Anda di halaman 1dari 6

JURNAL REFLEKSI EDUKATIKA 8 (2) (2018)

p-ISSN: 2087-9385 e-ISSN: 2528-696X


http://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE

ETNOPEDAGOGI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR MELALUI


MEDIA BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Ika Oktavianti1, dan Yuni Ratnasari 2

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

Info Artikel Abstract


Etnopedagogi is the actualization of the learning-oriented cultivation of the values of local wisdom. As
Sejarah Artikel: an approach, etnopedagogi in elementary school need to be implemented with innovative learning
Diterima 11 Des 2017 strategies as well as media that are able to attract the attention of the students to understand and apply
Direvisi 13 Mar 2018 the local wisdom. This research uses mixed methods with concurrent triangulation strategy. The results
Dipublikasikan Jun 2018 showed that etnopedagogi as a learning approach is implemented through the activities of learning-
________________ based media that presents the local wisdom is more effective. In the use of media-based local advantages
Keywords: often accompanied by various activities of play, thus creating an active learning, creative, effective, and
Etnopedagogi, Media fun. This shows that etnopedagogi successfully applied on learning in elementary school if the
Based on Local Wisdom implementation of innovative learning activities presented with such media-based local wisdom.
________________
Abstrak
Etnopedagogi merupakan aktualisasi pembelajaran yang berorientasi pada penanaman nilai-nilai kearifan
lokal. Sebagai pendekatan, etnopedagogi di sekolah dasar perlu diimplementasikan dengan strategi
maupun media pembelajaran inovatif yang mampu menarik perhatian siswa untuk memahami dan
mengaplikasikan kearifan lokal. Penelitian ini menggunakan mixed methods dengan strategi triangulasi
konkuren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etnopedagogi sebagai pendekatan pembelajaran yang
diimplementasikan melalui kegiatan pembelajaran yang menyajikan media berbasis kearifan lokal lebih
efektif. Dalam penggunaan media berbasis keunggulan lokal seringkali diiringi dengan berbagai aktivitas
bermain, sehingga menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Hal ini
menunjukkan bahwa etnopedagogi berhasil diaplikasikan pada pembelajaran di sekolah dasar jika
pelaksanaan disajikan dengan kegiatan pembelajaran inovatif seperti media berbasis kearifan lokal

© 2018 Universitas Muria Kudus



Alamat korespondensi: p-ISSN 2087-9385
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar e-ISSN 2528-696X
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus
Kampus UMK Gondangmanis, Bae Kudus Gd. L. lt I PO. BOX 53
Kudus
Tlp (0291) 438229 ex.147 Fax. (0291) 437198
E-mail: ika.oktavianti@umk.ac.id
Oktavianti, I., dan Ratnasari, Y / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (2) (2018)

