Anda di halaman 1dari 21

1

MAKALAH

ILMU KEBUMIAN

“Gempa Bumi”

Disusun Oleh:

1. Thoriq Hasan Adikalan (170210104001)


2. Rizki Intan Rahmawati (170210104016)
3. Nia Savira Febrianti (170210104018)
4. Qothrun Nada F. Y. (170210104020)
5. Endah Suliasti Ningsih (170210104027)

Kelas : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat, Hidayah dan
Inayah-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah tentang “Gempa
Bumi” ini dengan lancar.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Kebumian dan untuk menambah pengetahuan kami tentang model-model
pembelajaran. Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dengan
tinjauan pustaka dari berbagai sumber. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
peranan pihak lain sehingga kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan, kami menyadari bahwa masih banyak


kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Jember, 01 November 2018

Penyusun

ii
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................. 1
1.4 Manfaat........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1 Pengertian........................................................................................................ 3
2.2 Macam-Macam Gempa Bumi......................................................................... 3
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Gempa Bumi..................................................... 5
2.4 Proses Terjadinya Gempa Bumi..................................................................... 6
2.5 Jalur Gempa Bumi di Indonesia...................................................................... 8
2.6 Dampak Gempa............................................................................................... 9
2.7 Penanggulangan Pasca Gempa........................................................................ 12
BAB III PENUTUP........................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 14
3.2 Saran................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

iii
1

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah merupakan lokasi pertemuan rangkaian sirkum
mediterania dan sirkum pasifik, dengan proses pembentukan gunung yang
masih aktif, karenanya gempa bumi banyak terjadi di indonesia.
Gempa bumi adalah sentakan asli yang berasal dari dalam bumi
yang merambat melalui permukaan bumi dan menembus bumi. Gempa
bumi biasanya disebabkan oleh pergeseran kerak bumi atau lempeng bumi.
Meskipun bumi kita berbentuk padat, nyatanya bagian dalam bumi
bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan karena pergeseran sudah
terlalu besar dan tidak dapat ditahan.
Gempa bumi sering mengakibatkan korban jiwa berjatuhan, hal ini
dikarenakan salah satunya adalah kurangnya wawasan dan pengetahuan
masyarakat terhadap gempa dan bagaimana cara penanggulangannya. Oleh
karena itu kami menyusun makalah ini untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat maupun diri kami terhadap gempa, dan penanggulangannya
dengan baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa itu gempa bumi?
1.2.2 Apa saja macam macam gempa bumi?
1.2.3 Apa saja yang menjadi faktor penyebab terjadinya gempa bumi?
1.2.4 Bagimana proses terjadinya gempa?
1.2.5 Bagaimana jalur gempa bumi di indonesia?
1.2.6 Bagaimana dampak gempa terhadap kehidupan?
1.2.7 Bagaimana cara penanggulangan pasca gempa terjadi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk memahami istilah gempa itu sendiri.
1.3.2 Untuk mengetahui macam-macam gempa.
1.3.3 Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya gempa bumi.
2

1.3.4 Untuk mengetahui proses terjadinya gempa.


1.3.5 Untuk memahami jalur gempa bumi yang ada di Indonesia.
1.3.6 Untuk mengetahui dampak gempa terhadap kehidupan.
1.3.7 Untuk memahami cara penganggulangan pasca gempa.

1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk mengetahui istilah gempa.
1.4.2 Untuk mengetahui macam-macam gempa.
1.4.3 Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya gempa bumi.
1.4.4 Untuk mengetahui proses terjadinya gempa.
1.4.5 Untuk mengetahui jalur gempa bumi yang ada di Indonesia.
1.4.6 Untuk mengetahui dampak gempa bumi terhadap kehidupan.
1.4.7 Untuk memahami cara penanggulangan pasca gempa.
3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gempa Bumi


Gempa bumi adalah getaran yang dirasakan di permukaan bumi yang
disebabkan oleh gelombang seismic dari sumber gempa di dalam lapisan kulit
bumi. Gempa bumi juga memiliki arti getaran bumi atau getaran kulit bumi
yang bersumber dari lapisan kulit bumi (litosfer) bagian dalam, yang
kemudian merambat ke kulit bumi hingga ke permukaan bumi. Gempa bumi
adalah getaran bumi yang terjadi akibat pelepasan energi yang besar dan
secara mendadak (Sugiharyanto, 2007).
Gempa bumi adalah getaran asli dari dalam bumi, bersumber di dalam
bumi yang kemudian merambat ke permukaan bumi akibat rekahan bumi
pecah dan bergeser dengan keras (Nur, 2010).

