Anda di halaman 1dari 21

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOLEKSI

DISUSUN OLEH:

Kelompok 2
Putri Amalia (40400122084)
Abduh Sulqamar Sukma (40400122006)
Ahamad Hilaluddin (40400122094)

M Ikbal Al Furqan (40400122075)

ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB & HUMANIORA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul “KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN KOLEKSI”

Tidak lupa Shalawat dan salam selalu kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua sebagai umatnya,
yang mana beliau menyampaikan Syariah agama Islam yang sempurna dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan kerendahan hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca
untuk makalah ini supaya selanjutnya bisa kami revisi kembali. Karena penulis
menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak
yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini
hingga rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, Semoga makalah ini mampu memberikan
manfaat kepada setiap pembacanya.

Penulis

Saptu,18 maret 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakag………………………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………...4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebijakan Pengembangan Koleksi………………………………………….5
a.1.Definisi Kebijakan………………………………………………………….6
a.2.Fungsi Kebijakan Pengembangan Koleksi…………………………………9
a.3.Manfaat Kebijakan Pengembangan Koleksi ………………………………10
a.4.Pembuat Kebijakan………………………………………………………...12
a.5.Isi Kebijakan Pengembangan Koleksi …………………………………….12
a.6.Unsur-Unsur Kebijakan……………………………………………………13

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………20
B.Saran………………………………………………………………………...20

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………21

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman ini yaitu era globalisasi memungkinkan banyaknya akses ntuk
mencari informasi dari segala penjuru dunia salah satunya adalah melalui
perpustakaan yang sudah banyak didirikan. Dengan adanya perpustakaan kita juga
dapat mencari, mengolah ataupun menyimpan data atau yang dikenal dengan
perpustakaan digital.
Dalam dunia pendidikan khususnya, perpustakaan dijadikan sebagai sarana
informasi yang di perlukan sebagai sumber belajar maupun laboratorium belajar yang
memungkinkan para tenaga pendidik dan peserta pendidik meningkatkan kualitasnya.
Namun hal yang paling utama dalam mengoptimalkan fungsi perpustakaan adalah
minat baca yang harus dimiliki seseorang dan juga manajemen perpustakaan yang
dapat meningkatkan minat baca. Namun pada kenyataannya tidak semua sekolah
dapat menyelenggarakan perpustakaan sekolah dengan baik.
Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah, salah satunya adalah
kurangnya pengetahuan para pengelola perpustakaan tentang masalah manajemen
perpustakaan. Buku-buku tentang perpustakaan sekolah yang beredar kebanyakan
membahas hal-hal teknis tentang penyelenggaraan perpustakaan dan Bukan
manajemen dari perpustakaan itu sendiri.
Kemudian apabila kita memasuki suatu perpustakaan sekolah, yang kita lihat
pertama adalah jajaran buku dan bahan pustaka lain yang diatur secara rapih di rak
buku, rak majalah, maupun rak-rak bahan pustaka lain.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari pernyataan diatas maka timbul permasalahan atau pertanyaan mengapa
perpustakaan belum bisa menjadi fungsi (sebagai media informasi) yangsebenarnya?
Mengapa koleksi buku diperpustakaan masih banyak kekurangan dalam artian tidak
memenuhi tuntutan siswa/mahasiswa?
Kedua permasalahan ini yang sering menyebabkan konsumen atau pengguna
perpustakaan lari kepada media atau perpustakaan lain untuk mendapatkan informasi
yang mereka inginkan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebijakan Pengembangan Koleksi

Pengertian koleksi perpustakaan menurut buku pedoman pembinaan koleksi dan


pengetahuan literature(1998:2),koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka
yang dikumpulkan, diolah,dan disimpan untuk disajiakan kepada masyarakat, guna
untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.
Dan juga dengan mempunyai koleksi yang lengkap dengan jumlah yang
memadai, didukung oleh luas ruangan yang cukup leluasa untuk menampung
kapasitas koleksi tersebut akan menjadi sebuah nilai lebih bagi sebuah perpustakaan.
Namun untuk menambah koleksi juga bukan merupakan hal yang mudah. Faktor
utama yang menjadi kendala dalam penambahan koleksi ini adalah masalah
keuangan. Namun, hal ini dapat disiasati dengan beberapa langkah seperti :

a. Membeli buku-buku murah pada saat diadakan pameran. Pemberian diskon sebagai
harga promosi yang dilakukan oleh banyak pernerbit dapat dimanfaatkan sebaik-
baiknya oleh pengelola perpustakaan dalam rangka menambah koleksi perpustakaan
yang baik dan berkualitas.

b. Menjadikan perpustakaan sebagai pusat deposit. Setiap kegiatan sekolah yang


menghasilkan karya berupa buku, majalah, maupun karya-karya lain yang berupa
tulisan disimpan di dalam perpustaan sebagai bahan koleksi di perpustakaan.

c. Menjalin kerjasama dengan pihak luar, seperti perpustakaan-perpustakaan lain yang


sejenis maupun yang tidak sejenis, pertukaran koleksi dan peminjaman koleksi
perpustakaan dalam jangka waktu berkala. Selain kerjasama dengan perpustakaan,
kerjasama dengan pihak lain yang erat kaitannya dengan buku juga dapat dilakukan,
misalnya seperti kerjasama dengan penerbit, terutama penerbit-penerbit lokal
sehingga terjadi kerjasama yang bukan cuma menguntungkan pihak perpustakaan
sekolah, namun juga menguntungkan pihak penerbit karena badan usahanya semakin
dikenal luas.

d. Mencari donatur buku atau bahan pustaka, baik dari pihak pemerintah, swasta
mapun donatur pribadi. Pencarian ini dapat dilakukan melalui tatap langsung
(bertemu langsung) maupun melalui penerlusuran di internet, dan bergabung dengan
komunitas penulis/milis perpustakaan untuk mendapatkan kesempatan koleksi gratis.

5
e. Koleksi tambahan juga dapat diperoleh melalui penyiangan koleksi perpustakaan
lain yang sedang melakukan pembenahan, namun biasanya koleksi perpustakaan ini
merupakan buku-buku lama yang kondisi fisik dan isinya sudah kurang mendukung
sehingga untuk mendapatkan tambahan koleksi dari hasil penyiangan harus benar-
benar dapat memilih dan menyeleksi bahan-bahan pustaka yang sesuai dan relevan
dengan perpustakaan yang bersangkutan.