PENDAHULUAN dan budaya asing. Kondisi ini jelas


Kurikulum pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia
meskipun telah mengalami beberapa kali perlu menerapkan pembelajaran yang
perubahan kurikulum, pembelajaran diharapkan berorientasi pada kearifan lokal.
memuat konten etnopedagogi dimana kegiatan Sularso (2016:74) menyebutkan bahwa
pembelajaran diharuskan menekankan kearifan proses pendidikan dengan menjadikan kearifan
lokal peserta didik. Kearifan lokal menurut lokal penting untuk direalisasikan sebab
Zulkarnain dan Febriamansyah (2008: 72) kearifan lokal sudah mulai terabaikan yang
merupakan prinsip-prinsip dan cara-cara terlihat dari perilaku kehidupan sehari-hari yang
tertentu yang dianut, dipahami, dan tidak mewujdukan nilai-nilai kearifan lokal dan
diaplikasikan oleh masyarakat lokal dalam lokalitas tergerus oleh tatanan gaya hidup yang
berinteraksi dan berinterelasi di dalamnya mengandung nilai pragmatis-
dengan lingkungannya dan ditransformasikan kapitalistik. Sementara itu, Syaifulloh dan
dalam bentuk sistem nilai dan norma adat. Wibowo (2017) menyatakan Syair Gulung
Etnopedagogi pada kurikulum 2013 sebagai kearifan lokal masyarakat Melayu
dilandaskan pada Peraturan Menteri Pendidikan Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 memiliki nilai pendidikan kebencanaan.
Tahun 2014 menjelaskan bahwa pembelajaran Permasalahannya yang masih muncul,
baik ditingkat sekolah dasar/madrasah penyelenggaraan pembelajaran berorientasi
ibtidaiyah sampai pada sekolah menengah pada kearifan lokal belum berjalan optimal.
atas/sekolah menengah kejuruan harus Ridwan (2014: 102) menjelaskan bahwa selama
bermuatan lokal yang merupakan bahan kajian ini pendidikan dan nilai kearifan lokal belum
atau mata pelajaran pada satuan pendidikan sepenuhnya melebur menjadi satu kekuatan baru
yang berisi muatan dan proses pembelajaran yang tangguh di tubuh pendidikan Indonesia.
tentang potensi dan keunikan lokal yang Di sekolah dasar, pembelajaran yang
dimaksudkan untuk membentuk pemahaman berorientasi kearifan lokal belum diterapkan
peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan secara optimal meskipun sudah diterapkannya
di daerah tempat tinggalnya. pembelajaran tematik yang dalam
Tilaar (2015: 24) menjelaskan bahwa pengajarannya harus memuat kearifan lokal.
kearifan lokal mempunyai nilai pedagogis untuk Temuan di lapangan, kurang optimalnya
mengatur tingkah laku yang bermanfaat bagi pembelajaran berorientasi kearifan lokal
kepentingan bersama masyarakat. Kajian ini disebabkan karena tidak mendukungnya sarana
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan prasarana. Oleh sebab itu, kajian ini
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 membahas tentang media pembelajaran berbasis
Tahun 2014 pasal 2 ayat (2) menjelaskan bahwa kearifan lokal sebagai sarana dan prasarana
muatan lokal diajarkan dengan tujuan yang mendukung implementasi pembelajaran
membekali peserta didik dengan sikap, berbasis kearifan lokal khususnya di sekolah
pengetahuan, dan spiritual di daerahnya. Tujuan dasar.
lainnya yaitu melestarikan dan mengembangkan
keunggulan dan kearifan daerah yang berguna METODE PENELITIAN
bagi diri dan lingkungannya dalam rangka Penelitian ini menggunakan pendekatan
menunjang pembangunan nasional. penelitian metode campuran. Rachman (2015:
Pembelajaran yang berorientasi 241) menjelaskan penelitian metode campuran
etnopedagogi sangat penting diterapkan merupakan pendekatan penelitian yang
mengingat Indonesia merupakan negara mengkombinasikan atau mengasosiasikan
majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa bentuk kualitatif dan kuantitatif. Strategi
dan etnis yang tentunya memiliki budaya yang penelitian metode campuran yang digunakan
berbeda-beda. Kedua, globalisasi dan dalam penelitian ini ialah Strategi Triangulasi
perkembangan teknologi dapat menyebabkan Konkuren. Peneliti menerapkan strategi ini
perubahan budaya pada masyarakat Indonesia. dengan tujuan untuk menghasilkan penemuan
Jika pembelajaran berorientasi pada yang substantif dan tervalidasi.
etnopedagogi tidak diterapkan sejak dini, maka Pengumpulan data dilakukan dengan
masa yang akan datang globalisasi dan menggunakan teknik observasi, tes,
perkembangan teknologi yang sangat pesat dokumentasi, dan catatan lapangan. Metode
dapat menggeser kearifan lokal dalam observasi yang diterapkan dalam penelitian ini
masyarakat. Pergeseran ini terjadi karena tidak adalah observasi partisipatif. Pada observasi
adanya batasan yang jelas antara budaya lokal partisipasif ini peneliti juga menggunakan rating

