Anda di halaman 1dari 2

Nama : Andi Irwan Firdauzy

NIM : 40400122091
Kelas : 2 AP3

Artikel yang Berkaitan tentang Kepribadian Manusia dalam Pendekatan


Psikologi, Agama dan Budaya

Kepribadian manusia dalam pendekatan Psikologi dan Agama


Judul jurnal : Pendekatan Psikologi dalam Studi Islam
Link : https://core.ac.uk/download/pdf/285985581.pdf

Kesimpulan :
Psikologi Islami memandang bahwa manusia selalu dalam proses berhubungan
dengan alam, manusia, dan Tuhan. Hubungan manusia dengan alam sangat diperlukan untuk
menghargai dan menghormati terhadap ciptaannya sehingga manusia mampu menjaga
lingkungan yang baik. Sedangkan hubungan manusia dengan sesamanya yaitu menjaga dan
melindungi harga dan martabat sebagai manusia, karena manusia diciptakan sama, maka
sikap dan tindakan jangan sampai mengakibatkan perpecahan dan permusuhan. Sementara
manusia dengan Tuhan tiada lain untuk menciptakan hubungan penghambaan yang baik,
karena manusia diciptakan oleh Allah Swt dengan penuh kasih sayang.
Dalam pandangan psikologis humanistik, manusia mempunyai potensi untuk berbuat
baik dari aspek kemauan, kebebasan, perasaan, dan pikiran untuk mengungkap makna hidup
dengan berdasarkan nilai-nilai ketauhidan sehingga manusia mampu mengembangkan potensi
dan kualitas hidup yang Islami. Oleh karena itu, konsep tersebut mengintegrasikan hubungan
piramida antara nafsu, akal, dan hati ke dalam konteks psikologis manusia dengan
berdasarkan pada ajaran-ajaran wahyu. Hubungan konsep psikologis humanistik tersebut,
akan melahirkan kreatifitas hidup sebagaimana yang telah dipesankan Tuhan dalam al-Qur'an
yaitu semangat untuk berpikir, kemauan berbuat kebaikan dan menciptakan nilai-nilai
spritualitas yang tinggi demi kualitas hidup manusia secara universal.
Ajaran tauhid yang merupakan ajaran yang paling mendasar dan penting dari Islam
dapat dirasakan oleh siapapun. Dengan demikian, penegasan terhadap kenyataan diri yang
sesungguhnya bahwa penguasa segala sesuatu adalah satu, namun tidak semata berarti suatu
bilangan. Ke-Esa-an Allah Swt di luar bilangan, ini untuk menjelaskan atas keistimewaan-
Nya. Ke-Esa-an Allah Swt akan terwujud dalam dunia sekeliling manusia, dalam
keharmonisan, keteraturan, dan keindahan ciptaannya tanpa adanya sekat yeng memisahkan.
Kepribadian manusia dalam pendekatan Psikologi dan Budaya
Judul jurnal : Kepribadian dan Agresivitas dalam Berbagai Budaya
Link : https://journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/viewFile/10573/7968
Kesimpulan :
Budaya Siri' na pesse pada masyarakat Bugis Makassar Kata siri' na pesse' merupakan
dua kata yang berlawanan tetapi pada dasarnya saling melengkapi yang oposisinya
diperlihatkan dalam aplikasi kehidupan sehari-hari. Kekuatan siri' na pesse' menjadi baku
dalam kebudayaan Bugis Makassar secara faktual (imbasadi.com). Semua peristiwa, seperti
konflik, perang, kedamaian, dan cinta merupakan kekuatan yang tidak tampak dan tidak
semuanya bisa dibahasakan pada kehidupan masyarakat Bugis-Makassar. Siri' dipandang
sebagai rasa malu dan harga diri. Pandangan tersebut menyebabkan masyarakat Bugis-
Makassar tumbuh menjadi sangat individual. Pandangan pesse merupakan hal yang berkaitan
dengan kecerdasan emosi untuk turut merasakan kepedihan atau kesusahan individu dalam
kelompok. Hal tersebut dapat dilihat ketika keluarga ataupun kelompoknya sedang dalam
kondisi sulit, menderita, ataupun mengalami penganiayaan oleh pihak luar, maka pandangan
pesse yang berbicara yang merupakan bentuk rasa cinta, sedih, perih, kesetiakawanan
terhadap keluarga ataupun kelompok. Nyawapun akan menjadi taruhannya demi membela
keluarga. Salah satu kalimat yang dikutip, yaitu "nakko teani temmakku, siri' na naranreng,
nyawae mani tu assukerenna, artinya bahwa jika memang sudah tidak ada jalan lain, siri'
harus ditegakkan maka nyawalah taruhannya.
Budaya dan Kepribadian, Perkembangan kepribadian merupakan hasil dari interaksi
antara faktor bawaan dan lingkungan (Castillo, 1997). Lebih lanjut dijelaskan bahwa setiap
individu belajar tentang bahasa, sistem kepercayaan, aturan-aturan dalam lingkungan sosial,
dan perilaku yang sesuai dengan aturan atau norma yang terdapat dalam suatu wilayah. Salah
satu konsep yang berhubungan dengan studi mental illness pada penelitian kepribadian secara
antropologi adalah perbedaan antara struktur kepribadian sosiosentrisme dan egosentrisme.
Dalam psikologi lintas budaya, perbedaan tersebut biasanya dihubungkan sebagai
kolektivisme versus individualisme. Kepribadian sosiosentrisme merupakan sebuah struktur
kepribadian dimana pusat identitas berada pada kelompok atau masyarakat. Individu yang
berada pada kelompok tersebut terbentuk dari identitas primer yang berasal dari anggota
kelompok dalam masyarakat yang pada akhirnya akan membentuk satu kesatuan. Struktur
kepribadian egosentrisme merupakan identitas kepribadian yang berpusat pada diri individu
sendiri. Individu memandang dirinya sendiri dengan beberapa pilihan, keinginan, dan
kebenaran secara personal. Egosentrisme dan sosiosentrisme memegang peranan penting
dalam perkembangan kepribadian dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan satu sama
lain, baik secara kelompok maupun untuk kepentingan diri

Anda mungkin juga menyukai