Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai


hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Pengertian perpustakaan yang
mutakhir ini telah mengarahkan kepada tiga hal yang mendasar sekaligus, yaitu
hakikat perpustakaan sebagai salah satu sarana pelestarian bahan pustaka; fungsi
perpustakaan sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan;
serta tujuan perpustakaan sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
menunjang pembangunan nasional.
Adapun pengertian perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada
dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya berada pada kepala
sekolah yang berfungsi untuk melayani sivitas akademika sekolah Perpustakaan
Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidiknan dan Kebudayaan nomor
0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi sebagai:
a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti
tercantum dalam kurikulum sekolah
b. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan
kreativitas dan imajinasinya.
c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang
(buku-buku hiburan) Semua fungsi tersebut akan tergambar dalam koleksi
pepustakaan bersangkutan. Berdasarkan uraian di atas, maka karya tulis ilmiah ini
penulis beri judul “Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar”.

B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah

1. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas, maka permasalahan yang akan


dibahas dalam makalah ini adalah: Bagaimana memanfaatkan secara maksimal
perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah?.

1
2. Cara Pemecahan Masalah Pemecahan masalah pada karya tulis ilmiah ini penulis
lakukan dengan menguraikan masalah atau kendala yang ada berdasarkan referensi
yang dapat dipertanggungjawabkan.

C. Tujuan Penulisan

Karya tulis ilmiah sederhana ini penulis susun dengan tujuan untuk memberikan
gambaran kepada insan atau kalangan pendidikan yang terdiri atas tenaga pendidik,
tenaga kependidikan, peserta didik, instansi pendidikan, maupun pemerhati
pendidikan tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar agar
kegiatan pembelajaran dapat berjalan lancar dan dapat mencapai hasil pembelajaran
yang maksimal

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Perpustakaan Sekolah


Pengertian perpustakaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi online
adalah sebagai berikut: (1) tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan
dan penggunaan koleksi buku dsb, (2) koleksi buku, majalah dan bahan kepustakaan
lainnya yang disimpan untuk bibaca, dipelajari, dibicarakan. Hakikat perpustakaan
adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya. Perpustakaan
dapat pula diartikan sebagai tempat kumpulan buku-buku atau tempat buku dihimpun
dan diorganisasikan sebagai media belajar siswa. Wafford (dalam Darmono, 2004)
menerjemahkan perpustakaan sebagai salah satu organisasi sumber belajar yang
menyimpan, mengelola, dan memberikan layanan bahan pustaka baik buku maupun
non buku kepada masyarakat tertentu maupun masyarakat umum. Lebih luas lagi
pengertian perpustakaan adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk
mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka secara
sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai
sarana belajar yang menyenangkan.

B. Jenis-jenis Perpustakaan
Jenis-jenis perpustakaan yang ada antara lain:
1. Perpustakaan Acuan: perpustakaan rujukan
2. Perpustakaan Akademik: perpustakaan yang merupakan bagian dari universitas,
akademi, lembaga pendidikan tinggi 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Kamus versi online/daring (dalam jaringan)
3. Perpustakaan Filial: perpustakaan yang merupakan bagian sebuah sistem, tetapi
mempunyai dewan manajemen sendiri dan tidak dikelola sebagai sistem tersebut
4. Perpustakaan Keliling: perpustakaan yang didatangkan dengan mobil di tempat-
tempat tertentu, pada kesempatan itu para peminat dapt meminjam dan
mengembalikan buku
5. Perpustakaan Khusus:
1. Perpustakaan atau pusat informasi yang dibiayai oleh perseorangan, badan
korporasi, perhimpunan, badan pemerintah, kelompok lain;
2. Koleksi khusus atau terpisah dalam suatu perpustakaan
6. Perpustakaan Mini: perpustakaan yang menyediakan buku dalam jumlah yang
sangat terbatas

3
7. Perpustakaan Nasipnal: perpustakaan yang dibiayai oleh negara untuk
mengumpulkan, menyiapkan, melestarikan buku, majah, surat kabar, naskah
kuno, mikrofilm, dsb
8. Perpustakaan Rujukan: perpustakaan yang memiliki buku yang biasanya tidak
boleh digunakan di luar
9. Perpustakaan Umum: perpustakaan yang seluruhnya atau sebagian dari dananya
disediakan oleh masyarakat dan penggunaannya tidak terbatas pada kelompok
tertentu dan bebas digunakan oleh siapa pun

