Anda di halaman 1dari 30

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI “ARJUNA”

(AIR KEJUJURAN) PADA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 4 DENPASAR

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi penguatan
pendidikan karakter siswa yang jujur serta peduli terhadap lingkungan siswa SMP
Negeri 4 Denpasar serta kendala yang dihadapinnya. Dengan adanya Peraturan
Gubernur Nomor 97 tahun 2018 tentang pembatasan timbunan sampah plastik dan
ditegaskan kembali melalui Peraturan WaliKota Nomor 36 tahun 2018 tentang
pengurangan penggunaan kantong plastik serta Permendikbud Nomor 20 tahun
2018 tentang penguatan pendidikan karakter (PPK) pada satuan pendidikan
formal. Konsep “Air Kejujuran” untuk menanamkan kepada siswa tentang arti
penting sebuah kejujuran, sebagai model atau strategi praktik pendidikan
antikorupsi dari tingkat kelas sejak usia dini dan menanamkan kepedulian serta
kesadaran akan lingkungan. Sederhananya teknik pelaksanaan kegiatan ini adalah
siswa membawa tumbler atau botol siap isi ulang, mengisi air secara mandiri
sesuai kebutuhan, menaruh uang pada kotak yang disediakan, dan semua kegiatan
dilakukan secara jujur. Selain melatih kejujuran, program ini juga meningkatkan
kesadaran siswa tentang kepedulian terhadap lingkungan. Kesepakatannya yaitu
setiap anak yang mengisi 1 botol air dengan rata-rata 100 ml s/d 550 ml,
memasukkan uang Rp 1.000,- untuk yang ukuran 600 ml s/d 1000 ml,
memasukkan uang Rp 2.000,- untuk yang ukuran lebih dari 1000 ml, memasukkan
uang Rp 3.000,- serta mencatatkan namanya di buku pembelian. Kendalanya
masih ditemukan berdasarkan wawancara dan pengamatan adalah prilaku curang
atau tidak jujur dilakukan karena faktor siswa yang belum mampu mengendalikan
diri dan cenderung menutupi kesalahannya. Dari berbagai pemahaman terhadap
kendala tersebut, penguatan pelaksanaan “Air Kejujuran” sebagai wadah untuk
membangun karakter siswa perlu pembinaan secara berkelanjutan. Implementasi
“Air Kejujuran” memiliki nilai-nilai utama pendidikan karakter yaitu religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas serta menumbuhkan kepedulian
siswa terhadap lingkungan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai wujud nyata pengimplentasian Permendikbud Nomor 28 Tahun
2018 tentang penguatan pendidik karakter serta Peraturan Gubernur Nomor
97 tahun 2018 tentang pembatasan timbunan sampah plastik dan ditegaskan
kembali melalui Peraturan WaliKota Nomor 36 tahun 2018 tentang
pengurangan penggunaan kantong plastik. Berdasarkan pada hasil analisis
raport mutu SMP Negeri 4 Denpasar, dimana masalah kejujuran siswa masih
dianggap rendah. Oleh karena itu SMP Negeri 4 Denpasar berupaya tidak
hanya membentuk insan yang cerdas, namun juga memiliki kepribadian,
karakter serta peduli terhadap lingkungan. Pendidikan karakter memiliki
esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan akhlak. Namun
kenyataannya hingga kini masih saja ditemui dalam dunia pendidikan kasus
ketidakjujuran seperti menyontek, tidak membayar makanan dikantin, hingga
kecurangan-kecurangan pada pelaksanaan Ujian Sekolah.
Kemajuan sebuah bangsa ditentukan oleh kemampuan para guru,
sebagai pendidik untuk mengubah karakter. Guru adalah ujung tombak
terlaksananya penguatan pendidikan karakter serta kepedulian siswa terhadap
lingkungan di sekolah. Guru dapat melakukan tindakan preventif bersifat
inovasi dan mendidik yang tidak hanya meningkatkan kualitas dibidang
akademik semata, tetapi juga dalam pembinaan akhlak atau karakter. Salah
satu pengalaman dalam berinovasi yang dilakukan untuk mengatasi masalah
tersebut yaitu dengan mengadakan program air kejujuran. Pembentukan “Air
Kejujuran” sebagai bagian pendidikan anti korupsi dapat diperkenalkan
sekaligus diaplikasikan sejak dini kepada para siswa. “Air Kejujuran” bisa
menjadi media pembelajaran yang baik untuk mengasah rasa tanggung jawab
dan memupuk kepekaan sosial siswa. “Air Kejujuran” merupakan ruang
berlangsungnya kegiatan pengisian air dengan botol yang dibawa sendiri oleh
siswa dari air yang sudah disediakan. Menggunakan Self service system yaitu
sistem pelayanan mandiri dimana pembeli melayani dirinya sendiri tanpa
dijaga. Dengan kegiatan pengisian air sendiri yang demikian maka akan

