Anda di halaman 1dari 45

CRITICAL BOOK REPORT

AKUNTANSI BIAYA

DOSEN PENGAMPU : TIARA REIZSA ADHITYA, SE., M.SI

Disusun Oleh:

Aisah Br Ginting (7213220014)


Anggun Siregar (7213220019)
Ayona Artia Br Sitohang (7213520015)
Dewi Debora Siburian (7213520009)
Fajar Setiawan (7213520013)
Fatimah Zahra (7213520041)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepadaTuhan yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah Critical Book Report ini dengan baik dan
benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai buku
“Akuntansi Biaya”. Dalam penulisan Critical Book Report ini, penyusun memberikan sejumlah
penjelasan yang disusun secara langkah demi langkah,agar mudah dan cepat dipahami oleh
pembaca.

“Akuntansi Biaya” ulasan tersebut adalah mengenai identitas buku,kelebihan dan


kelemahan buku, yang bertemakan tentang Akuntansi Biaya serta kesimpulan dan saran dari
buku tersebut. Kami menyadari bahwa laporan tugas ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
dengan kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran dari pembaca, agar kami dapat
memperbaiki tulisan ini dengan sebaik mungkin dikemudian hari.

Akhir kata, kami berharap tulisan ini dapat membawa manfaat kepada semua pembaca.
Terima kasih.

Medan, Oktober 2022

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. 3

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................................. 4

1.1 Latar belakang masalah............................................................................................................ 4

1.2 Tujuan Pembuatan Critical Book Report.................................................................................. 4

1.3 Manfaat Penyusunan Critical Book Report ............................................................................. 4

BAB 2 PEMBAHASAN ISI BUKU ............................................................................................. 5

2.1 Identitas Buku .......................................................................................................................... 5

2.2 Ringkasan Isi Buku .................................................................................................................. 6

BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................................44

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................44

3.2 Saran ………….......................................................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................45

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


Akuntansi Biaya merupakan salah satu hal yang paling penting dalam dunia ekonomi.
Disini kami akan membahas mengenai sebuah buku yang mengolah topik Akuntansi Biaya.
Semoga Critical Book Report ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan insan akademik
semua. Amin.

1.2 Tujuan Pembuatan Critical Book Report


Adapun tujuan menyusun laporan makalah ini adalah :
1. Mengulas, mengolah, dan mengulik suatu buku.
2. Memudahkan pembaca memilih bahan bacaan.
3 Untuk memahami tentang Akuntansi Biaya.
4. Untuk mengetahui Ringkasan dari isi buku.
5. Untuk mengetahui apa kelebihan dan kelemahan dari buku.

1.3 Manfaat Penyusunan Critical Book Report


Berikut beberapa manfaat penyusunan makalah ini :
1.Memudahkan pembaca dalam memahami materi yang akan disampaikan
2.Memudahkan pembaca memilih bahan bacaan.
3.Sebagai bahan referensi.
4.Melatih penulis untuk berpikir kritis.
5.Memenuhi salah satu tugas di mata kuliah Akuntansi Biaya.

4
BAB 2
PEMBAHASAN ISI BUKU

2.1 IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Akuntansi Biaya


Penulis : William K. Carter
ISBN : 9796911876
Penerbit : Salemba Empat
Tahun Terbit : 2009
Tebal Buku : 599 Halaman

5
2.2 Ringkasan Isi Buku

BAB 1 Manajemen, Kontroler, dan Akuntansi Biaya


A. Manajemen
Manajemen terdiri atas tiga kelompok: (1) manajemen operasi, yang terdiri atas penyelia;
(2) manajemen tingkat menengah, yang diwakili oleh kepala departemen, manajer divisi, dan
manajer cabang; dan (3) manajemen eksekutif, yang terdiri dari presiden, wakil presiden
eksekutif, dan eksekutif yang bertanggung jawab atas pemasaran, pembelian, teknik, manufaktur,
keuangan, dan akuntansi.
Manajemen terdiri atas banyak aktivitas, termasuk mengambil keputusan, memberikan
perintah, menetapkan kebijakan, menyediakan tugas dan imbalan, serta mempekerjakan orang-
orang untuk melaksanakan kebijakan. Manajemen menetapkan tujuan yang akan dicapai dengan
mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilannya dengan kemampuan karyawan. Perencanaan
dan pengendalian mungkin merupakan pusat dari pendekatan organisasi atas manajemen. Hal ini
berlaku di banyak organisasi di masa lampau. Sebaliknya, perencanaan dan pengendalian dapat
diletakkan di belakang dan tidak kelihatan oleh pekerja lini produksi sampai suatu masalah atau
kegagalan besar terjadi. Bahkan ketika fungsi perencanaan dan pengendalian bukan merupakan
yang terdepan dalam aktivitas sehari-hari perusahaan, manajemen masih harus melaksanakan
fungsi dasar yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian secara efektif
agar dapat berhasil. Ketiga fungsi tersebut membutuhkan partisipasi dari seluruh tingkatan
manajemen.
Perencanaan
Perencanaan, konstruksi dari suatu program operasional terperinci, merupakan proses
merasakan kesempatan maupun ancaman eksternal, menentukan tujuan yang diinginkan, dan
menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan minginvestigasi
karakteristik bisnis perusahaan, kebijakan utamanya, dan penentuan waktu dari langkah-langkah
tindakan utama. Perencanaan yang efektif didasarkan pada analisis atas fakta dan membutuhkan
cara berpikir yang reflektif, imajinasi, dan visi ke depan.
Pengendalian
Pengendalian adalah suatu sistematis manajemen untuk mencapai tujuan. Aktivitas
dimonitor secara kontinu untuk memastikan bahwa hasilnya akan berada dalam batassan yang

6
diinginkan. Hasil aktual dari setiap aktivitas dibandingkan dengan rencana, dan jika terdapat
perbedaan yang signifikan, tindakan perbaikan mungkin diambil.
Wewenang, Tanggung Jawab, dan Akuntabilitas
Wewenang adalah kekuasaan untuk mengarahkan orag lain guna melakukan atau
melakukan suatu aktivitas. Tanggung jawab pada prinsipnya berasal dari hubunganatasan-
bawahan, di mana atasan memiliki wewenang untuk meminta orang lain melakukan suatu
pekerjaan tertentu. Salah satu bagian dari tanggung jawab adalah akuntabilitas-pelaporan hasil
wewenang yang lebuh tinggi. Pelaporan adalah penting karena memungkinkan dilakukannya
pengukuran atas seberapa jauh tujuan telah dicapai.
Bagan Organisasi
Suatu bagan organisasi menunnjukkan posisi manajemen utama dari suatu entitas,
membantu untuk mendefinisikan wewenang, tanggung jawab, dan akuntabilitas; serta penting
dalam mengembangkan suatu sistem akuntansi biaya yang dapat melaporkan tanggung jawab
dari para individu. Pengembangan organisasi suatu perusahaan yang terkoordinasi dengan sistem
biaya dan anggaran mengarah pada pendekatan terhadap akuntansi dan pelaporan yang disebut
sebagai akuntansi pertanggungjawaban.
B. Partisipasi Kontroler dalam Perencanaan dan Pengendalian
Kontroler adalah manajer eksekutif yang bertanggung jawab atas fungsi akuntansi.
Kontroler mengordinasikan partisipasi manajemen dalam perencanaan dan pengendalian
pencapaian tujuan, dalam menentukan efektivitas dari kebijakan, dan dalam menciptakan
struktur dan proses organisasi. Kontroler juga bertanggung jawab untuk melakukan observasi
atas metode perenanaan dan pengendalian di seluruh perusahaan dan untuk mengusulkan
perbaikan atas metode-metode tersebut.
Pengendalian efektif bergantung pada pengomunikasian informasi kepada manajemen.
Dengan menerbitkan laporan kinerja, kontroler memberikan saran kepada manajer lainnya
mengenai aktivitas yang membutuhkan tindakan korektif.
C. Departemen Biaya
Departemen biaya, di bawah pimpinan kontroler, bertanggung jawab untuk
mengumpulkan, menyusun, dan mengomunikasikan informasi mengenai aktivitas-aktivitas suatu
perusahaan. Departemen tersebut menganalisis biaya dan menerbitkan laporan kinerja serta data-
data lainnya yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan bagi manajer untuk digunakan

7
dalam mengendalikan dan memperbaiki operasi. Analisis biaya dan penyusunan laporan
difasilitasi melalui pembagian fungsi dalam departemen biaya dan melalui koordinasi dengan
fungsi akuntansi lainnya, seperti akuntansi umum. Departemen biaya juga berkoordinasi dengan
departemen manufaktur, departemen personalia, departemen keuangan, departemen pemasaran,
departemen hubungan masyarakat, departemen hukum, dan departemen lainnya.
D. Peranan Akuntansi Biaya
Pengumpulan, penyajian, dan analisis dari informasi mengenai biaya dan manfaat membantu
manajemen untuk menyelesaikan tugas-tugas bertikut :
1. Membuat dan melaksanakan. rencana dan anggaran untuk beroperasi dalam kondisi
kompetitif dan ekonomi yang telah diprediksikan sebelumnya, Suatu aspek penting dari
rencana adalah potensinya untuk memotivasi orang agar berkinerja dengan cara yang
konsisten dengan tujuan perusahaan.
2. Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan pengendalian aktivitas,
mengurangi biaya, dan memperbaiki kualitas.
3. Mengendalikan kuantitas fisik dari persediaan, dan menentukan biaya dari setiap produk
dan jasa yang dihasilkan untuk tujuan penetapan harga dan untuk evaluasi kinerja dari
suatu produk, departemen, atau divisi,
4. Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi satu tahun atau untuk
periode lain yang lebih pendek. Hal ini termasuk menentukan nilai persediaan dan harga
pokok penjualan sesuai dengan aturan pelaporan eksternal.
5. Memilih di antara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau jangka panjang, yang
dapat mengubah pendapatan atau biaya.
Anggaran
Elemen-elemen berikut disarankan sebagai cara untuk memotivasi karyawan guna membidik
cita-cita yang ditetapkan dalam anggaran :
1. Suatu sistem kompensasi yang membangun dan memelihara hubungan yang jelas antara
hasil dengan imbalan.
2. Suatu sistem untuk penilaian kinerja yang dipahami oleh karyawan dalam hubungannya
dengan efektivitas dan hasil penting mereka secara individual, tugas dan tanggung jawab
mereka, tingkatan dan luasnya pengaruh mereka dalam pengambilan keputusan, serta
waktu yang diberikan untuk menilai hasil mereka.

8
3. Suatu sistem komunikasi yang memungkinkan karyawan untuk bertanya kepada atasan
mereka dengan kepercayaan dan komunikasi yang jujur.
4. Suatu sistem promosi yang menciptakan dan mempertahankan kepercayaan karyawan
pada validitas dan penilaiannya.
5. Suatu sistem pendukung karyawan melalui bimbingan, konseling, dan perencanaan karir.
6. Suatu sistem yang mempertimbangkan tidak hanya tujuan perusahaan, melainkan juga
keahlian dan kapasitas karyawan.
7. Suatu sistem yang tidak setengah-setengah, tetapi berusaha untuk meraih standar yang
realistis dan dapat dicapai, menekankan pada perbaikan dan menyediakan lingkungan di
mana konsep keunggulan (excellence) dapat tumbuh.
Pengendalian Biaya
Tanggung jawab atas pengendalian biaya sebaiknya diberikan kepada individu-individu
tertentu yang juga bertanggung jawab untuk menganggarkan biaya yang berada di bawah kendali
mereka. Setiap tanggung jawab manajer sebaiknya dibatasi pada biaya dan pendapatan yang
dapat dikendalikan oleh manajer tersebut, dan kinerja pada umumnya diukur dengan
membandingkan antara biaya dan pendapatan aktual terhadap anggaran. Sistem yang didesain
untuk mencapai cita-cita tersebut disebut sistem akuntansi pertanggungjawaban (responsibility
accounting system).
Penetapan Harga
Kebijakan penetapan harga manajemen sebaiknya memastikan pemulihan (recovery)
dalam jangka panjang atas semua biaya dan laba, bahkan dalam kondisi yang sulit sekalipun.
Meskipun penawaran dan permintaan biasanya merupakan faktor penentu dalam penetapan
harga, penetapan harga jual yang menguntungkan memerlukan pertimbangan atas biaya. Tender
kompetitif atas suatu pekerjaan tertentu, misalnya, merupakan keputusan penetapan harga yang
sulit apabila hanya terdapat sedikit atau bahkan sama sekali tidak ada pengalaman di masa
lamapau dengan jenis produk atau jasa tang terlibat.
Penentuan Laba
Akuntansi biaya dilakukan untuk menghitung biaya output yang dijual selama suatu periode,
biaya ini dan biaya-biaya lain dikaitkan dengan pendapatan untuk menghitung laba. Biaya dan
laba dapat dilaporkan untuk segmen-segmen dalam perusahaan atau untuk perusahaan secara
keseluruhan, bergantung pada kebutuhan manajemen dan pelaporan eksternal.

