Anda di halaman 1dari 10

KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PENDIDIKAN

LOCAL WISDOM OF SUNDANESE IN EDUCATION


Iwan Hermawan

Balai Arkeologi Bandung


Pos-el: iwan1772@yahoo.com

ABSTRACT
This study aimed to understand the phenomena that occur in the society, especially in the younger genera-
tion. The research method used was qualitative research methods. The locations of this inquiry are the areas where
the Sundanese culture and language are practiced and maintained, and specifically the areas of the private high
schools managed by the Pasundan Educational Foundation and Sundanese Educational Foundation (Yayasan
Atikan Sunda). The finding of this research shows that firstly, there are shifts in the view and attitude among the
young Sundanese generation toward their own cultural value; secondly, the social studies teachers who teach
Sundanese culture are facing difficulties with the scarcity of resources and facilities; thirdly, the private high
schools maintained by Pasundan Educational Foundation and Sundanese Educational Foundation are aware to
the needs and therefore committed to the task of the transmission of their culture and values.
Keywords: The local wisdom of sundanese, Education, Young generation

ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk memahami fenomena yang terjadi di tengah masyarakat, khususnya pada
generasi muda. Prosedur penelitian yang dipergunakan adalah penelitian kualitatif yang dilakukan terhadap remaja
pelajar di sekolah Pasundan dan sekolah Yayasan Atikan Sunda (YAS) Kota Bandung. Hasil penelitian menunjuk-
kan bahwa (1) pada sebagian masyarakat Sunda sedang terjadi pergeseran pandangan terhadap nilai budayanya; (2)
Guru IPS mengalami kesulitan mengajarkan materi budaya Sunda karena minimnya sumber dan fasilitas belajar;
(3) Sekolah Pasundan dan YAS menyadari pentingnya pewarisan nilai budaya Sunda. Mereka tetap berkomitmen
mentransformasikannya kepada siswa.
Kata kunci: Kearifan lokal Sunda, Pendidikan, Generasi muda

PENDAHULUAN walaupun bahasa Indonesia yang dipergunakan


adalah bahasa Indonesia campuran.1,2 Penelitian
Nilai kearifan lokal semakin dilupakan oleh
Arif Rachman yang dikutip Kompas3 menunjuk-
masyarakat Sunda dan masyarakat etnik lainnya di
kan kecenderungan pelajar di Jakarta tidak lagi
Indonesia. Kondisi ini menyebabkan keterpuruk­
mempergunakan bahasa daerah dalam komunikasi
an di hampir semua bidang kehidupan, termasuk
sehari-hari. Kondisi ini menyebabkan bahasa
kepercayaan, filosofi, sejarah, hingga arkeologi
daerah terpinggirkan di tengah masyarakatnya
dan ekonomi kemasyarakatan, lingkungan hidup,
karena dianggap tidak memberi kebanggaan dan
arsitektur, makanan serta pakaian. Ditinggalkan-
nilai tambah bagi penggunanya.
nya nilai budaya Sunda dalam kehidupan sehari-
hari terlihat pada penggunaan bahasa Indonesia Agar tidak kehilangan identitas dan jati diri
yang dominan dibanding penggunaan bahasa sebagai bangsa, diperlukan proses pendidikan
Sunda dalam komunikasi di tengah masyarakat yang mampu mengangkat potensi lokal dalam

