Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN

“Aspek Keperilakuan Pada Penganggaran Modal”

Disusun oleh :

Kelompok 10

1. Fitrah Anugrah Juddah (201830784)


2. Helmi Sukman (201830787)
3. Indah zil Arsy (201830788)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEMBILAN BELAS NOVEMBER
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji sykur kehadiran Allah SWT yang senantiasa melibatkan rahmat dan karunia-
Nya karena telah melibatkan hidayah dan inayah-Nya berupa kemampuan berfikir dan
analisis sehinggah kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Aspek Keperilakuan
Pada Penganggaran Modal” Makalah ini disusun guna menyelesaikan tugas kelompok
Mata Kuliah Akuntansi Keperilakuan. Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah
bekerja sama dalam penyusunan makalah ini dan memberikan ide-idenya sehingga
makalah ini dapat disusun dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan dari segi penulisan maupun isinya. Kami sebagai penulis makalah ini
berharap semongan dengan adanya makalah yang telah kami buat dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Kepada seluru teman-teman pembava kami
mengharapkan kritik,saran dan masukan pada makalah ini untuk perbaikan serta
penyempurnaan lebi lanjut pada masa yang akan datang.

Popalia,7 Juni 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................................
A. Apa definisi dari penganggaran modal..........................................................................3
B. Bagaimana tahapan proses penyusunan anggaran.........................................................3
C. Apa pentingnya faktor-faktor keperilakuan dari penyusunan anggaran modal.............4
D. Apa konsekuensi disfungsional dari proses penyusunan anggaran...............................4
E. Apa masalah prediksi yang disebabkan oleh perilaku manusia.....................................6
F. Bagaimana Perilaku Mencari Risiko dan Menghindari Risiko......................................6
G. Apa saran- Saran perbaikan perilaku manusia terhadap penyusuna..............................6

BAB III PENUTUP....................................................................................................................................................


A. Kesimpulan....................................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bila mendengar kata anggaran maka pada umumnya kita akan membayangkan
angka-angka dan estimasi serta menghubungkannya dengan hal yang berkaitan dengan
keuangan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dibalik itu semua ada unsur manusia yang
paling berperan. Manusia yang membuatnya dan mereka pula yang akan menggunakannya.
Aspek perilaku yang terkait dengan anggaran merujuk pada perilaku manusiayang
terlibat pada saat anggaran tersebut disusun dan diimplemetasikan. Anggarandapat
mempengaruhi perilaku manusia. Adanya anggaran mengakibatkan manusiamembatasi
tindakannya. Anggaran pula yang menyebabkan kinerja manajer selalu dansecara kontinyu
dipantau serta dibandingkan. Hal ini pula yang mengakibatkantimbulnya tekanan. Manajer
seringkali menghadapi permasalahan akibat adanyaanggaran seperti misalnya timbul over
atau under budget, penyimpangan darianggaran yang diharapkan, dan sebagainya. Akibatnya
anggaran kemudian dianggapsebagai sesuatu yang dapat menghambat atau mengancam karir.
Manajemen harus selalu menyadari bahwa dimensi manusia dalampenganggaran
merupakan faktor kunci. Mudah bagi manajer untuk menguasai aspekteknis dari program
anggaran, tetapi tidak mudah dalam memasukkan aspek manusia.Manajemen harus ingat
bahwa maksud penyusunan anggaran adalah untukmemotivasi karyawan dan
mengkoordinasikan aktivitas
Untuk mendorong orang supaya bertanggungjawab terhadap penyusunananggaran
dan terhadap implementasi anggaran untuk mencapai tujuan organisasisecara efektif dan
efisien, perusahaan perlu mempertimbangkan aspek etika danperilaku dalam penganggaran.
Anggaran merupakan hasil negosiasi, yang artinyabahwa dalam penyusunannya terdapat
pertimbangan akan tujuan perusahaan dantujuan karyawan. Adanya konsistensi antara
tujuan-tujuan perusahaan dengan tujuanpara karyawannya (Goal congruence) merupakan hal
yang ideal yang banyak diupayakan oleh bnyak perusahaan.
Pada kenyataanya,goal congruence Yang sempurna tidak pernah ada, karenasumber
daya untuk mencapai tujuan jangka pendek individu seringkali bertentangandengan tujuan
perusahaan. Anggaran yang tidak memepertimbangkan Goalcongruence Kemungkinan besar
akan menemui kegagalan. Salah satu pendekatanyang dapat mendorong goal congruence
adalah menghindari penganggaran otoritatifdan menggunakan pendekatan penganggaran
partisipatif sebanyak mungkin. Dalampenganggaran partisipatif, karena para karyawan
menganggap anggaran sebagaianggaran mereka, maka tujuan perusahaan dan tujuan
karyawan menjadi sama.
Manajemen keuangan dan akuntan manajemen terlibat secara mendalam
padapenyusunan anggaran operasional, baik dalam pengembangan anggaran maupundalam
pelaporan kinerja setelahnya. Selain itu, manajer keuangan dan akuntanmanajemen juga
terlibat dalam proses penyusunan anggaran modal (Capitalbudgeting). Karena keterlibatan
ini, maka penting bagi mereka untuk menyadariberbagai faktor, khususnya faktor-faktor
keperilakuan yang sangat mempengaruhiproses penganggaran modal dan pengambilan
keputusan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari pembuatan makalah ini
adalah:
1. Apa definisi dari penganggaran modal?
2. Bagaimana tahapan proses penyusunan anggaran?
3. Apa pentingnya faktor-faktor keperilakuan dari penyusunan anggaran modal?
4. Apa konsekuensi disfungsional dari proses penyusunan anggaran?
5. Apa masalah prediksi yang disebabkan oleh perilaku manusia?
6. Bagaimana Perilaku Mencari Risiko dan Menghindari Risiko?
7. Apa saran- Saran perbaikan perilaku manusia terhadap penyusuna

