Anda di halaman 1dari 17

Anggaran Pengembangan Koleksi

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Koleksi

Dosen: Saenal Abidin, S.IP., M.Hum

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Rina Rohani :40400122087

Sitti Chairunnisa :40400122069

Ulfah Syafiqah :40400122078

Rahmat :40400122097

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang


sebesarbesarnya kepada dosen mata kuliah “pengembangan Koleksi” yang telah
memberikan tugas terhadap kami. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Makalah ini jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
penulis, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Samata, 1 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 4

A. Latar Belakang ..................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 6


A. Anggaran Pengembangan Koleksi ....................................................... 6
a. Tujuan dan Kebijakan Penganggaran ....................................... 6
B. Penyususan Kebijakan Secara Tertulis ................................................ 8
b. Tahapan dalam Penyusunan Anggaran .................................... 8
c. Upaya Pengadaan Penganggaran ............................................. 12

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 16

A. Kesimpulan........................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
masalah anggaran untuk pengembangan koleksi di perpustakaan
biasanya menjadi masalah besar. Sistem penganggaran umumnya
dilaksanakan secara sentralisasi. Banyak perpustakaan, khususnya
perpustakaan umum nonpemerintah taman bacaan masyarakat, dan
perpustakaan sekolah, tidak memiliki wewenang untuk mengalokasi
anggaran membeli koleksi. Keluhan pengguna yang menyatakan bahwa
koleksinya itu-itu saja, tidak up-to-date, atau banyak yang rusak selalu
dijawab bahwa perpustakaan tidak mempunyai dana untuk membeli
koleksi baru.
Sementara itu, perpustakaan yang memiliki alokasi dana besar
untuk membeli koleksi tidak semuanya mampu menyusun anggaran agar
pemakaiannya efisien. Tetap saja ada keluhan bahwa koleksi mereka itu-
itu saja atau tema yang korang variatit. Hal itu dapat terjadi sebab dana
besar tidak menjamin dapat membeli bahan pustaka sesuai permintaan
pengguna. Banyak faktor yang memengaruhinya, antara lain kurangnya
koordinasi dan pengawasan bahan pustakawan atas pembelian buku,
rendahnya kemampuan menelusuri bahan pustakawan dan Vendor, atau
distribusi buku-buku yang baru diterbitkan tidak merata. Sering kali proses
dan tujuan penerbitan hanya dicetak sedikit dan ditujuan untuk kalangan
tertentu.
Keluhan dari perpustakaan bahwa mereka memiliki dana yang kecil
atau bahkan sama sekali tidak memiliki dana adalah hal yang lazim.
Keluhan tersebut juga dilontarkan oleh beberapa lembaga induk yang
diharuskan untuk mengalokasikan anggaran untuk pengembangan
perpustakaan.

4
B. Rumusan Masalah
1. Anggaran Pengembangan Koleksi
a. Apa Tujuan Tujuan dan Kebijakan Penganggaran?
2. Penyusunan Kebijakan Secara Tertulis
a. Apa saja Tahap Dalam Penyusunan Anggaran?
b. Apa Saja Upaya Buat Pengadaan Penganggaran?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Anggaran Pengembangan Koleksi
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Kebijakan Tertulis dan Apa saja Tahap
Dalam Penyusunan Anggaran Serta Apa Saja Upaya Buat Pengadaan
Penganggaran

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anggaran Pengembangan Koleksi


