Anda di halaman 1dari 9

PEMAHAMAN TENTANG AKHLAK

Rahma Ayu Karmila, Widiarti Permana Sari, Wildan Ahmad


Prodi Studi Pendidikan Agama Islam,Fakultas Agama Islam
Universitas Singaperbangsa Karawang 2023
mayuuu2005@gmail.com, widiartipermanasari@gmail.com,
wildanahmad603@gmail.com
Dosen Pengampu :
Dr.Achmad Junaedi Sitika, S.Pd.I,M.Pd
Email: achmad.junaedi@staff.unsika.ac.id

Abstrak
Akhlak itu peranan yang sangat penting bagi kehidupan kita sehari-hari. Di
dalam kaitan ini, peran pen didikan agama Islam di kalangan umat Islam termasuk
dalam kategori perwujudan cita-cita hidup Islam dalam melestarikan dan mens
transformasikan nilai-nilai Islam bagi generasi penerus. Kata “akhlak” berasal dari
bahasa Arab, jamak dari ‫( خلق‬khulqun) yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat. Kebiasaan atau kelaziman dan keteraturan. Keluhuran akhlak merupakan unsur yang
sangat penting dalam perjanjian Islam. Dalam syariat Islam, akhlak yang baik
merupakan wujud ibadah. Begitu pula dengan shalat mengandung nilai-nilai moral.15
Untuk mencapai kesempurnaan dalam hidup diperlukan karakter yang Islami, yang
meliputi kejujuran, kejujuran, menjunjung tinggi keyakinan, menepati janji, tawadhu.
(kerendahan hati), berbakti kepada orang tua, menjaga silaturahmi, baik hati kepada
tetangga, menghormati tamu, kemurahan hati dan amal, sopan santun dan sabar,
rukun dengan orang lain, malu bila berbuat salah, menyayangi, berlaku adil dan
menjaga hubungan pribadi. Kemurnian. bahwa kita perlu memiliki sifat-sifat mulia ini.

Abstrac
Morals play a very important role in our daily lives. In this connection, the role of the
pen in educating the Islamic religion among Muslims is included in the category of
accelerating the ideals of Islamic life in preserving and transforming Islamic values for
future generations. The word "morals" comes from Arabic, the plural of ‫( خلق‬khulqun)
which means character, temperament, behavior or character. Habit or custom and
regularity. Moral nobility is a very important element in the Islamic covenant. In Islamic
law, good morals are a form of worship. Likewise, prayer contains moral values.15 To
achieve perfection in life, Islamic character is needed, which includes honesty,
truthfulness, upholding beliefs, keeping promises, tawadhu. (humility), filial piety to
parents, maintaining relationships, being kind to neighbors, respecting guests,
generosity and charity, politeness and patience, getting along well with other people,
being ashamed when making mistakes, loving, acting fairly and maintaining personal
relationships. Purity. that we need to have these noble qualities.

Pendahuluan

Akhlak itu peranan yang sangat penting bagi kehidupan kita sehari-hari. Di dalam
kaitan ini, peran pen didikan agama Islam di kalangan umat Islam termasuk dalam
kategori perwujudan cita-cita hidup Islam dalam melestarikan dan mens
transformasikan nilai-nilai Islam bagi generasi penerus. Etika yang langsung terarah
lahir dari moralitas yang berpedoman pada naungan Tuhan. Untuk itu nilai-nilai Islam
yang dibentuk menjadi budaya keagamaan, bekerja dan berkembang seiring
berjalannya waktu dalam masyarakat. Karena pendidikan yang mengarah pada
pembinaan akhlak sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik dalam
pembelajaran formal, informal dan non formal.

Dalam fenomena kehidupan bermasyarakat, wajar jika setiap anggota masyarakat


menyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan keadaan hatinya yang sebenarnya yang
menyesuaikannya dengan keadaan lingkungan di mana ia berada. Peran yang paling
cocok adalah ketika ia dapat memainkan beberapa peran, bergantian, ia harus mampu
berperan sebagai individu dan juga sebagai anggota masyarakat. Keberhasilan manusia
dalam menyelaraskan. Optimalnya, yaitu peran individu dan peran sosial telah
mencapai tingkat ”matang” atau “dewasa”. Matang atau dewasa arti sosial tidak
diukur berdasarkan usia dan tinggi badan, tetapi dilihat dari “tingkat pemikirannya”.
Pengalaman menunjukkan bahwa ada orang yang tingkat usianya tinggi, namun cara
berpikirnya sangat kekanak-kanakan. Sebaliknya, ada pula orang-orang usianya
tergolong muda namun sudah matang dalam berpikir.

