Anda di halaman 1dari 15

Identifikasi Kearifan Lokal Suku Sungkai sebagai

Sumber Belajar IPA SMP

Ani Maharia, Berti Yolida, Rini Rita T. Marpaung

Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Lampung


Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandarlampung
e-mail: ani.maharia@gmail.com/ Telp. +6283160564062

Received : July 16, 2018 Accepted: July 28, 2018 Online Published: Juli 31, 2018

Abstract : Identification Local Wisdom of the Sungkai Tribe as a Source of


Learning for Science in Junior High School. This study aims to identify the
Sungkai tribe local wisdom that can be used as a source learning. The design
used was descriptive design. The sample selection used purposive sampling
technique. The research data were obtained from questionnaires, interviews, and
documentation. The data of this study were analyzed and interpreted into
percentage descriptive criteria. The results showed that 11 local wisdoms of
Sungkai tribe could be used as learning sources. The local wisdom was bertangus
and the use of crab carcasses (KD class VII), regional dances, medicinal plants
(rambutan’s leave, jatropha’s secretion, duku’s leave, water of rice), musical
instruments (KD class VIII), and seeds kuwalu, gula durian and jeghuk belimbing
(KD class IX). In conclusion, 11 local knowledge can be identified which can be
used as a source for science in junior high school.

Keywords : basic competence, local wisdom, source learning.

Abstrak : Identifikasi Kearifan Lokal Suku Sungkai sebagai Sumber Belajar


IPA SMP. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kearifan lokal suku
Sungkai yang dapat digunakan sumber belajar IPA SMP. Desain yang digunakan
adalah desain deskriptif. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampl-
ing. Data penelitian diperoleh melalui angket, wawancara, dan dokumentasi. Data-
data penelitian ini dianalisis dan diinterpretasikan kedalam kriteria deskriptif per-
sentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 11 kearifan lokal suku
Sungkai dapat dijadikan sumber belajar. Kearifan lokal tersebut adalah bertangus,
bangkai kepiting (KD kelas VII), tarian daerah, tanaman obat (daun rambutan, getah
jarak pagar, daun duku, air beras), alat musik (KD kelas VIII), serta bibit padi kuwalu,
gula durian dan jeghuk belimbing (KD kelas IX). Kesimpulannya, telah diidentifikasi
11 kearifan lokal yang dapat dijadikan sumber belajar IPA SMP.

Kata kunci : kearifan lokal, kompetensi dasar, sumber belajar.