| 29
semua kegiatannya. Hal ini sesuai dengan salah lebih mampu menyerap dan mengolah pengaruh
satu dari empat prinsip pendidikan UNESCO,4 kebudayaan yang mendatanginya dari luar
Learning to live together, learning to live with wilayah sendiri, sesuai dengan watak dan
other (belajar untuk hidup bersama, belajar kebutuhan pribadinya. Kearifan lokal juga dapat
untuk hidup dengan orang lain). Kondisi tersebut dibagi menjadi dua, yaitu segala nilai, konsep dan
menunjukkan bahwa lingkungan mempunyai teknologi yang telah dimiliki sebelum mendapat
peran penting bagi proses pendidikan anak pengaruh asing; serta daya yang dimiliki suatu
karena lingkungan akan berpengaruh terhadap bangsa untuk menyerap, menafsirkan, mengubah
pertumbuhan mereka.5 dan mencipta sepanjang terjadinya “pengaruh
Pentingnya pewarisan kearifan lokal kepada asing”.11 Pendidikan Nasional mempunyai fungsi
generasi muda banyak ditulis para budayawan dan mengembangkan kemampuan dan membentuk
ahli pendidikan, di antaranya Rosidi,1 Hunting- watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
ton,2 Arif Rachman,3 Buchori6 dan Levi-Strauss.7 dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Secara khusus, pentingnya pewarisan nilai budaya bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
Sunda di persekolahan dibahas oleh Turmudzi,8 didik agar menjadi manusia yang beriman dan ber-
Sjamsulbachri,9 dan Djulia.10 Turmudzi8 mem- takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
bahas pentingnya transformasi budaya Sunda mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
melalui sistem persekolahan, Syamsulbachri9 dan menjadi Warga Negara yang demokratis serta
membahas Implementasi nilai moral budaya bertanggung jawab.12
Sunda dalam Visi dan Misi Perguruan Tinggi, Menurut Parsons,13 Pendidikan merupakan
serta Djulia 10membahas Peran budaya lokal proses sosialisasi dalam diri setiap individu yang
dalam pembentukan Sains. Melalui tulisan ini, memungkinkan berkembangnya rasa tanggung
penulis menguraikan pentingnya proses pewarisan jawab dan berbagai kecakapan (commitment and
nilai budaya Sunda di tengah masyarakat, capacities). Perkembangan tersebut diperlukan
serta proses pengintegrasian nilai budaya Sunda dalam melaksanakan semua peran sosial manusia
dalam pendidikan yang mencakup nilai kearifan selama hidupnya di muka bumi. Bagi Indonesia
lokal sebagai sumber pembelajaran IPS di kelas, yang multi-etnik dan multi-budaya, pendidikan
dan peranan sekolah sebagai lembaga yang IPS perlu diarahkan pada penanaman jati diri
mentransformasikan nilai kearifan lokal Sunda. sebagai bangsa yang pada akhirnya dapat
Permasalahan dalam tulisan ini adalah proses menunjang pembentukan masyarakat multikultur
pewarisan nilai kearifan lokal Sunda di tengah karena pendidikan multikultural merupakan
masyarakat Sunda, proses pengintegrasian nilai konsep, ide atau falsafah sebagai suatu rangkaian
kearifan lokal Sunda dalam kegiatan pendidikan kepercayaan dan penjelasan yang mengakui dan
di sekolah yang mencakup pengintegrasian nilai menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis
kearifan lokal Sunda dalam Proses Pembelajaran di dalam membentuk gaya hidup, pengalaman
di kelas, serta peran Sekolah sebagai lembaga sosial, identitas pribadi, kesempatan-kesempatan
pewarisan nilai kearifan lokal Sunda. pendidikan dari individu, kelompok maupun
negara.14 UNESCO memandang pengetahuan asli
Tujuan yang diangkat dalam penelitian ini,
(Indigenous Knowledge) sebagai pengetahuan
adalah untuk mengetahui proses pewarisan nilai
berbasis masyarakat yang sifatnya dinamis dan
kearifan lokal Sunda di tengah masyarakat Sunda,
berkelanjutan.15
untuk mengetahui proses pengintegrasian nilai
kearifan lokal Sunda di sekolah yang mencakup Pendidikan berbasis budaya lokal Sunda
proses pengintegrasian nilai kearifan lokal Sunda merupakan proses pendidikan yang penting
dalam proses pembelajaran di kelas serta peranan- dalam sistem persekolahan di Jawa Barat,
nya sebagai lembaga pewarisan nilai kearifan karena bagaimana mungkin seseorang dapat
lokal Sunda. menghargai perbedaan yang terjadi di masyarakat
jika dia sendiri tidak mengenal budayanya, tidak
Pengertian kearifan lokal secara keseluruhan
mengenal adat istiadat yang berkembang di
sama dengan identitas budaya bangsa yang
tengah masyarakat. Adalah suatu kekeliruan jika
mengakibatkan bangsa bersangkutan menjadi

