Anda di halaman 1dari 9

PETA MASALAH SANTRI DAN KESIAPAN GURU BK DI PONDOK PESANTREN AR-

RAUDLATUL ILMIYAH KECAMATAN KERTOSONO KABUPATEN NGANJUK

MAP PROBLEM OF STUDENTS AND READINESS GUIDANCE CONSELING TEACHERS AT


ISLAMIC BOARDING SCHOOL AR RAUDLATUL IN KERTOSONO NGANJUK REGENCY

Ahmad Thoyyibin Wahyu Ar Rizki Munir


Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
email: arrizki.munir@gmail.com
Dr. Tamsil Muis, M.Pd.
Staf Pengajar BK-FIP UNESA, tamsilmuis@gmail.com
Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
email: prodi_bk_unesa@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemetaan masalah santri dan kesiapan guru BK
dalam mengentaskan masalah di Pondok Pesantren Ar-Raudlatul Ilmiyah Kecamatan Kertosono
Kabupaten Nganjuk. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan
dengan menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau
pemahaman tentang fenonema dalam suatu latar yang berkonteks khusus yang bertujuan untuk
memahami fenomena sosial dari sudut pandang partisipan dan sifatnya deskriptif analitik. Data yang
diperoleh dengan triangulasi dalam pengujian kredibilitas yaitu dengan triangulasi sumber,
triangulasi waktu, dan triangulasi teknik sehingga dilancarkan dalam bentuk kuesioner adopsi DCM
(Daftar Cek Masalah), wawancara mendalam dengan guru BK dan pengurus ponpes, serta analisis
dokumen berupa profil serta dokumentasi pemotretan dari YTP Kertososno yang disusun peneliti
dengan tidak dituangkan seutuhnya dalam bentuk angka-angka melainkan analisis berupa
pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk analisa data kualitatif atau
uraian naratif.

Hasil dan simpulan yang diperoleh dari analisis data di lapangan oleh peneliti dengan
pemaparan peta permasalahan pada santri/santriwati dengan hasil dari 12 aspek permasalahan yang
ada pada DCM bahwa terdapat 3 aspek permasalahan dengan kategori tertinggi yaitu (1) aspek
kebiasaan belajar dengan prosentase tertinggi (79%), (2 ) aspek masalah kesehatan dengan prosentase
(73%), (3) masalah waktu senggang prosentase ketiga( 67%) dan kesiapan guru BK sesuai
PERMENDIKBUD no 111 tahun 2014 terutama dalam rancangan program layanan BK dan merespon
masalah yang muncul dari hasil analisis kuesioner DCM di Pondok Pesantren Arroudlotul Ilmiyah
Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk.

Kata kunci: peta masalah santri, kesiapan guru BK, pondok pesantren
ABSTRACT

This study aimed to determine the mapping problem students and readiness guidance and conseling
teachers at boarding school Ar Raudatul in Kertosono Nganjuk Regency. This research is a descriptive
qualitative using a naturalistic approach to search and find understanding or comprehension of fenonema in a
contextual setting that is specifically aimed at understanding social phenomena from a qualitative standpoint
responden and descriptive analytical nature.Data obtained by triangulation in testing the cred ibility is
triangulation of time, and triangulation techniques that waged by simple random sampling in the form of
questionnaires adoption DCM (Checklist Issue), in-depth interviews with guidance and conseling teachers also
administrators boarding school, as well as a profile of a document analysis and documentation of the shooting
Kertososno Knowledge Park Foundation (Yayasan Taman Pengetahuan Kertososno) which is composed of
researchers with not poured a whole in the form of numbers but rather of data analysis in the form of an
examination of the situation under study are presented in the form of qualitative data analysis or narrative
descriptions.
The result and conclusions obtained from the analysis in the field by researchers include the explaining
problem maps students the result from 12 aspect of problem was exist on DCM explain that there is a 3 aspect
of problem with the highest category is, the first daily studies aspect score its 79%, second healthy problems
aspect score is 73% and the most of highest aspct the third is sparing time problems with the score prosentase is
67% and then guidance and conseling teachers accoedance of PERMENDIKBUD number 111 2014, especially
in the design of service programs guidance and conseling and then respond to issues that arise feom the
analysis of questionnaires DCM at boarding Arroudlotul Ilmiyah Kertosono Nganjuk Regency.