150
Oktavianti, I., dan Ratnasari, Y / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (2) (2018)

scale pada penskoran tiap indikator yang perusak solidaritas kelompok sebagai komunitas
diamati. Sugiyono (2010: 97) mengemukakan, yang utuh dan terintegrasi.
rating scale ialah data mentah yang diperoleh Kearifan lokal yang dikembangkan pada
berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pembelajaran menggunakan prinsip empat
pengertian kualitatif. prinsip yaitu 1) kesesuaian dengan
Metode tes pada penelitian ini diberikan perkembangan peserta didik, 2) kebutuhan
kepada seseorang dengan maksud untuk kompetensi, 3) flekstibilitas jenis, bentuk, dan
mendapatkan seberapa besar kemampuan pengaturan waktu penyelenggaraan, dan 4)
peserta didik pada pengembangan pemahaman kebermanfaatan untuk kepentingan nasional
konsep muatan pembelajaran yang ditematikkan menghadapi tantangan global.
menggunakan konten kearifan lokal. Tes yang Penelitian ini mengusung ke empat
dilakukan berbentuk tes formatif dengan tujuan prinsip tersebut pada pembelajaran tematik
untuk mengetahui peningkatan kecerdasan kurikulum 2013 dengan menggunakan media
multiple intelligences peserta didik. pembelajaran yang berupa permainan. Konsep
Dokumentasi pada penelitian ini pembelajaran tematik pada penelitian ini
diterapkan mempelajari membaca dan mencatat disesuaikan dengan Peraturan Menteri
apa yang tersirat dan tersurat dalam dokumen, Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
laporan peraturan dan literatur lainya yang Nomor Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar
relevan dengan peneliti, seperti daftar nama proses pembelajaran yang
siswa yang akan diperlukan dalam penelitian mengimplementasikan pembelajaran tematik
ini, literatur yang berkaitan dengan terpadu bagi pendidikan sekolah dasar/madrasah
pembelajaran tematik dan kearifan lokal. ibtidaiyah.
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat Etnopedagogi yang tercermin pada
termuan-temuan selama di lapangan, sehingga kearifan lokal diterapkan pada penelitian ini
dapat memperkuat data penelitian. dimaksudkan untuk memperkenalkan dan
Teknik analisis data menggunakan melestarkan budaya lokal pada peserta didik
analisis data kuantitatif dan data kualitatif sehingga diharapkan peserta didik memahami
dengan tujuan kuantifikasi data kualitatif agar dan semakin mencintai kearifan lokalnya.
dapat dianaliasis secara kuantitatif dimana data Harapan ini disesuaikan dengan kajian Sartini
kuantitatif didasarkan pada asumsi dan penilaian (2010: 19) yang menyebutkan bahwa kearifan
yang dinyatakan dengan data kuantitatif. lokal merupakan gagasan setempat (lokal) yang
Analisis data kuantitatif menggunakan teknik bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik
analisis statistik deskriptif sedangkan analisis yang tertanam dan diikuti oleh anggota
data kualitatif menggunakan model analisis masyarakat. Kajian kearifan lokal perlu
interaktif. ditanamkan sejak dini agar peserta didik mampu
menghadapi tantangan global.
HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mewujudkan harapan tersebut,
Etnopedagogi merupakan cerminan kajian pembelajaran harus mengaitkan materi
muatan lokal pada pembelajaran atau lebih nilai-nilai kearifan lokal peserta. Ridwan (2014:
dikenal dengan pembelajaran berbasis kearifan 102) menjelaskan bahwa kurikulum 2013 dan
lokal. Utari, Degeng dan Akbar (2016: 42) nilai kearifan kearifan lokal harus menjadi
secara umum, kearifan lokal memiliki ciri dan semangat penyempurna dan menjadikannya
fungsi yaitu 1) sebagai penanda identitas sebuah sesuatu hal niscaya bagi kepanjangan napas
komunitas, 2) sebagai elemen perekat kohesi pendidikan di Indonesia, sebagai penciptaan
sosial, (3) sebagai unsur budaya yang tumbuh kekuatan masa depan pendidikan yang arif dan
dari bawah, eksis dan berkembang dalam berkeadaban.
masyarakat, bukan merupakan sebuah unsur Konsep kearifan lokal yang diusung pada
yang diapksakan dari atas, 4) berfungsi penelitian ini dikaitkan dengan kearifan lokal
memberikan warna kebersamaan bagi Kabupaten Pati yang mencakup kajian
komunitas tertentu, 5) dapat mengubah pola kebudayaan menurut Koentjaraningrat (1974:
pikir dan hubungan timbal balik individu dan 12) yaitu sistem religi, kemasyarakatan,
kelompok dengan meletakkannya di atas pengetahuan, bahasa, kesenian, mata
common ground, 6) mampu mendorong pencaharian, sistem teknologi dan peralatan.
terbangunnya kebersamaan, apresiasi dan Kabupaten Pati merupakan bagian
mekanisme bersama untuk mempertahankan diri provinsi Jawa Tengah yang banyak dikenal
dari kemungkinan terjadinya gangguan atau masyarakat Indonesia karena religi kejawennya
dan makanan khas yaitu nasi gandul dan

