Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus
150
Oktavianti, I., dan Ratnasari, Y / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (2) (2018)
scale pada penskoran tiap indikator yang perusak solidaritas kelompok sebagai komunitas
diamati. Sugiyono (2010: 97) mengemukakan, yang utuh dan terintegrasi.
rating scale ialah data mentah yang diperoleh Kearifan lokal yang dikembangkan pada
berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pembelajaran menggunakan prinsip empat
pengertian kualitatif. prinsip yaitu 1) kesesuaian dengan
Metode tes pada penelitian ini diberikan perkembangan peserta didik, 2) kebutuhan
kepada seseorang dengan maksud untuk kompetensi, 3) flekstibilitas jenis, bentuk, dan
mendapatkan seberapa besar kemampuan pengaturan waktu penyelenggaraan, dan 4)
peserta didik pada pengembangan pemahaman kebermanfaatan untuk kepentingan nasional
konsep muatan pembelajaran yang ditematikkan menghadapi tantangan global.
menggunakan konten kearifan lokal. Tes yang Penelitian ini mengusung ke empat
dilakukan berbentuk tes formatif dengan tujuan prinsip tersebut pada pembelajaran tematik
untuk mengetahui peningkatan kecerdasan kurikulum 2013 dengan menggunakan media
multiple intelligences peserta didik. pembelajaran yang berupa permainan. Konsep
Dokumentasi pada penelitian ini pembelajaran tematik pada penelitian ini
diterapkan mempelajari membaca dan mencatat disesuaikan dengan Peraturan Menteri
apa yang tersirat dan tersurat dalam dokumen, Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
laporan peraturan dan literatur lainya yang Nomor Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar
relevan dengan peneliti, seperti daftar nama proses pembelajaran yang
siswa yang akan diperlukan dalam penelitian mengimplementasikan pembelajaran tematik
ini, literatur yang berkaitan dengan terpadu bagi pendidikan sekolah dasar/madrasah
pembelajaran tematik dan kearifan lokal. ibtidaiyah.
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat Etnopedagogi yang tercermin pada
termuan-temuan selama di lapangan, sehingga kearifan lokal diterapkan pada penelitian ini
dapat memperkuat data penelitian. dimaksudkan untuk memperkenalkan dan
Teknik analisis data menggunakan melestarkan budaya lokal pada peserta didik
analisis data kuantitatif dan data kualitatif sehingga diharapkan peserta didik memahami
dengan tujuan kuantifikasi data kualitatif agar dan semakin mencintai kearifan lokalnya.
dapat dianaliasis secara kuantitatif dimana data Harapan ini disesuaikan dengan kajian Sartini
kuantitatif didasarkan pada asumsi dan penilaian (2010: 19) yang menyebutkan bahwa kearifan
yang dinyatakan dengan data kuantitatif. lokal merupakan gagasan setempat (lokal) yang
Analisis data kuantitatif menggunakan teknik bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik
analisis statistik deskriptif sedangkan analisis yang tertanam dan diikuti oleh anggota
data kualitatif menggunakan model analisis masyarakat. Kajian kearifan lokal perlu
interaktif. ditanamkan sejak dini agar peserta didik mampu
menghadapi tantangan global.
HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mewujudkan harapan tersebut,
Etnopedagogi merupakan cerminan kajian pembelajaran harus mengaitkan materi
muatan lokal pada pembelajaran atau lebih nilai-nilai kearifan lokal peserta. Ridwan (2014:
dikenal dengan pembelajaran berbasis kearifan 102) menjelaskan bahwa kurikulum 2013 dan
lokal. Utari, Degeng dan Akbar (2016: 42) nilai kearifan kearifan lokal harus menjadi
secara umum, kearifan lokal memiliki ciri dan semangat penyempurna dan menjadikannya
fungsi yaitu 1) sebagai penanda identitas sebuah sesuatu hal niscaya bagi kepanjangan napas
komunitas, 2) sebagai elemen perekat kohesi pendidikan di Indonesia, sebagai penciptaan
sosial, (3) sebagai unsur budaya yang tumbuh kekuatan masa depan pendidikan yang arif dan
dari bawah, eksis dan berkembang dalam berkeadaban.