Kekuatan batin seseorang dapat terbentuk bila dibarengi dengan kekuatan keimanan
yang terpancar dari cahaya Ilahi. Hidup tidak ada suka dan dukanya, sehingga dengan
jiwa yang murni, seseorang akan menghadapinya dengan tenang sepenuhnya. Orang
yang hatinya dipenuhi keyakinan spritual yang kuat akan menciptakan kedamaian dan
selanjutnya akan mencapai kebahagiaan dan keharmonisan. Jika tidak ada
keseimbangan antara materi dan ruh maka akan menimbulkan guncangan pada jiwa,
karena materi merupakan unsur jasmani dan ruh merupakan unsur batin. Sedangkan
keduanya tidak dapat dipisahkan ingin memperoleh kekuatan dan kekuasaan.

Ada cerita Dr. Husain Haikal Pasha, salah satunya para intelektual muslim Mesir yang
telah melakukan pemikiran material dengan menggunakan akal sebebas mungkin,
dimasa tuanya merasakan bahwa kehidupan material harus diimbangi dengan
spritualitas. Maka dia pergi ke mekkah pada rukun Islam kelima (haji) dan lahirlah
buku terkenal Fimanzilli al-Wahyu (tentang tempat turunnya wahyu). Dan di bab
terakhir bukunya, ia menulis tentang kebutuhan manusia untuk menyeimbangkan
kehidupan material dan kehidupan spritual. 4 Hal inilah yang menjadikan penting
adanya buku panduan mata kuliah tasawuf.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak, Moral dan Etika


1. Pengertian Akhlak

Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari ‫( خلق‬khulqun) yang artinya budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kebiasaan atau kelaziman dan keteraturan. Kata
tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan ‫( خل ق‬khulqun) yang berarti
kelajadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq ‫( خالق‬khaaliqun) yang berarti pencipta
demikian dengan ‫ مخلوق‬yang artinya “yang diciptakan”.
Secara terminologis, arti moralitas adalah perbuatan terkait dengan tiga faktor yang sangat
penting, yaitu :
1. Kognisi (kognitif), yaitu pengeetahuan dasar manusia melalui potensi
intelektual.
2. Emosi (Afektif), khususnya pengembangan potensi spritual manusia melalui
upaya menganalisis berbagai peristiwa merupakan bagian dari perkembangan
ilmu pengetahuan.
3. Psikomotorik, yaitu pelaksaan pemahaman rasional ke dalam bentuk perbuatan
yang konkret

Dalam ajaran Islam, Akhlak menempati posisi khusus dan sangat penting. Di dalam
Al-Quran saja, terdapat sekitar 1.500 ayat tentang Akhlak, dua setengah kali lebih
banyak dari ayat-ayat hukum, baik teoritis maupun praktis. Belum lagi hadist Nabi,
baik perkataan maupun perbuatan, yang memberikan pedoman akhlak mulia dalam
setiap aspek kehidpan. Akhlak dalam Islam bukanlah moralitas yang bermasyarakat
dan situasional, tetapi akhlak yang benar memiliki nilai yang mutlak. Nilai-nilai baik
dan buruk, terpuji dan hina berlaku disegala zaman dan tempat dalam segala aspek
kehidupan. Kejujuran terhadap umat Islam lainnya. Keadilan harus dihormati, bahkan
untuk diri sendiri dan keluarga.

2. Pengertian Etika

Etika
Secara kebahasaan, kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti
watak, kesusilaan, atau adat. Dalam Encyclopedia Britanica disebutkan bahwa etika
berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti karakter dan studi yang sistematis
tentang pengertian dan hakikat nilai baik dan buruk, salah dan benar, seharusnya dan
tidak sepantasnya, serta prinsip umum yang membenarkan kita melakukan atau
menggunakan sesuatu. Etika juga disebut filsafat moral. Sementara itu, di dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang
asas-asas akhlak.

Dalam bahasa Belanda ethica berarti ilmu moral atau etika; ethisch berarti segala
sesuatu yang berhubungan dengan moral; sedangkan etiquette adalah tata tertib dalam
pergaulan. Adapun pengertian etika menurut istilah dapat dipaparkan sebagai berikut:
menurut Ahmad Amin, “Etika adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti baik
dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan
tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam tindakan mereka dan menunjukkan
jalannya melakukan apa yang seharusnya dilakukan manusia. » Menurut hadis Ahmad
Amin, Soegarda Poerbakawatja, definisi: “Etika adalah suatu filsafat nilai, suatu
pengetahuan tentang nilai, suatu ilmu yang mempelajari nilai-nilai, ilmu mempelajari
nilai dan etika baik dan jahat.

