Anda di halaman 1dari 9

Vol. 03, No.

01, April 2022 p-ISSN: 2774-3314, e-ISSN: 2775-0841

ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN


BERBASIS ETNOSAINS DALAM PEMBELAJARAN
TEMATIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH

Muh. Thala’at1, Wawan Mulyadi Purnama2, Nurul Istifi’iyati3


1,2,3
Dosen IAI Hamzawadi NW Lotim
1
Email: muhammadthalaat@iaihnw-lotim.ac.id

Abstrak: Pembelajaran Etnosains merupakan salah satu terobosan baru dalam dunia pendidikan
yang menggabungkan antara budaya dengan sains. Etnosains mengangkat budaya dan kearifan
lokal untuk dijadikan objek pembelajaran sehingga membuat pembelajaran lebih bermakna.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan model pembelajaran berbasis etnosains
sehingga guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran tematik MI dengan memahami sumber
belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran dan penggunaaan metode dalam menyampaikan
materi. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, dengan sampel
sebanyak tiga MI di Kecamatan Lenek, Kabupaten Lombok Timur. Data dikumpulkan melalui
wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka, serta dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)
Perencanaan Penerapan model pembelajaran berbasis etnosains di tiga MI yang berada di
Kecamatan Lenek, Kabupaten Lombok Timur masih belum terencana namun pihak sekolah secara
tidak sadar telah menerapkan etnosains, penerapan model pembelajaran berbasis etnosains sudah
berjalan dengan baik hal ini dibuktikan dengan guru mampu menentukan kearifan lokal dan
memilah materi yang akan diintegrasikan dalam mata pelajaran IPA dalam pembelajaran tematik
berbasis kearifan lokal, dan dalam proses evaluasi terdapat evaluasi sesuai dengan standar evaluasi
dalam kurikulum 2013 yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik 2) Penggunaan sumber belajar
kurang maksimal, seharusnya dalam pembelajaran etnosains guru dapat memanfaatkan sumber
belajar lainnya, seperti lingkungan sekitar, video, dan internet. 3) Guru dapat menggunakan
berbagai macam metode seperti observasi, demonstrasi, diskusi, proyek, eksperimen, dan karya
wisata.
Kata Kunci. Model Pembelajaran, Etnosains.

Abstract : Ethnoscience Learning is one of the new breakthroughs in the world of education,
which is collected between culture and science. Ethnoscience lifts local culture and wisdom to be
usend as learning object to make the learning become more meaningful. The aimed of this research
was to analyze the application of ethnographic based learning model, so the teacher could
improve the quality of thematic learning in elementary school by understanding the learning
resources that could be used in learning and the used of method in d elivering the material. The
sampling technique was done by purposive sampling, with a sample of three elementary schools in
Lenek District, Lombok Timur. Data were collected through interviews, documentation, literature
studies, and analyzed by using descriptive qualitative. Based on the results of data analysis and
discussion, it ccould be concluded that: 1) the planning application of Ethnoscience based
learning models in three elementary school in Lenek District, Lombok Timur was unplanned
well but the school has unconsciously implemented Ethnoscince, the application of Ethnoscience
had been run well because it was proven by the teacher who had been being able to determine the
local wisdom and sorted the material that would be integrated in thematic Ethnos cince subject
based on local wisdom, and in the evaluation process there was an evaluation in accordance with
the evaluation standard in curriculum 2013, namely : cognitive, affective, and psychomotor. 2) The
used of learning resources was not maximal in ethnoscience learning because the teachers could
utilize other learning resources such as the surrounding environment, video, and the internet. 3)
Teachers ccould use various methods such as observation, demonstration, discussion, projects,
experiments, and field trips.