Keywords: Map the problem of students, readiness of guidance and conseling teachers, Islamic boarding school.

PENDAHULUAN Keluarga merupakan pengelompokan


primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang
Seiring berjalannya waktu pada
karena hubungan searah. Keluarga itu dapat
zaman modern ini dimana kemajuan dan
berbentuk keluarga inti ( ayah, ibu, dan anak ).
perkembangan sudah melaju di berbagai
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasanaa
bidang, perubahan kearah kemajuan dengan
kehidupan keluarga merupakan tempat yang
mudah menyebar ke seluruh penjuru dunia.
sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan
Lebih lagi Indonesia di bidang pendidikan
individual maupun pendidikan sosial.
dengan pesatnya kemajuan dan
Keluarga merupakan pondok pesantren
perkembangan zaman inilah yang menjadi
pendidikan tertua, bersifat informal, yang
faktor utama pendidikan yang akan
pertama dan utama dialamai oleh anak serta
membentuk baik atau buruknya generasi
pondok pesantren pendidikan yang bersifat
penerus. Pendidikan merupakan usaha sadar
kodrati orang tua bertanggung jawab
dan terencana untuk mewujudkan suasana
memelihara, merawat, melindungi, mendidik
belajar dan proses pembelajaran agar santri
anak agar tumbuh dan berkembang dengan
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
baik.
untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, Sekolah juga menjadi pusat
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan pendidikan. Tidak semua tugas mendidik
untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
Negara (UU No. 20 Tahun 2003 tentang keluarga, terutama dalam hal ilmu
SISDIKNAS). Yang menjadi faktor utama pengetahuan dan berbagai macam
pendidikan yaitu terdapat tiga pusat keterampilan. Oleh karena itu anak dikirimkan
pendidikan yaitu keluarga, masyarakat, dan ke sekolah-sekolah formal.Sekolah merupakan
sekolah. sarana yang secara sengaja dirancang untuk
melaksanakan pendidikan. Semakin maju pendidikan di Indonesia menghadirkan
suatu masyarakat semakin besar peran sekolah konsep pendidikan Boarding School yang diberi
dalam mempersiapkan generasi muda nama pondok pesantren. Pondok pesantren
sebelum masuk dalam proses pembangunan ini adalah awal mula dari adanya Boarding
masyarakat. School di Indonesia. Jadi pengertian simpel
pondok pesantren adalah suatu pondok
Dalam konteks pendidikan, pesantren pendidikan dan keagamaan yang
masyarakat merupakan lingkungan di luar berusaha melestarikan, mengajarkan dan
lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan menyebarkan ajaran Islam serta melatih para
yang dialami dalam masyarakat ini, telah santri untuk siap dan mampu mandiri. Santri
dimulai beberapa waktu ketika anak-anak merupakan sebutan bagi para siswa yang
telah lepas dari asuhan keluarga dan berada di belajar mendalami agama di pesantren. Dalam
luar dari pendidikan sekolah. Dengan buku Konseling Islami, menyebutkan kata
demikian, berarti pengaruh pendidikan santri sebagai orang yang belajar agama Islam.
tersebut tampaknya lebih luas. Corak dan Sedangkan pengertian santri dalam Pondok
ragam pendidikan yang dialami seseorang pesantren Islam merupakan orang yang
dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi mendalami agama Islam dengan berguru ke
segala bidang, baik pembentukan kebiasaan- tempat yang jauh seperti pesantren dan
kebiasaan, pembentukan pengertian- sebagainya. Berdasarkan beberapa pengertian
pengertian (pengetahuan), sikap, minat, diatas dapat disimpulkan bahwa santri adalah
kesusilaan dan keagamaan. siswa yang belajar mendalami agama di suatu
pondok pesantren islam yang biasa disebut
Indonesia merupakan salah satu
dengan pondok pesantren.