PENDAHULUAN

Pengintegrasian berbagai kon- merupakan dampak-dampak dari de-


sep dalam matapelajaran IPA meng- gradasi moral. Fenomena-fenomena
gunakan pendekatan trans-disciplin- ini terjadi karena siswa tidak me-
arity. Konsep-konsep disiplin ilmu miliki kemampuan untuk menjaga
(fisika, kimia, biologi) berbaur dan dan melestarikan kearifan lokal se-
terkait dengan permasalahan yang di- hingga dibutuhkan peran guru untuk
jumpai di sekitarnya sehingga pem- memfasilitasi kegiatan belajar de-
belajaran menjadi kontekstual (Ke- ngan merancang pembelajaran yang
menterian Pendidikan dan Kebuda- dapat meminimalisir degradasi nilai
yaan, 2016: 7). Pembelajaran kon- budaya.
tekstual adalah pembelajaran yang Hal lainnya yang mendasari pe-
mengaitkan materi dengan konteks nelitian ini adalah dampak perkem-
kehidupan sehari-hari melalui ling- bangan era globalisasi yang semakin
kungan, sumber daya alam, dan bu- pesat. Globalisasi yang masuk ke In-
daya (Setiawati, 2013 : 199). donesia telah menggeser nilai-nilai
Kearifan lokal merupakan salah budaya lokal. Generasi penerus khu-
satu sumber belajar yang perlu di- susnya siswa yang sedang tergiur dan
gunakan untuk mewujudkan pem- menikmati berbagai hasil teknologi
belajaran kontekstual. Siswa dapat dan budaya modern yang masuk
mengkaji dan menelaah kearifan lo- melalui arus globalisasi akan mem-
kal yang ada secara ilmiah sehingga buat siswa semaking terasing dengan
kesadaran untuk menjaga dan me- budaya dan pandangan hidup yang
lestarikan lingkungannya akan tum- ada di lingkungan sekitarnya. Selain
buh seiring dengan materi pembe- itu, guru matapelajaran IPA SMP
lajaran IPA yang diterimanya (Ah- daerah Sungkai juga hanya meng-
madi, Sofyan, dan Tatik, 2012:154). gunakan buku teks pelajaran dari pe-
Selain itu, pengayaan nilai-nilai ke- merintah sehingga informasi yang di-
arifan lokal dalam pembelajaran me- muat dalam buku teks tersebut
ngakibatkan siswa lebih mudah me- meliputi permasalahan, contoh-con-
ngembangkan ide dan menambah ke- toh benda, hewan, tumbuhan, atau
bermaknaan sebab menghadirkan kebiasaan adat yang umum di In-
permasalahan kontekstual (Parmin, donesia. Hal ini tentunya akan me-
2014: 278-282). ngakibatkan siswa semakin terasing
Kearifan lokal yang menjadi dari nilai dan budaya lokal di sekitar
pandangan hidup suatu masyarakat tempat tinggalnya. Jika hal ini terus
tentunya mengandung nilai dan ka- berlanjut maka kearifan lokal daerah
rakter. Rendahnya pengetahuan dan Sungkai akan kehilangan eksis-
penggunaan kearifan lokal dalam ke- tensinya sebagai suatu nilai dan pan-
hidupan sehari-hari akan mengakibat dangan hidup dalam bermasyarakat.
degradasi moral sehingga banyak Dengan demikian, perlu dilakukan
menimbulkan permasalah sosial atau upaya pengenalan maupun pelestari-
kejahatan lainnya. Fenomena yang an kearifan lokal melalui pembelajar-
saat ini melirik kehidupan siswa ter- an.
masuk siswa di Lampung seperti Pembelajaran IPA menuntut se-
konvoi, tawuran, merokok, narkoba, orang guru untuk mampu mengajak
pornografi bahkan menikah muda siswa agar dapat memanfaatkan alam
sekitar sebagai sumber belajar yang membentuk gagasan ilmiah dari pe-
nyata dan tidak pernah habis (Jalinus ngalaman dan pengetahuan mereka.
dan Ambiyar, 2016: 141). Hal senada Pembelajaran dengan cara ini men-
yang diungkapkan oleh Mumpuni, jadikan pembelajaran IPA relevan
Susilo, dan Rochman (2014: 825- dengan kebutuhan sosial, ekonomi,
829) bahwa pengintegrasian materi teknologi, yang sangat penting bagi
pembelajaran sesuai isu-isu ling- kehidupan (Sungkharat, Doungchan,
kungan sekitar dan metode pem- dan Tongchiou, 2010:115). Selain
belajaran yang bervariasi dapat me- itu, Effendi (2011: 164) menyatakan
mudahkan siswa dalam menye- bahwa nilai budaya lokal khususnya
lesaikan permasalahan lingkungan kearifan lingkungan sangat penting
dan membentuk karakter peduli ter- untuk menjadikan pembelajaran se-
hadap lingkungan sekitar. makin bermakna. Hal itu dapat di-
Kearifan lokal merupakan ke- wujudkan dengan melakukan kajian
cerdasan manusia yang di peroleh nilai lokal mana saja yang layak di-
melalui pengalaman mereka dan be- jadikan sumber belajar sekaligus
lum tentu dialami oleh masyarakat mengkaji pengaruh sumber belajar
yang lain. Pengalaman-pengalaman tersebut terhadap peningkatan kua-
ini muncul dalam bentuk pandangan litas hasil belajar.
hidup, ilmu pengetahuan serta ber- Kearifan lokal perlu diintegra-
bagai strategi kehidupan yang ber- sikan dalam pembelajaran IPA agar
wujud aktivitas yang dilakukan oleh kearifan lokal tidak terkikis oleh arus
masyarakat lokal dalam menjawab globalisasi. Menurut Pieter (2014:
berbagai masalah demi pemenuhan 11), guru yang tidak menggunakan
kebutuhan mereka (Rahyono, 2009: kearifan lokal dalam pembelajaran
7). Kearifan lokal mengandung ni- akan menyebabkan siswa semakin
lai-nilai yang dapat dijadikan sebagai terasing dari budaya lokal. Selain itu,
sarana pembangun karakter bangsa Fajarini (2014: 123) menyatakan
karena dapat bertahan terhadap ben- bahwa kearifan lokal hanya akan
turan budaya luar dan dapat ber- abadi jika kearifan lokal terimple-
kembang untuk masa-masa yang mentasikan dalam kehidupan kon-
akan datang (Yunus, 2014 : 37). Se- kret sehari-hari sehingga mampu me-
lain itu, Masniladevi dan Yelsa respon dan menjawab perkembangan
(2016: 32) bahwa membudayakan zaman yang telah berubah. Pendapat
kearifan lokal sebagai sumber belajar lain yang diungkapkan oleh Sularso
dalam pendidikan dasar menjadi sa- (2016: 78) bahwa upaya menggali
lah satu alternatif dalam mewujudkan potensi kearifan lokal merupakan ba-
peran pendidikan dasar serta mem- gian dari upaya membangun identitas
bangun kemandirian bangsa pada era dan karater siswa berbasis budaya.
modernisasi ini. Upaya tersebut dilakukan dengan ca-
Pengintegrasian kearifan lokal ra mengidentifikasi kearifan lokal
dalam pembelajaran memungkinkan terlebih dahulu selanjutnya me-
siswa untuk memperoleh pengetahu- rumuskannya secara terstruktur ke-