Key Word. Learning , Ethnoscience

AL-MUJAHIDAH | Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 314


Vol. 03, No. 01, April 2022 p-ISSN: 2774-3314, e-ISSN: 2775-0841

PENDAHULUAN pendidikan sebagai ekspresi dan


Dalam era globalisasi saat ini, peserta komunikasi suatu gagasan dan
didik lebih familiar dengan budaya asing perkembangan pengetahuan.
dan kurang memahami kebudayaan dan Selanjutnya menurut Shidiq
kearifan lokal yang dimiliki masyarakat (2016:235) Etnosains mendorong guru
Indonesia, sehingga rasa nasionalisme dan juga praktisi pendidikan untuk
peserta didik mulai memudar. Agar mengajarkan sains yang berlandaskan
eksistensi budaya dan kearifan lokal tetap kebudayaan, kearifan lokal dan
kukuh, maka peserta didik sebagai permasalahan yang ada di masyarakat,
generasi penerus bangsa perlu ditanamkan sehingga peserta didik dapat memahami dan
rasa cinta terhadap kebudayaan dan kearifan mengaplikasikan sains yang mereka pelajari
lokal dengan cara mengintegrasikan di dalam kelas dapat digunakan untuk
pengetahuan budaya dalam proses memecahkan masalah yang mereka temui
pembelajaran. Karena kebudayaan daerah, dalam kehidupan sehari–hari, sehingga
kearifan lokal, dan lingkungan sekitar dapat menjadikan pembelajaran sains di kelas
memberikan kontribusi tertentu terhadap lebih bermakna. Hal ini sejalan dengan
pengalaman belajar peserta didik berupa pendapat Wahyu (2017:142) yang
pola pikir (kognitif), pola sikap (afektif), menyatakan bahwa bentuk etnosains akan
dan pola perilaku (psikomotorik). Oleh lebih mudah diidentifikasi melalui proses
sebab itu, diperlukan sebuah terobosan pendidikan tentang kehidupan sehari-hari
pendidikan yang menggabungkan antara yang dikembangkan oleh budaya, baik
budaya dengan sains atau biasa disebut proses, cara, metode, maupun isinya.
dengan etnosains (Mayasari, 2017:12). Pengetahuan budaya seperti dongeng,
Kata ethnoscience (etnosains) bersasal tembang, permainan - permainan, rumah
dari kata ethnos (bahasa Yunani) yang adat, ritual adat, produksi lokal,
berarti bangsa, dan scientia (bahasa Latin) pemanfaatan alam merupakan salah satu
artinya pengetahuan. Oleh sebab itu wujud sistem pendidikan etnosains.
etnosains adalah pengetahuan yang dimiliki Identifikasi etnosains dimasukan dalam
oleh suatu bangsa atau lebih tepat lagi suatu pembelajaran berkaitan dengan pengetahuan
suku bangsa atau kelompok sosial tertentu kebudayaan yang dimiliki daerah setempat.
sebagai system of knowledge and cognition Hasil wawancara dengan Ibu
typical of a givel culture (Parmin, Maslihatul Aini, S.Pd guru kelas V MI NW
2017)Menurut Sudarmin (2015) Pendekatan Lenek Lauk menyatakan bahwa kearifan
ilmiah yang disarankan dalam pendidikan di lokal yang bisa dikaitkan dengan
Indonesia saat ini adalah Etnosains, yaitu pembelajaran Etnosains di kecamtan
pengetahuan asli dalam bentuk bahasa, adat Lenek yang umum dan di kenal oleh peserta
istiadat dan budaya, moral; sebagai begitu didik antara lain adalah Permainan tarik
juga teknologi yang diciptakan oleh tambang, ketapel, permainan telepon
masyarakat atau orang tertentu yang kaleng, Goa Kreo. Kemudian, hasil
mengandung pengetahuan ilmiah. Menurut wawancara dengan guru kelas IV MI NW
Joseph (2010) dalam Pertiwi & Firdausi Lendang Kantong Bapak Asipudin, S.Pd
(2019:122) Pembelajaran berpendekatan menyebutkan bahwa, lingkungan tempat
etnosains dilandaskan pada pengakuan tinggal peserta didik merupakan
terhadap budaya sebagai bagian yang lingkungan padat penduduk, dimana
fundamental (mendasar dan penting) bagi kegiatan sehari – hari peserta didik sangat
AL-MUJAHIDAH | Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 315
Vol. 03, No. 01, April 2022 p-ISSN: 2774-3314, e-ISSN: 2775-0841