Negara yang termasuk di dalamnya, apabila
tiga pusat pendidikan tidak disatukan maka Dalam lingkungan pondok pesantren
akan menjadi problematika khususnya pada mayoritas menggunakan sistem kedisiplinan
bidang pendidikan. Karena Indonesia yang tinggi sehingga guru yang ada di pondok
mempunyai mayoritas penduduk yang dapat memantau, mengontrol santrinya
memeluk agama islam dan inilah alasan utama sehingga terbiasa apabila banyak pondok yang
dari banyak orang tua lebih memilih bentuk lingkungannya cenderung tertutup tak
memasukkan anaknya sekolah Boarding School lain agarr santri mampu benar-benar menimba
atau pendidikan yang mempunyai basik dan mengamalkan praktek dari ilmu
agama tak lain adalah pondok pesantren. Hal pengetahuan di lingkungan pondok pesantren.
ini sebagai alasan yang tidak bisa dipungkiri (https://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren,
karena banyak muda-mudi bahkan orang diakses tanggal 04 Desember 2016). Hal itulah
dewasa yang cenderung sering yang dapat membantu membiasakan diri para
mengesampingkan moral dan nilai santi untuk membentuk sebuah kepribadian
keagamaan. Namun ada sebagian dari mereka yang baik dan benar, namun perlu di ingat
yang mencoba dan berusaha untuk bahwasannya kepribadian individu tidak
memperbaiki dirinya dengan berbagai macam lepas dari pengaruh lingkungan sosialnya, jadi
cara salah satunya menimba dan mempelajari ibarat seseorang yang sering berkumpul
ilmu di pondok pesantren. Ada fenomena dengan siapa brarti lambat laun sesuatu dari
menarik dalam dunia pendidikan di Indonesia apa yang ada di kumpulannya akan menular
yakni munculnya sekolah-sekolah terpadu entah dalam artian postif atau negative.
(mulai tingkat dasar hingga menengah), dan
penyelenggaraan sekolah bermutu yang sering Meskipun santri berada pada
disebut dengan Boarding School. Nama lain lingkungan Islamic Boarding School mereka
dari Boarding School adalah sekolah berasrama. tidak terlepas dari berbagai permasalahan
Pada dasarnya Boarding School bukan sesuatu sosial dan di sebut sebagai problematika atau
yang baru dalam konteks pendidikan di masalah santri. tujuan pendidikan pesantren
Indonesia. Karena sejak lama lembaga adalah membentuk manusia yang memiliki
kesadaran tinggi bahwa ajaran Islam diri dengan diri sendiri dan dengan
merupakan ajaran yang bersifat menyeluruh. lingkungannya secara dinamis dan
Selain itu, pondok pesantren diharapkan konstruktif, penyaluran yaitu membantu
memiliki kemampuan tinggi untuk konseli merencanakan pendidikan, pekerjaan
mengadakan responsi terhadap tantangan - dan karir masa depan, termasuk juga memilih
tantangan dan tuntutan - tuntutan hidup program peminatan, yang sesuai dengan
dalam konteks ruang dan waktu yang ada. kemampuan, minat, bakat, keahlian dan ciri-
Jelaslah bahwa suatu tugas institusi ciri kepribadiannya, adaptasi yaitu membantu
pendidikan temasuk dalam hal ini pondok para pelaksana pendidikan termasuk kepala
pesantren pondok pesantren, untuk satuan pendidikan, staf administrasi,dan guru
membimbing dan membantu menyelesaikan mata pelajaran atau guru kelas untuk
masalah yang terdapat pada para anak didik menyesuaikan program dan aktivitas
atau pada santrinya. Dimana para santri di pendidikan dengan latar belakang pendidikan,
pondok pesantren sebagian besar merupakan minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta
generasi muda atau remaja yang memerlukan didik/konseli, pencegahan yaitu membantu
perhatian yang serius. Karena pada masa peserta didik/konseli dalam mengantisipasi
remaja ini, mereka memiliki sifat-sifat khas, berbagai kemungkinan timbulnya masalah
masa penuh gejolak dengan berbagai perasaan dan berupaya untuk mencegahnya, supaya
yang kadang-kadang satu sama lain peserta didik/konseli tidak mengalami
bertentangan. Berbagai permasalahan tersebut masalah dalam kehidupannya, perbaikan dan
tidak baik jika dibiarkan terlalu lama, dengan Penyembuhan yaitu membantu peserta
kata lain harus ditangani dan diselesaikan didik/konseli yang bermasalah agar dapat