Salah satu fungsi manajemen adalah penganggaran (budgeting).
Mengelola anggaran merupakan salah satu pekerjaan sensitif karena
menyangkut pertanggungjawaban hukum. Meskipun pekerjaan
pengembangan koleksi merupakan unit penting untuk mencapai tujuan
layanan perpustakaan, pada kenyataannya, proses penganggaran untuk
koleksi kurang mendapat perhatian. Di lapangan, tidak semua
perpustakaan memiliki wewenang untuk merencanakan dan menyusun
anggaran untuk pengembangan koleksi. Dalam lembaga perpustakaan,
koleksi menjadi inti dalam pelayanan perpustakaan dan juga merupakan
aset lembaga. Perhatian utama perpustakaan seharusnya pada kuantitas dan
kualitas koleksi.
Akan tetapi, wewenang di banyak perpustakaan, terutama
perpustakaan berskala kecil, hanya sebatas pada penyerahan usulan koleksi
yang akan dibeli beserta jumlah total harga buku dan pengadaan sarana
dan prasarana yang terkait. Perpustakaan besar dan yang berada di bawah
suatu lembaga induk kemungkinan tidak memiliki masalah pendanaan dan
kewenangan (Clayton & Gorman, 2001: 140). Selain itu, agar tertib
Penganggaran (budgeting) merupakan kegiatan manajemen dalam
administrasi dan untuk menghindari korupsi, proses penganggaran juga
harus mematuhi peraturan pemerintah. seperti peraturan yang mengatur
pembelian dalam jumlah 200 juta atau lebih perlu diadakan lelang.
Peraturan di lembaga swasta juga mengatur penganggaran dengan cara
tertentu. Seperti pekerjaan lainnya, perpustakaan perlu membuat kebijakan

6
tertulis untuk mencegah penyalahgunaan keuangan dan dapat memberikan
bukti yang legal.
a. Tujuan dan Kebiajakan Penganggaran
Penganggaran (budgeting) merupakan kegiatan manajemen
dalam mengalokasikan dana agar keterpakaiannya dapat tepat guna.
Kegiatan ini adalah suatu proses yang dimulai dari tahap perencanaan,
termasuk mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi lembaga,
pelaksanaannya. pengawasan, hingga mengevaluasinya. Perencanaan
anggaran umumnya direncanakan dalam kurun waktu satu tahun dan
susunannya umumnya berupa pendapatan dan pengeluaran.
Penganggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis
dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi
seluruh kegiatan organisasi untuk jangka waktu tertentu di masa yang
akan datang (Poerwanto, 2015).
Hal itu berarti bahwa anggaran suatu organisasi merupakan hasil
penghitungan keuangan yang dialokasikan ke dalam kegiatan-kegiatan.
Dalam kaitannya dengan pengembangan koleksi, penghitungan angka-
angka tersebut terdiri atas biaya pembelian koleksi, biaya operasional.
dan biaya pemeliharaan. Kesimpulannya, anggaran adalah rencana
tertulis suatu perkiraan pemasukan dan pengeluaran dalam sebuah
organisasi pada suatu periode tertentu.
Penyusunan anggaran berhubungan erat dengan keseluruhan
organisasi pada umumnya dan program pengembangan koleksi, mulai
dari analisis komunitas, kebijakan seleksi, seleksi, pengadaan,
penyiangan, hingga evaluasi koleksi. Bahan pustakawan dan tim
dituntut untuk menguraikan secara perinci setiap kegiatan yang ada
agar dapat digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran. Oleh karena
itu, tujuan penyusunan anggaran sebagai berikut.
1. Menetapkan sasaran perpustakaan secara jelas sehingga dapat
mencegah
kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang akan dicapai.