erat dengan kegiatan etnosains, seperti bersifat operasional konkret berdasarkan


penggunaan alat transportasi tradisional fase ini, pembelajaran di MI hendaknya
berupa becak dan andong, permainan diawali dengan sesuatu yang konkret serta
tradisional berupa, setinan, tarik tambang, dekat dengan kehidupan, pengetahuan dan
dan permainan telpon kaleng serta penglaman peserta didik (Piaget dalam
kebiasaan – kebiasaan di lingkungan sekitar Prastowo, 2014 : 6). Sehingga, Pemilihan
yang berhubungan dengan kegiatan lokal kearifan lokal dalam mata pelajaran IPA
(tradisional). sebagai tema utama dianggap tepat
Terdapat beberapa hasil penelitian dikarenakan tema tersebut berhubungan
yang menyatakan bahwa etnosains dapat erat dengan kehidupan sehari-hari dan dapat
diintegrasikan kedalam pembelajaran. menanamkan nilai-nilai karakter pada
Misalnya hasil penelitian Rahayu dkk peserta didik. Hal ini sejalan dengan
(2006) tentang efektivitas pembelajaran pendapat Fogarty dalam Aji (2017:9)
berbasis budaya lokal memberikan hasil Penetapan pembelajaran tematik di sekolah
yang lebih baik karena pembelajran dasar dipandang sebagai langkah yang
berlangsung lebih bermakna bagi peserta tepat dalam pelaksanaan pembelajaran
didik. Selanjutnya Yuliana Wahyu (2017) berbasis etnosains, karena pembelajaran
yaitu pembelajaran etnosains merupakan tematik adalah suatu model terapan
strategi penciptaan lingkungan belajar pembelajaran terpadu yang mengintegrasi-
dan perancangan pengalaman belajar kan beberapa mata pelajaran dalam satu
yang mengintegrasikan budaya sebagai kesatuan yang terikat oleh tema, sehingga
bagian dari proses pembelajaran di Sekolah tema dijadikan sebagai pengikat antara
Dasar. Pembelajaran etnosains konsep, topik, dan ide-ide dari mata
diimplementasikan dalam pembelajaran di pelajaran satu dengan lainnya.
Sekolah Dasar dengan dengan cara Berdasarkan fungsi dan tujuan
memasukkan budaya yang berkembang pendidikan nasional, pengembangan
di masyarakat ke dalam pembelajaran kurikulum 2013 haruslah berakar pada
tersebut. Dan yang terakir merupakan budaya bangsa, kehidupan bangsa masa
hasil penelitian puspasari dkk (2019) kini, dan kehidupan bangsa di masa
menyebutkan bahwa implementasi mendatang.
pembelajaran IPA berbasis etnosains Melalui pendidikan, diharapkan nilai
adalah dengan mengintegrasikan antara dan keunggulan budaya di masa lampau
materi dengan lingkungan, kebudayaan, dapat diperkenalkan, dikaji, dan
dan sosial yang ada di lingkungan sekitar. dikembangkan menjadi budaya dirinya,
Evaluasi dari implementasi pembelajaran masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan
IPA berbasis etnosains meliputi evaluasi zaman dimana peserta didik tersebut
kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai hidup dan mengembangkan dirinya
dengan standar evaluasi dalam kurikulum (Wati,2014:4). Hal ini sejalan dengan
2013. pendapat Suastra (2010: 8) Pendidikan
Dari hasil penelitian-penelitian diatas, berfungsi memberdayakan potensi manusia
etnosains sangatlah penting diintegrasikan untuk mewariskan, mengembangkan serta
dalam pembelajaran di Sekolah Dasar, membangun kebudayaan dan peradaban
karena peserta didik sekolah dasar masa depan. Di satu sisi, pendidikan
merupakan peserta didik yang masih berfungsi untuk melestarikan nilai-nilai
mengalami perkembangan kognitif budaya yang positif, di sisi lain pendidikan
AL-MUJAHIDAH | Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 316
Vol. 03, No. 01, April 2022 p-ISSN: 2774-3314, e-ISSN: 2775-0841