2
mudah sekali memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersikap tidak
jujur, bersikap curang, saling menipu, tidak adil, saling mencurigai, fitnah,
serta praktik-praktik korupsi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter
yang luhur.
Pembinaan kejujuran melalui penguatan pendidikan karakter (PPK)
berbasis kelas dapat dilakukan melalui proses pembiasaan yang
berkelanjutan. Nilai yang dianggap sentral dan penting bagi kepentingan itu
sendiri adalah kejujuran (Kemendikbud, 2017). Kejujuran harus menjadi pilar
utama bagi suatu karakter. Oleh karenanya, “Air Kejujuran” sebagai salah
satu media dalam dunia pendidikan untuk membentuk karakter peserta didik
sebegai generasi muda yang berkarakter dimulai dari adanya implementasi
kejujuran. Hal tersebutlah melatar belakangi untuk mengangkat judul best
practice yaitu Penguatan Pendidikan Karakter melalui “Arjuna” (Air
Kejujuran) pada peserta didik SMP Negeri 4 Denpasar.

B. Tujuan Pelaksanaan Tindakan


Tujuan pelaksanaan tindakan ini adalah untuk mengetahui implementasi
“Air Kejujuran” sebagai wadah dalam penguatan karakter kejujuran dan
karakter peduli lingkungan pada peserta didik serta kendala yang
dihadapinya. Konsep “Air Kejujuran” tersebut tentunya bertujuan untuk
menanamkan kepada peserta didik tentang arti penting sebuah kejujuran.
Aktualisasi pengadaaan “Air Kejujuran” merupakan model atau strategi
praktik pendidikan antikorupsi bagi peserta didik di sekolah. Harapannya
dapat memberi masukan dalam mengembangkan kebijakan tentang upaya
mengimplementasikan nilai kejujuran di sekolah.

C. Manfaat Penulisan
Secara teori penulisan ini bermanfaat bagi guru yaitu lebih menekankan
pentingnya meningkatkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat bagi siswa sebagai penerus bangsa dimasa depan diharapkan muncul
kesadaranya untuk menerapkan nilai-nilai karakter, khususnya anilai karakter
kejujuran dan karakter peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penguatan Pendidikan Karakter


Dalam Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan
pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi
olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga. Pasal 3 Perpres Nomor 87
Tahun 2017 menjelaskan bahwa PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-
nilai Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai
religious, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab. Maka Penguatan
Pendidikan Karakter di sekolah telah terintegrasi dalam mata pelajaran dan
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id) menjelaskan
bahwa jujur adalah lurus hati, tidak berbohong (berkata apa adanya), tidak
curang dan tulus, ikhlas. Menurut Amirulloh (2016) menjelaskan bahwa jujur
adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, perbuatan (tindakan), dan
pekerjaan. Sejalan dengan pendapat Kesuma dkk (2011:16) bahwa jujur
sebuah nilai merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan (dalam
perasaan, kata-kata, dan atau perbuatan) bahwa realitas yang ada tidak
dimanipulasi dengan cara berbohong datau menipu orang lain untuk
keuntungan dirinya. Berdasarkan penjelasan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa karakter jujur adalah sebuah nilai kebaikan yang dimiliki
seseorang dalam perkataan dan perbuatan sesuai dengan realita sehingga
dapat dipercaya oleh orang lain.
Kejujuran adalah salah satu karakter bangsa Indonesia yang tercermin
dalam Pancasila yang termasuk dalam nilai-niai Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab. Karakter jujur ini penting dan harus dimiliki oleh semua generasi
muda, khususnya peserta didik agar terciptanya generasi yang berkualitas
terbaik yang memiliki sikap jujur.