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah,maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui definisi dari penganggaran modal
2. Menjelaskan bagaimana tahapan proses penyusunan anggaran.
3. Memahami pentingnya faktor-faktor keperilakuan dari penyusunan anggaranmodal.
4. Mengetahui konsekuensi disfungsional dari proses penyusunan anggaran
5. Mengetahui masalah prediksi yang disebabkan oleh perilaku manusia.
6. Mengetahui Perilaku Mencari Risiko dan Menghindari Risiko
7. Mengetahui saran perbaikan perilaku manusia terhadap penyusunan anggaran

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Penganggaran Modal


Definisi penganggaran modal dapat didefinisikan sebagai prosespengalokasian
dana untuk proyek jangka panjang. Keputusan penganggaran modalyang dibuat harus
sesuai dengan kebutuhan serta melibatkan jumlah modal yangrelatif besar. Komitmen
dan jangka waktu pendanaan serta ketidakpastian yang disebabkan oleh lamanya
waktu yang diperlukan dan kesulitan dalammemperkirakan variabel untuk mengambil
keputusan (jumlah arus kas, waktu, dll).Sebagai contoh proyek untuk penganggaran
modal akan mencakup pembelianperalatan produksi untuk jangka panjang, pembangunan
fasilitas pabrik baru dan staf untuk departemen baru (seperti produksi dan pemasaran
produk baru) dimanamembutuhkan modal dan biaya yang cukup besar. Karena pada
dasarnya jumlahanggaran yang terlibat cukup besar, maka akan mengakibatkan
kebangkrutan sertaakan merusak penganggaran modal dalam pengambilan keputusan,
masalah aruskas yang sulit, atau paling tidak kegagalan untuk mengoptimalkan
kinerjaperusahaan.
Untuk membantu dalam pencarian ini, konsultan, peneliti, dan mereka yangsecara
langsung berkaitan dengan pengambilan keputusan tersebut,mengembangkan sejumlah
teknik, yang sebagian besar berkaitan denganmeningkatkan interpretasi ekonomi dengan
data yang terkait dalam keputusantersebut. Beberapa teknik ini didiskontokan dengan
cara mengestimasi kembali nilai bersih saat ini, analisis sensitivitas, simulasi, dan
pemrograman matematis ementara itu, literatur penuh dalam diskusi ini, menunjukkan
sangat sedikitperhatian yang terjadi pada faktor perilaku yang terlibat dalam proses
tersebut .
B. Proses Penyusunan Anggaran (Budgeting Process)
Ada tiga tahapan besar dalam proses penyusunan budget :
1. Goal Setting Stage / Tahap Penetapan Tujuan
Aktivitas perencanaan dimulai dengan penterjemahan tujuan utama organisasi
kedalam aktivitas spesifik dari sasaran-sasaran. Controller dan direktur
perencanaanbertanggungjawab untuk memprakarsai dan mengatur proses penyusunan
anggarandan untuk membantu individu-individu dalam melaksanakan tugas-tugas
mereka.Ketika merumuskan tujuan organisasi dan menterjemahkannya ke dalam
sasaran-sasaran operasional harus pula dipertimbangkan kongkruensi antara
keinginankaryawan dengan kebutuhan manajer agar tujuan dan sasaran dapat dicapai.
Konsep-konsep perilaku utama yang dapat mempengaruhi fase penetapan sasaran
padaproses perencanaan adalah Partisipasi,Congruence dan Komitmen.
2. Implementation Stage / Tahap Implementasi
Pada tahap implementasi rencana formal digunakan untuk
mengkomunikasikanobjectives dan strategi-strategi organisasi dan untuk memotivasi
secara positif orang-orang yang ada di dalam organisasi. Hal ini dapat dicapai melalui
penetapan tujuan-tujuan secara rinci kepada mereka yang bertanggungjawab untuk
melaksanakannya.Agar rencana dapat terlaksana, rencana tersebut harus