berfungsi untuk menciptakan perubahan ke dan sebagai alternatif khusus sebagai satu
arah kehidupan yang lebih inovatif. langkah mewujudkan pembentukan karakter
Menurut Pertiwi & Firdausi nasionalisme melalui penguatan nilai
(2019:122) dalam kegiatan pembelajaran kearifan lokal daerah dengan implementasi
etnosains diharapkan peserta didik mampu etnosains.
melakukan observasi, diskusi, presentasi Dari pemaparan diatas, penerapan
dan praktikum. Aktivitas peserta didik pembelajaran berbasis etnosains sangat
selama pembelajaran menggunakan menguntungkan karena dapat melatih
pendekatan etnosains diiringi dengan peserta didik untuk mencari tahu, melatih
keterampilan proses peserta didik yang berpikir kritis dan analistis, serta
menunjukkan adanya peningkatan. bekerjasama untuk memecahkan suatu
Sehingga implementasi pembelajaran masalah. Oleh sebab itu, peneliti tertarik
berbasis etnosains menuntut pergeseran untuk melakukan sebuah penelitian tentang
model pembelajaran dari pembelajaran Analisis Implementasi Model Pembelajaran
berpusat guru ke pembelajaran berpusat Berbasis Etnosains dalam Pembelajaran
peserta didik, dari pembelajaran individual Tematik di MI.
ke arah pembelajaran kolaboratif dan Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
menekankan aplikasi pengetahuan sains, mengetahui apakah ke-3 MI yang berada di
kreativitas serta pemecahan masalah dalam Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok
proses merekonstruksi sains asli Timur sudah menerapkan etnosains dalam
(pengetahuan yang berkembang di pemebelajaran tematik terutama dalam
masyarakat) menjadi sains ilmiah. Sehingga pelajaran IPA dan untuk mendeskripsikan
dalam pembelajaran, etnosains dapat implementasi pembelajaran tematik berbasis
diintegrasikan dalam berbagai model etnosains di MI
pembelajaran, diantaranya yaitu model
pembelajaran discovery learning, problem METODE PENELITIAN
based learning (PBL), project based Desain penelitian ini adalah desain
learning (PjBL), pendekatan penelitian deskriptif kualitatif yang
konstruktivisme, pembelajaran kontekstual, diarahkan untuk menganalisis penerapan
dan lain-lain. model pembelajaran berbasis Etnosains
Penerapan pebelajaran etnosains tidak yang dilakukan oleh guru dalam mata
hanya hanya sesuai dengan perkembangan pelajaran IPA yang menggunakan
zaman dan kaidah kurikulum pendidikan pembelajaran tematik di sekolahnya.
yang saat ini dianut oleh bangsa Indonesia, Penelitian kualitatif ini lebih menekankan
akan tetapi juga bertujuan untuk pada pemaparan deskriptif yang
menanamkan sikap cinta terhadap budaya ditunjukkan untuk mendeskripsikan atau
dan bangsanya, meningkatkan pengetahuan menggambarkan fenomena yang ada, baik
dan pemahaman peserta didik terhadap fenomena yang bersifat ilmiah ataupun
budaya dan potensi yang dimiliki oleh rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji
daerahnya. Hal ini berguna untuk bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
mengatasi kesulitan peserta didik dalam hubungan, kesamaan dan perbedaannya
menyerap pelajaran yang bersifat abstrak dengan fenomena lain (Sukmadinata,
dengan menyediakan pengalaman belajar 2007:72) Dalam penelitian kualitatif
yang melibatkan peserta didik secara peneliti hadir secara langsung ke lapangan
kompleks sesuai dunia nyata (kontekstual) dengan tujuan memperoleh data yang
AL-MUJAHIDAH | Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 317
Vol. 03, No. 01, April 2022 p-ISSN: 2774-3314, e-ISSN: 2775-0841