2.2 Macam-Macam
Macam gempa bumi dibedakan berdasarkan penyebabnya, berdasarkan
lokasinya, berdasarkan gelombang. Gempa bumi berdasarkan lokasinya
dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Gempa bumi yang terjadi di darat. Gempa yang terjadi di darat
karena adanya patahan atau lipatan di darat, biasanya dapat
menghancurkan rumah bahkan gedung, tetapi tidak menyebabkan
tsunami.
b. Gempa bumi yang terjadi di laut. Gempa ini terjadi di laut akibat
adanya patahan atau lipatan di laut, gempa ini berpotensi
menciptakan tsunami, tergantung dari besar atau tidaknya SR atau
patahan, lipatannya.
Gempa bumi berdasarkan gelombang, gelombang ini berasal dari pusta
gempa yang disebut hiposentrum atau titik utama gempa yang sedang
terjadi. Gempa bumi berdasarkan gelombang dibagi menjadi dua yaitu :
4

a. Gempa berdasarkan gelombang primer. Gempa ini bersifat


merambat, disebut juga gempa permulaan, gelombang gempa berasal
dari pusat gempa dengan kecepatan hingga 14 km/ detik.
b. Gempa berdasarkan gelombang sekunder. Gempa yang diakibatkan
dari gempa gelombang primer, perbedaan dengan gempa gelombang
primer adalah pada gelombang sekunder memiliki kecepatan yang
lebih lambat, kecepatannya hanya sekitar 7 km/ detik.
Gempa bumi berdasarkan penyebabnya. Pada pembagian ini gempa bumi
yang dihasilkan dapat terjadi akibat kejadian alam atau kejadian yang
diciptakan oleh manusia. Gempa bumi ini dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Gempa Tektonik
Gempa yang terjadi akibat bergesernya lempeng lempeng
tektonik bumi, ketika lempeng lempeng bumi bersinggungan, terjadi
proses pergeseran dan patahan pada lapisan batuan di litosfer, maka
memiliki potensi menciptakan gempa bumi. Gempa ini selalu
mengakibatkan perpindahan tanah. Energi energi potensial yang
berada di daerah subduksi telah terkumpul sangat besar hingga
akhirnya melepaskan diri keluar, akibatnya akan terdorong dan
bergeser lapisan kulit bumi, terjadilah gempa tektonik
b. Gempa Vulkanik
Gempa yang terjadi ketika pra dan atau pasca letusan gunung
berapi. Letusan gunung berapi berasal dari tekanan panas di dapur
magma, mencari tekanan yang lebih rendah. Akibat rendahnya
tekanan tersebut sehingga menggerakkan lapisan bumi dan
menggetarkannya. Gunung yang mau meletus pasti akan
menghasilkan gempa bumi kecil hingga ketika meletus akan
menghasilkan getaran yang kuat.

c. Gempa Akibat Runtuhan


Gempa ini biasanya terjadi akibat adanya runtuhan dari goa
misalnya, serta terjadi karena akibat dari longsor, dan longsor bisa
5

terjadi akibat adanya gunung kapur yang runtuh. Jatuh nya batuan
batuan dan tanah ini menyebabkan getaran kecil pada kulit bumi.
Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada
daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat
lokal.