C. Peran dan Tugas Perpustakaan Sekolah


Peranan perpustakaan di dalam pendidikan amatlah penting, yaitu untuk
membantu terselenggaranya pendidikan dengan baik. Dengan demikian sasaran dan
tujuan operasional dari perpustakaan sekolah adalah untuk memperkaya, mendukung,
memberikan kekuatan, dan mengupayakan penerapan program pendidikan yang
memenuhi setiap kebutuhan peserta didik, di samping itu mendorong dan
memungkinkan tiap peserta didik mengoptimalkan potensi mereka sebagai pelajar.
Keberadaan perpustakaan sekolah di lingkungan sekolah masih kurang
mendapat perhatian. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya pertumbuhan perpustakaan
pada lembaga pendidikan, khususnya pada tingkat Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Dasar. Dari 175.268 unit sekolah di seluruh Indonesia, baru 12.620
sekolah yang memiliki perpustakaan. Untuk SD baru 5% yang mempunyai
perpustakaan sekolah, SMP sekitar 42% dan SMU/SMK sekitar 68%.2 Kondisi ini
menyiratkan bahwa perhatian penentu kebijakan di lingkungan sekolah belum
memprioritaskan perpustakaan sekolah sebagai program sekolah yang perlu
diperhatikan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
menyiratkan perlunya peningkatan peran perpustakaan sekolah sebagai penunjang
kegiatan belajar peserta didik dan pendidik. Kurikulum tingkat satuan pendidikan
menuntut pendidik untuk lebih aktif dalam mengembangkan pembelajaran khususnya
dalam mengembangkan indikator pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Untuk itu pada setiap satuan unit sekolah perlu didukung adanya perpustakaan
yang mampu berfungsi dengan baik.
Perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam
upaya meningkatkan aktivitas peserta didik serta meningkatkan kualitas pendidikan
dan pengajaran. Melalui penyediaan perpustakaan, peserta didik dapat berinteraksi dan
terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar. Perpustakaan

4
sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan bersama-
sama dengan komponen pendidikan lainnya turut menentukan keberhasilan proses
pendidikan dan pengajaran. Melalui perpustakaan peserta didik dapat mendidik
dirinya secara berkesinambungan.
Secara umum perpustakaan sekolah sangat diperlukan keberadaanya dengan
pertimbangan bahwa:
1. Perpustakaan merupakan sumber belajar,
2. Merupakan salah satu komponen sistem instruksional,
3. Sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran,
4. Sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan peserta didik dapat
mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir, dan
berkomunikasi. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk
menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan
perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu peserta didik dan pendidik
menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, segala
bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses
belajar mengajar.
Untuk mewujudkan hal itu, pengadaan bahan pustaka hendaknya
mempertimbangkan kurikulum sekolah serta selera para pembaca yang dalam hal ini
adalah peserta didik. Perpustakaan sekolah sebagai perangkat perlengkapan
pendidikan mempunyai tugas:
1. Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar mengajar.
2. Mewujudkan suatu wadah pengetahuan dengan administrasi dan organisasi yang
sesuai sehingga memudahkan penggunanya
3. Menyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat agar berguna untuk kegiatan
konsultasi bagi pendidik dan peserta didik
4. Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekresi yang berkaitan
dengan bidang budaya untuk meningkatkan motivasi dan mengembangkan daya
kreativitas peserta didik
5. Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah, dan menarik sehingga
pendidik dan peserta didik tertarik untuk menggunakan perpustakaan
6. Melayanani kebutuhan bahan pustaka bagi peserta didik dan pendidik.
7. Memberikan bimbingan membaca kepada peserta didik

D. Fungsi/Manfaat Perpustakaan Sekolah


Dalam bukunya yang berjudul “Pengelolaan Perpustakaan Sekolah” Bafadal
menyebutkan bahwa perpustakaan sekolah itu merupakan sumber belajar, karena

5
kegiatan yang paling tampak pada setiap kunjungan peserta didik adalah belajar, baik
belajar masalah-masalah yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran yang
diberikan di kelas, maupun buku-buku lain yang tidak berhubungan langsung dengan
mata pelajaran yang diberikan di kelas. Apabila ditinjau dari sudut tujuan peserta didik
mengunjungi perpustakaan sekolah, maka ada yang tujuannya untuk belajar, untuk
berlatih menelusuri buku-buku perpustakaan sekolah, untuk memperoleh informasi,
bahkan ada yang tujuannya hanya untuk mengisi waktu senggang atau sifatnya
rekreatif.
Beberapa fungsi perpustakaan sekolah menurut Bafadal adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Edukatif Segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah,
terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk
belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep
pengetahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dirinya lebih lanjut.
b. Fungsi Informatif Mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat
memberikan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan
para siswa dan guru.
c. Fungsi Rekreasi Fungsi ini bukan merupakan fungsi utama dari dibangunnya
perpustakaan sekolah, namun hanya sebagai pelengkap saja guna memenuhi
kebutuhan sebagian anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual.
d. Fungsi Riset dan Penelitian Koleksi perpustakaan sekolah dapat dijadikan bahan
untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana. Perpustakaan
sekolah akan bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian tujuan
proses belajar mengajar di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa
tinginya prestasi murid-murid, tetapi lebih jauh lagi, antara lain adalah peserta
didik mampu mencari, menemukan, menyaring dan menilai informasi, peserta
didik terbiasa belajar mandiri, peserta didik terlatih kearah tanggung jawab, murid-
murid selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
sebagainya. 3 Ibrahim Bafadal. Pengelolaan Perpusataakan Sekolah. (Jakarta:
Bumi Aksara, 2011) hlm.
Bila diuraikan secara terperinci, perpustakaan sekolah – baik yang
diselenggarakan di sekolah dasar maupun di sekolah menengah – memunyai manfaat
bagi peserta didik, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan sebagai berikut:
1. Menumbuhkan kecintaan peserta didik tehadap membaca.
2. Memperkaya pengalaman belajar peserta didik.
3. Menambah kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya peserta didik mampu belajar
mandiri
4. Mempercepat proses penguasaan teknik membaca bagi peserta didik

