Disusun Oleh :
Kelompok I
Armila (0601211015)
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................................3
BAB II PENUTUP..............................................................................................................................................18
A. Kesimpulan...............................................................................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................19
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman ini yaitu era globalisasi memungkinkan banyaknya akses untuk mencari informasi
dari segala penjuru dunia salah satunya adalah melalui perpustakaan yang sudah banyak didirikan.
Dengan adanya perpustakaan kita juga dapat mencari, mengolah ataupun menyimpan data atau yang
dikenal dengan perpustakaan digital. Dalam dunia pendidikan khususnya, perpustakaan dijadikan
sebagai sarana informasi yang di perlukan sebagai sumber belajar maupun laboratorium belajar yang
memungkinkan para tenaga pendidik dan peserta pendidik meningkatkan kualitasnya.
Namun hal yang paling utama dalam mengoptimalkan fungsi perpustakaan adalah minat baca
yang harus dimiliki seseorang dan juga manajemen perpustakaan yang dapat meningkatkan
minat baca. Namun pada kenyataannya tidak semua sekolah dapat menyelenggarakan
perpustakaan sekolah dengan baik. Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah, salah
satunya adalah kurangnya pengetahuan para pengelola perpustakaan tentang masalah manajemen
perpustakaan. Buku-buku tentang perpustakaan sekolah yang beredar kebanyakan membahas
hal-hal teknis tentang penyelenggaraan perpustakaan dan bukan manajemen dari perpustakaan
itu sendiri. Kemudian apabila kita memasuki suatu perpustakaan sekolah, yang kita lihat pertama
adalah jajaran buku dan bahan pustaka lain yang diatur secara rapih di rak buku, rak majalah,
maupun rak-rak bahan pustaka lain.
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya
rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang: Perpustakaan). Untuk memenuhi kebutuhan informasi
bagi masyarakatnya, perpustakaan harus mampu menganalisis kebutuhan inforfmasi masyarakat
pemakainya dan informasi yang dibutuhkan, mengusahakan tersedianya jasa pada saatdi
butuhkan serta mensupport pemustaka untuk memanfaatkan semua koleksi dan sarana yang
disediakan oleh perpustakaan.
1
Koleksi perpustakaan sumber informasi yang menggambarkan hasil karya manusia masa
lampau dan masa sekarang, namun juga masa yang akan datang. Bila koleksi perpustakaan
dikembangkan tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perpustakaan
akan ditinggalkan pemustakanya karena koleksi merupakan modal utama bagi sebuah
perpustakaan. Pengembangan koleksi adalah awal dari pembinaan koleksi perpustakaan
bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan jumlah bahan pustaka
selalu mencukupi. Mutu perpustakaan dibentuk oleh kegiatan pengembangan koleksi ini. Para
Pustakawan harus memahami kebutuhan para pemustakanya dan subyek-subyek yang menjadi
minatnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengembangan Koleksi menurut ALA Grossary of Library and Information Science (1983)
adalah sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan penentuan dan koordinasi kebijakan seleksi,
menilai kebutuhan pemakai, studi pemakaian koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan
koleksi, seleksi bahan pustaka, perencanaan pemeliharaan koleksi dan penyiangan kerjasama
sumberdaya koleksi, koleksi perpustakaan. Sedangkan menurut Sulistyo Basuki (1991),
pengembangan koleksi lebih ditekankan pada pemilihan buku. Pemilihan buku artinya memilih
buku untuk perpustakaan.
Pengembangan koleksi adalah serangkaian proses atau aktivitas yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pengguna merekam informasi di lingkungan perpustakaan. Dalam proses
ini memastikan bahwa kebutuhan informasi pengguna terpenuhi secara tepat waktu dan tepat
guna dengan memanfaatkan sumber sumber informasi yang di himpun perpustakaan. Sumber
sumber infornasi tersebut harus dihimpun oleh perpustakaan. Kita perlu mengembangkan sumber
informasi tersebut sebisa mungkin sesuai dengan situasi perpustakaan dan masyarakat yang
dilayaninya.