Adapun Salah satu komponen perpustakaan adalah koleksi, tanpa adanya koleksi yang
baik dan memadai maka perpustakaan tak akan memberikan layanan yang baik
kepada masyarakat pemakainya. Dalam hal ini yang dimaksud dengan koleksi
perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan
untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi
mereka (Yulia, 2009:1.3).

Adapun tujuan penyediaan koleksi perpustakaan adalah untuk menunjang pelaksanaan


program lembaga induknya. Seperti halnya untuk perpustakaan perguruan tinggi,
maka tujuan penyediaan koleksi perpustakaan adalah untuk menunjang pelaksanaan
program pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Oleh
karena itu, koleksi perpustakaan perguruan tinggi tidak hanya disajikan bagi para
mahasiswa, pengajar dan peneliti, tapi juga bagi masyarakat yang memerlukannya.
Bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan dapat dikelompokan dalam dua bentuk
yaitu tercetak dan tidak tercetak. “Perpustakaan sekolah akan dapat berfungsi sebagai
sumber informasi dan sumber belajar apabila di dalam perpustakaan sekolah tersebut
tersedia banyak koleksi”.

a.1. Definisi Kebijakan

Kebijakan sebagai seperangkat prinsip dan strategi yang akan menjadi panduan
mengenai tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Kebijakan ini bisa dikembangkan dalam level organisasi atau insitusi
(micropolicies), atau juga dalam tingkat regional, nasional, dan internasional
(macropolicies).

Sedangkan Stuert dan Moran menjelaskan bahawa kebijakan biasanya berasal


dari sebuah keputusan awal dan menjadi pernyataan atau pengertian umum yang
menjadi saluran berpikir dalam pengambilan keputusan di masa depan. Kebijakan ini
menjadi panduan dalam bertindak, terutama dalam kegiatan sehari-hari, dengan
maksud untuk menciptakan keseragaman dalam mengelola sebuah organisasi.
Meskipun biasanya kebijakan dibuat untuk maksud yang baik, tapi pada intinya
adalah membatasi. Ini karena kebijakan menentukan tindakan apa yang akan
dilakukan akan mencegah penyimpangan dari aturan yang sudah disepakati.
Kebijakan berusaha menghilangkan perbedaan yang biasanya berasal dari konflik
pribadi dan tekanan lainnya.

6
Kebijakan ini biasanya berfungsi untuk memastikan bahwa keputusan yang
diambil masih sesuai dengan filosofi dan tujuan organisasi. Bryson menilai kebijakan
dalam sebuah organisasi dapat digunakan untuk:

1. Menangani masalah yang ada di dalam organisasi.


2. Sebagai panduan setiap orang dalam pembuatan keputusan.
3. Memastikan konsisten dalam pencapaian tujuan organisasi.
4. Menjadi panduan dalam menangani masalah-masalah yang aktual.
5. Menjelaskan nilai-nilai dan tujuan organisasi.
6. Membuat komitmen dengan tujuan organisasi.
7. Memenuhi hak-hak staf.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kebijakan adalah suatu ketetapan yang
memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secera
terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain kebijakan
sebuah perpustakaan seharusnya dituangkan dalam bentuk yang jelas sehingga fungsi
sehingga perpustakaan akan berjalan dengan baik.

Tidak ada definisi yang baku tentang kebijakan pengembangan koleksi. Snow
juga mengatakan kurangnya definisi yang bener-bener tepat untuk menjelaskan
kebijkan pengembanagn koleksi tertulis. Namun dengan menbaca definisi-definisi
yang diberikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pengembangan
koleksi adalah suatu ketentuan atau ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk
mengarahkan cara-cara pengembangan koleksi perpustakaan yang telah disetujui oleh
pihak-pihak yang bertanggung jawab atas upaya penambahan dan perluasan koleksi di
suatu perpustakaan. Di dalamnya mencakup segala aktivitas yang berkaitan dengan
perencanaa, pendanaan, pemilihan, dan pengadaan bahan pustaka. Kebijakan
pengembangan koleksi ini juga akan menjadi sebuah kerangka kerja dan sekumpulan
paramater yang dijadikan sebagai acuan kerja oleh staf perpustakaan dan menilai
pelayanan kepada pengguna perpustakaan.

Kebijakan pengembangan koleksi dapat dilaksanakan secara terarah, kebijkan


pengembangan koleksi harus disusun secara terrulis. Karena tanpa adanya kebijakan
tertullis, kesalah pahaman bisa saja terjadi sehingga pengembangan koleksi ke arah
koleksi yang mutakhir dan relevan dengan kebutuhan pengguna ytidak akan
terpenuhi.

Sedangkan menurut Wortman dalam Snow mengatakan kebijakan tertulis ini


merupakan sebuah kristalisasi dari pemahaman setiap perpustakaan mengenai
bagaimana koleksi perpustakaan bisa memenuhi misi dan tujuan perpustakaan
tersebut. Menurut dishersebuah kebijakan pengembangan koleksi yang tertulis harus
selalu menjadi dokumen yang bisa di akses oleh siapa saja atau menjadi sebuah
dokumen publik. Ini karena bila ada orang yang ingin membacanya dia akan tahu
untuk siapa utamanya koleksi ditunjukan, siapa yang benar-benar bertanggung jawab
dalam melakukan seleksi, bagaimana seleksi dilakukan, prioritas yang ada untuk

7
koleksi, bahan pustaka yang tidak akan dimasukkan ke dalam koleksi, dan bagaimana
koleksi dievaluasi, dirawat, dan digunakan.

Kebijakan pengembangan koleksi didasari oleh beberapa asas berikut ini:


1. Kerelevanan
Koleksi perpustakaan hendaknya relevan dengan aktivitas yang telah
diprogramkan oleh perpustkaan ssehingga memudahkan pencapaian kinerja
perpustakaan yang memuaskan para stakeholders. Pustakawan harus bisa
mengantisipasi perkembangan yang terjadi pada masyarkat pengguna.