masyarakat, bukan merupakan sebuah unsur Konsep kearifan lokal yang diusung pada
yang diapksakan dari atas, 4) berfungsi penelitian ini dikaitkan dengan kearifan lokal
memberikan warna kebersamaan bagi Kabupaten Pati yang mencakup kajian
komunitas tertentu, 5) dapat mengubah pola kebudayaan menurut Koentjaraningrat (1974:
pikir dan hubungan timbal balik individu dan 12) yaitu sistem religi, kemasyarakatan,
kelompok dengan meletakkannya di atas pengetahuan, bahasa, kesenian, mata
common ground, 6) mampu mendorong pencaharian, sistem teknologi dan peralatan.
terbangunnya kebersamaan, apresiasi dan Kabupaten Pati merupakan bagian
mekanisme bersama untuk mempertahankan diri provinsi Jawa Tengah yang banyak dikenal
dari kemungkinan terjadinya gangguan atau masyarakat Indonesia karena religi kejawennya
dan makanan khas yaitu nasi gandul dan
151
Oktavianti, I., dan Ratnasari, Y / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (2) (2018)
152
Oktavianti, I., dan Ratnasari, Y / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (2) (2018)
Langkah kelima, setiap siswa kembali ke maka permasalah kejenuhan belajar yang
tempat duduk sesuai dengan masing-masing banyak dialami siswa selama ini dapat diatasi.
kelompok, kemudian guru meminta setiap
kelompok untuk melengkapi konsep SIMPULAN
pembelajaran tematik yang tersimpan di Kartu Kajian yang menarik dari penelitian yang
Budaya yang telah dibacakan setiap siswa yang mengusung etnopedagogi ini ialah pada
telah dicatat pada matrik ingatan. pembelajaran tematik menggunakan media
Langkah keenam yaitu setelah semua permainan MONEK BILLKING, selain siswa
kelompok melengkapi matrik, guru mengenal kearifan lokal di sekitar siswa, siswa
mengarahkan siswa kepada penemuan konsep memahami muatan materi yang disajikan pada
materi melalui billboard rangking. Pada pembelajaran tematik menggunakan konten
penelitian yang dilakukan penulis, guru memilih kearifan lokal, siswa juga menemukan cita-cita
budaya religi tentang ziarah makam Saridin di masa yang akan datang terkait dengan jenis
yang dikaitkan dengan muatan yang disajikan pekerjaan yang dituju. Ada yang menyatakan
dalam pembelajaran tematik sesuai dengan menjadi polisi, guru, nelayan, pengusaha, dan
kompetensi dasar. Setiap kelompok diminta bahkan yang lebih mengejutkan terdapat siswa
untuk mempresentasikan hasil temuannya. yang ingin menjadi pengusaha kuningan dan
Langkah ketujuh yang dilakukan ialah menjadi pembatik. Hal ini menunjukkan bahwa
guru memberikan penghargaan kepada siswa merasa bangga dengan kearifan lokal Pati
kelompok dengan penemuan konsep tercepat dan sebagai perwujudan siswa dalam
dan tentunya disertai pula dengan akurat hasil melestarikan kearifan lokal daerah tempat
temuannya. Langkah terakhir ialah guru tinggalnya.