an konseptualnya. Hal ini memung- mudian disampaikan kepada siswa
kinkan siswa untuk belajar IPA dari secara langsung melalui pem-
sumber belajar lokal, kegiatan bu- belajaran.
daya, nilai-nilai lokal, dan berbagai Penggunaan kearifan lokal da-
pengetahuan cendekiawan desa yang lam pembelajaran IPA meningkatkan
hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil gunaannya dalam pembelajaran. Se-
penelitian Saputra, Wahyuni, dan lain itu, wawancara juga dilakukan
Handayani (2016: 188), penggunaan kepada masyarakat tentang kearifan
bahan ajar IPA berbasis kearifan lo- lokal suku sungkai.
kal daerah pesisir Puger pada pokok Tahapan pelaksanaan peneliti-
bahasan sistem transportasi di SMP an, yaitu: melakukan wawancara lan-
mengakibatkan hasil belajar siswa jutan kepada masyarakat mengenai
tuntas secara classical dan sikap kearifan lokal yang dikenal pada su-
peduli lingkungan siswa mengalami ku sungkai, mengidentifikasi kom-
peningkatan dari kategori kurang petensi dasar IPA SMP kelas VII,
menjadi baik. Penelitian lain yang di- VII, dan IX sesuai kearifan lokal
lakukan oleh Azizahwati, dkk (2015: yang telah diidentifikasi. Seanjutnya,
73) menunjukkan bahwa pencapaian guru mengidentifikasi kesesuaian ke-
hasil belajar siswa setelah mengikuti arifan lokal dalam setiap KD yang
proses pembelajaran dengan meng- disusun melalui angket dan di-
gunakan perangkat pembelajaran perkuat dengan wawancara. Selain
berorientasi kearifan lokal meng- itu, kegiatan identifikasi pengetahuan
alami peningkatan. siswa tentang kearifan lokal suku
Penelitian ini bertujuan untuk Sungkai dilakukan melalui angket
mengidentifikasi kearifan lokal suku tertutup. Langkah selanjutnya adalah
sungkai yang sesuai KD dan dapat melakukan identifikasi kearifan lokal
dijadikan sumber belajar IPA SMP. yang sesuai kompetensi dasar dan
dapat dijadikan sumber belajar IPA
SMP melalui analisis data wawan-
METODE cara, angket, dan dokumentasi.
Teknik pengambilan data dalam
Data dalam penelitian ini me-
penelitian ini menggunakan ins-
rupakan data kualitatif dangan sum-
trumen triangulasi yaitu angket, wa-
ber data primer. Subjek penelitian
wancara, dan dokumentasi. Wawan-
adalah sebanyak 9 orang guru IPA di
cara yang dilakukan termasuk wa-
SMP daerah Sungkai yang dicuplik
wancara tidak terstruktur. Wawan-
melalui teknik purposive sampling.
cara dalam penelitian ini dilakukan
Penelitian menerapkan metode des-
kepada masyarakat dan guru. Angket
kriptif dengan menganalisis kearifan
yang digunakan ialah angket semi
lokal yang diidentifikasi oleh guru .
tertutup dan angket tertutup. Angket
Prosedur penelitian ini dila-
tertutup terdiri dari angket tertutup
kukan dalam dua tahapan yaitu: pra-
tanggapan guru dan angket tertutup
penelitian dan pelaksanaan pene-
tanggapan siswa sedangkan angket
litian. Kegiatan yang dilaksanakan
semitertutup hanya diperuntukkan
pada prapenelitian adalah mengun-
bagi guru. Angket semiterturup berisi
jungi sekolah-sekolah yang menjadi
penilaian guru untuk mengiden-
target penelitian, menentukan jumlah
tifikasi kesesuaian kearifan lokal de-
guru IPA SMP yang menjadi subjek
ngan kompetensi dasar. Angket ter-
penelitian, menentukan jumlah siswa
tutup tanggapan guru digunakan un-
kelas IX dengan teknik clustered
tuk mengukur penilaian guru me-
random sampling. Selanjutnya, me-
ngenai hasil identifikasi kearifan lo-
lakukan wawancara kepada guru IPA
kal dengan kompetensi dasar. Angket
SMP tentang pengetahuan kearifan
tertutup tanggapan siswa digunakan
lokal suku sungkai dan peng-
untuk mengidentifikasi pengetahuan tanggapan guru (STS bernilai 1, TS
siswa tentang kearifan lokal se- bernilai 2, KS bernilai 3, S bernilai 4,
tempat. Dokumentasi yang dimak- SS bernilai 5), angket tertutup tang-
sud berupa foto-foto kegiatan pene- gapan siswa (“ya” bernilai 1, “tidak”
litian dan kearifan lokal yang dite- bernilai 0). Selanjutnya, dilakukan
mukan. penghitungan skor dan persentase
Angket semitertutup tang- rata-rata unruk setiap aspek meng-
gapan guru menggunakan alternatif gunakan teknik analisis deskriptif
jawaban “sesuai” dan “tidak sesuai” persentase. Langkah berikutnya ialah
namun memiliki alasan pemilihan menginterpretasikan hasil perhitung-
jawaban tersebut. Pilihan jawaban an dalam bentuk persentase ke dalam
tersebut mengacu pada skala Gutt- kriteria deskriptif persentase, menaf-
man. Angket tertutup tanggapan gu- sirkannya menggunakan kalimat
ru yang menggunakan rentang ja- yang bersifat kualitatif lalu me-
waban yaitu SS (Sangat Setuju), S lakukan tabulasi data pada angket
(Setuju), KS (Kurang Setuju), TS tertutup untuk memberi persentase
(Tidak Setuju) dan STS (Sangat dan kriteria persentase pada masing-
Tidak Setuju). Pilihan jawaban ter- masing jawaban. Data dokumentasi
sebut mengacu pada skala Likert. Se- digunakan untuk memperkuat ke-
lain itu, terdapat pula angket tertutup beradaan kearifan lokal yang di-
tanggapan siswa yang menggunakan identifkasi.
rentang jawaban “ya” dan “tidak”.
Pilihan jawaban tersebut mengacu
pada skala Guttman. HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik analisis data yang di-
gunakan pada penelitian ini adalah Penelitian ini telah berhasil
teknik analisis kualitatif. Data wa- mengumpulkan data yaitu: 1) ke-
wancara masyarakat dan guru di- arifan lokal yang dikenal pada suku
analisis menggunakan teknik cross- Sungkai, 2) kearifan lokal yang se-
check kemudian disajikan dalam suai dengan kompetensi dasar IPA
bentuk transkrip untuk memperkuat SMP dan dapat dijadikan sebagai
data angket. Analisis data angket sumber belajar. Hasil analisis data
mula-mula dengan memberikan skor wawancara masyarakat diperoleh se-
untuk angket semitertutup tanggap- banyak 16 kearifan lokal yang di-
an guru (“sesuai” bernilai 1, “tidak kenal pada suku Sungkai, secara
sesuai” bernilai 0), angket tertutup deskriptif disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil identifikasi kearifan lokal suku sungkai Kabupaten Lampung Utara