30 | Widyariset, Vol. 15 No.1, April 2012


anak-anak sekarang dijauhkan dari tatanan nilai masyarakat; dan wawancara dengan informan
budaya masyarakatnya karena untuk menjadi yang terdiri dari budayawan, tokoh masyarakat
Indonesia atau untuk menjadi warga dunia Sunda, Pengurus Organisasi Paguyuban Pasundan
seseorang tidak perlu meninggalkan nilai bu- dan Daya Sunda, serta pimpinan, guru, siswa
daya aslinya. Berkaitan dengan pendidikan etnik dan karyawan di lingkungan sekolah Yayasan
dalam proses pendidikan di sekolah, Banks 16 Pendidikan Pasundan dan YAS.
menguraikan bahwa pada tahapan awal anak didik
perlu diperkenalkan terlebih dahulu dengan nilai Hasil dan Pembahasan
budayanya sebelum nilai budaya di luar kelompok
masyarakatnya. Pada tahapan berikutnya, anak Masyarakat Sunda mengalami perkembangan
baru diperkenalkan dengan tatanan nilai budaya seiring dengan berjalannya waktu. Perkembangan
global. Proses ini diperlukan agar generasi muda kebudayaan masyarakat tersebut terjadi akibat
tidak kehilangan Identitas budayanya ketika dorongan dalam diri masyarakat itu sendiri dan
melakukan kontak dengan orang di luar kelompok akibat pengaruh kebudayaan asing yang masuk
etniknya. melalui berbagai cara, termasuk melalui media
massa. Hasil pengamatan penulis di lingkungan
masyarakat Sunda menunjukkan terjadinya
METODE PENELITIAN pergeseran pandangan masyarakat Sunda, teru-
Penelitian dilaksanakan di Kota Bandung pada tama generasi muda, terhadap kebudayaan
rentang waktu tahun 2004–2006 untuk mengamati Sunda. Kondisi ini terlihat pada pergeseran
proses pewarisan nilai budaya Sunda yang ber- bentuk-bentuk kebudayaan yang berkembang di
langsung di tengah masyarakat Kota Bandung. tengah masyarakat, yaitu pergeseran penggunaan
Penelitian juga dilakukan di lingkungan Sekolah bahasa komunikasi dari bahasa Sunda ke bahasa
Pasundan dan Sekolah YAS guna mengamati Indonesia dan Asing. Orang tua lebih membia-
proses pewarisan nilai budaya Sunda melalui sakan anak-anaknya berbahasa Indonesia atau
proses pendidikan yang berlangsung di sekolah. asing dibanding menggunakan bahasa daerah.
Sesuai permasalahan yang diajukan serta Akibatnya, banyak anak-anak yang tidak bisa
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini berbahasa Sunda walau orang tua mereka adalah
maka metode penelitian yang dipergunakan orang Sunda. Kondisi lainnya adalah memudarnya
adalah metode penelitian kualitatif dengan kepercayaan terhadap pantang larang berupa
tradisi penelitian Etnografi. 17,18,19 Etnografi pamali, buyut atau tabu karena dianggap pantang
merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu larang hanya menakut-nakuti anak dan tidak dapat
kebudayaan. Tujuan utama aktivitas ini, adalah dibuktikan secara ilmiah. Pergeseran cara pandang
memahami suatu pandangan hidup dari sudut masyarakat Sunda terhadap kebudayaannya juga
pandang penduduk asli. Penelitian etnografi terlihat pada apresiasi seni yang lebih mengarah
melibatkan aktivitas belajar mengenai dunia orang pada perkembangan seni modern.
yang telah belajar melihat, mendengar, berbicara, Kekhawatiran semakin melunturnya tata
berpikir dan bertindak dengan cara yang berbeda, nilai budaya Sunda di tengah masyarakatnya
sehingga etnografi tidak hanya mempelajari juga diungkapkan oleh tokoh-tokoh Kasundaan,
masyarakat, namun mencakup kegiatan belajar pimpinan organisasi Kasundaan, pimpinan serta
di masyarakat.17 guru Sekolah Pasundan dan sekolah YAS. Mereka
Proses analisis data berlangsung sejak awal sepakat bahwa pada sebagian masyarakat Sunda,
hingga akhir penelitian, karena instrumen utama terutama generasi muda, tengah terjadi pergeseran
pada penelitian ini adalah peneliti, sehingga walau pandangan terhadap nilai budayanya. Mereka
diperguankan alat bantu berupa alat rekam dan khawatir jika terus dibiarkan maka orang Sunda
kamera, peneliti tetap memegang peranan utama akan semakin jauh dari tata nilai budayanya dan
sebagai alat penelitian.20 pada akhirnya kebudayaan Sunda akan mati di
Pengumpulan data dilakukan melalui kajian tempatnya sendiri. Kekhawatiran itulah yang
literatur; observasi langsung di sekolah serta mendasari mereka untuk tetap aktif dalam
proses pewarisan nilai budaya Sunda, baik