7
2. Mengomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak
terkait sehingga anggaran dipahami, didukung, dan dilaksanakan
dengan baik.
3. Menyediakan rencana secara perinci mengenai aktivitas sehingga
mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas
bagi staf untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Mengoordinasikan metode yang akan dilaksanakan dalam rangka
memaksimalkan sumber daya.
5. Menyediakan alat ukur dan mengendalikan kinerja staf serta
menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan
koreksi.
B. Penyusunan Kebijakan Secara Tertulis
M etode penyusunan anggaran menguraikan tahapan dalam menyusun
anggaran. Penyusunan anggaran merupakan penyusunan rencana kerja dalam
kurun waktu satu tahun dan disusun dalam satuan moneter. Rencana kerja
dalam waktu satu tahun biasanya terkait dengan rencana strategis organisasi.
Perpustakaan yang berada di bawah lembaga induk biasanya hanya
diminta memberikan daftar kegiatan dan proposal kebutuhan biaya dalam satu
tahun ke depan. Proposal tersebut dikumpulkan kepada para manajer karena
anggaran dibebankan kepada mereka. Proses anggaran lazimnya dimulai dari
pucuk pimpinan, lalu diturunkan ke hierarki di bawahnya. Pucuk pimpinan dan
para manajer menetapkan besaran biaya untuk setiap unit; menetapkan
prioritas, kebijakan, dan standar, kemudian mereka meminta masukan dari para
kepala bagian.
a. TAHAPAN DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN
Tahapan dalam penyusunan anggaran terdiri atas beberapa tahap yang
sistematis. Apabila diamati secara makro, penyusunan anggaran menempati
langkah di bagian akhir dari proses perencanaan lembaga secara keseluruhan.
Proses penganggaran dimulai dari visi dan misi lembaga, kemudian berlanjut
pada uraian visi dan misi ke dalam tujuan dan strategi pencapaian yang
dilanjutkan dengan langkah berikutnya, yaitu perwujudannya ke dalam

8
berbagai program (Stueart & Moran, 2007: Poerwanto, 2015). Keempat
tahapan makro tersebut sebagai berikut.
1. Tahap pertama adalah menerjemahkan atau memahami visi dan misi
lembaga induk yang digunakan sebagai landasan utama pembuatan
anggaran
Visi adalah pernyataan yang menguraikan tujuan organisasi di masa depan
dan dapat mengandung nilai organisasi. Visi diterjemahkan ke dalam misi,
yaitu pernyataan tujuan atau kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka
merealisasikan tujuan. Misi diuraikan ke dalam cara-cara pencapaian yang
terukur. Sebagai contoh, berikut ini adalah visi sebuah perpustakaan umum.
2. Tahap kedua adalah analisis SWOT
Analisis tersebut mencakup analisis lembaga secara keseluruhan. Kegiatan
ini mencakup survei kebutuhan pengguna. Analisis SWOT merupakan hasil
pengamatan lingkungan internal dan eksternal organisasi. Analisis internal
akan menghasilkan data tentang kekuatan dan kelemahan organisasi,
sedangkan analisis eksternal memberikan data mengenai peluang dan
ancaman yang akan dihadapi organisasi.
3. Tahap ketiga adalah menetapkan isu pengembangan koleksi yang diuraikan
berdasarkan visi, misi, dan analisis SWOT Isu pengembangan diwujudkan
ke dalam tujuan yang ingin dicapai perpustakaan melalui pengembangan
koleksi.
Dalam kaitannya dengan penganggaran, perlu dipahami terlebih
dahulu mengenai jenis anggaran. Berdasarkan jenis pemanfaatannya,
anggaran dibedakan dalam dua jenis biaya berikut (Hatta, 2012: 322):
a. biaya langsung.
Biaya langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai
semua komponen untuk membeli koleksi Besaran dan komponen biaya
langsung ini akan berbeda-beda di setiap unit kerja. Dalam organisasi
laba, faktor yang memengaruhi adalah produk, pasar, program
distribusi. rencana produksi. program penelitian dan pengembangan,
serta organisasi. Biaya produk mencakup tren penjualan. harga produk,