6
5. Membantu perkembangan kecakapan berbahasa peserta didik
6. Melatih peserta didik kearah tanggung jawab
7. Memperlancar peserta didik dalam menyelesaikan tugastugas sekolah
8. Membantu tenaga pendidik menemukan sumber-sumber pengajaran
9. Membantu peserta didik, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan dalam
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

E. Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar


Jika dikaitkan dengan pengertian sumber belajar, maka perpustakaan
merupakan salah satu dari berbagai macam sumber belajar yang tersedia di lingkungan
sekolah. Mengacu pada definisi sumber belajar yang diberikan oleh Association for
Education Communication Technology (AECT) maka pengertian sumber belajar
adalah berbagai sumber baik itu berupa data, orang atau wujud tertentu yang dapat
digunakan oleh siswa dalam belajar baik yang digunbakan secara terpisah maupun
secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.
Dari segi pendayagunaan, AECT membedakan sumber belajar menjadi dua
macam yaitu:
a. Sumber belajar yang dirancang atau sengaja dibuat untuk digunakan dalam
kegiatan belajar guna mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Sumber belajar yang
dirancang tersebut dapat berupa buku teks, buku paket, slide, film, video dan
sebagainya yang memang dirancang untuk membantu mencapai tujuan
pembelajaran tertentu
b. Sumber belajar yang tidak dirancang atau tidak sengaja dibuat untuk membantu
mencapai tujuan pembelajaran. Jenis ini banyak terdapat di sekeliling kita dan jika
suatu saat kita membutuhkan, maka kita tinggal memanfaatkannya. Contoh sumber
belajar jenis ini adalah tokoh masyarakat, toko, pasar, museum.

7
BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan definisi AECT tentang sumber belajar, maka sumber belajar jenis
pertama yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat untuk membantu pencapaian tujuan
belajar perlu disimpan untuk didayagunakan secara maksimal. Penyimpanan berbagai
sumber belajar tadi ditempatkan dan diorganisasikan di perpustakaan. Dengan demikian
maka perpustakaan merupakan salah satu sarana yang dibutuhkan di lingkungan berbagai
lembaga, termasuk sekolah guna membantu tercapainya setiap upaya pembelajaran.

A. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah


Perpustakaan sekolah dapat menciptakan atmosfir sekolah yang kondusif
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Melalui perpustakaan sekolah
dapat mendorong tumbuhnya daya kreasi dan imajinasi peserta didik melalui berbagai
bacaan yang tersedia di perpustakaan. Untuk bisa menciptakan kondisi tersebut,
perpustakaan sekolah harus dikelola agar dapat mendukung peran dan tugas yang
diembannya. Pengelolaan perpustakaan sekolah hingga saat ini masih mengalami
kendala yang disebabkan berbagai faktor sebagai berikut:
1. Posisi pepustakaan sekolah sebagai unit yang strategis dalam menunjang proses
pembelajaran di sekolah belum dikelola secara maksimal.
2. Dana operasional pengelolaan dan pembinaan perpustakaan sekolah sangat minim,
3. Sumber daya manusia yang mampu mengelola perpustakaan serta
mengembangkannnya sebagai sumber belajara bagi peserta didik dan pendidik masih
sangat terbatas,
4. Koleksi perpustakaan sekolah juga terbatas. Pada umumnya perpustakaan sekolah
terdiri atas buku pelajaran yang merupakan droping dari pemerintah,
5. Minat baca peserta didik yang masih belum menggembirakan, walaupun pemerintah
telah mencanangkan berbagai program seperti bulan buku nasional, hari aksara,
wakaf buku dan sebagainya,
6. Kepedulian penentu kebijakan terhadap perpustakaan masih kurang, bahkan
keberadaan perpustakaan hanya sebagai pelengkap,
7. Ruang, sarana dan prasarana yang diperlukan perpustakaan sekolah masih kurang.
8. Belum adanya jam perpustakaan sekolah yang terintegrasi dengan kurikulum,