Kearifan Lokal Sunda... | Iwan Hermawan | 31


secara individu maupun secara kelompok atau Proses penyampaian materi-materi tersebut
organisasi. Salah seorang yang terlibat langsung kepada siswa dilakukan melalui proses pembela-
dalam kegiatan berkebudayaan Sunda adalah Tan jaran IPS di kelas setelah sebelumnya dilakukan
Deseng, seorang seniman Sunda yang di dalam seleksi dan penafsiran terlebih dahulu oleh Guru
tubuhnya mengalir darah Tionghoa. Beliau secara IPS atau Tim Guru IPS. Tahapan ini diperlukan
aktif membina kelompok kesenian Sunda “Mekar agar pembelajaran yang dimaksud dapat mencapai
Parahyangan” yang anggotanya kebanyakan ber- tujuan sesuai dengan harapan. Secara sederhana
asal dari warga masyarakat keturunan Tionghoa. tahapan tersebut digambarkan pada Gambar 1.
Dukungan terhadap pengembangan dan Berdasarkan Gambar 1, proses pemanfaatan
pemeliharaan nilai Kasundaan di tengah masya­ materi kearifan lokal Sunda pada pembelajaran
rakat Sunda juga diberikan oleh pemerintah, IPS dilakukan Guru dengan prosedur sebagai
khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat berikut: (1) Guru melakukan penggalian terhadap
melalui penerbitan Peraturan Perundangan, yaitu materi kearifan lokal Sunda dari berbagai sumber
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor untuk dijadikan sumber pembelajaran mata
5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Sastra dan pelajaran IPS di kelas; (2) Setelah materi kearifan
Aksara Daerah: Nomor 6 Tahun 2003 tentang lokal Sunda tersebut berhasil dikumpulkan, guru
Pemeliharaan Kesenian dan Nomor 7 tahun 2003 melakukan pemilahan materi sesuai standar
tentang Pengelolaan Kepurbakalaan, Kesejarahan, kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
Nilai Tradisional, dan Museum. dicapai oleh siswa; (3) Proses berikutnya, guru
Berkenaan dengan proses pewarisan nilai menyampaikan materi tersebut kepada siswa
kearifan lokal Sunda di sekolah, kurikulum melalui kegiatan pembelajaran di kelas yang inter-
idealnya memberi tempat bagi pengintegrasian aktif dan berpikir kritis; (4) Siswa juga dianjurkan
nilai-nilai kearifan lokal dalam proses pembe- untuk mengakses berbagai materi kearifan lokal
lajaran, termasuk pengintegrasian pada mata Sunda berkaitan dengan materi yang dibahas.
pelajaran IPS di semua jenjang pendidikan. Pada proses tersebut, pengintegrasian materi
Salah satu tujuan mata pelajaran IPS kearifan lokal Sunda dalam pembelajaran IPS
adalah membentuk warga negara yang baik dan ditujukan untuk membantu siswa dalam mencapai
mempunyai wawasan lokal, nasional, dan global. standar minimum yang diharapkan kurikulum.
Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan lokal harus Proses tersebut juga berguna untuk menumbuhkan
menjadi salah satu sumber pembelajarannya. pemahaman siswa terhadap lingkungan masyara-
Berdasar hasil kajian terhadap berbagai kearifan kat Sunda di mana mereka hidup.
lokal Sunda, baik yang masih berkembang di Pembelajaran IPS dengan menggunakan
tengah masyarakat maupun dari hasil literasi pendekatan lokal sangat mungkin dilakukan
naskah Sunda kuno, diketahui bahwa kearifan dalam pembelajaran di sekolah karena objek pem-
lokal Sunda mengandung nilai-nilai positif yang belajaran IPS adalah masyarakat dan kebudayaan-
bersifat universal sehingga dapat memperkaya nya. Selain itu, pengetahuan asli (indigenous
materi pembelajaran di sekolah. knowledge) memiliki tempat tersendiri dalam
pendidikan sains di samping cara mengetahui

Gambar 1. Proses Pemanfaatan Kearifan Lokal Sunda dalam Pembelajaran IPS oleh Guru dan Siswa