secepatnya. Banyak pertanyaannya yang memperbaiki kekeliruan berfikir, berperasaan,
muncul seperti adakah pondok yang sudah berkehendak, dan bertindak. Begitu juga pada
mempunyai sitem pendidikan yang bimbingan komprehensif diartikan sebagai
menerapkan pembentukan kebiasaan dan sebuah program layanan bantuan yang
karakter yang sesuai dengan situasi kondisi mengandung prinsipprinsip : 1) Subjek
perkembangan santrinya. Dapat dicontohkan layanan adalah semua peserta didik; 2) fokus
seperti diperlukannya guru bimbingan pada kegiatan pembelajaran peserta didik dan
konseling dalam menangani permasalahan- mendorong perkembangan peserta didik; 3)
permasalahan yang muncul. Dilihat dari sudut konselor dan guru merupakan fungsionaris
fungsinya guru bimbingan konseling sangat yang bekerja sama; 4) program bimbingan
diperlukan perannya dalam mengentaskan terorganisir dan terencana sebagai bagian vital
permasalahan-permasalahan yang dialami dari bimbingan komprehensif; 5) peduli
oleh para santri, paling tidak mengurangi atau kepada penerimaan diri, pemahaman diri, dan
lebih baiknya mencegah. peningkatan diri; 6) memfokuskan pada
proses; 7) berorientasi taem work dan
Dalam lampiran permendikbud no 111 mensyaratkan pelayanan dari konselor
tahun 2014 dijelaskan bahwa fungsi dan tujuan profesional yang terlatih; 8) bersifat fleksibel
Bimbingan dan Konseling terdiri dari; dan sekuensial.
Pemahaman yaitu membantu konseli agar
memiliki pemahaman yang lebih baik Penelitian ini dilakukan karena ada
terhadap dirinya dan lingkungannya masalah yang terlihat di pondok pesantren
(pendidikan, pekerjaan, budaya, dan norma dengan fakta yang berbicara bahwasannya
agama), fasilitasi yaitu memberikan tidak sedikit santri yang ada di berbagai
kemudahan kepada konseli dalam mencapai pondok pesantren melakukan penyimpangan.
pertumbuhan dan perkembangan yang Sebagaimana contoh konkrit yang ditulis pada
optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh artikel jurnal yang berjudul Studi Kasus
aspek pribadinya, penyesuaian yaitu Perilaku Agresif Remaja di Pondok Pesantren
membantu konseli agar dapat menyesuaikan yang disusun oleh Elvia Netrasari, jurusan
bimbingan dan konseling, Universitas Negeri Kertosono bahwasannya menemukan masalah
Yogyakarta, tahun 2015, sebagai berikut: percintaan dimana santri dan santriwati
ketahuan berpacaran di lingkungan asrama
Berdasarkan observasi yang peneliti pondok. Karena munculnya berbagai masalah
laksanakan pada bulan November 2014 di santri/santriwati yang ada pada lingkungan
pondok pesantren Al-Ihsan, terdapat pondok pesantren maka dari itu respon dan
permasalahan antar santri dan antara santri komunikasi dari guru BK dengan berbagai
dengan pengasuh. Data permasalahan yang pihak pondok sangat diperlukan guna
berhasil dihimpun melalui wawancara dengan melengkapi data santri/santriwati untuk
pihak pondok pesantren dan beberapa santri merencanakan pembentuk pelayanan BK yang
di antaranya: (1) terdapat santri yang akan dilancarkan sesuai dengan fenomena
mengancam santri yang lain agar santri yang yang terjadi.
diancam menuruti kemauannya sesuai yang
diinginkan, (2) beberapa santri diam-diam Berdasarkan uraian latar belakang di
melanggar aturan pondok pesantren dengan atas permasalahan yang diangkat dalam
merokok dan mabuk yakni AZ dan RN, (3) penelitian ini adalah :
pengajar dengan karakter yang tegas dianggap
galak oleh santri, dan (4) terdapat santri yang 1. Bagaiman pemetaan masalah
suka menyombongkan kemampuan dirinya. santri di Pondok Pesantren Ar-Raudlatul
Permasalahan yang lain di ponpes adalah: (5) Ilmiyah Kecamatan Kertosono
terdapat santri putri yang suka menarik jilbab Kabupaten Nganjuk ?
santri lain sehingga membuat santri lain 2. Bagaimana kesiapan guru
marah dan bahkan ada yang menangis, (6) Bimbingan Konseling dalam
terdapat santri yang jika diperingatkan oleh mengentaskan masalah di Pondok
pengajar mengumpat setelah tidak ada Pesantren Ar-Raudlatul Ilmiyah
pengajar walaupun saat pengajar ada Kecamatan Kertosono Kabupaten
dihadapannya hanya diam, dan masih banyak Nganjuk ?
lagi permasalahan yang terjadi di ponpes Al- 3. Bagaimana atensi pengurus
Ihsan, (7)terdapat santri yang suka mengejek pondok pesantren Ar-Raudlatul Ilmiyah
dan sering merendahkan santri lain. Kecamatan Kertosono Kabupaten
Nganjuk terhadap layanan Bimbingan
Karena banyak masalah yang ada
dan Konseling ?
pada Boarding School atau pondok pesantren,
maka komunikasi pelayanan internal BK METODE PENELITIAN
sangat diperlukan, serta atensi dari pengurus
pondok yang mendukung berjalannya layanan Peta masalah adalah suatu uraian atau
BK di pondok pesantren. Contoh konkrit gambaran mengenai berbagai permasalah
masalah yang melatarbelakangi orang orang yang dihadapi oleh individu, kelompok,
masuk ke pondok pesantren seperti orang pondok pesantren, ataupun institusi,
yang benar benar dari awal mempunyai sedangkan peta masalah santri adalah suatu
niatan, ada juga yang awalnya mempunyai gambaran serta uraian khusus mengenai
sikap kurang baik sehingga masuk ke pondok permasalahan yang dihadapi oleh
pesantren, bahkan ada juga yang masuk santri/santriwati. Kesiapan guru BK adalah
karena himpitan ekonomi keluarga juga segala sesuatu yang menjadi langkah awal
percintaan sebagaimana dinyatakan oleh untuk menunjang peranan dan tugas-tugas
Kristalia Zakiyyatul Maharani (santriwati yang harus dipertanggung jawabkan dan
ponpes Ar-Raudlatul Ilmiyah Kertosono) dipercayakan kepada guru BK dalam
bahwasannya walaupun sudah berada pada memetakan, menganalisis, serta mengentaskan
lingkungan pondok masih juga keberatan masalah dengan memberikan solusi kepada
terkait biaya pendidikan, begitu pula para santri di pondok pesantren. Untuk
dikatakan oleh musrifah pondok YTP mempermudah kinerja bidang BK
diperlukannya atensi dari pengurus ponpes
sehingga dapat menunjang lancarnya proses
layanan Bimbingan dan Konseling. Tabel Prosentase Tiap Aspek Masalah
Dalam Diagram Lingkaran
Pada penelitian yang akan digunakan
adalah metode penelitian dengan pendekatan
kualitatif yang akan dijelaskan menggunakan
kata-kata. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan pendekatan
naturalistik untuk mencarii dan menemukan
pengertian atau pemahaman tentang
fenonema dalam suatu latar yang berkonteks
khusus (Moleong, 2012 : 05). Metode penelitian
merupakan cara kerja untuk mencapai tujuan
penelitian. Sesuai dengan judul penelitian ini,
yaitu Peta Masalah Santri dan Kesiapan Guru
BK di pondok pesantren Ar-Raudlatul
Ilmiyah Kecamatan Kertosono Kabupaten
Nganjuk, Jawa Timur, berdasarkan tujuan
penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian Untuk kesiapan guru BK dari hasil analisi
ini maka metode penelitian yang digunakan triangulasi sumber data wawancara Guru BK
adalah penelitian kualitatif yang bersifat menjelaskan adanya kesamaan jawaban terkait
deskriptif. Penelitian kualitatif adalah aspek bahasan pada indikator, sehingga
penelitian yang berusaha untuk muncul kesimpulan analisis triangulasi bahwa
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, guru BK terdapat sistem komunikasi antar
keaslian yang terjadi pada saat sekarang. profesi mengenai pengawasan dan
Dengan kata lain, penelitian kualitatif permasalahan santri/santriwati walaupun
mengambil masalah atau memusatkan sedikit kesulitan pada komunikasi dengan
perhatian pada masalah-masalah aktual. musrif/musrifah ketika berada pada
madrasah diniyah. Kemudian guru BK pada
HASIL PENELITIAN peran organisasi tetap melakukan pelatihan
walaupun hanya ada satu dari lulusan asli S1
Hasil penelitian dengan analisis BK karena prosesnya sebagian sesuai dengan
triangulasi dari peta masalah santri, Kesiapan Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014
Guru BK, dan Atensi Pengurus Pondok khususnya mengenai Program, karir masa
Pesantren Terhadap Layanan BK. depan, layanan BK yakni layanan tentang BK
Pada Peta Masalah Santri Berdasarkan (curhat, karir). tetap berjalan sesua dan untuk
hasil analisis penelitian mengenai Peta upaya meningkatkan potensi diri dalam
Masalah Santri dan Kesiapan Guru BK di memberikan pelayanan BK kepada santri
Pondok Pesantren Ar-Raudlatul Ilmiyah selain dibantu musrif/musrifah tetap adanya
Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk komunikasi intensif dengan guru wali kelas
yang dilakukan melalui kuesioner angket dan pengurus ponpes.