8
9. Kegiatan belajar mengajar belum memanfaatkan perpustakaan secara maksimal
dalam arti pendidik “tidak terlalu sering” memberikan tugas-tugas kepada peserta
didik yang terkait dengan pemanfaatan perpustakaan sekolah.
Namun Peprustakaan SMK Negeri 3 Lubuklinggau, tidak mengalami kendala –
kendala yang dijelaskan diatas. Perpustakaan memiliki Gedung tersendiri yang terletak
di tengah – tengah lokasi sekolah yang posisinya dekat dengan ruang kelas dan ruang
guru, dengan luas Gedung 196 M2. Dengan luas Gedung tersebut perpustakaan memiliki
tujuh ruang yaitu ruang sirkulasi, ruang baca, ruang staf, ruang kepala, ruang refrensi,
ruang multimedia dan ruang buku. Daya tampung ruang buku sebanyak 75 kursi dengan
meja baca sebanyak 7 meja dan 1set study corel. Rak buku yang dimiliki sebanyak 25
rak buku, 4 rak majalah, 2 rak koran dan surat kabar, 2 rak referensi, 2 buah lemari
display. Fasilitas lain yang dimiliki oleh Perpustakaan SMK Negeri 3 Lubuklinggau
antara lain, Ac sebanyak 4 Unit, TV, adanya CCTV untuk memenatau kegiatan anak
diperpusatakaan, loker penyimpanan tas, adanya wifi gratis dan fasilitas lainnya yang
berguna mendukung kelengkapan sarana dan prasarana perpustakaan yang dapat
menunjang kegiatan para pemustaka (siswa dan guru).
Dengan sarana dan prasarana yang dimiliki tersebut perpustakaan terus dapat
berfungsi sebagai sumber belajar yang bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh
selurah warga sekolah khususnya guru dan siswa.

B. Strategi Pengembangan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan yang memiliki fungsi demikian penting dan melihat kenyatan


bahwa pengelolaan perpustakaan sekolah belum berjalan dengan baik, untuk itu
diperlukan srategi pengembangan perpustakaan sekolah dengan baik. Tentunya
pengembangan perpustakaan sekolah harus berangkat dari inisiatif sekolah itu sendiri.
Adapun pengembangan perpustakaan sekolah meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Perlu ada pemantapam status organisasi atau kelembagaan perpustakaan sekolah
2. Perlu adanya anggaran yang memadai yang dapat digunakan untuk operasional
perpustakaan sekolah,
3. Perlu ada ruangan yang representatif sehingga keberadaan perpustakaan sekolah
mampu menunjang kegiatan belajar di sekolah,
4. Koleksi bahan pustaka perlu disesuaikan dengan kebutuhan minimun sekolah yang
mengacu pada kurikulum dan kegiatan ekstra kurikuler si sekolah.
5. Peralatan dan perlengkapan perlu disesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan
sekolah sehingga perpustakaan dapat berjalan dengan baik

9
6. Tenaga perpustakaan diupayakan memunyai kualifikasi yang memadai untuk
pengelolaan perpustakaan sekolah.
7. Layanan perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Jika mungkin
ada layanan di luar jam-jam belajar peserta didik, sehingga peserta didik dapat
memanfaatkan perpustakaan dengan baik.
8. Promosi perlu dilakukan dengan berbagai cara agar perpustakaan menarik bagi
peserta didik.
Diperpustakaan SMK Negeri 3 Lubuklinggau, terdapat struktur pengelolaan
perpustakaan dengan tugas dan fungsi yang disebuaikan dengan bidang masing –
masing.
STRUKTUR ORGANISASI
PERPUSTAKAAN SMK NEGERI 3 LUBULINGGAU

KEPALA SMK NEGERI 3


PUGUH PURNOMO, S.Pd, M. Pd
NIP. 19630907 199003 1 005

KEPALA PERPUSTAKAAN
EDWARD UJANG, S.Pd
NIP. 19650110 198903 1 014

LAYANAN TEKNIS LAYANAN PEMUSTAKA LAYANAN TIK

MAYLA SUSANTI, S.E DEOU GIFSEN FRANSISCO RISKA AYU WULANDARI

Dari struktur tersebut dapat dijelaskan tugas pokok dan fungsi dari masing – masing staf
yang ada diperpustakaan SMK Negeri 3 Lubuklinggau.

