Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

AKUNTANSI MANAJERIAL

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN ANGGARAN


Dosen Pengampu: Dra. Ruzikna, M.si.

DISUSUN OLEH:
AMELIA (2101126029)
DELLA FEBRIOSA (2101113916)
NADA SALSABILA (2101125711)
NADYA NURWAHYUNI (2101113914)
WILDA NIRAHMA. S (2101135717)

PRODI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang ats rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah kelompok ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini yaitu
“Perencanaan dan Pengendalian Anggaran”.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kulian Akuntansi Manajerial yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Dan juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah
kelompok ini.

Makalah ini mungkin jauh dari kata sempurna, tetapi ini merupakan langkah yang baik dari
study yang sesungguhnya. Oleh karena itu, dari kekmampuan kami, kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan dari pembaca makalah ini. Semoga amakalah ini daat berguna
bagi yang membaca.

Pekanbaru, 16 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................................................2


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................3
BAB I ...................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................................4
1.3 Tujuan .........................................................................................................................................................5
BAB II ..................................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ..............................................................................................................................................6
2.1 Definisi Anggaran ......................................................................................................................................6
2.2 Fungsi Anggaran ........................................................................................................................................8
2.3 Anggaran Sebagai Alat Perencanaan ........................................................................................................10
2.4 Anggaran Sebagai Alat Pengendalian ......................................................................................................10
2.5 Jenis-jenis Anggaran ................................................................................................................................10
2.6 Kelemahan-kelemahan Anggaran.............................................................................................................12
2.7 Penyusunan Anggaran ..............................................................................................................................12
2.8 Prosedur Penyusunan Anggaran ...............................................................................................................13
2.9 Faktor-faktor Penyusunan Anggaran ........................................................................................................14
2.10 Study Kasus Yang Terkait Dengan Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Terhadap Perusahaan. .15
BAB III ...............................................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anthony dan Govindarajan (2005: 90) menyatakan bahwa anggaran sebagai suatu rencana
keuangan yang memiliki periode waktu satu tahun dan merupakan sebuah alat untuk perencanaan
jangka pendek. Sedangkan Hansen dan Mowen (2004: 354), berpendapat bahwa anggaran adalah
rencana kuantitatif yang memiliki bentuk moneter maupun non moneter dimana fungsinya untuk
menerjemahkan sebuah tujuan dan strategi suatu perusahaan dalam satuan kegiatan operasional.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran adalah sebuah rencana yang
sangat sistematis yang memiliki ruang lingkup terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan yang
didalamnya dapat dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan memiliki jangka waktu (periode)
tertentu di masa yang akan datang.
Menurut Kartadinata (2006:17) Perencanaan merupakan sesuatu yang mendasar dalam proses
manajemen. Perencanaan suatu proses yang akan membuat perusahaan peka dalam pengertian
mampu menyesuaikan diri, terhadap ancaman-ancaman dan kesempatan-kesempatan yang ada.
Manurut Mardiasmo (2009:63) Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk
mencapai tujuan organisasi. Anggaran dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan,
berapa biaya yang akan dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja tersebut.
Menurut Mardiasmo (2009:64) Anggaran sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan
rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran agar pembelanjaan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan kepada atasan. Tanpa anggaran, tidak dapat mengendalikan pemborosan-
pemborosan pengeluaran. Anggaran sebagai instrument pengendalian digunakan untuk menghindari
adanya overspending, underspendingdan salah sasaran (misappropriation) dalam pengalokasian
anggaran pada bagian lain yang bukan merupakan prioritas. Anggaran merupakan alat untuk
memonitor kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional program atau kegiatan pemerintahan.

1.2 Rumusan Masalah


Pada topik makalah yang dibahas ini perlu disertai rumusan masalah agar lebih mudah
mendeskripsikan rincian-rincian dari topik yang dibahas. Ada beberapa rumusan masalah dari latar
belakang yang penulis berikan. Rumusan masalah ini terdiri dari 10, yakni dalam bentuk pertanyaan.
Berikut rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.) Apa definisi dari anggaran?
2.) Apa saja dan jelaskan fungsi dari anggaran?
3.) Apa yang dimaksud dengan anggaran sebagai perencanaan?
4.) Apa yang dimaksud dengan anggaran sebagai pengendalian?
5.) Apa saja jenis-jenis dari anggaran tersebut?
6.) Apa saja kelemahan-kelemahan anggaran?
7.) Apa saja hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran?
8.) Bagaimana prosedur dalam penyusunan anggaran?
9.) Apa saja faktor-faktor dari penyusunan anggaran?
10.) Apa contoh study kasus yang terkait dengan perencanaan dan penyusunan anggaran
terhadap perusahaan?
1.3 Tujuan

Tujuan permasalahan ini dibuat berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan penulis di
atas. Apabila rumusan masalah berbentuk pertanyaan, maka tujuan permasalahan ini berbentuk
pernyataan yang ingin diketahui jawabannya. Seperti rumusan masalah di atas, tujuan ini terdiri dari
3, yakni dalam bentuk pernyataan. Tujuan permasalahan dari makalah ini yaitu diantaranya:
1) Menjelaskan dan mengetahui pengertian dari anggaran.
2) Mengetahui fungsi dari anggaran.
3) Mendeskripsikan apa itu anggaran sebagai perencanaan.
4.) Mendeskripsikan apa itu anggaran sebagai pengendalian.
5.) Mengetahui apa saja jenis-jenis dari anggaran.
6.) Menjelaskan kelemahan-kelemahan anggaran.
7.) Menjelaskan apa saja Ruang Lingkup Pemasaran.
8.) Mengetahui apa saja behal yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran.
9.) Menjelaskan apa saja faktor-faktor penyusunan anggaran.
10.) Memaparkan contoh study kasus mengenai perencanaan dan penyusunan anggaran terhadap
perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Anggaran