No. Kearifan Lokal Kompetensi Dasar


1 Sangsang bumi digunakan untuk Kelas VII, KD 3.1 Menerapkan konsep pengukuran
menentukan waktu tanam. berbagai besaran dengan menggunakan satuan
standar (baku).
2 Bertangus (kegiatan menutupi tubuh dengan Kelas VII, KD 3.4
terpal atau tikar dibawah teriknya matahari Menganalisis konsep suhu, pemuaian, kalor,
untuk mengeluarkan keringat). perpindahan kalor, dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari termasuk mekanisme menjaga
kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan.
3 Bangkai kepiting diletakkan di atas Kelas VII, KD 3.7
tunggul kayu untuk dijadikan perangkap Menganalisis interaksi antara mahluk hidup dan
pembasmian walang sangit. lingkungannya serta dinamika populasi akibat
interaksi tersebut.
Lanjutan Tabel 1.

No. Kearifan Lokal Kompetensi Dasar


4 Tarian khas suku Sungkai adalah tari Kelas VIII, KD 3.1
canggot muli meghanai, tari nguruk Menganalisis gerak pada mahluk hidup, sistem gerak
diwai, tari melakau, tari mesabai, tari pada manusia, dan upaya menjaga kesehatan sistem
pepadun dan tari beghadu bicagha. gerak.
Tarian ini menggerakkan kaki dan tangan
dalam pelaksaan tariannya.
5 Simpai menggunakan kayu rindu mali dan Kelas VIII, KD 3.1
sereh mengobati patah tulang. Menganalisis gerak pada mahluk hidup, sistem gerak
pada manusia, dan upaya menjaga kesehatan sistem
gerak.
6 Getah jarak pagar digunakan untuk Kelas VIII, KD 3.5
mengobati sariawan. Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan
memahami gangguan yang berhubungan dengan
sistem pencernaan, serta upaya menjaga kesehatan
sistem pencernaan.
7 Daun rambutan digunakan untuk Kelas VIII, KD 3.7
mengobati hipertensi. Menganalisis sistem peredaran darah pada manusia
dan memahami gangguan yang berhubungan dengan
sistem peredaran darah, serta upaya menjaga
kesehatan sistem peredaran darah.
8 Daun sungkai digunakan untuk Kelas VIII, KD 3.7
mengobati anemia. Menganalisis sistem peredaran darah pada manusia
dan memahami gangguan yang berhubungan dengan
sistem peredaran darah, serta upaya menjaga
kesehatan sistem peredaran darah.
9 Air tebu hitam digunakan untuk Kelas VIII, KD 3.9
mengobati batuk pada orang dewasa. Menganalisis sistem pernapasan pada manusia dan
memahami gangguan yang berhubungan dengan
sistem pernapasan, serta upaya menjaga kesehatan
sistem pernapasan.
10 Daun duku digunakan untuk mengobati Kelas VIII, KD 3.10
jerawat. Menganalisis sistem ekskresi pada manusia dan
memahami gangguan yang berhubungan dengan
sistem ekskresi, serta upaya menjaga kesehatan
sistem ekskresi.
11 Air cucian beras dan kunyit digunakan Kelas VIII, KD 3.10
untuk mengobati biang keringat. Menganalisis sistem ekskresi pada manusia dan
memahami gangguan yang berhubungan dengan
sistem ekskresi, serta upaya menjaga kesehatan
sistem ekskresi.
12 Piyul, gong dan kolintang merupakan alat Kelas VIII, KD 3.11
musik khas daerah Sungkai. Menganalisis konsep getaran, gelombang, dan bunyi
dalam kehidupan sehari-hari termasuk sistem
pendengaran manusia dan sistem sonar pada hewan.
13 Bibit padi yang akan ditanam tidak boleh Kelas IX, KD 3.2
menggunakan bibit kuwalu (bibit yang Menganalisis sistem perkembangbiakan pada tumbuhan
sudah lebih dari 1 tahun setelah masa dan hewan serta penerapan teknologi pada sistem
panen) karena akan menyebabkan padi reproduksi tumbuhan dan hewan.
yang ditanam tidak berbuah.
14 Gula durian dibuat dari daging durian Kelas IX, KD 3.7
yang dicampur dengan gula dan disimpan Menerapkan konsep bioteknologi dan perannya
dalam wadah tertutup selama 4-6 hari. dalam kehidupan manusia.
15 Jeghuk belimbing dibuat dari belimbing Kelas IX, KD 3.7
wuluh yang direbus dan dicampur sedikit Menerapkan konsep bioteknologi dan perannya
garam kemudian disimpan dalam wadah dalam kehidupan manusia.
tertutup selama 10-15 hari.
16 Pembakaran lahan (nyuwah) sampai Kelas IX, KD 3.9
pohon atau rumput dan tanah tersebut Menghubungkan sifat fisika dan kimia tanah, organisme
terbakar sehingga akan meningkatkan yang hidup dalam tanah, dengan pentingnya tanah untuk
humus. keberlanjutan kehidupan.
Pada Tabel 1 diketahui bahwa erah Sungkai. Kearifan lokal untuk
terdapat 16 kearifan lokal yang telah KD kelas IX sebanyak 4 jenis yaitu:
didentifikasi berdasarkan keterkait- bibit padi kuwalu, produk bioteknologi
annya dengan kompetensi dasar IPA (gula durian, jeghuk belimbing) dan
di SMP. Kearifan lokal untuk KD nyuwah.
kelas VII sebanyak 3 jenis yaitu: sang- Guru selanjutnya melakukan
sang bumi, bertangus, dan peng- identifikasi terhadap kesesuaian ke-
gunaan bangkai kepiting. Kearifan arifan lokal yang telah diidentifikasi
lokal untuk KD kelas VIII berjumlah 9 tersebut dengan kompetensi dasar
bentuk yaitu: tarian daerah Sungkai, yang telah disusun. Hasil identifikasi
tanaman obat (kayu rindu mali, getah kearifan lokal yang sesuai dengan
jarak pagar, daun rambutan, daun KD dan dapat dijadikan sebagai sum-
sungkai, tebu hitam, daun duku, dan ber belajar, secara deskriptif di-
air cucian beras), serta alat musik da- sajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil identifikasi kearifan lokal yang sesuai dengan kompetensi dasar IPA SMP dan dapat
dijadikan sebagai sumber belajar

No. Kearifan Lokal Kompetensi Dasar


1 Bertangus (kegiatan menutupi tubuh dengan Kelas VII, KD 3.4
terpal atau tikar dibawah teriknya matahari Menganalisis konsep suhu, pemuaian, kalor,
untuk mengeluarkan keringat). perpindahan kalor, dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari termasuk mekanisme
menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan
hewan.
2 Bangkai kepiting diletakkan di atas tunggul Kelas VII, KD 3.7
kayu untuk dijadikan perangkap Menganalisis interaksi antara mahluk hidup dan
pembasmian walang sangit. lingkungannya serta dinamika populasi akibat
interaksi tersebut.
3 Tarian khas suku Sungkai (tari canggot Kelas VIII, KD 3.1
muli meghanai, tari nguruk diwai, tari Menganalisis gerak pada mahluk hidup, sistem
melakau, tari pepadun dan tari beghadu gerak pada manusia, dan upaya menjaga kesehatan
bicagha).Tarian ini menggerakkan kaki dan sistem gerak.
tangan dalam pelaksaan tariannya.
4 Getah jarak pagar digunakan untuk Kelas VIII, KD 3.5
mengobati sariawan. Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan
memahami gangguan yang berhubungan dengan
sistem pencernaan, serta upaya menjaga kesehatan
sistem pencernaan.
5 Daun rambutan digunakan untuk mengobati Kelas VIII, KD 3.7
hipertensi. Menganalisis sistem peredaran darah pada manusia
dan memahami gangguan yang berhubungan
dengan sistem peredaran darah, serta upaya
menjaga kesehatan sistem peredaran darah.
6 Daun duku digunakan untuk mengobati Kelas VIII, KD 3.10
jerawat. Menganalisis sistem ekskresi pada manusia dan
memahami gangguan yang berhubungan dengan
sistem ekskresi, serta upaya menjaga kesehatan
sistem ekskresi.
7 Air cucian beras dan kunyit digunakan Kelas VIII, KD 3.10
untuk mengobati biang keringat. Menganalisis sistem ekskresi pada manusia dan
memahami gangguan yang berhubungan dengan
sistem ekskresi, serta upaya menjaga kesehatan
sistem ekskresi.
8 Piyul, gong dan kolintang merupakan alat Kelas VIII, KD 3.11
musik khas daerah Sungkai. Menganalisis konsep getaran, gelombang, dan
bunyi dalam kehidupan sehari-hari termasuk sistem
pendengaran manusia dan sistem sonar pada
hewan.
Lanjutan Tabel 2.

No. Kearifan Lokal Kompetensi Dasar


9 Bibit padi yang akan ditanam tidak boleh Kelas IX, KD 3.2
menggunakan bibit kuwalu (bibit yang Menganalisis sistem perkembangbiakan pada
sudah lebih dari 1 tahun setelah masa tumbuhan dan hewan serta penerapan teknologi pada
panen) karena akan menyebabkan padi sistem reproduksi tumbuhan dan hewan.
yang ditanam tidak berbuah.
10 Gula durian dibuat dari daging durian yang Kelas IX, KD 3.7
dicampur dengan gula dan disimpan dalam Menerapkan konsep bioteknologi dan perannya
wadah tertutup selama 4-6 hari. dalam kehidupan manusia.
11 Jeghuk belimbing dibuat dari belimbing Kelas IX, KD 3.7
wuluh yang direbus, diberi sedikit garam Menerapkan konsep bioteknologi dan perannya
dan disimpan dalam wadah tertutup selama dalam kehidupan manusia.
10-15 hari.