151
Oktavianti, I., dan Ratnasari, Y / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (2) (2018)

bandeng presto, serta kerajinan kuningan Berdasarkan kompetensi dasar tersebut,


Juwana. Kearifan lokal inilah yang patut media pembelajaran berbasis kearifan lokal
dilestarikan dan diturun dari generasi ke tersebut berupa monopoli engklek berbantu
generasi. Dalam hal ini, peran pendidikan billboard rangking atau disingkat dengan
dirasakan penting untuk mengenalkan sejak dini MONEK BILLKING. Komponen yang terdapat
kepada peserta didik akan kearifan lokal pada permainan tersebut ialah media permainan
daerahnya. Guru sebagai fasilitator utama dalam monopoli engklek jelajah Kabupaten Pati, dadu,
pendidikan. kartu kesempatan, kartu umum, kartu budaya,
Hasil penelitian tersebut menjadi rujukan metrik ingatan, dan whiteboard slides.
untuk mengembangkan media pembelajaran Langkah-langkah MONEK BILLKING
yang berbasis kearifan lokal. Tujuan seperti yang dijelaskan Oktavianti dan Ratnasari
pengembangan media ini sesuai dengan goal (2017b: 68-69) yaitu buatlah kelompok (jumlah
lesson desain yang dicapai ialah siswa bangga anggota menyesuaikan, jika anggota kelas
dengan local wisdom Pati. berjumlah 20 orang, maka 1 kelompok terdiri
Goal learning desain tersebut ditentukan dari 5 anggota kelompok). Kemudian berikan
berdasarkan kompetensi dasar pembelajaran nama kelompok tersebut. Langkah kedua, bagi
tematik kurikulum 2013 (pengetahuan) yang kartu hak milik pada setiap kelompok dengan
disajikan pada tabel berikut. warna yang berbeda pada setiap kelompok.
Tabel 1. Kompetensi Dasar Tematik kelas IV Guru juga membagikan matrik ingatan pada
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah setiap kelompok.
Muatan Pengetahuan Keterampilan Langkah ketiga, siswa mengocok dadu
PPkn 3.4mendeskripsikan 4.4 bekerja sama secara bergiliran (semua anggota kelompok
berbagai bentuk dalam
keberagaman suku keberagaman suku
secara bergiliran menjadi pin perwakilan
bangsa, sosial, dan bangsa, sosial, dan kelompoknya), angka yang terbanyak dapat
budaya di Indonesia budaya dalam bermain dahulu. Permainan dimulai dari petak
yang terikat masyarakat “Go” dan dilanjutkan dengan secara bergiliran,
persatuan dan
kesatuan
siswa mengocok dadu dan melemparkannya
Bahasa 3.1 Mencermati 4.1 Menata kemudian pemain melompat beberapa kali
Indonesia gagasan pokok dan informasi yang di sesuai jumlah angka dadu yang keluar. Jika
gagasan pendukung dapat dari teks permain berada di posisi petak budaya yang
yang diperoleh dari berdasar
teks lisan, tulis, atau keterhubungan
belum di miliki oleh kelompok lain, maka petak
visual antar gagasan ke tersebut menjadi hak milik (guru memberikan
dalam kerangka Kartu Hak Milik pada kelompok tersebut).
tulis Siswa juga harus membacakan dengan suara
Matematika 3.9 menjelaskan dan 4.9 menyelesaikan
menentukan keliling masalah berkaitan
yang lantang Kartu Budaya pada petak tersebut.
dan luas daerah dengan keliling Para siswa lain di setiap anggota mendengarkan
persegi, dan luas daerah dan mencatat pada matrik ingatan.
persegipanjang, dan persegi, Peraturan pada permainan ini, jika siswa
segitiga persegipanjang,
dan segitiga
berada pada petak budaya yang sudah dimiliki
IPA 3.8 memahami 4.8 melakukan kelompok lain maka mereka berhak hukuman.
pentingnya upaya kegiatan upaya Apabila siswa berhenti “Visiting Jail” maka
keseimbangan dan pelestarian sumber siswa harus berhenti (tidak boleh bermain)
pelestarian sumber daya alam bersama
daya alam di orang-orang di
namun masih bisa digantikan anggota lainnya
lingkungannya lingkungannya pada kelompok tersebut.
IPS 3.3 mengidentifikasi 4.3 menyajikan Apabila siswa berhenti di kesempatan
kegiatan ekonomi hasil identifikasi atau dana umum siswa, siswa mengambil kartu
dalam meningkatkan kegiatan ekonomi
kehidupan dalam
teratas. Kartu Kesempatan berisi tentang
masyarakat di meningkatkan pembebasan hukuman apabila seorang siswa
bidang pekerjaan, kehidupan berhenti di petak budaya yang dimiliki
sosial, dan budaya di masyarakat di kelompok lain atau bebas dari penjara,
lingkungan sekitar bidang pekerjaan,
sampai dengan sosial, dan budaya
sedangkan Kartu Dana berisi tentang
provinsi di lingkungan kepemilikan bersama petak budaya bersama
sekitar sampai kelompok lain.
dengan provinsi Langkah keempat, permainan berhenti
Sumber: Oktavianti dan Ratnasari (2017a: 35- saat semua petak budaya sudah dimiliki semua.
38) Kelompok dengan kepemilikan Kartu Budaya
menjadi pemenang dalam permainan ini.