2.3 Faktor penyebab terjadinya


Banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya gempa. Dengan
faktor penyebab tersebut bergantung dari penyebabnya, seperti contoh gempa
vulkanik, gempa runtuhan, gempa tektonik.
a. Gempa vulkanik yang disebabkan oleh desakan magma yang naik ke
permukaan.
b. Gempa runtuhan biasanya disebabkan karena runtuhnya suatu gua yang
berada pada wilayah dengan kemiringan yang curam (Chellievan, 2018 :
6).
c. Gempa tektonik yang disebabkan oleh tabrakan atau tumbukan antar
lempeng satu dengan lempeng lainnya. Gempa ini biasanya disebut dengan
gempa dislokasi yang artinya pergeseran kulit bumi. Gempa bumi tektonik
ini erat kaitannya dengan teori tektonik lempeng bumi yang berisi tentang
pembentukan pegunungan yang pada umumnya diikuti dengan
pembentukan sesar-sesar yang baru. Apabila tegangan tersebut
menyebabkan sesar lama menjadi nonaktif maka akan aktif kembali
dengan adanya pergeseran yang jauh lebih besar sehngga terjadilah gempa
tektonik. Adapun karakteristik dari pergerakan sesar tersebut dibagi
menjadi 2 yaitu sesar mendatar (strike slip fault) dan sesat tidak mendatar
(dip slip).
1) Sesar mendatar merupakan sesar dengan arah gerak blok sesar
yang horizontal. Sesar mendatar dibagi lagi menjadi 2 yaitu
Righ lateral dan Left Lateral, dimana Righ Lateral ini
merupakan sesar yang bergerak searah dengan jarum jam,
6

sedangkan Left Lateral adalah gerakannya mendatar berlawanan


dengan jarum jam.
2) Sesar tidak mendatar adalah sesar dengan arah gerakan blok
secara vertikal atau miring. Sesar ini juga terbagi lagi menjadi 3
yaitu Normal Fault (sesar turun), Reserve Fault (sesar naik), dan
Oblique Fault (sesar yang memiliki gerak secara diagonal
karena adanya gabungan dari sesar horizontal dan sesar
vertikal).
Model dari pergerakan sesar dan karakteristik dari sesar penyebab gempa
bumi dapat diketahui dengan momen tersor gempa bumi yang digunakan
untuk menggambarkan arah gaya penyebab gempa bumi (Pratama, 2018:
19).

2.4 Proses Terjadinya Gempa Bumi


Umumnya, gempa bumi terjadi akibat dari aktivitas pergerakan lempeng
yang dapat menimbulkan/melepaskan gelombang seismic yang dipancarkan
oleh sumber energi elastic yang dilepaskan secara tiba-tiba. Gempa bumi itu
sendiri adalah berguncangnya suatu tempat di bumi yang disebabkan oleh
tumbukan antar-lempeng bumi (meskipun gempa bumi juga bisa terjadi akibat
patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan bebatuan dalam volume
sangat besar). Kekuatan gempa bumi yang diakibatkan oleh aktivitas gunung
api (gempa bumi vulkanik) dan runtuhan itu relatif tidak banyak, sehingga kita
akan memusatkan pembahasan ini hanya pada gempa bumi akibat tumbukan
antar-lempeng bumi dan patahan aktif, yang sering disebut gempa bumi
tektonik.
Proses Terjadinya Gempa terjadi pada saat batuan di kerak bumi
mengalami tekanan yang sangat hebat oleh pergerakan lempeng-lempeng yang
menjadi landasan benua. Sebagian besar terjadi ketika dua lempengan di kerak
bumi saling bergesekan. Lempengan yang dimaksud yaitu lempeng samudera
dan lempeng benua. Pergerakan lempeng samudera terjadi karena ada proses
naiknya magma ke permukaan (sea-floor spreading) secara terus menerus dari
7

dalam kulit bumi di zona pemekaran samudera. Proses ini mendorong


lempeng samudera yang mengapung pada lapisan yang bersifat padat tetapi
sangat panas dan dapat mengalir secara perlahan. Pada saat lempeng samudera
menyusup ke bawah lempeng benua terjadi gesekan yang menghambat proses
penyusupan (gambar 2.1). Pelambatan gerak penyusupan tersebut
menyebabkan adanya akumulasi energi di zona subduksi dan zona patahan.
Akibatnya, pada zona tersebut akan terjadi tekanan, tarikan, dan geseran.

Lempeng samudera yang rapat massa lebih besar ketika bertumbukan


dengan lempeng benua di area tumbukan (subduksi) akan bergerak menyusup
ke bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat
bergesekan dengan selubung bumi, yang lebih lanjut menyebabkan akumulasi
energi di area patahan dan area subduksi. Akibatnya, di sekitar area-area
tersebut terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Ketika batas elastisitas lempeng
terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi
secara tiba-tiba. Proses tersebut mengakibatkan getaran partikel ke segala
arah yang disebut sebagai gelombang gempa bumi (seismic waves). Di
sekitar daerah tumbukan lempeng-lempeng itulah gempa bumi bisa terjadi.
Pergerakan lempeng-lempeng di dunia memungkinkan adanya interaksi
antara lempeng yang satu dengan lainnya. Gempa terjadi bukan karena
tumbukan dua lempeng, seperti diibaratkan dua mobil saling bertabrakan
yang asalnya saling jauh kemudian bertabrakan (terjadi crash). Untuk zona
subduksi, gempa terjadi karena interaksi antar dua lempeng yang saling
8

menekan sehingga terakumulasi energi yang cukup besar. Gempa itu sendiri
terjadi karena kondisi batuan pada lempeng ataupun lithosfer patah. Mengapa
batuan dapat patah, mekanisme patahan yang terjadi dapat dijelaskan bahwa
dikarenakan batuan tadi mengalami tekanan ataupun tarikan secara terus
menerus, apabila elastisitas batuan sudah jenuh, maka batuan akan patah
untuk melepaskan energi dari tekanan dan tarikan tersebut. Saat menerima
tekanan, batuan akan terbengkokkan dan setelah melepaskan tekanannya
batuan akan kembali ke bentuk semula, ini dikenal dengan ‘Elastic Rebound
Theory’. Pelepaskan energi tekanan yang sudah tertumpuk ini terjadi selama
kurun waktu tertentu.

2.5 Jalur Gempa di Indonesia


Gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia merupakan gempa vulkanik,
ini dikarenakan Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang aktiv, akan
tetapi di Indonesia juga banyak terjadi gempa tektonik, ini dikarenakan di
Indonesia masih berlangsung proses pembentukan pegunungan baik itu
patahan atau lipatan, hal ini yang menyebabkan adanya peristiwa
pengangkatan dan penurunan pada lapisan kulit bumi.
Berdasarkan letak geografisnya Indonesia terletak di antara dua benua
yaitu benua Asia dan benua Australia, serta di antara dua samudra yaitu
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Dan secara geologis wilayah Indonesia
dilalui oleh dua jalur pegunungan mud dunia yaitu Pegunungan Mediterania di
sebelah barat dan pegunungan Sikrum pasifik di sebelah timur.
Indonesia merupakan bagian dari jalur The Pasific Ring of Fire (Cicin Api
Pasifik) yang merupakan jalur rangkaian gunung aktif di Dunia. Indonesia
terletak pada pertemuan tiga lempeng bumi aktif yaitu : Lempeng Indo-
Australia di bagian selatan, Lempeng Euro-Asia di bagian utara dan Lempeng
Pasifik pada bagaian Timur, ketiga lempeng ini bergerak dan saling
bertumbukkan sehingga lempeng Indo-Australia menujam ke bawah lempeng
Euro-Asia dan menimbulkan gempa bumi, jalur gunung api, dan sesar atau
patahan.
9

Penujaman lempeng Indo-Australia yang bergerak relatif ke utara dengan


lempeng Euro-Asia yang bergerak ke arah selatan menimbulkan jalur gempa
bumi dua rangkaian gunung aktif sepanjang pulau Sumatra, pulau Jawa, Bali
dan Nusa Tenggara yang sejajar dengan jalur penujaman, maupun pada jalur
sesar regional seperti sesar Sumatra/ Semangko. Pada sekitar lokasi lempeng
terjadi akumulasi energi tabrakan sehingga pada suatu titik lapisan bumi tidak
sanggup lagi menahan tumpukan energi dan akhirnya tumpukan tersebut akan
dilepas dalam bentuk gempa bumi.
Contoh gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia
a) Gempa bumi samudra hindia tahun 2004, berkekuatan 9,1 samapi 9,3 R
b) Gempa bumi (Tsunami Earthquake) di Pangandaran 2006, dengan
magnitudo 7,7.
c) Gempa bumi di Bengkulu 2007, dengan magnitudo 7,9.
d) Gempa bumi di Mentawai 2016, dengan magnitudo 7,8.
e) Gempa bumi di Lombok 2018, dengan magnitudo 7,0.

2.6 Dampak Gempa Bumi


a. Dampak Gempa Bumi Pada Kehidupan Manusia.
Kekuatan dari gempa bumi bermacam. Semakin besar skalanya, maka
semakin besar getaran yang dihasilkan, dan semakin besar pula dampak
10

yang dihasilkan oleh gempa bumi tersebut. Selain itu, semakin dekat suatu
daerah dengan lokasi titik pusat gempa, maka dampak yang dihasilkan
juga semakin besar. Gempa yang terjadi di darat maupun di laut memiliki
dampak yang sama besar. Dampak tersebut merugikan, tetapi juga bisa
menguntungkan pada manusia. Berikut adalah akibat gempa bumi bagi
kehidupan.
Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi ini ada yang bersifat
menguntungkan manusia tetapi ada juga yang merugikan manusia. Tetapi
kebanyakan bersifat merugikan manusia. Akibat gempa bumi tersebut
antara lain adalah:
1. Terangkatnya mineral ke permukaan bumi
Gempa bumi dapat mengakibatkan terangkatnya mineral – mineral
yang ada di dalam lapisan bumi. Hal ini dikarenakan oleh proses
tektonik yaitu pergerakan lempeng bumi atau pergerakan sesar. Sesar
dapat menyebabkan lapisan bumi terangkat ke permukaan. Sesar ini
disebut dengan sesar naik. Tetapi tidak semua proses gempa yang
disebabkan oleh sesar atau jenis – jenis patahan ini dapat mengangkat
mineral-mineral yang ada di dalam bumi. Hanya lapisan yang
mengandung mineral dan juga memang terdapat sesar aktif yang
memotong lapisan mineral tersebut.
2. Terjadinya Tsunami.
Gempa bumi yang menjadi penyebab tsunami ini berjenis gempa
tektonik yang terjadi karena adanya pergerakan lempeng akibat dari
adanya arus konveksi yang terjadi di dalam bumi dan pusat titik
gempanya berada di dasar lautan. Gelombang tsunami yang terjadi
dapat merusak dan menenggelamkan apa saja yang ada di pesisir
pantai sekitar sumber gempa sampai beberapa kilometer ke daratan
tergantung dari besar kecilnya kekuatan gempa dan dekat tidaknya
pusat titik sumber gempa dari permukaan. Jika gelombang tsunami ini
sering terjadi pada suatu daerah maka tidak menutup kemungkinan
daerah tersebut akan terkena dampak abrasi dan erosi pantai.
11

3. Terjadinya Jenis-Jenis Longsor.


Gempa bumi mengakibatkan getaran atau guncangan tanah (ground
shaking) yang disebabkan oleh karena adanya gerakan endogen.
Getaran tanah ini menyebabkan tanah dan massa batuan keluar dan
akhirnya terjadi penyebab tanah longsor pada lapisan tanah dan batuan
yang ada diatasnya.
4. Terjadinya Banjir
Air yang terdapat didalam waduk, atau danau dapat keluar dan
mengalir dalam jumlah besar sehingga menjadi penyebab banjir ketika
gempa terjadi. Jenis-jenis Banjir ini terjadi karena ketika
gempa, fungsi danau atau waduk menjadi rusak karena air dalam
waduk atau danau mengalir ke berbagai arah atau tumpah kembali dan
keluar dan memenuhi manfaat sungai-sungai dibawahnya.
5. Terjadinya Kebakaran.
Gempa bumi menimbulkan getaran yang dapat mengakibatkan
rusaknya bangunan yang ada. Kerusakan-kerusakan bangunan tersebut
dapat mengakibatkan aliran listrik terputus atau kebocoran pipa dan
tabung gas sehingga menyebabkan ledakan. Aliran listrik yang
terputus secara tiba-tiba dan ledakan tabung dan pipa gas tersebut
dapat menimbulkan kebakaran. Apalagi jika material yang ada di
sekitarnya adalah material yang mudah terbakar. Kebakaran yang
terjadi juga menjadi penyebab pencemaran udara di lingkungan
sekitarnya.
6. Hancurnya Bangunan.
Bangunan yang ada diatas permukaan bumi atau berada bawah
tanah dapat rusak bahkan hancur karena adanya getaran pada lapisan
tanah akibat dari terjadinya gempa. Parahnya kerusakan tergantung
dari besar kecilnya kekuatan gempa dan jauh dekatnya sumber titik
gempa serta kuat tidaknya konstruksi bangunan yang ada.
Gelombang pada gempa bumi menyebabkan pergerakan pada
lapisan tanah yang mengakibatkan bangunan-bangunan rumah atau
12

gedung bergoyang sehingga dapat menjadikan tidak kokohnya dan


lemahnya kontruksi bangunan atau kerangka bangunan, bahkan
sebagian atau keseluruhan bangunan menjadi runtuh. Maka dari itu,
pada beberapa negara yang sering terjadi gempa, sudah membuat
rumah mereka atau gedung-gedung dengan kontruksi bangunan anti
gempa agar kerugian yang ditimbulkan oleh terjadinya gempa bumi
tidak terlalu besar.
7. Munculnya wabah Penyakit.
Wabah Penyakit ini dapat muncul ketika gempa yang terjadi telah
merusak semua fasilitas yang ada sehingga mengakibatkan sulitnya air
bersih karena terjadi pencemaran air atau saluran-saluran air yang
rusak, sanitasi yang buruk, dan kebersihan yang tidak terjaga. Wabah
penyakit yang biasanya muncul adalah seperti diare, demam berdarah,
deman dan flu, sesak nafas, sampai TBC.
8. Banyaknya korban Jiwa.
Ketika gempa terjadi, banyak korban jiwa berjatuhan karena
tertimpa reruntuhan bangunan, terbawa arus gelombang tsunami, atau
terkena wabah penyakit.
9. Kerusakan Lingkungan
Getaran yang dihasilkan gempa bumi dapat menyebabkan
kerusakan fungsi lingkungan hidup bagi manusia dan ruang publik
untuk kehidupan seperti rusaknya struktur jenis-jenis tanah, erosi
tanah (baca juga: cara mencegah erosi tanah), terkikisnya lapisan
tanah, pencemaran tanah (baca juga: pencemaran yang mengakibatkan
perubahan alam dan ciri-ciri air, tanah, dan udara yang
tercemar), rusaknya fungsi ekosistem terumbu karang jika pusat
gempa ada di laut, banyak tanaman yang rusak dan roboh, dan lain
sebagainya.

2.7 Penanggulangan Pasca Gempa


Setelah gempa terjadi, berikut hal yang harus dilakukan:
13

a. Kenakan pelindung kaki untuk melindungi kaki dari puing.


b. Segera evakuasi anak-anak, anita dan manula ke tempat aman.
c. Periksa benda yang berisiko menimbulkan api.
d. Hindari jaringan listrik yang rubuh atau kabel terbuka.
e. Periksa jalur pipa gas. Jika ada kebocoran, segera tangani atau laporkan ke
pihak lain yang bisa mengatasinya.
f. Ikuti perkembangan situasi dengan memantau berita, atau informasi dari
pihak berwenang.
g. Bersiap akan terjadinya gempa susulan.
h. Harus di bangun dengan konstruksi tanah getaran atau gempa khususnya
di daerah rawan gempa.
i. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar atau kualitas bangunan.
j. Pembangunan fasilitas umum dengan kualitas tinggi.
k. Perkuatan bangunan vital yang telah ada.
l. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan pegunungan lahan.
m. Rencana penampatan pemukiman unrtuk mengurangi tingkat kepadatan
hunian di daerah rawan gempa bumi.
14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Gempa bumi adalah getaran asli dari dalam bumi, bersumber di dalam
bumi yang kemudian merambat ke permukaan bumi akibat rekahan bumi
pecah dan bergeser dengan keras. Gempa dibedakan menjadi beberapa
kelompok berdasarkan lokasi, penyebab, gelombang.
Lempeng samudra dan lempeng benua bergesekan, pergerakan lempeng
samudera terjadi karena ada proses naiknya magma ke permukaan (sea-floor
spreading) secara terus menerus dari dalam kulit bumi di zona pemekaran
samudera, sehingga batuan di kerak bumi mengalami tekanan yang sangat
hebat kemudian terjadilah gempa bumi.
Dampak dari gempa bumi sangat merugikan bagi manusia terutama jika
gempa bumi nya sangat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa selain kerusakan
pada rumah, gedung, dan lain lain, kerusakan juga terjadi pada manusia itu
sendiri yaitu kematian. Oleh karena itu mari tingkatkan iman dan taqwa
kepada ALLAH S.W.T karena hanya kepada-Nya lah kita berlindung dan
memohon ampun.

3.2 Saran.
Sebaiknya wawasan dan pengetahuan tentang gempa bumi tidak hanya di
dapat dari makalah ini tetapi cari kembali di sumber yang lebih ahli
dibidangnya. Apabila terdapat kesalahan atau kekurangan informasi dan
berbeda dari sumber lain, mohon dimaklumi.
15

DAFTAR PUSTAKA

Barkonas PB. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasi di


Indonesia. Jakarta pusat: Badan Koordinasi Nasional Penanggulanagan
Bencana.

Chellievan, A., Zacoeb, A. 2018. Analisis Dinamik Dinding Pasangan Batu Bata
Rumah Satu Lantai Di Kota Malang. Jurnal mahasiswa Jurusan Teknik
Sipil. Vol.1 No.2 2018

Ischak. 1989. Geografi 2a; Gempa Bumi dan Klasifikasi Gempa. PT. Intan
Pariwira. Yogyakarta.

Nur, Arief Mustofa. 2010. Gempa Bumi, Tsunami Dan Mitigasinya. Jurnal
Geografi. Volume 7 No. 1

Pratama, Hardiansyah., dan Santosa, B.J., 2018. Analisa Momen Tersor dan
Mekanisme Gempa Bumi Wilayah Maluku Utara Sepanjang Tahun 2016
dengan Magnitude kurang dari sama dengan 5 Memanfaatkan Program
ISOLA- GUI. Jurnal Sains dan Seni ITS. Volume 7 No 1 2018

Sugiharyanto. 2007. Geografi dan Sosiologi. Jakarta : Quadra

Sunarjo, 2012. Gempa Bumi Edisi Populer. Jakarta : Badan Meteorologi


Klimatologi dan Geofisika

https://nasional.kompas.com/read/2018/08/06/14413681/7-gempa-dengan-
magnitudo-di-atas-7-yang-pernah-guncang-indonesia (diakses 24 oktober
2018 pukul 21.00 WIB).

https://ilmugeografi.com/bencana-alam/macam-macam-gempa-bumi (diakses 26
Oktober 2018 Pukul 16.23 WIB)

https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/akibat-gempa-bumi

https://ilmugeografi.com/bencana-alam/akibat-gempa-bumi-bagi-kehidupan

https://m.cnnindonesia.com
16

Pertanyaan

1. Jelaskan yang dimaksud dengan hiposentrum dekat dengan manusia !


(Dinda Ainun Afwina, 170210104012)
Jawab : lokasi hiposentrum adalah lokasi yang dekat dengan gempa.
Dimana gempa bumi dibagi menjadi 3 berdasarkan letak hiposentrumnya.
Lokasi hiposentrum adalah lokasi yang dekat dgn gempa atau pusat
gempa. Hiposentrum pertama gempa bumi dangkal jika hiposentrumnya
berada pada kedalaman di atas 60 km dari permukaan bumi. Kedua gempa
bumi sedang jika hiposentrumnya berada pada kedalaman antara 60-300
km dari permukaan bumi. Ketiga adalah gempa bumi dalam jika
hiposentrumnya lebih dari 300 km dari permukaan bumi. Apabila suatu
lokasi dekat dengan hiposentrum maka dampak yang ditimbulkan juga
akan semakin besar. (Endah 170210104027 + Thoriq 170210104001)