adopsi DCM, wawancara, dan dokumentasi. Pada atensi pengurus pondok pesantren
Penulis menyimpulkan bahwa dari 12 aspek terhadap layanan BK dari analisis triangulasi
masalah yang ada. sumber data bahwa kelengkapan sarpras BK
seperti ruang konseling yang ada di lantai 2,
untuk yang lainnya sebagian sudah terpenuhi
karena masih ada proses pelebaran bangunan.
pada proses layanan BK dibantu
musrif/musrifah dan pengurus pondok
pesantren seperti adanya need asessmen dan asli S1 BK dan sebagian prosesnya sesuai
tes psikologi setiap tahun ajaran baru. Bisa di dengan pedoman BK dan layanan
asumsikan bahwasannya proses layanan BK komprehensif.
secara keseluruhan perlunya bantuan dari
musrif/musrifah dan pengurus ponpes karena 3. Atensi Pengurus Pondok Pesantren
memang secara kompetensi tidak semua guru Terhadap Layanan BK
BK asli kualifikasi S1 BK dan kurangnya Atensi pengurus ponpes dalam
jumlah tenaga kependidikan bidang BK. tingkatan kategori sedang dengan bukti
kelengkapan sarpras BK seperti ruang
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN konseling yang ada di lantai 2 madrasah,
untuk sarpras lain sebagian sudah
1. Peta Masalah Santri terpenuhi karena masih ada proses
Terdapat 3 aspek permasalahan pelebaran bangunan. Di simpukan
dengan kategori tertinggi yaitu bahwasannya proses layanan BK secara
permasalahan pertama adalah aspek keseluruhan perlunya bantuan dari
kebiasaan belajar dengan prosentase musrif/musrifah dan pengurus ponpes
tertinggi (79%), aspek tertinggi kedua karena memang secara kompetensi tidak
adalah aspek masalah kesehatan dengan semua guru BK asli kualifikasi S1 BK dan
prosentase (73%), aspek tertinggi ketiga kurangnya jumlah tenaga kependidikan
yaitu masalah waktu senggang prosentase bidang BK.
ketiga( 67%)Dari deskripsi analisis santri
pondok pesantren Ar-Raudlatul Ilmiyah SIMPULAN
dapat tergambar bahwa permasalahan
yang sering dialami santri/santriwati Secara keseluruhan antara peta masalah
yaitu masalah kebiasaan belajar, masahan santri, kesiapan guru BK, dan atensi pengurus
kesehatan, dan masalah waktu senggang pondok terlaksana dapat disimpulkan bahwa
yang perlu mendapatkan perhatian belum sepenuhnya pelaksanaan BK sesuai
khusus oleh guru BK, tetapi meskipun dengan pedoman BK tetapi, pada pelaksanaan
demikian tidak menutup kemungkinan program bimbingan dan konseling
guru BK mengabaikan permasalahan yang komprehensif yaitu 1) Layanan dasar di telah
lain. Berangkat dari permasalahan yang terlaksana mulai dari layanan bimbingan
kecil-kecil dan ringan guru BK diharapkan belajar, layanan bimbingan karir, dan layanan
mampu mencegah dan mengentaskan pribadi sosial. 2) Layanan responsif yang telah
masalah tersebut dari siswa/santri. terlaksana yaitu konseling individual,
2. Kesiapan Guru BK konseling kritis, dan konsultasi. Namun ada
Kemudian dari segi kesiapan guru kendala yang belum terlaksana adalah
Bimbingan Konseling dalam konseling individual atau penangan
mengentaskan masalah di Pondok permasalahan santri dalam lingkup asrama
Pesantren Ar-Raudlatul Ilmiyah karena diketahui hasilnya tidak terlalu
Kecamatan Kertosono Kabupaten maksimal yang dilakukan oleh
Nganjuk peneliti menyimpulkan bahwa musrif/musrifah dan itu perlunya pelatihan
kesiapan dalam tingkatan belum khusus yang dilakukan guru BK terhadap
sempurna karena sistem komunikasi antar musrif musrifah , 3) Perencanaan individual
profesi mengenai pengawasan dan yang telah terlaksana, namun ada kendala
permasalahan santri/santriwati yang belum terlaksana adalah siswa yang
mengalami kesulitan pada komunikasi datang di ruang BK pada saat jam lingkup
dengan musrif/musrifah ketika berada madrasah diniyah di asrama pondok karena
pada madrasah diniyah dan pada peran sebagian besar dipanggil secara kelompok,
organisasi tetap melakukan pelatihan konselor memanggil santri/santriwati yang
walaupun hanya terdapat satu lulusan sedang ada masalah saja dan, 4) Dukungan
sistem yang belum seutuhnya terlaksana, BK dan sebagian prosesnya sesuai dengan
karena ada kendala yang belum terlaksana pedoman BK dan layanan komprehensif.