9
Memilih di Antara Berbagai Alternatif
Akuntansi biaya menyediakan informasi mengenai pendapatan dan biaya yang berbeda
yang dapat dihasilkan oleh tindakan-tindakan alternatif. Berdasarkan informasi ini, manajemen
membuat keputusan jangka pendek dan jangka panjang mengenai apakah perusahaan akan
memasuki pasar baru, mengembangkan produk baru, menghentikan produk individual atau
seluruh lini produk, membeli atau membuat sendiri komponen yang dibutuhkan oleh suatu
produk, serta membeli atau melakukan sewa guna usaha peralatan. Dalam pengambilan
keputusan untuk menambah produk baru atau menghentikan produk yang sudah ada, informasi
biaya yang dapat diandalkan adalah sangat penting bagi keberhasilan perusahaan dalam
berkompetisi. Biaya yang tidak dinyatakan dengan tepat memunculkan kemungkinan bahwa
bisnis yang tidak menguntungkan dipertahankan sementara bisnis yang menguntungkan ditolak.
"Dengan cara ini, informasi biaya memainkan peranan penting dalam mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan memilih strategi bagi organisasi.

BAB 2 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya


A. Konsep Biaya
Konsep biaya telah berkembang sesuai dengan kebutuhan akuntan, ekonom, dan insin.
Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai "suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan
yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat. Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran
atau pengorbanan pada tanggal akuisisi dicerminkan oleh penyusutan atas kas atau aset yang
terjadi pada saat ini atau di masa yang akan datang.

Kemampuan Untuk Menelusuri Biaya di Industri Jasa


Kemampuan untuk menelusuri biaya adalah penting untuk pengambilan keputusan di
industri jasa sebagaimana halnya dengan di industri manufaktur. Dalam pengambilan keputusan
rutin mengenai, penetapan harga, tender, serta penghilangan atau penambahan suatu jasa,
mengetahui biaya dari berbagai jasa yang berbeda merupakan suatu hal yang teramat penting
dalam lingkungan kompetitif mana pun, dan kemampuan untuk menelusuri biaya merupakan
dasar dalam menghitung biaya dari suatu jasa seperti halnya dalam menghitung biaya dari barang
hasil manufaktur.
B. Sistem Informasi Akuntansi Biaya

10
Informasi biaya yang sistematis dan komparatif, serta data biaya dan laba analitis
dibutuhkan agar manajer dapat menetapkan target laba, menetapkan target departemental untuk
manajemen tingkat menengah dan manajemen operasi, mengevaluasi efektivitas rencana,
menunjukkan keberhasilan atau kegagalan tertentu, mengidentifikasikan dan memilih strategi,
serta memutuskan penyesuaian dan perbaikan dalam organisasi. Sistem informasi yang
terintegrasi dan terkoordinasi menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manajer dan
mengomunikasikannya dengan segera dalam bentuk yang dapat dipahami oleh pengguna
informasi. Peluang dapat hilang karena komunikasi yang buruk.
Daftar Akun
Setiap organisasi laba dan nirlaba, tidak peduli ukuran dan kompleksitasnya, harus
memiliki sejenis sistem akuntansi buku besar. Agar sistem tersebut dapat berfungsi, data
dikumpulkan, diidentifikasikan, dan diberi kode untuk pencatatan dalam jurnal dan pembukuan
ke akun-akun buku besar: Prasyarat untuk memenuhi tugas tersebut secara efisien adalah daftar
akun atau bagan akun (chart of accounts) yang didesain dengan baik untuk mengklasifikasikan
biaya dan beban.
Dalam sebuah daftar akun, akun-akun sebaiknya diatur dan didesain untuk memberikan
informasi maksimum dengan analisis tambahan seminimum mungkin. Akun-akun tersebut harus
menyediakan rincian yang memadai agar biaya bisa diidentifikasikan dengan manajer yang
bertanggung jawab dan, idealnya, dengan aktivitas yang menimbulkan biaya tersebut.
Suatu daftar akun biasanya dibagi menjadi dua bagian: akun-akun neraca untuk aset,
kewajiban, dan modal; dan laporan laba rugi untuk penjualan, harga pokok penjualan, overhead
pabrik, beban pemasaran, beban administratif, dan beban serta pendapatan lain-lain.
Nomor akun umumnya digunakan untuk menghindari kebingungan yang diciptakan oleh
ejaan dan singkatan yang berbeda-beda dari judul akun yang sama. Penggunaan nomor untuk
mewakili akun adalah bentuk paling sederhana dari simbolisasi dan penting saat peralatan
pemrosesan data elektronik digunakan.
Pemrosesan Data Elektronik
Manajemen yang berhasil adalah suatu proses dari pengambilan keputusan yang terus menerus.
Pengambilan keputusan akan menjadi lebih rumit ketika perusahaan memiliki lebih dari satu
pabrik, yang berlokasi di suatu atau banyak negara; ketika lini produk terdiri atas variasi produk
yang begitu beragam; ketika banyak laporan diharuskan oleh otoritas perpajakan, badan

11
pemerintah, karyawan, serta pemegang saham; dan ketika kebijakan dan tujuan harus
dikomunikasikan dari manajemen eksekutif ke beberapa tinngkatan manajemen menengah dan
operasi. Sistem informasi membantu pengambilan keputusan dengan mengumpulkan,
mengklasifikasikan, menganalisis, dan melaporkan data. Aktivitas-aktivitas ini disebut
pemrosesan data, dan prosedur, formulir, serta peralatan yang digunakan dalam proses tersebut
disebut pemrosesan data. Sistem akuntansi manapun, bahkan mesin kasir di supermarket, adalah
sistem pemrosesan data yang didesain untuk menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu
bagi manajemen.
Sensitifitas terhadap Perubahan Metode
Manufaktur yang berorientasi pada robot dan sangat terotomatisasi mungkin
mempekerjakan sedikit, jika ada, tenaga kerja yang secara langsung dapat ditelusuri ke setiap
unit output. Hal ini meminimalkan perencanaan dan pengendalian untuk tenaga kerja langsung,
dan memerlukan metode alokasi biaya yang tidak didasarkan pada tenaga kerja langsung.
Filosofi just-in-time (JIT) berusaha mencari cara untuk menurunkan investasi dalam persediaan
secara dramatis, yang mengubah fokus akuntansi tradisional pada penelusuran persediaan barang
dalam proses yang jumlahnya cukup besar.
Akuntan manajemen selalu diminta untuk mengidentifikasikan, mengukur,
mengakumulasi, melaporkan, dan menginterpretasikan berbagai informasi yang berguna. Sistem
informasi akuntansi biaya tidak pernah dibatasi pada informasi yang bersifat keuangan saja
(diukur dalam satuan mata uang). Misalnya saja, laporan akuntansi biaya secara rutin mencakup
ukuran fisik output yang diproduksi di setiap periode dan persentase total output yang rusak,
keduanya tidak memerlukan pengukuran dalam mata uang agar dapat berguna dalam evaluasi
kinerja dan pengambilan keputusan. Sekarang otomatisasi, JIT, kompetisi yang semakin intensif,
dan perubahan-perubahan lain dalam lingkungan bisnis telah menciptakan kebutuhan untuk
memodifikasi dan memperluas lagi rentang informasi yang digunakan oleh akuntan manajemen,
tidak peduli apakah informasi tersebut diintegrasikan dengan jurnal dan buku besar akuntansi
atau tidak. Hal ini telah menyebabkan peningkatan dalam perhatian pada ukuran kinerja
nonfinansial di banyak organisasi.

12
C. Klasifikasi Biaya
Klasifikasi biaya adalah sangat penting untuk membuat ikhtisar yang berarti atas data
biaya.
Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut
ini:
1. Produk (satu lot, batch, atau unit dari suatu barang jadi atau jasa)
2. Volume produksi
3. Departemen, proses, pusat biaya (cost center), atau subdivisi lain dari manufaktur
4. Periode akuntansi
5. Suatu keputusan, tindakan, atau evaluasi
Biaya dalam Hubungannya dengan Produk
Proses klasifikasi biaya dan beban dapat dimulai dengan menghubungkan biaya ke
tahapan yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Dalam lingkungan manufaktur, total biaya
operasi terdiri atas dua elemen: biaya manufaktur dan beban komersial. Gambar 2-1
mengilustrasikan pembagian total biaya operasi dan mengindentifikasikan beberapa elemen yang
termasuk dalam setiap divisi.
Biaya Manufaktur. Biaya manufaktur-juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik-
biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik. Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, keduanya
disebut biaya utama (prime cost). Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, keduanya disebut
biaya konversi.
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari
produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Contoh dari bahan
baku langsung adalah kayu yang digunakan untuk membuat furnitur dan minyak mentah yang
digunakan untuk membuat bensin. Kemudahan penelusuran item bahan baku tersebut ke produk
final merupakan pertimbangan utama dalam mengklasifikasikan suatu biaya sebagai bahan baku
langsung. Misalnya saja, jumlah paku dí furnitur merupakan bagian integral dari barang jadi,
tetapi karena biaya dari paku yang diperlukan untuk setiap furnitur tidak signifikan, maka paku
diklasifikasikan sebagai bahan baku tidak langsung.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku
langsung menjadi produk jadi dan dapat diebankan secara layak ke produk tertentu. Di pabrik

13
yang sangat terotomatisasi, dua masalah sering muncul ketika dilakukan usaha untuk
mengedintifikasikan tenaga kerja langsung sebagai elemen biaya yang terpisah. Pertama, pekerja
yang sama melakukan berbagai tugas. Kedua, tenaga kerja langsung mungkin merupakan bagian
yang tidak signifikan dari total biaya produksi.
Overhead pabrik-juga disebut overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban
pabrik-terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output
tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung.
Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang diperlukan untuk penyelesaian suatu
produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut
tidak menjadi bagian dari produk. Contohnya adalah amplas, pola kertas, dan pelumas. Bahan
baku tidak langsung juga termasuk bahan baku yang secara teoretis dapat dilihat sebagai bahan
baku langsung tetapi tidak menjustifikasi usaha guna mengklasifikasikannya sebagai biaya
langsung untuk tujuan akuntansi. Ketika konsumsi bahan baku tersebut sangat minimal, atau
penelusurannya terlalu rumit, maka pengklasifikasian biaya bahan baku tersebut sebagai biaya
langsung menjadi sia-sia atau tidak ekonomis. Contohnya adalah paku, sekrup, mur, lem, dan
kawat pengait. Perlengkapan pabrik, satu bentuk bahan baku tidak langsung, terdiri atas bahan-
bahan seperti oli, minyak pelumas, kain perca, dan sikat yang dibutuhkan untuk memelihara agar
area kerja dan mesin tetap berada dalam kondisi siap pakai dan aman.
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak secara langsung ditelusuri ke
konstruksi atau komposisi produk jadi. Tenaga kerja tidak langsung termasuk gaji penyelia,
klerek pabrik, pembantu umum, pekerja bagian pemeliharaan, dan biasanya, pekerja bagian
gudang. Dalam bisnis jasa, tenaga kerja tidak langsung dapat mencakup gaji resepsionis,
operator telepon, pegawai pengarsipan, dan pegawai yang menangani barang.
Biaya dalam Hubungannya dengan Volume Produksi
Biaya variabel. Jumlah total biaya variabel berubah secara proporsional terhadap
perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan (relevant range). Dengan kata lain, biaya
variabel menunjukkan jumlah per unit yang relatif konstan dengan berubahnya aktivitas dalam
rentang yang relevan. Biaya variabel biasanya dapat dibebankan ke departemen operasi dengan
cukup mudah dan akurat, dan dapat dikendalikan oleh penyelia pada tingkat operasi tertentu.