Pada Tabel 2 diketahui bahwa KD 3.4 karena sesuai dengan salah sa-
kearifan lokal yang sesuai dengan tu indikator KD 3.4 yaitu penerapan
kompetensi dasar IPA SMP dan da- perpindahan kalor dalam kehidupan
pat dijadikan sebagai sumber belajar sehari-hari, dimana saat tubuh ditutupi
adalah sebanyak 11 kearifan lokal. oleh terpal dan berada dibawah terik-
Penentuan sesuai atau tidak se- nya matahari maka suhu udara di da-
suainya suatu kearifan lokal yang di- lam terpal meningkat sehingga suhu
identifikasi didasarkan pada hasil tubuh ikut meningkat yang meng-
analisis data angket guru melalui kri- akibatkan tubuh mengeluarkan ke-
teria deskriptif persentase, wa- ringat. Suhu udara tersebut meningkat
wancara guru, dokumentasi, dan ka- karena energi panas matahari ber-
jian literatur. pindah ke terpal atau tikar.
Kearifan lokal untuk KD kelas Penggunaan bangkai kepiting
VII yang dapat digunakan sebagai dijadikan sebagai perangkap pem-
sumber belajar IPA SMP yaitu: ber- basmian walang sangit dinyatakan se-
tangus dan penggunaan bangkai ke- suai dengan KD 3.7 kelas VII karena
piting. Kearifan lokal untuk KD kelas sesuai dengan salah satu indikator KD
VIII yang dapat digunakan sebagai tersebut yaitu dinamika populasi
sumber belajar IPA SMP yaitu: tarian akibat interaksi antara mahluk hidup,
daerah Sungkai, tanaman obat (daun dimana dampak dari penggunaan
rambutan, getah jarak pagar, daun du- bangkai kepiting sebagai perangkap
ku, air cucian beras), alat musik daerah pembasmi walang sangit ini adalah
Sungkai. Kearifan lokal untuk KD ke- menurunnya populasi walang sangit
las IX yang dapat digunakan sebagai tersebut. Hal ini diperkuat oleh pen-
sumber belajar IPA SMP yaitu: an- dapat Ziptani (2018: 31) bahwa pada
juran tidak menggunakan bibit padi dasarnya walang sangit tertarik pada
kuwalu, serta produk bioteknologi se- bau yang menyengat seperti bangkai
derhana (gula durian dan jeghuk be- kepiting atau bangkai keong. Walang
limbing). sangit akan mendekati bau busuk ter-
Bertangus merupakan kegiatan sebut sehingga terjebak perangkap ke-
menutupi seluruh bagian tubuh dengan mudian dapat dimusnahkan.
terpal atau tikar kemudian berjemur di- Sangsang bumi merupakan seje-
bawah teriknya matahari sehingga nis sawang yang berada dipermukaan
tubuh mengeluarkan banyak keringat. tanah dan menjadi penanda bahwa
Bertangus dinyatakan sesuai dengan akan terjadi musim hujan sehingga
memasuki waktu tanam. Sangsang bu- asanya akan terasa panas di daerah
mi oleh peneliti dinyatakan sesuai de- sekitar patah tulang. Kearifan lokal ini
ngan salah satu indikator KD 3.1 yaitu oleh peneliti diidentifikasi memiliki
alat ukur tak baku. Akan tetapi, 6 guru kesesuaian dengan KD 3.1 kelas ka-
IPA menyatakan bahwa sangsang bu- rena berkaitan dengan salah satu in-
mi tidak dapat dikategorikan sebagai dikator KD 3.1 yaitu upaya menjaga
alat ukur tak baku karena sangsang kesehatan sistem gerak melalui peng-
bumi tidak memiliki satuan. Peng- gunaan simpai kayu rindu mali. Akan
gunaan sangsang bumi hanya sebagai tetapi, guru menyatakan bahwa hal ini
pertanda akan terjadi musim hujan sudah jarang dipakai oleh masyarakat
apabila ditemukan sangsang bumi di karena kayu rindu mali sudah jarang
suatu bagian lahan. Selain itu, kearifan ditemukan di daerah Sungkai. Ke-
lo-kal ini juga tidak kontekstual untuk arifan lokal ini juga tidak kontekstual
siswa sebab sulit ditemukan karena untuk bisa dipelajari oleh siswa sebab
hanya ada pada masa-masa tertentu sulit diindra dan dijelaskan secara il-
saja dan tidak menentu lahan yang miah. Selain itu, literatur yang men-
akan ditutupi sawang. Hal ini senada dukung kearifan lokal ini belum di-
dengan pendapat Sujarwanto dan Putra temukan sehingga kebenarannya be-
(2016: 82) bahwa pengukuran meru- lum dapat dibuktikan secara ilmiah.
pakan kegiatan membandingkan suatu Getah jarak pagar yang di-
besaran yang diukur dengan alat ukur gunakan sebagai obat sariawan di-
yang digunakan sebagai pembanding. nyatakan sesuai dengan KD 3.5 kelas
Tarian khas suku Sungkai me- VIII karena sesuai dengan salah satu
liputi tari canggot muli meghanai, tari indikator KD tersebut yaitu upaya
nguruk diwai, tari melakau, tari me- menjaga kesehatan sistem pencernaan.
sabai, tari pepadun dan tari beghadu Sariawan yang ditetesi getah jarak pa-
bicagha. Kearifan lokal ini dinyatakan gar akan memutih dan keesokan hari-
sesuai dengan KD 3.1 kelas VIII ka- nya akan menciut yang menandakan
rena sesuai dengan salah satu indikator sariawan akan segera sembuh. Hal ini
KD tersebut yaitu sistem gerak pada diperkuat oleh pendapat Fathan (2014:
manusia. Gerakan tarian khas suku 3) bahwa getah jarak pagar mengan-
Sungkai memfungsikan anggota gerak dung tanin yang berfungsi sebagai
pada manusia seperti kaki, tangan, ser- antiseptik yang dapat menghambat ke-
ta jari-jari tangan. Hal ini dipertegas rusakan jaringan yang diakibatkan
oleh pendapat Irawan (2013: 2) bahwa oleh Candida albicans. Zat paling
kemampuan melakukan gerakan tubuh utama yang dapat menghambat per-
pada manusia didukung adanya sis- tumbuhan Candida albicans adalah
tem gerak yang merupakan hasil kerja- tanin.
sama yang serasi antar organ sistem Penggunaan daun rambutan
gerak, seperti rangka (tulang), per- sebagai obat hipertensi oleh peneliti
sendian, dan otot. diidentifikasi sesuai dengan KD 3.7
Simpai atau sangkal putung kelas VIII karena sesuai dengan salah
menggunakan kayu rindu mali di- satu indikator KD 3.7 yaitu upaya
gunakan untuk mengobati patah tulang menjaga kesehatan sistem peredaran