Pengembangan koleksi adalah proses berkelanjutan yang melibatkan pengguna dan staf
profesional. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pengguna, staf yang bekerja dalam
3
pengembangan koleksi harus berpegang pada landasan filosofis yang ada. Menurut Evans (1987:7)
dasar-dasar filosofi tersebut antara lain:
“A term which encompasses a number of activities related to the development of the library
collection, including the determination and coordination of selection policy, assessment of needs
of users and potential users, collection use studies, collection evaluation, identification of
collection needs, selection of materials, planning for resource sharing, collection maintenance
and weeding.”
Definisi di atas berarti bahwa pengembangan koleksi adalah proses kegiatan yang mencakup
sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan koleksi perpustakaan, termasuk
pembentukan dan koordinasi dengan kebijakan pemilihan, penilaian kebutuhan pengguna dan
pengguna potensi, penilaian pengguna koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi,
pemilihan bahan pustaka, perencanaan kerjasama, pemeliharaan pengumpulan dan penyiangan.
4
Teori Ranganathan, Library Book selection, (1952: Rpt. 1990) dalam pengembangan koleksi
yaitu sebagai berikut:
Teori Curley & Broderick, Building Library Collections, (6th ed., 1985) dalam
pengembangan koleksi yaitu sebagai berikut:
1. Perpustakaan umum yang besar dimana pemakainya heterogen, dalam hal layanan dan
pengeluaran anggaran untuk buku lebih bias melaksanakan prinsipprinsip pengembangan koleksi
dari pada system perpustakaan lain.
2. Perpustakaan dengan ukuran sedang sama dengan perpustakaan besar, yang
membedakan hanya dalam hal pendanaan. Ia biasanya lebih memiliki perhatian yang besar
kepada seleksi.
3. Perpustakaan kecil adalah perpustakaan yang paling terbatas. Minimnya staf professional
dan dana, menjadikan mereka tidak bias tidak bisa berbuat banyak, sehingga ia hanya berharap
agar bisa memenuhi tuntutan pemakai yang benarbenar sangat penting.
4. Perpustakaan perguruan tinggi melayani pemakai yang paling homogen. Umumnya
tuntutan adalah prinsip yang berjalan, artinya perpustakaan perguruan tinggi mengadakan materi
yang dibutuhkan untuk mendukung program yang sedang berjalan
Evans berpendapat bahwa pengembangan koleksi adalah sebuah proses memenuhi kebutuhan
informasi masyarakat yang dilayani dan dengan cara yang ekonomis menggunakan sumber
informasi. Evans (2000) menjelaskan prosesnya pengembangan koleksi terdiri dari enam
komponen kegiatan, yaitu:
5
4. Pengadaan
5. Penyiangan.
6. Evaluasi.
Karena fokus pada pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat, maka Evans menyusun
pengembangan koleksi yang dimulai dengan analisis pengguna (community analysis), yang di
deskripsikan dalam siklus “patron community”.
Pengertian pengembangan koleksi juga dapat merujuk pada kegiatan yang menjaga koleksi
perpustakaan tetap up-to-date dan sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. Untuk
mewujudkannya, perpustakaan perlu mengumpulkan alat seleksi perpustakaan, survei kebutuhan
masyarakat untuk perpustakaan, survei minat pengguna, registrasi pustaka yang diperoleh,
menyeleksi , mengevaluasi, dan menyiangi koleksi.
Istilah pengembangan koleksi sering disandingkan dengan manajemen koleksi (Evans &
Saponaro, 2005: 7; Clayton & Gorman, 2001: 16). Tidak jauh berbeda dengan pengertian
pengembangan koleksi, manajemen koleksi adalah manajemen yang sistematis dalam perencanaan,
penyusunan, penganggaran, mengevaluasi, dan memanfaatkan koleksi perpustakaan dalam suatu
periode waktu untuk memenuhi tujuan yang telah disepakati oleh institusi.
Namun demikian, beberapa pakar membedakan kedua istilah tersebut (Pendit, 2009: 70).