14
Biaya variabel biasanya mencakup biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Berikut
ini adalah daftar biaya overhead yang biasanya diklasifikasikan sebagai biaya variabel:
 Perlengkapan
 Bahan bakar
 Peralatan kecil
 Kerusakan, sisa, dan beban reklamasi
 Biaya penerimaan
 Royalti
 Biaya komunikasi
 Upah lembur
 Penanganan bahan baku
Biaya tetap. Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. Dengan kata
lain, biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang
yang relevan. Tanggung jawab atas pengendalian untuk biaya tetap biasanya berada pada
tingkatan manajemen menengah atau manajemen eksekutif dan bukannya pada penyelia operasi.
Berikut adalah biaya overhead pabrik yang biasanya diklasifikasikan sebagai biaya tetap:
 Gaji eksekutif produksi
 Depresiasi
 Pajak properti
 Amortisasi paten
 Gaji penyelia
 Asuransi-properti dan kerugian
 Gaji satpam dan pegawai kebersihan
 Pemeliharaan dan perbaikan gedung dan bangunan.
 Sewa
Biaya semivariabel. Beberapa jenis biaya memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jenis
biaya ini disebut biaya semivariabel. Misalnya saja, biaya listrik biasanya adalah biaya
semivariabel. Listrik yang digunakan untuk pencahayaan cenderung menjadi biaya tetap karena
cahaya tetap diperlukan tanpa mempedulikan tingkat aktivitas, sementara listrik yang digunakan

15
sebagai tenaga untuk mengoperasikan peralatan akan bervariasi bergantung pada penggunaan
peralatan. Berikut ini adalah contoh-contoh lain dari biaya overhead semivariabel:
 Inspeksi
 Jasa departemen biaya
 Jasa departemen penggajian
 Jasa departemen personalia.
 Jasa kantor pabrik
 Jasa bahan baku dan persediaan
 Air dan limbahkan di Bab
 Pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin pabrik
 Asuransi kecelakaan dan kesehatan
 Pajak penghasilan
 Pemanasan, listrik, dan generator
Biaya dalam Hubungannya dengan Departemen Produksi atau Segmen lain
Departemen Produksi dan Departemen Jasa. Departemen-departemen dalam suatu pabrik
biasanya dapat diklasifikasikan dalam dua kategori: departemen produksi dan departemen jasa.
Di departemen produksi, operasi manual dan operasi mesin seperti pembentukan dan perakitan
dilakukan secara langsung pada produk atau bagian-bagian dari produk. Jika dua atau tiga jenis
mesin yang berbeda melakukan operasi pada satu produk dalam departemen yang sama, adalah
mungkin untuk meningkatkan akurasi dari biaya produk dengan membagi departemen tersebut
menjadi dua pusat biaya atau lebih.
Di departemen jasa, jasa diberikan untuk keuntungan departemen lain. Dalam beberapa
kasus, jasa ini juga dinikmati oleh departemen jasa yang lain maupun departemen produksi.
Meskipun departemen jasa tidak secara langsung terlibat dalam proses produksi, biaya
departemen ini merupakan bagian dari biaya overhead dan juga merupakan biaya dari produk.
Departemen jasa yang umum di banyak organisasi adalah departemen pemeliharaan, departemen
penggajian, departemen, akuntansi biaya, departemen pemrosesan data, dan departemen katering,
Jangan mencampuradukkan bisnis jasa dengan konsep dari departemen jasa. Bisnis jasa tidak
memproduksi barang jadi sebagai outputnya. Meskipun demikian, dalam bisnis jasa, ada
departemen produksi dan departemen jasa. Dalam firma hukum besar, misalnya, bisa saja ada

16
departemen pajak, real estate, dan pengesahan; ketiganya adalah departemen produksi
departemen yang memiliki kontak langsung dengan klien.
Biaya dalam Hubungannya dengan Periode Akuntansi
Biaya dapat diklasifikasikan sebagai belanja modal (capital expenditure) atau sebagai
belanja pendapatan (revenue expenditure). Suatu belanja modal dimaksudkan untuk memberikan
manfaat pada periode-periode mendatang dan dilaporkan sebagai aset. Belanja pendapatan
memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. Aset akhirnya akan
menjadi beban ketika dikonsumsi atau kehilangan kegunaannya.
Biaya dalam Hubungannya dengan Suatu Keputusan, Tindakan, atau Evaluasi
Ketika harus memilih di antara tindakan-tindakan atau alternatif-alternatif yang mungkin
dilakukan, adalah penting untuk mengidentifikasikan biaya (dan pendapatan, pengurangan biaya,
dan penghematan) yang relevan terhadap pilihan tersebut. Pertimbangan atas hal-hal yang tidak
relevan merupakan pemborosan waktu dan dapat mengalihkan perhatian dari hal-hal yang
relevan. Yang lebih penting, faktor yang tidak relevan bisa saja disalahartikan sebagai faktor
yang relevan.

BAB 3 Analisis Perilaku Biaya


A. Klasifikasi Biaya
Biaya Tetap
Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas
bisnis meningkat atau menurun. Meskipun beberapa jenis biaya terlihat sebagai biaya tetap,
semua biaya sebenarnya bersifat variabel dalam jangka panjang. Jika semua aktivitas bisnis turun
sampai ke titik nol dan tidak ada prospek akan kenaikan, suatu perusahaan akan melikuidasi
dirinya dan menghindari semua biaya. Jika aktivitas diperkirakan akan meningkat di atas
kapasitas saat ini, biaya tetap harus dinaikkan untuk menangani peningkatan volume yang
diperkirakan.
Biaya Variabel
Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang totalnya meningkat secara proporsional
terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan
dalam aktivitas. Biaya variabel termasuk biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
beberapa perlengkapan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, alat-alat kecil, pengerjaan ulang,

17
dan unit- unit yang rusak. Biaya variabel biasanya dapat diidentifikasikan langsung dengan
aktivitas yang menimbulkan biaya tersebut.
Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-
karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Contoh biaya semacam itu mencakup biaya
listrik, air, gas, bensin, batu bara, beberapa perlengkapan, pemeliharaan, beberapa tenaga kerja
tidak langsung, asuransi jiwa kelompok untuk karyawan, biaya pensiun, pajak penghasilan, biaya
perjalanan dinas, dan biaya representasi.
Terdapat dua alasan mengapa karakteristik semivariabel dimiliki oleh beberapa jenis
pengeluaran:
1. Pengaturan minimum mungkin diperlukan, atau kuantitas minimum dari perlengkapan
atau jasa mungkin perlu digunakan untuk memelihara kesiapan beroperasi. Di luar tingkat
biaya minimum ini, yang biasanya bersifat tetap, tambahan biaya bervariasi terhadap
volume.
2. Klasifikasi akuntansi, baik berdasarkan objek pengeluaran maupun fungsi, umumnya
mengelompokkan biaya tetap dan biaya variabel bersama-sama. Misalnya saja, biaya
mesin uap yang digunakan untuk memanaskan ruangan, yang bergantung pada kondisi
cuaca, dan biaya mesin uap yang digunakan untuk proses produksi, yang bergantung pada
volume produksi, mungkin dibebankan ke akun yang sama, sehingga mengakibatkan
tercampurnya biaya tetap dan biaya variabel dalam akun yang sama.
B. Memisahkan Biaya Tetap dengan Biaya Variabel
Untuk merencanakan, menganalisis, mengendalikan, mengukur, atau mengevaluasi biaya
pada tingkatan aktivitas yang berbeda, biaya tetap dan biaya variabel harus dipisahkan. Biaya-
biaya yang seluruhnya tetap atau yang seluruhnya variabel dalam rentang aktivitas yang
diantisipasi harus diidentifikasi, dan komponen tetap serta variabel dari biaya semivariabel harus
diestimasikan. Sebagaimana dibahas di bab-bab berikutnya, pemisahan biaya tetap dan biaya
variabel diperlukan untuk tujuan-tujuan berikut:
1. Perhitungan tarif biaya overhead yang ditentukan sebelumnya dan analisis varians.
2. Penyusunan anggaran fleksibel dan analisis varians.
3. Perhitungan biaya langsung dan analisis margin kontribusi.
4. Analisis titik impas dan analisis biaya-volume-laba.

18
5. Analisis biaya diferensial dan komparatif.
6. Analisis maksimalisasi laba dan minimisasi biaya jangka pendek.
7. Analisis anggaran modal.
8. Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah, produk, dan pelanggan.
Metode Tinggi –Rendah (High and Low Points)
Dalam metode tinggi-rendah (high and low points), elemen tetap dan elemen variabel
dari suatu biaya dihitung menggunakan dua titik. Titik data (periode) yang dipilih dari data
historis merupakan periode dengan aktivitas tertinggi dan terendah. Periode-periode ini biasanya,
meskipun tidak selalu, memiliki jumlah tertinggi dan terendah untuk biaya yang dianalisis.
Metode Scattergraph
Metode scattergraph dapat digunakan untuk menganalisis perilaku biaya. Dalam metode
ini, biaya yang dianalisis disebut variabel dependen dan diplot di sepanjang garis vertikal atau
yang disebut dengan sumbu y. Aktivitas terkait disebut sebagai variabel independen-misalnya,
biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, jam mesin, unit output, atau persentase
kapasitas-dan diplot di sepanjang garis horizontal yang disebut sumbu x.
Metode Kuadrat Terkecil (Least Squares)
Metode kuadrat terkecil (least squares), kadang kala disebut analisis regresi, menentukan
secara matematis garis yang paling sesuai, atau garis regresi linear, melalui sekelompok titik.
Garis regresi meminimalkan jumlah kuadrat deviasi setiap titik aktual yang dipłot dari titik di
atas atau di bawahnya dalam garis regresi.
Metode Kuadrat terkecil (Least Square) untuk Beberapa Variabel Independen
Analisis regresi berganda merupakan penerapan dan perluasan lebih lanjut dari metode
kuadrat terkecil, yang memungkinkan pertimbangan atas lebih dari satu variabel independen.
Dalam analisis regresi berganda, persamaan kuadrat terkecil untuk garis lurus, y = a + bx + e.
diperluas untuk memasukan lebih dari satu variahel indenenden.