2. Berorientasi kepada Kebutuhan Pengguna


Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna.
Masing-masing jenis perpustakaan mempunyai pengguna yang berbeda, yang berbeda
pula pola kebutuhan informasinya. Pustakawan harus bisa membaca kebutuhan
berbagai kelompok pengguna yang dalam populasi yang dilayani perpustakaan.

3. Kelengkapan
Koleksi perpustakaan hendaknya lengkap dalam arti terkait dengan kebutuhan
para pengguna utama perpustakaan walaupun secara hakiki sudah di ketahui bahwa
tidak mungkin bagi sebuah perpustakaan dapat memenuhi semua kebutuhan
penggunanya. Namun demikian, penting bagai pustakawan untuk dapat mendeteksi
kebutuhan sehari-hari dari pengguna utama perpustakaannya sehingga dapat menjadi
perpustakaan andalan para pengguna. Tentunya wajar sebuah perpustakaan akan
ditinggalkan oleh penggunanya apabila apa yang dicari pengguna sering tidak bisa
diperoleh di perpustakaan itu.

4. Kemutakhiran
Koleksi hendaknya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mutakhir. Dengan demikian, perpustakaan harus megadakan dan memperbaruhi bahan
pustaka yang menjadi koleksi. Sejumlah dana rutin diperlukan oleh perpustakaan
untuk membeli berbagai bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna,
yang jumlahnya tidak kecil mengingat semakin tingginya harga bahan pustaka yang
beredar di pasaran.

5. Kerja sama
Koleksi perpustakaan sebaiknya merupakan hasil kerja sama semua pihak yang
berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan, pembina
perpustakaan, pimpinan bahan induk, tokoh masyarakat , guru/dosen/peneliti, dan
berbagai pihak lain tergantung jenis perpustakaannya. Dengan kerja sama yang baik,
diharapkan pengembangan koleksi dapat berdaya guna dan berhasil guna.

Dalam membuat kebijakan pengembangan kolekssi kita harus mengetahui:

1. Kekuatan dan kelemahan koleksi perpustakaan


Di dalam kekuatan dan kelemahan koleksi perpustakaan ini kebijakan
pengembangan koleksi sangat berpengaruh terhadap kelemahan dan kekuatan sebuah

8
bahan pustaka, karena bahan, misalnya kelemahan koleksi tersebut tidak baik
terhadap pengetahuan pemakai dan tidak mendukung aspek-aspek dalam proses
pembelajaran, dan kekuatan bahan pustaka sendiri adalah suatu koleksi yang dapat
menunjang sebuah pengetahuan pemakai dan dapat di jadikan suatu peningkatan
kembali terhadap pemilihan koleksi.

2. Pengguna yang kita layani dan bagaimana mereka berubah


Di dalam poin kedua ini mengapa kebijakan di perlukan karena kita sebagai SDM
yang mengelola perpustakaan akan dapat memberikan pelayanan kepada pengguna
perpustakaan, dan bagai mana memberikan masukan kepada pengguna untuk proses
penggunaan koleksi yang lebih baik.

3. Sumber-sumber informasi lain yang tersedia di sekitar lingkungan pengguna


perpustakaan anda atau yang tersedia secara pinjam antar perpustakaan.

a.2. Fungsi Kebijakan Pengembangan Koleksi

Fungsi kebijakan koleksi secara garis besar di bagi menjadi 3 kelompok sebagai
berikut:
1. Fungsi perencanaan
Kebijakan pengembangan koleksi merupakan perencanaan yang mengatur
prioritas dalam mengalokasikan sebagai sumber dana, setelah lebih dahulu mengenal
siapa saja yang akan dilayani perpustakaan, mengetahui bidang ilmu apa yang akan di
kembangkan, serta penelitian-penelitian yang akan dilakukan. Sebelum itu, perlu
diketahui lebih dahulu profil koleksi perpustakaan, bidang ilmu apa yang dapat
ditunda pengadaannya sampai tersedia dana lain. Untuk itu, perpustakaan harus dapat
menentukan prioritas pengadaannya.

2. Fungsi Komunikasi Internal


Perpustakaan perlu berkomunikasi dengan masyarakat sendiri, baik itu pimpinan
badan induk, para penyandang dana, staf badan induk sebagai pengguna atau calon
pengguna potensi, seperti dosen mahasiswa, guru, siswa, peneliti, masyarakat,
tergantung pada jenis perpustakaannya. Proses pembuatan kebijakan pengembangan
koleksi ini memerlukan konsultasi dengan kelompok-kelompok tersebut dan
diharapkan kegiatan dialog ini berlangsung secara kontinu.
Kebijakan pengembangan koleksi akan memberitahu pada para pemakai,
administrator, dewan pembina dan pihak lain apa cakupan, serta ciri-ciri koleksi yang
telah ada rencana untuk pengembangan selanjutnya. Apabila perpustakaan tidak dapat
mengembangkan semua bidang ilmu yang dicakup dilembaga induknya secara merata
atau tidak dapat memenuhi permintaan kelompok pengguna secara adil maka harus
dibuat pernyataan sebagai penjelasan, kemudian di sebarluaskan. Keterbukaan ini
akan lebihmemuaskan pengguna. Kebijakan pengembangan koleksi inilah yang dapat
dijadikan sebagai dokumen pegangan dalam berkomunikasi dengan pihak-pihak
internal. Kebijakan pengembangan koleksi merupakan pedoman bagi para selektor.
Dengan adanya kebijakan, mereka bekerja lebih terarah karena sasran jelas dan dana
yang terbatas dimanfaatkan dengan lebih bijaksana.