Istilah manajemen koleksi cenderung merujuk pada tata kelola dalam melaksanakan akuisisi
secara sistematis yang mencakup perencanaan, pengaturan komposisi koleksi, penganggaran,
evaluasi, serta pemanfaatan koleksi dalam satu periode waktu dan dalam memenuhi kebutuhan
lembaga (Clayton & Gorman, 2001: 16). Pengembangan koleksi dimaknai sebagai kegiatan yang
lebih berfokus pada konten koleksi dalam kaitannya dengan kebutuhan pengguna.
Pengembangan koleksi di masa lalu lebih menekankan pada pertumbuhan koleksi dalam
kuantitas sehingga ada asumsi bahwa perpustakaan yang memiliki banyak koleksi menjadi salah
satu indikatornya perpustakaan yang sukses. Umumnya, banyak anggaran yang diserap oleh
pembelian koleksi. Selama krisis ekonomi global, banyak perpustakaan tidak mampu membeli
koleksinya. Kebanyakan mereka membangun jaringan kerjasama untuk mengadakan koleksi.
Seiring dengan semakin canggihnya teknologi informasi di awal tahun 1990-an, pustakawan
mulai melakukan perubahan dalam mengelola perpustakaan, termasuk koleksinya. Mereka tidak
6
lagi peduli dengan jumlah yang bertambah koleksi, tetapi mereka lebih fokus pada efisiensi dan
efektivitas profesi. Berdasarkan fakta tersebut, manajemen koleksi melakukan efisiensi
penggunaan dana dalam pengadaan koleksi. Manajemen koleksi meliputi pengorganisasian dan
pembinaan yang meliputi prinsip-prinsip pengembangan koleksi serta memenuhi kebutuhan
pengguna sebagai tujuan utama, kemudian mencari cara alternatif untuk memperoleh dokumen
dan informasi untuk melengkapi koleksi yang ada (Prytherch, 1995: 146).
Dalam konteks perkembangan, teknologi informasi semakin lama semakin inovatif. Pada masa
tersebut, masyarakat menciptakan jaringan internet, berbagai alat komunikasi canggih, berbagai
perangkat lunak, hingga sistem informasi di berbagai bidang. Pada awal 1980 dan 1990-an, banyak
perpustakaan yang mulai menerapkan sistem automasi (Septiyantono & Sidik, 2007: 442). Sistem
tersebut diawali dengan mengalihbentukkan data pada kartu katalog menjadi data elektronik dalam
OPACs (online public access catalogues) (Chowdhury & Chowdhury, 2003: 2).
Menurut buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 26) “Tujuan pengembangan koleksi
perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan dengan kebutuhan sivitas akademika di
perguruan tinggi agar perpustakaan dapat secara terencana mengembangkan koleksinya”.
Sedangkan menurut Sutarno (2006: 115) “Pengembangan koleksi bertujuan untuk menambah
jumlah koleksi, meningkatkan dan jenis bahan bacaan dan meningkatkan mutu koleksi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat pemakai”.
Tujuan pengembangan koleksi adalah untuk menambah koleksi perpustakaan yang berkualitas
dan seimbang sehingga mampu melayani kebutuhan pengguna yang berubah dan tuntutan penguna
7
masa kini serta masa akan datang. Tujuan pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan
dan disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan pengguna agar perpustakaan dapat secara
berencana mengembangkan koleksinya.
Tujuan pengembangan koleksi pada dasarnya adalah untuk membangun koleksi perpustakaan
baik secara kuantitas ataupun kualitas dengan tetap memperhatikan tuntutan (demand) minat
(needs) dan selera (taste) dari masyarakat pengguna perpustakaan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Bonita Bryant (1987) yang mengatakan bahwa tujuan pembangunan koleksi adalah
untuk menyediakan koleksi perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Untuk dapat
memenuhi kebutuhan pengguna tersebut, setiap jenis koleksi harus dikembangkan sesuai dengan
visi dan misi lembanganya serta kebutuhan para penggunanya. Adapun secara lebih rinci
kegiatan pengembangan koleksi memiliki beberapa tujuan yakni sebagai berikut :
8
C. Prinsip - Prinsip Pengembangan Koleksi
Memberikan pelayanan informasi yang baik bagi pengguna perpustakaan perguruan tinggi
perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan asas pengembangan koleksi. Menurut buku
pedoman perpustakaan universitas perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip-
prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan koleksi perpustakaan perguruan tinggi
serta yang terdapat di pembinaan koleksi, yaitu:
1) Relevansi : Koleksi perpustakaan harus relevan atau sesuai untuk para pengguna.