akurat. berbasis etnosains di MI NW Lenek, MI


Subjek dalam penelitian ini adalah NW Lendang Kantong, dan MI NW Lenek
MI NW Lenek, MI NW Lendang Kantong, Lauk hanya diterapkan pada materi tertentu
MI NW Lenek Lauk. keseluruhan sekolah yang dapat dintegrasikan dengan
tersebut berada di Kecamatan Lenek pendekatan etnosains, misalnya mengenai
Kabupaten Lombok Timur yang memiliki permainan tradisional, alat transportasi
hetrogenitas dan lingkungan belajar yang tradisional, produksi lokal daerah setempat,
berbeda, namun budaya lokal yang makanan lokal, dan warisan budaya.
ditanamkan adalah budaya lokal lenek. Hal Berdasarkan hasil penelitian di MI
tersebut menjadi pertimbangkan dalam NW Lenek, MI NW Lendang Kantong, dan
menentukan sampel penelitian sebagai MI NW Lenek Lauk, menunjukkan bahwa
tempat uji coba nanti dalam pelaksanaan pembelajaran guru
Sampel penelitian ini adalah guru secara tidak sadar telah menerapkan
kelas 4 dan kelas 5 di dalam tiga Mi yang pendekatan etnosains. Namun pada
berada di Kecamatan Lenek sample diambil perencanaannya, guru belum merencanakan
dengan menggunakan teknik purposive secara terperinci, atau dapat dikatakan
sampling yaitu teknik pengambilan sumber bahwa guru secara tidak sadar
data dengan pertimbangan tertentu memunculkan nilai kearifan lokal dalam
(Sugiyono, 2018 : 85). Metode wawancara, pembelajaran melalui kegiatan outdoor
observasi, dan dokumentasi merupakan atau kunjungan ke goa kreo, pembuatan
teknik pengumpulan data yang digunakan bakmi jawa, pembuatan jamu, permainan
oleh peneliti. Validasi data menggunakan tradisional dan alat transportasi tradisional.
triangulasi sumber dan teknik. Dalam perencanaan pembelajaran
Sedangkan Teknik analisis data yaitu setiap minggu guru membuat Rencana
dengan pengumpulan, reduksi, penyajian, Pelaksanaan Pembelajaran yang mengulas
dan penarikan kesimpulan data. tentang perencanaan pembelajaran yang
akan di lakukan, seperti yang terlihat dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN RPP pembelajran kelas IV MI NW Lenek
Dalam penelitian ini terdapat enam dalam tema 7 “Indahnya Kergaman di
narasumber yang terdiri dari masing - Negeriku” yang membahas mengenai
masing satu guru kelas IV di MI NW pembelajaran dengan menampilkan
Lenek, MI NW Lendang Kantong, MI NW beberapa keragaman budaya yang ada di
Lenek Lauk dan masing – masing satu guru Indonesia yaitu kebiasaan dan cara hidup
kelas V di MI NW Lenek, MI NW Lendang yang berbeda seprti penggunaan
Kantong, dan MI NW Lenek Lauk. Peneliti transportasi tradisional, berupa andong
menggunakan sejumlah metode seperti untuk memahami macam – macam gaya
wawancara, observasi dan pengamatan dan keterkaitannya dengan aktivitas yang
untuk mendapatkan data – data penelitian. memerlukan gaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Hal lain dilakukan MI NW
implementasi pembelajaran IPA dalam Lendang Kantong dan MI NW Lenek Lauk
tematik berbasis etnosains diterapkan dimana guru mengajak siswa untuk
melalui 3 proses yaitu perencanaan, mengunjungi rumah adat lenek, maka
pelaksanaan, dan evaluasi. secara eksplisit guru telah mengajarkan
Perencanaan pembelajaran berbasis tentang konsep ekosistem dan peserta didik
Etnosains Perencanaan pembelajaran dapat memahami konsep ekosistem dalam
AL-MUJAHIDAH | Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 318
Vol. 03, No. 01, April 2022 p-ISSN: 2774-3314, e-ISSN: 2775-0841