9
3. Fungsi Komunikasi Eksternal
Perpustakaan perlu memberitahu perpustakaan lain tentang rencana
pengembangan koleksinya, termasuk bidang ilmu yang akan dikembangkan. Hal ini
penting dilakukan sebagai upaya peningkatan kerja sama antar perpustakaan. Saling
menginformasikan koleksi berikut rencana pengembangannya karena selain bertujuan
untuk menghindari pemilikan koleksi yang sama, juga memungkinkan pengguna
perpustakaan mendapat informasi dari sumber bahan pustaka yang lebih luas.

a.3. Manfaat Kebijakan Pengembangan Koleksi

Banyak sekali manfaat dari kebijakan pengembangan koleksi. Untuk itu, daftar
berikut ini akan memerinci manfaat tersebut:

1. Menjadi dokumen untuk sosialisasi kepada masyarakat, sebagai standar utuk


menginformasikan kepada setiap orang tentang sifat dan ruang lingkup koleksi.
2. Menginformasikan kepada setiap orang prioritas pengoleksian.
3. Mendorong pemikiran tentang prioritas secara organisasi untuk koleksi.
4. Menghasilkan komitmen pada tingkat tertentu sesuai dengan sasran organisasi.
5. Menentukan standar untuk materi yang bisa masuk ke koleksi dan mana yang
masuk, menghadapi, masalah sensor dengan menjelaskan bahan macam apa yang
akan dibeli dan menunjukan bahwa kebijakan tersebut didukung oleh para
administratot lembaga yang bersangkutan.
6. Mengurangi pengaruh dari pemilih tunggal dan bis perorangan. Memberikan
sebuah sarana pelatihan dan orientasi bagi staf baru.
7. Memberikan sebuah sarana pelatihan dari orientasi bagi staf baru.
8. Membantu menjamin kekonsistenan dari bagi staf baru.
9. Memberikan pedoman kepada staf dalam menghadapi protes maupun keluhan dari
para pengambil keputusan dan pengguna.
10. Membantu dalam penyiangan dan mengevaluasi koleksi, membantu identifikasi
bahan pustaka yang perlu dipindahkan ke gedung atau di keluarkan dari koleksi.
11. Membantu dalam rasionalisasi alokasi anggaran.
12. Membantu dalam perencanaan anggaran jangka panjang dengan menetapkan
prioritas-prioritas dan garis besar sasaran pengembangan.
13. Menjadi sebauh alat dalam menilai kinerja secara keseluruhan dari program
pengembangan koleksi.
14. Memberikan informasi kepada pihak-pihak luar perpustakaan tentang tujuan dari
pengembangan koleksi.
15. Membantu memilih cara terbaik untuk pengadaan, misalnya langsung dari
penerbit atau melalui jobber.
16. Membantu menetapkan metode untuk menilai bahan sebelum dibeli.
17. Membantu merencanakan bentuk-bentuk kerja sama dengan perpustakaan lai,
seperti pinjam antar perpustakaan, kerja sama dengan pengadaan.

10
Sedangkan Gorman dan Howes memberikan penjelasan manfaat dan fungsi dari
kebijakan pengembangan koleksi sebagai berikut:

1. Menjadikan staf perpustakaan mengetahui dan benar-benar berkomitmen pada


tujuan dari perpustakaan, membantu mereka mengidentifikasi kebutuhan pengguna
baik yang jangka pendek atau jangka panjang, dan untuk membantu penyusunan
prioritas alokasi dana.
2. Membantu memastikan bahwa perpustakaan berkomitmen untuk melayani semua
pengguna perpustakaan, baik saat ini ataupun di masa yang akan datang.
3. Membantu membuat standar dalam melakukan penyeleksian dan penyiangan
koleksi.
4. Menginformasikan pengguna, staf, dan perpustakaan lainnya mengenai cakupan
koleksi yang ada dan memfasilitasi koordinasi dalam melakukan pengembangan
koleksi antar institusi.
5. Membantu meminimalisir kesalahan dan ketidaksinambungan dalam proses seleksi.
6. Sebagai alat bantu untuk melatih staf baru.
7. Membantu menjamin keberlangsungan koleksi secara berkelanjutan antara satu staf
dengan staf lainnya.
8. Membantu dalam melakukan evaluasi pribadi staf itu sendiri atau evaluasi yang
dilakukan oleh pihak luar.
9. Membantu memperlihatkan bahwa perpustakaan benar-benar berjalan.
10. Menyediakan informasi untuk digunakan dalam penyusunan anggaran
perpustakaan.
11. Membantu melakukan efisiensi dalam pembuatan keputusan sehari-hari yang akan
membantu staf perpustakaan baru.
12. Sebagai sarana untuk menangani ketidak puasan baik dari staf perpustakaan
ataupun pengguna perpustakaan.

IFLA menyimpulkan ada empat pertimbangan mengapa sebuah perpustakaan


harus memiliki kebijakan pengembangan koleksi secara tertulis yakni untuk
kepentingan:

1. Seleksi
Fungsi utama dari kebijakan pengembangan koleksi yang tertulis adalah untuk
menyediakan penduan kepada staf perpustakaan dalam melakukan seleksi dan
deseleksi untuk dijadikan koleksi. Ini setidaknya akan mengurangi perbedaan
pendapat antar staf dalam melakukan seleksi untuk mencapai sasaran utama dalam
kegiatan pengembangan koleksi. Kebijakan ini juga akan memastikan ada
kesinambungan dan konsistensi dalam melakukan seleksi.

2. Perencanaan
Sebuah dokumen kebijakan menyediakan dasar-dasar yang kuat untuk melakukan
perencanaan, dengan cara membantu dalam menentukan mana material yang menjadi
prioritas, khususnya di saat sumber finansial cukup terbatas. Ini menyediakan dasar
untuk alokasi yang berimbang dalam menentukan koleksi mana ang benar-benar harus

11
dimiliki, dan membantu alasan mengapa suatu sumber informasi dibeli atau dijadikan
koleksi perpustakaan.

3. Hubungan masyarakat
Pernyataan kebijakan secara formal bisa menjadi berguna bagi perpustakaan saat
berurusan dengan pengguna, penyelenggara, dan badan penyokong dana. Kebijakan
ini akan menyatakan tujuan dari perpustakaan, memperlihatkan akuntabilitas, dan
komitmen pada tujuan-tujuan yang telah di setujui. Idealnya, pembuatan kebijakan ini
juga mengikutkan partisipasi baik dari pengguna perpustakaan dan penyelenggaranya
sehingga ini akan meningkatkan komunikasi antar perpustakaan dan penggunanya.
Kebijakan ini akan menjadi seperti sebuah kontrak dengan pengguna perpustakaan
karena kebijakan tersebut berfungsi untuk memperlihatkan apa yang pengguna
perpustakaan bisa harapkan pada koleksi perpustakaan ataupun pada pelayanan
lainnya.