2) Berorientasi pada kebutuhan pengguna : Pengembangan koleksi harus ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pengguna
3) Kelengkapan : Koleksi tersebut hendaknya tidak hanya terdiri dari buku teks , tetapi juga
mencakup bidang-bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada secara utuh..
4) Koleksi harus mencerminkan yang terbaru : Artinya perpustakaan harus mengadakan dan
memperbaharui bahan pustaka sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi
5) Kerja sama : Koleksi hendaknya merupakan hasil kerjasama semua pihak yang
berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan dan pemustaka. Dengan
kerjasama ini diharapkan pengembangan koleksi dapat efisien dan efektif.
D. Pengembangan Koleksi Diberbagai Jenis Perpustakaan
9
jenis perpustakaan memiliki kepentingannya sendiri dan orientasi masing-masing, apakah
disesuaikan dengan institusi induknya serta lingkungan tempat mereka berada.
Berikut ini diuraikan keempat jenis perpustakaan berdasarkan pengertian, karakter, dan
fungsinya (Evans & Saponaro, 2005: 42—46).
1. Perpustakaan Umum
a. Perpustakaan didirikan dan dibiayai oleh instansi pemerintah pusat, wilayah, atau
organisasi lain terbuka untuk siapa saja yang mau menggunakannya, tanpa diskriminasi.
b. Perpustakaan yang merupakan pusat informasi lokal bertujuan untuk memastikan
bahwa semua jenis pengetahuan dan informasi yang mudah diakses dan digunakan oleh publik.
c. Perpustakaan berbasis komunitas didefinisikan sebagai unit yang memberikan
informasi kepada masyarakat serta memberikan ruang publik yang dapat digunakan sebagai
tempat rekreasi, pusat pengetahuan, dan pusat pembelajaran atau unit yang menyediakan
informasi tentang daerah genting di mana orang tinggal dengan akses terbatas (misalnya daerah
kumuh).
Ketiga definisi di atas, meskipun memberikan pemahaman dasar sama, yaitu perpustakaan
yang menyediakan layanan yang ditujukan untuk masyarakat, ketiganya menunjukkan karakter
yang sedikit berbeda. Perpustakaan umum yang didirikan oleh pemerintah biasanya
mempentingkan terbitan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan membawa serta kepentingan
tertentu. Perpustakaan umum jenis ini terletak di pemerintah provinsi dengan nama BPAD atau
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah.
10
Berdasarkan pengertian dan karakter perpustakaan umum, fungsinya sebagai berikut.
2. Perpustakaan Sekolah
Definisi perpustakaan sekolah sebagai berikut :
a. Perpustakaan milik sekolah dan dikelola oleh sekolah yang bersangkutan bertujuan
untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.
b. Tempat sekumpulan koleksi buku dan nonbuku yang diorganisasi dan ditempatkan di
suatu sekolah untuk dimanfaatkan oleh guru atau siswa (Harrod’s, 2005)
Perpustakaan sekolah terdiri atas berbagai jenis perpustakaan sesuai dengan tingkat
pendidikan, seperti perpustakaan di sekolah playgroup, TK, SD atau MI (Madrasah Ibtidaiyah),
SLTP atau MTs (Madrasah Tsanawiyah), serta SLTA, SMK, STM, atau MA (Madrasah Aliyah).
- Pusat belajar mengajar: fungsi tersebut ditujukan kepada anak untuk membantu program
pendidikan yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan mengembangkan kemampuan anak
11
menggunakan sumber informasi. Bagi guru, perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk
memperkaya pengetahuan sebagai materi dalam mengajar.
- Membantu anak didik memperjelas dan memperluas pengetahuan tentang suatu pelajaran di
kelas. Siswa dapat mengadakan penelitian literatur atau berdiskusi di perpustakaan.
- Mengembangkan kemampuan dan kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan belajar mandiri.
- Membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat, dan kegemarannya, termasuk
mengembangkan pribadi dan watak. e. Membiasakan anak untuk mencari informasi di perpustakaan.
Kebiasaan tersebut akan menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya.
- Perpustakaan sekolah merupakan tempat memperoleh bahan rekreasi sehat melalui buku-buku
bacaan fiksi, komik, surat kabar, atau majalah.
Perpustakaan sekolah yang bertujuan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar harus
menyediakan buku-buku yang berkaitan dengan kurikulum sekolah, baik buku wajib maupun buku
pengayaan. Sama dengan perpustakaan umum, koleksi di perpustakaan jenis ini juga disediakan
untuk pengembangan dan meningkatkan minat baca serta mengembangkan bakat dan minat
Koleksi perpustakaan sekolah dimaksudkan untuk menunjang kegiatan pendidikan, baik bagi
siswa, guru, maupun tenaga administrasi. Biasanya, koleksinya terdiri dari buku pelajaran pokok
atau bukiu paket, buku pengayaan, buku pengetahuan umum atau referensi, dan perpustakaan
penunjang lainnya, termasuk perpustakaan untuk relaksasi. Pada dasarnya, semua jenis koleksi
sangat dibutuhkan sebagai bahan pengajaran. Demikian pula dengan subjek koleksi, sebaiknya
dari pengetahuan umum, filsafat, agama, sejarah, hingga biografi disediakan di perpustakaan dan
mulai dari subjek yang ringan hingga yang serius. Berdasarkan standar ALA, jumlah koleksi
untuk 500 siswa sebaiknya 20.000 judul, jadi 40 judul per siswa. Namun, ada juga yang
menetapkan 13 atau 12 judul untuk satu siswa. Persentase penambahan koleksi setiap tahunnya
rata-rata adalah 10% hingga 20%.
12
a. Perpustakaan yang membangun, memelihara, dan mengatur koleksi perpustakaan
untuk memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa dan staf civitas akademika dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat atau yang
dikenal dengan tridharma perguruan tinggi.
b. Perpustakaan yang berlokasi di universitas, instansi bawahan, dan lembaga yang
berafiliasi dengan perguruan tinggi dan tugas utamanya perpustakaan tersebut adalah untuk
membantu universitas mencapai tridharma.
a. Melestarikan ilmu pengetahuan Fungsi ini menuntut perpustakaan untuk mendorong para
civitas academica untuk melestarikan ilmu pengetahuan yang mencakup memanfaatkan,
menyimpan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan pada bidang masing-masing. Pelestarian
mencakup juga lokal konten, seperti hasil penelitian tenaga pendidik dan mahasiswa, seperti
skripsi, tesis, dan disertasi.
b. Menciptakan kondisi belajar Fungsi ini menciptakan perpustakaan sebagai tempat yang
kondusif dan nyaman untuk berdiskusi, baik secara formal maupun informal, serta memfasilitasi
kemudahan akses terhadap semua sumber informasi, tidak terbatas pada perpustakaan sendiri,
tetapi juga pada jaringan perpustakaan atau lembaga lain.
c. Menciptakan kondisi pengajaran Fungsi ini menciptakan perpustakaan yang mampu
memfasilitasi kondisi pengajaran, seperti menyediakan kurikulum, jadwal, akses pada tugastugas
dosen ke mahasiswa, dan juga membuka akses kepada hasil karya ilmiah mahasiswa serta hasil
penelitian dari para tenaga pengajar.
d. Menyebarkan informasi/pengetahuan Fungsi ini membentuk perpustakaan sebagai pusat
informasi dari berbagai bidang ilmu yang ada di perguruan tinggi tersebut.
13
• jenis perguruan tinggi, misalnya universitas, akademi, dan sekolah tinggi
• jenjang pendidikan, yaitu D3, S1, S2, S3, termasuk bidang terapan
• jumlah mahasiswa; d. program studi, termasuk subjek bidang ilmu.
Perpustakaan perguruan tinggi lebih menekankan koleksi akademis dalam kegiatan belajar,
penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan tridarma perguruan tinggi.