32 | Widyariset, Vol. 15 No.1, April 2012


secara non-tradisional untuk memahami alam lainnya, serta buku pelajaran yang tersedia di
secara mendalam dan keseimbangan di antara dua pasaran kurang mengangkat materi potensi lokal.
cara berpikir ini dapat memperkuat pendidikan Hasil pengamatan dan wawancara dialogis yang
sains. 13 Pentingnya pengenalan Indigenous dilakukan penulis dengan guru-guru di Sekolah
Knowledge juga diakui UNESCO yang meman- Pasundan dan Sekolah YAS tampak bahwa para
dang pengetahuan asli (indigenous knowledge) guru sudah mengetahui akan keharusan me­reka
sebagai pengetahuan berbasis masyarakat dengan mengintegrasikan materi-materi lokal dalam
sifat dinamis dan berkelanjutan.15 proses pembelajaran, namun mereka merasa
Berdasarkan skema pada Gambar 2, langkah- kesulitan dalam mengakses materi-materi muatan
langkah yang dapat dilakukan guru dan atau lokal untuk sumber pembelajaran akibat masih
kelompok guru dalam mengimplementasikan nilai sulitnya sumber informasi tersebut di sekolah,
kearifan lokal Sunda dalam pembelajaran IPS bahkan di pasaran pun buku-buku materi kearifan
adalah sebagai berikut. Langkah 1, Guru/kelom- lokal sulit diperoleh.
pok guru melakukan identifikasi bentuk-bentuk Berkenaan dengan proses pewarisan nilai
kearifan lokal Sunda yang berasal dari berbagai kearifan lokal Sunda di lingkungan lembaga
sumber sesuai standar kompetensi dan kompetensi pendidikan yang berada di bawah naungan
dasar yang harus dicapai siswa; Langkah 2, Hasil organisasi Kasundaan, yaitu Sekolah Pasundan
identifikasi tersebut kemudian dipilih mana yang yang dikelola oleh Bale Atikan Pasundan (BAP)
sesuai dengan topik pembelajaran sesuai dengan dibawah naungan organisasi Paguyuban Pasundan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dan Sekolah YAS yang berada di bawah naungan
berlaku; Langkah 3, Proses pembelajaran IPS organisasi Daya Sunda, hasil wawancara dengan
yang berbasis budaya Sunda dilaksanakan oleh pimpinan Yayasan serta kajian terhadap Anggaran
guru; Langkah 4, Setelah selesai penyampaian Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan
materi, guru perlu melakukan refleksi atas materi menunjukkan bahwa kedua Yayasan Pendidikan
pelajaran yang telah disampaikan termasuk materi tersebut didirikan sebagai wujud nyata upaya pen-
kearifan lokal yang diintegrasikan; dan Langkah 5, capaian tujuan organisasi di bidang Pendidikan.
merupakan langkah terakhir berupa pelaksanaan Proses pewarisan nilai kearifan lokal Sunda
evaluasi untuk mengukur tingkat ketercapaian di kedua lembaga pendidikan tersebut dilakukan
standar kompetensi dan kompetensi dasar. melalui dua cara, yaitu melalui kegiatan pembe-
Pada pelaksanaannya, proses pengintegra- lajaran di dalam kelas dan proses pendidikan di
sian nilai kearifan lokal Sunda pada pembelajaran lingkungan sekolah. Proses pembelajaran di kelas
IPS masih mengalami kendala, terutama akibat dilakukan melalui kegiatan (1) pengajaran mata
kurangnya pengetahuan guru akan nilai budaya pelajaran khusus kasundaan; (2) pengintegrasian
Sunda, minimnya buku dan literatur pendukung pada mata pelajaran yang telah ada, termasuk

Gambar 2. Implikasi Kearifan Lokal Sunda dalam Pembelajaran IPS di Sekolah oleh Guru

Kearifan Lokal Sunda... | Iwan Hermawan | 33


IPS. Selain itu, pengenalan nilai kearifan lokal kearifan lokal Sunda diuraikan sebagai berikut.
Sunda kepada siswa juga diaktualisasikan melalui Unsur Adaptation (Adaptasi), proses pewarisan
berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan kebijakan nilai kearifan lokal Sunda kepada generasi muda
sekolah. merupakan upaya yang dilakukan oleh orang
Identitas budaya bagi masyarakat penting Sunda dewasa, baik secara pribadi maupun
karena menurut Parsons, masyarakat harus kelompok dalam mendidik anak-anak mereka.
memiliki struktur yang jelas, yaitu mencakup Unsur Goal Attainment (Pencapaian Tujuan),
Struktur kekerabatan; struktur prestasi dan strati- proses pencapaian tujuannya berpusat pada sistem
fikasi; teritorialitas, kekuatan, dan integrasi dalam politik atau kekuasaan di Tatar Sunda. Otoritas
sistem kekuasaan; Agama dan Integrasi Nilai.22 dan kekuasaan tertinggi dalam penentuan tujuan
Berkenaan dengan proses pendidikan sebagai masyarakat berada di tangan pemerintah, baik di
bentuk pewarisan nilai, Parsons14 menguraikan tingkat kota/kabupaten maupun Provinsi Jawa
bahwa pendidikan mempunyai fungsi sosial- Barat. Melalui proses pewarisan nilai kearifan
isasi dan seleksi. Sosialisasi dalam pendidikan lokal Sunda, diharapkan generasi muda mampu
meliputi aspek nilai, kognisi, maupun motorik. bersaing di tengah persaingan global dengan tidak
Di antara ketiga aspek tersebut, Parsons lebih tercerabut akar budayanya. Unsur integration,
mengutamakan nilai karena konsensus akan nilai ikatan emosional sangat diperlukan dalam penca-
merupakan faktor yang disyaratkan bagi timbul paian tujuan bersama dalam kelompok. Berkenaan
dan terpeliharanya integrasi sosial. Melalui sos- dengan unsur tersebut, masyarakat Sunda dikenal
ialisasi, nilai budaya masyarakat diubah menjadi sebagai masyarakat yang toleran dan mampu
nilai yang dihayati atau diinternalisasi oleh warga bekerja sama guna mencapai tujuan bersama.
masyarakat secara individual karena menurut Unsur Latent Pattern Maintenance (Pemeliharaan
Parsons masyarakat dapat dikelompokkan dalam pola yang laten), pemeliharaan pola laten pada
tiga subsistem, yaitu sistem budaya, sistem sosial, masyarakat Sunda akan mendorong masyarakat
dan sistem kepribadian. Sistem budaya berisi untuk tetap berupaya mempertahankan nilai-nilai
nilai, norma, pengetahuan dan kepercayaan atau dasar dan norma yang dianut.
keyakinan hidup yang dianut bersama. Sistem Menilik pola kontrol Sibernetik (Cyber-
sosial berisi struktur peran, yaitu perilaku yang netic Control) yang diungkapkan Parsons, proses
diharapkan akan dilakukan seseorang sesuai den- pewarisan nilai budaya Sunda dilakukan oleh
gan status sosialnya. Dalam sistem kepribadian, sistem terkait yang saling berkaitan dan saling
individu memiliki keperluan-keperluan yang mengawasi untuk saling kontrol. Tanpa proses
lahir atau dibentuk pada saat berlangsungnya tersebut, tujuan proses pewarisan nilai budaya
proses sosialisasi bagi dirinya. Pada masyarakat Sunda tidak akan tercapai.
juga terdapat hierarki pengawasan sebagai
Berdasarkan skema pada Gambar 3, secara
berikut: Kebudayaan mengontrol masyarakat,
hierarki kebudayaan Sunda akan mengontrol
dan masyarakat mengontrol individu yang jadi
masyarakatnya dan masyarakat mengontrol indi-
warganya. Sementara itu, di pihak lain terjadi arus
vidu dalam melaksanakan nilai-nilai yang sesuai
yang berlainan arah, yaitu individu melakukan
dengan tata nilai budaya Sunda. Sebaliknya,
suatu perbuatan dalam rangka mewujudkan dan
dalam proses mempertahankan nilai budaya
mempertahankan norma sosial serta nilai kultural
Sunda, orang Sunda baik secara individu atau
masyarakat.23
pun kelompok berperilaku sesuai tata nilai budaya
Konteks A-G-I-L dari Parsons berusaha Sunda sehingga nilai dan norma budaya Sunda
menganalisis persyaratan fungsional pada dapat tetap dipertahankan di tengah pengaruh
semua sistem sosial yang dikembangkan. Secara budaya global.
fungsional pewarisan kearifan lokal Sunda
Proses pewarisan nilai kearifan lokal Sunda
kepada generasi muda dapat berlangsung karena
di sekolah lambat laun akan berpengaruh dan
setiap elemen di dalamnya bekerja sesuai dengan
mampu membuat perubahan di tengah masyara-
fungsinya. Secara rinci konteks A-G-I-L dari
kat. Demikian pula sebaliknya masyarakat akan
Parsons berkenaan dengan proses pewarisan nilai
memberi umpan balik yang dapat berpengaruh

34 | Widyariset, Vol. 15 No.1, April 2012


kepada kehidupan sekolah, baik berupa perubahan di sekolah. Perubahan pola tingkah laku tersebut
maupun pemantapan struktur dan interaksi yang diharapkan dapat memengaruhi lingkungan
telah ada (Gambar 4). masyarakat, tempat di mana siswa dan elemen
Kondisi tersebut juga berlaku bagi proses sekolah lainnya berasal. Penanaman nilai-nilai
pewarisan nilai budaya Sunda yang berlangsung Kasundaan tidak akan berhasil sesuai harapan
di sekolah. Pada proses tersebut, nilai budaya jika tidak ada kerja sama antarpihak-pihak terkait,
Sunda yang ditanamkan pada siswa melalui proses yaitu yayasan, guru, karyawan dan siswa serta
pendidikan secara lambat-laun akan berpengaruh lingkungan masyarakat.
pada lingkungan masyarakat. Berkenaan dengan Gambar 5 memperlihatkan pentingnya kerja
kondisi tersebut, sekolah perlu mengakomodasi sama antara keluarga, lingkungan masyarakat dan
nilai-nilai yang berkembang di masyarakat Sunda sekolah yang berpengaruh terhadap pembentukan
dalam proses pendidikan di sekolah. Hasil peng­ kepribadian dan jati diri generasi muda. Hal
amatan penulis menunjukkan Sekolah Pasundan tersebut karena anak tidak bisa melepaskan diri
dan YAS berupaya untuk mendorong siswa dan dari pengaruh lingkungan tempat mereka tumbuh
elemen sekolah lainnya untuk selalu menjunjung dan berkembang. Menurut Parsons, keluarga dan
tinggi nilai-nilai luhur Kasundaan. Upaya tersebut masyarakat mempunyai kewajiban mewariskan
dilakukan tidak hanya dalam bentuk tertulis pada nilai budaya kepada generasi muda. Berdasarkan
peraturan sekolah dan yayasan serta anjuran Gambar 5, keluarga merupakan lingkungan
semata, namun secara ketat diterapkan dalam tata pertama yang bagi anak untuk mengenal nilai
aturan yang berlaku di sekolah. budaya Sunda. Lingkungan berikutnya adalah
Menurut Adil Fadilakusumah (ketua YAS), masyarakat, khususnya teman sepermainan,
proses pembiasaan tersebut pada awalnya kemudian adalah sekolah.
dianggap sebagai suatu beban berat dan ban- Dukungan pemerintah daerah terhadap
yak tentangan. Lambat laun proses tersebut proses pewarisan nilai kearifan lokal Sunda
memperlihat­kan hasil positif yang terlihat dari yang diimplementasikan melalui penerbitan
peningkatan kualitas penggunaan bahasa Sunda Peraturan Daerah untuk pelaksanaannya di