tema lima “ekosistem”. ada pada tema 1 dan 7, sedangkan pada


Penerapan pembelajaran diatas kelas 5 ada pada tema 5, 6, dan 9.
dapat dihubungkan dengan pendapat Berdasarkan hasil wawancara yang
Kartono and Bujang (dalam puspitasari dilakukan oleh guru di tiga MI yang
dkk, 2019 : 28) yang menyatakan bahwa menjadi tempat penelitian menyebutkan
pendidikan dapat dikembangkan dengan bahwa implementasi kearifan lokal dapat
bertumpu pada keunikan dan keunggulan dilakukan secara terbuka dengan cara
suatu daerah, termasuk budaya dan disisipkan ke dalam tema-tema, atau juga
teknologi lokal (tradisional). Pembelajaran dapat dikemas dalam bentuk pesan
yang mengimplementasikan tradisi budaya tersembunyi (hidden curriculum) yaitu
lokal mampu menghantarkan peserta didik dengan penanaman norma, kebiasaan baik,
untuk mencintai daerah dan bangsanya. dan prinsip bersosial.
Peserta didik dapat mengali langsung Selainitu dalam mengimplementasi-
pengetahuan pada praktisi budaya setempat. kan pembelajaran tematik berbasis
Implementasi Pembelajaran Tematik etnosains perlu memperhatikan pemilihan
Berbasis Etnosains. Pendekatan etnosains sumber belajar. beberapa sumber belajar
dalam pembelajaran dapat dilakukan yang efektif digunakan dalam pembelajaran
dengan mengintegrasikan antara materi IPA, antara lain lingkungan sekitar,
pembelajaran dengan lingkungan. literatur, audio visual, dan internet.
Berdasarkan temuan di lapangan, Guru dapat membuat suatu sumber
Penerapan pembelajaran tematik berbasis belajar berupa media, seperti video, modul,
etnosains di MI NW Lenek, MI NW dan lainnya untuk mempermudah
Lendang Kantong, dan MI NW Lenek Lauk pelaksaanaan pembelajaran tematik berbasis
yaitu melalui pembuatan bakmi jawa dan etnosains. Selain itu, guru dapat
pembuatan jamu, mengunjungi rumah adat memanfaatkan berbagai literatur serta
lenek, melakukan permaian tradisional, dan internet untuk membantu proses
mengamati lingkungan sekitar. pembelajaran.
Beberapa contoh implementasi Berdasarkan hasil wawancara dan
pemetaan materi IPA dalam pembelajaran dokumentasi didapatkan bahwa ada
Tematik yang menggunakan model sebagian besar guru cenderung
pembelajaran berbasis etnosains. memanfaatkan buku teks sebagai satu-
satunya sumber belajar. Oleh sebab itu,
Table 01. guru harus mengembangkan dan merancang
Pemetaan materi IPA dalam Pembelajaran sumber belajar secara sistematis
Tematik kelas 4 dan 5
berdasarkan kebutuhan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan dan
juga berdasarkan pada karakteristik para
siswa yang akan mengikuti kegiatan
pembelajaran tersebut.
Menurut widyaningrum (2018:31)
Sumber belajar adalah hal yang dapat
digunakan untuk membantu seorang guru
Berdasarkan Tabel 1. Dapat dalam belajar, mengajar dan menampilkan
dijelaskan bahwa pemetaan materi kelas 4 kompetensinya. Pada kenyataan di
lapangan, belum banyak variasi sumber
AL-MUJAHIDAH | Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 319
Vol. 03, No. 01, April 2022 p-ISSN: 2774-3314, e-ISSN: 2775-0841

