Anda di halaman 1dari 9

KEARIFAN BUDAYA LOKAL POLEWALI MANDAR

SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS

Kahar1
kahar.1521038@students.um.ac.id
1
SMP Negeri 5 Campalagian
Hariyono2
hariyono.fis@um.ac.id
2
Universitas Negeri Malang
Sumarmi3
sumarmi.fis@um.ac.id
3
Universitas Negeri Malang

Abstract

This paper examines the cultural wisdom in Polewali Mandar as a source of contextual-
based learning in social studies. Problems in learning social studies in the current
schools are that teachers only teach based on the existing textbooks and they do not
take advantage from the environment as a learning sources. To address these problems,
learning in schools is expected to apply Contextual Teaching and Learning, one of them
is implementing Wisdom of local culture of Polewali Mandar in Social Science learning
so that learning is more meaningful.

Keywords: Contextual Learning, wisdom of Local Culture

Abstrak

Tujuan tulisan ini mengkaji kearifan budaya lokal Polewali Mandar sebagai sumber
belajar berbasis kontekstual dalam pembelajaran IPS. Permasalahan dalam
pembelajaran IPS di sekolah saat ini, guru mengajar hanya berpatokan pada buku paket
yang ada dan belum memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Untuk
menangani permasalahan tersebut, pembelajaran di sekolah seharusnya menerapkan
pembelajaran yang bersifat kontekstual (Contextual Teaching and Learning), salah
satunya dengan mengangkat Kearifan Budaya Lokal Polewali Mandar dalam
pembelajaran IPS, sehingga pembelajaran lebih bermakna (meaningful).

Kata Kunci: Pembelajaran Kontekstual, Budaya Lokal

Setiap masyarakat di suatu bangsa resources, human resource, sejarah, dan


tentunya memiliki keunggulan lokal di budaya. Pada dasarnya, keragaman tersebut
daerahnya masing-masing. Adapun diharapkan dapat terkonservasi dari generasi
keunggulan lokal setiap daerah satu berbeda ke generasi, yang pada akhirnya dapat
dengan daerah lainnya. Santoso (2010: 479) berperan memperkuat identitas nasional.
mengatakan bahwa keunggulan lokal dapat Rochayanti. C, dkk. (2014: 102) mengatakan
lahir sesuai kondisi geografis, natural bahwa kebudayaan nasional dapat dikatakan
mengacu pada nilia-nilai unggulan dari (mammunuq), perkawinan (tokaweng), atau
budaya-budaya lokal yang selanjutnya memeriahkan acara syukuran.
menjadi warisan budaya bangsa Indonesia Pakkacaping (permainan kecapi), Parrawana
(culuter heritage). (pemain rebana), dan Kalindaqdaq (syair
Wahyuningsih. S (2014: 172) lisan/tertulis berisi petuah).
menyatakan bahwa kearifan budaya lokal Kekayaan budaya lokal ini bukan
dapat diterjemahkan sebagai karya akal budi, berarti tidak akan tergerus dengan waktu
perasaan mendalam, tabiat, bentuk perangai, akibat pengaruh budaya luar dengan
dan anjuran untuk kemuliaan manusia. perkembangan arus globalisasi lewat
Ruyadi (2010: 591) menyatakan bahwa teknologi dan komunikasi yang semakin
pelaksanaan pendidikan karakter berbasis berkembang di masyarakat. Meskipun
kearifan budaya lokal di sekolah memberikan kebudayaan ini berada di sekitar siswa namun
dampak positif hal (1) peningkatan hubungan belum tentu melekat dalam kehidupan siswa.
sekolah dengan masyarakat, (2) peningkatan Potensi kebudayaan tersebut seharusnya siswa
kemampuan sekolah untuk dapat lebih dikenal sejak dini, sehingga
mengimplementasikan otonomi sekolah, (3) kelestariannya tetap terjaga, melalui
peningkatan kebermaknaan pendidikan penerapan kurikulum di sekolah yang
karakter bagi siswa, dan (4) memperkuat dan membelajarkan materi tentang budaya lokal
mengembangkan tradisi, karena diwariskan agar kebudayaan tidak tergerus oleh waktu.
melalui proses pendidikan dengan pendekatan Mubah (2011: 306) menjelaskan
pedagogik dan akademik yang lebih bahwa arus globalisasi yang berjalan dengan
sistematis, terukur, serta disesuaikan dengan cepat menjadi ancaman bagi eksistensi
tuntutan perkembangan zaman. budaya lokal. Penggerusan nilai-nilai budaya
Polewali Mandar memiliki sejumlah lokal merupakan resiko posisi Indonesia
kekhasan kearifan budaya lokal. Salah satu sebagai bagian dari komunitas global.
warisan kebudayaan bahari Mandar Globalisasi adalah keniscayaan yang tidak
adalah lopi sandeq. Lopi sandeq merupakan dapat dicegah, tetapi efeknya yang mampu
jenis perahu tradisional dengan layar lebar, mematikan budaya lokal tidak boleh dibiarkan
bercadik, katir panjang, serta bentuk haluan begitu saja. Sejalan menurut Efendi. A, (2014:
dan buritan yang pipih-runcing. Lopi sandeq 212) menyatakan bahwa globalisasi juga telah
tetap digunakan masyarakat sebagai alat menimbulkan efek samping berupa
transportasi dalam mencari ikan karena ramah pengikisan nilai-nilai luhur budaya bangsa,
linkungan. Hasriyanti, dkk (2016: 51) digantikan dengan budaya asing yang
menyatakan bahwa perkembangan teknologi, seringkali bertentangan dengan budaya yang
terutama nelayan penting untuk meningkatkan dianut oleh peserta didik.
pendapatan nelayan. Namun, pelestarian Karmadi (2007: 3) menjelaskan bahwa
lingkungan harus dipertimbangkan. beragam wujud warisan budaya lokal
Perkembangan ilmu pengetahuan dan memberi kita kesempatan untuk mempelajari
teknologi telah banyak ikut mendorong kearifan lokal dalam mengatasi masalah-
pemanfaatan sumberdaya khususnya masalah yang dihadapi di masa lalu.
sumberdaya laut kearah eksploitasi yang Masalahnya kearifan lokal tersebut seringkali
berlebihan dan teknologi juga akan membawa diabaikan, dianggap tidak ada relevansinya
bahaya serta ketidakstabilan bilamana dengan masa sekarang apalagi masa depan.
pengguna teknologi lepas kendali. Dampaknya adalah banyak warisan budaya
Salah satu pilar kebudayaan Polewali yang lapuk dimakan usia, terlantar, terabaikan
Mandar kesenian Sayyang Pattuqduq (kuda bahkan dilecehkan keberadaannya.
menari). Oleh masyarakat Mandar Menjawab permasalahan yang ada,
diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan pembelajaran IPS di sekolah seharusnya
khataman Al-Qur’an (mappatammaq), mendekatkan siswa dengan lingkungan
khitanan (massunnaq), maulid Nabi sekitar sebagai sumber belajar atau
pembelajaran yang bersifat kontekstual dan budaya bangsa Indonesia. Keberagaman
(Contextual Teaching and Learning). suku bangsa memunculkan keanekaragaman
Sumarmi (2015: 32) menyatakan bahwa pola budaya sebagai suatu kekayaan Indonesia
pembelajaran kontekstual merupakan yang tidak ternilai harganya. Pelajaran yang
pembejaran yang memungkinkan siswa dapat mengangkat materi ini dapat
menguatkan, memperluas, serta menerapkan menginformasikan kekayaan bangsa
pengetahuan dan keterampilan akademiknya Indonesia yang patut dibanggakan dan
baik di dalam maupun di luar sekolah. diberdayakan oleh bangsanya, bukan
Selanjutnya, siswa dapat memecahkan sebaliknya hanya dieksploitasi untuk
berbagai permasalahan dunia nyata dan dalam kepentingan bangsa lain.
lingkungan kehidupannya sehari-hari. Di tengah kemajuan zaman tentu kita
Fahmi (2011: 28) menyatakan bahwa tidak boleh melupakan akar budaya yang telah
upaya internal dengan mengangkat kembali ada karena budaya-budaya itu mengandung
nilai-nilai kearifan lokal ke permukaan dapat nilai-nilai yang sangat luhur yang perlu tetap
dilakukan dengan pendidikan. Pendidikan tak dilestarikan. Itulah kearifan budaya lokal yang
hanya dapat dilakukan secara formal oleh perlu terus digali di samping tetap menikmati
guru di sekolah melainkan, dapat pula dengan kebudayaan yang modern. Melupakan
belajar secara mandiri dengan bahan ajar yang kearifan budaya lokal yang ada berarti
dikembangkan oleh guru yang memuat nilai- mengingkari eksistensi warisan budaya nenek
nilai luhur budaya lokal. Lebih lanjut Syarif. moyang yang sangat bernilai tinggi (Sartini,
E (2016:19) menyatakan bahwa keragaman 2009: 28).
etnis dan budaya memiliki potensi besar Sebagai generasi muda diharapkan
dalam pembangunan dan pengembangan memiliki kesadaran tentang kekayaan budaya
pendidikan. mereka sendiri dan diharapkan memiliki rasa
Pendidikan berakar pada budaya moralitas dan etika yang diadakan dalam
bangsa. Proses pendidikan adalah suatu solidaritas harga tinggi dan kegotong-
proses pengembangan potensi peserta didik royongan, memperkuat empati kemanusiaan,
sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan kerukunan dan toleransi dalam keberagaman
pengembang budaya bangsa. Melalui serta menjunjung tinggi keberadaan dan
pendidikan berbagai nilai dan keunggulan keberlanjutan alam tempat tinggal mereka
budaya di masa lampau diperkenalkan, dikaji, (Syarif. E, dkk, 2016: 22).
dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, Berdasarkan latar belakang di atas,
masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan kajian ini bertujuan menggali kearifan budaya
zaman dimana peserta didik tersebut hidup lokal Polewali Mandar sebagai sumber belajar
dan mengembangkan diri (Kemendikbud, berbasis kontekstual dalam pembelajaran IPS
2012: 3). di sekolah.
Pendidikan berfungsi memberdayakan
potensi manusia untuk mewariskan, Metode
mengembangkan serta membangun Metode yang digunakan dalam kajian
kebudayaan dan peradaban masa depan. Di ini adalah analisis pustaka (library research)
satu sisi, pendidikan berfungsi untuk dengan mengumpulan berbagai kajian dari
melestarikan nilai-nilai budaya yang positif, berbagai sumber. Penkajian dilakukan pada
di sisi lain pendidikan berfungsi untuk kurikulum 2013 mata pelajaran IPS, buku,
menciptakan perubahan ke arah kehidupan jurnal dan penelitian terdahulu yang
yang lebih inovatif (Suastra, 2010: 8) berhubungan objek kajian.
Depdiknas (2008: 4) menyatakan
bahwa pelajaran yang mengangkat materi Hasil dan Pembahasan
kekayaan alam dan budaya Nusantara Pendidikan melalui pembelajaran-
memiliki kedudukan sebagai sumber belajar pembelajaran di sekolah dapat menjadi media
yang dapat mempromosikan kekayaan alam untuk mentransfer nilai-nilai kebudayaan
kepada generasi penerus. Sebab kesempatan jiwa, visi, misi kurikulum yang berlaku,
bagi generasi penerus untuk dapat mengenal perspektif, dan pendekatan masing-masing
kebudayaan leluhurnya adalah melalui satuan pendidikan, menggunakan metode
pendidikan. Bagaimana tradisi adat itu mengajar yang sesuai dengan tingkat
berlangsung dan dilaksanakan juga dapat kemampuan siswa, memanfaatkan media
belajar serta objek yang tersedia secara optimal
dipelajari oleh siswa-siswa di kelas
(Zahra, 2014: 18).
(Simanjuntak, 2014: 57), dan pendidikan Rohmad (2013: 2) menyatakan guru
berfungsi memberdayakan potensi manusia
sebagai fasilitator merupakan pembimbing
untuk mewariskan, mengembangkan serta
proses, narasumber, orang yang menunjukkan
membangun kebudayaan dan peradaban masa
depan ( Kariasa, 2011: 260). dan mengenalkan kepada peserta didik
Permasalahan-permasalahan di tentang suatu materi dalam kegiatan belajar
sekolah Polewali Mandar saat ini khususnya mengajar. Pemahaman materi pelajaran
dalam proses pembelajaran IPS yakni: 1) menjadi lebih mudah apabila guru
minimnya sumber belajar yang digunakan menggunakan sumber belajar yang baik dan
oleh guru dalam proses pembelajaran, 2) guru tepat. Beragam kekayaan alam yang dapat
hanya menyampaikan materi dan kurang dimanfaatkan sebagai sumber belajar tidak
memberikan contoh-contoh yang kongkrit terlepas dari peran seorang guru yang
tentang materi yang dibahas, 3) pembelajaran memiliki tugas sebagai fasilitator dalam
yang kurang variatif yang belum proses pembelajaran yang dituntut untuk
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai memiliki kreatifitas dalam mengembangkan
sumber belajar, 4) guru mata pelajaran IPS materi pembelajaran dengan memanfaatkan
belum banyak berkarya untuk lingkungan sekitar sebagai sumber belajar
mengembangkan materi dengan dalam proses pembelajaran sehingga
memanfaatkan lingkungan sekitar, dan 5) kekayaan alam itu dapat melekat dalam
buku paket yang digunakan dalam pengetahuan siswa.
pembelajaran hanya membahas tentang Holilah (2015:163) menyatakan
budaya daerah luar Kabupaten Polewali bahwa Inovasi pembelajaran IPS sangat
Mandar. diperlukan untuk mengembangkan
Perlu diketahui bahwa, salah satu yang pembelajaran bermakna. Guru perlu
menentukan keberhasilan implementasi mengembangkan kreativitas dalam
kurikulum adalah pengembangan sumber mengelolah pembelajaran IPS dengan
belajar yang memadai dalam pembelajaran, kemasan menarik seperti
agar kurikulum yang telah dirancang dapat mengimplementasikan metode pembelajaran
dilaksanakan secara optimal. Mulyasa (2015: berbasis lingkungan (pembelajaran
49) mengatakan pendayagunaan lingkungan kontekstual).
sebagai sumber belajar, misalnya Pembelajaran Kontekstual (Contextual
memanfaatkan batu-batuan, tanah, tumbuh- Teaching And Learning) merupakan konsep
tumbuhan, keadaan alam, pasar, kondisi pembelajaran yang menekankan pada
sosial, ekonomi dan budaya kehidupan yang keterkaitan antara materi pembelajaran
berkembang di masyarakat salah satu kunci dengan dunia kehidupan peserta didik secara
sukses yang menentukan keberhasilan nyata, sehinga para peserta didik mampu
implementasi kurikulum 2013. Hal ini menghubungkan dan menerapkan kompetensi
menjadi salah satu dasar bahwa kekayaan hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
kearifan budaya di Polewali Mandar sangat Melalui proses penerapan kompetensi dalam
penting untuk dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan sehari-hari, peserta didik
belajar di dalam pembelajaran IPS atau merasakan pentingnya belajar, dan mereka
pembelajaran bersifat kontekstual. memperoleh makna yang mendalam terhadap
Keberhasilan proses pembelajaran apa yang dipelajarinya (Mulyasa, 2006: 217).
sangat bergantung pada kemampuan apresiasi Beberapa penelitian yang telah
dan kreatifitas guru. Guru perlu memahami dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar atau pembelajaran bahan ajar berbasis kearifan lokal yang
kontekstual di sekolah. Seperti penelitian hasilnya dapat disimpulkan bahwa
yang dilakukan oleh Tejokusumo (2015) pembelajaran yang bersifat kontekstual
tentang pengembangan buku pengayaan, dengan mengangkat kearifan lokal suatu
dengan kesimpulan bahwa lingkungan yang daerah dalam pembelajaran IPS menghasilkan
digunakan sebagai sumber belajar mampu pembelajaran yang lebih bermakna
meningkatkan inspirasi dan menjadi (meaningfull), memberikan kontribusi yang
motivator dalam meningkatkan pemahaman positif dalam meningkatkan konsep dan
siswa terhadap materi pembelajaran di kelas. kinerja ilmiah bagi siswa serta menjaga
Dalam hal ini, fenomena perubahan sosial kelestarian budaya.
yang terjadi di lingkungan siswa merupakan Keanekaragaman budaya yang ada di
faktor pendorong yang menjadi penentu Kabupaten Polewali Mandar sangat cocok
dalam meningkatkan pemahaman siswa diangkat sebagai bahan ajar di sekolah.
dalam setiap pembelajaran. Disamping untuk memfasilitasi siswa dalam
Sukmawati (2015) mengatakan bahwa pembelajaran sebagai tugas utama seorang
pengajaran yang berbasis kearifan lokal guru, yaitu fasilitator dalam proses
adalah bahan pengajaran yang sesuai untuk pembelajaran agar siswa lebih mudah
pendidikan generasi muda Indonesia, dapat memahami materi-materi dan menambah
menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme, wawasan siswa yang berkaitan dengan
harmoni, dan moral untuk membangun kebudayaan, hal yang lebih penting lainnya,
identitas. Oleh karena itu, diperlukan yaitu menjaga kelestarian budaya melalui
penyajian bahan ajar dengan menambahkan pengenalan budaya lokal lewat jalur
materi pemikiran kearifan lokal untuk pendidikan di sekolah.
mempercepat globalisasi di bidang Beberapa kekayaan budaya lokal
pendidikan. Polewali Mandar yang dapat disajikan pada
Penelitian yang dilakukan Astawa bahan ajar di sekolah yaitu:
(2015), berkenaan peran kearifan lokal. 1. Tarian daerah dan pertunjukkan rakyat
Pengembangan kurikulum seharusnya a. Tari Sayyang Pattuqduq
disesuaikan dengan potensi daerah melalui Sayyang pattuqduq oleh masyarakat
pengakomodasian nilai-nilai budaya lokal Mandar diselenggarakan dalam
daerah bersangkutan (kearifan lokal) ke dalam kegiatan memperingati khataman Al-
kurikulum. Daerah dan sekolah mempunyai Qur’an (mappatammaq) anak-anak,
peran sangat menentukan dalam proses dan beberapa masyarakat
pengembangan kurikulum pendidikan, dengan merangkaikannya dalam acara
harapan dapat dikembangkannya secara khitanan (massunnaq), maulid Nabi
optimal potensi daerah dalam proses (mammunuq), perkawinan (tokaweng),
penyelenggaraan pendidikan. atau memeriahkan acara syukuran.
Penelitian Adnyana (2014), Sayyang pattuqduq ditunggangi oleh
menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual gadis-gadis cantik dan anak laki-laki
dapat memudahkan siswa mencapai tujuan yang telah khatam Al-Qurán diiringi
pembelajaran. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan irama tabuhan rebana sambil
dengan membawa lingkungan siswa ke dalam berkeliling kampung. Sementara itu,
situasi pembelajaran. Pembelajaran yang sekelompok orang saling berbalas
disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan pantun dalam bahasa Mandar
budaya memudahkan siswa (kalindaqdaq) di depan kuda menari
mengimplementasikan nilai kearifan lokal tersebut.
terhadap lingkungan hidup.
Beberapa penelitian terdahulu yang b. Lopi Sandeq
diuraikan pada paragraf diatas berupa Lopi Sandeq adalah puncak
penelitian dan pengembangan suplemen kebudayaan Mandar dalam bidang
kebaharian. Lopi Sandeq merupakan (agama), toloq (kisah), dan tedhe
jenis perahu tradisional dengan layar (sindiran) dibawakan dengan
lebar, bercadik, katir panjang, serta menggunakan bahasa Mandar. Setiap
bentuk haluan dan buritan yang pipih- paket menyajikan cerita yang berbeda-
runcing. Karena bentuk buritan yang beda. Paket masaala memaparkan
pipih-runcing itulah, maka disebut ajaran agama Islam dalam bentuk
sandeq, yang berarti runcing. teka-teki seperti contohnya
Berkaitan dengan fungsinya, lopi Ditirakkaqna Alang (terbukanya
sandeq digunakan para nelayan alam). Paket toloq menyajikan cerita
(Posasiq) sebagai sarana transfortasi berupa kisah seseorang seperti
berburu telur ikan terbang contohnya toloqna I Hadara Anna I
(Motangga), sekarang lebih toangguru Mattata (kisah antara
berkembang menjadi sarana kegiatan Haddara dengan Mattata) dan
olahraga Sandeq Race dalam bertemakan sosial-kemasyarakatan.
memeriahkan perayaan hari Paket tedhe tidak mempunyai bentuk
kemerdekaan Indonesia yang diikuti cerita baku, karena dibuat berdasarkan
berbagai kalangan di Sulawesi hingga hasil improvisasi penutur cerita pada
mancanegara. saat pertunjukkan pakkacaping
Lopi sandeq pada tahun 1997, digelar, dan biasanya selalu
dipamerkan pada Pameran Bahari bertemakan percintaan.
1997 di Museum Nasional d’historie
Naturalle Paris, benda budaya b. Parrawana
tradisional Mandar yaitu Lopi Sandeq Parrawana adalah jenis pertunjukan
dipilih dan ditetapkan sebagai Mascot musik tradisional yang ada di Mandar
pada pameran tingkat internasional di sejak masuknya Islam di Mandar,
Benua Eropa sebagai duta bahari yang biasa ditampilkan pada acara
mewakili perahu tradisional Indonesia. keagamaan seperti mengiringi peserta
Perahu nelayan putih yang ramping, khataman baca Al Qur’an dan juga
Lopi Sandeq dari Mandar, Sulawesi mengiringi iringan pengantin.
Barat kembali dipilih untuk mewakili Parrawana tidak hanya dimainkan
Indonesia di ajang Tonnerres Les oleh kelompok laki-laki tapi juga
Spektakuler de Brest Festival 2012 di kelompok perempuan yang disebut
Bretagne, Prancis. parrawana towaine. Syair-syair yang
dinyanyikan adalah lagu-lagu yang
2. Pertunjukkan dan kesusastraan bernuansa agama baik dalam konteks
a. Pakkacaping syar’i maupun dalam nuansa tasawuf
Masyarakat Mandar dalam kehidupan yang dalam bahasa Mandar biasa
berkesenian terdapat sebuah seni disebut dengan Masaala. Disamping
pertunjukkan yang disebut sesekali mengambil syair-syair dalam
pakkacaping. Seni pertunjukkan ini bait Barzanji.
sering digunakan sebagai media
mappadottong tinjaq (memenuhi c. Kalindaqdaq
nazar) dalam berbagai upacara adat Salah satu kesusastraan lokal yang ada
seperti khatam, khitan, dan di Indonesia adalah kesusastraan dari
perkawinan. Kacaping adalah jenis Mandar (Provinsi Sulawesi Barat),
alat musiknya yang dimainkan dengan yang oleh masyarakat setempat
cara dipetik dan orang yang menamainya Kalindaqdaq. Asal kata
memainkannya biasa disebut dari Kalindaqdaq banyak versi,
pakkacaping. Cerita yang dibawakan setelah islam diterima dan menjadi
ini berurutan berupa paket masaala agama orang Mandar, asal kata
Kalindaqdaq banyak dihubungkan Saran
dengan bahasa Arab, seperti kata 1) Kearifan budaya lokal Polewali
Qaldan yang berarti memintal Mandar seharusnya dijadikan sebagai sumber
(membuat kalindaqdaq) sama dengan pembelajaran IPS di sekolah atau
kehati-hatian dalam memintal benang, pembelajaran berbasis kontekstual sehingga
2) Qillidun yang berarti gudang (yakni pembelajaran IPS di sekolah dapat lebih
segudang kata-kata), dan 3) Qiladah bermakna (meaningfull) dan kelestarian
atau Qalaid yang berarti kalung kearifan budaya lokal tetap terjaga.
perhiasan perempuan (dimana
rangkaian kata yang indah menyerupai Daftar Rujukan
kalung perhiasan wanita yang indah). Adnyana. 2014. Pengembangan Modul
Namun yang paling populer adalah Geografi Model Depdiknas Berbasis
berasal dari suku kata Kali (gali) dan Kearifan Lokal Bali Pada Kompetensi
Daqdaq (dada). Jadi, secara bahasa, Inti Pengetahuan Tentang Lingkungan
kalindaqdaq dapat diartikan “isi dada” Hidup SMA/MA Kelas XI. Tesis tidak
atau “ungkapan perasaan dan pikiran diterbitkan. Malang: PPs-Universitas
yang dinyatakan dalam kalimat- Negeri Malang.
kalimat yang indah. Ada beberapa Astawa. 2015. Pengembangan Kurikulum
tema atau jenis kalindaqdaq, antara Geografi Berbasis Kearifan Lokal
lain Kalindaqdaq Masaala (agama), Untuk Sekolah Menengah Pertama
Kalindaqdaq Tomawuweng (orang (SMP) Pada Kawasan Upland Bali dan
tua), Kalindaqdaq Pettomuaneang Implikasinya Terhadap Sikap
(kesatria), Kalindaqdaq Naqibaine Kosmosentris Siswa. Disertasi tidak
(gadis), Kalindaqdaq Nanaqeke (anak- diterbitkan. Malang: PPs-Universitas
anak), Kalindaqdaq Pepatudu Negeri Malang.
(nasihat), Kalindaqdaq Pangino Depdiknas. 2008. Pedoman Penulisan Buku
(humor), Kalindaqdaq Paelle Nonteks (Buku Pengayaan, Referensi,
(menyindir), Kalindaqdaq dan Panduan Pendidik). Jakarta:
Sipomongeq (Romantisme atau Depdiknas.
percintaan), dan Kalindaqdaq Efendi. A. 2014: Implementasi Kearifan
Pappakaingaq (kritik sosial). Budaya Lokal Pada Masyarakat Adat
Kampung Kuta Sebagai Sumber
Kesimpulan Pembelajaran IPS. Sosio Didaktika,
Pembelajaran di sekolah saat ini masih 1(1): hlm. 212, (Online),
banyak yang belum memanfaatkan (https://scholar.google.co.id/), diakses
lingkungan sebagai sumber pembelajaran 21 November 2016.
dalam kelas seperti sekolah di daerah Fahmi. M, dkk. 2011. Urgensi
Kabupaten Polewali Mandar, seharusnya Pengembangan Bahan Ajar Geografi
dengan kekayaan kearifan budaya lokal Berbasis Kearifan Lokal. Universitas
Polewali Mandar dijadikan sebagai sumber Negeri Malang, 20(1): hlm. 24, (Online),
belajar berbasis kontekstual di dalam (https://scholar.google.co.id/), diakses 1
pembelajaran IPS, sehingga pembelajaran Mei 2016.
lebih bermakna (meaningfull), peserta didik Hasriyanti, ddk. 2016. Existence of Tradition
tidak hanya bergantung pada materi yang ada Patorani Activities In Coastal
dalam buku paket yang sifatnya hanya Resources Conservation In The District
mengembangkan kemampuan kognitif namun Takalarsouth Sulawesi Province
lebih meningkatkan kreativitas peserta didik Indonesia. IOSR Journal of Humanities
dan kelestarian budaya tetap terjaga. And Social Science (IOSR-JHSS): Volume
21, Issue 10, Ver. 9 (October.2016) PP 49-
56. e-ISSN: 2279-0837, p-ISSN: 2279-084.
hlm. 51 (Online), diakses 21 November unitri.ac.id, 4(2): hlm. 102, (Online),
2016. diakses 20 November 2016.
Holilah. M. 2015. Kearifan Ekologis Budaya Rohmad. 2013. Pengembangan Lembar Kerja
Lokal Masyarakat Adat Cigugur Siswa (LKS) Berbasis Eksplorasi,
Sebagai Sumber Belajar IPS Elaborasi, dan Konfirmasi (EEK) Serta
Universitas Pendidikan Indonesia, 24(2): Kebencanaan Sebagai Bahan Ajar Mata
hlm. 163, (Online), Pelajaran Geografi SMA/MA di
(https://scholar.google.co.id/), diakses Kabupaten Rembang. Universitas
15 Juni 2016. Negeri Semarang. 1(2): hlm. 2,
Kariasa. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran (Online), https://scholar.google.co.id/),
Sains Berbasis Budaya Lokal Untuk diakses 24 Juli 2016.
Mengembangkan Kompetensi Dasar Ruyadi. 2010. Model Pendidikan Karakter
Sains dan Nilai Kearifan Lokal di SMP. Berbasis Kearifan Budaya Lokal.
Universitas Pendidikan Ganesha, 5(3): Proceedings of The 4th International
hlm. 260, (Online), Conference on Teacher Education; Join
(https://scholar.google.co.id/), diakses Conference UPI & UPSI Bandung,
15 Juni 2016. Indonesia, 8-10 November 2010. hlm.
Karmadi. 2007. Budaya Lokal Sebagai 591, (Online),
Warisan Budaya dan Upaya https://scholar.google.co.id/), diakses 21
Pelestariannya. Makalah disampaikan November 2016.
pada Dialog Budaya Daerah Jawa Santoso. 2010. Konsep Diri Melalui
Tengah yang diselenggarakan oleh Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal
Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Sebagai Model Pendidikan Berkarakter
Tradisional Yogyakarta bekerjasama dan Berbudaya Bangsa di Era Global.
dengan Dinas Pendidikan dan Universitas Nusantara PGRI Kediri,
Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah, di Proceedings of The 4th International
Semarang 8 - 9 Mei 2007, (Online), Conference on Teacher Education; Join
(https://scholar.google.co.id/), diakses Conference UPI & UPSI Bandung,
29 April 2016 Indonesia, 8-10 November 2010. hlm,
Kemendikbud. 2012. Dokumen Kurikulum 479, (Online),
2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan (https://scholar.google.co.id/), diakses
dan Kebudayaan. 24 Juli 2016.
Mubah, S. 2011. Strategi Meningkatkan Daya Sartini, 2009. Menggali Nilai Kearifan Lokal
Tahan Budaya Lokal dalam Budaya Jawa Lewat Ungkapan
Menghadapi Arus Globalisasi. (Bebasan, Saloka, dan Paribasa).
Departemen Hubungan Internasional Universitas Airlangga, 5(1): hlm. 28,
FISIP, Unair, 24(4): hlm. 302, (Online), (Online), (https://scholar.google.co.id/),
(https://scholar.google.co.id/), diakses diakses 25 Juli 2016.
12 April 2016. Simanjuntak. 2014. Korelasi Kebudayaan dan
Mulyasa. E. 2015. Pengembangan dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Obor
Implementasi Kuikulum 2013. Bandung: Indonesia.
Remaja Rosdakarya. Suastra, 2010. Model Pembelajaran Sains
Mulyasa. E. 2006. Kurikulum Yang Berbasis Budaya Lokal Untuk
Disempurnakan. Bandung: Remaja Mengembangkan Kompetensi Dasar
Rosdakarya. Sains dan Nilai Kearifan Lokal di SMP.
Purwono, U. 2008. Standar Penilaian Buku Universitas Pendidikan Ganesha. 43(2):
Pelajaran. Jakarta: BSNP. hlm. 8, (Online),
Rochayanti. C, dkk. 2014. Implementasi https://scholar.google.co.id/), diakses 25
Kebijakan Desa Budaya Dalam Upaya Juli 2016.
Pelestarian Budaya Lokal. www. Jurnal
Sukmawati. 2015. Pengembangan Suplemen Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran
Bahan Ajar Pengetahuan Lingkungan IPS (JTP2IPS).
Berbasis Kearifan Lokal Tentang Tejokusumo. 2015. Pengembangan Buku
Pelestarian Hutan Adat Ammatoa di Pengayaan Perubahan Sosial di
Kabupaten Bulukumba Sulawesi Kecamatan Rembang Kabupaten
Selatan. Tesis tidak diterbitkan. Purbalingga Jawa Tengah Sebagai
Malang: PPs-Universitas Negeri Sumber Belajar IPS di SMP. Tesis tidak
Malang. diterbitkan. Malang: PPs-Universitas
Sumarmi. 2015. Model-Model Pembelajaran Negeri Malang.
Geografi. Yogyakarta: Aditya Media Wahyuningsih. S (2014: 172). Kearifan
Publishing. Budaya Lokal Madura Sebagai Media
Syarif. E, dkk. 2016. Conservation Values of Persuasif. Sosio Didaktika: 1(2): hlm.
Local Wisdom Traditional Ceremony 172, (Online),
Rambu Solo Toraja’s Tribe South (https://scholar.google.co.id/), diakses
Sulawesi as Efforts the Establishment of 20 November 2016.
Character Education. EFL Journal, Zahra. 2014. Pengembangan Bahan Ajar
ISSN: 2502-6054 Vol 1 No.1: hlm. 22, Sejarah Pokok Bahasan Islamisasi
(Online), diakses 21 November 2016. Berbasis Peninggalan Sejarah Masjid
Syarif. E, 2016. Integrasi Nilai Budaya Etnis Agung Demak. Universitas Negeri
Bugis Makassar Dalam Proses Semarang, 3(1): hlm. 18, (Online),
Pembelajaran Sebagai Salah Satu (https://scholar.google.co.id/), diakses
Strategi Menghadapi Era Masyarakat 24 Juli 2016.
Ekonomi Asean (MEA. Universitas
Negeri Malang, 1(1): hlm. 19, (Online),

Anda mungkin juga menyukai