karena kayu rindu mali dipercaya me- darah. Responden (guru) juga me-
miliki sensasi yang dingin sehingga nyatakan bahwa daun rambutan dapat
mempercepat proses penyembuhan pa- digunakan sebagai obat hipertensi ka-
tah tulang setelah proses urut yang bi- rena mengandung zat antioksidan yang
tinggi. Hal ini diperkuat oleh pendapat berfungsi sebagai antimikrobial dan
Sadino (2017:16) bahwa daun ram- anti baketeri sehingga dapat diman-
butan mempunyai senyawa metabolit faatkan sebagai perawatan kecantikan
sekunder seperti saponin, terpenoid, seperti jerawat.
flavonoid, fenolik, dan tanin. Kan- Penggunaan air tebu hitam se-
dungan flavonoid yang tinggi pada bagai obat batuk pada orang dewasa
daun rambutan mampu menangkal oleh peneliti diidentifikasi memiliki
radikal bebas yang terbentuk di dalam kesesuaian dengan KD 3.9 kelas VIII
darah dan melebarkan pembuluh darah karena sesuai dengan salah satu in-
sehingga peredaran darah berjalan de- dikator pada KD 3.9 yaitu upaya men-
ngan baik. jaga kesehatan sistem pernapasan se-
Penggunaan daun sungkai sebagai perti batuk. Akan tetapi, National Cen-
obat anemia oleh peneliti diidentifikasi ter for Scientific Reseach Havana
memiliki kesesuaian dengan KD 3.7 Kuba dikutip dalam Fama (2017: 146)
kelas VIII karena sesuai dengan salah menyatakan bahwa kandungan se-
satu indikator KD 3.7 yaitu upaya nyawa octacosanol pada tebu hitam
menjaga kesehatan sistem peredaran mampu menurunkan dan mengontrol
darah melalui penggunaan daun Sung- kadar gula dalam darah. Berdasarkan
kai. Akan tetapi, 5 guru IPA SMP me- literatur tersebut maka kearifan lokal
nyatakan daun sungkai dapat di- penggunaan air tebu hitam sebagai
gunakan sebagai obat herbal untuk da- obat diabetes sesuai dengan KD 3.7
pat meningkatkan kesuburan rahim kelas VIII yaitu menganalisis sistem
wanita, 3 guru SMP lainnya me- peredaran darah pada manusia dan
nyatakan tidak mengetahui kegunaan memahami gangguan yang ber-
daun tanaman ini, dan hanya 1 orang hubungan dengan sistem peredaran
guru yang menyatakan kebenaran darah, serta upaya menjaga kesehatan
penggunaan daun Sungkai sebagai sistem peredaran darah. Penggunaan
obat anemia namun guru tersebut tidak air tebu hitam sebagai obat batuk bu-
dapat memberikan alasan ilmiah ten- kan termasuk kearifan lokal yang da-
tang penggunaan kearifan lokal ini. pat dijadikan sumber belajar.
Selain itu, tidak ditemukan literatur Penggunaan air cucian beras
yang mendukung kedua pernyataan ini yang dicampur kunyit sebagai obat bi-
(daun Sungkai sebagai obat anemia ang keringat dinyatakan sesuai dengan
atau daun sungkai sebagai penyubur KD 3.10 kelas VIII karena sesuai de-
kandungan) sehingga daun sungkai ngan salah satu indikator KD tersebut
bukan termasuk kearifan lokal yang yaitu upaya menjaga kesehatan sistem
dapat dijadikan sebagai sumber belajar ekskresi pada kulit seperti biang ke-
IPA SMP. ringat. Hal ini sesuai dengan pendapat
Penggunaan daun duku sebagai Nisa (2017: 3) menyatakan bahwa air
obat jerawat dinyatakan sesuai dengan cucian beras mengandung antioksidan
kompetensi dasar 3.10 kelas karena se- yang melindungi kulit dari polutan,
suai dengan salah satu indikator KD asam amino yang menjaga pH kulit
tersebut yaitu upaya menjaga kesehat- stabil, dan inositol yang membantu
an sistem ekskresi pada kulit seperti pembentukan sel dan memperlambat
jerawat. Hal ini diperkuat oleh pen- penuan dini sehingga kulit menjadi
dapat Hanum dan Kasiamdari (2013: bersih, halus, dan sehat.
85) bahwa daun duku mengandung Alat musik khas Sungkai seperti
senyawa onoceroid triterpenes yang piyul, gong, dan kolintang sesuai de-
ngan KD 3.11 kelas VIII karena ber- kesesuaian dengan salah satu indikator
kaitan dengan salah satu indikator KD KD tersebut yaitu peran konsep bio-
3.11 yaitu gelombang dan bunyi da- teknologi dalam kehidupan sehari ka-
lam penerapan kehidupan sehari-hari. rena merupakan jenis fermentasi. Gula
Piyul (sejenis gitar yang berukuran le- durian terbuat dari daging durian yang
bih kecil daripada gitar pada umumnya dicampur dengan gula kemudian di-
digunakan dengan cara digesek), gong simpan dalam wadah tertutup selama
(alat yang biasanya dipakai saat acara 6-15 hari. Penelitian mengenai jamur
adat, terbuat dari kuningan, digunakan yang berperan dalam proses pem-
dengan cara dipukul dan berukuran buatan gula durian ini belum ditemu-
lebih besar daripada kolintang), dan kan sehingga tidak ada literatur yang
kolintang (alat yang biasanya dipakai mendukung kearifan lokal ini. Akan
saat acara adat, terbuat dari kuningan, tetapi, proses pembuatan gula durian
digunakan dengan cara dipukul, ber- sama halnya seperti proses pembuatan
ukuran lebih kecil daripada gong). Hal tempoyak, perbedaannya adalah gula
ini sesuai dengan pendapat Rachmat durian menggunakan banyak gula se-
(2017:68) bahwa alat musik me- dangkan tempoyak menggunakan ba-
rupakan sumber bunyi (benda yang nyak garam. Berdasarkan hal tersebut
menghasilkan bunyi). Alat musik me- maka kearifan lokal ini dapat dijadikan
manfaatkan peristiwa resonansi untuk sumber belajar IPA SMP namun sulit
dapat berbunyi. Resonansi yaitu peris- diamati dan dipelajari oleh siswa SMP.
tiwa ikut bergetarnya suatu benda ka- Jeghuk belimbing terbuat dari
rena pengaruh getaran benda lain. belimbing wuluh yang direbus ke-
Bibit padi kuwalu merupakan bi- mudian dicampur garam dan disimpan
bit padi yang masa penyimpanannya dalam wadah tertutup selama 10-15
sudah lebih dari 1 tahun pasca panen hari. Penelitian mengenai jamur yang
dan tidak dianjurkan untuk ditanam berperan dalam proses pembuatan je-