Sementara Ki Hajar Dewantara mendukung bahwa “Etika adalah ilmu yang


mempelajari segala persoalan benar dan salah dalam kehidupan manusia, khususnya
yang berkaitan dengan gerak pikiran dan perasaan yang sesuai dengan tujuannya yaitu
berupa tindakan.

Sedangkan menurut Nurcholish Madjid, konsep moralitas bukan sekedar soal


kesantunan tetapi juga pemahaman dasarnya sebagai suatu konsep dan ajaran
komprehensif, menjadi landasan cara pandang hidup tentang baik dan jahat, benar dan
salah, mencakup seluruh pandangan dunia dan gaya hidup.

3. Pengertian Moral

Secara linguistik, moralitas berasal dari ekspresi linguistik Bahasa Latin mores
adalah bentuk jamak dari mos, artinya kebiasaan atau adat istiadat.10 Dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa moralitas adalah penentuan benar dan
salahnya perbuatan dan tingkah laku. Istilah etika sering digunakan untuk
mendefinisikan batas-batas suatu tindakan, tingkah laku, watak, dan perilaku yang
dianggap baik, buruk, baik, buruk, layak atau tidak layak, pantas atau tidak pantas.
Yang kami maksud dengan etika dalam arti istilah ini adalah:

(1) prinsip hidup yang berkaitan dengan benar dan salah, benar dan salah;
(2) kemampuan memahami perbedaan antara yang baik dan yang jahat;

(3) ajaran atau gambaran perilaku yang baik.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberapa kekurangan moral.


Pertama, moral adalah ajaran atau gambaran tentang perilaku yang baik. Kedua,
moralitas berpedoman pada adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Suatu
tindakan dikatakan moral jika konsisten dengan adat istiadat yang berlaku di
masyarakat dan dapat diterima secara sosial. Ketiga, moralitas adalah penentuan batas-
batas suatu tindakan, tingkah laku, watak, perangai yang dianggap baik, buruk, baik,
buruk, patut atau tidak patut, dilakukan oleh orang lain. Disamping kita belajar
mengenai akhlak,etika,dan moral kita juga perlu mencontoh suri tauladan kita tidak
lain tidak bukan yakni Nabi Muhammad SAW. Beliaulah manusia yang mempunyai
akhlak,etika,dan moral yang paling terpuji. Maka kita selaku umatnya perlu
menjadikan nabi muhammad sebagai contoh dan suri tauladan kita

. ‫" َو ِإَّن َك َلَع َلٰى ُخ ُل ٍق َع ِظ يٍم‬Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas akhlak yang
agung." (QS Al-Qalam [68]: 4)

B. Sumber Ajaran Akhlak

Sumber Akhlak, Moral dan Etika

Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai kata akhlak, moral dan etika yang
ketiganya merupakan tingkah laku manusia, hampir sama, namun jika dilihat dari
sumbernya, ketiga kata tersebut akan berbeda. Akhlak bersumber dari agama wahyu.
Moral bersumber dari adat istiadat masyarakat. Sementara etika bersumber dari filsafat
moral dan akal pikiran. Dalam kajian ini mengarah pada konseptual akhlak Islami
dalam perspektif Al-Qur’an dan Hadits Nabawi dikomparasikan dengan materi-materi
yang sudah berkembang.

C. Objek Kajian Ilmu akhlak

Objek dari pada akhlak itu sendiri merupakan tingkah laku manusia dalam
kehidupan setiap harinya. Perbuatan atau tingkah laku tersebut selanjutnya ditentukan
kriterianya apakah baik atau buruk. Dengan demikian objek kajian ilmu akhlak
berkaitan dengan norma atau penilaian terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh
seseorang. Objek pembahasan suatu ilmu dibedakan mejadi dua bagian yaitu objek
material dan formal.

1. Objek material

Objek material suatu ilmu meliputi semua gejala-gejala umum atau hal-hal pokok
yang dipelajari atau diselidiki oleh ilmu pengetahuan tersebut. Masalah pokok yang
dipelajari oleh ilmu akhlak adalah manusia dan perbuatannya. Jadi objek material ilmu
akhlak adalah perbuatan manusia.