4. Jaringan dan kerjasama


Sebuah perpustakaan tidak akan bisa memenuhi semua kebutuhan penggunanya.
Perpustakaan-perpustakaan sebaiknya berkumpul bersama dalam sebuah kerja sama,
aliansi, ataupun konsorsia. Ada baiknya antar perpustakaan tersebut saling
mengetahui apa yang menjadi koleksi di perpustakaannya masing-masing. Sebuah
kebijakan pengembangan koleksi yang tertulis akan menjadi dasar dalam melakukan
kerja sama dan berbagai sumber informasi, baik itu secara lokal, regional, nasional,
atau bahkan secara internasional.

a.4. Pembuat Kebijakan

Proses pembuatan kebijakan pengembangan koleksi dimulai oleh sekelompok


orang yang peduli dengan masa depan perpustakaannya. Mereka berdiskusi
bagaimana cara terbaik untuk mengembangkan perpustakaannya. Disamping itu
mereka juga merencanakan, mendesain, dan melaksanakan kebijakan tersebut sesuai
dengan kesepakatan yang telah disetujui, sehingga nantinya akan tercipta layanan
perpustakaan yang prima dengan menggunakan anggaran dana secara bijaksana.
Futas berpendapat dalam pembuatan kebijakan atau perencanaan sebaiknya
memperhatikan hal-hal berikut:

1. Merumuskan hal-hal yang perlu untuk dilakukan dan diselesaikan oleh tim
perencanaan.
2. Mengumpulkan berbagai jenis informasi dan dengan jumlah yang tepat pula untuk
mendukung pembuatan keputusan.
3. Memformulasikan dan menuliskan kebijakan yang telah disepakati bersama.
4. Menentukan langkah selanjutnya setelah kebijakan itu dibuat atau dengan kata lain
melaksanakannya dan mengambil manfaat dari kebijakan yang telah dibuat.

a.5. Isi Kebijakan Pengembangan Koleksi

12
Isi kebijakan pengembangan koleksi diawali dengan penjelasan singkat tentang
misi perpustakaan dan sasaran yang ingin dicapai deskripsi masyarakat yang ingin
dilayani kemudian dilanjutkan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Penjelasan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas pengelolaan perpustakaan


dan siapa yang diberi wewenang untuk seleksi.

2. Metode pemilihan, pengaturan anggaran, komposisi masyarakat yang dilayani dan


informasi berupa :
a. Pedoman dan kriteria seleksi,
b. Daftar timbagan buku (riview) tipe timbangan buku yang digumakan untuk seleksi.

3. Masalah-masalah khusus didaftarkan dengan terperinci, misalnya jenis bahan


pustaka yang tidak dikoleksi, berapa kopi dari satu judul, penjilidan, penggantian
buku atau bahan pustaka yang hilang.

4. Penjelaskan mengenai komposisi koleksi yang akan dikembangkan dibagi atas


subjek dan keterangan mengenai prioritas. Tiap bidang subyek disarankan untuk
terperinci sebagai berikut:
a. Tingkat kedalaman, yaitu koleksi yang sudah ada, penambahan yang sedang
berjalan, penambahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan program.
b. Bahasa
c. Cakupan priode kronologis.
d. Format yang dibeli/tidak dibeli.
e. Siapa yang bertanggung jawab atas seleksi.
5. Bahan pustaka yang berbahasa asing.

6. Jenis bahan pustaka berserta definisi tiap jenis dan kategorinya, keterangan masa
yang dibeli, mana yang tidak, dan pentingnya bahan pustaka tersebut bagi koleksi atau
pemakai.

7. Hadiah dan cara penagananya.

8. Pinjam antar perpustakaan, jaringan dan bentuk kerjasama lain yang berpengaruh
terhadap perkembagan koleksi.

9. Kriteria dan tata cara penyiangan.

10. Sikap perpustakan terhadap sensor dan masalah lain yang berkaiitan dengan
intellectual freedom.

a.6. Unsur-unsur Kebijakan Pengembangan Koleksi

Untuk melaksanakan pengembangan koleksi perpustakaan secara terarah perlu


ada ketentuan yang jelas sebagai pegangangan bagi selektor. Terlebih dulu disebutkan

13
tugas dan tujuan perpustakaan yang bersangkutan. Oleh karena itu disusun kebijaikan
yang isinya menyebutkan mengenai prioritas, penolakan, persetujuan atas bahan
pustaka yang dipilih. Kebijakan ini dinilai sangat berguna dalam menentukan
kebijakan ini. Kebijakan dibuat sebaiknya tertulis sehingga klau timbul masalah dapat
dirujuk kembali pada kebijakan yang sudah ditetapkan itu. Hal-hal yang perlu di
pertimbangkan dalam membuat kebijakan diantaranya sebagai berikut:
1. Program lembaga induk perpustakaan
2. Kelompok-kelompok pengguna yang ada dalam popolasi yang dilayani
3. Kebutuhan pengguna
4. Jenis koleksi
5. Kriteria bahan pustaka
6. Jumlah eksemplar
7. Bahan-bahan pustaka yang dikoleksi.

Kewenangan merumuskan kebijakan pengembangan koleksi dipercayakan


kepada:
a. Pustakawan.
b. Wakil Sivitas Akademika.
c. Wakil Unit Penelitian dan unit lain yang terkait.

Kalau melihat ketentuan-ketentuan yang harus dicakup didalamya kebijakan


pengembangan koleksi adalah hal yang rumit untuk dikerjakan. Tapi bagai manapun
juga kebijakan ini harus dibuat oleh sebuah perpustakaan. Masalah anggaran yang
sedikit bukan hambatan perpustakaan dalam pembuatan kebijakan, agar koeksi suatu
perpustakaan tidak menyimpang dari tujuan perpustakaan didirikan. Untuk pengguna
perpustakaan umum harus bersifat terbuka, perlu banyak kewaspadaan dalam
menentukan kebijakan tersebut. Pembuatan kebijakan seharusnya tidak terlalu ketat
dann gterperinci sehingga tidak memberikan banyak ruang gerak. Sebaliknya jangann
terlalu longar pula sehingga tidak menjadi pegangan.
Pada dasarnya ada 3 unsur utama dalam kebijakan pengembangan koleksi:
1. Pernyataan kebijakan umum.
2. Pernyataan akan tingkat koleksi.
3. Pernyataan tentangberagam pokok persoalan.