152
Oktavianti, I., dan Ratnasari, Y / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (2) (2018)

Langkah kelima, setiap siswa kembali ke maka permasalah kejenuhan belajar yang
tempat duduk sesuai dengan masing-masing banyak dialami siswa selama ini dapat diatasi.
kelompok, kemudian guru meminta setiap
kelompok untuk melengkapi konsep SIMPULAN
pembelajaran tematik yang tersimpan di Kartu Kajian yang menarik dari penelitian yang
Budaya yang telah dibacakan setiap siswa yang mengusung etnopedagogi ini ialah pada
telah dicatat pada matrik ingatan. pembelajaran tematik menggunakan media
Langkah keenam yaitu setelah semua permainan MONEK BILLKING, selain siswa
kelompok melengkapi matrik, guru mengenal kearifan lokal di sekitar siswa, siswa
mengarahkan siswa kepada penemuan konsep memahami muatan materi yang disajikan pada
materi melalui billboard rangking. Pada pembelajaran tematik menggunakan konten
penelitian yang dilakukan penulis, guru memilih kearifan lokal, siswa juga menemukan cita-cita
budaya religi tentang ziarah makam Saridin di masa yang akan datang terkait dengan jenis
yang dikaitkan dengan muatan yang disajikan pekerjaan yang dituju. Ada yang menyatakan
dalam pembelajaran tematik sesuai dengan menjadi polisi, guru, nelayan, pengusaha, dan
kompetensi dasar. Setiap kelompok diminta bahkan yang lebih mengejutkan terdapat siswa
untuk mempresentasikan hasil temuannya. yang ingin menjadi pengusaha kuningan dan
Langkah ketujuh yang dilakukan ialah menjadi pembatik. Hal ini menunjukkan bahwa
guru memberikan penghargaan kepada siswa merasa bangga dengan kearifan lokal Pati
kelompok dengan penemuan konsep tercepat dan sebagai perwujudan siswa dalam
dan tentunya disertai pula dengan akurat hasil melestarikan kearifan lokal daerah tempat
temuannya. Langkah terakhir ialah guru tinggalnya.
meminta siswa untuk menuliskan pengalaman,
cita-cita, dan kesan terhadap pembelajaran yang DAFTAR PUSTAKA
telah dilakukan dengan menggunakan media
permainan MONEK BILLKING. Oktavianti, I. Y. Ratnasari. 2017a. Peningkatan
Hasil penerapan media permainan monek Multiple Intelligences Siswa Pada
billking pada siswa kelas IV di SD Sukoharjo 01 Pembelajaran Temaik Melalui Lesson
dan SD Widorokandang 01 menunjukkan bahwa Study Berbantu Monek Billking Kearifan
goal learning desain pembelajaran tematik Budaya Pati. Laporan Penelitian Dosen
terpadu menggunakan MONEK BILLKING Pemula. Kudus: Universitas Muria
Kearifan Budaya Pati menunjukkan yaitu siswa Kudus.
bangga dengan kearifan budaya Pati mencapai
keberhasilan. --------------------------------. 2017b. Permainan
Kesan yang diberikan kepada siswa pada Monopoli Engklek Budaya Pati Untuk