BAB 4 Sistem Perhitungan Biaya dan Akumulasi Biaya


A. Aliran Biaya dalam Perusahaan Manufaktur
Semua biaya manufaktur, tanpa mempedulikan apakah bersifat tetap maupun variabel,
mengalir melalui akun barang dalam proses dan persediaan barang jasa. Proses produksi,
pengaturan fisik dari pabrik, dan kebutuhan pengambilan keputusan oleh manajer menentukan

19
bagaimana biaya akan diakumulasikan. Biasanya, akun buku besar untuk biaya manufaktur
adalah bahan baku, beban gaji, pengendali overhead, barang dalam proses, barang jadi, dan harga
pokok penjualan. Akun-akun tersebut digunakan untuk mengakui dan mengukur aliran biaya,
sejak dari perolehan bahan baku, melalui operasi pabrik, sampai harga pokok penjualan.
B. Pelaporan Hasil Operasi
Hasil operasi dari suatu perusahaan manufaktur dilaporkan dalam laporan keuangan
konvensional, sama seperti jenias biaya lainnya. Laporan keuangan tersebut mengikhtisarkan
operasi suatu periode dan menunjukkan pososo finansial pada akhir dari periode tersebut.
Laporan Laba Rugi
Dalam laporan laba rugi, harga pokok penjualan ditampilkan sebagai satu angka.
Meskipun praktik ini untuk laporan yang dpublikasikan, tambahan informasi diperlukan untuk
kebutuhan internal. Oleh karena itu, skedul pendukung untuk harga pokok penjualan biasanya
dibuat.
Neraca
Neraca melengkapi laporan laba rugi. Salah satu laporan saja merupakan gambaran
finansial yang tidak lengkap atas status dan kemajuan suatu perusahaan.
Laporan Arus Kas
Ketika laporan laba rugi dan neraca dilaporkan secara eksternal, prinsip akuntansi yang
diterima secara umum mengharuskan agar kedua laporan tersebut dilengkapi dengan laporan
arus kas.
C. Sistem Biaya
Biaya yang dialokasikan ke unit produksi bisa berupa biaya aktual atau biaya standar.
Dalam sistem biaya aktual atau sistem biaya historis, informasi biaya diakumulasikan ketika
biaya terjadi, tetapi penyajian atas hasilnya ditunda sampai semua operasi untuk periode
akuntansi tersebut telah diserahkan. Dalam sistem biaya standar, produk, operasi, dan proses
dihitung biayanya berdasarkan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya dari sumber daya yang
akan digunakan dan harga yang telah ditentukan sebelumnya dari sumber daya tersebut. Biaya
aktual juga diakumulasikan secara terpisah, dan varians atau selisih antara biaya aktual dengan
biaya standar dikumpulkan dalam akun yang terpisah.
Sebagaimana dinyatakan dalam Bab 2, biaya yang dialokasikan ke unit-unit produksi bisa
saja mencakup seluruh biaya manufaktur (disebut perhitungan biaya penyerapan penuh atau full

20
absorption costing) atau hanya biaya manufaktur variabel saja (disebut perhitungan biaya
langsung atau direct costing atau variable costing).
D. Akumulasi Biaya
Perhitugan biaya berdasarkan pesanan dan perhitungan biaya berdasarkan proses adalah
dua metode akumulasi biaya yang paling banyak digunakan, dan keduanya memiliki beberapa
aspek yang sama. Meskipun objek biaya final dalam kedua metode ini adalah unit produksi,
kedua metode berbeda secara fundamental dalam pendekatannya terhadap penulusuran biaya.
Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya ditelusuri ke batch, lot, atau kontrak
individual. Dalam perhitungan biaya berdasarkan proses, biaya ditelusuri ke suatu departemen,
operasi, atau subdivisi lain dalam suatu fasilitas produksi.
Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat diterapkan untuk pekerjaan berdasarkan
pesanan di pabrik, bengkel, dan tempat reparasi; untuk pekerjaan konstruksi dan percetakan, dan
untuk pekerjaan di bidang jasa seperti firma medis, hukum, arsitek, akuntansi, dan konsulat.
Sistem Perhitungan biaya berdasarkan Proses
Perhitungan biaya berdasarkan proses dapat diterapkan untuk industri seperti
penggilingan gandum, pabrik minuman, pabrik kimia, dan pabrik tekstil, dimana sejumlah besar
dari satu jenis produk atau beberapa jenis produk diproduksi. Metode ini juga dapat diterapkan
untuk operasi perakitan dan pengujian yang melibatkan sejumlah besar barang kecil yang serupa
seperti peralatan listrik, suku cadang peralatan elektronik, atau peralatan rumah tangga.
Aspek-aspek Umum yang Terdapat baik dalam Perhitungan Biaya Berdasarkan
Pesanan maupu Perhitungan Berdasarkan Proses
Baik dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan maupun dalam perhitungan biaya
berdasarkan proses, perhatian yang cukup besar diberikan terhadap perhitungan yang terinci atas
biaya barang dalam proses. Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, akun buku besar
barang dalam proses didukung oleh akun buku pembantu biaya pesanan, dengan catatan terpisah
yang menunjukkan rincian biaya dari setiap pesanan yang ada dalam proses produksi.
Tetapi, beberapa bagian kecil dari logam yang diperlukan untuk pesanan tersebut diproduksi
dalam suatu departemen yang menggunakan mesin pencetak metal yang memproses secara cepat
dan repetitif. Biaya dari pencetakan tersebut diakumulasikan dengan menggunakan perhitungan

21
biaya berdasarkan proses. Meskipun perusahaan tersebut menggunakan baik perhitungan biaya.
Metode Campuran
Contoh yang umum dari kebutuhan akan metode perhitungan biaya campuran adalah
dalam kasus sistem manufaktur fleksibel (flexible manufacturing system-FMS). Semakin banyak
pabrik yang beralih dari proses manufaktur yang melibatkan sistem manual dan/atau sistem
otomatisasi tetap ke FMS. Suatu FMS terdiri atas kumpulan yang terintegrasi dari proses
produksi terotomatisasi, pergerakan bahan baku terotomatisasi, dan sistem pengendalian sistem
terkomputerisasi untuk memproduksi secara efisien variasi produk yang sangat fleksibel.
Cakupan dari variasi produk dibatasi oleh kebutuhan produk untuk memiliki karakteristik-
karakteristik umum tertentu yang memungkinkan pengelompokkan ke dalam suatu keluarga
produk dan pada saat yang bersamaan mempertahankan fleksibilitas yang cukup tinggi. Misalnya
saja, pabrik General Electric di Erie, Pennsylvania, mesin diesel dari berbagai ukuran dapat
diproduksi di lini produksi otomatis yang sama, tanpa persiapan maupun tambahan peralatan
yang signifikan.
Backflush Costing
Backflush costing merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mengakumulasi biaya
manufaktur di suatu pabrik atau bagian pabrik di mana kecepatan pemrosesan sangat cepat,
sebagaimana dalam sistem Just In Time yang sudah mapan. Backflush costing dapat dilakukan
karena sistem tersebut melompati beberapa ayat jurnal akuntansi rutin yang diperlukan dalam
akun buku pembantu untuk akumulasi biaya berdasarkan pesanan dan akumulasi biaya
berdasarkan proses, sehingga menghemat waktu pemrosesan data secara signifikan. Ketika
waktu maupun insentif tidak mencukupi untuk menelusuri biaya barang dalam proses secara
terinci; backflush costing menjadi metode untuk mengakumulasikan biaya dengan cara bekerja
dari belakang menggunakan informasi akuntansi yang tersedia setelah proses produksi selesai;
yaitu, pada akhir dari setiap periode akuntansi. Backflush costing dibahas dan diilustrasikan di
Bab 10. Tampilan 4-6 memberikan ikhtisar perbandingan dari metode akumulasi biaya, termasuk
backflush costing.

BAB 5 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan(Job Order Costing)


C. Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik

22
Overhead pabrik terdiri atas semua biaya yang tidak dapat ditelusuri langsung ke pesanan
tetapi terjadi dalam proses produksi (di luar pemasaran dan administrasi). Kurangnya
penelusuran langsung menyebabkan akuntansi untuk biaya overhead menjadi sangat berbeda.
Hal ini disebabkan terutama karena peranan yang dimainkan oleh bukti permintaan bahan baku
dan kartu jam kerja tenaga kerja langsung tidak terdapat padanannya dalam akuntansi untuk
biaya overhead. Oleh karena itu, biaya overhead diakumulasikan tanpa mengacu ke pesanan
tertentu, dan total biaya overhead kemudian dialokasikan ke semua pesanan.
Biaya Overhead Aktual
Beberapa biaya overhead aktual, seperti bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak
langsting, dicatat pada saat terjadinya atau melalui ayat jurnal periodik, seperti yang dilustrasikan
sebelumnya. Lainnya, seperti penyusutan dan asuransi yang jatuh tempo, dicatat hanya melalui
ayat jurnal penyesuaian yang dibuat di akhir suatu periode akuntansi.
Estimasi Biaya Overhead yang Dialokasikan
Biaya utama dari suatu pesanan ditentukan dari bukti permintaan bahan baku dan kartu
jam kerja. Menentukan jumlah overhead yang akan dibebankan adalah lebih sulit. Beberapa
biaya overhead, seperti sewa dan asuransi, bersifat tetap tanpa mempedulikan jumlah produksi.
Lainnya, seperti listrik dan pelumas, akan bervariasi dengan kuantitas produksi. Biaya overhead
seperti usaha pembersihan besar-besaran dan remodeling sifatnya tidak rutin atau musiman;
keduanya memberikan manfaat bagi seluruh proses produksi tetapi biayanya bisa saja terjadi
ketika beberapa pesanan ada dalam produksi dan tidak terjadi pada waktu-waktu lain.
D. Akuntansi untuk Barang Jadi dan Produk yang Dijual
Suatu pesanan untuk pelanggan tertentu dapat dikirimkan langsung ketika pesanan sudah
diselesaikan sehingga tidak pernah dibukukan sebagai persediaan barang jadi. Penjualan dan
Harga Pokok Penjualan dicatat ketika pesanan ditransfer dari Barang dalam Proses. Jika tujuan
dari pesanan yang sudah selesai adalah untuk mengisi kembali persediaan dari suatu komponen
yang digunakan untuk membuat produk lain, maka biaya dari pekerjaan yang sudah selesai
tersebut dibebankan ke akun Bahan Baku dan bukannya ke akun Barang Jadi. Ketika persediaan
dikirimkan ke pelanggan, kartu persediaan barang jadi diperbaharui, faktur penjualan dibuat, dan
penjualan serta harga pokok penjualan dibukukan, sebagaimana yang berlaku di sistem
persediaan perpetual mana pun.
E. Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan di Bisnis Jasa

23
Dalam bisnis jasa ketika pesanan berbeda satu sama lain dan informasi biaya diinginkan
untuk setiap pesanan individual, maka beberapa variasi dari perhitungan biaya berdasarkan
pesanan digunakan. Bisnis jasa ini meliputi penjahit, perusahaan pemangkas rumput, agen
pembantu rumah tangga, bengkel, dan jasa profesional seperti jasa hukum, medis, arsitektur,
teknik, akuntansi, dan konsultasi. Dalam bisnis-bisnis tersebut, tenaga kerja langsung dan biaya
yang berhubungan dengan tenaga kerja biasanya lebih besar daripada biaya-biaya lain, sering
kali dengan selisih yang cukup jauh, sehingga tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya
biasanya dihitung berdasarkan biaya tenaga kerja langsung. Adalah hal yang umum untuk
mengombinasikan biaya tenaga kerja dengan tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya,
sehingga jumlah yang dibebankan ke setiap pesanan per jam tenaga kerja langsung sudah
termasuk biaya tenaga kerja dan overhead.

BAB 6 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses (Process Costing)


A. Akumulasi Biaya Proses
Tujuan penting dari sistem perhitungan biaya mana pun adalah untuk menentukan biaya
dari barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Sistem perhitungan biaya sebaiknya
ekonomis untuk dioperasikan dan membebankan sejumlah biaya ke setiap produk sedemikian
rupa sehingga mencerminkan dengan wajar biaya dari sumber daya yang digunakan untuk
memproduksi produk tersebut. Oleh karena setiap perusahaan memiliki perbedaan dalam hal
teknologi manufaktur, organisasi produksi dan bauran produk, maka bisa diperkirakan bahwa
sistem perhitungan biayanya juga akan berbeda. Sistem perhitungan biaya sebaiknya disesuaikan
agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
Perhitungan Biaya Departemen
Dalam perusahaan manufaktur, produksi dapat terjadi dibeberapa departemen. Setiap
departemen melakukan suatu operasi tertentu yang mengarah pada penyelesaian produk. Sebagai
contoh, departemen pertama biasanya melakukan proses pekerjaan tahap permulaan atas produk
seperti memotong, mencetak, atau membentuk produk atau komponen-komponennya. Jika
pekerjaan di departemen pertama selesai, unit-unit tersebut ditransfer ke departemen kedua.
Departemen kedua kemudian melaksanakan tugasnya, mulai dari perakitan, pengamplasan,
pengecatan, atau pengemasan, kemudian mentransfer unit-unit tersebut ke departemen