1. Pernyataan Kebijakan Umum


Pernyataan ini berisikan, antara lain tentang misi perpustakaan, pernyataan yang
jelas mengenai institusional secara keseluruhan untuk perpustakaan, mengetahui
kelompok dan program utama beserta programnya, menetapkan prioritas umum yang
berkaitan dengan seleksi bahan pustaka, serta dapat juga berisikan hal yang
berhubungan antara kerjasama antar perpustakaan
Pernyataan-pernyataan seperti “sanggup melayani kebutuhan informasi dari
komunitas” memiliki nilai yang sangat kecil dan konkrit tergantung dari keseriuasan
pustakawan untuk mewujudkanya. Faktor-faktor yang seharunya ada dalam kebijakan
umum diantaranya sebagai berikut:
a. Deskripsi umum secara singkat dari komunitas layanan (kota, negara, sekolah atau
bisnis).

14
b. Identifikasi khusus untuk pelayanan para langganan.
c. Sebuah pernyataan umum berkenaan dengan parameter dari koleksi.
d. Deskripsi terperinci dari jenis-jenis program atau pola kebutuhan yang harus
dipenuhi oleh koleksi.

a. Kebijakan seleksi
Kebijakan ini berisi pernyataan prosedur pelaksanaan seleksi, alat bantu yang
akan digunakan, serta metode yang harus diikuti dalam menentukan buku , jurnal dan
bahan pustaka lainya yang akan dijadikan seleksi. Didalam pedoman prosedur
pelaksanaan, seleksi ini perlu mencantumkan siapa yang bertanggung jawab untuk
menentukan bahan pustaka yang perlu dibeli dan juga kriteria yang diipakai untuk
mengevaluasi materi tersebut.
Terdapat beberapa asas yang perlu dipertimbangkan dalam seleksi bahan pustaka
yaitu:
1. Wibawa penulis buku dan pentingnya buku untuk pemustaka/pengguna.
2. Isi bahan pustaka cukup bermakna bagi pengembangan pengetahuan pengguna.
3. Bahasa bahan pustaka.
4. Kwalitas bahan pustaka itu harus memadai.
5. Harga bahan pustaka itu pantas, dibandingkan dengan penggunanya.
6. Bahasa yang digunakan baik dan di kuasai oleh pengguna.
7. Terbitan yang baru memdapat prioritas utama di bandigkan dengan terbitan lama.
8. Bahan pustaka renik.
9. Setiap bahan pustaka rujukan.
10. Semua buku diadakan dalam jumlah eksemplar terbatas.
11. Mediabahan pustaka dipilih sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Beberapa pertimbangan dalam seleksi bahan pustaka rujukan adalah sebagai


berikut:
1. Apakah susunan bahan pustaka cukup sistematis sehingga mudah dalam
penggunaanya
2. Macam entri yang digunakan
3. Apakah bahan rujukan itu dilengkapi dengan indeks
4. Kelengkapan dan ketelitian rujukan
5. Kualitas terbitan yang cukup baik
6. Kepakaran penyusun harus diteliti
7. Untuk rujukan luar negeri harus di teliti apakan relevan dengan kondisi dan situasi
yang ada di indonesia

b. Kebijakan pengadaan
Kebijakan lainya yang cukup penting adalah kebijakan pengadaan yang berisi
prosedur yang harus dipakai dalam memperoleh bahan pustaka, termasuk membuat
format pemesanan ,daftar agen yang akan diajak, untuk mengadakan berbagai macam
bahan pustaka, prosedur yang akan digunakan dalam memperlakukan preformed
invoice, dan menentukan bahan pustaka akan dtempatkan dimana, apabila ada
beberapa perpustakaan di instansi tersebut misalnya:
Cara memperoleh bahan pustaka adalah berikut ini:

15
1. Pembelian
Pembelian buku dapat dilakukan ditoko lokal, baik buku terbitan lokal atau luar
negeri. Namun buku-buku dari luar negeri sangat terbatas. Perpustakaan dapat
memesan judul buku yang diinginkan pada toko buku tertentu atau pada agen baik
yang ada di dalam negeri ataupun luar negeri. Sekarang ini penerbit luar negeri juga
melayani pembelian dari perpustakaan secara langsung. Masalah dengan pembelian
dari luar negeri adalah adminitrasi pertanggung jawabanya kepada bagian keuangan
lembaganya teruama bagi sebagian besar instansinya. Selain itu pembelian buku juga
bisa dilakukan melalui internet. Contohnya untuk melanggan majalah ilmiah (jurnal)
biasanya perpustakaan harus menghubungi penerbit jurnal tersebut baik untuk terbitan
lokal maupun luar negeri.

2. Pertukaran
Tambahan bahan pustaka dapat diperoleh melalui pertukaran bahan pustaka
antara perpustakaan satu dengan yang lain atau dengan perpustakaan yang ada di
salah satu instansi. Perpustakaan harus menghubungi lembaga-lembaga, perguruan
tinggi, organisai yang berjalan dibidang ilmu yang sejalan dengan ilmu yang di
kembangkan untuk diajak bekerja sama dalam pertukaran bahan pustaka.

3. Hadiah
Perpustakkan dapat memperoleh bahan pustaka yang diberikan sebagai hadian
karena dengan adanya hadiah berarti perpustakaan dapat menghemat biaya
pengeluaran. Hadih baru dapat diterima bila memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan oleh perpustakaan. Yaitu apakah bidang ilmu dari koleksi yang diterima
sesuai dengan bidang ilmu yang sedang dikembangkan perpustakaan tersebut atau
tidak.