4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa karakter
peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan seseorang untuk memperhatikan,
mengindahkan, dan menghiraukan lingkungan sekitar demi terciptanya
lingkungan yang nyaman. Karakter peduli lingkungan juga penting dilakukan
karena dapat menciptakan susasan yang tenang, tentram, dan sehat.
Berdasarkan peraturan Walikota Denpasar Nomor 36 Tahun 2018 tentang
Pengurangan Sampah plastik bahwa telah diberlakukan setiap pedagang dan
instansi tidak menyediakan plastik sekali pakai dan beralih pada bahan-bahan
yang dapat didaur ulang agar terhindar dari bahaya kerusakan lingkungna
yang disebabkan oleh sampah plastik.
Perilaku jujur menjadi dasar karena tanpa kejujuran, seseorang tidak
dapat dipercaya melakukan apapun. Oleh sebab itu kejujuran menjadi salah
satu dasar penting pendidikan karakter bagi peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa.
Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam
pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku
pendidikan (Kemendikbud, 2017). Ada lima nilai utama karakter yang saling
berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan yaitu religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Pendidik dalam hal ini
memiliki kewenangan dalam mempersiapkan, membelajarkan, dan
mengevaluai pembelajaran yang dapat memfokuskan pada nilai-nilai utama
karakter serta manajemen kelas yang baik akan membantu siswa mencapai
tujuan yang diharapkan. Salah satu inovasinya adalah pengadaan”Air
kejujuran” yang dimulai dari tingkat kelas di sekolah. Kegiatan ini merupakan
upaya yang sangat baik dalam melatih kejujuran secara individu agar terbiasa
berbuat jujur. Pengadaan “Air Kejujuran” merupakan inspirasi dari Kantin
Kejujuran yang sudah banyak diuji cobakan diberbagai sekolah. Menurut
Samani (2011) Kantin kejujuran dalam pelaksanaannya tersebut tidak dijaga
oleh seorang pelayan. Pada kantin kejujuran, siswa belajar berperilaku jujur
dan bersikap patuh ketika tidak ada orang yang mengawasi. Dengan
pengalaman tersebut adanya Air kejujuran di kelas diharapkan siswa bisa
kembali melatih hati nuraninya pada saat membeli air isi ulang dengan botol

5
tanpa sepengetahuan orang. Air kejujuran bisa menjadi suatu terapi agar
siswa tidak mempraktikkan korupsi karena tindakan menjadi masalah terbesar
dalam masyarakat dan negara. Hal ini sejalan dengan pandangan Agus
(2011), yang menyatakan sekolah diharapkan bisa menjadi contoh agar
lulusannya bisa menjadi sumber daya manusia yang jujur sehingga dapat
membantu perubahan positif di masyarakat. Usaha penanaman sikap
antikorupsi harus ditanamkan sejak dini.

B. Metode Penelitian
Best Practice ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
gabungan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang
saling melengkapi yaitu wawancara, dokumentasi, dan pengamatan (observasi
tidak langsung) digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat kualitatif,
sedangkan angket efektivitas pelaksanaan air kejujuran merupakan
pengumpulan data yang bersifat kuantitatif. Analisis data kuantitatif diakukan
dengan menggunakan deskriptif kuantitatif, sedangkan untuk data penelitian
kualitatif dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Langkah kegiatan
tersebut terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi.
Pada tahap perencanaan, guru memberikan sosialisasi tentang program
air kejujuran dan membawa tumbler dari rumah kepada seluruh warga
sekolah agar informasi dalam pelaksanaan air kejujuran ini dapat dipahami
dan tujuan dari Air kejujuran ini tercapai. Guru juga membentuk piket air
kejujuran dari peserta didik yang bertugas untuk membantu guru dalam
membuka air kejujuran, mengontrol air yang masih ada, dan menutup air
kejujuran. Sebelum menutup air kejujuran ini, petugas piket menghitung
jumlah uang yang ada dengan catatan dibuku pembelian.
Teknik dan pelaksanaan air kejujuran ini dilaksanakan secara mandiri.
Para peserta didik mengisi ulang air sendiri pada tumbler yang telah dibawa
dari rumah. Setelah mengisi ulang air, peserta didik mencatat di buku
pembelian dan membayar sesuai dengan ukuran tumbler yang dibawa dan
meletakkan uang di kotak yang telah disediakan. Kriteria harga air kejujuran

6
ini berdasarkan ukuran tumbler mulai dari 100 ml sampai dengan 550 ml
dengan harga Rp 1.000, dengan ukuran 600 ml sampai dengan 1000 ml
dengan harga Rp 2.000, sedangkan dengan ukuran lebih dari 1000 ml seharga
Rp 3.000. Tidak ada petugas yang mengawasi, berjaga maupun mencatat
beberapa banyak orang yang membeli air kejujuran ini.