24
berikutnya, yang kemudian melaksanakan tugasnya, dan demikian seterusnya, sampai unit-unit
tersebut akhirnya selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi.
Aliran Produksi secara Fisik
Suatu produk dapat berpindah di dalam pabrik dengan berbagai cara. Tiga format aliran
produksi fisik yang berhubungan dengan perhitungan biaya berdasarkan proses adalah berurutan,
paralel, dan selektif. Ketiganya dijelaskan di sini untuk mengilustrasikan bahwa perhitungan
biaya berdasarkan proses dapat diterapkan ke semua pola aliran produk.
Aliran, Produk Berurutan (Sequential Product Flow). Dalam aliran produk berurutan,
setiap produk diproses dalam urutan langkah-langkah yang sama. Dalam suatu perusahaan
dengan tiga departemen, pemotongan, perakitan, dan pengemasan.
Allran Produk Paralel (Parallel Product Flow). Dalam aliran produk paralel, bagian
tertentu dari pekerjaan dilakukan secara simultan dan kemudian disatukan dalam satu atau lebih
proses final untuk diselesaikan dan ditransfer ke barang jadi.
Aliran Produk Selektif (Selective Product Flow). Dalam aliran produk selektif, produk
berpindah ke departemen departemen berbeda dalam suatu pabrik, bergantung pada produk final
akan dihasilkan.
Akuntansi untuk Biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Overhead
Biaya Bahan Baku. Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, bukti permintaan bahan
baku merupakan dasar pembebanan biaya bahan baku langsung ke pesanan tertentu. Dalam
perhitungan biaya berdasarkan proses, rincian dikurangi karena bahan baku dibebankan ke
departemen dan bukannya ke pesanan, dan hanya ada sedikit departemen yang menggunakan
bahan baku. Bukti permintaan bahan baku dapat berguna untuk pengendalian bahan baku. lika
bukti permintaan bahan baku tidak diberi harga secara individual, biaya bahan baku yang
digunakan dapat ditentukan di akhir periode produksi melalui pendekatan persediaan periodik
yaitu, menambahkan pembelian ke persediaan awal dan mengurangkannya persediaan akhir.
Biaya Tenaga Kerja. Pekerjaan klerikal terinci untuk mengakumulasikan biaya tenaga kerja
berdasarkan pesanan dihilangkan dalam perhitungan biaya berdasarkan proses karena biaya
renaga kerja cukup ditelusuri ke departemen. Kartu jam kerja harian atau kartu absensi
digunakan sebagai ganti dari kartu jam kerja pesanan. Ayat jurnal ikhtisar mendistribusikan
beban gaji tenaga kena langsung ke departemen-departemen selama periode tersebut. Untuk
mengilustrasikan ayat jurnal untuk tenaga kerja. asumsikan bahwa selama bulan Januari 500 jam

25
tenaga kena langsung digunakan di Departemen Pemotongan, dan 921 jam tenaga kerja langsung
digunakan di Departemen Perakitan. Tarif upah adalah $10 per jam di kedua departemen,
sehingga beban biava tenaga kerja langsung untuk produksi selama bulan Januari masing-masing
adalah sebesar $5.000 dan $9.210 untuk Departemen Pemotongan dan Perakitan.
Biaya Overhead Pabrik. Baik dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan maupun dalam
perhitungan biaya berdasarkan proses, biaya aktual dari overhead pabrik diakumulasikan di akun
buku besar pengendali, dan rincian biaya overhead pabrik diakumulasikan di buku pembantu.
Dalam buku pembantu, setiap item biaya overhead, seperti bahan baku tidak langsung atau
tenaga kerja tidak langsung, dirinci sampai ke jumlah biaya per departemen. Informasi terinci ini
digunakan sebagai dasar untuk merencanakan biaya di masa depan dan untuk mengendalikan
biaya saat ini. Ketika biaya overhead terjadi, biaya tersebut dicatat dalam akun buku besar.
overhead pabrik dan diposting ke buku pembantu departemental untuk biaya overhead.
Mengombinasikan Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik. Ilustrasi sebelumnya
menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja langsung dibebankan secara terpisah ke setiap
departemen melalui ayat jurnal umum. Peningkatan dalam otomatisasi menyebabkan proporsi
tenaga kerja langsung terhadap total biaya produksi semakin menurun. Lebih lanjut lagi, di
pabrik-pabrik yang sangat terotomatisasi, perbedaan antara tugas yang dilakukan oleh tenaga
kerja langsung derigan yang dilakukan oleh tenaga kerja tidak langsung menjadi kabur. Selain
itu, biaya overhead pabrik seperti penyusutan peralatan, listrik, dan pemeliharaan cenderung
meningkat dengan adanya otomatisasi. Akibatnya, beberapa produsen mengombinasikan elemen
biaya tenaga kerja dan overhead pabrik serta menyebut keduanya sebagai biaya konversi atau
sebagai overhead pabrik. Tenaga kerja langsung tidak dibebankan secara terpisah; melainkan
menjadi satu dalam jumlah biaya konversi yang dibebankan ke setiap departemen.
B. Laporan Biaya Produksi
Dalam perhitungan biaya berdasarkan proses, semua biaya yang dapat dibebankan ke
departernen diikhtisarkan dalam laporan biaya produksi departemen. Laporan biaya produksi
(cost of production report) adalah kertas kerja yang menampilkan jumlah biaya yang
diakumulasikan dan dibebankan ke produksi selama satu bulan atau periode lain. Laporan
tersebut juga merupakan sumber informasi untuk menyusun ayat jurnal ikhtisar guna mencatat
biaya dari unit-unit yang ditransfer dari satu departemen produksi ke departemen produksi lain
dan akhirnya ke persediaan barang jadi.

26
Laporan biaya produksi untuk suatu departemen dapat memiliki banyak bentuk atau
format, tetapi sebaiknya laporan tersebut menunjukkan (1) biaya total dan biaya per unit dari
pekerjaan yang diterima dari satu atau beberapa departemen lainnya; (2) biaya total dan biaya per
unit dari bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang ditambahkan oleh departemen
tersebut; (3) biaya dari persediaan barang dalam proses awal dan akhir; dan (4) biaya yang
ditransfer ke departemen berikutnya atau ke persediaan barang jadi. Bagian biaya dari laporan
tersebut biasanya dibagi menjadi dua bagian; satu bagian menunjukkan total biaya yang harus
dipertanggungjawabkan oleh departemen yang bersangkutan, dan bagian berikutnya
menunjukkan disposisi dari biaya tersebut. Total biaya yang dilaporkan di bagian pertama harus
sama dengan total biaya yang dilaporkan di bagian kedua. Laporan biaya produksi juga dapat
memasukkan skedul kuantitas, yang menunjukkan total jumlah unit produk yang harus
dipertanggungjawabkan oleh suatu departemen dan diposisi dari unit-unit tersebut.
Peningkatan dalam Kuantitas Produksi Ketika Bahan Baku Ditambahkan
Dalam beberapa proses produksi, penambahan bahan baku menyebabkan peningkatan
dalam total volume atau jumlah unit produk Misalnya saja, dalam produksi minuman ringan (soft
drinks) sirup diproduksi di satu departemen sedangkan air soda ditambahkan di proses-proses
selanjutnya. Penambahan air soda meningkatkan volume total dari produk cair yang harus
dipertanggungjawabkan. Peningkatan kuantitas cairan mengencerkan atau mendilusi jumlah
sirup dalam setiap galon, yang kemudian mengurangi jumlah biaya departemen sebelumnya di
setiap galon produk yang diproduksi di departemen kedua. Peningkatan kuantitas produk cair
menyerap biaya departemen sebelumnya dengan total jumlah yang sama.

BAB 7 Biaya Mutu (The Cost of Quality) dan Akuntansi untuk Kehilangan dalam Proses
Produksi (Accounting for Production Losses)
A. Biaya Mutu
Sampai batas tertentu, biaya mutu (cost of quality) sering kali disalahartikan. Biaya mutu
tidak hanya terdiri atas biaya untuk mencapai mutu, melainkan juga biaya yang terjadi karena
kurangnya mutu. Untuk memahami dan meminimalkan biaya mutu, maka jenis biaya mutu harus
diidentifikasi dan dibedakan.
Jenis-jenis Biaya Mutu

27
Biaya mutu dapat dikelompokkan ke dalam tiga klasifikasi besar: biaya pencegahan (prevention
cost), biaya penilaian (appraisal cost), dan biaya kegagalan (failure cost).³
1. Biaya pencegahan (prevention cost) adalah biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya
kegagalan produk. Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendesain
produk dan sistem produksi bermutu tinggi, termasuk biaya untuk menerapkan dan
memelihara sistem sistem tersebut. Pencegahan kegagalan produk dimulai dengan
mendesain mutu ke dalam produk dan proses produksi. Biaya penilaian (appraisal cost)
adalah biaya yang terjadi untuk mendeteksi kegagalan produk. Biaya penilaian terdiri atas
biaya inspeksi dan pengujian bahan baku, biaya inspeksi produk selama dan setelah
proses produksi, serta biaya untuk memperoleh informasi dari pelanggan mengenai
kepuasan mereka atas produk tersebut.
2. Biaya kegagalan (failure cost) adalah biaya yang terjadi ketika suatu produk gagal.
Kegagalan tersebut dapat terjadi secara internal maupun eksternal. Biaya kegagalan
internal (internal failure cost) adalah biaya yang terjadi selama proses produksi, seperti
biaya sisa bahan baku, biaya barang cacat, biaya pengerjaan kembali, dan terhentinya
produksi karena kerusakan mesin atau kehabisan bahan baku. Biaya kegagalan eksternal
(external failure cost) adalah biaya yang terjadi setelah produk dijual, meliputi biaya
untuk memperbaiki dan mengganti produk yang rusak selama masa garansi, biaya untuk
menangani keluhan pelanggan, dan biaya hilangnya penjualan akibat ketidakpuasan
pelanggan.
Manajemen Mutu Total
Untuk dapat bertahan di lingkungan bisnis yang kompetitif, suatu perusahaan harus
menyediakan produk bermutu dengan harga yang wajar. Perusahaan-perusahaan seperti Ford,
HewlettPackard, Harley Davidson, dan Celanese pada awal tahun 1980-an sudah menyadari
bahwa perusahaan-perusahaan tersebut tidak dapat terus menjadi kompetitif, jika produknya
tidak dapat bersaing dengan produk dengan mutu tertinggi dari pesaingnya. Untuk
menghilangkan mata yang buruk, produsen kelas dunia mengadopsi filosofi manajemen mutu
total. Manajemen mutu total (total quality management-TQM) adalah pendekatan tingkat
perusahaan terhadap perbaikan mutu yang berusaha untuk memperbaiki mutu di semua proses
dan aktivitas. Filosofi ini telah berkembang menjadi lebih dari sekadar suatu tujuan dari bisnis

28
yang dikelola dengan baik. TQM telah menjadi filosofi yang mengakar dan suatu cara untuk
menjalankan bisnis yang berlaku bagi seluruh bidang fungsional dan karyawan perusahaan.
Peningkatan Mutu secara Berkelanjutan
Cara yang terbaik untuk mengurangi biaya mutu total adalah dengan mengurangi kondisi
kurangnya mutu. Secara historis, perusahaan menyelesaikan masalah mutu melalui strategi
produksi dalam volume besar dan inspeksi. Idenya adalah untuk menghasilkan produk dalam
jumlah yang banyak sedemikan rupa sehingga, berapa pun jumlah unit yang ditolak di akhir
proses, perusahaan tersebut tetap memiliki unit bagus dalam jumlah yang memadai guna
memenuhi permintaan. Pendekatan ini memiliki beberapa kekurangan. Pertama, pendekatan ini
terlalu terlambat dalam mendeteksi kerugian produksi. Jika cacat terjadi pada awal proses
produksi. Biaya yang ditambahkan ke produk yang defektif tersebut tentu saja merupakan
kerugian. Pendekatan ini bergantung kepada persediaan dalam jumlah besar yang tentu saja
memakan banyak biaya, guna memastikan dihasilkannya unit bagus dalam jumlah yang
mencukupi. Hal ini mengakibatkan penggunaan sumber daya produksi secara tidak efisien dan
terbuangnya bahan baku serta tenaga kerja secara percuma.
Mengukur dan Melaporkan Biaya Mutu
Agar berhasil dalam memantau biaya mutu serta mengevaluasi perbaikan, akuntan
manajemen harus dapat mengukur biaya mutu. Biaya mutu bagi kebanyakan perusahaan cukup
tinggi. Suatu studi di Sola Optical di Petaluma, California, yang dilakukan oleh konsultan
eksternal pada tahun 1989, menyatakan bahwa biaya mutu perusahaan tersebut berkisar 20% dari
pendapatannya. ¹2 Mengukur dan melaporkan biaya sebesar itu akan menarik perhatian
manajemen puncak, terutama para manajer AS terkemuka yang cenderung fokus pada ukuran-
ukuran finansial. Pada saat yang bersamaan, biaya sebesar itu akan memberikan insentif yang
besar bagi perbaikan. Melaporkan biaya mutu juga menyediakan. arahan dengan
mengindikasikan peluang untuk perbaikan yang substansial.
B. Akuntansi untuk Kerugian Proses Produksi (Production Loses) dalam Sistem
Perhitungan Berdasarkan Pesanan
Kerugian produksi dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan mencakup biaya
bahan baku sisa, biaya barang cacat, dan biaya pengerjaan kembali atas barang cacat. Sebagian
besar dari kerugian ini diakibatkan oleh kurangnya mutu dan sebaiknya dihilangkan jika
memungkinkan. Salah satu cara untuk menarik perhatian pada kebutuhan untuk mengurangi