2. Pernyataan akan tingkat koleksi


Berisikan daftar secara terperinci tentang bidang ilmu yang dikembangkan
perpustakan dan keadaan koleksi saat itu, serta format informasai yang dikoleksi.
Selain itu, menyatakan bidang ilmu apa yang kuat dan bidang ilmu apa yang lemah
koleksinya sehingga perlu di kembangkan. Perlu di cantumkan bagaimana keadaan
koleksi yang di inginkan di masa yang akan datang. Pada bagian ini banyak pekerjaan
pustakawan pada pengembangan koleksi harus berbicara dengan pengguna mengenai
bidang-bidang subjek yang dibutuhkan kemudian merumuskan pembicaraan tersebut.
Semua pekerjaan ini dilakukan dengan sasaran pencapaian keseimbangan subjek yang
tepat dan pemasokan kebutuhan informasi dari komunitas yang dilayani. Berikut ini
adalah kategori utama :
a. Pengguna
• Orang dewasa
• Remaja
• Anak-anak usia sekolah
• Anak-anak prasekolah
• Penyadang cacat
• Dosen/guru
• Peneliti

16
• Pegawai
• Mahasiswa
• Alumni

b. Format
• Buku
• Terbitan berkala
• Surat kabar
• Bentuk-bentuuk mikro
• Slide
• Film dan vidio
• Foto-foto
• Rekaman audio
• Sumber daya online
• Brosur
• Dokumen pemerintah
• Peta
• CD-ROM dan laser disc
• Perangkat lunak

3. Pernyataan Beragam Pokok Persoalan


Bagian dari pernyataan kebijakan pengembangan koleksi ini berisi tentag
perlakuan terhadap bahan pustaka yang diterima sebagai hadiah, penyiangan
(weeding), evaluasi terhadap pengembangan koleksi, masalah protes dan keluhan,
serta sensor. Semua itu penting karena kberkaitan dengan pengembangan koleksi.

a. Hadiah
Peraturan yang sangat penting dalam penerimaan bahan pustakan yang berbentuk
hadiah adalah jangan tambahkan bahan pustakayang diterima melalui hadiah kedalam
koleksi, kecuali sangat diperlukan oleh pengguna dan perpustakaan yang seharusnya
membeli bahan itu. Jangan lah menambah bahan pustaka hanya karna diiperoleh
dengan gratis. Jika bahan pustaka itu tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna maka
akan menimbulkan masalah dalam penyiangan.
Kebijakan tertulis mengenai hadiah haruslah jelas menyatakan apakah
perpustakaan hanya dapat menerima bahan koleksi sesui dengan kebuuhan pengguna
dan apakah perpustakaan boleh materi yang tidak di inginkan oleh pemustaka dengan
perpustakaanmenerima koleksi pribadi dan menempatkan di lokasi berbeda jika
donornya menyediakan dana. Hadiah dan sumbangan uang adalah sarana yang baik
dalam pengembagan koleksi, namun perpustakaan harus memberikan kebebasan
dalam menggunakan semua itu.

b. Penyiangan
Penyiangan itu berbeda dari perpustakkan satu ke perpustakaan lain, tapi semua
perpustakaan akan menghadapi masalah penyiangan. Bahkan perpustakaan besar pun
akan memutuskan koleksi tertentu disimpan di tempat yang memiliki fasilitas untuk
mengaksesnya lebih tidak memadai, misalnya di lantai lebih atas lagi atau bahkan

17
digudang. Kebijakan ini berkitan dengan siapa yang melakuakan, kriteria ruang
lingkup, frekuensi, tujuan dari program tersebut.
Penyiangan menjelaskan kriteria koleksi yang akan masuk dalam proses penyiangan.
Dengan adanya pernyataan ini akan membantu menghindari perpustakaan dari
keluhan atau protes yang datang dari pengguna perpustakaan yang menanyakan
koleksi.
Sekarang ini penyiangan sangat berkaitan dengan terbitan berkala, belum
menyentuh materi lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi berapa banyak duplikat
yang harus dibelli dan berapa lama penyianganya di koleksi adalah lamanya masa
laris buku itu, jumlah pembaca yang berminat, sifat dari pemanfaatan buku tersebut,
dan kondisi keuangan perpustakaan.

c. Evaluasi koleksi
Evaluasi sangatlah penting dalam pengembangan koleksi. Kebijakan tersebut
harus menunjukan apakah prosese tersebut digunakan untuk masalah internal, seperti
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan koleksi ataukah untuk tujuan-tujuan
perbandingan atau mungkin untuk meninjau kinerja para pemilih bahan pustaka.
Dalam kebijakan ini perlu ditentukan metode evaluasi koleksi yang dianggap cocok
dengan situasi dan kondisi perpustakaan yang bersangkutan.

d. Masalah protes dan keluhan serta sensor


Setiap perpustakaan pasti akan menghadapi masalah protes atau keluhan tentang
mengapa koleksi tertentu ada di koleksi dan materi yang lain tidak ada di koleksi.
Masalah utama yang berkaitan dengan pertanyaan apa saja yang ada di koleksi, dan
pertanyaan membatasi koleksi pada bidang-bidang tertentu. Tanpa kebijakan yang
jelas, pustakawan akan menjawab tidak tepat atau berubah-ubah dari waktu ke waktu
dan para penanya yang berbeda sehingga kredibilitas pustakawan dalam
mengembangkan koleksi bisa diragukan oleh pengguna dan pendonor.

e. Penggembangan koleksi bersama


Seperti yang telah diketahui di era informasi telah tetjadi eledakan informasi ,
dimana didunia ini sudah beredar bannyak publikasi sehingga tidak dapat diketahui
berapa banyak publikasi yang beredar di pihak lain, di berbagai negara-negara apalagi
di negara berkembang ekonomi negara semakin terasa sulit. Hal itu berakibat terhadap
pembiayaan terhadap perpustakaan. Untuk mensiasati keadaan tersebut, sudah lama
pustakawan-pustakawan melakukan pengembangan koleksi.
Pada dasarnya ada 3 konsep dalam pengembangan koleksi diantaranya adalah:

1. Pengembangan koleksi bersama, yaitu sebuah mekanisme dimana dua atau lebih
perpustakaan mengadakan perjanjian dimana setiap perpustakaan mempunyai
tanggung jawab dalam mengembangkan koleksi dalam ilmu tertentu, dan mereka
akan saling meminjamkan koleksi tersebut dengan gratis.
2. Pengembangan tekoordinasi. Dalam pengembangan ini suatu perpustakaan
mengadakan perjanjian membeli bahan pustaka atau bersama-sama menanggung
biaya tersebut

18
3. Pengadaan bersama adalah dimana setiap anggota memasukan pesanan bersama
suatu produk atau jasa, dan setiap anggota menerima produk atau jasa itu.

