Anda di halaman 1dari 10

Kepribadian dan Sikap Keagamaan

Dosen Pengampu : Dra. Neneng Munajah, MA


Kelompok 7

Lulu Luthfia Sabrina Nirmala Dwiyanti

(3120210018) (3120210005)
01 Pengertian dan Istilah
Kepribadian
02 Pengertian Sikap
Keberagamaan

03 Sikap Keberagamaan Pada


Masyarakat Modern
04 Hubungan Kepribadian dan
Sikap Keberagamaan
Pengertian dan Istilah Kepribadian
Kata Personality dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Yunani-Kuno prosopon atau persona, yang artinya topeng yang biasa dipakai artis
dalam teater. Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian
tertentu. Jadi, konsep awal dari pengertian personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang ditampakkan ke lingkungan sosial,
kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan sosial. Berikut beberapa istilah kepribadian.

Istilah-istilah yang dikenal dalam kepribadian adalah :

1. Mentality, yaitu situasi mental yang dihubungkan dengan kegiatan mental atau intelektual.
2. Personality, menurut Wibters Dictionary, adalah An integrated group of constitution of trends behavior tendencies act. (kelompok terpadu
konstitusi trend perilaku kecenderungan tindakan)
3. Individuality, adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang mempunyai sifat berbeda dari orang lainnya.
4. Identity, yaitu sifat kedirian sebagai suatu kesatuan dari sifat-sifat mempertahankan dirinya terhadap sesuatu dari luar (unity and persistance
of personality).

Berdasarkan pengertian tersebut, beberapa ahli mengemukakan definisinya sebagai berikut :


1. Allport, dengan mengecualikan beberapa sifat kepribadian dapat dibatasi sebagai cara bereaksi yang khas dari seseorang individu terhadap
perangsang sosial dan kualitas penyesuaian diri yang dilakukannya terhadap segi sosial dari lingkungannya.
2. Mark A. May, apa yang memungkinkan seseorang berbuat efektif atau memungkinkan seseorang mempunyai pengaruh terhadap orang lain.
Dengan kata lain, kepribadian adalah nilai perangsang sosial seseorang.
3. Hartmann, susuan yang terintegrasikan dari ciri-ciri umum seorang individu sebagaimana dinyatakan dalam corak khas yang tegas yang
diperlihatkannya kepada orang lain.
Pengertian Sikap Keberagamaan
Agama menyangkut kehidupan bathin manusia. Oleh karena itu, kesadaran agama dan pengalaman agama
seseorang lebih menggambarkan sisi-sisi batin kehidupan yang ada kaitannya dengan sesuatu yang sakral dan dunia
gaib. Dari kesadaran agama dan pengalaman agama ini pula muncul sikap keberagamaan yang ditampilkan
seseorang. Sikap keberagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya
untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama tersebut. Sikap beragama tersebut oleh
adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif, perasaan terhadap agama sebagai
unsur efektif dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konatif. Jadi, sikap keberagamaan merupakan ntegrasi
secara kompeks antara pengetahuan agama, perasaan agama serta tindak keagamaan dalam diri seseorang. Hal ini
menunjukkan bahwa sikap keberagamaan menyangkut atau berhubungan erat dengan gelaja kejiwaan.

Menurut teori Brehm dan Kassin bahwa sikap keberagamaan merupakan penyatuan secara kompleks antara
pengetahuan agama, perasaan agama serta tindak keagamaan menyangkut atau berhubungan erat dengan gejala
kejiwaan. Agama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma
menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan beragama yang
dianutnya. Sebagai sistem nilai agama memiliki arti yang khusus dalam kehidupan individu serta dipertahankan
sebagai bentuk ciri khas. Manusia memiliki bentuk sistem nilai tertentu, sistem nilai ini merupakan sesuatu yang
dianggap bermakna bagi dirinya, sistem ini dibentuk melalui belajar dan proses sosialisasi. Perangkat sistem nilai
ini dipengaruhi oleh keluarga, teman, institusi pendidikan dan masyarakat luas.
Sikap Keberagamaan Pada Masyarakat Modern

Di era modern ini terjadi penyempitan bumi yang selama ini dianggap besar tetapi kecil.
Akibat kemajuan diberbagai bidang ilmu pengetahuan semua menjadi dekat bahkan
tidak ada jarak pemisah antar negara satu dengan negara lain, setiap berita diseluruh
dunia setiap detik, menit bisa diketahui secepat mungkin.
Era modern ini banyak muncul paham-paham yang baru dibelahan dunia bisa diakses
secara langsung, sehingga bisa mempengaruhi pola pikir dan paham manusia tersebut
salah satunya adalah paham pluralisme yang muncul begitu hangat untuk dibicarakan di
negara Indonesia ini, hal inilah yang membuat kekhawatiran sebagian masyarakat
tentang paham-paham yang datng dari Barat, tidaklah semuanya mengandung nilai-nilai
negatif tetapi yang terpenting disini adalah filterisasi terhadap berbagai berbagai paham-
paham tersebut, sehingga masyarakat dapat membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk.
Hubungan Kepribadian dan Sikap Keberagamaan