29
jenis-jenis kegagalan mutu semacam ini adalah dengan menentukan biayanya dan kemudian
melaporkannya kepada manajemen puncak. Biaya yang besar menandakan peluang untuk
memperbaiki mutu secara substansial, yang oleh manajemen harus diartikan sebagai peluang
untuk meningkatkan laba perusahaan.
Akuntansi untuk Bahan Baku Sisa (Scrap)
Bahan baku (spoilage) sisa terdiri atas (1) serbuk atau sisa-sisa yang tertinggal setelah
bahan baku diproses, (2) bahan baku cacat yang tidak dapat digunakan maupun diretur ke
pemasok, dan (3) bagian-bagian yang rusak akibat kecerobohan karyawan atau kegagalan mesin.
Jika bahan baku sisa memiliki nilai, maka bahan baku sisa tersebut sebaiknya dikumpulkan dan
disimpan untuk dijual ke pedagang barang bekas. Jika bahan baku sisa merupakan hasil dari
pemotongan pengikiran, atau residu bahan baku, maka biayanya mungkin tidak mudah untuk
ditentukan. Meskipun demikian, tetap dibutuhkan suatu catatan atas jumlah bahan baku sisa
tersebut terlepas dari fakta bahwa tidak ada biaya yang dapat dibebankan ke persediaan itu.
Meskipun jenis bahan baku sisa ini tidak dapat dihilangkan, tidak berarti bahwa bahan baku sisa
tersebut dapat diabaikan. Jumlah bahan baku sisa sebaiknya ditelusuri sepanjang waktu dan
dianalisis untuk menentukan apakah hal tersebut terjadi karena penggunaan bahan baku yang
tidak efisien, dan apakah inefisiensi ini dapat dihilangkan, paling tidak sebagian jika tidak
seluruhnya.
Akuntasnsi untuk Biaya Barang Cacat (Spoiled Goods)
Barang cacat berbeda dengan bahan baku sisa karena barang cacat adalah unit yang
selesai atau separuh selesai namun cacat dalam hal tertentu. Barang cacat tidak dapat dibetulkan,
baik karena secara teknis tidak memungkinkan atau karena tidak ekonomis untuk
membetulkannya. Produk plastik yang dibuat dari cetakan yang penyok atau tergores, atau
dicetak dengan warna yang salah, tidak dapat dibetulkan. Di sisi lain, produk yang
permukaannya dicat tetapi terdapat gelembung, masih dapat diperbaiki dengan mengamplas dan
mencatnya kembali. Pengamplasan dan pengecatan kembali tidak akan ekonomis apabila selisih
antara pendapatan yang dapat diperoleh dari penjualan produk tersebut pada harga normal
dengan penjualan produk tersebut pada harga diskon karena cacat, lebih kecil dibandingkan
dengan tambahan biaya untuk melakukan pengamplasan dan pengecatan kembali.
Akuntansi untuk Biaya Pengerjaan Kembali (Rework)

30
Pengegang kembali (rework) adalah proses untuk membetulkan barang cacat. Seperti
barang cacat pengerjaan kembali dapat disebabkan baik oleh tindakan pelanggan maupun oleh
kegagalan external. Sebagaimana halnya barang cacat, perlakuan akuntansi untuk biaya
pengerjaan kembali bergantung pada jenis penyebabnya.
C. Akuntansi untuk Kerugian Proses Produksi (Production Losses) dalam Sistem
Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses
Sebagaimana halnya dengan sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan, kerugian
produksi pada sistem biaya berdasarkan proses juga mencakup biaya bahan baku sisa, biaya
barang cacat, dan biaya pengerjaan kembali. Penjualan Bahan Baku Sisa, Pendapatan Lain-lain,
Harga Pokok Penjualan, Pengendali Overhead Pabrik, atau Barang dalam Proses, sebaiknya
dikreditkan untuk pendapatan yang diperoleh dari penjualan bahan baku sisa. Biasanya biaya
pengerjaan kembali dibebankan ke Pengendali Overhead Pabrik dan bukannya ke Barang dalam
Proses, karena pengerjaan kembali di sistem perhitungan biaya berdasarkan proses biasanya
disebabkan karena kegagalan internal dan bukan karena permintaan pelanggan.
Meskipun karakteristik barang cacat secara konsep sama untuk kedua sistem, perlakuan
akuntansinya berbeda. Sebagaimana dijelaskan di Bab 6, perhitungan biaya berdasarkan proses
mengambil biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead yang dibebankan ke suatu
departemen atau pusat biaya (termasuk biaya dari persediaan awal), dan mengalokasikannya ke
unit-unit yang ditransfer keluar dari departemen tersebut serta ke unit-unit yang masih berada di
persediaan akhir departemen itu. Jika metode biaya rata-rata tertimbang yang digunakan, maka
biaya di persediaan awal ditambahkan ke biaya yang dibebankan ke departemen tersebut selama
periode berjalan, kemudian unit ekuivalen untuk setiap elemen biaya ditentukan. Setelah itu
biaya per unit ekuivalen dihitung untuk setiap elemen biaya. Biaya yang ditransfer keluar dari
departemen tersebut kemudian ditentukan dengan cara mengalikan total biaya per unit ekuivalen
dengan jumlah unit yang ditransfer keluar. Sisa biaya di departemen tersebut tetap tinggal
sebagai nilai persediaan akhir. Jika beberapa unit produk cacat atau hilang, maka biayanya harus
dipertanggungjawabkan dengan suatu cara tertentu.
Barang Cacat yang Diakibatkan oleh Kegagalan Internal
Jika barang cacat disebabkan oleh kegagalan internal, maka biayanya sebaiknya diukur
dan dibebankan ke Pengendali Overhead Pabrik, sebagaimana dijelaskan untuk sistem
perhitungan biaya berdasarkan pesanan. Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses,

31
biaya ini ditentukan berdasarkan unit ekuivalen. Akibatnya, jumlah unit ekuivalen tidak hanya
terdiri dari unit yang ditransfer keluar dan unit di persediaan akhir, tetapi juga unit barang cacat.
Jika barang cacat dideteksi lewat inspeksi di titik-titik tertentu dari proses atau jika barang cacat
disebabkan oleh kejadian penting tertentu dalam proses, maka unit ekuivalen dari setiap elemen
biaya adalah porsi dari elemen biaya tersebut yang selesai sebelum inspeksi atau kejadian
tersebut terjadi. Jika barang cacat dapat terjadi di berbagai titik yang berbeda pada proses
produksi, maka penyelia departemen atau seseorang yang terlatih dalam pengendalian mutu
harus menentukan tingkat penyelesaian dari barang cacat tersebut.
Penyusutan (Shrinkage) Normal dalam Produksi
Dalam beberapa proses produksi, unit-unit fisik hilang melalui penguapan atau proses
alami lainnya yang tidak termasuk dalam kegagalan internal. Kehilangan atau penyusutan harus
dipantau untuk memastikan bahwa bila dalam kejadian tersebut kegagalan internal benar-benar
terjadi, hal itu akan terdeteksi dan, jika mungkin, diperbaiki. Meskipun demikian, kehilangan
semacam itu biasanya tidak dibebankan ke biaya dengan alasan pembebanan tersebut tidak
praktis. Oleh karena itu, total biaya diserap oleh barang bagus yang tersisa.

Bab 8 Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan dan Produk Gabungan


Definisi Produk Sampingan dan Produk Gabungan
Istilah produk sampingan (by-product) umumnya digunakan untuk mendefinisikan suatu
prod dengatinilai total yang relatif kecil dan dihasilkan secara simultan atau bersamaan dengan
prod lain yang rulaf totalnya lebih besar. Produk dengan nilai total yang lebih besar tersebut
biasan disebut produk utama (main product). Produk utama biasanya diproduksi dalam jumlan ye
lebih besar dibandingkan dengan produk sampingan. Biasanya, produsen hanya memiliki kendali
atas jumlah produk sampingan yang dihasilkan. Sebaliknya, diperkenalkannya teknik yang lebih
maju seperti yang digunakan di industri perminyakan, telah memungkin pengendalian yang lebih
besar atas jumlah residu dan produk sampingan lainnya. Misalnya suatu Perusahaan yang
menyewa truk untuk mengangkut bahan tertentu menemukan ba bahan buangan tersebut dapat
digunakan sebagai pupuk Produk sampingan ini selan menjadi sumber pendapatan lain untuk
seluruh industri
Produk gabungan (joint product) dihasilkan secara simultan melalui suatu prose renatan
proses umum, di mana setiap produk yang dihasilkan dari proses tersebut mem lebih dari sekedar

32
nilai hominal Proses produksi tersebut bersifat simultan karena pro menghasilkan seluruh produk
tersebut tanpa kecuali Peningkatan dalam output salah produk pasti akan menyebabkan
peningkatan kuantitas dari produk atau produk-prod lain, dan demikian pula sebaliknya,
walaupun tidak harus dalam proporsi yang sama Ti pisah batas (split-off point) didefinisikan
sebagai titik di mana produk-produk tersebut da Bipisahkan sebagai unit unit individual.
Sebelum titik tersebut, produk-produk tadi masih dal Situ kesatuan yang homogen

Metode untuk Menghitung Biaya Produk Sampingan


Metode yang dapat diterima untuk menghitung biaya produk sampingan terdiri atas d
Kategori. Dalam kategori pertama, biaya produksi gabungan tidak dialokasikan ke pro
sampingan. Dalam kategori ini, ada dua metode Pendapatan yang dihasilkan dari penjua produk
sampingan dikreditkan ke pendapatan atau ke biaya produk utama Metode ini dibedakan
berdasarkan perlakuannya terhadap pendapatan kotor dari produk sampingan dan disebut sebagai
metode L. Alternatifnya, biaya produk sampingan setelah titik pisah batas dilawan dengan
pendapatan dan produk tersebut Variasi ini dibedakan berdasarkan pengeluaran terhadap
pendapatan bersih dan produk sampingan dan disebut sebagai metode 2
Biaya produksi gabungan muncul sebagai akibat dari pemrosesan secara simultan atau
produksi berbagai produk yang dihasilkan dari proses yang sama. Untuk menghitung nilai
persediaan biaya gabungan ini dapat saja dialokasikan ke produk sampingan yang nilainya relatif
kecil. Sebaliknya, alokasi tersebut harus dilakukan ke produk gabungan yang memiliki nilai lebih
besar dari nilai nominal. Untuk keperluan pelaporan finansial, beberapa metode dapat digunakan
untuk menghitung biaya produk sampingan dan produk gabungan. Dalam hukum pajak
penghasilan terdapat indikasi adanya kecenderungan ke metode harga pasar. Manajemen
sebaiknya mengenali keterbatasan alokasi biaya gabungan yang arbitrer ini ketika menganalisis
produk individual dan ketika mengambil keputusan yang berkaitan dengan produk gabungan.