dikomunikasikan secaraefektif, terjadinya kesalahpahaman harus dapat dideteksi dan
dicarikan pemecahanmasalahnya. Hanya dengan rencana formal yang disukai yang
dapat menimbulkankerjasama yang menyeluruh dari berbagai kelompok yang dapat
menimbulkanmotivasi. Konsep-konsep perilaku yang utama yang mempengaruhi
kelompok yang dapat menimbulkanmotivasi. Konsep-konsep perilaku yang utama
yang mempengaruhi fase implementasia adalah Komunikasi, kerjasama Dan
Koordinasi.
3. Control and Performance Evaluation Stage / Tahap Pengendalian dan
PenilaianKinerja
Anggaran yang diimplementasikan akan berfungsi sebagai unsur kunci dalam
systempengendalian. Anggaran tersebut akan menjadi tolok ukur bagi kinerja aktual
dan akanmenjadi dasar penilaian bagi management by Exception hal itu menunjukkan
bahwa management by exception. Hal itu menunjukan bahwa managemen by
exception jangan hanya melihat penyimpangan/selisih yang tidak menguntungkan
saja melainkagan-penyimpangan yang menguntungkan dan kinerja yang
melebihistandar akan mengindikasikan bahwa masa yang akan datang
menghasilkankeuntungan melalui pengetahuan dan teknologi pada operasi yang
serupa. Sementarapenyimpangan-penyimpangan yang tidak menguntungkan dan
kinerja di bawahstandar harus segera memicu perbaikan kegiatan dalam rangka
menghindaritimbulnya biaya atau kerugian. Beberapa konsekuesi perilaku yang
mungkin timbulyaitu tekanan, motivasi, aspirasi dan kekhawatiran.
C. JENIS DAN PENTINGNYA FAKTOR-FAKTOR KEPERILAKUAN DARI
PENYUSUNANANGGARAN MODAL
Indentifikasi dan spesifikasi proyek yang potensial memerlukan kreatifitasdan
kemampuan mengubah pemikiran (ide) menjadi sebuah proyek praktis.Pemilihan
keputusan haruslah benar-benar objektif. Ketidakpastian yang tidak bisadipisahkan dalam
menjelaskan proyek (seperti memperkirakan waktu dari arus kasatau nilai residu (nilai
sisa) sebuah barang) menghambat aplikasi pemilihan teknikyang objektif. Karena hasil
dari analisis teknis harus diinterpretasikan dengan hati-hati, dimana kemampuan untuk
mempertimbangkan dan memutuskan adalahfaktor yang penting. Contoh lain dari faktor
keperilakuan adalah kesuksesan ataukegagalan sebelumnya tergantung pada kinerja
anggota yang melaksanakan proyek.Akibatnya, akan tidak bijak untuk mengevaluasi dan
mengimplementasi proyektanpa memasukkan konten keperilakuan dalam proses.
D. Konsekusensi Penyimpangan Pada Proeses Penyusunan Anggaran
1. Distrust (Rasa Tidak Percaya)
Anggaran adalah sumber dari tekanan yang dapat menciptakan
kecurigaan/ketidakpercayaan, permusuhan, dan menyebabkan penurunan
kinerja.Penelitian yang ada menunjukkan bahwa sejumlah kecurigaan terjadi
padaproses penyusunan anggaran di tingkat supervisor. Alasan
timbulnyakecurigaan/ketidakpercayaan ini didasarkan pada kepercayaan para
supervisorbahwa :
a) Anggaran cenderung terlalu menyederhanakan atau mengubah situasi
“sebenarnya” dan gagal memberikan keberagaman faktor eksternal.
b) Anggaran tidak cukup menggambarkan variabel-variabel kualitatif sepertitenaga
kerja, kualitas bahan, dan efisiensi mesin.
c) Anggaran menggambarkan secara sederhana apa yang diketahui supervisor
d) Anggaran secara teratur digunakan untuk menggerakkan supervisorsehingga
ukuran-ukuran kinerja dapat diperkirakan.
e) Anggaran melaporkan penekanan pada hasil bukan pada sebab.
f) Anggaran mengganggu gaya kepemimpinan para supervisor.
g) Anggaran cenderung memberi tekanan pada kegagalan.

2. Resistance (Resistensi)
Walaupun anggaran digunakan secara luas dan sangat mendukung, namuntetap ditolak
oleh banyak anggota organisasi. Alasan penolakan ini antara lain :
a) Anggaran membawa perubahan, dengan demikian mengancam status quo.
b) Proses anggaran membutuhkan sejumlah besar perhatian dan menyitabanyak
waktu.
c) Banyak manajer dan supervisor tidak paham mengenai seluk belukpenyusunan
anggaran.Selain alasan diatas ada juga beberapa alas an lainnya, yaitu :
3. Internal Conflict (Konflik Internal)
Konflik internal dapat berkembang sebagai hasil dari interaksi-interaksi
ini,atau sebagai hasil dari laporan kinerja yang diperbandingkan antara
satudepartemen dengan departemen lainnya. Gejala/tanda yang paling umum
dariadanya konflik adalah ketidakmampuan untuk mencapai kerjasama antar individu
dan antar kelompok selama proses penyusunan budget.
Internal konflik menciptakan persaingan dan permusuhan dalamlingkungan kerja.
Konflik dapat menyebabkan orang untuk terfokus khususpada kebutuhan
departemennya sendiri dari pada kebutuhan organisasi secaramenyeluruh. Situasi ini
membuat congruence menjadi lebih sulit, atau bisa jaditidak mungkin, untuk dicapai.
Untuk mengakhiri rantai/lingkaran kemelut ini, manajemen
harusmengidentifikasi dan mendiagnosa penyebabnya. Selanjutnya dilakukankegiatan
– kegiatan yang dapat mengurangi/menghilangkan konflik internalserta membangun
keharmonisan dan hubungan kerja yang produktif.
4. Other Unwanted Side Effects (Efek Samping Lain Yang Tidak Diinginkan)
Anggaran dapat menghasilkan efek-efek samping lainnya yang
tidakdiharapkan. Salah satunya adalah terbentuknya kelompok-kelompok
(informal)kecil yang menggagalkan pencapaian sasaran-sasaran anggaran.
Kelompokkaryawan ini kadang-kadang melemparkan tanggung jawab pada
departemenlain, mempertanyakan validitas data anggaran, dan mempengaruhi
dengancara-cara yang tidak baik/perlu.
Anggaran umumnya dianggap sebagai alat manajer untuk menekan.Orang
akan merasa ditekan ketika top manajemen mencoba meningkatkanefisiensi melalui
pemberlakuan output yang optimal dari input yang minimal.Sebenarnya tekanan
diperlukan, tetapi tekanan yang berlebihan dapatmengakibatkan frustasi, kemarahan,
dan penyakit-penyakit fisik yangdiakibatkan oleh stress. Dalam kaitannya dengan
penyakit fisik akibat stressdalam pekerjaan berikut diberikan ilustrasinya.
Anggaran juga dapat menekan inisiatif individu dan inovasi-inovasikarena
lebih memilih menggunakan metode-metode usaha dengankemungkinan keberhasilan
yang telah diketahui dari pada metode-metodebaru dengan kesempatan sukses belum
pasti. Sehingga, individu-individudalam organisasi umumnya kehilangan semangat
inovasi. Daripadamemandang anggaran sebagai suatu alat keji yang menekan
karyawan, lebihbaik belajar untuk menerima anggaran sebagai alat untuk
membangunkesesuaian sasaran dan sebagai standar kinerja yang memberikan
keuntunganbagi seluruh anggota organisasi.
E. Masalah Prediksi yang Disebabkan oleh Perilaku Manusia
Memproyeksikan kemulusan dan kesesuaian dari aktivitas individual maupun
kelompok aktivitas untuk suatu periode selama lima sampai dua puluh tahun adalah
tindakan yang berbahaya. Secara serupa, kemungkinan adanya keresahan tenaga kerja
dan politik yang terjadi dalam proyek modal yang melibatkan otomasi atau tugas-tugas
klerikal yang tidak memerlukan keterampilan sebaiknya dipertimbangkan
dalammemprediksikan data untuk seleksi proyek. Juga diketahui secara umum bahwa
orang-orang belajar dengan berlalunya waktu ketika mereka mengoperasikan suatu
prosedur tertentu. Tingkat perputaran karyawan yang potensial juga harus
dipertimbangkan ketika mengembangkan estimasi yang akurat dari biaya yang berkaitan
dengan proyek tersebut.
Untuk keberhasilan atau kegagalan dari proyek manapun.Modal akan terbuang
percuma jika manajer baru secara periodik membuang proyek-proyek dari manajer
sebelumnya dan memulai proyek baru, hanya untuk diikutioleh manajemen baru lainnya