karena padi tersebut tidak akan tum- ghuk belimbing ini belum ditemukan
buh atau berbuah. Bibit padi kuwalu sehingga tidak ada literatur yang men-
diidentifikasi sesuai dengan KD 3.2 dukung kearifan lokal ini. Pembuatan
kelas IX karena sesuai dengan salah jeghuk belimbing belum dilakukan pe-
satu indikator KD tersebut yaitu sistem nelitian tentang mikrobia yang terlibat
perkembangbiakan tumbuhan, dimana dalam proses pembuatannya namun
saat padi tidak tumbuh atau berbuah pembuatannya harus menggunakan air
yang diakibatkan oleh organ pertum- bersih agar tidak busuk. Hal ini sesuai
buhannya telah rusak. Hal ini diper- dengan pendapat Suseno, Maryandini,
kuat oleh hasil penelitian Unit Pe- dan Sunarti (2016: 111) bahwa peng-
ngelola Benih Padi (2009: 5) bahwa gunaan air bersih dalam pembuatan
masa kadaluarsa benih padi paling la- sagu asam menekan pertumbuhan
ma 1 tahun setelah disimpan karena mikrobia khususnya bakteri patogen.
selama proses penyimpanan maka be- Kearifan lokal ini dapat dijadikan
nih akan mengalami deteriorasi yang sumber belajar IPA SMP meskipun
menyebabkan penurunan mutu benih. sulit diamati dan dipelajari oleh siswa
Akan tetapi, kearifan lokal ini tidak SMP.
kontekstual dipelajari oleh siswa ka- Nyuwah merupakan kegiatan
rena sulit diamati dan dipelajari. pembakaran lahan sampai rumput, po-
Gula durian dinyatakan sesuai hon, ataupun tanah terbakar dengan
dengan KD 3.7 kelas IX karena ber- sempurna sehingga meningkatkan hu-
mus oleh peneliti diidentifikasi ke- bahwa adanya sumber belajar yang se-
sesuaian dengan dengan KD 3.9 kelas suai dengan kurikulum yang berlaku
IX karena sesuai dengan salah satu dapat membantu siswa dalam mem-
indikator KD tersebut yaitu sifat fisika peroleh pengetahuan lain yang tidak
tanah dan organisme yang hidup da- hanya didapat dari guru sehingga sis-
lam tanah. Masyarakat berkeyakinan wa dapat memperoleh kemudahan
bahwa membakar lahan (nyuwah) da- dalam mempelajari setiap kompetensi
pat meningkatkan humus sehingga ta- yang harus dikuasainya.
nah menjadi subur. Akan tetapi, Ad-
nyana (2011: 132) menyatakan bahwa
kegiatan membakar lahan tidak akan SIMPULAN
menyuburkan tanah melainkan mem-
Simpulan dalam penelitian ini
buat unsur hara lenyap dengan mudah
sebagai berikut: 1) sebanyak 16 ke-
melalui aliran air dan udara. Ber-
arifan lokal suku Sungkai yang ber-
dasarkan literatur ini maka nyuwah
potensi dijadikan sebagai sumber be-
bukan termasuk kearifan lokal yang
lajar IPA SMP berbasis kearifan lo-
dapat dijadikan sebagai sumber belajar
kal; 2) sebanyak 11 kearifan lokal
IPA SMP.
suku Sungkai yang berkesesuaian de-
Penelitian mengenai identifikasi
ngan kompetensi dasar IPA SMP dan
kearifan lokal ini mengkaji beberapa
dapat dijadikan sebagai sumber be-
jenis kearifan lokal namun hanya
lajar IPA SMP.
kearifan lokal yang dinyatakan layak
atau sesuai saja yang dapat dijadikan
sebagai sumber belajar. Hasil pene-
DAFTAR RUJUKAN
litian ini diperkuat oleh pendapat
Effendi (2011: 164) menyatakan bah-
wa nilai budaya lokal sangat penting Adnyana, I. M. 2011. Peningkatan
untuk menjadikan pembelajaran se- Produktivitas Tanah dalam
makin bermakna dengan melakukan meningkatkan Produktivitas
kajian nilai lokal mana saja yang layak Lahan Pertanian Secara Ber-
dijadikan sebagai sumber belajar. kelanjutan. Jurnal Bumi Les-
Sumber belajar berbasis kearifan tari, 11 (1): 131-137.
lokal yang dihasilkan melalui peneliti- (Online), (http://balittanah.lit-
an ini merupakan salah satu upaya un- bang.pertanian.go.id/, diakses
tuk memfasilitasi pembelajaran IPA pada 27 Mei 2018).
dan telah disesuaikan dengan kuri-
kulum 2013 revisi (kurikulum yang Ahmadi, I. K., Sofyan, dan Tatik.
sedang berlaku). Pembelajaran IPA 2011. Strategi Pembelajaran
sesuai standar proses pendidikan dasar Sekolah Terpadu. Jakarta:
dan menengah pada kurikulum 2013 Prestasi Pustakaraya.
revisi menekankan pada pembelajaran
kontekstual, pembelajaran yang me- Ahmadi, I. K., Sofyan, dan Tatik.
nerapkan nilai-nilai di masyarakat, be- 2012. Mengembangkan Pen-
lajar berbasis aneka sumber belajar, didikan Berbasis Keunggul-
dan pembelajaran dengan prinsip siapa an.Jakarta: Prestasi Pustaka-
saja adalah guru. Hal ini dipertegas raya.
oleh pen-dapat Ahmadi, Sofyan, dan
Tatik (2011: 208-209) menyatakan Azizahwati, D. 2015. Pengembangan
Modul Pembelajaran Fisika (Online), (http://download.
SMA Berbasis Kearifan Lokal portalgaruda.org/article.,
untuk Meningkatkan Hasil diakses 20 Mei 2018).
Belajar Siswa. Makalah di-
sajikan dalam Prosiding Per- Irawan, A.B. 2013. Pembelajaran
temuan Ilmiah XXIX HFI Biologi mengenai Sistem
Jateng & DIY. Universitas Rangka Manusia. Makalah
Negeri Yogyakarta, Yogya- disajikan dalam Seminar Ri-
karta. (Online), (http:// ppjp. set Unggulan Nasional Infor-
unlam.ac.id/journals/, diakses matika dan Komputer FTI
17 Mei 2018). UNSA 2013. Universitas Su-
rakarta. Surakarta.
Effendi, A. 2011. Implementasi Ke-
arifan Lingkungan dalam Bu- Jalinus, N. dan Ambiyar. 2016.
daya Masyarakat Kampung Media dan Sumber Pembela-
Kuta sebagai Sumber Pem- jaran. Jakarta: Penerbit Ken-
belajaran IPS. Jurnal Edisi cana.
Khusus, 5 (2): 164-177.
(Online), (http:// jurnal. Kementrian Pendidikan dan Kebuda-
upi.edu/file, diakses pada 2 yaan. 2016 Permendikbud
Maret 2018). Nomor 22 Tahun 2016 Ten-
tang Standar Proses Pen-
Fajarini, U. 2014. Peranan Kearifan didikan Dasar dan Mene-
Lokal dalam Pendidikan Ka- ngah. Jakarta: Menteri Pen-
rakter. Sosio Didaktika, 1 (2): didikan dan Kebudayaan Re-
121-130. publik Indonesia.