Anggaran dapat didefinisikan sebagai suatu rencana yang sangat terperinci dimana
didalamnya memperlihatkan bagaimana sumber-sumber daya mampu diharapkan selama masa
rencana tersebut dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain anggaran dapat dinyatakan
sebagai suatu rencana keuangan yang didalamnya meliputi pengelolaan sumber daya perusahaan
secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaaan.
Banyak pengertian yang sangat berbeda di antara para ahli terkait pengertian anggaran.
Anthony dan Govindarajan (2005: 90) menyatakan bahwa anggaran sebagai suatu rencana
keuangan yang memiliki periode waktu satu tahun dan merupakan sebuah alat untuk
perencanaan jangka pendek. Sedangkan Hansen dan Mowen (2004: 354), berpendapat bahwa
anggaran adalah rencana kuantitatif yang memiliki bentuk moneter maupun non moneter dimana
fungsinya untuk menerjemahkan sebuah tujuan dan strategi suatu perusahaan dalam satuan kegiatan
operasional.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran adalah sebuah rencana
yang sangat sistematis yang memiliki ruang lingkup terhadap seluruh kegiatan operasional
perusahaan yang didalamnya dapat dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan memiliki jangka
waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang. Jika dilihat dari definisinya dalam anggaran
terdapat empat unsur yaitu :
a. Rencana adalah langkah awal penentuan dari suatu aktivitas yang akan dikerjakan
di waktu mendatang dimana dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Anggaran terdiri dari rencana yang telah tersusun rapi terlebih dahulu untuk
memberikan petunjuk serta arahan bagi kegiatan yang akan dikerjakan oleh suatu
perusahaan.
b. Meliputi setiap kegiatan perusahaan Anggaran berfungsi sebagai acuan atau pedoman
yang mutlak sehingga harus meliputi dan mencakup seluruh kegiatan perusahaan.
Dimana anggaran harus mencatat setiap kegiatan yang akan dilakukan dari mulai kegiatan
yang paling standar sampai ke kegiatan yang paling kompleks dalam suatu perusahaan.
c. Satuan moneter Anggaran selalu dinyatakan dalam satuan unit moneter sehingga
pada penerapannya dapat diterapkan dalam berbagai macam kegiatan. Satuan moneter
ini berguna untuk menyeragamkan setiap unit dalam suatu perusahaan yang
memiliki kegiatan berbeda-beda untuk kemudian dapat dianalisis dan diperbandingkan dengan
mudah.
d. Jangka waktu yang akan datangMenunjukan bahwa anggaran tersusun dan dan akan berlaku
di masa yang akan datang. Anggaran sendiri merupakan perkiraan atau taksiran yang
dibuat dalam satuan moneter yang didalamnya meliputi kegiatan-kegiatan dalam
perusahaan yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Jika dikaitkan dengan masalah
waktu dalam penggunaan, anggaran dibagi menjadi dua macam anggaran :
• Anggaran taktis ( tactical budget ), yaitu anggaran yang berlaku dalam kurun
waktu yang dekat atau jangka pendek.
• Anggaran Strategis ( strategic budget ), yaitu anggaran yang berlaku dalam kurun waktu
yang sangat pendek atau bisa dikatakan singkat.
Anggaran dalam suatu perusahaan atau organisasi selalu digunakan sebagai alat
pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja tersebut dapat dilakukan dengan cara
membandingkan antara budget dengan annual. Dalam pelaksanaan pembandingannya hal ini
dapat dilakukan pada pusat pertanggungjawaban biaya (cost center) ataupun pusat
pertanggungjawaban biaya (revenue center). Dalam prosesnya pengukuran kinerja ini dapat juga
dipadupadankan dengan pengukuran kinerja lain, namun secara secara umum pengukuran kinerja
dengan membandingkan antara aktual dan budget memiliki nilai lebih yakni adanya prioritas ke arah
masa depan. Artinya, karena budget disusun dari hasil prediksi di masa yang akan datang,
maka akhirnya pengukuran kinerja pun akan menyesuaikan dengan kondisi masa depan.
Keadaan ini tentu sangat baik dan berdampak positif mengingat banyak sekali perusahaan yang
selalu melakukan pengukuran kinerjanya berdasarkan masa yang akan datang karena dengan
mengukur kinerja berdasarkan waktu yang lampau atau terlewati sudah sangat tidak tidak relevan
lagi baik dari sisi nilai atau apapun kondisi yang mendasarinya.Dalam hakikatnya anggaran
mempunyai sifat dan karakteristik yang sangat mencolok dan menjadi ciri khasnya, hal
tersebut dikemukakan oleh Munandar ( 2000 ) dimana karakteristik dan sifat dari anggaran adalah :
a. Keuntungan potensial unit perusahaan dapat di diperkirakan melalui anggaran
b. Selalu dinyatakan satuan moneter, walaupun jumlah moneter tersebut mungkin didukung
dengan jumlah satuan yang non moneter, contohnya unit yang terjual atau unit yang
diproduksi.
c. Selalu meliputi kurun waktu satu tahun
d. Merupakan hasil dari perjanjian manajemen, bahwa manager telah mengetahui lalu
menyetujui untuk setuju dan bertanggung jawab dalam mencapai tujuan dari anggaran yang
telah ditentukan tersebut.
e. Setiap usulan terlebih dahulu diperiksa kemudian disahkan,diparaf dan disetujui oleh
individu yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dalam suatu organisasi atau perusahaan
dari pembuatan anggaran.
f. Jika sudah disetujui, anggaran hanya dapat direvisi jika memenuhi persyaratan tertentu
saja.
g. Secara periodik kinerja keuangan yang aktual akan dibandingkan dengan anggaran
dan setiap terdapat perbedaaan harus dianalisis lalu dijelaskan.
Dalam suatu penyusunan anggaran tidak jarang selalu terdapat sebuah kontroversi terkait
perencanaan, perbedaan pendapat, terdapat selisih ataupun masalah-masalah yang kemungkinan
akan timbul di kemudian hari. Namun, dengan perbedaan pendapat tersebut akan menjadi sebuah
kunci untuk mengoreksi anggaran yang direncanakan karena anggaran disusun bersama dan di
review lagi secara keseluruhan sebelum ditetapkan.
Setelah proses penganggaran selesai hal yang selanjutnya harus diperhatikan adalah bagaimana
merealisasikan pendapatan yang telah masuk dan diterima oleh perusahaan tersebut karena
pendapatan sangat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan tersebut di masa yang
akan datang. Semakin tingginya pendapatan yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi
pula kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Anggaran pendapatan merupakan salah satu
bagian yang sangat vital dalam anggaran operasional. Dalam Anggaran pendapatan harus terdapat
pencatatan yang sangat terperinci mengenai sumber pendapatan yang didapat oleh perusahaan. Hal
tersebut dimaksudkan agar mengevaluasi setiap pendapatan dimana outputnya dilakukan
analisis varians. Analisis varians dapat dilakukan dengan membandingkan antara hasil dari
realisasi pendapatan yang didapat perusahaan dengan anggaran pendapatan perusahaan di periode
sebelumnya.
Suatu perusahaan dapat dikatakan mempunyai kinerja yang baik dan maksimal apabila
perusahaan tersebut dapat memperoleh pendapatan yang jumlahnya melebihi dari pendapatan di
periode sebelumnya. Namun hasil sebaliknya jika realisasi yang didapatkan lebih kecil dari
periode sebelumnya maka perusahaan tersebut dikatakan memiliki kinerja yang kurang baik. Jika
suatu perusahaan tidak mencapai target pendapatan yang telah ditetapkan maka dibutuhkan
tindakan khusus yakni berupa evaluasi penyebab tidak tercapainya target tersebut. Tujuan dari
evaluasi tersebut adalah untuk mengetahui apakah teknik penyusunan anggaran yang ditetapkan
memiliki kesalahan atau terdapat faktor lainyang menyebabkan hal tersebut.