1. Struktur Kepribadian

Sigmund Freud, merumuskan sistem kepribadian menjadi tiga sistem. Ketiga sistem tersebut dinamainya id, ego
dan super ego
a. Id (Das Es)
sebagai suatu sistem id mempunyai fungsi menunaikan prinsip kehidupan asli manusia berupa penyaluran
dorongan naluriah, dengan kata lain id mengemban prinsip kesenangan (pleasure participle), yang tujuannya
untuk membebaskan manusia dari ketegangan dorongan naluri dasar: makan, minum, seks, dan sebagainya.
(aspek biologis)
b. Ego (Das Ich)
Ego merupakan sistem yang berfungsi menyalurkan dorongan id ke keadaan yang nyata. Freud menamakan misi
yang diemban oleh ego sebagai prinsip kenyataan (objective/reality principle). Segala bentuk dorongan naluri
dasar yang berasal dari id hanya dapat direalisasi dalam bentuk nyata melaului bantuan ego. Ego juga
mengandung prinsip kesadaran. (aspek psikologis)

c. Super Ego (Das Uber Ich)


Sebagai suatu sistem yang memiliki unsur moral dan keadilan. Maka sebagian besar super ego mewakili alam
ideal. Tujuan super ego adalah membawa individu ke arah kesempurnaan sesuai dengan pertimbangan keadilan
dan moral. Ia merupakan kode modal seseorang dan berfungsi pula sebagai pengawas tindakan yang dilakukan
oleh ego. (aspek sosiologis)
Dalam kaitannya dengan tingkah laku keagamaan, maka dalam kepribadian manusia sebenarnya telah diatur semacam sistem kerja untuk
menyelaraskan tingkah laku manusia agar tercapai ketentraman dalam bathinnya. Secara fitrah manusia memang terdorong untuk melakukan
sesuatu yang baik, benar, indah. Namun, terkadang naluri mendorong manusia untuk segera memenuhi kebutuhannya yang bertentangan
dengan realita yang ada. Misalnya dorongan untuk makan ingin dipenuhi, tetapi makanan tidak ada (realita), maka timbul dorongan untuk
mencuri. Jika perbuatan itu dilaksanakan, maka ego (aku sadar) akan merasa bersalah, karena mendapat hukuman dari ego-ideal (norma yang
terbentuk dalam batin baik oleh norma masyarakat maupun agama). Sebaliknya, jika dorongan untuk mencuri tidak dilaksanakan, maka ego
akan memperoleh penghargaan dari hati nurani.
Pemenuhan dorongan pertama akan menyebabkan terjadi kegelisahan pada ego, sedangkan pemenuhan dorongan kedua akan menjadikan ego
tentram. Dengan demikian kemampuan ego untuk menahan diri tergantung dari pembentukan ego-ideal. Dalam kaitan inilah bimbingan dan
pendidikan agama sangat berfungsi bagi pembentukan kepribadian seseorang. Pendidikan moral dan akhlak ini adalah upaya membekali ego-
ideal dengan nilai-nilai luhur. Dan menurut Sigmund Freud, ego-ideal ini terbentuk oleh lingkungan baik dikeluarga maupun masyarakat.
Sedangkan peletak dasarnya adalah orang tua. Peran orang tua dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan moral agama dan akhlak memang
demikian menentukan. Bahkan dalam ajaran Islam misalnya dikemukakan, bahwa setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua
orangtuanyalah yang bertanggung jawab apakah anak itu (nantinya) akan menjadi Islam, Yahudi atau Nashrani. Demikian dominannya
pengaruh kedua orang tua dalam pembentukan dasar-dasar agama. Bahkan pengaruh tersebut sampai-sampai pada dasar-dasar keyakinan
(akidah). Keberagamaan anak hampir sepenuhnya ditentukan oleh pengaruh orang tua. Inilah yang dikemukakan Sigmund Freud sebagai
father image (citra bapak).
Kesimpulan
kepribadian adalah seperangkat karakteristik dan kecenderungan yang stabil yang
menentukan keumuman dan perbedaan tingkah laku psikologik (berpikir, merasa dan gerakan)
dari seseorang dalam waktu yg panjang, yang menyebabkan seseorang berbeda dari orang lain.
Sikap keberagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya
untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama tersebut. Sikap beragama
tersebut oleh adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif,
perasaan terhadap agama sebagai unsur efektif dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konatif.
Jadi, sikap keberagamaan merupakan integrasi secara kompeks antara pengetahuan agama,
perasaan agama serta tindak keagamaan dalam diri seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa sikap
keberagamaan menyangkut atau berhubungan erat dengan gelaja kejiwaan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai