METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Desain penelitian ini
adalah studi lapangan. Penelitian ini mendeskripsikan pengintegrasian muatan
karakter melalui full day scholl di SMA Nasional Malang sesuai dengan keadaan
sebenarnya berdasarkan data yang diperoleh peneliti tanpa rekayasa.
Sumber data pada penelitian ini adalah seluruh kegiatan full day school di
SMA Nasional Malang, mulai pukul 06.45—16.30 WIB. Instrumen yang
digunakan untuk menunjang pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu (1)
panduan wawancara dan panduan analisis data. Panduan wawancara berisi butir-
butir pertanyaan yang harus dijawab oleh narasumber selama kegatan wawancara
berlangsung. Melalui wawancara, peneliti dapat menggali informasi terkait
penerapan full day school di SMA Nasional Malang. Panduan analisis data
berfungsi untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data yang memuat nilai
karakter dalam full day school di SMA Nasional Malang. Panduan tersebut berisi
indikator-indikator muatan karakter yang ingin dideskripsikan pada kegiatan full
day school.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara
dan studi lapangan. Wawancara adalah mengumpulkan informasi dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan kepala SMA
Nasional Malang untuk memeproleh informasi terkait pelaksanaan full day school
di SMA Nasional Malang. Pada teknik studi lapangan, peneliti melakukan
observasi atau terjun langsung mengamati pelaksanaan full day school di SMA
Nasional Malang dan mencatat hasil obsetvasi sebagai pelaporan.
Tausiyah
Tausiyah merujuk ada kegiatan siar agama yang disampaikan secara
informal. Tausiyah dapat pula diartikan ceramah keagamaan yang berisi pesan-
pesan dalam hal kebenaran. Di SMA Nasional Malang kegiatan tausiyah
dilakukan selama 15 menit. Kegiatan pembelajaran di SMA Nasional Malang
dimulai pukul 06.45 WIB, siswa masuk ke dalam kelas dan berdoa dengan
panduan dari pusat. Setelah membaca doa untuk mengawali pembelajaran,
dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan oleh Kepala Sekolah. Tausiyah ini
berisi kandungan ayat, cerita yang dapat diteladai, dan nasihat-nasihat yang
berguna di masa yang akan datang. Tujuan utama dari tausiyah adalah
menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa, guru, maupun karyawan. Dengan
adanya tausiyah, diharapkan dapat mengetuk hati siswa maupun Bapak Ibu guru
untuk selalu berada di jalan kebaikan dan seminimal mungkin melakukan
keburukan. Setelah kegiatan tausiyah, dilanjutkan dengan M-Gopek.
M-Gopek
M-Gopek merupakan akronim dari manajemen gopek. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia manajemen berarti penggunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran; pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya
perusahaan dan organisasi. Gopek dapat diartikan sebagai uang koin lima ratus
rupiah. Dalam pembahasan ini M-Gopek berarti penggunaan uang lima ratus
rupiah sebagai salah satu upaya menumbuhkan nilai karakter pada siswa di SMA
Nasional Malang. M-Gopek merupakan inovasi dari SMA Nasional Malang
sebagai pembelajaran karakter bagi siswa yang dilaunching perdana pada bulan
September tahun 2015.
Setiap hari warga SMA Nasional Malang mulai dari siswa, guru,
karyawan, hingga kepala sekolah memasukkan uang lima ratus koin ke dalam
botol. Botol-botol tersebut diletakkan di masing-masing kelas siswa dan di kantor
guru. Botol-botol tersebut juga sengaja dihias semenarik mungkin berdasakan
kreativitas individu agar termotivasi dalam beramal melalui M-Gopek. Uang
dalam botol ini setiap akhir bulan akan dihitung di setiap kelas dan dilaporkan
dalam sidang terbuka yang dihadiri seluruh warga sekolah. Sidang pleno dihadiri
oleh direktur utama M-Gopek (Kepala Sekolah), bendara M-Gopek, dewan guru,
dan seluruh siswa. Pelaporan hasil perhitungan M-Gopek periode September 2015
—Agustus 2016 dapat dilihat pada tabel berikut.
REKAP HASIL GOPEK
Bulan Jumlah
September Rp 3.433.900
Oktober Rp 4.205.300
Nov & Des Rp 5.661.200
Januari 2016 Rp 3.680.600
Feb & Mar
2016 Rp 5.659.600
April – Juni Rp 4.169.000
Juli-Agustus
2016 Rp 7.774.600
Rp 34.584.200
Budaya 3S
SMA Nasional Malang terkenal dengan kekeluargaan yang begitu dekat di
antara warga sekolah, baik guru dengan guru, siswa dengan siswa, siswa dengan
guru, kepala sekolah, maupun karyawan. Fenomena inilah yang membuat lahirya
budaya 3S di lingkungan SMA Nasional Malang. Budaya 3S merupakan budaya
salam, sapa, dan senyum. Seluruh keluarga besar di SMANAS diharuskan salam,
sapa, dan senyum ketika bertemu dengan siswa, guru, maupun orang lain yang
berkunjung di SMA Nasional Malang. Budaya 3S mengajarkan nilai karakter
kesopanan, dan peduli. Nilai sopan santun dan penduli dapat dilihat bahwa dengan
mengucapkan salam, sapa, dan senyum kepada orang lain berarti kita menghargai
orang tersebut.