belajar yang dimanfaatkan secara optimal. pada aspek aktivitas dan hasil belajar
Sebagian besar guru cenderung kognitif siswa.
memanfaatkan buku teks sebagai satu- Untuk mencapai tujuan pembelajaran
satunya sumber belajar. Oleh sebab itu, biasanya diadakan pertemuan rutin MI Se-
guru harus mengembangkan dan merancang Kecamatan Lenek, Evaluasi rutin ini biasa
sumber belajar secara sistematis disebut dengan KKG guru yang
berdasarkan kebutuhan kegiatan dilaksanakan setiap sebulan sekali, momen
pembelajaran yang akan dilaksanakan dan ini menjadi wadah bagi guru untuk
juga berdasarkan pada karakteristik para menuangkan segala keluhan, kekurangan,
siswa yang akan mengikuti kegiatan kebutuhan, maupun himbauan yang dapat
pembelajaran tersebut. meningkatkan kualitas pembelajaran di
Selain pemilihan sumber belajar, hal sekolah. KKG dijadikan sebagai ajang
yang tidak kalah penting adalah pemilihan diskusi pendidik dalam menangani suatu
metode dalam pembelajaran. Berdasarkan masalah yang mungkin tidak dapat
hasil wawancara didapatkan bahwa dipecahkan atau diselesaikan secara
biasanya guru-guru di MI mengajar dengan individu. Selain itu, kegiatan ini bertujuan
metode ceramah bervariasi dan penugasan. untuk menguatkan karakter pendidik guna
Namun, sebenarnya ada beberapa metode meningkatkan kompetensi bersama.
lain yang dapat digunakan untuk Penerapan etnosains di Kecamatan
mendukung pembelajaran tematik berbasis Lenek merupakan suatu langkah yang dapat
etnosains, antara lain adalah observasi, dibahas, dievaluasi dan di laksanakan dalam
demonstrasi, diskusi, proyek, eksperimen, pembelajaran di MI, khususnya Kecamatan
dan karya wisata. Lenek. Karena dengan penerapan Etnosains
Setelah guru menentukan kearifan peserta didik akan lebih mudah memahami
lokal yang akan ditanamkan, maka guru matari yang berangkat dari kehidupan sehari
dapat memilih salah satu atau beberapa cara – hari siswa dan budaya yang ada di Lenek.
mengintegrasikan kearifan lokal tersebut. Keberhasilan pembelajaran tidak hanya
Cara tersebut antara lain melalui strategi diukur dengan nilai akademik saja,
pembelajaran, metode pembelajaan, media melainkan juga didukung oleh sikap dan
pembelajaran, bahan ajar ataupun evaluasi ketrampilan siswa. Proses penilaian
pembelajaran pembelajaran IPA berbasis etnosains
Pemilihan kearifan lokal dalam mata menggunakan penilaian otentik untuk
pelajaran IPA sebagai tema utama mengukur hasil belajar yaitu penilaian
dikarenakan tema tersebut berhubungan erat pengetahuan atau kognitif, penilaian sikap
dengan kehidupan sehari-hari dan dapat atau afektif, dan penilaian psikomotor
menanamkan nilai-nilai karakter pada atau keterampilan sesuai dengan standar
siswa. Selain itu, implementasi model evaluasi dalam kurikulum 2013.
pembelajaran yang tepat pastinya akan
berpengaruh pada peningkatan kualitas SIMPULAN
pembelajaran di sekolah. Berdasarkan hasil analisis data dan
Hal tersebut sesuai dengan penelitian pembahasan, dapat disimpulkan sebagai
Atmojoyo (2012: 5) yang mengemukakan berikut: 1) Perencanaan Penerapan model
bahwa pembelajaran IPA terpadu pembelajaran berbasis etnosains di MI
berpendekatan etnosains terbukti efektif Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok
mampu memperbaiki kualitas pembelajaran Timur masih belum terencana, namun pihak
AL-MUJAHIDAH | Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 320
Vol. 03, No. 01, April 2022 p-ISSN: 2774-3314, e-ISSN: 2775-0841