Diputuskan oleh Dikti bahwa semua karya ilmiah yang dihasilkan dari perguruan tinggi wajib
disimpan di perpustakaan, antara lain laporan PKL, skripsi, tesis, disertasi, makalah seminar,
simposium, konferensi, artikel yang dipublikasikan di media massa, dan sebagainya. Koleksi
lainnya sebagai berikut.
- Buku bacaan wajib, yaitu buku yang digunakan dalam proses belajar mengajar mata
ajaran tertentu seperti yang tercantum dalam silabus pengajaran.
- Buku teks, yaitu buku yang tidak digunakan secara langsung dalam proses belajar
mengajar di dalam kelas.
- Buku referensi, yaitu buku pendamping dalam proses belajar mengajar, membaca, serta
membuat tugas atau penelitian, seperti kamus, ensiklopedia, direktori, kliping, dan lain-lain.
- CD-ROM berisi kumpulan artikel dari berbagai jurnal.
- Laporan suatu lembaga yang berupa laporan tahunan, laporan tengah tahun, atau laporan
kuartalan.
- Karya akhir, yaitu laporan penelitian yang dibuat oleh mahasiswa untuk memperoleh
gelar tertentu dari perguruan tinggi.
- Bahan kuliah, seperti hand-out yang dibuat oleh staf pengajar.
- Tabloid dan majalah mencakup bidang subjek tertentu yang diperlukan untuk pengayaan
pengetahuan.
- Jurnal tercetak, yaitu media cetak yang berisi tulisan ilmiah dan hasil penelitian dalam
bidang subjek yang menunjang proses pembelajaran dalam perguruan tinggi.
Di perguruan tinggi, koleksi dalam format digital semakin penting di pemenuhan kebutuhan
informasi. Koleksi digital adalah koleksi yang dibentuk dari objek digital yang dipilih dan diatur
untuk memfasilitasi akses dan penggunaan koleksi.
14
4. Perpustakaan Khusus
Pengertian perpustakaan khusus adalah unit atau departemen sebuah organisasi yang fungsi
utamanya adalah untuk melayani kebutuhan informasi semua orang dalam organisasi.
Perpustakaan khusus memiliki koleksi yang berbeda (unik) menurut fungsi organisasi induk.
Selain itu, perpustakaan khusus juga memiliki grup klien yang berafiliasi dengan organisasi
induknya dan bukan memberikan pelayanan untuk umum. Umumnya, pengguna bersifat
homogen. Sesuai dengan visi dan misi lembaga induk, tujuan dibentuknya perpustakaan khusus
sebagai berikut:
- mendukung para staf di lembaga induk dalam menunaikan pekerjaannya secara lebih
efektif,
- memudahkan para staf dalam menyelesaikan pekerjaan.
Koleksi perpustakaan khusus disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk setiap
personel dalam organisasi yang bersangkutan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka secara
lebih efektif. Koleksinya disesuaikan dengan fungsi organisasi induk. Koleksi yang dibutuhkan
antara lain buku manual, sains, penelitian, dan koleksi dengan tema institusional induk.
Perpustakaan khusus memiliki banyak koleksi dan materi yang luas juga liputannya. Jenis
bahan materi tergantung pada core business organisasi induk, bahan pustaka tertentu bervariasi
dari video, laporan internal, panduan teknis, prosiding, laporan tahunan, notulen rapat, standar,
pamflet, paten, dan sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa proses pengembangan koleksi sangat tergantung pada visi dan
misi lembaga induk. Misalnya saja, WWF (World Wide Fund for Nature) sebuah lembaga
internasional nonpemerintah yang bergerak pada bidang konservasi, riset, dan restorasi
lingkungan, memiliki perpustakaan yang mengembangkan koleksi di bidang tersebut. Demikian
pula dengan lembaga lain yang khusus bergerak di bidang tertentu, seperti Komnas HAM,
Kementerian Kesehatan, dan sebagainya.
15
a. Pustakaan Kertas (Paper Library)
Perpustakaan jenis ini sudah menggunakan komputer untuk seluruh kegiatannya. Koleksi
yang dimilikinya juga berkembang, tidak hanya pustaka berbahan kertas, tetapi juga pustaka
elektronik. Perpustakaan jenis ini memiliki empat ciri berikut (Pendit, 2009: 60).