adalah ruang BK yang masih belum strategis Bagaimana atensi pengurus pondok
karena masih tergabung pada lingkup sekolah pesantren Ar-Raudlatul Ilmiyah Kecamatan
dan masih ada proses pelebaran bangunan Kertosono Kabupaten Nganjuk terhadap
pondok pesantren. Berikut adalah kesimpulan layanan Bimbingan dan Konseling dalam
dari penelitian : penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa
Berdasarkan hasil analisis penelitian atensi pengurus ponpes dalam tingkatan
mengenai Peta Masalah Santri dan Kesiapan kategori sedang dengan bukti kelengkapan
Guru BK di Pondok Pesantren Ar-Raudlatul sarpras BK seperti ruang konseling yang ada
Ilmiyah Kecamatan Kertosono Kabupaten di lantai 2 madrasah, untuk sarpras lain
Nganjuk yang dilakukan melalui kuesioner sebagian sudah terpenuhi karena masih ada
angket adopsi DCM, wawancara, dan proses pelebaran bangunan. Di simpukan
dokumentasi. Penulis menyimpulkan bahwa bahwasannya proses layanan BK secara
dari 12 aspek masalah yang ada terdapat 3 keseluruhan perlunya bantuan dari
aspek permasalahan dengan kategori tertinggi musrif/musrifah dan pengurus ponpes karena
yaitu permasalahan pertama adalah aspek memang secara kompetensi tidak semua guru
kebiasaan belajar dengan prosentase tertinggi BK asli kualifikasi S1 BK dan kurangnya
(79%), aspek tertinggi kedua adalah aspek jumlah tenaga kependidikan bidang BK.
masalah kesehatan dengan prosentase (73%),
aspek tertinggi ketiga yaitu masalah waktu SARAN
senggang prosentase ketiga( 67%)Dari
deskripsi analisis santri pondok pesantren Ar- Dari hasil penelitian yang sudah
Raudlatul Ilmiyah dapat tergambar bahwa dilakukan, peneliti memberikan saran sebagai
permasalahan yang sering dialami berikut :
santri/santriwati yaitu masalah kebiasaan
belajar, masahan kesehatan, dan masalah 1. Guru BK hendaknya melengkapi data
waktu senggang yang perlu mendapatkan santri secara keseluruhan dan detail baik
perhatian khusus oleh guru BK, tetapi di sekolah maupun di ponpes sehingga
meskipun demikian tidak menutup proses penanganan atau bimbingan
kemungkinan guru BK mengabaikan terhadap santri/santriwati sebagaimana
permasalahan yang lain. Berangkat dari yang tertera pada pedoman BK dan
permasalahan yang kecil-kecil dan ringan layanan BK komprehensif.
guru BK diharapkan mampu mencegah dan 2. Pondok Pesantren Ar-Raudlatul Ilmiyah
mengentaskan masalah tersebut dari Kecamatan Kertosono Kabupaten
siswa/santri. Nganjuk hendaknya menambahkan
Kemudian dari segi kesiapan guru personil guru BK, karena 2 guru BK jika
Bimbingan Konseling dalam mengentaskan sesuai PERMENDIKBUD no 111 tahun
masalah di Pondok Pesantren Ar-Raudlatul 2014 setiap individunya hanya cukup
Ilmiyah Kecamatan Kertosono Kabupaten untuk menangani 150 santri.