9
diversifikasi produk, kualitas produk, desain produk, style, produk,
serta identifikasi produk, seperti brand name, trade mark, bungkus, dan
lain-lain. Pasar mencakup data tentang konsumen, potensi pasar,
kebiasaan membeli dari konsumen, dan kebijakan pengiklanan.
b. biaya tak langsung.
Biaya tak langsung diartikan sebagai biaya yang tidak langsung
berkaitan dengan sesuatu yang dibiayai Biaya tersebut memengaruhi
kinerja pengembangan koleksi. Biaya tak langsung tersebut sebagai
berikut:
1) honor pengelola,
2) biaya kebersihan koleksi dan rak koleksi,
3) biaya pemeliharaan gedung.
4) biaya listrik dan telepon,
5) biaya operasional lainnya.
4. Tahap keempat adalah menentukan strategi
Strategi merupakan cara untuk mewujudkan visi dan misi
perpustakaan. Sebuah pernyataan misi dapat dikembangkan menjadi satu
atau lebih strategi. Strategi diuraikan secara jelas, sistematis, dan realistis,
termasuk rencana pelaksanaannya dalam suatu kurun waktu. Strategi
menyediakan alternatif tindakan dan bersifat fleksibel. Gambar berikut ini
menunjukkan urutan dan hubungan antara visi, misi, dan strategi.
Dalam mengevaluasi penganggaran, terdapat kriteria yang dapat dijadikan
pedoman. Kriteria tersebut sebagai berikut (Poerwanto, 2015).
a. Konsistensi intern
Kriteria ini mengharuskan keterkaitan antarkomponen dan masing-masing
saling mendukung.
b. Realistis
Kriteria realistis menunjukkan bahwa susunan anggaran sangat mungkin
untuk dicapai dengan kondisi faktual yang ada. Berfokus pada pencarian
peluang dan penyelesaian masalah

10
C.Kriteria ini memungkinkan rencana anggaran dapat memberikan
peluang dan menyelesaikan masalah utama serta mengarah ke isu strategi
utama.
d. Berkemampuan menyelesaikan subproblem Kriteria ini memungkinkan
rencana anggaran dapat fleksibel mengatasi masalah lainnya, selain
menyelesaikan program yang telah direncanakan.
e. Bermanfaat bagi pengguna
Kriteria ini dapat memberikan nilai lebih kepada pengguna.
Dalam penyusunan penganggaran, terdapat teknik-teknik tertentu
yang dapat digunakan agar dapat disesuaikan dengan tujuan penganggaran.
Berikut ini adalah teknik yang dimaksud.
1. Ancangan line-item
Teknik ini merupakan teknik penganggaran dengan menghitung jumlah
pengeluaran dibagi atas kategori-kategori tertentu
a. upah dan honorarium,
b. buku, majalah, serta bahan bacaan lainnya,
c. penjilidan,
d. peralatan,
c. penerangan, alat pendinginan, air, telepon, serta alat yang menyangkut
atau terkait, seperti teleks, faksimile, dan komputer.
f. alat yang habis pakai, seperti kertas dan bahan cetak.
g. asuransi gedung, h. biaya tambahan lainnya.
2. Lump-sum
Teknik ini merupakan anggaran yang langsung dialokasikan oleh badan
induk atau pimpinan ke perpustakaan. Teknik ini memungkinkan bahan
pustakawan memiliki kebebasan dan kreativitas dalam menentukan
penganggaran bagi unitnya.
3. Formula-budget
Teknik penganggaran ini merupakan teknik penganggaran yang terdapat di
perguruan tinggi berdasarkan standar tertentu. Metodenya adalah

11
menentukan besaran rupiah untuk biaya belanja buku untuk setiap
mahasiswa. Besaran tersebut dikalikan jumlah total mahasiswa.
4. Performance budgeting Teknik penganggaran ini berdasarkan
penghitungan pada biaya kinerja serta kegiatan yang dilakukan oleh staf.
Penghitungan ini menghasilkan efisiensi pekerjaan.
5. Programme budgeting
Teknik ini merupakan teknik penganggaran yang berfokus pada kegiatan
organisasi dengan mengabaikan pengeluaran per butir dan per barang. PPBS
(planning programming budgeting system)
6. Teknik ini merupakan teknik yang menggabungkan teknik performance-
budgeting dan programme budgeting dengan langkah mengenali objek
perpustakaan. Teknik ini memberikan jalan alternatif untuk mencapai tujuan
tersebut dengan memberikan perbandingan biaya faedah (cost benefit ratio)
bagi setiap alternatif, menentukan aktivitas, perbaikan, atau evaluasi hasil
sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan.