1. Kepala Perpustakaan (Edward Ujang, S.Pd)


a. Tugas Pokok
Terselenggaranya program kegiatan pengadaan, perawatan, pelayanan peminjaman
dan penelusuran bahan pustaka kepada pendidik, kependidikan dan peserta didik.

b. Fungsi
Merumuskan dan menetapkan kebijakan bidang perpustakaan sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

10
2. Pelayan Teknis (Mayla Susanti, S.E)
a. Tugas Pokok
1. Terlaksananya kegiatan administrasi di Perpustakaan SMK Negeri 3
Lubuklinggau
2. Terlaksananya pengolahan dan pengelolaan bahan pustaka di Perpustakaan
SMK Negeri 3 Lubuklinggau
b. Fungsi
1. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan administrasi di Perpustakaan SMK Negeri
3 Lubuklinggau sesuai dengan peraturan atau kaidah yang berlaku
2. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengelolaan dan pengolahan bahan
pustaka di perpustakaan SMK Negeri 3 Lubuklinggau

3. Pelayanan Pemustaka (Deou Gifsen Fransisco)


a. Tugas Pokok
Terlaksananya program pelayanan dan pelaporan pemakaian bahan pustaka di
Perpustakaan SMK Negeri 3 Lubuklinggau
b. Fungsi
Mengkoordinirkan pelayanan dan pelaporan tentang pemakaian bahan pustaka di
Perpustakaan SMK Negeri 3 Lubuklinggau

4. Pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Riska Ayu Wulandari)


a. Tugas Pokok
Terlaksananya program pelayanan perpustakaan dengan menggunakan sistem
otomasi.
b. Fungsi
Mengkoordinirkan pelayanan dan pelaporan dengan menggunakan sistem otomasi.

Dalam kegiatan sehari – hari, perpustakaan memerlukan dana untuk kelancaran


kegiatan yang akan dilakukan. Untuk menunjang kegiatan operasional perpustakaan
dalam menjalankan kegiatannya, perpustakaan mendapatkan kuncuran dana sebanyak
20% dari total anggaran sekolah yang digunakan untuk operasional, pembelian buku,
sarana dan prasarana serta untuk kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan
perpustakaan. Dana tersebut rutin diberikan kepada perpustakaan setiap tahun anggaran
demi kelancaran perpustakaan. Dari dana tersebutlah Perpustakaan SMK Negeri 3
Lubuklinggau dapat memenuhi kebutuhan dan melengkapi sarana dan prasarana yang
dibutuhkan perpustakaan untuk kelancaran kegiatannya. Dengan demikian Perpustakaan
SMK Negeri 3 Lubuklinggau dapat menjadikan perpustakaan sebagai sumber belajar
para pendidik dna peserta didik.

11
C. Peluang Pengembangan Perpustakaan Sekolah
Peluang untuk lebih memberdayakan perpustakaan telah terbuka. Beberapa
kondisi yang saat ini dapat mendukung pengembangan perpustakaan sekolah telah ada
seperti:
1. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang merupakan dasar
pijakan kita dan memungkinkan semua lembaga pendidikan formal didukung oleh
sarana dan prasarana (termasuk perpustakaan).
2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Pemberlakuan kurikulum Tahun 2006 tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KTSP) yang menuntut guru untuk mengembangkan indikator pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran. Untuk itu sekolah perlu didukung dengan
perpustakaan secara memadai.
4. Adanya metode pengajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif. Dalam
metode ini peserta didik dituntut untuk mengembangkan dan memperdalam sendiri
materi yang telah disampaikan oleh tenaga pendidik. Dalam kondisi ini maka peran
perpustakaan sangat besar untuk membantu peserta didik dalam memperkaya
kasanah pengetahuannya,
5. Kebijakan permerintah untuk menggalakkan minat baca dengan mengambil even-
even tertentu seperti tanggal 2 Mei sebagai hari Pendidikan Nasional dan sekaligus
sebagai even bulan buku. Tanggal 14 September sebagai hari Aksara Internasional,
momentum ini sekaligus dimanfaatkan sebagai bulan gemar membaca dan hari
kunjung perpustakaan, 28 Oktober sebagai hari Sumpah Pemuda dan sekaligus bulan
bahasa. Kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan
perpustakaan. Momen ini sangat baik untuk kegiatan promosi dan pemasyarakatan
perpustakaan serta pengembangan minat baca peserta didik,
6. Kebijakan pemerintah/pemerintah daerah untuk memberikan subsidi buku baik buku
pelajaran maupun buku bacaan kepada setiap sekolah,
7. Tumbuhnya berbagai partisipasi masyarakat yang berkaitan dengan minat baca,
perbukuan, dan perpustakaan, seperti Gerakan Waqaf Buku, Kelompok Masyarakat
Pecinta Buku (KMPB), Klub Perpustakaan, dan Kelompok Pecinta Bacaan Anak.
Dengan terbukanya peluang di atas, maka perlu ada upaya untuk lebih
mendayagunakan perpustakaan tersebut.
Berikut ini beberapa cara untuk lebih memberdayakan keberadaan
perpustakaan di lingkungan sekolah:
1. Perlu upaya untuk menciptakan “penguatan kelembagaan” terhadap perpustakaan
sekolah,