sekolah secara tidak sadar telah menerapkan curriculla. Palatine. Illinois: IRI/
etnosains, penerapan model pembelajaran Skylight Publishing, Inc
berbasis etnosains sudah berjalan dengan Joseph, M.R. (2010). Ethnoscience and
baik hal ini dibuktikan dengan guru mampu Problems of Method in the Social
menentukan kearifan lokal dan memilah Scientific Study of Religion.
materi yang akan diintegrasikan dalam mata Oxfordjournals. 39(3): 241-249.
pelajaran IPA dalam pembelajaran tematik Mayasari , T. (Juli 2017, Juli 15). Integrasi
berbasis kearifan lokal. Dan dalam proses budaya Indonesia dengan pendidikan
evaluasi terdapat evaluasi sesuai dengan sains . Seminar Nasional Pendidikan
standar evaluasi dalam kurikulum 2013 Fisika III 2017 "Etnosains dan
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik Peranannya Dalam Menguatkan
2) Penggunaan Sumber belajar kurang Karakter Bangsa" Program Studi
maksimal, seharusnya dalam pembelajaran Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas
etnosains guru dapat memanfaatkan sumber PGRI Madiun
belajar lainnya, seperti lingkungan sekitar, Ningrum , P. (2018). Etnosains, Kearifan
video, dan internet. 3) Guru harus bisa Lokal, dan Budaya dalam
menggunakan berbagai macam metode Pembelajaran Sains. Semarang: Radar
seperti observasi, demonstrasi, diskusi, semarang.
proyek, eksperimen, dan karya wisata. 4) Parmin (2017). Ethnosains (Semarang:
diharapkan semua MI yang berada di Swadaya Manunggal)
Kecamatan Semarang Timur mampu Pertiwi , U. D., & Firdausi , U. Y. (2019).
menerapkan etnosains dalam pembelajaran, Upaya Meningkatkan Literasi Sains
karenadengan menggunakan model Melalui Pembelajaran Etnosains .
pembelajaran berbasis etnosains peserta Indonesian Journal of Natural Science
didik akan lebih mudah memahami materi Education (IJNSE).
karena diangkat dari kehidupan sehari–hari Prastowo, A. 2014. Pemenuhan Kebutuhan
siswa, sehingga hasil pembelajaran tematik Psikologis Peserta Didik SD/MI
di MI khususnya Kecamatan Lenek melalui Pembelajaran Teamtik
Kabupaten Lombok Timur akan meningkat. Terpadu. Jurnal Pendidikan Sekolah
Dasar.
REFRENSI Puspasari dkk. (2019). Implementasi
Aji , S. D. (2017 , Juli 15). Etnosains dalam Etnosains dalam Pembelajaran IPA di
membentuk kemampuan berpikir SD Muhammadiyah Alam Surya
kritis dan kerja ilmiah siswa. Seminar Mentari Surakarta. Science Education
Nasional Pendidikan Fisika III 2017 Journal (SEJ)
Program Studi Pendidikan Fisika, Rahayu, U., Yumiati, Paulina Pannen. 2006.
FKIP, Universitas PGRI Madiun: 7 – Instructional Quality Improvement in
11. Science Though The Implementation
Atmojo. (2012). Profesi Profil Keterampilan Of Culture-Based Teaching Strateg,
Proses Sains dan Apresiasi Siswa presented at the 10th International
Terhadap Pengrajin Tempe Dalam Conference Learning Together for
Pembelajaran IPA Berpendekatan Tomorrow: Education for Sustainable
Etnosains. Jurnal Pendidikan IPA Develompemnt, Bangkok Thailand
Indonesia 1 (2) 115-12. Shidiq , A. S. (2016, Mei 14). Pembelajran
Fogarty, R. (1991). How to integrate the Sains Kimia Berbasis Etnosains untuk
AL-MUJAHIDAH | Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 321
Vol. 03, No. 01, April 2022 p-ISSN: 2774-3314, e-ISSN: 2775-0841

Meningkatkan Minat & Prestasi pendidikan karakter siswa sekolah


Belajar Siswa. Seminar Nasional dasar. Jurnal Pendidikan dan
Kimia & Pendidikan Kimia VIII (SN Pembelajaran Sekolah Dasar
KPK UNS).
Sukmadinata, N.S. 2007. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suastra, 2010. Model Pembelajaran Sains
Berbasis Budaya Lokal Untuk
Mengembangkan Kompetensi Dasar
Sains dan Nilai Kearifan Lokal di
SMP. Universitas Pendidikan
Ganesha.
Sudarmin (2015). Pendidikan Karakter,
Etnosains Dan Kearifan Lokal:
KONSEP Dan Penerapannya hearts
Penelitian Dan Pembelajaran Sains [
Pendidikan Karakter, etnosains dan
Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi
dalam Penelitian dan Ilmu Pendidikan
Karakter Pendidikan: Etnosains dan
Kearifan Lokal], and others (ed.)
(Semarang: CV. Swadaya
Manunggal)
Sugiyono . (2018). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfbeta Wahyu, Yuliana
(2017). Pembelajaran Berbasis
Etnosains Sekolah Dasar. Jurnal
Inovasi Pendidikan Dasar.
Wati, S.Y. (2014). Pengembangan
kurikulum 2013 melalui pendidikan
multikultural di sekolah menengah
pertama negeri 13. Skripsi S-1 UIN
Sunan Ampel Surabaya.
Widyaningrum, Ratna. (2018). Analisis
Kebutuhan Pengembangan Model
Pembelajaran Berbasis Etnosains
Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Ipa Dan Menanamkan
Nilai Kearifan Lokal Siswa Sekolah
Dasar. Widya Wacana Vol. 13 Nomor
2.
Yuliana, Ivo. (2017) Pembelajaran berbasis
etnosains dalam mewujudkan
AL-MUJAHIDAH | Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 322

Anda mungkin juga menyukai