2.2 Fungsi Anggaran

Segala upaya yang telah ditentukan oleh suatu perusahaan bukan tidak lain adalah demi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Anggaran dalam suatu
perusahaan memiliki fungsi yang dapat dikelompokkan kedalam 4 fungsi pokok. fungsi pokok
tersebut yaitu:

• Alat Perencanaan (Planning)


• Alat Pengorganisasian (Organizing)
• Alat Pengendalian (Actuating)
• Alat Pengawasan (Controlling)

Bagan 1 Fungsi Anggaran Dari bagan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
1) Alat Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan dalam sebuah penyusunan anggaran didasari pada
kegiatan-kegiatan, penyelidikan-penyelidikan maupun penelitian yang bermanfaat
untuk membantu manajemen perusahaan meneliti , mempelajari masalah
serta hal-hal lain yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan
perusahaan. Dengan kata lain sebelum manajemen melakukan perencanaan kegiatan
maka manajer melakukan penelitian serta membuat perubahan-perubahan agar
kegiatan tersebut lebih efektif dan efisien. Penerapan kebiasaan
merencanakankegiatan dengan matang dalam suatu manajemen adalah tindakan
yang menguntungkan bagi perusahaan tersebut.Perencanaan kegiatan tersebut bisa
diterapkan dalam kegiatan yang berhubungan dengan tingkat persediaan, kebutuhan
finansial kegiatan, penggunaan fasilitas-fasilitas produksi, kegiatan pembelian (
purchasing ), penentuan target penjualan dan sales profit , pengembangan produk dan
lain sebagainya.
2) Alat pengorganisasian (organizing)
Dalam beberapa kondisi faktor hubungan antara manusia dengan
perusahaan sangatlah penting, untuk itu anggaran memiliki fungsi sebagai alat
pengorganisasi yang mengatur hubungan tersebut. Pada beberapa kasus yang terjadi
seringkali seorang manajer suatu perusahaan tidak mengetahui apa yang harus
dilakukannya di tahun-tahun berikutnya. Akibatnya terkadang manajer mengalami
rasa stress dan frustasi serta semakin lama semakin tidak bisa menghadapi dan
mengatasi permasalahan tersebut.Penyusunan rencana anggaran yang terperinci dan
mendetail sangat membantu seorang manajer untuk menghadapi masalah tersebut,
sehingga dia akan merasa adanya hubungan antara perusahaan yang dipimpinya
dengan kemampuanya.
3) Alat Pengendalian (actuating)
Jika sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan telah diperoleh maka
tugas selanjutnya manajemen adalah mengolah dan mengarahkan setiap sumber
daya tersebut agar digunakan sesuai dengan fungsi-fungsinya dimana jika diolah sesuai
dengan fungsinya maka output yang dihasilkan akan bekerja secara optimal
dalam mencapai tujuan perusahaan. Jika sumber daya tersebut berhasil
dikendalikan dengan optimal oleh perusahaan anak perusahaan memiliki
keuntungan tersendiri atas seberapa besar tingkat efisiensi yang dibutuhkan untuk
tetap optimal dalam memanfaatkan sumber daya tersebut.
4) Alat Pengawasan (controlling)
Untuk mengawasi seluruh kegiatan dan pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan.Di awal telah dikatakan bahwa tujuan yang paling prioritas dari sebuah
perencanaan adalah memilih kegiatan yang menguntungkan.Kegiatan tersebut harus
sesuai dengan apa yang direncanakan namun pada pelaksanaannya kegiatan
tersebut harus dalam proses pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan dan berjalan
sesuai dengan perencanaan.Pengawasan adalah proses dimana memastikan seluruh
tujuan organisasi tercapai , pengukuran terhadap seluruh kegiatan dan pengambilan
tindakan korektif . Menurut Robert J.Mockler (1992), pengawasan adalah suatu
usaha yang sistematik yang dilakukan untuk menetapkan standar setiap pelaksanaan
tujuan perencanaan, merancang sistem informasi yang mempunyai umpan balik,
membandingkan kegiatan secara realtime dengan kegiatan yang telah ditetapkan
sebelumnya, serta mengambil tindakan koreksi yang perlu dilakukan untuk menjamin
seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dipergunakan dengan cara
paling efisiendan efektif dalam rangka proses pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
2.3 Anggaran Sebagai Alat Perencanaan

Menurut Kartadinata (2006:17) Perencanaan merupakan sesuatu yang mendasar dalam proses
manajemen. Perencanaan suatu proses yang akan membuat perusahaan peka dalam pengertian
mampu menyesuaikan diri, terhadap ancaman-ancaman dan kesempatan-kesempatan yang ada.
Manurut Mardiasmo (2009:63) Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk
mencapai tujuan organisasi. Anggaran dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan,
berapa biaya yang akan dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja tersebut. Anggaran
sebagai alat perencanaan digunakan untuk:

• Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan.
• Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta
merencanakan alternatif sumber pembiayaan.
• Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun.
• Menentukan indicator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.

2.4 Anggaran Sebagai Alat Pengendalian

Menurut Mardiasmo (2009:64) Anggaran sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan


rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran agar pembelanjaan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan kepada atasan. Tanpa anggaran, tidak dapat mengendalikan pemborosan-
pemborosan pengeluaran. Anggaran sebagai instrument pengendalian digunakan untuk menghindari
adanya overspending, underspendingdan salah sasaran (misappropriation)dalam pengalokasian
anggaran pada bagian lain yang bukan merupakan prioritas. Anggaran merupakan alat untuk
memonitor kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional program atau kegiatan pemerintahan.
Pengendalian anggaran dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu:

• Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan.


• Menghitung selisih anggaran (favourabledan unfavourable variances.)
• Menemukanpenyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak dapat
dikendalikan(uncontrollable)atas satu varians.
• Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.

2.5 Jenis-jenis Anggaran

a. Menurut Bentuk (Form)


Anggaran menurut bentuk atau bagiannya dibagi menjadi 2 yaitu sesuai dengan waktu
anggaran dan sesuai dengan kegunaan (Hartanto,1987:137):
1) Sesuai dengan waktu anggaran Anggaran menurut jangka waktu akan disesuaikan
dengan keadaan dan sifat perusahaan pada perusahaan yang tidak stabil dapat dibuat
setiap triwulan, karena banyak mengalami hal-hal yang tidak pasti. Akhirnya, dalam
hubungan dengan waktu, anggaran harus disusun dengan memperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut:
a) Kemungkinan untuk mendapat informasi yang dapat dipercaya.
b) Sifat pasaran dan barang-barang yang dihasilkan, misalnya public utility
mempunyai pasaran yang relatif stabil.
c) Posisi pasar terhadap saingannya.
d) Keadaan perekonomian pada umumnya.
2) Anggaran menurut kegunaan
a) Appropriation Budget
Anggaran ini memberikan batas jumlah maksimum pengeluaran yang
boleh dilaksanakan untuk suatu hal tertentu (sifatnya kaku, tidak luwes).
b) Performance Budget
Anggaran yang didasarkan atas fungsi kegiatan dan proyek. Pada
anggaran ini, perhatian ditujukan pada fungsi dan kegiatan yang harus
dilakukan, sehingga memungkinkan dibuatnya penilaian dari biaya yang
dihadapkan pada hasil yang dicapai, sehingga penilaian atas efisiensi mungkin
dapat dilakukan.
c) Fixed Budget
Anggaran ini dibuat untuk satu tingkatan kegiatan selama jangka waktu
tertentu. Fixed berarti bahwa anggaran tidak disesuaikan dengan volume yang
sesungguhnya.
d) Flexible Budget Prinsip
Anggaran ini adalah bahwa setiap tingkatan kegiatan harus terdapat
norma-norma untuk biaya yang diperlukan. Pada anggaran ini, diperhitungkan
adanya biaya tetap dan biaya variabel yang proporsional dengan pengubahan
jumlah unit yang diproduksi.

b. Menurut Ruang Lingkup


1) Anggaran Komprehensif
a) Anggaran operasional, yaitu anggaran yang berati taksiran-taksiran tentang
kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
b) Anggaran finansial, yaitu anggaran yang berarti taksiran-taksiran tentang
keadaan finansial perusahaan pada saat tertentu dimasa yang akan datang.
c) Anggaran untuk keputusan khusus, yaitu anggaran ini meliputi analisis Break
Event Point (BEP) dan studi kelayakan.
2) Anggaran Parsiil
a) Anggaran strategis, yaitu anggaran yang berlaku untuk jangka waktu tertentu
yang melebihi periode satu tahun.
b) Anggaran taktis, yaitu anggaran yang berlaku untuk jangka pendek, yaitu satu
periode akuntansi atau kurang.
c. Menurut Fleksibilitas
1) Anggaran statis Anggaran yang dibuat oleh perusahaan dalam satu tingkat kegiatan
yang diharapkan akan terjadi pola pada satu periode tertentu. Anggaran statis dapat
menjadi alat pengendalian yang baik apabila tingkat kegiatan yang ditetapkan dalam
anggaran.
2) Anggaran Fleksibel Anggaran ini mempunyai konsep dasar bahwa biaya mempunyai
hubungan dengan tingkat kegiatan. Dalam penyusunan anggaran ini dibagi ke dalam
volume bermacam-macam dan bukan atas dasar satu volume khusus. Anggaran ini
disusun untuk menujukkan biaya yang seharusnya terjadi pada berbagai tingkat
kegiatan dan oleh karena itu besar biaya untuk tiap kegiatan dapat dihitung dengan
mudah.

2.6 Kelemahan-kelemahan Anggaran.

Meskipun begitu ada manfaat/fungsi yang diperoleh dengan menyusun anggaran, tetapi
masih terdapat beberapa kelemahankelemahan yang membatasi anggaran. Kelemahan-
kelemahan tersebut antara lain:
a) Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
b) Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam
melaksanakan tugasnya.
c) Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya
karena kondisi yang dihadapi perusahaan setiap waktu berbeda-beda.
d) Memerlukan komitmen yang tinggi dalam pelaksanaannya agar tujuan perusahaan dapat
tercapai.

2.7 Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran disuatu perusahaan dimulai dari anggaran penjualan. Anggaran


penjualan dibuat berdasarkan ramalan penjualan yang disusun atas dasar situasi perusahaan
dan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan dimasa yang akan datang. Karena anggaran
yang dipergunakan oleh perusahaan saling berhubungan antara anggaran yang satu dengan
yang lain maka jika terjadi kesalahan penyusunan anggaran penjualan akan mempengaruhi
anggaran-anggaran yang lainnya.

Setelah anggaran penjualan tersusun kemudian dapat disusun anggaran produksi.


Jumlah unit produk yang akan dijual oleh perusahaan belum tentu sama dengan jumlah unit
yang akan diproduksi, karena jumlah persediaan akhir lebih kecil dari pada persediaan awal.
Setelah anggaran produksi disusun baru disusun anggaran biaya bahan baku, anggaran tenaga
kerja langsung dan anggaran overhead pabrik.
Anggaran biaya bahan baku menyangkut dua hal yaitu keperluan bahan baku untuk
proses produksi dan keperluan bahan baku yang akan dibeli, dimana kedua hal itu belum tentu
sama jumlahnya karena sebagian kebutuhan bahan baku telah tersedia dalam bentuk persediaan
awal bahan baku, jadi yang harus dibeli adalah sebesar ekuranannya.

Anggaran biaya tenaga kerja langsung menyangkut dua hal yaitu jangka waktu yang
ditargetkan untuk menyelesaikan proses produksi selama satu periode tersebut dan besarnya
upah. Untuk penyusunan biaya overhead pabrik dilakukan dengan menentukan tarif biaya
overhead pabrik. Anggaran biaya overhead pabrik (BOP) merupakan semua jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan produk selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.

2.8 Prosedur Penyusunan Anggaran

Dalam suatu perusahaan pihak yang paling berwenang dan bertanggung jawab atas
penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan adalah pimpinan tertinggi perusahaan. Akan
tetapi tugas untuk menyiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada bagian
yang ada dalam perusahaan. Tetapi siapa atau bagaimana yang akan diserahi tugas
mempersiapkan dan menyusun anggaran, hal itu tergantung pada struktur organisasi dan besar
kecilnya masing-masing perusahaan.
Tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada
(Munandar,1986:17):
a) Bagian Administrasi (bagi perusahaan kecil atau sedang)
Tugas penyusunan anggaran dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari
perusahaan yang bersangkutan dan tidak perlu banyak melibatkan secara aktif seluruh
bagian-bagian yag ada di dalam perusahaan. Hal ini disebabkan karena kegiatankegiatan
perusahaan tidak terlalu komplek, sederhana dan ruang lingkup yang terbatas.
Penunjukkan bagian administrasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa di bagian
administrasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa di bagian administrasi ini
terkumpul semua data-data dan informasi yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan,
baik dibidang pemasaran, produksi, pembelanjaan maupun dibidang personalia.
b) Panitia Anggaran (bagi perusahaan besar) Bagian administrasi tidak mungkin dan tidak
mampu lagi untuk menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi secara aktif bagian-
bagian lain dalam perusahaan. Hal ini disebabkan karena kegiatan-kegiatan perusahaan
cukup kompleks, beraneka ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas. Oleh sebab itu
tugas menyusun anggaran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian
yang ada di dalam perusahaan yang duduk di dalam panitia anggaran. Biasanya tim ini
diketuai oleh salah seorang pimpinan perusahaan dengan anggota-anggota yang mewakili
bagian pemasaran, bagian produksi, bagian pembelanjaan serta bagian personalia.
Anggaran yang tersusun merupakan kesepakatan bersama yang sangat penting, agar
pelaksanaan anggaran benar-benar didukung oleh seluruh bagian yang ada di dalam
perusahaan. Sehingga memudahkan terciptanya kerjasama yang saling menunjang dan
terkoordinasikan dengan baik. Anggaran yang disusun oleh bagian administrasi maupun
yang disusun oleh panitia anggaran baru merupakan rancangan anggaran. Rancangan
anggaran inilah yan diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan
serta ditetapkan sebagai anggaran yang definitif. Setelah disahkan oleh pimpinan
tertinggi perusahaan, maka rancanan anggaran tersebut telah menjadi anggaran definitif,
yang akan dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan
sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja.

2.9 Faktor-faktor Penyusunan Anggaran

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran yaitu:


a. Faktor-faktor intern
Yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan itu sendiri.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
1) Penjualan tahun-tahun yang lalu.
2) Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, pemilihan
saluran distribusi dan sebagainya.
3) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
4) Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya (kuantitatif) maupun
keterampilan dan keahliannya (kualitatif).
5) Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
6) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.
7) Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-
fungsi perusahaan, baik dibidang pemasaran, dibidang produksi, di bidang
pembelanjaan, di bidang administrasi maupun dibidang personalia.

b. Faktor-faktor ekstern
Yaitu data, informasi dan pengaaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi dirasa
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara
lain berupa:
1) Keadaan persaingan.
2) Tingkat pertumbuhan penduduk.
3) Tingkat penghasilan masyarakat.
4) Tingkat pendidikan masyarakat.
5) Tingkat penyebaran masyarakat.
6) Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
7) Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi, sosia, budaya
maupun keamanan.
8) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi dan
sebagainya.

2.10 Study Kasus Yang Terkait Dengan Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
Terhadap Perusahaan.

Studi kasus mengenai perencanaan dan penyusunan anggaran yang terdapat di dalam Journal
of Economic, Public, and Accounting (JEPA) Vol.2 No. 1 2019, hlmn. 28-40 dengan judul Analisis
Penyusunan Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian Internal (Studi Kasus Pada Cv.
Putra Mataram Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar). Lokasi pada penelitian jurnal ini dilakukan
pada CV. Putra Mataram yang berlokasi di Jl. Ahmad Yani No. 2 Sidorejo, Kecamatan Wonomulyo
Kabupaten Polewali Mandar 91352 Sulawesi Barat. Dari jurnal tersebut kita dapat mengetahui hasil
dan pembahasannya sebagai berikut.
a. Analisis Data
a) Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Produksi Berdasarkan Kajian Teori Penyusunan
anggaran biaya produksi menurut kajian teori akuntansi
dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Rencana Penjualan
Tahap pertama yaitu menyusun rencana penjualan dengan pertimbangan data
penjualan tahun 2018, persediaan bahan baku, dan data rencana luaran tahun 2019.
Hal tersebut disajikan pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rencana Penjualan CV. Putra Mataram tahun 2019


a

Produk 3 Bulan Produksi 6 Bulan Produksi 8 Bulan Produksi


Coklat 4.900 batang @Rp. 8.800 batang @Rp. 12.700 batang @Rp.
Macoa 15.000 15.000 15.000
Jumlah Rp. 73.500.000 Rp. 132.000.000 Rp. 190.500.000

(Sumber: Data Diolah 2019)

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa rencana penjualan sebanyak 12.700
batang yang merupakan jumlah dari rencana penjualan yang terdapat pada rencana
luaran CV. Putra Mataram tahun 2019.
2. Anggaran Produksi
Tahap kedua yaitu menyusun rencana produksi dengan pertimbangan data
rencana penjualan tahun 2019 yang disajikan pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2Volume Produksi Satu Tahun CV. Putra Mataram tahun 2019

Volume penjualan 12.700


Persediaan, akhir bulan 8 tahun 2019 300
Kebutuhan 8 bulan tahun 2019 13.000
Persediaan, awal tahun 2019 (379)
Jumlah yang harus diproduksi 8 bulan tahun
12.621
2019
(Sumber: Data Diolah 2019)
Setelah menghitung volume produksi selama satu tahun. Selanjutnya
melakukan alokasi produksi ke satuan waktu berdasarkan ketetapan perusahaan,
yaitu satuan waktu bulanan. Pengalokasian volume produksi dapat dilakukan
dengan salah satu cara dari dua cara berikut:
1) Membagi tingkat produksi per periode dengan satuan waktu masa produksi.
Produksi selama satu periode yaitu 8 bulan sebanyak 12.621 batang. Produk
rata-rata selama 1 bulan 12.621/8= 1.577,625 batang.
2) Membagi tingkat produksi per 8 bulan sedemikian rupa sehingga dihasilkan
bilangan-bilangan bulat dan mudah dilaksanakan secara tepat.Kelebihan hasil
pembagian dialokasikan ke bulan-bulan di mana tingkat penjualannya tinggi.
Apabila produksi per bulan 1.500 batang,
Maka kekurangannya adalah 12.621-(8x1.500)=621 batang.
Selanjutnya kekurangan 621/3=207 batang.
Kekurangan 207 batang tersebut dialokasikan ke bulan-bulan di mana
tingkat penjualannya tinggi, yakni pada bulan januari, juli dan agustus.
Berikut rencana penjualan dan volume produksi yang disajikan pada tabel 4.3
sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rencana Penjualan dan Volume Produksi per bulan dalam 8 bulanproduksi
pada CV. Putra Mataram
No Bulan Rencana Penjualan Volume Produksi
1 Januari 1.634 1.707
2 Februari 1.633 4.900 1.500 4.707
3 Maret 1.633 1.500
4 April 1.300 1.500
5 Mei 1.300 3.900 1.500 4.500
6 Juni 1.300 1.500
7 Juli 1.950 1.707
3.900 3.414
8 Agustus 1.950 1.707
12.700 12.700 12.621 12.621
(Sumber: Data Diolah 2019)
Maka alokasi produksi ke delapan bulan pada CV. Putra Mataramtahun
2019 disajikan pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Alokasi Produksi ke Delapan Bulan pada CV. Putra Mataram tahun 2019
Rencana Persediaan Tingkat Persediaan Volume
Bulan
Penjualan Akhir Kebutuhan Awal Produksi
3 Bulan
4.900 186 5.086 379 4.707
Produksi
6 Bulan
3.900 786 4.686 186 4.500
Produksi
8 Bulan
3.900 300 4.200 786 3.414
Produksi
Jumlah 12.700 300 13.000 379 12.621
(Sumber: Data Diolah 2019)

1. Anggaran Biaya Bahan Baku


Tahap ketiga yaitu menyusun anggaran biaya bahan baku dengan menghitung
kebutuhan bahan baku per bulan yang disajikan pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Anggaran Biaya Bahan Baku pada CV. Putra Mataram tahun 2019
Kebutuhan Biaya Bahan
Volume
Bulan Bahan Baku Baku per Kg Jumlah (Rp)
Produksi (Kg) (Rp)
3 Bulan Produksi 4.707 235 45.000 10.575.000
6 Bulan Produksi 4.500 225 45.000 10.125.000
8 Bulan Produksi 3.414 170 45.000 7.650.000
Total 12.621 630 - 28.350.000
(Sumber: Data Diolah 2019)

Dari data di atas dapat diketahui bahwa anggaran biaya bahan baku CV.
Putra Mataram tahun 2019 sebesar Rp 28.350.000.

3. Anggaran Tenaga Kerja Langsung


Tahap keempat yaitu menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung dalam
bulanan. Dimana tenaga yang terlibat langsung dalam proses produksi sebanyak
empat orang, yaitu CPO, COO dan dua karyawan lainnya. Hal tersebut disajikan
pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsungpada
CV. Putra Mataram tahun 2019
Jabatan Banyaknya Volume Gaji Pokok(Rp) Jumlah (Rp)
CPO dan
2 8 2.500.000 20.000.000
COO
Karyawan 2 8 850.000 13.600.000
Total 4 - - 53.600.000
(Sumber: Data Diolah 2019)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa anggaran biaya tenaga kerja
langsung pada CV. Putra Mataram sebesar Rp 53.600.000.
4. Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Tahap terkahir, yaitu menyusun anggaran biaya overhead pabrik dengan
dasar perhitungannya yaitu dengan menghitung bahan penolong, alat produksi
lainnya, dan mesin pembuatan coklat. Hal tersebut disajikan pada tabel 4.7 sebagai
berikut:
Tabel 4.7 Anggaran Biaya Overhead Pabrik pada CV. Putra Mataram tahun 2019
Biaya Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
Bahan penolong - - 7.648.000
Alat produksi lainnya - - 11.983.000
Moulding coklat 50 pcs 400.000 20.000.000
Alat pengukur kadar air
1 unit 5.000.000 5.000.000
biji kakao
Premier chocolate refiner
1 unit 13.000.000 13.000.000
8 lbs
Tempering machine 8 kg 1 unit 27.000.000 27.000.000
Pembuatan kemasan 22.000
5.000 11.000.000
kardus lembar
Total - - 95.631.000
(Sumber: Data Diolah 2019)

Dari data di atas dapat diketahui bahwa anggaran biaya overhead pabrik
pada CV. Putra Mataram tahun 2019 sebesar Rp 95.631.000. Maka, total dari
anggaran biaya produksi sebesar Rp 177.581.000. Hal tersebut disajikan pada tabel
4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Total Anggaran Biaya Produksi CV. Putra Mataram Tahun 2019
Biaya bahan baku Rp 28.350.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 53.600.000
Biaya overhead pabrik Rp 95.631.000
Total Rp 177.581.000
(Sumber: Data Diolah 2019)

b) Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Produksi CV. Putra Mataram


Prosedur penyusunan anggaran biaya produksi yang dilakukan oleh beberapa
perusahaan biasanya di awali dengan menyusun rencana penjualan. Setelah itu
menyusun rencana produksi yang kemudian dilanjutkan dengan menyusun anggaran
biaya produksi yang meliputi anggaran biaya bahan baku, aggaran biaya tenaga kerja
langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik. Akan tetapi, berbeda dengan prosedur
penyusunan anggaran yang dilakukan oleh CV. Putra Mataram. Berikut ini merupakan
tahap-tahap penyusunan anggaran biaya produksi yang diterapkan oleh CV. Putra
Mataram, yaitu:
1. Rencana Luaran
Tahap pertama yaitu menyusun rencana luaran yang meliputi rencana
produksi dan rencana penjualan. Rencana produksi dan penjualan ditentukan atas
dasar permintaan konsumen dari cokelat macoa yang disajikan pada tabel
4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Rencana Luaran pada CV. Putra Mataram Tahun 2019
8 Bulan
No Uraian Target 3 Bulan Produksi 6 Bulan Produksi
Produksi
Jumlah 5000 batang @Rp 9000 batang 13.000 batang
1
produksi 10.500 @Rp 10.500 @Rp 10.500
Jumlah 4.900 batang @Rp 8.800 batang @Rp 12.700 batang
2
penjualan 15.000 15.000 @Rp 15.000
3 Nilai Penjualan Rp 73.500.000 Rp 132.000.000 Rp 190.500.000
Jumlah
4 penjualan x Rp 51.450.000 Rp 92.400.000 Rp 133.350.000
HPP
5 Jumlah profit Rp 22.050.000 Rp 39.600.000 Rp 57.150.000
(Sumber: CV. Putra Mataram tahun 2019)

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa rencana produksi yang ditentukan
terlebih dahulu dengan total 13.000 batang. Selanjutnya menentukan target penjualan
dengan total 12.700 batang dengan estimasi jumlah pendapatan sebanyak Rp
190.500.000 dan jumlah profit sebesar Rp. 57.150.000.
2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Gabungan
Tahap kedua yaitu menyusun dan menguraikan RAB gabungan yang disajikan
pada tabel 4.10 dan tabel 4.11 sebagai berikut:

Tabel 4.10 Rekapitulasi Anggaran Gabungan Berdasarkan Kegiatan pada


CV. Putra Mataram tahun 2019
No Komponen Anggaran Jumlah (Rp) Persentase (%)
1 Produksi 92.000.000 41
2 Promosi dan Pemasaran 91.195.000 40
3 Legalitas 17.500.000 8
4 Pengembangan SDM 25.000.000 11
Total Anggaran 225.695.000 100

1 Pendamping umum 38.252.000 55


2 Pendamping produksi - 0
3 Pendamping produksi dan pemasaran - 0
4 Pendamping legalitas 4.000.000 6
5 Pendamping pengembangan SDM 27.800.000 40
Total Anggaran 70.325.000 100
(Sumber: CV. Putra Mataram tahun 2019)

Tabel 4.11 Rekapitulasi Anggaran Gabungan Berdasarkan Jenis Biaya pada CV.
Putra Mataram tahun 2019

No Komponen Anggaran Jumlah (Rp) Persentase (%)


1 Gaji/upah 16.000.000 7
2 Perjalanan 50.520.000 22
3 Barang/jasa 160.250.000 71
4 Bahan 1.075.000 0
Total Anggaran 225.695.000 100

1 Gaji/upah 24.400.000 35
2 Perjalanan 16.550.000 24
3 Barang/jasa 19.000.000 27
4 Bahan 10.375.000 15
Total Anggaran 70.325.000 100
(Sumber: CV. Putra Mataram tahun 2019)

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa anggaran tersebut merupakan rekapitulasi
anggaran gabungan yang terdiri atas jenis kegiatan dan jenis biaya, dimana total dari
kedua jenis tersebut sebesar Rp 296.020.000.
3. Uraian Biaya Bagian Produksi
Dalam susunan RAB gabungan, telah diuraikan biaya produksi seperti yang
disajikan oleh tabel 4.12 di bawah ini:
Tabel 4.12 Uraian Biaya Bagian Produksi CV. Putra Mataram tahun 2019
Kategori Harga
No Kegiatan Volume Unit Jumlah (Rp)
Biaya Satuan (Rp)
1 Tenaga produksi Gaji upah 8 OB 2.000.000 16.000.000
2 Moulding coklat Alat 50 Pcs 400.000 20.000.000
Alat pengukur
3 kadar air biji Alat 1 Unit 5.000.000 5.000.000
kakao
Premier
4 chocolate refiner Alat 1 Unit 13.000.000 13.000.000
8 lbs
Tempering
5 Alat 1 Unit 27.000.000 27.000.000
machine 8 kg
Pembuatan
6 barang 2200 Lembar 5.000 11.000.000
kemasan kardus
Total 92.000.000
(Sumber: CV. Putra Mataram tahun 2019)
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa anggaran tersebut tidak menguraikan
secara rinci biaya yang dibutuhkan pada saat proses produksi. Sehingga anggaran
yang dibutuhkan pada bagian produksi sebesar Rp 92.000.000.
b. Pembahasan
Prosedur penyusunan anggaran biaya produksi CV. Putra Mataram dengan
langkah awal menetukan recana produksi dengan pertimbangan data penjualan dan data
produksi tahun 2018. Selanjutnya menyusun rencana penjualan. Untuk lebih jelasnya
berikut ini disajikan tabel 4.13 yang menjelaskan prosedur penyusunan anggaran biaya
produksi CV. Putra Mataram sekaligus perbandingan dengan kajian teori akuntansi,
yaitu:
Tabel 4.13 Perbandingan Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya ProduksiCV.
Putra Mataram dengan Kajian Teori
Menurut Kajian Menurut CV. Putra
No Komponen keterangan
Teori Mataram
1 Penyusunan Rencana produksi Rencana produksi Belum
rencana disusun dengan cara dengan cara sesuai
produksi menambahkan antara mematok dan
anggaran penjualan menghitung
dalam unit dengan persentase
unit persediaan akhir berdasarkan
produksi selesai yang kebutuhan produksi.
diinginkan kemudian
dikurangi unit
persediaan awal
produk selesai.
2 Penyusunan Rencana penjualan Rencana penjualan Sesuai
rencana ditentukan dengan ditentukan dengan
penjualan cara mengalikan harga cara mengalikan
jual per unit dengan harga jual per unit
penjualan dalam unit dengan penjualan
yang diharapkan. unit yang
diharapkan.
3 Penyusunan Anggaran biaya bahan Perusahaan tidak Belum
anggaran baku dilakukan menyusun anggaran sesuai
biaya bahan dengan cara biaya bahan baku
baku mengalikan kuantitas secara rinci.
bahan baku per unit
yang dianggarkan.
(Sumber: Data Diolah 2019)