12
2. Perlunya diciptakan pengajaran yang terkait dengan pemanfaatan fasilitas yang
tersedia di perpustakaan sekolah,
3. Libatkan tenaga pendidik dalam pemilihan koleksi perpustakaan yang akan dibeli,
sehingga tenaga pendidik tahu koleksi yang demiliki perpustakaan,
4. Promosi dan pemasyarakatan perpustakaan perlu diadakan dengan mengambil even-
even khusus seperti pada hari peringatan nasional
5. Diupayakan adanya jam belajar di perpustakaan, sehingga peserta didik terbiasa
memanfaatkan perpustakaan,
6. Peserta didik perlu diberi rangsangan agar termotivasi untuk memanfaatkan
perpustakaan, misalnya penghargaan terhadap peserta didik yang meminjam buku
paling banyak dalam kurun waktu tertentu.
Dalam pemilihan dan pembelian koleksi buku – buku dan penunjang yang
akan digunakan diperpustakaan SMK Negeri 3 Lubuklinggau, senantiasa melibatkan
seluruh warga sekolah yaitu dengan menyeleksi buku apa saja yang akan dibeli Alat
pemilihan buku yang digunakan oleh perpustakan berupa katalog buku yang diberikan
oleh penerbit buku, refrensi dari pemustaka, browsing internet.

D. Perpustakaan Sekolah Yang Ideal


Perpustakaan sekolah yang baik memang bersifat relatif. Berikut ini beberapa
kriteria dari "perpustakaan sekolah yang ideal" yang dapat berfungsi sebagai sumber
belajar peserta didik secara memadai.
1. Adanya status kelembagaan yang kuat dan struktur oraganisasi perpustakaan jelas,
2. Memiliki ruangan yang memadai sesuai dengan jumlah peserta didik, bersih, dan
penyinarannya cukup,
3. Memiliki perabot perpustakaan dan tempat baca yang memadai,
4. Partisipasi pemakainya (peserta didik dan tenaga pendidik) baik dan aktif,
5. Jenis koleksinya mencerminkan komposisi yang baik antara buku teks dengan buku
fiksi, yaitu 40% untuk buku teks, 30% buku-buku pengayaan, dan 30% buku fiksi
serta judul buku yang dimiliki bervariasi,
6. Memiliki koleksi yang sesuai dengan kebutuhan kurikulum sekolah,
7. Memiliki tenaga pengelola dengan kompetensi yang memadai,
8. Pengorganisasian koleksinya teratur,
9. Didukung dengan teknologi informasi dan komunkasi
10. Administrasi perpustakaan tertib yang meliputi administrasi keanggotaan,
administrasi inventaris buku dan perabot, peminjaman, penyusutan, penambahan
buku, statistik peminjaman,

13
11. Memiliki sarana penelusuran informasi yang baik
12. Memiliki peraturan perpustakaan,
13. Memiliki program pengembangan secara jelas dan terarah,
14. Memiliki program keberaksaraan informasi (literasi infomasi)
15. Memiliki program pengembangan minat membaca di kalangan siswa,
16. Memiliki program mitra perpustakaan,
17. Melakukan kegiatan promosi dan pemasyarakatan perpustakaan,
18. Kegiatan perpustakaan terintegrasi dengan kurikulum dan kegiatan belajar, 1
19. Memiliki anggaran perpustakaan secara tetap,
20. Adanya kerjasama dengan sekolah lain,
21. Pelayanannya menyenangkan,
22. Ada jam perpustakaan sekolah yang terintegrasi dalam kurikulum Kriteria di atas
tentunya tidak bisa diterapkan di semua sekolah, karena masing-masing sekolah
kondisinya tidak sama. Dengan parameter tersebut pihak sekolah dapat
mengembangkan perpustakaan sekolah secara ideal.