C. Sasaran, Waktu, dan Tempat


Sasaran best practice ini adalah seluruh peserta didik SMP Negeri 4
Denpasar Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 1140 orang terdiri dari
585 orang laki-laki dan 555 orang perempuan. Pelaksanaan best practice ini
dilaksanakan dimulai dari bulan September-November 2019. Lokasi di SMP
Negeri 4 Denpasar berada di Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar,
Provinsi Bali.

7
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Pelaksanaan Air Kejujuran ini merupakan sebuah inovasi di sekolah
yang dirancang penulis yang bertujuan untuk pembentukan karakter jujur dan
karakter peduli lingkungan serta anti korupsi sejak dini. Jika dilakukan
sebuah pembiasaan yang mengkondisikan peserta didik untuk berperilaku
jujur, maka karakter jujur akan menjadi sebuah karakter yang telah melekat
pada peserta didik. Pelaksanaan air kejujuran ini diawali dengan peserta didik
membawa tumbler dari rumah, mengisi ulang tumbler, lalu peserta didik
mencatat pembelian air sesuai dengan tumbler yang dibawa serta membayar
mandiri di kotak yang telah disediakan.
Konsep air yang digunakan sebagai media membiasakan peserta didik
berperliku jujur. Selain air sebagai media, air juga bermanfaat bagi kesehatan
tubuh peserta didik karena tubuh manusia mengandung air sebanyak 60%
(Mahartika, Loudia. 2019). Peran penting dari air memang sangat
berpengaruh pada semua kehidupan mahklhuk hidup. Bagi manusia,
mengonsumsi air putih adalah sebuah kebutuhan. Manusia lebih mampu
menahan lapar daripada menahan haus. Hal itu karena manusia memiliki
cadangan makanan, yaitu lemak. Sedangkan manusia tidak bisa bertahan
tanpa air, terutama air putih. Kekurangan air atau dehidrasi tentu akan
menggganggu proses sistem dalam tubuh. Oleh karena itu, air inilah sebagai
media untuk menanamkan nilai-nilai karakter dan keuntungan lainnya adalah
tubuh menjadi sehat.
Tingkat keberhasilan air kejujuran ini bila terjadi penurunan kerugian
yang dialami dan kecocokan data yang ditulis dengan uang yang ada. Sejauh
ini tidak mengalami kerugian namun mengalami tidak kecocokan data
pembelian dengan uang yang ada. Inilah yang juga dilatih. Pembentukan
karakter tidak instan maka dari itu perlu adanya pembiasaan dan menyadari
perubahan perilaku peserta didik perlahan meningkat.
Pelaksanaan air kejujuran ini diawali dengan adanya sosialiasi kepada
peserta didik dan guru serta pegawai. Sosialisasi ini dilaksankan dengan

8
tujuan yaitu pentingnya menumbuhkan nilai karakter kejujuran sejak dini,
membiasakan peserta didik untuk minum air yang cukup demi kesehatan dan
membawa tumbler dari rumah. Peserta didik membawa tumbler sendiri
merupakan bentuk perilaku nyata pengurangan sampah plastik yang sejalan
dengan Peraturan Gubernur Nomor 97 tahun 2018 tentang pembatasan
timbunan sampah plastik dan ditegaskan kembali melalui Peraturan Wali
Kota Nomor 36 tahun 2018 tentang pengurangan penggunaan kantong
plastik. Hal ini berdampak berkurangnya timbulan sampah plastik pada
lingkungan sekolah.
Slogan dan poster sebagai literasi tentang karakter kejujuran dipajang
sebagai motivasi siswa untuk membiasakan berprilaku jujur. Slogan ini untuk
membiasakan prilaku positif siswa dibiasakan untuk berdoa sebelum
meminum air, dan bijak dalam menggunakan air sesuai kebutuhan. Berikut di
ilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Slogan dan Poster Air Kejujuran


Tulisan pada slogan dan poster sebagai bentuk pengenalan dan
pemahaman peserta didik mengenai pentingnya perilaku berkarakter,
khususnya karakter kejujuran dan peduli lingkungan. Setelah pada tahap
pengenalan dan pemahaman sebuah nilai-nilai karakter, peserta didik
membutuhkan kesadaran dari dalam diri sendiri untuk melakukan sebuah
pengulangan atau pembiasaan nilai-nilai karakter. Pengulangan atau
pembiasaan melalui air kejujuran ini adalah sebuah pengkondisian agar
peserta didik melatih diri dan mengontrol diri dalam bersikap, berpikir, dan
perkataan sesuai dengan apa adanya.

9
Lokasi Air Kejujuran diletakkan di Bale Bengong yang terletak di
depan ruang guru, untuk mempermudah peserta didik menjangkau dalam
pengisian air. Hal ini dilakukan secara terbuka, bebas diakses oleh siapapun
dan mandiri. Tidak ada pengawasan khusus untuk melayani air kejujuran.

Gambar 3.2 Pelaksanaan Air Kejujuran dimanfaatkan oleh peserta didik dan Guru

10
11
12
13
14
Pelaksanaan Air Kejujuran ini dimanfaatkan oleh peserta didik, guru,
dan pegawai SMP Negeri 4 Denpasar. Nilai yang ditanamkan adalah nilai-
nilai karakter yang dapat meningkatkan akhlak dan perilaku. Air kejujuran ini
sebagai proses pembentukan karakter secara berkelanjutan karena perlu
proses yang panjang dan tidak bisa dilakukan satu dua kali saja. Pembentukan
karakter juga harus dilakukan sejak dini agar mudah tertanam dalam memori
sehingga menjadi kebiasaan.
Kegiatan Air Kejujuran dilakukan mulai dari siswa tiba (07.15 wita
s/d 14.00 wita) di sekolah, mengikuti pembelajaran, sampai berakhirnya jam
pelajaran di sekolah. Peserta didik dapat mengisi ulang air sesuai dengan
kebutuhan tanpa pengawasan langsung. Kegiatan ini membangun kesadaran
siswa untuk berbuat jujur tanpa harus diawasi oleh guru, teman, atau pegawai
sekolah. Tujuannya adalah mengukur kejujuran siswa dengan pengalaman
tersebut mereka akan menerapkan juga dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan pengamatan Bapak Drs. Made Suarjana, sebagai
Wakasek bidang Kesiswaan menyebutkan bahwa peserta didik sebelum
adanya air kejujuran ini karakter jujur dan peduli lingkungannya peserta didik
masih rendah seperti masih membuang sampah sembarangan di kolong
bangku dan menyontek saat ulangan. Namun setelah adanya air kejujuran ini
perlahan-lahan karakter peserta didik mulai terbentuk terlihat dari peserta
didik membawa tumbler dan sendok dari rumah sehingga lingkungan sekolah
menjadi bersih.
Pelaksanaan air kejujuran ini dibantu oleh petugas piket air kejujuran
yang bertugas untuk membuka air kejujuran, mengontrol air digalon dan
menutup air kejujuran dengan mencatat uang yang trekumpul dalam satu hari.
Petugas piket hanya mencatat dan mengumpulkan uang yang masuk dalam
kotak setiap harinya yang dibimbing oleh guru.
Berdasarkan pengamatan dan pencatatan lapangan yang dilakukan
selama bulan September-November dapat diperoleh catatan sebagai berikut.