Bab 9 Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan


Perolehan dan Penggunaan Bahan Baku
Meskipun proses produksi dan kebutuhan bahan baku bervariasi sesuai dengan ukuran
dan industri dari perusahaan, pembelian dan penggunaan bahan baku biasanya meliputi lang
langkah berikut:

33
1. Untuk setiap produk atau variasi produk, insinyur menentukan rute (routing) untuk set
produk, yang merupakan urutan operasi yang akan dilakukan, dan sekaligus menetap daftar
bahan baku yang diperlukan (bill of materials), yang merupakan daftar kebutuh bahan baku
untuk setiap langkah dalam urutan operasi tersebut.
2. Anggaran produksi (production budget) menyediakan rencana utama, dari mana
rinmengenai kebutuhan bahan baku dikembangkan.
3. Bukti permintaan pembelian (purchase requisition) menginformasikan agen pembeli
mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan.
4. Pesanan pembelian (purchase order) merupakan kontrak atas jumlah yang harus
dikirimkan.
5. Laporan penerimaan (receiving report) mengesahkan jumlah yang diterima, dan
mungkin juga melaporkan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu.
6. Bukti- permintaan bahan baku (materials requisition) yang diperkenalkan di Bab
memberikan wewenang bagi gudang untuk mengirimkan jenis dan jumlah tertentu dan bahan
baku ke departemen tertentu pada waktu tertentu.
7. Kartu catatan bahan baku (materials record card) yang juga diperkenalkan di Bab 5
mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran dari setiap jenis bahan baku dan berguna sebagai
catatan persediaan perpetual

Pembelian Perlengkapan, Jasa, dan Perbaikan


Langkah-langkah pembelian bahan baku berikut ini dapat diterapkan ke semua depart dan
divisi di suatu perusahaan. Bukti permintaan pembelian, pesanan pembelian, dan lap penerimaan
dapat diterapkan untuk perlengkapan dan peralatan kantor, kafetaria perusah unit P3K, kantor
bendahara serta departemen-departemen lainnya. Misalnya saja departemen akuntansi perlu
mencetak suatu formulir baru, bukti permintaan untuk meno formulir tersebut dikirimkan ke
departemen pembelian Berdasarkan permintaan pembeli tersebut kemudian dibuatlah pesanan
pembelian. Jika seorang eksekutif perlu berlanggan suatu majalah atau menjadi anggota dari
asosiasi profesional tertentu, maka atasan ekse tersebut akan membuat bukti permintaan untuk
hal tersebut.
Kontrak perbaikan tahunan untuk peralatan pemrosesan data dan beberapa mesin p dapat
diminta dan dipesan dengan cara yang sama. Tetapi kadang kala, kepala departe atau karyawan

34
lain mungkin memerlukan jasa perbaikan atas mesin yang rusak agar da mengoperasikannya
kembali Dalam kasus ini, agen pembelian mengeluarkan pesanan pembel gabungan (blanket
purchase order), yaitu satu pesanan yang mencakup seluruh biaya atas jenis tertentu tanpa
menspesifikasi jumlah aktual yang akan dibebankan. Saat tagihan diterima, ke faktur melakukan
verifikasi atas jumlah tagihan dengan kepala departeiren yang menerima perbaikan dan
kemudian menyetujui faktur tersebut untuk dibayar.

Bab 10 Just In Time dan Backflushing


Just-In-Time
Just-In-Time (JIT) adalah filosofi yang dipusatkan pada pengurangan biaya melalui
elimina persediaan. Semua bahan baku dan komponen sebaiknya tiba di lokasi kerja pada sua
dibutuhkan tepat waktu Produk sebaiknya diselesaikan dan tersedia bagi pelanggan, di sat
pelanggan menginginkannya-tepat waktu Eliminasi persediaan di satu pihak menghilangkan
kebutuhan akan tempat penyimpanan dan biaya penyimpanan Namun di lain pihak elimin
persediaan juga menghilangkan perlindungan yang disediakan oleh persediaan terhadap
kesalahan produksi dan ketidakseimbangan. Akibatnya diperlukan beban kerja bermutu tingg
dan seimbang dalam sistem JIT guna menghindari penghentian produksi yang berbiaya mahat
serta kekecewaan pelanggan. Oleh karena membutuhkan kualitas dan produksi yang seimbang
III sering kali dikaitkan dengan usaha untuk mengeliminas pemborosan dalam segala bentuk dan
merupakan bagian yang penting dalam banyak usaha manajemen mutu total (total qiy
management TQM)
Prinsip-prinsip IIT dapat diterapkan dalam meningkatkan pemeliharaan rutin, seperti lok
persediaan dari pengaturan alat-alar, cetakan, dan perlengkapan yang digunakan bersama-sama
dengan dicapai mesin produksi. Di samping itu, JIT juga berguna dalam mengelola pekerjaan di
suatu kantarian terja bismus jasa atau departemen jasa dan suatu pabrik, dalam menurunkan
kebutuhan persediaan di melalui pros pabrik atau toko ritel, dan dalam banyak aspek lain dari
operasi suatu perusahaan Implementin dan dik JIT di industri-industri di Amerika Senkat
merupakan fenomena baru, tetapt JIT itu sendin masalah bukanlah hal yang baru Eram puluh
tahun yang lalu, buku Henry Ford berjudul Today and masalah in Tomorrow menjelaskan sistem
produksi JIT. Perusahaan otomotif Jepang mengembangkan sistemah terse JIT pada tahun 1950-
an. Untuk menghindari penumpukan persediaan, seluruh lini produksi dihentikan jika terdapat

35
eponen hilang dalam tahap mana pun atau jika ditemukan barang cacat. Barang cacat harus
mengemukan segera sebelum lebih banyak unit dibuat, sehingga jika ingin mencapai tingkat arus
yang wajar numlah barang cacat harus kecil. Para pekerja harus banyak terlibat dalam
kualitas,lima satu barang cacat di lokasi kerja mana pun dapat menghentikan proses produksi IT
berusaha mengurangi persediaan karena persediaan dipandang sebagai pemborosan sediaan
mencerminkan sumber daya yang tidak digunakan dan dapat menyebabkan terjadinya emborosan
lainnya Tetapi, tujuan mengurangi persediaan ke titik nol hanya mungkin dicapai tam kondisi
berikut
1. Biaya dan waktu persiapan yang rendah atau tidak signifikan.
2. Ukuran lot sama dengan satu
3. Waktu tunggu minimum atau hampir seketika
4. Beban kerja yang seimbang dan merata.
5 Tidak ada interupsi karena kehabisan persediaan, kualitas yang buruk, pemeliharaan mestn
yang tidak sesuai jadwal, perubahan spesifikasi, atau perubahan lain yang tidak terencana
Persediaan terdapat di hampir semua sistem karena kondisi ideal tersebut tidak pernah
ada. Konsep persediaan sama dengan nol mengandung arti tingkat kesempurnaan yang umumnya
19 ndak dapat dicapai. Tetapi, JIT menstimulasi perbaikan konstan dalam kondisi lingkungan
yang uk menyebabkan terjadinya penumpukan persediaan. Pengurangan persediaan secara
kontinu dapat melalui proses-proses berikut:
1 Persediaan dikurangi sampai suatu masalah ditemukan dan diidentifikasikan
2 Sekali masalah sudah didefinisikan tingkat persediaan dinaikkan untuk menyerap
dampak dari masalah ini dan agar sistem dapat beroperasi dengan lancer
3. Masalah tersebut dianalisis dan cara-cara praktis diidentifikasi untuk mengurangi atau
menghilangkan masalah
4. Sekali masalah telah dikurangi atau dihilangkan, tingkat persediaan dikurangi lagi
sampai masalah berikutnya ditemukan dan diidentifikasi
5. Langkah 2 sampai 4 diulangi hingga pada tingkat persediaan minimum yang paling
mungkin untuk dicapai.
JIT menekankan pada usaha untuk meminimalkan tingkat persediaan dan memperbaiki
proses produksi yang terintegrasi dan bukan pada fokus atas bahan baku atau operasi individual
JIT melengkapi alat perencanaan dan pengendalian bahan baku, seperti perhitungan EOQ dan

36
persediaan pengaman Sistem IIT yang berhasil memerlukan perubahan dalam proses produksi
10-4 Se guna mengakomodasi filosofi baru ini. Yang terlibat dalam hal ini adalah mariajemen
proses dan bukan hanya manajemen persediaan. Tujuan fundamental dari IIT adalah untuk
memproduksi dan mengirimkan apa yang diperlukan, ketika diperlukan di semua tahapan proses
produksi tepat waktu untuk difabrikasi, dirakit, dan dikirimkan ke pelanggan. Meskipun dalam
prakties tidak terdapat pabrik yang sesempurna itu, JIT merupakan cita-cita yang bermanfaat
Manfaatnya mencakup kebutuhan persediaan yang lebih rendah, waktu respons yang lebih cepat,
output karyawan yang lebih tinggi, dan kebutuhan akan luas lantai produksi yang minimum. JIT
yabg berhasil membutuhkan usaha untuk mencapai mutu guna menghilangkan penundaan ya
disebabkan oleh unit cacat. Sistem JIT yang mapan memerlukan perubahan dalam ayat jurnal
akuntansi rutin an tujuan akumulasi biaya Catatan buku pembantu terinci untuk bahan baku dan
WIP dap dihilangkan dan banyak biaya produksi dapat dibebankan, dengan saldo akun persedian
disesuaikan di akhir setiap periode berdasarkan hasil perhitungan fisik.

Bab 11 Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya


Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja
Gaji baik secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan produktivitas dan
keterampilan dari pekerja Dengan demikian, perencanaan, motivasi pengendalian, dan akuntansi
untuk biaya dar produktivitas tenaga kerja yang memadai merupakan masalah penting dalam
mengelola suatu perusahaan.
Produktivitas tenaga kerja (labor productivity) dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran
kinerja produksi yang menggunakan pengeluaran atas usaha manusia sebagai tolol ukumnya
Produktivitis tenaga kena merupakan jumlah batang dan jasa yang diproduksi oleh seorang
pekerja Dalam pengertun yang lebih luas, produktivitas dapat digambarkan sebagai efisien
dengan mana sumber daya dikonversi menjadi komoditas dan/attu jasa Produktivitas yang lebili
tinggi dapat dicapai dengan membuat proses produksi lebih efisien melalui eliminasi aktivitas
yang tidak memberikan, rulai tambah, dengan memperbaik memodernisasi atu mengganti
peralatan atau dengan pendekatan lain yang memperbaiki pemanfaatan sumber daya. Perubahan
dalam pemanfaatan tenaga kerja sering memurlukan perubahan dalam metode kompensasif
diikuti dengan perubahan dalam akuntansi biaya tenaga kerja.

37
Pengaturan Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja dan
Pengendalian
Akuntansi biaya tenaga kerja mencakup
1 Sejarah kerja dari setiap pekerja, seperti tanggal dipekerjakan, tingkat upah, penugasan
awal, promosi, kenaikan gaji, dan waktu cuti untuk liburan atau karena sakit
2 Informasi yang diperlukan untuk memenuhi kontrak serikat kerja, hukum jaminan
sosial, peraturan upah dan jam kerja, pajak penghasilan yang dipungut, dan persyaratan
pemerintah federal, pemerintah negara bagian, atal pemerintah lokal lainnya.
3. Waktu kerja dan biaya standar.
4 Jam kerja setiap karyawan, tingkat upalu dan total pendapatan
5 penggajian Perhitungan potongan dari upah kotor untuk setiap karyawan
6 Output atau pencapaian dari setiap karyawan
7. Jumlah biaya dan jam tenaga kerja tidak langsung maupun tenaga kerja langsung yang
akan dibebankan ke setiap pesanan, lot, proses atau departemen untuk setiap periode. Biaya atau
jam tenaga kerja langsung sering kali digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya
overhead
8 Total biaya tenaga kerja di setiap departemen untuk setiap periode.
9. Data kumulatif atas potongan pendapatan dan gaji untuk setiap karyawan

Prinsip dan tujuan dari akuntansi biaya tenaga kerja relatif sederhana. Namun,
penerapantul pr prinsip-prinsip ini bisa saja sulit jika jumlah pekerja banyak atau jika pekerja
berpindah dari satu jenis pekerjaan ke jenis pekerjaan lain. Dua kelompok catatan rinci disimpan,
satu untuk akuntansi keuangan dan satu lagi untuk akuntansi biaya Langkah-langkah dalam
akuntansi untuk biaya tenaga kerja digambarkan sebagai berikut; sedangkan ayat jurnal yang
terkait diilustrasikan dalam lampiran dari bab ini.