Fama, D. 2017. Pengaruh Pemberian Masniladevi dan Y. Helsa. 2016. Ke-


Air Tebu Hitam terhadap Ka- arifan Lokal Minangkabau se-
dar Low-Density Lipoprotein bagai Sumber Belajar Mate-
(LDL). Jurnal FARMATERA, matika dalam Pendidikan Da-
2 (3): 146-152. sar. Jurnal Pendidikan dan
Pengembangan, 2 (3): 1-8.
Fathan. N. Z. 2014. Pengaruh Kon- (Online), (http://ejournal.unp.
sentrasi Getah Batang Jarak ac.id/index.php/, diakses pada
Pagar (Jatropha curcas L.) 10 April 2018).
terhadap Candida albicans
secara In Vitro. Skripsi. Mumpuni, H. Susilo, dan F. Roch-
Skripsi tidak diterbitkan. Su- man. 2014. Potensi Tumbuh-
rakarta: Universitas Muhama- an Lokal sebagai Sumber Be-
diyah Surakarta. lajar Biologi. Makalah disa-
jikan dalam Seminar Nasional
Hanum, L. dan R. Kasiamdari. 2013. XI Pendidikan Biologi FKIP
Tumbuhan Duku: Senyawa UNS. Universitas Sebelas
Bioaktif, Aktivitas Farmako- Maret, Surakarta. (Online),
logis, dan Prospeknya dalam (https://www.neliti.com/id,
Bidang Kesehatan. Jurnal diakses pada 15 Maret 2018).
Biologi Papua, 5 (2): 84-93.
Nisa, K. 2017. Manfaat Air Cucian Setiawati, G. A. D. 2013. Pemanfa-
Beras (Leri) untuk Kesehatan atan Subak dalam Pembela-
Kulit. Jurnal Kesehatan Ling- jaran IPA (Upaya Mewujud-
kungan, 3 (10): 1-9. kan Pembelajaran IPA yang
Mendukung Implementasi
Parmin. 2014. Potensi Kearifan Lo- Kurikulum 2013). Makalah
kal dalam Pembelajaran IPA disajikan dalam Seminar Na-
di SMP. Makalah disajikan sional FMIPA UNDIKSHA
dalam Seminar Nasional III Tahun 2013. Universits
Konservasi dan Pemanfaatan Pendidikan Ganesha, Bali.
Sumber Daya Alam 2014.
Universitas Sebelas Maret, Sujarwanto dan I. Putra. 2016. Ba-
Surakarta. (Online), (http:// han Ajar Alat Ukur dan Pe-
jurnal.fkip.uns.ac.id/index, ngukuran Fisika Berbasis In-
diakses pada 25 April 2018. kuiri Terbimbing. Jurnal
Pendidikan Sains, 4 (3): 81-
Pieter, J. 2014. Pembelajaran IPA 89. (Online), (http:// journal.
Berbasis Kearifan Lokal se- um.ac.id/index.php/, diakses
bagai Solusi Pengajaran IPA pada 10 Mei 2018).
di Daerah Pedalaman Pro-
vinsi Papua. Jurnal MAPEN- Sularso. 2016. Revitalisasi Kearifan
DIK, 4 (1): 1-13. Lokal dalam Pendidikan Da-
sar. JPSD : Jurnal Pendi-
Rachmat. 2017. Bunyi, Eksperimen dikan Sekolah Dasar, 2 (1):
Sains. Jakarta: PT. Grasindo. 73-79. (Online), (http://jour-
nal.uad.ac.id/indexphp/JPSD,
Rahyono, F.X. 2009. Kearifan Buda- diakses pada 12 April 2018.
ya dalam Kata. Jakarta: Pe-
nerbit Wedatama Widyasas- Sungkharat, U., P. Doungchan, dan
tra. C. Tongchiou. 2010. Local
Wisdom: The Development
Sadino, A. 2017. Aktivitas Farma- Of Community Culture and
kologis, Senyawa Aktif, dan Production Processes in Thai-
Mekanisme Kerja Rambutan land. International Business
(Nephelium lappaceum). Far- and Economics Research
maka Journal, 15 (3): 16-26. Journal, 9 (11): 115-120.
(Online), (http://jurnal.unpad. (Online),(https://www.resea-
ac.id/farmaka/article/, diakses rchgate.net/, diakses pada 12
pada 8 Mei 2018). April 2018).

Saputra, S. Wahyuni, dan Handa- Suseno, D. Meryandini, dan T. Suna-


yani. 2016. Pengembangan. arti. 2016. Kinerja Fermentasi
Modul IPA Berbasis Kearifan Sagu Asam menggunakan
Lokal Daerah Pesisir Puger Starter Cair dan Padat dari
pada Pokok Bahasan Sistem Isolat Bakteri Asam Laktat
Transportasi di SMP. Jurnal Indigenous. Jurnal Teknologi
Pembelajaran Fisika, 5 (2): Industri Pertanian, 26 (1):
182–189. 111-124. (Online), (http://
journal.ipb.ac.id/index.php/, (Studi Empiris tentang Hu-
diakses pada 22 Mei 2018). yula). Yogyakarta: Deepub-
lish. (Online), (http:// pener-
Unit Pengelola Benih Padi. 2009. bitbukudeepublish.com/,
Komparasi Analisis Kelayak- diakses pada 12 April 2018).
an Usaha Tani Penangkaran
Benih Padi. Jakarta: Menteri Ziptani, A. 2018. Cara Pengendalian
Pertanian Republik Indonesia. dan Pembasmian Hama Wa-
lang Sangit pada Tanaman
Yunus, R. 2014. Nilai-Nilai Kearifan Padi oleh Petani di Keca-
Lokal (Local Genius) sebagai matan Masara. Jurnal Pene-
Penguat Karakter Bangsa litian Industri, 3 (1): 31-36.

Anda mungkin juga menyukai