan digudang. Kebijakan ini berkitan dengan siapa yang melakuakan, kriteria
ruang lingkup, frekuensi, tujuan dari program tersebut.
Penyiangan menjelaskan kriteria koleksi yang akan masuk dalam proses
penyiangan. Dengan adanya pernyataan ini akan membantu menghindari
perpustakaan dari keluhan atau protes yang datang dari pengguna perpustakaan
yang menanyakan koleksi.
Sekarang ini penyiangan sangat berkaitan dengan terbitan berkala, belum
menyentuh materi lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi berapa banyak
duplikat yang harus dibelli dan berapa lama penyianganya di koleksi adalah
lamanya masa laris buku itu, jumlah pembaca yang berminat, sifat dari
pemanfaatan buku tersebut, dan kondisi keuangan perpustakaan.
c. Evaluasi koleksi
Evaluasi sangatlah penting dalam pengembangan koleksi. Kebijakan tersebut
harus menunjukan apakah prosese tersebut digunakan untuk masalah internal,
seperti mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan koleksi ataukah untuk tujuan-
tujuan perbandingan atau mungkin untuk meninjau kinerja para pemilih bahan
pustaka. Dalam kebijakan ini perlu ditentukan metode evaluasi koleksi yang
dianggap cocok dengan situasi dan kondisi perpustakaan yang bersangkutan.
Dengan adanya konsep perpustakaan digital ini maka pengguna bersama koleksi
akan lebih mudah. Perpustakaan tidak dipusingkan lagi degan kemungkinan
hilangnya bahan pustaka yang di pinjam dari perpustakaan lain karena sudah
terhubung langsung dengan internet. Namun dengan koleksi digital yang di akses
melalui internet mengakibatkan akses ke internet akan sangat tinggi, karena di
nilai sangat murah dan mudah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengembangan koleksi mencakup semua kegiatan untuk memperluas dan
memperbanyak bahan perpustakaan di perpustakaan, terutama pada aspek
seleksi dan evaluasi bahan perpustakaan. Seleksi adalah proses
mengidentifikasi bahan perpustakaan yang akan ditambahkan pada koleksi
yang telah ada di perpustakaan secara sistematis dan terarah, sesuai dengan
tujuan, rencana, dan anggaran yang tersedia. Sedangkan Evaluasi adalah
kegiatan mengkaji, mensurvei dan menganalisis kebutuhan
pemustaka/pemakainya.
2. Perpustakaan merupakan sarana yang penting dalam program pendidikan dan
pengajaran. Dimana kepala sekolah, kepala perpustakaan dan pihak terkait
memegang peranan yang sangat penting atas keberhasilan perpustakaan
sekolah.
3. Pustakawan sebagai roda penggerak dituntut berdedikasi tinggi serta penuh
pengabdian dalam bertugas untuk meningkatkan peran serta perpustakaan
sekolah.
4. Dengan kemajuan teknologi pustakawan harus meningkatkan kualitas serta
kepekaannya terhadap kemajuan–kemajuan yang ada hubungannya dengan
perkembangan serta peningkatan pelayanan.
5. Anggaran merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan suatu perpustakaan.
6. Untuk mewujudkan kondisi perpustakaan sesuai dengan fungsi dan peranannya
maka perpustakaan sekolah sebisa mungkin dirubah sistemoperasionalnya dari
perpustakaan manul/tradisional menjadi perpustakaan yang berbasis pada
teknologi informasi dan komunikasi.
7. Denganmenerapkan teknologi informasi dan komunikasi diharapkan setiap
perpustakaan secara bertahap dapat mengejar ketinggalannya dari
perpustakaan-perpustakaan yang lebih maju dan lebih modern serta dapat
mengoptimalkan fungsi perpustakaan bagisekolah itu sendiri.
8. Selain hal tersebut diperlukan suatu manajemen pengelolaan yang sesuai
dengan standar internasional dalam mengelola perpustakaan, karena tanpa
manajemen yang baik pekerjaan tidak akan berjalan sesuai dengan apa
yangdiharapkan.Seiring dengan semakin banyak ditemukannya penemuan dan
pengetahuan baru yang juga mempengaruhi pola pikir dan kebiasaan siswa.
B. SARAN
Seorang pustakawan yang ditugaskan di bidang pengembangan koleksi harus
diberi pengetahuan dasar tentang pengembangan koleksi. Pengetahuan dasar
tentang pengembangan koleksi sangat penting karena berkaitan dengan koleksi
yang akan dibangun, siapa yang melaksanakannya dan bagaimana proses dalam
pengembangan koleksi.
Jika pengetahuan dasar tentang pengembangan koleksi sudah dipahami,
diharapkan bisa mengetahui tujuan perpustakaan dan siapa pemakainya. Di
samping itu, pustakawan juga perlu mengenal dan mengetahui organisasi dalam
pelaksanaan kegiatan pengembangan koleksi, ruang lingkup kegiatan
pengembangan koleksi, mengenal berbagai jenis perpustakaan, tujuan
perpustakaan, dan jenis-jenis bahan pustaka, serta mengetahui rangkaian distribusi
bahan pustaka.
Sehingga, perpustakaan yang dikelolanya bisa lebih maju dan memenuhi
kebutuhan informasi bagi masyarakat pengguna karena mempunyai sumber daya
pustakawan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sutoyo dan Joko Santoso, Strategi dan Pemikiran Perpustakaan: Visi
Hernandono, Jakarta: Sagung
Bambang Suhendro, Belajar dan Pembelajaran, cet 2, Jakarta: Rineka Cipta, 2000,
hlm. 205
Basyral Harmadi Harahab, Kiprah Perpustakaan, Seperempat Abad Ikatan
Perpustakaan Indonesia, Jakarta:hlm. 46
IFLA.(2001). Guidelines for a Collection Development Policy Usingthe
Conspectus Model. 16 September 2014
Soeatminah, Perpustakaan, Kepustakawan dan Pustakawan, cet 1, Yogyakarta:
Karnisius,IPI cabang Surakarta tanggal 6 Juli 1996
Kompas, Perpustakaan sebagai sumber ilmu alternatif, Jakarta: Kompas, 2005
Kompas, Perpustakaan sebagai sumber ilmu alternatif, Jakarta: Kompas, 2005
Perpustakaan Inpassing, Buku I, Pusdiklat Perpusnas RI , Jakarta, 2020.
Perpustakaan Nasioanal RI, Jakarta: 2001, hlm. 10
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggara Perpustakaan
Sekolah,
Perpustakaan Nasional, Bahan Ajar Pendidikan dan Pelatihan Pengenalan
Pengelolaan
Perpustakaan Nasional, Bahan Ajar Pendidikan dan Pelatihan Teknis Pengelolaan
Perpustakaan, Perpustakaan Nasional RI , Jakarta, 2018.
Qalyubi, Syihabuddin et.al.(2003). Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Yogyakarta: JIP IAIN SKJ.
Roestiyah. NK, Srategi Belajar Mengajar, cet 6, Jakarta: Rineke Cipta, 2001, hlm.
87
Sulistyo Basuki, Ilmu Pustaka, Jakarta: Gramedia Petaka Utama, 1991, hlm. 25
Sulistyo Basuki, Perioderiasi Perpustakaan Indonesia, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1994,
Supriyanto, Strategi Perpustakaan Dalam Mengahdapi Era Informasi Global,
Makalah Seminar
Wiranto, F.A. (Editor). Perpustakaan Menjawab Tantangan Zaman, Semarang:
Universitas Katolik
Yuyu Yulia, Janti G. Sujana.(2009). Pengembangan Koleksi. Jakarta: UT.