pembelajaran menggunakan media permainan Pembelajaran Tematik. Prosiding
MONEK BILLKING pada pembelajaran Seminar Nasional, Pendidikan Bahasa
tematik menunjukkan bahwa selama dan Sastra Indonesia Universitas Muria
pelaksanaan pembelajaran, mereka tidak Kudus Tahun 2017, 63-71.
merasakan belajar tetapi bermain. Meskipun
yang dirasakan bermain, ketika guru Rachman, M. 2015. 5 Pendekatan Penelitian:
memberikan follow up berupa kegiatan refleksi Kuantitatif, Kualitatif, Mixed, PTK dan
akhir pembelajaran, siswa mampu menjawab R&D. Yogyakarta: Magnum Pustaka
dengan tepat meskipun konsep materi telah Utama.
dioleh oleh guru.
Melalui ungkapan-ungkapan yang Ratnasari, Y. Santoso. 2015. Pengembangan
disampaikan siswa kepada guru sebelum Media Pembelajaran Tematik Integratif
mengakhiri pembelajaran, siswa berharap setiap Dengan Pendekatan Scientifik berbasis
hari mendapatkan kegiatan belajar diwarnai Budaya Lokal Masyarakat Kabupaten
dengan bermain. Hal ini menunjukkan bahwa Pati. Prosiding Seminar Nasional
selama proses pembelajaran siswa tidak Kebangkitan Teknologi, Universitas
mengalami tekanan belajar, dan joyfull learning Muria Kudus Tahun 2015, 35-40.
benar-benar dirasakan oleh mereka. Kajian ini
menunjukkan bahwa jika guru sebagai fasilitator Ridwan, M. 2014. Kurikulum 2013 dan
utama pada pembelajaran mampu menggunakan Pendidikan Nilai Kearifan Lokal di
atau menerapkan pembelajaran yang inovatif, Sekolah Dasar. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan tema Implementasi

153
Oktavianti, I., dan Ratnasari, Y / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (2) (2018)

Kurikulum 2013 dan Problematikanya, Utari, Unga. Dkk. 2016. Pembelajaran Tematik
Pascasarjana UNESA Tahun 2014, 102- Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah
108. Dasar Dalam Menghadapi Masyarakat
ekonomi ASEAN (MEA). Jurnal Teori
Sartini. 2010. Menggali Kearifan Lokal dan Praksis Pembelajaran IPS. , 1 (1):
Nusantara: Sebuah Kajian Filsafat. 39-44.
Jurnal Filsafat, 14 (2): 111-120.
Syaifulloh, Muhammad., dan Wibowo, Basuki.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. 2017. Nilai-Nilai Edukatif Syair Gulung
Bandung: Alfabeta. Sebagai Upaya Pendidikan Kebencanaan
Berbasis Komunitas Pada Masyarakat
Sularso. 2016. Revitalisasi Kearifan Lokal Melayu Di Kabupaten Ketapang
Dalam Pendidikan Dasar. Jurnal Kalimantan Barat. Jurnal Refleksi
Pendidikan Sekolah Dasar, 2 (1): 73-79. Edukatika, 8 (1): 48-53.

Tilaar, H.A.R. 2015. Pedagogik Teoritis untuk Zulkarnain, A. Febriamansyah, R. 2008.


Indonesia. Jakarta: Buku Kompas. Kearifan Lokal dan Pemanfaatan dan
Pesisir. Jurnal Agribisnis Kerakyatan, 1
(1): 69-84.

154

Anda mungkin juga menyukai