E. Pengembangan Kebiasaan Membaca Melalui Perpustakaan Sekolah


[

Minat dan kegemaran membaca tidak datang dengan sendirinya dimiliki oleh
seseorang, termasuk anak-anak dalam usia sekolah. Minat baca dapat tumbuh dan
berkembang dengan cara dibentuk. Dalam kaitan ini dapat kita simak teori rangsangan
dan dorongan. Dorongan adalah daya motivasional yang mendorong lahirnya perilaku
yang mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Dorongan yang dimaksud adalah
motivasi tidak hanya untuk perilaku tertentu saja, melainkan perilaku apa saja yang
berkaitan dengan kebutuhan dasar yang diinginkan seseorang. Dorongan-dorongan
tersebut dapat muncul dari dalam diri orang tersebut atau dapat dirangsang dari luar.
Oleh sebab itu upaya untuk mengangkat program peningkatan minat dan kegemaran
membaca perlu melibatkan unsur-unsur berikut ini:
1. Peserta didik pada semua jenjang SD, SLTP, SLTA,
2. Tenaga pendidik, kepala sekolah, pengawas sekolah,
3. Sekolah dengan berbagai program kegiatan yang dapat menunjang pengkondisian
tumbuhnya minat dan kegemaran membaca,
4. Orang tua di rumah,
5. Lingkungan masyarakat di luar sekolah dan rumah,
6. Lembaga-lembaga masyarakat yang berminat terhadap pengembangan minat dan
kegemaran membaca, misalnya dengan mendirikan pondok baca,

14
7. Pemerintah melalui berbagai program yang dikembangkan, seperti adanya kegiatan
bulan buku nasional pada setiap bulan Mei, hari Aksara Internasional pada setiap
bulan September, hari kunjung perpustakaan yang jatuh pada bulan September,
kegiatan tersebut bisa dikaitkan dengan pembinaan minat dan kegemaran membaca.
Motivasi yang berasal dari peserta didik merupakan dorongan yang bersifat
internal, sedangkan dorongan dari pihak lainnya bersifat eksternal. Dengan kata lain
bila akan merumuskan strategi peningkatan minat dan kegemaran membaca peserta
didik maka dua model strategi tersebut patut dipertimbangkan, yaitu model strategi
yang didasarkan pada motivasi internal dan model yang digerakkan oleh motivasi
eksternal. Untuk itu, pengembangan minat dan kegemaran membaca perlu
mempertimbangkan tiga dimensi berikut ini:
1. Edukatif Pedagogik Dimensi ini menekankan tindak-tindak motivasional apa yang
dilakukan para pendidik di kelas, untuk semua bidang studi yang akhirnya para
peserta didik tertarik dan memiliki minat terhadap kegiatan membaca untuk tujuan
apa saja. Paradigma pengajaran saat ini adalah berpusat pada peserta didik, maka
pengembangan minat baca hendaknya dimulai dari aktivitas belajar sehari-hari di
kelas.
2. Sosio Kultural Dimensi ini mengandung makna bahwa minat baca peserta didik
dapat digalakkan berdasarkan hubungan-hubungan sosial dan kebiasaan peserta
didik sebagai anggota masyarakat. Misalnya dalam masyarakat paternalistik, orang
tua atau pemimpin selalu menjadi panutan. Dalam hal ini jika yang dijadikan
panutan memiliki minat baca maka dapat diprediksi bahwa peserta didik juga
dengan sendirinya terbawa situasi tersebut, artinya peserta didik akan memiliki
sikap dan kegemaran membaca.
3. Perkembangan Psikologis Anak usia sekolah pada jenjang SD/SMP/SMU/SMK
merupakan usia anak praremaja. Tahap pertengahan masa anak-anak didominasi
dengan fungsi pengamatan, fungsi rasa ingin tahu yang cukup kuat. Pada masa ini
perlu dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam upaya memotivasi
kegemaran membaca peserta didik. Pengamatan membaca yang tepat sasaran
biasanya melalui ilustrasi gambar. Penalaran intelektual mudah dirangsang melalui
deskripsi yang dikotomis, argumentasi yang menggugah. Kegiatan membaca tidak
bisa dilepaskan dari keberadaan dan tersedianya bahan bacaan yang memadai baik
dalam segi jumlah maupun dalam kualitas bacaan. Pada aspek lain minat baca
senantiasa perlu dikembangkan.
Di lingkungan anak usia sekolah usaha pengembangan minat baca dapat
dilakukan dengan prinsip jenjang dan pikat. Prinsip pertama perlu adanya usaha untuk
memikat pengguna untuk mulai menyenangi kegiatan membaca. Prinsip kedua perlu
ada upaya untuk mengkondisikan perlunya penyediaan meteri bacaan yang sesuai