15
Tabel 3.1 Hasil Pencatatan Air Kejujuran Bulan September-November 2019
UANG YANG
HARI/TANGGAL HARI TANGGAL HABIS SALDO
TERKUMPUL
Senin, 9 Sept 2019 Senin, 9 Sept 2019 Rp 14,000 -Rp 16000
Senin, 9 Sept 2019 Rabu, 11 Sept 2019 Rp 66,000 Rp 51000
Rabu, 11 Sept 2019 Selasa, 17 Sept 2019 Rp 89,000 Rp 74000
Selasa, 17 Sept 2019 Rabu, 18 Sept 2019 Rp 38,000 Rp 23000
Rabu, 18 Sept 2019 Jumat, 20 Sept 2019 Rp 65,000 Rp 50000
Jumat, 20 Sept 2019 Senin, 23 Sept 2019 Rp 40,000 Rp 25000
Senin, 23 Sept 2019 Rabu, 25 Sept 2019 Rp 45,000 Rp 30000
Rabu, 25 Sept 2019 Kamis, 26 Sept 2019 Rp 30,000 Rp 15000
Kamis, 26 Sept 2019 Rabu, 2 Okt 2019 Rp 30,000 Rp 10000
Rabu, 2 Okt 2019 Jumat, 4 Okt 2019 Rp 28,000 Rp 13000
Jumat, 4 Okt 2019 Jumat, 4 Okt 2019 Rp 50,000 Rp 35000
Jumat, 4 Okt 2019 Selasa, 15 Okt 2019 Rp 30,000 Rp 15000
Selasa, 15 Okt 2019 Rabu, 16 Okt 2019 Rp 49,000 Rp 34000
Rabu, 16 Okt 2019 Kamis,17 Okt 2019 Rp 39,000 Rp 24000
Kamis,17 Okt 2019 Jumat, 18 Okt 2019 Rp 50,000 Rp 35000
Jumat, 18 Okt 2019 Senin, 21 Okt 2019 Rp 88,000 Rp 73000
Senin, 21 Okt 2019 Selasa, 22 Okt 2019 Rp 60,000 Rp 30000
Selasa, 22 Okt 2019 Rabu, 23 Okt 2019 Rp 87,000 Rp 57000
Rabu, 23 Okt 2019 Kamis, 24 Okt 2019 Rp 78,000 Rp 33000
Kamis, 24 Okt 2019 Jumat, 25 Okt 2019 Rp 61,000 Rp 31000
Jumat, 25 Okt 2019 Senin, 28 Okt 2019 Rp 59,000 Rp 14000
Senin, 28 Okt 2019 Rabu, 30 Okt 2019 Rp 109,000 Rp 79000
Rabu, 30 Okt 2019 Kamis, 31 Okt 2019 Rp 75,000 Rp 30000
Kamis, 31 Okt 2019 Sabtu, 2 Nov 2019 Rp 62,000 Rp 32000
Sabtu, 2 Nov 2019 Senin, 4 Nov 2019 Rp 71,000 Rp 71000

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa awal dari pelaksanaan air
kejujuran mengalami kerugian sebanyak Rp 16.000. Setelah hari kedua dan
hari berikutnya berkurangnya kerugian. Artinya, peserta didik pada hari
pertama belum terbiasa melakukan perilaku jujur karena masih dalam tahap
pengenalan dan awal dari pembiasaan. Bulan Oktober sampai November
mengalami peningkatan keuntungan. Namun, Air Kejujuran ini tidak
berfokus pada keuntungan tetapi pada berkurangnya kerugian. Berikut
disajikan gambar dalam bentuk grafik Hasil Pencatatan Air Kejujuran Bulan
September-November 2019 sebagai berikut.

16
sisa/untung
100000

80000

60000

40000
rupiah
sisa
20000

0
1 3 5 7 9 1 1 1 3 15 1 7 19 2 1 23 25
-20000

-40000
hari/tanggal

Gambar 3.3 Grafik Hasil Pencatatan Air Kejujuran Bulan September-


November 2019

Pelaksanaan air kejujuran ini, berdasarkan angket efektivitas


pelaksanaan air kejujuran ini yang telah diisi oleh 24 (61,5%) dari 39 peserta
didik secara random sebagai responden pengguna air kejujuran menilai
program inovasi air kejujuran sangat efektif sebagai kegiatan untuk
pembentukan karakter jujur dan karakter peduli lingkungan.

B. Kendala Implementasi Air Kejujuran


Pada awal pelasaksanaan Air Kejujuran ini, peserta didik belum dapat
memahami tujuan dan maksud kegiatan ini. Namun, adanya sosialisasi
langsung secara berkelanjutan, sosialisasi melalui media slogan dan poster
serta pendekatan secara kelompok dan individu ketika sedang mengajar dan
pendampingan secara berkelanjutan agar peserta didik paham pentingnya
berperilaku serta menerapkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-
hari.
Saldo uang atau keuntungan yang dapat dikelola dan dimanfaatkan
untuk menunjang kegiatan peserta didik di sekolah. Dari proses sosialisasi ini
berdampak baik pada keberadaan air kejujuran, sehingga dalam waktu dua