yang meneruskan siklus tersebut.
F. Perilaku Mencari Risiko dan Menghindari Risiko
Individu bereaksi secara berbeda terhadap risiko. Beberapa orang tampaknya
menikmati pengambilan keputusan yang berisiko dan berada dalam situasi yang berisiko
sementara yang lain mencoba untuk menghindari hal-hal tersebut. Kondisitertentu dari
tingkat penghindaran risiko oleh pengambilan keputusan dalampenyusunan anggaran
modal akan mempengaruhi bagaimana orang tersebut bereaksi atas proyek. Berdasarkan
kelompok data yang sama, dua pengambil keputusan yang berbeda kemungkinan besar
akan membuat keputusan yang berlawanan bergantungpada perasaan mereka terhadap
risiko.
Membagi Kemiskinan
Fenomena “membagi kemiskinan” seringkali memiliki dampak yang penting
dalam proses penyusunan anggaran modal. Hal ini terjadi ketika tersedia lebih
banyakproyek anggaran modal yang potensial lebih menguntungkan dibandingkan
dengandana yang tersedia untuk mendanainya, suatu kondisi yang disebut dengan
rasionalisasi modal.
G. Saran-saran Perbankan Perilaku Manusia Terhadap Penyusunan Anggaran Modal
Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh yang merugikan
darifaktor-faktor keperilakuan manusia terhadap proses penyusunan anggara modal ?
Pertama, adalah penting bahwa mereka yang terlibat dalam penyusunan
anggaranmodal menyadari faktor-faktor keperilakuan yang melekat pada proses
tersebut.Dimana mungkin, faktor-faktor ini sebaiknya tidak diperbolehkan untuk
mengaburkandata keputusan yang relevan dan yang bersifat lebih rasional.
Lebih lanjut lagi, disarankan agar audit pasca-implementasi dilakukan
terhadapproyek-proyek anggaran modal. Audit pasca-implementasi yang disarankan
disinisebaiknya dilakukan sebelum akhir dari masa proyek modal tersebut dan
sebaiknyamempertimbangkan kondisi-kondisi yang berubah. Karena audit pasca-
implementasidapat dilakukan dari waktu ke waktu dan objektif kineja ditentukan secara
periodik,maka adalah mungkin untuk menetapkan ukuran-ukuran kinerja jangka pendek
untukproyek modal yang konsisten dengan kinerja jangka panjang dari proyek tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keberhasilan anggaran terutama akan ditentukan oleh cara pembuatan anggaran
itu sendiri. Program anggaran yang paling berhasil harus melibatkan manajer
dalamtanggungjawab pengendalian biaya untuk membuat estimasi anggaran
merekasendiri. Pendekatan dalam penyediaaan data anggaran ini penting terutama
apabilaanggaran tersebut akan digunakan untuk mengendalikan dan mengevaluasi
aktivitasseorang manajer. Pendekatan penganggaran yang dianggap paling efektif
adalahanggaran yang dibuat dengan kerjasama dan partisipasi penuh dari manajer
padasemua tingkatan (Garrison and Noreen : 408).
Manajemen harus selalu menyadari bahwa dimensi manusia dalampenganggaran
merupakan faktor kunci. Mudah bagi manajer untuk menguasai aspekteknis dari program
anggaran, tetapi tidak mudah dalam memasukkan aspek manusia.Manajemen harus ingat
bahwa maksud penyusunan anggaran adalah untuk memotivasi karyawan dan
mengkordinasi aktivitas
B. Saran
Inilah hasil dari tugas makalah kelompok kami tentang Aspek Keperilakuan Pada
Penganggaran Modal dalam mata kuliah Akuntansi Keperilakuan dalam isi makalah ini
terdapat kelebihan dan kekurangannya. Kami merasa penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan dan masih banyak kesalahan penulisan dan penyusunannya. Untuk itu
kami sebagai penyusun makalah ini butuh saran kritik yang membangun dari pembaca
makalah ini untuk menjadikan makalah yang lebih sempurna lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Arfan Ikhsan Lubis. 2010.Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2.Salemba Empat: Jakarta
Arifin Johan (2007), “Pengaruh Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran terhadap
EfisiensiBiaya”,
Kajian Bisnis dan Manajemen,Vol.9, No.1
Ikhsan Arfan, Ishak Muhammad, 2005,Akuntansi Keperilakuan,Salemba Empat, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai