DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
JUDUL ........................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2
3. TUJUAN ................................................................................................................................. 5
KESIMPULAN ........................................................................................................................... 16
SARAN ......................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..17
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikankesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengansebaik-baiknya. Makalah tentang PENGEMBANGAN KOLEKSi
PERPUSTAKAAN AKSARA SMAN 1 TEMBILAHAN ini disusun sebagai salahsatu syarat
dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah Managemen Perpustakan.
Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami masih
banyakkekurangan dan kesalahan baik dalam segi substansi maupun tata bahasa. Namun,
kami tetapberharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh karena
itu, kritik dansaran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan dengan harapan sebagai
masukan dalamperbaikan dan penyempurnaan pada makalah kami berikutnya. Untuk itu
kami ucapkan terimakasih.
25 November 2021
Kelompok 4C
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perpustakaan harus mampu menyimpan khazanah budaya bangsa atau masyarakat tempat
perpustakaan berada dan juga meningkatkan nilai dan apresiasi budaya masyarakat sekitar
melalui proses penyediaan bahan Bacaan (Wiji Suwarno : 2007). Pustakawan harus berusaha
mengetahui kebutuhan informasi pemustaka yang dilayaninya. Pustakawan sebaiknya pro aktif
mencari referensi yang digunakan dalam perkuliahan, menerima usulan pengadaan bahan
perpustakaan, mencari referensi melalui katalog, daftar bibliografi, resensi, leaflet dan dari
sumber informasi lainnya. Setelah mereka mengetahui kebutuhan informasi pemustakanya,
pustakawan harus berusaha menyediakan informasi tersebut sepanjang tidak bertentangan
dengan visi dan misi perpustakaan dan lembaga induknya. Kegiatan pengembangan koleksi
merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam suatu perpustakaan perguruan tinggi.
Kegiatan kerja pengembangan koleksi mencakup kegiatan memilih pustaka dan dilanjutkan
dengan pengadaan pustaka. Kedua kegiatan memilih dan mengadakan pustaka harus
dilaksanakan secara maksimal sehingga dapat mewujudkan tujuan dan fungsi dari sekolah yaitu
untuk berusaha menyediakan informasi atau bahan perpustakaan yang dibutuhkan pengguna.
4
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
SMAN 1 Tembilahan.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengembangan Koleksi
Koleksi merupakan unsur utama bagi perpustakaan dan sebagai faktor penentu keberhasilan
perpustakaan. Manajemen pengembangan koleksi adalah proses pengadaan koleksi yang diatur
dengan menggunakan perencanaan yang matang untuk mendukung dan mencapai tujuan bersama
yang digambarkan dalam visi dan misi perpustakaan.
Pengembangan koleksi di perpustakaan perlu mendapat perhatian serius bagi semua pihak
yang terkait. Pengembangan koleksi yang berhasil akan menggambarkan perpustakaan yang
„hidup‟ dan menjadi sumber informasi, pengetahuan, sampai kepada solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh pemustaka. Pengembangan koleksi yang sesuai dengan fungsi
dan jenis perpustakaan akan menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi yang ditunggu-
tunggu oleh pemustaka. Untuk itu, pengembangan koleksi perlu menjadi prioritas di
perpustakaan.
6
Menurut G. Edward Evans, pengambangan koleksi adalah serangkaian kegiatan yang
bertujuan mempertemukan pemustaka dengan sumber informasi yang mencakup kegiatan
penyusunan kebijakan pengembangan koleksi, pemilihan, pengadaan, pemeliharaan,
penyiangan, promosi dan evaluasi pendayagunaan koleksi.
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya
Rekam;
6. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 3 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Perpustakaan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Perpustakaan
Nasional Nomor 1 Tahun 2012;
7. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pendaftaran dan
Pemberian Penghargaan Naskah Kuno;
8. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 16 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Penyimpanan dan Penggunaan Koleksi Khusus;
7
1) Penentuan dan koordinasi kebijakan koleksi.
Pengembangan koleksi harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan organisasi perpustakaan
itu sendiri dan setiap perpustakaan yang berada di suatu daerah harus melaksanakan kerjasama
dalam pengadaan koleksi, karena anggaran yang tersedia pada setiap perpustakaan tidak sama.
Sementara kebutuhan masyarakatpun sangat heterogen. Agar keragaman koleksi tersedia pada
daerah itu, maka dibuat kebijakan dari beberapa perpustakaan yang ada untuk menyediakan
koleksi yang berbeda topik dan jenis bahan pustakanya.
Koleksi yang tersedia di perpustakaan harus disesuaikan dengan strata kehidupan sosial
masyarakat. Jangan sampai kita menyediakan koleksi yang sama sekali tidak digunakan oleh
pemustaka. Untuk itu lembaga perpustakaan dalam kurun waktu tertentu menyelenggarakan
studi terhadap pemakaian koleksi oleh pemustaka.
4) Evaluasi koleksi.
Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui dengan akurat pemahaman akan cakupan,
kedalaman, dan kegunaan koleksi termasuk didalamnya kualitas isi, kualitas teknis, kualitas
fisik, produser/distributor dari bahan pustaka. Agar evaluasi koleksi ini berjalan efektif maka
harus mempersiapkan panduan dan kebijakan pengembangan koleksi guna mengukur efektifitas,
kecukupan atau kualitas koleksi. Lebih jauh evaluasi ini ditujukan untuk membantu memberikan
argumentasi bagi peningkatan anggaran pengadaan, mengetahui kekuatan dan kelemahan
koleksi, menetapkan kriteria penyiangan (weeding) dan pengontrolan koleksi dan menetapkan
beberapa area prioritas kebutuhan. Selain itu hasil evaluasi ini menghasilkan filosofi bahwa
bahan pustaka harus bermanfaat, setiap pembaca/pemustaka mempunyai minat terhadap jenis
bahan bacaannya sendiri (every reader his book), setiap bahan bacaan ada pembacanya (every
book its reader), dan sebuah perpustakaan adalah oganisasi yang hidup (a library is a “living
organism”).
8
penyeleksian bahan perpustakaan harus sesuai dengan kebijakan tertulis tentang rencana
pengembangan koleksi perpustakaan.
6) Pemeliharaan koleksi.
7) Penyiangan koleksi.
Kegiatan ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan terhadap bahan pustaka karena telah
daluwarsa (out of date), bahasanya kurang dikenal oleh para pemustaka, subjeknya kurang sesuai
dengan kebutuhan pemustaka, jarang dipakai/sudah lama tidak pernah dipakai, dan jumlah
eksemplar yang tidak sesuai dengan permintaan.
2) Informasi bagi masyarakat tentang prioritas koleksi. Koleksi yang disediakan adalah
berdasarkan kebutuhan masyarakat, sehingga informasi penting yang menjadi kebutuhan
masyarakat akan diprioritaskan.
9
1) Menyediakan koleksi sesuai dengan kebutuhan komunitas perpustakaan. Pengembangan
koleksi adalah aktivitas yang dinamis, maka perpusttakaan perlu mengambil berbagai langkah
penting untuk menyediakan bahan perpustakaan yang memadai bagi kebutuhan komunitasnya.
2) Menyediakan koleksi yang relevan dengan maksud dan tujuan lembaga induk organisasi
perpustakaan. Pihak pengelola perpustakaan harus memahami visi dan misi lembaga induknya.
Kedua hal tersebut adalah unsur yang sangat penting dalam menetapkan tujuan dari
pengembangan koleksi perpustakaan.
4) Menyediakan koleksi yang relatif lengkap dan beragam, baik dari segi disiplin ilmu
pengetahuan maupun format bahan perpustakaan.
B. Minat baca
Minat baca pada dasarnya adalah keinginan yang kuat seseorang disertai dengan usaha-
usaha untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya
dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaranya
sendiri atau dorongan dari luar (Rahim, 2005:28).
Minat baca juga dapat diartikan sebagai suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai
dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang
untuk membaca dengan kemauannya sendiri atau dorongan dari luar. Sinambela (dalam Hartono,
2016: 282) menyatakan bahwa minat baca adalah sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam
diri anak terhadap aktivitas membaca meliputi kesenangan membaca dan tertarik buku bacaan.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa minat baca mengandung unsur
perhatian, kemauan, dorongan, dan rasa senang untuk selalu membaca. Perhatian bisa dilihat dari
kegiatan membaca, mempunyai kemauan yang tinggi untuk membaca, dorongan dan rasa senang
yang timbul dari dalam diri maupun dari pengaruh orang lain. Semua itu merupakan aktivitas
yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap.
Minat baca dipengaruhi oleh dua golongan, yaitu golongan faktor personal dan golongan
institusional. Faktor personal adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri meliputi:
10
(1) usia, (2) jenis kelamin,(3) intelegensi, (4) kemampuan membaca, (5) sikap, (6) kebutuhan
psikologis. Faktor institusional yaitu faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri yang
meliputi: (1) tersedianya buku, (2) status sosial ekonomi, (3) pengaruh orang tua, teman sebaya
dan guru. Minat membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seorang siswa melainkan harus
dibentuk (Mujiati, 2006: 24-25). Adapun beberapa faktor yang mampu mendorong bangkitnya
minat baca siswa. Faktor–faktor tersebut adalah a) rasa ingin tahu yang tinggi tentang fakta, dan
informasi, b) keadaan lingkungan perpustakaan yang memadai, c) rasa haus informasi terutama
yang aktual, d) membaca merupakan kebutuhan (Sutarno, 2003: 22).
Kalangan pendidik dan keluarga sebagai lingkungan terdekat siswa perlu melatih,
memupuk, membina, dan menumbuhkan minat baca siswa. Minat sangat memegang peranan
penting dalam menentukan langkah yang akan dikerjakan. Kedudukan minat dalam membaca
menduduki tingkat teratas, karena tanpa minat seseorang akan sukar melakukan kegiatan
membaca.
Mengoptimalkan minat baca pada siswa dapat meningkatkan kualitas bangsa ke arah
yang lebih baik. Prasetyono (2008:60) mengemukakan bahwa pengajaran membaca tidak saja
diharapkan untuk meningkatkan keterampilan membaca, tetapi juga meningkatkan minat dan
kegemaran membaca siswa. Ada beberapa tujuan dari aktivitas membaca, antara lain:a)
Membaca sebagai suatu kesenangan tidak melibatkan proses pemikiran yang rumit. b) Membaca
untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan, c) Membaca untuk melakukan sesuatu
pekerjaan atau profesi.
Mengacu pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa perlu dibawa ke
perpustakaan sekolah dan ditunjukkan bagaimana cara membaca di ruangan baca di
perpustakaan. Membaca bahan bacaan, baik itu suratkabar, buku pelajaran, atau buku bacaan
merupakan hal penting untuk mendisiplinkan diri agar rajin membaca. Jika disiplin ini telah
berjalan, maka minat baca akan terbentuk dan akhirnya kebiasaan membaca akan tercapai.
11
BAB III
PEMBAHASAN
Dari Hasil wawancara sebelumnya terdapat masalah pada perpustakaan aksara adalah
dimana koleksi perpustakaan digitalnya masih kurang dan Buku Filsafat secara fisik juga
kurang. Pada saat era pandemi tentunya minat baca akan semakin menurun. Perpustakaan
tentunya harus menarik minat baca siswa kembali dengan meningkatkan koleksi yang ada
didalamnya. Dimana Perpustakaan sekolah sering diartikan hanya sebagai gudang buku yang
keberadaannya dirasakan kurang penting, sehingga menghambat pengembangan koleksi
perpustakaan selain itu, ruang perpustakaan terkesan sebagai ruang yang serius dan kaku.
eharusnya Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan berpikir secara
radikal (berpikir sampai ke akar- akarnya), kita mengalami dan menyadari keberadaan kita.
Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan memecahkan
persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
Buku Filsafat itu adalah ilmu yang rumit dan sulit. Buktinya orang-orang yang bergelut
dengan filsafat kerap mengutarakan kata-kata dan teori yang sulit dimengerti oleh banyak
orang. yang kerap membuat sulit itu sebenarnya bukan gagasan filsafatnya, melainkan cara
penyampaian orangnya. Filsuf itu sudah terbiasa dengan hal-hal yang rumit. Konsekuensinya,
hal-hal yang mudahpun suka mereka sampaikan dengan bahasa-bahasa yang sulit. Padahal
filsafatnya itu sendiri seringkali berupa persoalan-persoalan mudah. Meskipun begitu
perpustakaan harus tetap menyediakan buku yang bisa menambah ilmu pengetahuan dan
menarik minat baca. Semakin banyak koleksi buku di perpustakaan akan semakin banyak
siswa untuk membaca tak terkecuali buku filsafat tersebut. Mungkin buku ini kurang diminati
namun pasti 2/10 siswa akan tertarik pada buku ini.
Dan juga pada perpustakaan Aksara ini koleksi digital nya masih kurang untuk itu akan
lebih baik jika perpustakaan tersebut meningkatkan dan menyediakan koleksi yang mana
bukan hanya dalam bentuk koleksi cetak namun juga dalam bentuk koleksi digital. Karena
seperti yang kita ketahui bersama dimasa pandemi seperti sekarang ini perpustakaan
harus bisa menarik pengunjung agar tetap mau mengunjungi perpustakaan sekolah. Untuk itu
perpustakaan harus bisa memberikan sesuatu yang baru terutama pada bagian koleksinya agar
bisa menarik minat siswa untuk berkunjung ke perpustakaan sekolah. Jadi menyediakan
koleksi digital seperti film atau video pembelajaran bisa dilakukan perpustakaan Aksara sebagi
bentuk upaya meningkatkan minat siswa untuk berkunjung.
12
B. Akar Masalah Terjadinya Permasalahan dalam Perpustakaan.
Solusi yang dapat dilakukan dalam pernasalahan ini adalah harus diperhatikan dan harus
dikembangkan dari perpustakaan tersebut adalah koleksinya. Untuk mengembangkan koleksi
perpustakaan maka ada beberapa solusi yang dapat dilakukan perpustakaan yaitu perpustakaan
harus menyediakan koleksi cetak yang lengkap seperti buku Filsafat dan juga menyediakan
koleksi digital berupa film ataupun video pembelajaran. Dimana ada beberapa cara yang bisa
diterapkan perpustakaan untuk mendapatkan koleksi baru tersebut agar minat siswa untuk
berkunjung meningkatkan.
Metode pengadaan yang biasanya dilakukan di perpustakaan untuk memperoleh buku dengan
cara:
1) Pembelian
Pemesanan dapat dilakukan pada penerbit atau pada toko buku yang relatif murah.
Pemesanan juga bisa pada penjaja atau vendors selaku perantara. Untuk di Indonesia yang
menjadi vendors yaitu ada toko buku atau importir buku. Perpustakaan bisa melakukan
pembelian untuk mendapatkan koleksi baru, baik itu membeli buku filsafat atau mebeli
koleksi digital berupa filmuntuk meningkatkan koleksi perpustakaan.
2) Pertukaran
Ada dua jenis aktivasi penukaran, penukaran bahan-bahan yang tidak diperlukan
dan penukaran bahan-bahan yang baru antara dua perpustakaan. Untuk mendapatkan
koleksi buku filsafat dan koleksi digital berupa film atau video pembelajaran maka
perpustakaan bisa melakukan metode tukar menukar dengan perpustakaan lainnya.
Adanya perkembangan Iptek sudah semestinya akses informasi dan jenis koleksi pustaka
bertambah pula. Hal ini dilakukan agar perpustakaan sekolah tidak lagi diartikan hanya
sebagai gudang buku yang keberadaannya dirasakan kurang penting namun sebenarnya
perpustakaan sekolah itu sebagai sarana bagi para siswa untuk belajar menjadi manusia yang
memiliki literasi informasi, yaitu siswa yang mampu mengidentifikasi kebutuhan
informasinya, belajar mencari dan menemukan sumber-sumber informasi yang sesuai dengan
kebutuhannya. Diharapkan nantinya dengan melakukan pengembangan koleksi ini
perpustakaan sekolah dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal.
13
TEORI : menurut (Putu Laxman Pendit, 2008) Buku elektronik adalah buku cetak yang di
ubah bentuk menjadi elektronik untuk dibaca di layar monitor. Menurut W.J.S Poerwadarminta
1 . Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-
sebab, asas-asas hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta
ataupun mengetahui kebenaran dan arti "adanya" sesuatu.
4. Manfaat yang dapat diperoleh dengan perpustakaan digital, yaitu; Menghemat waktu;
Menghemat tenaga; Menghemat tempat; Menghemat biaya; Memperoleh informasi
yang paling baru dengan cepat; Mempermudah akses informasi dari berbagai sumber;
dan Memberikan solusi secara mudah untuk memindah dan mengubah bentuk informasi
untuk berbagai kepentingan.
14
6. Beberapa kelemahan perpustakaan digital, yaitu; Adanya masalah dalam hukum hak
cipta transfer dokumen lewat jaringan komputer karena belum didefinisikan dengan
jelas. Masalah ini masih jadi perdebatan dalam proses pengembangan perpustakaan
digital; Masih adanya pengguna yang lebih menyukai membaca teks tercetak daripada
teks elektronik; dan Proses digitalisasi dokumen membutuhkan waktu yang cukup lama
serta dibutuhkan ketrampilan dan ketekunan dalam mengembangkan dan memelihara
koleksi digital.
15
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada perpustakaan aksara koleksi perpustakaan digitalnya masih kurang dan Buku
Filsafat secara fisik juga kurang. Adapun penyebab kurangnya buku filsafat adalah koleksi
terlebih dahulu dibelikan untuk buku-buku yang lebih menarik perhatian siswa seperti buku
dongeng, novel, sejarah, cerpen, pantu, dll. Dan penyebab kurangnya buku di perpustakaan
digital dibandingkan dengan buku di perpustakaan secara fisik karena tidak semua buku di
perpustakaan memiliki e-book nya sendiri. Beberapa ada buku edisi lama yang e-book nya
tidak tersedia. Dan tidak semua buku e-book nya bisa diperoleh secara gratis untuk hak
penggunaan. Untuk mengembangkan koleksi perpustakaan maka ada beberapa solusi yang
dapat dilakukan perpustakaan yaitu perpustakaan harus menyediakan koleksi cetak yang
lengkap seperti buku Filsafat dan juga menyediakan koleksi digital berupa film ataupun video
pembelajaran. Metode pengadaan yang bisa dilakukan oleh perpustakaan aksara untuk
memperoleh buku filsafat dan koleksi digital yaitu dengan pembelian dan pertukaran.
Adanya perkembangan Iptek sudah semestinya akses informasi dan jenis koleksi
pustaka bertambah pula. Hal ini dilakukan agar perpustakaan sekolah tidak lagi diartikan
hanya sebagai gudang buku yang keberadaannya dirasakan kurang penting namun sebenarnya
perpustakaan sekolah itu sebagai sarana bagi para siswa untuk belajar menjadi manusia yang
memiliki literasi informasi, yaitu siswa yang mampu mengidentifikasi kebutuhan
informasinya, belajar mencari dan menemukan sumber-sumber informasi yang sesuai dengan
kebutuhannya. Diharapkan nantinya dengan melakukan pengembangan koleksi ini
perpustakaan sekolah dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal.
SARAN
Melalui makalah ini kami sarankan agar pengembangan koleksi pada perpustakaan
Aksara SMAN 1 Tembilahan bisa lebih baik lagi dan lebih ditingkatkan lagi, sehingga
nantinya pengunjung Perpustakaan Aksara bisa meningkat.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/amp/bachrulilmi/5bf3fbb7c112fe3b9e79a308/pengembangan-
koleksi-perpustakaan
https://youtu.be/SaXDhJAsOcI
https://youtu.be/apmTUDjE09Q
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/adabiya/article/download/8547/pdf
http://repository.radenfatah.ac.id/5013/2/BAB%20II%20LANDASAN%20TEORI%202.pdf
https://jdih.perpusnas.go.id/file_peraturan/PERKA_Nomor_2_Tahun_2019_Tentang_perubahan
_Atas_Peraturan_Kepala_perpustakaan_Nasional_Nomor_3_Tahun_2016_Tentang_Kebijakan_
Pengembangan_koleksi_Perpustakaan_Nasional.pdf
file:///C:/Users/WARNET/Downloads/1871-3952-1-SM.pdf
https://jurnal.uns.ac.id/jurnalpustakailmiah/article/view/33738
file:///C:/Users/WARNET/Downloads/14601-44818-1-PB%20(1).pdf
17