2. Bagaimana sesar bisa menyebabkan terjadinya gempa ? (Evrilia Ike R,


170210104006)
Jawab : karena sesar itu sendiri adalah bagian celah atau hasil dari
pergerakan lempeng bumi yang menghasilkan rongga, sehingga celah
tersebut sewaktu-waktu bisa runtuh dan menyebabkan gempa apabila
terjadi patahan. (Rizki Intan 170210104016)

3. Mengapa skala gempa susulan selalu lebih kecil atau lebih besar ?
(Wardah Laily Nur Baity, 170210104002)
Jawab : gempa susulan adalah gempa yang terjadi di wilayah yang sama
dengan gempa utama tetapi dengan magnitudo yang lebih kecil dan
muncul pola yang mengikuti hukum Omori, apabila n(t) adalah jumlah
gempa n yang diukur dalam selang waktu. Gempa susulan tidak selalu
lebih kecil, namun juga dapat lebih besar tergantung dampak dari
gelombang primer, apakah dapat menyebabkan gelombang sekunder lebih
besar atau lebih kecil. (Qothrun 170210104020)
17

4. Bagaimana terjadinya gempa eksogen, apakah ada kemungkinan


terjadinya gempa eksogen dapat menyebabkan terjadinya gempa endogen
? (Dary Farhan H, 1702101040 )
Jawab : sudah diketahui bahwa gempa eksogen merupakan gempa yang
berasal dari luar inti bumi seperti contohnya peledakan granat ataupun
nuklir, sedangkan gempa endogen berasal dari dalam kerak bumi. Maka
tidak ada hubungannya antara eksogen dengan endogen. (Qothrun
170210104020)

5. Bagaimana kerja seismograf mendeteksi gempa dalam menentukan


hiposentrum? (Novita Nur M, 170210104023)
Jawab : ketika terjadi gelombang primer maka seismograf akan
menunjukkan gambar gelombang dengan amplitudo tertentu, besarnya
amplitudo dapat menentukan letak hiposentrum dan besar nya gempa,
ketika ampitudo besar dapat disimpulkan bahwa letak pusat gempa
(hiposentrum) dekat dengan lokasi, begitu dengan sebaliknya. (Thoriq
170210104001)

6. Bagaimana cara mengembalikan mental korban gempa dengan terjadinya


gempa bumi ? (Sukma Nur M, 170210104026)
Jawab: dengan cara memberikan hiburan atau semacam terapi pada
mental,terapi mental itu sendiri dilakukan dengan cara membagi
berdasarkan umur si korban bencana. Seperti contoh pada usia anak-anak
bisa di ajak bermain ataupun kegiatan yang dapat membuat anak-anak
menjadi ceria. (Rizki Intan 170210104016)

7. Mengapa sampai saat ini manusia belum bisa menentukan secara pasti
terjadinya gempa ? (Silvia Eka P, 170210104013)
Jawab : karena masih belum ada teknologi modern yang dapat mendeteksi
gempa akan terjadi secara pasti, dan SDM di Indonesia sendiri juga masih
18

belum bisa menemukan alat yang dapat mendeteksi kapan akan terjadinya
gempa secara pasti. (Nia 170210104018)

8. Apakah hanya gempa tektonik saja yang dapat menyebabkan tsunami ?


(Anis Nur Sela,170210104021)
Jawab : gempa vulkanik juga bisa menyebabkan tsunami contohnya pada
gunung aktif yang terletak di dasar laut. Tetapi kebanyakan dan yang
sering terjadi tsunami itu disebabkan karena adanya aktivitas tektonik.
(Nia 170210104018)

Anda mungkin juga menyukai