b. Upaya Pengadaan Penganggaran


Banyak perpustakaan, terutama yang berdiri sendiri, seperti
perpustakaan umum, taman baca masyarakat, atau perpustakaan sekolah, yang
mengeluhkan masalah kecilnya anggaran. Anggaran habis digunakan untuk
biaya operasional sehingga tidak mencukupi pengembangan koleksi.
Permasalahan tersebut dijadikan alasan bagi pengelolanya untuk tidak
berupaya mengadakan atau meningkatkan dana. Mereka menunggu donasi
masyarakat dan pemerintah daerah atau mengandalkan uang dari denda.
Masalah utama cenderung pada sumber daya manusia. Untuk mengatasi
masalah kecilnya anggaran, dibutuhkan kreativitas. Pengelola dapat mengemas
ulang informasi yang terdapat dalam koleksi mereka atau mengerahkan
kreativitas pengguna perpustakaan untuk menciptakan karya yang dapat dijual
atau membuat pertunjukan bersama-sama untuk menggalang dana. Dengan
mengadopsi standar pembiayaan di bidang pendidikan, berikut ini pembiayaan
yang dibutuhkan di perpustakaan.

12
1. Gaji staf
Belanja pegawai merupakan mata anggaran yang paling besar, bisa mencapai
separuh anggaran total. Umumnya, gaji menghabiskan 60- 70% dan anggaran
pembelian bahan pustaka menghabiskan 25-45%Anggaran untuk pengadaan
koleksiAnggaran ini diadakan untuk membeli bahan pustaka dan berlangganan
jurnal. Biaya ini menjadi anggaran terbesar kedua setelah gaji pegawai. Bisa
terjadi bahwa anggaran ini lebih besar dari gaji pegawai.
3. Anggaran untuk pengolahan, Anggaran ini diperlukan untuk penggunaan
komputer.
4.Anggaran untuk pembelian alat tulis Biaya ini termasuk bahan habis pakai
5. Anggaran untuk perlengkapan, Anggaran ini mencakup pembelian rak,
pendingin sebagainya, termasuk biaya pemeliharaan. ruangan, dan
6. Anggaran untuk gedung, Anggaran ini ditujukan untuk membangun gedung
dan renovasi.
7. Biaya komunikasi, Biaya ini mencakup kegiatan yang menggunakan telepon,
faksimile. surat-menyurat, dan transportasi.
8. Biaya umum, Anggaran ini mencakup biaya untuk menjaga kebersihan dan
penggunaan listrik.
9. Pengeluaran untuk subkontraktor Anggaran ini untuk membangun suatu
sistem informasi, seperti sistem layanan informasi terpadu. Perpustakaan
biasanya menyewa tenaga luar untuk melakukan fumigasi dan sebagainya.
10. Anggaran untuk berbagai kegiatan layanan masyarakat, seperti kegiatan
mendongeng, perpustakaan keliling, dan sebagainya.
Berikut ini contoh sumber anggaran di perpustakaan umumnya yang
diperoleh dari tiga sumber.
1. Lembaga induk (lembaga utama, yayasan, pemilik individual, dan lain- Jain)
a. Umumnya, jenis perpustakaan yang memperoleh anggaran dari lembaga
induk secara rutin adalah perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan
umum pemerintah.
b. Perpustakaan sekolah juga memperoleh dana dari lembaga induk. tetapi
relatif sangat kecil, bahkan tidak ada.