Nganjuk peneliti menyimpulkan bahwa Perbandingan ideal guru BK dengan santri
kesiapan dalam tingkatan belum sempurna seharusnya adalah 1 banding 150 sampai
karena sistem komunikasi antar profesi dengan 250. Penambahan guru BK di
mengenai pengawasan dan permasalahan dalam ponpes sangat penting khususnya
santri/santriwati mengalami kesulitan pada dalam lingkungan asrama karena jika
komunikasi dengan musrif/musrifah ketika hanya pengurus pondok dan
berada pada madrasah diniyah dan pada musrif/musrifah belum memahami
peran organisasi tetap melakukan pelatihan keseluruhan penindakan santri/santriwati
walaupun hanya terdapat satu lulusan asli S1 secara intensif seperti guru BK asli
kualifikasi S1 BK.
3. Pengurus pondok pesantren Ar-Raudlatul Raya Tahun Pelajaran 2014/2015. Vol.
Ilmiyah hendaknya melihat 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
perkembangan secara intensif terkait
perhatiannya terhadap bidang BK Luky Kurniawan/Jurnal Psikologi Pendidikan
sehingga nantinya pengurus tidak & Konseling. Pengembangan Program
kesulitan dalam mengentaskan masalah Layanan Bimbingan Dan Konseling
santri dan guru BK mampu menjalankan Komprehensif Di Sma, Vol. 1 No. 1
layanan secara keseluruhan. Juni 2015
4. Peneliti lain dapat menggunakan hasil dari
penelitian ini sebagai acuan pembuatan Kemendikbud. 2014. Permendikbud No. 111
program terkait bidang BK di pondok tahun 2014 tentang Bimbingan dan
pesantren. Konseling. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI.
DAFTAR PUSTAKA
Permendiknas No.27 Tahun 2008 tentang
Richard Nelson Jones, Pengantar Ketrampilan Standar Kualifikasi Akademik dan
Konseling, Yogyakarta: Pustaka Kompetensi Konselor
Pelajar,2012
Wikipedia Indonesia. ____. Pesantren, diaskes
Sutrisno, Problem dan Solusi Pendidikan pada 21 Mei 2016).
Sekolah Berasrama (Boarding School), 8
September 2008. Zarkasy, 1998: 108. Bimbingan dan Konseling
Islam dalam Menangani Problematika
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian : Santri (online) http://digilib.uin-
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT suka.ac.id/16610/2/11220125_bab-
RINEKA CIPTA. i_iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Rahma, Hilda Eka. 2010. Permasalahan Seputar
Bandung, ALFABETA, 2007 Santri Pesantren. (Online :
http://hilda-
E-Journal Unesa. Perbedaan Motivasi Belajar bullov.blogspot.co.id/2010/04/perma
Dan Prestasi Belajar Pada Siswa Yang salahan-seputar-santri-pesantren.html,
Menggunakan Sistem Boarding School diakses pada 24 Mei 2016).
Dan Siswa Yang Tidak Menggunakan
Sistem Boarding School Di SMA Netrasari-Elvia, (2015) Studi Kasus Perilaku
Muhammadiyah 1 Gresik, Volume 01 Agresif Remaja di Pondok Pesantren.
Nomor_Tahun 2013, 2-7 (online:
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/i
Mumtahanah-Nurotun/Jurnal Studi ndex.php/fipbk/article/viewFile/224
Keislaman (AL HIKMAH). /205 diakses tanggal 04 Desember
Pengembangan Sistem Pendidikan
2016).
Pesantren Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Santri, Volume 5,
Suyono, (2013) Peranan Pondok Pesantren
Nomor 1, Maret 2015
Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja
Andi Riswandi/Jurnal Konseling (online:
GUSJIGANG. Peran Guru Bimbingan http://download.portalgaruda.org/ar
ticle.php?article=151703&val=4059
Dan Konseling Dalam Mengatasi
diakses tanggal 03 Oktober 2016).
Kecenderungan Perilaku Agresif
Peserta Didik Di Smkn 2 Palangka

Anda mungkin juga menyukai