2. Objek formal

Objek formal suatu ilmu adalah kajian yang bersifat khusus atau spesifik dari ilmu
tersebut. Objek formal ilmu akhlak adalah perbuatan manusia ditinjau dari segi baik
dan buruk.

Berkaitan dengan perilaku manusia, maka ilmu akhlak memberikan pembelajaran


bagaimana manusia berperilaku dan bertindak sehingga ia dapat memperoleh perilaku
dan tindakan yang sesuai dengan aturan Allah. Sedangkan berkaitan dengan sifat dan
karakter, ilmu akhlak memberikan pembelajaran bagaimana menjadikan sifat dan
karakter tersebut tertanam dengan kuat dijiwa seseorang. Proses pembentukan dan
penanaman karakter itu dapat melalui pembiasaan latihan, dan keteladanan. Secara
garis besar akhlak dibagi menjadi tiga bagian :

1). Akhak yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Allah.

2). Akhlak yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia yang lain.

3). Akhlak yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan hewan, tumbuh-
tumbuhan,

dan lingkungan sekitar. Pembahasan dan penjelasan mengenai perbuatan, prilaku, sifat,
dan karakter yang harus dimiliki dan atau dihindari dinukilkan/disarikan dari ajaran-
ajaran al-Qur'an dan al- Hadits Rasulullah SAW.

D. Tujuan dan Manfaat Ilmu Akhlak

Manfaat mempelajari etika dan moralitas

Keluhuran akhlak merupakan unsur yang sangat penting dalam perjanjian


Islam. Dalam syariat Islam, akhlak yang baik merupakan wujud ibadah. Begitu pula
dengan shalat mengandung nilai-nilai moral.15 Untuk mencapai kesempurnaan dalam
hidup diperlukan karakter yang Islami, yang meliputi kejujuran, kejujuran, menjunjung
tinggi keyakinan, menepati janji, tawadhu. (kerendahan hati), berbakti kepada orang
tua, menjaga silaturahmi, baik hati kepada tetangga, menghormati tamu, kemurahan
hati dan amal, sopan santun dan sabar, rukun dengan orang lain, malu bila berbuat
salah, menyayangi, berlaku adil dan menjaga hubungan pribadi. Kemurnian. bahwa
kita perlu memiliki sifat-sifat mulia ini.

Dengan memperhatikan urgensifitas kajian akhlak karimah dalam kehidupan, maka


kita kembali kepada Al-Qur’an karena dasar-dasar pijakan dalam berakhlak itu dengan
nash-nash Qur’ani.Demikian juga sosok figur yang menjadi panutan adalah Nabi
Muhammad SAW. Dan ditegaskan bahwa akhlak Rasulullah SAW itu tercermin dalam
Al-Qur’an.

Menurut Syekh Muhammad al-Ghazali, apakah kita ini? membuktikan bahwa saat ini
umat Islam membaca Al-Quran hanya karena mengharap keberkahan tanpa analisa
kritis dan penghayatan mendalam terhadap makna apa yang melatarbelakangi
pernyataan-pernyataan dalam ayat-ayat Al-Quran. Dari manakah kita dapat
mengambil pelajaran jika kita tidak menghayati makna mendalam dari ayat tersebut,
atau setidaknya memahami tujuan dijadikannya pedoman yang pada prinsipnya
dibutuhkan oleh umat Islam baik secara individu maupun masyarakat? Dari kesadaran
seperti ini, umat Islam akan mampu mengisi kesenjangan dalam peran kemanusiaan
mereka, serta membimbing mereka menuju jalan yang baik.

Sifat-sifat yang terpuji, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran adalah jati diri hamba
Allah SWT pada umat ini. Mereka harus menerima panggilan Allah melalui ayat-ayat
Al-Quran, mendengarkan dan bersaksi, yang pada gilirannya menjadi titik awal
gerakan mereka.

E. Persamaan dan perbedaan etika, moralitas dan standar

1. Persamaan
Ada beberapa persamaan antara etika, moral, nilai dan standar yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, etika, moral, nilai, dan norma mengacu pada ajaran atau gambaran tentang
perbuatan, perilaku, sifat, dan perangai yang baik.

Kedua, etika, nilai, dan standar moral adalah asas atau kaidah hidup manusia yang
dapat diukur harkat dan martabat manusia. Semakin tinggi etika, moral, nilai dan
standar seseorang, maka semakin tinggi pula harkat dan martabat kemanusiaannya,
begitu pula sebaliknya.