16
Koleksi yang dimiliki perpustakaan jenis ini merupakan aset nasional dan dilindungi oleh
undang-undang. Fungsi perpustakaan nasional sebagai berikut:
1) Mengumpulkan dan menyimpan semua jenis koleksi yang terbit di Indonesia dan di luar
negeri serta terbitan tentang negara yang bersangkutan.
2) Melaksanakan layanan untuk kepentingan pembangunan nasional dan kemajuan bangsa
yang bersangkutan.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perpustakaan merupakan sarana yang penting dalam program pendidikan dan pengajaran.
Dimana kepala sekolah, kepala perpustakaan dan pihak terkait memegang peranan yang sangat
penting atas keberhasilan perpustakaan sekolah. Pustakawan sebagai roda penggerak dituntut
berdedikasi tinggi serta penuh pengabdian dalam bertugas untuk meningkatkan peran serta
perpustakaan sekolah. Dengan kemajuan teknologi pustakawan harus meningkatkan kualitas
serta kepekaannya terhadap kemajuan–kemajuan yang ada hubungannya dengan perkembangan
serta peningkatan pelayanan.
Pengembangan koleksi merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh
perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pemustakanya. Kebutuhan informasi
yang terus berkembang tidak akan dapat terpenuhi jika tidak ada kerja sama dari berbagai pihak.
Karena sebesar apapun dana dan selengkap apapun koleksi perpustakaan pasti tidak akan bisa
memenuhi semua kebutuhan informasi dari pemustakaanya yang setiap detik selalu berkembang.
Oleh karena itu diperlukan kerja sama baik tingkat internal maupun eksternal perpustakaan dapat
saling membantu dan melengkapi kebutuhan dari para pemustaka yang ada di perpustakaan.
B. SARAN
Jika pengetahuan dasar tentang pengembangan koleksi sudah dipahami, diharapkan bisa
mengetahui tujuan perpustakaan dan siapa pemakainya. Di samping itu, pustakawan juga perlu
mengenal dan mengetahui organisasi dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan koleksi, ruang
lingkup kegiatan pengembangan koleksi, mengenal berbagai jenis perpustakaan, tujuan perpustakaan,
dan jenis-jenis bahan pustaka, serta mengetahui rangkaian distribusi bahan pustaka.
18
DAFTAR PUSTAKA
Amaliah. (2011). Upaya Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Umum Daerah Kota
Tangerang. Jurusan Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, Fakultas Adab Dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Jakarta, 1–96.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5412/1/AMALIAH-FAH.PDF
Ii, B. A. B., & Teori, L. (1987). Herlina, Manajemen Perpustakaan Pendekatan Teori dan
Praktik (Palembang: Grafika Telindo Press, 2009),hlm 59. 20. 20–71.
Mansjur, S., Sophia, S., & Syaikhu, A. (2004). Petunjuk teknis pengembangan
koleksi perpustakaan. 32.
Winoto, Y., Sinaga, D., & Rohanda. (2018). Dasar-Dasar Pengembangan Koleksi (Issue May).
https://www.researchgate.net/profile/Yunus_Winoto/publication/333260393_Dasar-
Dasar_Pengembangan_Koleksi/links/5ce4d125299bf14d95af5a89/Dasar-Dasar-
Pengembangan-Koleksi.pdf
Yulinar. (2019). Pengembangan Koleksi Perpustakaan Kajian Teoritis Atas Kebijakan, Peluang
Dan Tantangan Di Era Informasi. MAKTABATUNA : Jurnal Kajian Kepustakawanan, 1(2),
171–184.
Di, P. K., Budi, W., & Ma, S. A. (2019). Pengembangan koleksi di perpustakaan secara
selektif agar relevan dengan kebutuhan pemustaka. 2(1), 83–92.
19
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes
Santa Elisabeth Medan, 2009.
Meidi, Abdul Akbar. Pembinaan dan Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka, 1991.
Nelwaty. (2014). Pengambangan Koleksi: Bahan Ajar Diklat Teknis Pegelolaan Perpustakaan,
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
20