Gambar 3. Hierarki Proses Pewarisan Nilai Kearifan Lokal pada Masyarakat


Sunda (Diadaptasi dari Adiwikarta;23 Johnson22)

Gambar 4. Alur Interaksi Sistemik antara Sekolah dengan Lingkungan


Sekolah23

Kearifan Lokal Sunda... | Iwan Hermawan | 35


Gambar 5. Skema Peran Keluarga, Masyarakat, dan Sekolah dalam
Membentuk Kepribadian Generasi Muda

lingkungan persekolahan dilakukan dengan ditaati karena dianggap tidak rasional, takhayul,
menjadikan pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda dan hanya membuat takut melakukan peruba-
sebagai mata pelajaran wajib dari tingkat SD han. Fenomena lainnya yang berkembang pada
sampai SMA mulai tahun pelajaran 2006/2007 masyarakat Sunda, adalah pergeseran apresiasi
yang sebelumnya pelajaran bahasa Sunda hanya terhadap kesenian Sunda. Pada masyarakat Sunda
diberikan pada tingkat SD dan SMP. Kebijakan berkembang anggapan bahwa kesenian Sunda
ini didasarkan pada Surat Keputusan Gubernur bagaimana pun bentuknya tidak layak dinikmati
Jawa Barat Nomor: 423.5/Kep.674-Disdik/2006 sebagai hiburan sehari-hari karena hanya layak
tanggal 25 Juli 2006 tentang Standar kompetensi sebagai hiburan di tempat perhelatan atau hajatan
dan kompetensi dasar serta panduan penyusunan semata.
kurikulum tingkat satuan pendidikan mata Pendidikan merupakan proses memengaruhi
pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda. yang dilakukan oleh orang dewasa kepada mereka
Kerja sama semua pihak yaitu keluarga, yang belum siap untuk melakukan fungsi-fungsi
masyarakat, sekolah, dan dukungan pemerintah sosial sehingga pewarisan kearifan lokal Sunda
dalam proses pewarisan nilai budaya Sunda kepada generasi muda menjadi penting demi
akan mendorong generasi muda saat ini menjadi penanaman jati diri. Pada proses pendidikan yang
generasi yang mempunyai kompetensi global berlangsung di sekolah, pewarisan nilai-nilai
sekaligus tetap mengenal, memahami, dan men- kearifan lokal Sunda dilakukan melalui proses
junjung tinggi nilai-nilai kasundaan. pembelajaran di kelas, kegiatan ekstrakurikuler
dan berbagai kebijakan sekolah.
KESIMPULAN Proses pewarisan nilai kearifan lokal Sunda
yang dilakukan melalui proses pembelajaran di
Secara umum, masyarakat Sunda mengalami
kelas saat ini dilakukan melalui pengajaran mata
perubahan di segala bidang kehidupan termasuk
pelajaran khusus kasundaan, serta diintegrasikan
pandangan mereka terhadap nilai budayanya.
pada mata pelajaran lain yang telah ada, termasuk
Mereka menganggap nilai budaya Sunda sebagai
melalui mata pelajaran IPS. Hasil penelitian
nilai yang ketinggalan zaman dan tidak layak
menunjukkan walau guru paham akan penting-
untuk dijadikan pegangan dalam menghadapi era
nya memperkenalkan bentuk-bentuk kearifan
baru yang penuh persaingan. Pergeseran pandang­
lokal dalam proses pembelajaran, materi tersebut
an masyarakat Sunda terhadap nilai budayanya
kurang dilirik untuk dijadikan sumber belajar.
terlihat pada menurunnya rasa bangga dalamdalam
Kondisi ini terjadi karena kurangnya penguasaan
menerap­kan berbagai unsur kebudayaan Sunda
guru akan materi tentang potensi lokal yang
dalam kehidupan sehari-hari. Karena dianggap
berakibat pada kesulitan pengintegrasian dalam
kurang menunjang proses modernisasi dan glo-
mata pelajaran.
balisasi, penggunaan bahasa Sunda di tengah
masyarakat Sunda tergeser oleh bahasa Indonesia
yang dianggap lebih menunjang komunikasi di DAFTAR PUSTAKA
tengah masyarakat heterogen. Pergeseran lainnya 1
Rosidi, A. 2005 “Mencari Sosok Manusia Sunda”.
adalah keberadaan pamali tidak lagi dianggap Makalah pada Seminar Pembangunan Ber-
sebagai larangan atau pantangan yang harus basis Budaya Sunda di PPKPPW-LP UNPAD.
Bandung.

36 | Widyariset, Vol. 15 No.1, April 2012


2
Huntington, S.P. (2003) Benturan Peradaban dan Masa 14
Tilaar, H.A.R. 2004. Multikulturalisme: Tantangan-
Depan Politik Dunia (penerjemah: Ismail, M.S., tantangan Global Masa Depan dalam Transfor-
dari The Clash Civilizations and the Remaking masi Pendidikan Nasional. Jakarta: Grasindo.
of Word Order). Yogyakarta: Qalam. 15
NUFFIC and UNESCO/MOST 1999. Best Practices
3
Indonesia Hadapi Ancaman Kepunahan Bahasa on Indigenous Knowledge [online]. (http://
Daerah.2005. Kompas, 23 Mei www.unesco.org/most/bpikreg.html diunduh
4
UNESCO. 1996. Treasure Within. Paris: UNESCO pada 20 Maret 2006)
Publishing. 16
Banks, J. A. 1986. Teaching Strategies for Ethnic
5
Partington and McCudden,1993.Ethnicity and Studies fouth edition. Boston: Allyn and Bacon,
Education. Wenworth Falls, NSW: Social Inc.
Science Press 17
Creswell, J.W. 1994. Research Design: Qualitative
6
Buchori, M. 2001. Pendidikan Antisipatoris. Yogya- and Quantitative Approaches. London: SAGE
karta: Kanisius Publications.
7
Levi-Strauss, C. 2005. Mitos dan Makna: Membong-
18
Spradley, J.P. 2006. Metode Etnografi (penterjemah:
kar kode-kode Budaya. (Penerjemah: Hok, L.P., Elizameth, M.Z., dari The Ethnographic
dari Myth and Meaning) Serpong: Marjin Kiri. Interview), edisi II. Yogyakarta: Tiara wacana.
8
Turmudzi, D. 2002. Transformasi Budaya Suna
19
Goetz, J.P., and LeComte, M.D. 1984. Ethnography
melalui Sistem persekolahan: Studi kasus pada and Qualitative Design in Educational Re-
SMU Pasundan. Mimbar Pendidikan 4: 27–34. search. New York: Academic Press.
9
Sjamsulbachri, A. 2004. Implementasi Nilai Moral
20
Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik
Budaya Sunda dalam Visi dan Misi Perguruan Kualitatif . Bandung: Tarsito.
Tinggi Swasta di Jawa Barat. Disertasi pada 21
Johnson, D.P. 1990. Toeri Sosiologi: Klasik dan
PPs UPI Bandung. Modern 1 (penterjemah: Lawang, R.M.Z., dari
10
Djulia, E. 2005. Peran budaya lokal dalam Pemben- Sociological Theory) Jakarta: Gramedia
tukan Sains (Studi naturalistik pembentukan 22
Adiwikarta, S. 1988. Sosiologi Pendidikan: Isyu
sains siswa kelompok budaya Sunda tentang dan Hipotesis tentang Hubungan Pendidikan
fotosistesis dan respirasi tumbuhan dalam dengan Masyarakat. Jakarta: PPLPTK Dirjen
konteks sekolah dan lingkungan pertanian). Dikti, Depdikbud.
Disertasi pada PPs UPI.
11
Sedyawati. 1986. Lokal Genius dalam Kesenian
Indonesia” Dalam Ayatrohaedi, (Ed). Kepriba-
dian Budaya Bangsa (Local Genius): 186–192.
Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
12
UU No. 20 tahun 2003 tentang Otonomi Daerah
13
Parsons, T. 1959. The School Class as Social System:
Some of Its Functions in American Society.
Dalam Ballantine, JH., (Ed) Schools and
Society, A Reader in Education and Sociology.
California: Mayfield.

Kearifan Lokal Sunda... | Iwan Hermawan | 37


38 | Widyariset, Vol. 15 No.1, April 2012

Anda mungkin juga menyukai