17
bulan uang kas sisa dari keuntungan “Air Kejujuran” sudah mencapai Rp
856.000 yang berarti menunjukkan secara keseluruhan peserta didik SMP
Negeri 4 Denpasar berprilaku jujur. Namun masih ada peserta didik yang
berperilaku curang dan belum jujur saat mengisi “Air Kejujuran” sehingga
masih perlu pembinaan dan sosialisasi lebih lanjut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas piket air kejujuran, kendala
yang ada dalam pelaksanaan air kejujuran sebagai berikut.
1. Uang yang dimasukkan ke dalam kotak dalam kondisi kurang rapi
2. Catatan pembelian air kejujuran cenderung tidak sama dengan uang yang
ada. Uang yang ada lebih banyak dibandingkan dengan jumlah uang yang
di catatan pembelian sehingga tidak seimbang.
3. Peserta didik mengisi air sedikit tidak menaruh uang di kotak yang
disediakan
4. Peserta didik yang lupa membawa uang ada juga yang pura-pura menaruh
di tempat uang
Kondisi ini perlu pendekatan khusus dan pendampingan secara
berkelanjutan agar kebiasaan itu tidak terus dilakukan. Dalam pelaksanaan
“Air Kejujuran” tersebut merupakan bagian dari pembiasaan peserta didik
terhadap prilakunya sehari-harinya. Prilaku yang kurang baik dianggap biasa
akan menjadi karakter yang tidak baik pula kedepannya. Maka penguatan
pendidikan karakter seperti yang dicanangkan pemerintah menjadi wajib
untuk diimplementasikan masing-masing satuan pendidikan. Dalam
pelaksanaannya pendidikan karakter harus melibatkan semua unsur baik
sekolah, guru, siswa, masyarakat dan pemerintah. Pada hakiketnya karakter
merupakan watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk
dari hasil internalisasi berbagai kebajikan.
Dari berbagai pemahaman terhadap kendala tersebut di atas, penguatan
pelaksanaan “Air Kejujuran” sebagai bentuk implementasi nilai-nilai karakter
peserta didik perlu di tingkatkan lagi secara pemaknaan. Dari pelaksanaan
yang sudah berjalan “Air Kejujuran” memiliki nilai-nilai utama yang terdapat
dalam penguatan pendidikan karakter (PPK). Nilai utama PPK yang saat ini
dikembangkan dari kristalisasi pemikiran Ki Hadjar Dewantara tersebut

18
adalah: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas
(Kemdikbud, 2017). Secara detail, nilai-nilai utama PPK (Konsep dan
Pedoman PPK, Kemendikbud, 2017) yang dapat terwujud melalui “Air
Kejujuran” dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Religius dapat ditunjukkan melalui perilaku mencintai dan menjaga
keutuhan ciptaan. Implementasi melalui “Air Kejujuran” ditunjukkan
dengan sikap peserta didik seperti: dibiasakan berdoa sebelum minum
dan makan, mengucap syukur terhadap apa yang sudah didapat dan
dilakukan selama belajar.
b. Nasionalis merupakan tindakan yang menunjukkan kesetiaan, dan
kepedulian terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik, serta mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya. Implementasinya melalui “Air
Kejujuran” ditunjukkan dengan sikap peserta didik seperti: menunjukkan
rasa peduli lingkungan yaitu menggunakan tumbler isi ulang dari rumah
dan membiasakan membuang sampah pada tempatnya.
c. Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain
yang mempergunakan segala tenaga, pikiran, dan waktu untuk mengatasi
masalah serta mewujukan cita-citanya. Implementasinya melalui “Air
Kejujuran” ditunjukkan dengan sikap peserta didik seperti: biasa dalam
melayani diri sendiri dan bertanggung jawab terhadap fasilitas umum.
d. Gotong royong tercermin dengan tindakan menghargai semangat
kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dengan orang lain dan
memberi bantuan pada mereka yang kurang mampu, dan membutuhkan
pertolongan. Implementasi melalui “Air Kejujuran” ditunjukkan dengan
sikap peserta didik seperti: bekerjasama menjaga dan merawat
keberadaaan air kejujuran, gotong royong mengangkut galon air.
e. Integritas merupakan nilai perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
gagasan, perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen,
kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral).

