Di sisi lain Koetjaraningrat melihat kepribadian atau personality sebagai susunan akal dan jiwa yang
menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan tiap-tiap individu manusia. Secara sederhana
pengertian kepribadian, dapat dilihat sebagai ciri-ciri watak seseorang/individu yang khusus. Dalam
istilah sehari-hari, memiliki kepribadian diartikan memiliki ciri watak yang diperlihatkan secara
lahir,konsisten dan konsekuen dalam tingkah lakunya. Secara umum, kepribadian memiliki berapa unsur
yang mengisi akal dan alam jiwa manusia secara sadar dan nyata terkandung dalam otak manusia.
Pertama, adalah pengetahuan yang didapat manusia, baik disadari maupun tidak. Kedua, adalah
perasaan. Dalam hal ini, alam sadar manusia juga mengandung berbagai macam perasaan yang bisa
bersifat subjektif,yang muncul karena adanya unsur penilaian, dan kemudian menghasilkan suatu
kehendak. Ketiga adalah dorongan naluri, dalam kesadaran manusia menurut para ahli psikologi, juga
terkandung naluri. Naluri dalam organisme, khususnya dalam gennya. Kemauan yang sudah merupakan
naluri pada tiap makhluk manusia itu. Ada berbagai macam dorongan yang terkandung dalam naluri
manusia, antara lain:
Kata “social” menunjuk pada society (masyarakat) sebagai suatu system dari kehidupan
bersama. Sebagai suatu sistem dari kehidupan bersama maka manusia pada hakikatnya tidak
dapat hidup sendiri. Manusia memiliki kebutuhan untuk hidup secara berkelompok (bersama),
dalam suatu ikatan nilai-nilai bersama.
Dalam kehidupannya, manusia terus berusaha mengembangkan self-nya, untuk tetap dapat
diterima oleh kelompok di mana ia tinggal. Perkembangan diri (self) manusia, oleh Charles H.
Cooley dijelaskan dalam teorinya yang dinamakan looking-glass self, dalam hal ini Cooley
melihat bahwa konsep diri seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain.
Proses pembentukan diri menurut Cooley terbentuk melalui 3 tahap, yaitu:
- Seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya
- Seseorang mempunyai presepsi mengenai penilaian orang lain terhaadap penampilannya
- Seseorang memiliki perasaaan terhadap apa yang dirasakan sebagai penilaian orang lain
terhadapnya
Proses pekembangan diri kita sebagai manusia sangat tergantung pada orang lain di sekitar kita.
Untuk itulah, manusia pada hakikatnya memiliki naluri untuk selalu hidup bersama dengan
orang lain (gregariousness). Itulah mengapa dalam kehidupan sosial, kita harus memiliki
keterampilan sosial yang baik. Misalnya,mau terbuka dengan kritik orang lain, mau
mendengarkan pendapat orang lain, bersikap toleran, dan bekerja sama.
Manusia sebagai individu selalu berada ditengah-tengah kelompok yang berperan dalam
mematangkan konsep dirinya untuk menjadi seorang individu yang berkepribadian. Itulah
mengapa setiap manusia dapat dikatakan juga sebagai monodualis, yaitu sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.
Manusia sebagai individu memiliki peran untuk memenuhi segala kebutuhan dirinya
sendiri,antara lain:
1. Peran manusia dalam pemenuhan kebutuhan jasmani dirinya sendiri, yaitu
a. Peran terhadap kebersihan dan kesehatan badan
b. Peran terhadap terpenuhinya akan kebutuhan sandang,pangan,dan papan
Sumber: MKDU4109/MODUL 4