Ketiga, etika, moral, nilai-nilai, dan standar-standar yang dimiliki seseorang atau
sekelompok orang bukan sekadar faktor genetik yang bersifat tetap, statis, dan
permanen, melainkan merupakan potensi positif yang dimiliki setiap individu, setiap
orang memilikinya. Untuk mengembangkan dan mewujudkan potensi positif tersebut
diperlukan pendidikan, kebiasaan dan teladan, serta dukungan lingkungan dari
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat secara berkesinambungan dan
berkesinambungan dengan tingkat konsistensi dan koherensi yang tinggi.
2. Perbedaan

Dalam banyak hal, moralitas dan etika berbeda. Pertama, dalam pembahasan
etika, untuk menentukan nilai baik atau buruknya perbuatan manusia, dijadikan acuan
akar pemikiran atau rasio, sedangkan dalam pembahasan etika, acuan yang digunakan
adalah norma-norma yang tumbuh, berkembang, dan berlangsung dalam masyarakat. .
Dengan demikian, etika lebih berkaitan dengan pemikiran filosofis dan terletak pada
tataran konseptual, sedangkan etika terletak pada tataran praktis dan tampak dalam
perilaku yang berkembang dalam masyarakat.

Jika etika lebih bersifat teoritis, maka etika, nilai dan norma lebih bersifat praktis. Etika
berkaitan dengan tingkah laku manusia secara umum, sedangkan etika, nilai dan
norma bersifat lokal dan individual. Etika menjelaskan ukuran benar dan salah,
sedangkan etika, nilai, dan norma mengungkapkan ukuran tersebut dalam bentuk
tindakan.

Kesimpulan

Akhlak dalam Islam bukanlah moralitas yang bermasyarakat dan situasional, tetapi
akhlak yang benar memiliki nilai yang mutlak.Dalam Encyclopedia Britanica
disebutkan bahwa etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti karakter dan
studi yang sistematis tentang pengertian dan hakikat nilai baik dan buruk, salah dan
benar, tidak sepantasnya, serta prinsip umum yang membenarkan kita melakukan
sesuatu. Istilah etika sering digunakan untuk mendefinisikan batas-batas suatu
tindakan, tingkah laku, watak, dan perilaku yang dianggap baik, buruk, baik, buruk,
layak atau tidak layak, pantas atau tidak pantas.

Sumber Ajaran Akhlak Sumber Akhlak, Moral dan Etika Dalam kehidupan ketiganya
merupakan tingkah laku manusia, hampir sama, namun jika dilihat dari sumbernya,
ketiga kata tersebut akan berbeda.Berkaitan dengan perilaku manusia, maka ilmu
akhlak memberikan pembelajaran bagaimana manusia berperilaku dan bertindak
sehingga ia dapat memperoleh perilaku dan tindakan yang sesuai dengan aturan Allah.

Pembahasan dan penjelasan mengenai perbuatan, prilaku, sifat, dan karakter yang
harus dimiliki dan atau dihindari dinukilkan/disarikan dari ajaran-ajaran al-Qur'an
dan al- Hadits Rasulullah SAW.Tujuan dan Manfaat Ilmu Akhlak Manfaat mempelajari
etika dan moralitas Keluhuran akhlak merupakan unsur yang sangat penting dalam
perjanjian Islam.Dengan memperhatikan urgensifitas kajian akhlak karimah dalam
kehidupan, maka kita kembali kepada Al-Qur’an karena dasar-dasar pijakan dalam
berakhlak itu dengan nash-nash Qur’ani.Demikian juga sosok figur yang menjadi
panutan adalah Nabi Muhammad SAW.Untuk mengembangkan dan mewujudkan
potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, kebiasaan dan teladan, serta dukungan
lingkungan dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

UCAPAN TERIMAKASIH

Kami penulis mengucapkan terimaksih banyak kepada bapak Junaedi Sitika


selaku dosen pengampu mata kuliah akhlak tasawuf sebagai penasehat akademik

DAFTAR PUSTAKA
Hasbi, Muhammad. 2020. AKHLAK TASAWUF. Yogyakarta: TrustMediaPublishing

Rohmah, Siti . 2021.Akhlak Tasawuf. Pekalongan: PT.Nasya Expanding Management.

Badrudin . 2015 .AKHLAK TASAWUF. Serang : IAIB PRESS.

Aprilian, Lutfia. Objek & Tujuan Akhlak (At 1) Tersedia di

https://id.scribd.com/document/392187949/Objek-Tujuan-Akhlak-at-1

Anda mungkin juga menyukai