meminta siswa untuk menuliskan pengalaman,
cita-cita, dan kesan terhadap pembelajaran yang DAFTAR PUSTAKA
telah dilakukan dengan menggunakan media
permainan MONEK BILLKING. Oktavianti, I. Y. Ratnasari. 2017a. Peningkatan
Hasil penerapan media permainan monek Multiple Intelligences Siswa Pada
billking pada siswa kelas IV di SD Sukoharjo 01 Pembelajaran Temaik Melalui Lesson
dan SD Widorokandang 01 menunjukkan bahwa Study Berbantu Monek Billking Kearifan
goal learning desain pembelajaran tematik Budaya Pati. Laporan Penelitian Dosen
terpadu menggunakan MONEK BILLKING Pemula. Kudus: Universitas Muria
Kearifan Budaya Pati menunjukkan yaitu siswa Kudus.
bangga dengan kearifan budaya Pati mencapai
keberhasilan. --------------------------------. 2017b. Permainan
Kesan yang diberikan kepada siswa pada Monopoli Engklek Budaya Pati Untuk
pembelajaran menggunakan media permainan Pembelajaran Tematik. Prosiding
MONEK BILLKING pada pembelajaran Seminar Nasional, Pendidikan Bahasa
tematik menunjukkan bahwa selama dan Sastra Indonesia Universitas Muria
pelaksanaan pembelajaran, mereka tidak Kudus Tahun 2017, 63-71.
merasakan belajar tetapi bermain. Meskipun
yang dirasakan bermain, ketika guru Rachman, M. 2015. 5 Pendekatan Penelitian:
memberikan follow up berupa kegiatan refleksi Kuantitatif, Kualitatif, Mixed, PTK dan
akhir pembelajaran, siswa mampu menjawab R&D. Yogyakarta: Magnum Pustaka
dengan tepat meskipun konsep materi telah Utama.
dioleh oleh guru.
Melalui ungkapan-ungkapan yang Ratnasari, Y. Santoso. 2015. Pengembangan
disampaikan siswa kepada guru sebelum Media Pembelajaran Tematik Integratif
mengakhiri pembelajaran, siswa berharap setiap Dengan Pendekatan Scientifik berbasis
hari mendapatkan kegiatan belajar diwarnai Budaya Lokal Masyarakat Kabupaten
dengan bermain. Hal ini menunjukkan bahwa Pati. Prosiding Seminar Nasional
selama proses pembelajaran siswa tidak Kebangkitan Teknologi, Universitas
mengalami tekanan belajar, dan joyfull learning Muria Kudus Tahun 2015, 35-40.
benar-benar dirasakan oleh mereka. Kajian ini
menunjukkan bahwa jika guru sebagai fasilitator Ridwan, M. 2014. Kurikulum 2013 dan
utama pada pembelajaran mampu menggunakan Pendidikan Nilai Kearifan Lokal di
atau menerapkan pembelajaran yang inovatif, Sekolah Dasar. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan tema Implementasi
153
Oktavianti, I., dan Ratnasari, Y / Jurnal Refleksi Edukatika 8 (2) (2018)
Kurikulum 2013 dan Problematikanya, Utari, Unga. Dkk. 2016. Pembelajaran Tematik
Pascasarjana UNESA Tahun 2014, 102- Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah
108. Dasar Dalam Menghadapi Masyarakat
ekonomi ASEAN (MEA). Jurnal Teori
Sartini. 2010. Menggali Kearifan Lokal dan Praksis Pembelajaran IPS. , 1 (1):
Nusantara: Sebuah Kajian Filsafat. 39-44.
Jurnal Filsafat, 14 (2): 111-120.
Syaifulloh, Muhammad., dan Wibowo, Basuki.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. 2017. Nilai-Nilai Edukatif Syair Gulung
Bandung: Alfabeta. Sebagai Upaya Pendidikan Kebencanaan
Berbasis Komunitas Pada Masyarakat
Sularso. 2016. Revitalisasi Kearifan Lokal Melayu Di Kabupaten Ketapang
Dalam Pendidikan Dasar. Jurnal Kalimantan Barat. Jurnal Refleksi
Pendidikan Sekolah Dasar, 2 (1): 73-79. Edukatika, 8 (1): 48-53.
154