Ketiga konsep itu biasanya akan menuju pada pengguanaan bersama koleksi
antara anggota. Dampak lain adalah perlunya para anggota yang berkerja sama untuk
mempunyai katalog yang dapat saling di akses. Dalam pengembangan koleksi
bersama ini setiap anggota memiliki asumsi bahwa anggota-anggota yang lain telah
berusaha semaksimum untuk saling mengisi dalam melayani pengguna akan
meningkatkan adanya kerja sama ini.
Ada enam keuntungan yang bisa diperoleh dalam kerja sama pengembangan
koleksi adalah:
a. Meningkatkan akses pengguna terhadap bahan pustaka yang lebih beragam dan
yanng lebih mendalam untuk subjek tertentu karena adanya pembgian subjek itu
sehingga fokus dalam subjek tersebut.
b. Melebarkan sumber daya yang terbatas
c. Adanya pembagian tugas dalam pengembangan koleksi pada subjek tertentu bisa
mengurangi kepusingan pustakawan
d. Pembagian dalam pengembagan koleksi akan mengurangi duplikasi kepemilikan
bahan pustaka
e. Akan menambah keutungan bagi pengguna tanpa mendatangi banyak perpustakaan
f. Para anggota dapat saling memecahkan masalah yang dihadapi karena adanya
pertukaran informasi dapat berjalan lancar.

Dengan adanya konsep perpustakaan digital ini maka pengguna bersama koleksi
akan lebih mudah. Perpustakaan tidak dipusingkan lagi degan kemungkinan hilangnya
bahan pustaka yang di pinjam dari perpustakaan lain karena sudah terhubung
langsung dengan internet. Namun dengan koleksi digital yang di akses melalui
internet mengakibatkan akses ke internet akan sangat tinggi, karena di nilai sangat
murah dan mudah.

19
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perpustakaan merupakan sarana yang penting dalam program pendidikan dan
pengajaran. Dimana kepala sekolah, kepala perpustakaan dan pihak terkait memegang
peranan yang sangat penting atas keberhasilan perpustakaan sekolah. Pustakawan
sebagai roda penggerak dituntut berdedikasi tinggi serta penuh pengabdian dalam
bertugas untuk meningkatkan peran serta perpustakaan sekolah. Dengan kemajuan
teknologi pustakawan harus meningkatkan kualitas serta kepekaannya terhadap
kemajuan–kemajuan yang ada hubungannya dengan perkembangan serta peningkatan
pelayanan. Anggaran merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan suatu perpustakaan.
Untuk mewujudkan kondisi perpustakaan sesuai dengan fungsi dan peranannya
maka perpustakaan sekolah sebisa mungkin dirubah sistemoperasionalnya dari
perpustakaan manul/tradisional menjadi perpustakaan yang berbasis pada teknologi
informasi dan komunikasi. Denganmenerapkan teknologi informasi dan komunikasi
diharapkan setiap perpustakaan secara bertahap dapat mengejar ketinggalannya dari
perpustakaan-perpustakaan yang lebih maju dan lebih modern serta dapat
mengoptimalkan fungsi perpustakaan bagisekolah itu sendiri.
Selain hal tersebut diperlukan suatu manajemen pengelolaan yang sesuai dengan
standar internasional dalam mengelola perpustakaan, karena tanpa manajemen yang
baik pekerjaan tidak akan berjalan sesuai dengan apa yangdiharapkan.Seiring dengan
semakin banyak ditemukannya penemuan dan pengetahuan baru yang juga
mempengaruhi pola pikir dan kebiasaan siswa.

B. SARAN
Seorang pustakawan yang ditugaskan di bidang pengembangan koleksi harus
diberi pengetahuan dasar tentang pengembangan koleksi. Pengetahuan dasar tentang
pengembangan koleksi sangat penting karena berkaitan dengan koleksi yang akan
dibangun, siapa yang melaksanakannya dan bagaimana proses dalam pengembangan
koleksi.
Jika pengetahuan dasar tentang pengembangan koleksi sudah dipahami,
diharapkan bisa mengetahui tujuan perpustakaan dan siapa pemakainya. Di samping
itu, pustakawan juga perlu mengenal dan mengetahui organisasi dalam pelaksanaan
kegiatan pengembangan koleksi, ruang lingkup kegiatan pengembangan koleksi,
mengenal berbagai jenis perpustakaan, tujuan perpustakaan, dan jenis-jenis bahan
pustaka, serta mengetahui rangkaian distribusi bahan pustaka.

20
Sehingga, perpustakaan yang dikelolanya bisa lebih maju dan memenuhi
kebutuhan informasi bagi masyarakat pengguna karena mempunyai sumber daya
pustakawan yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

https://lailasunartoblogwordpress.wordpress.com/2017/06/06/kebijakan-
pengembangan-koleksi-makalah-pengembangan-koleksi/

Qalyubi, Syihabuddin et.al.(2003). Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.


Yogyakarta: JIP IAIN SKJ.

Yuyu Yulia, Janti G. Sujana.(2009). Pengembangan Koleksi. Jakarta: UT.

IFLA.(2001). Guidelines for a Collection Development Policy Usingthe Conspectus


Model. 16 September 2014

Montviloff,victor.(1990). National Information Policies: A handbook on the


formulation, approval, implementation and operation of a national policy on
information. Paris: UNESCO. 16 September 2014

Herlina. 2014. Pembinaan Dan Pengembangan Perpustakaan, Palembang : Noer Fikri.


Basuki,Sulistyo. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama

Suwarno,Wiji. (2014). Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan. Yogayakarta : Ar-Ruzz


MediaSumardji,P. (1978). Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta : Kanisius
Somadikarta, L.K. (1998). Titik akses dalam organisasi informasi di perpustakaan.
Jakarta : FS-UI.

21

Anda mungkin juga menyukai