Berdasarkan perbandingan di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur/tahap-tahap penyusunan


anggaran biaya produksi yang dilakukan oleh CV. Putra Mataram belum sesuai dengan prosedur
penyusunan anggaran biaya produksi menurut kajian teori. Hal ini dikarenakan langkah awal yang
dilakukan perusahaan dalam menyusun anggaran biaya produksi adalah menyusun rencana produksi
dan selanjutnya rencana penjualan. Hal ini bertolak belakang dengan kajian teori yaitu menyusun
rencana penjualan terlebih dahulu kemudian menyusun rencana produksi. Dengan demikian hal ini
belum dapat menjamin terkendalinya biaya produksi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Hal itu
disebabkan karena tidak disusunnya secara rinci biaya produksi yang terdiri dari anggaran biaya bahan
baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik sehingga dapat memunculkan
biaya yang tidak terduga. Ketidaksesuaian dan belum diterapkannya teori tersebut dikarenakan sumber
daya manusia dalam bidang keuangan (ekonomi/akuntansi) sebagai pegawai tetap belum ada.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anggaran adalah sebuah rencana yang sangat sistematis yang memiliki ruang lingkup terhadap
seluruh kegiatan operasional perusahaan yang didalamnya dapat dinyatakan dalam unit (kesatuan)
moneter dan memiliki jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang.
Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk merumuskan tujuan serta sasaran
kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan, merencanakan berbagai program dan
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternatif sumber pembiayaan,
mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun, menentukan indicator
kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
Anggaran sebagai instrument pengendalian digunakan untuk menghindari adanya
overspending, underspendingdan salah sasaran (misappropriation)dalam pengalokasian anggaran
pada bagian lain yang bukan merupakan prioritas. Anggaran merupakan alat untuk memonitor
kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional program atau kegiatan pemerintahan.

Dalam study kasus pada CV. Putra Mataram yang kami cantumkan diatas dapat disimpulkan bahwa
prosedur/tahap-tahap penyusunan anggaran biaya produksi yang dilakukan oleh CV. Putra Mataram
belum sesuai dengan prosedur penyusunan anggaran biaya produksi menurut kajian teori. Hal ini
dikarenakan langkah awal yang dilakukan perusahaan dalam menyusun anggaran biaya produksi
adalah menyusun rencana produksi dan selanjutnya rencana penjualan. Hal ini bertolak belakang
dengan kajian teori yaitu menyusun rencana penjualan terlebih dahulu kemudian menyusun rencana
produksi. Dengan demikian hal ini belum dapat menjamin terkendalinya biaya produksi yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan. Hal itu disebabkan karena tidak disusunnya secara rinci biaya produksi
yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik sehingga dapat memunculkan biaya yang tidak terduga. Ketidaksesuaian dan belum
diterapkannya teori tersebut dikarenakan sumber daya manusia dalam bidang keuangan
(ekonomi/akuntansi) sebagai pegawai tetap belum ada.

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada makalah ini, ada beberapa saran yang dapat
dijadikan sebagai masukan bagi pembaca dan penulis selanjutnya. Selain itu penulis juga memberikan
beberapa saran kepada para pembaca, agar makalah ini terus berlanjut dan dapat disempurnakan
dengan baik. Berikut beberapa saran dari makalah yang bisa dilakukan untuk penulis selanjutnya.
1. Pengaruh Perencanaan dan Pengendalian Anggaran dalam Perusahaan
2. Dampak positif dan negatif adanya Perencanaan dan Pengendalian Anggaran dalam Bisnis.
3. Keunggulan adanya Perencanaan dan Pengendalian Anggaran.
DAFTAR PUSTAKA

Irwadi, M. (2015). ANALISIS ANGGARAN KAS SEBAGAI ALAT PERENCANAANDAN


PENGENDALIANPADA KOPERASIKOPDIT RUKUN PALEMBANG. Volume III, No. 2,
September 2015, h. 30-42, 30-42.
Ravel Anwar, Y. Y. (2022). PENGGUNAAN ANALISIS ANGGARAN SEBAGAI ALAT
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN DALAM PERUSAHAAN. Vol.1,
No.8 Maret 2022, 1083-1095.
Widayanti, C. (2012). ANALISIS PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI. 1-72.
Ananda, Aprilia Widy & M, Nuraeni. (2019). Analisis Penyusunan Anggaran Biaya Produksi Sebagai
Alat Pengendalian Internal (Studi Kasus Pada Cv. Putra Mataram Wonomulyo Kabupaten Polewali
Mandar). Journal of Economic, Public, and Accounting (JEPA), Vol. 2 No.1 Oktober 2019. 28-40

Anda mungkin juga menyukai