Kegiatan Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan nonakademik yang dilakukan siswa
di luar pembelajaran yang bersifata akademik. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 menjelaskan bahwa
kegiatan ekstrakulikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik
yang berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap, kemampuan,
dan kreativitas. Di SMA Nasional terdapat lima belas ekstrakulikuler, yaitu: (1)
Badan Dakwah Islam (BD1),(2) Paskibra, (3) dance, (4) mading, (5) band, (6)
Karya Ilmiah Remaja,(7) bahasa Jerman, (8) bahasa Jepang, (9) English Studi
Club, (10)tari tradisional, (11) silat, (12) futsal, (13) bulu tangkis,(14) voli,dan
(15) basket. Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Nasional Malang dilakukan dua
hari, yaitu Kamis dan Jumat. Waktu pelaksanaannya dimulai pukul 13.00—16.30
WIB. Setiap siswa diwajibkan mengikuti satu ekstrakulikuler dalam satu hari, jadi
masing-masing siswa maksimal mengikuti dua ekskul. Boleh juga lebih dari dua
ekstrakurikuler asalkan jadwal ekskul tidak bentrok dengan ekstrakulikuler
lainnya. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, seorang anak akan memperoleh
berbagai penanaman nilai berdasarkan kegiatan yang diikutiya, misalnya
ekstrakurikuler paskibra mengajarkan nilai kebangsaan pada siswa,
ekstrakurikuler BDI mengajarkan nilai religi, dan sebagainya.
Kegiatan Kerohanian
Kegiatan kerohanian dapat diartikan sebagai kegiatan keagamaan.
Maksudin (2013:5) berpendapat bahwa usaha untuk mencapai individualitas dan
kolektivitas dalam lingkungan hidup manusia, pendidikan agama dapat dijadikan
sebagai proses pematangan fitrah. Dengan demikian, untuk membentuk karakter
yang baik, pendidikan agama perlu dijadikan fokus utama dalam pendidikan anak.
Kegiatan kerohanian di SMA Nasional Malang dimulai setelah kegiatan
pekerjaasn sekolah, yaitu pukul 15.15 WIB. Kegiatan dimulai dengan sholat ashar
berjamaah dan dilanjutkan dengan mengaji. Pada kegiatan mengaji siswa
digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan kemampuan baca al quran yang
dikuasai siswa, yaitu ula (rendah), wustho (menengah), dan ulya (lancar). Setiap
kelompok mengaji didampingi oleh dua ustadzah atau ustad. Dalam praktiknya
masing-masing siswa mengaji dan disimak oleh ustad atau ustadzah penanggung
jawab kelompok. Kegiatan kerohanian di SMA Nasional Malang diakhiri pukul
16.30 WIB. Dengan berakhirnya kegiatan kerohanian berarti kegiatan full day di
SMA Nasional Malang telah berakhir dan siswa diperkenankan untuk
melanjutkan belajar di rumah.
PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa era globalisasi
membuat nilai karakter generasi muda cenderung merosot. Nilai-nilai tersebut
dapat dilihat dari perilaku manusia dalam hubungannya dengan (1) Tuhan Yang
Maha Esa, (2) diri sendiri, dan (3) sesama manusia yang semakin hari kian
menurun. Oleh karena itu, diperlukan pengintegrasian nilai-nilai karakter pada
remaja, salah satunya melalui manajemen pendidikan sekolah. Nilai-nilai karakter
tersebut dapat diintegrasikan melalui program full day school Full day school
adalah gagasan mendikbud dalam rangka mengurangi kenakalan remaja.
Pengintegrasian nilai karakter dalam program full day school di SMA Nasional
Malang dilakukan melalui (1) budaya salim, (2) tausiyah, (3) m-gopek, (4) budaya
3S, (5) pekerjaan sekolah, (6) ekstrakurikuler, dan (7) kegiatan kerohanian .
Dengan pengintegrasian nilai karakter pada program full day school diharapkan
memperbaiki karakter siswa.
SARAN
Berdasarkan simpulan dapat dikemukakan tiga saran. Pertama, bagi guru
diharapkan mampu menjadi contoh yang baik untuk memperbaiki karakter siswa.
Kedua, bagi siswa disarankan agar mengikuti program full day school dengan
sungguh-sungguh agar mendapatkan manfaat yang semestinya didapat. Ketiga,
bagi sekolah lain pengintegrasian nilai-nilai karakter melalui full day school di
SMA Nasional Malang diharapkan dapat memberikan inspirasi terkait manajemen
pendidikan karakater di sekolah lain, diharapkan sekolah lain mampu
menyumbangkan bentuk pengintegrasian nilai karakter yang berbeda, sehingga
akan memperkaya wacana kita terkait pengintegrasian nilai karakter pada program
full day school.
Daftar Rujukan
Adisusilo J.R., Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruktivisme dan
VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Ilahi, Muhammad T. 2012. Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Kesuma, dkk. 2012. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Lickona, T. 2013. Pendidikan
Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik
(Irfan M. Zakie, Ed). Bandung: Nusa Media.
Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Samani, M. dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wiyani, N.A. 2014. Manajemen Kelas; Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan
Kelas yang Kondusif. Yogjakarta:Ar-Ruzz Media.