13
2. Swasembada
a. Untuk menjadi swasembada, perpustakaan membutuhkan kreativitas dan
tenaga untuk menjaganya tetap berlanjut.
b. Dana dapat dihasilkan melalui hasil penjualan terbitan sendiri, memperoleh
hibah, jasa reprografi, jasa terjemahan, jasa penyusunan bibliografi, jasa
penelusuran informasi, dan lain-lain.
3. Sumbangan masyarakat
a. Sumbangan ini dapat diperoleh dari iuran keanggotaan, denda keterlambatan
pengembalian buku, simpatisan perpustakaan (friend of library), dan lain-lain.
atau mitra
b. Sumbangan dari perusahaan setempat yang berupa CSR (corporate social
responsibility) atau tanggung jawab sosial korporasi, yaitu suatu konsep atau
tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab
perusahaan terhadap lingkungan sekitar tempat
perusahaan itu berada.
Cara lain dapat dilakukan oleh perpustakaan dengan pihak eksternal
sebagai berikut.
1. Kerja sama dengan penerbit bisa dilakukan dengan cara
memfasilitasicounter untuk penjualan buku bagi penerbit. Hasil dari penjualan
bisadibagi sesuai dengan kesepakatan bersama.
2. Kerja sama dengan perpustakaan atau lembaga lain untuk melakukan
berbagai kegiatan, seperti berlangganan jurnal internasional, atau melakukan
pengabdian masyarakat.
3. Membuka warnet: perpustakaan dapat berupaya untuk membuka warnet
yang terbuka bagi pengguna dan masyarakat luar dengan biaya administrasi
atau tarif yang telah ditentukan. Warnet saat ini masih berpeluang. Meskipun
banyak area hotspot disediakan, masih banyak orang yang belum mempunyai
notebook atau laptop. Cara ini bisa menambah pemasukan perpustakaan.
4. Membuka kantin, kafe, atau outler sesuai dengan keperluan pengguna
perpustakaan. bisnis, seperti penyediaan kantin, kafe, dan outlet lain, perlu
menjadi perhatian untuk meningkatkan pendapatan.

14
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di lapangan, tidak semua perpustakaan memiliki wewenang untuk
merencanakan dan menyusun anggaran untuk pengembangan koleksi.
Dalam lembaga perpustakaan, koleksi menjadi inti dalam pelayanan
perpustakaan dan juga merupakan aset lembaga. Akan tetapi, wewenang di
banyak perpustakaan, terutama perpustakaan berskala kecil, hanya sebatas
pada penyerahan usulan koleksi yang akan dibeli beserta jumlah total
harga buku dan pengadaan sarana dan prasarana yang terkait. Perencanaan
anggaran umumnya direncanakan dalam kurun waktu satu tahun dan
susunannya umumnya berupa pendapatan dan pengeluaran.
Penganggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis
dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi
seluruh kegiatan organisasi untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan
datang (Poerwanto, 2015). Penyusunan anggaran berhubungan erat dengan
keseluruhan organisasi pada umumnya dan program pengembangan
koleksi, mulai dari analisis komunitas, kebijakan seleksi, seleksi,
pengadaan, penyiangan, hingga evaluasi koleksi. Bahan pustakawan dan
tim dituntut untuk menguraikan secara perinci setiap kegiatan yang ada
agar dapat digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran.

B. Saran
Demikiannlah tugas penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis
persembahkan Serta dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa di pahami
oleh para pembaca. Kritik dan saran sangat penulis harapkan apabila ada
kekurangan dalam penyusunan karya tulisi lmiah ini, penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Clayton, Peter, dan G.E. Gorman. 2001. Managing Information Resources in


Libraries: Collection Management in Theory and Practice. London:
Library Association Publishing.
Evans, G. Edward, dan Margaret Zarnosky Saponaro. 2005. Developing Library
and Information Center Collections. Edisi kelima. Westport,
Connecticut: Libraries Unlimited.
Katz, William A. 1980. Collection Development: The Selection of Materialsfor
Libraries. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Poerwanto. Hendra. 17 Oktober 2015. "Penganggaran Perusahaan,"
https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan.

17

Anda mungkin juga menyukai