15
dengan perkembangan anak yang dapat memperkuat minat baca anak, yang senantiasa
terus mendorong anak untuk maju menuju pada kegiatan membaca yang berkualitas.
Diperpustakaan SMK Negeri 3 Lubuklinggau, untuk membiasakan anak – anak
agar gemar membaca dilakukan dengan kegiatan literasi disekolah. Kegiatan literasi
tersebut dilakukan dengan membiasakan anak untuk membaca selama 15 menit sebelum
jam pelajaran pertama dimulai. Dengan di lakukannya pembiasaan tersebut diharapkan
siswa dapat menjadi terbiasa untuk membaca dan diterapkan dalam kehidupan sehari –
hari dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana pendukung pembelajaran
disekolah.
Usaha-usaha lainnya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kegemaran
membaca siswa melalui perpustakaan adalah:
1. Menyediakan bahan bacaan yang diminati peserta didik, yang sesuai dengan
keragaman tingkat perkembangan anak.
2. Menjadikan perpustakaan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan bagi peserta
didik melalui penataan yang bagus, dengan pelayanan yang ramah,
3. Membuat promosi dan kegiatan pengembangan minat dan kegemaran membaca
dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah,
4. Memberikan tugas tambahan kepada peserta didik di luar kelas. Pemberian tugas
tambahan ini tentunya berkaitan dengan terbatasnya jam pelajaran di dalam kelas.
Oleh sebab itu guru sebaiknya senantiasa mendorong peserta didik untuk lebih
banyak membaca di luar jam sekolah (di rumah). Tugas membaca dapat dipantau
dengan membuat laporan, resensi buku, atau membuat laporan garis besar isi buku
yang telah dibacanya (sinopsis) dengan memanfaatkan bacaan yang tersedia di
perpustakaan,
5. Tersedianya waktu bagi peserta didik untuk berkunjung ke perpustakaan baik secara
perseorangan maupun klasikal yang sekaligus merupakan jam belajar di
perpustakaan.
6. Mengintegrasikan perpustakaan dalam kegiatan belajar mengajar

16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan belajar
perlu didukung oleh sarana yang memadai. Salah satu sarana yang dibutuhkan adalah
perpustakaan sekolah yang berfungsi sebagai sumber belajar peserta didik.
Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar mempunyai fungsi yang sangat penting
dalam menunjang keberhasilan pembelajaran. Fungsi perpustakaan akan berjalan
dengan baik apabila didukung oleh beberapa hal seperti pengembangan koleksi yang
sesuai, organisasi dan penguatan kelembagaan perpustakaan, pelayanan, penyediaan
sarana dan prasarana, serta program promosi dan pengembangan perpustakaan.
Perpustakaan Sekolah merupakan unit kerja dan sebagai perangkat yang tidak
terpisahkan dari sekolah yang bersangkutan. Dengan tujuan menyediakan koleksi
pustaka untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Perpustakaan sekolah
akan berfungsi secara maksimal apabila ditangani dengan baik dan memadai. Untuk
itu diperlukan kemauan dari berbagai pihak untuk mengembangkannya yaitu penentu
kebijakan pada tingkat departemen, tingkat daerah, tingkat sekolah (kepala sekolah,
tenaga pendidik, dan pengelola perpustakaan).
Fungsi utamanya yaitu sebagai pusat sumber belajar, pusat sumber informasi
dan pusat bacaan rekreasi dan pengisi waktu senggang. Untuk selanjutnya
perpustakaan itu sebagai tempat membina minat dan bakat peserta didik menuju
belajar sepanjang hayat (Long Life Education).

B. Saran
1. Untuk peserta didik Peserta didik hendaknya memanfaatkan perpustakaan sekolah
semaksimal mungkin baik dengan penugasan maupun usaha mandiri untuk
meraih hasil pembelajaran yang maksimal.
2. Untuk Tenaga Pendidik (Guru) Tenaga pendidik hendaknya memanfaatkan
sumber belajar yang ada di perpustakaan sekolah secara maksimal untuk kegiatan
pembelajaran.
3. Untuk Pengelola Perpustakaan Pengelola perpustakaan hendaknya memberikan
pelayanan yang maksimal kepada para pengunjung agar mereka merasa nyaman
memanfaatkan koleksi perpustakaan untuk berbagai keperluan

17
4. Untuk Sekolah dan Instansi Pendidikan Sekolah dan Instansi Pendidikan
hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan perpustakaan
untuk memenuhi kebutuhan para pengunjung
5. Untuk Pemerhati Pendidikan Pemerhati pendidikan yang peduli terhadap
pendidikan hendaknya ikut andil mencarikan solusi untuk mengatasi keterbatasan
sarana dan prasarana perpustakaan sebagai sumber belajar agar para peserta didik
dapat belajar secara maksimal untuk menggapai cita-cita bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang adil, makmur, aman, damai, dan sejahtera. .

18
DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim. 2011. Pengelolaan Perpusataakan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara


Darmono (e-mail: plaza_mlg@yahoo.com) https://maunglib.wordpress.com/manfaat-
perpustakaan-sekolah/ https://aldham.wordpress.com/2011/09/22/sumber-belajar-
menurutpara-ahli-beserta-6-jenis-sumber-belajar-secara-umum/
Jurnal Perpustakaan Sekolah, Tahun 1 – Nomor 1 - April 2007 ISSN 1978-9548
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam jaringan)
Undang-undang R.I. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan.

19

Anda mungkin juga menyukai