Bab 12 Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan


Karakteristik Overhead Pabrik
Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebaga, bahan baku tidak langsung, taga
kerja tidak langsung, dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat dengan menda
diidentifikasikan dengan atau dibebankan langsung ke pesanan produk atau objek biaya lan

38
tertentu. Istilah lain yang digunakan untuk overhead pabrik adalah beban pabrik, overhead
produksi, biaya produksi tidak langsung, beban produksi, overhead pabrik, beban pabrik dan
biaya manufaktur tidak langsung.
Overhead pabrik memilla dua karakteristik yang memerlukan pertimbangan jika produk
akan dibebankan dengan jumlah yang wajar dari biaya ini Karakteristik-karakterisk in berkaitan
dengan hubungan antara overhead pabrik dengan produk atau volume prodaqu Tidak seperti
bahan balu langsung dan tenaga kerja langsung, overhead merupakan begin yang tidak terlihat
dari produk jadi Tidak ada bukti permintaan bahan baku atau kat j kerja karyawan yang
mengindikasikan jumlah overhead yang digunakan oleh suatu pesanan atau produk. Meskipun
demikian, overhead juga merupakan bagian dari biaya produk suat produk yang sama pentingnya
dengan biaya bahan baku langsung maupun biaya tenaga kena langsung. Oleh karena
merungkatnya otomatisasi, persentase overheart terhadap total laya produksi semakin besar,
sementara persentase tenaga kerja langsung telah menurun.
Karakteristik yang kedua dari overhead berkaitan dengan bagaimana item-item yang
berbeda dalam overhead berubah terhadap perubahan dalam volume produksi. Overhead dapat
bersih tetap, variabel, atau sentivariabel Sebagaimana dibahas di Bab 3, biaya overhead tetap
besarnya relatif konstan tanpa mempedulikan perubahan dalam tingkat output, dalam rentang
yang relevan Dengan kata lain, biaya overhead tetap per unit output bervariasi secara terbalik
dag volume produksi Biaya overhead variabel berubah secara proporsional terhadap peranan
delam volume produksi, dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya overhead aitabel
per unit output adalah konstan. Biaya overhead semivariabel tidak seluruhnya bersifat p maupun
variabel Jumlahnya berubah, tetapi tidak secars proporsional terhadap perear dalam volume
produksi. Ketika volume berubah, pola pealeku biaya thead yang d menyebabkan biaya produksi
per unit berfluktuasi secara grafikam Akibatnya dipert doc suatu metode untuk menstabilisasi
jumlan overhead yang dibebank in ke unt produk.
Semua biaya produksi yang tidak ditelusuri secara langsung ke output, secara kolektif
disebut sebagai overhead pabrik dan pada umumnya dialokasikan ke output menggunakan tarif
yang telah ditentukan sebelumnya Penyebut dan perhitungan tarif yang telah ditentukan
sebelumnya dapat ditetapkan pada tingkatan kapasitas teoretis, kapasitas praktis, kapasitas aktual
yang diperkirakan, kapasitas atau normal Kapasitas dapat dinyatakan dalam jam mesin, jam
tenaga kerja, biaya bahan baku, atau berbagai ukuran lainnya. Pembilang dari perhitungan tarif

39
yang telah ditentukan sebelumnya adalah jumlah overhead pabrik yang diestimasikan untuk
terjadi pada tingkatan aktivitas yang digunakan sebagai penyebut.

Bab 13 Biaya Overhead Pabrik : Departementalisasi


Departementalisasi
Departementalisasi (departmentalization) dari overhead pabrik berarti membagi pabrik ke
dalam segmen-seginen yang disebut departemen, yang menjadi tujuan pembebanan biaya
overhead Untuk tujuan akuntansi, pembagian suatu pabrik ke departemen departemen yang
terpisah menghasilkan perhitungan biaya produksi yang lebih baik dan meningkatkan
pengendalian yang bertanggung jawab atas biaya overhead
Perhitungan biaya produksi yang lebih baik dimungkinkan karena departementalisasi
memungkinkan departemen yang berbeda untuk memiliki tarif overhead yang berbeda Sustu
pesanan atau produk yang melalui statu departemen akan dibebankan dengan overhead untuk
pekerjaan yang dilakukan di departemen tersebut, menggunakan tarif overhead yang telah any
ditentukan sebelumnya untuk departemen itu. Bergantung pada jenis serta jumlah departemen
yang dilalu, pesanan atau produk akan dibebankan dengan jumlah overhead départemental dan
bukannya satu jumlah tunggal dad overhead tingkat pabrik Tarif overhead tunggal tingkat pabrik
membebankan semua pesaran dengan jumlah rata-rata biaya overhead tingkat pabrik per unit
dasar alokasi Tarif rata-rata tingkat pabrik mungkin saja terlalu tinggi atau terialu rendah untuk
produk tertentu, terutama produk yang melibatkan hanya satu atau sedikit départemen
Departementalisasi memfasilitasi akuntansi pertanggungjawaban dan pengendalian ates biaya
overhead dengan cara membuat setiap manajer departemen bertanggung jawab atas biaya
tersebut Biaya yang berasal dari dalam suatu departemen didentifikasikan dengan individu yang
bertanggung jawab untuk departemen tersebut.
Proses departementalisasi overhead merupakan pengembangan dari metode yang telah
dibahas sebelumnya Mengestimasikan atau menganggarkan biaya dan memilih dasar yang sesuai
untuk membebankan biaya tersebut masih diperlukan. Selain itu, departementalisasi overhead
memerlukan estimasi atau anggaran yang terpisali untuk setiap departemen Biaya aktual dari
suatu periode masih tetap dicatat di akun pengendali overhead pabrik dan buku pembantu
overhead, tetapi biaya tersebut dirinci sampai tingkat departemen maupun jenis biayanya. Hal ini

40
memungkinkan perbandingan biaya aktual dengan biaya yang dibebankan untuk setiap
departemen.
Hampir semua sistem produksi dibagi ke dalam departemen-depatemen. Departemen
produksi terlibat dalam konversi output, dan departemen jasa mendukung pekerjaan departemen
produkil Tarif overhead dapat ditetapkan untuk setiap departemen produksi, sehingga
memungkinkan perbaikan dalam perhitungan biaya produk dan pengendalian biaya. Dalam
menghitung baik overhead departemental yang dianggarkan maupun yang aktual beberapa biaya
dapat diidentifikasikan langsung dengan departemen, seperti gaji penyelia Sementara, biaya
lainnya, yaitu biaya tidak langsung departemental seperti sewa gedung dialokasikan
antardepartemen. Kemudian, total biaya, departemen jasa didistribusikan ke departemen
produksi menggunakan metode langsung, metode bertingkat, atau metode simultan sehingga
seluruh overhead pabrik diidentifikasikan dengan departemen produksi, dan jumlah overhead
pabrik dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat diidentifikasikan untuk masing-masing
departemen produksi serta untuk fasilitas tersebut secara keseluruhan.

Bab 14 Akuntansi Aktivitas : Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dan Manajemen


Berdasarkan Aktivitas
Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity-Based Costing)
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based costing-ABC) diperkenalkan
secan subke singkat di Bab 12 dan didefinisikan sebagai suatu sistem perhitungan biaya di mana
ten penampungan biaya overtad yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan mengguna dasar
yang mencakup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume in-cla related factor)
Dibandingkan dengan akuntansi biaya tradisional, ABC mencerminkan penerapan salu
penelusuran biaya yang lebih menyeluruh Perhitungan biaya produk tradisional meneran hanya
biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung ke setiap unit output Sebaliknya,
ABC mengakui bahwa banyak biaya-biaya lain pada kenyataannya dapat ditelusun tidak ke unit
output, inelainkan ke aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi output.
Dalam ABC, dasar yang digunakan untuk mengalokasikan bunya overhead disebut
sebebank penggerak atau pemicu (driver) Pemicu sumber daya (resource driver) adalah dasar
yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu sumber daya ke berbagai aktivitas berted
yang menggunakan sumber daya tersebut Istilah pemicu sumber daya adalah baru, tetapi ideya

41
bilak. Misalnya saja kebanyakan sistem akuntansi tradisional mengalokasikan sebagian bawa
tingkat pabrik ke departemen-departemen berdasarkan jumlah karyawan atau luas lantai ya
ditempati oleh masing-masing departemen Satuan kaki persegi dan jumlah karyawan disebu
sebagai dasar alokasi dalam konteks tersebut. Jika suatu sistem ABC mengalokasikan biaya de
suatu sumber daya ke beberapa aktivitas berdasarkan kaki persegi atau jumlah karyawan.
Akuntansi aktivitas mengakui bahwa unit produk bukan merupakan satu-satunya objek
biaya yang penting untuk mana manajemen memerlukan informasi yang dapat diandalkan.
Dalam organisasi yang rumit, relatif hanya sedikit biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke
unit output. Mungkin lebih banyak jumlah biaya yang dapat ditelusuri ke aktivitas yang
diperlukan untuk memproduksi batch produk, atau ke aktivitas mempertahankan kemampuan
perusahaan untuk memproduksi berbagai produk yang berbeda. Untuk memahami dan
memperbaiki suatu produk atau proses, biaya dari setiap aktivitas signifikan harus ditentukan dan
ditelusuri ke objek biaya yang sesuai. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem perhitungan biaya
tradisional, dengan membebankan semua biaya ke unit output berdasarkan satu atau lebih ukuran
volume, dapat mendistorsi biaya produk dan memberikan sinyal yang menyesatkan kepada para
pengambil keputusan Ketika pengetahuan mengenai aktivitas diterapkan dalam pengelolaan
perusahaan, hal tersebut menolong untuk mencapal perbaikan dalam proses, pengambilan
keputusan, dan pengendalian biaya. Dengan mengidentifikasikan biaya yang tinggi dari aktivitas
tidak bernilai tambah, akuntansi aktivitas memainkan peranan penting dalam manajemen mutu
total.

42
Kelebihan Buku :
- Memiliki cover/sampul depan yang bagus, sehingga orang-orang tertarik
untuk membacanya.
- Terdapat teori pendukung menurut para ahli.
- Pembahasan disetiap bab nya sangat lengkap dan detail.
- Terdapat indikator atau capaian disetiap bab nya.
- Memiliki banyak sumber-sumber referensi/daftar pustaka.
- Buku ini juga dilengkapi dengan soal latihan yang berupa kuis pada setiap akhir bab yang
berguna untuk melatih pengetahuan pembaca.

Kelemahan Buku :

 Adanya kesalahan dalam pengartian yang dapat mengurangi kelebihan buku.


 Struktur kalimat yang sedikt rumit dan agak sulit untuk dipahami.

43
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Buku ini merupakan buku teks untuk tingkatan perguruan tinggi.
Diperkhususkan buat mahasiswa Fakultas Ekonomi yang mempelajari mata kuliah Akuntansi
Biaya. Buku ini secara keseluruhan membahas tentang Akuntansi Biaya, materi dalam buku
ini juga memiliki tingkatan maka dianjurkan bagi pembaca agar membaca buku ini dengan
berurut dari Awal Bab terdahulu. dan untuk mempermudah Pembaca mencari suatu materi yang
lagi dibutuhkan sebaiknya Pembaca bisa melihat Daftar isinya terlebih dahulu. Dan
dalam buku ini banyak hal-hal yang dimuat guna mempermudah pembaca memahami
materi tersebut seperti gambar, bagan, tabel dan lain sebagainya.

B.Saran

44
Sebaiknya dalam penulisan buku selanjutnya seperti dalam mengetik lebih berhati-hati
agar lebih benar seperti penulisan huruf miring/Italic jika bahasa inggris,
memperhatikan susunan urutan angka yang salah pada tahap-tahap tersebut. Dan agar
buku ini jauh lebih baik dan lebih mudah dimengerti oleh pembaca ringkasan
merupakan hal yang penting untuk dibuat karena dalam mempermudah pembaca
mengerti dengan membaca ringkasan lebih awal itu sudah lebih membuat pembaca
mudah mengerti.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Akuntansi Biaya, William K. Carter, Edisi 1, 2009

https://api.penerbitsalemba.com/book/books/01-0439/contents/4172b307-3005-4765-a883-

d78648a829ae.pdf

http://repo.unikadelasalle.ac.id/index.php?p=show_detail&id=9522&keywords=

45

Anda mungkin juga menyukai