19
Implementasi melalui “Air Kejujuran” ditunjukkan dengan sikap peserta
didik seperti: jujur memasukkan uang, mengambil kembalian yang
sesuai, dan memiliki komitmen dalam mewujudkan kejujuran sejak usia
dini.
Pelaksanaan kegiatan tersebut menunjukkan nilai utama karakter tercermin
dalam aktivitas siswa dalam memanfaatkan air kejujuran yang telah disediakan.
Dengan pembiasaan yang positif, siswa akan menerapkan nilai karakter tersebut di
rumah, sekolah maupun di daerah tempat tinggalnya. Pembiasaan yang baik akan
menjadi budaya yang baik, hal ini tentu akan berdampak dalam kehidupan sehari
hari. Tugas dan peran guru sangat penting untuk membimbing dan melatih peserta
didik mencapai nilai karakter di era industry, serta membentuk karakter bebas
korupsi sejak dini.

C. Rencana Tindak Lanjut Air Kejujuran


Setelah melaksanakan pengamatan serta mengetahui hasil Penguatan
Pendidikan Karakter melalui “Arjuna” (Air Kejujuran) SMP Negeri 4
Denpasar, maka kedepannya akan dibuatkan “Counter kejujuran”, dimana
tidak hanya memberikan penguatan karakter kepada siswa melalui air
kejujuran, tetapi juga akan ditambah dengan Buah Kejujuran. “Counter
Kejujuran” dibuat untuk menambah keseriusan kami didalam meningkatakan
penguatan karakter kepada siswa.
Untuk merangsang serta meningkatkan semangat siswa berperilaku jujur
dan peduli akan lingkungan sekolah, pada akhir semesternya akan diberikan
Rewards kepada siswa sebagai siswa terjujur yang diketahui melalui catatan
harian penjualan air kejujuran di sekolah. Air kejujuran ini juga akan dijadikan
penambahan nilai pada mata pelajaran PKn dan Agama sebagai bentuk nyata
Penguatan Pendidikan Karakter di SMP Negeri 4 Denpasar.

20
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Dari pembahasan penelitian di atas maka simpulan yang dapat ditarik
dari pengalaman terbaik ini adalah sebagai berikut.
1. “Air Kejujuran” bertujuan sebagai sebuah pembiasaan yang
mengkondisikan peserta didik untuk berperilaku jujur, menghargai
orang lain, bertanggung jawab, dan mandiri maka karakter tersebut
akan menjadi sebuah karakter yang telah melekat pada peserta didik.
2. Kendala yang masih ditemukan dalam implementasi air kejujuraan
yaitu perilaku curang atau tidak jujur lebih dilakukan karena faktor dari
dalam siswa yang belum mampu mengendalikan dan cenderung
menutupi diri dari kesalahan. Pelaksanaan “Air Kejujuran” sebagai
jalan membangun karakter siswa perlu pembinaan serius dan
ditingkatkan lagi secara pemaknaan. Dari pelaksanaan yang sudah
berjalan “Air Kejujuran” sebagai solusi dan bagian dari penguatan
pendidikan karakter (PPK).

B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan tersebut rekomendasi yang dapat sampaikan
sebagai tindak lanjut kegiatan berikutnya, yaitu:
1. Kepada satuan pendidikan dapat menggunakan pengalaman pelaksanaan
“Air Kejujuran” ini sebagai kegiatan pembentukan karakter jujur peserta
di sekolah.
2. Melalui “Air Kejujuran” banyak manfaat yang kita dapatkan seperti
pentingnya menumbuhkan nilai karakter kejujuran sejak dini,
membiasakan siswa untuk minum air sebelum dan secara berlahan mulai
mengurangi pembelian minuman botol plastik dan beralih kepata botol isi
ulang.

21
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta
Amirulloh, Syarbini. 2010. Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga. Ar-Ruzz
Media: Yogyakarta.
Samani, Muchlas Dan Hariyanto. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
IB. Putu Suamba, Javanese Saivism: A Philosophical Study of Tattva Texts
(Delhi: BR. Publishing Corporation, 2016), hal. 351-352.
Kesuma dkk. 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik Di Sekolah.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Kemendikbud, RI. (2017). Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter.Jakarta.

Mahartika, Loudia. 2019. 5 Manfaat Air Putih yang Utama bagi Kesehatan
Tubuh, Penuhi Kebutuhanmu. Diakses melalui
http://m.liputan6.com/lifestyle/read/3914099/5-manfaat-air-putih-
yang-utama-bagi-kesehatan-tubuh-penuhi-kebutuhanmu pada tanggal
6 November 2019
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Pendidikan Karakter

Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 097/D/HK/2019 Tentang pedoman teknis


Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Peraturan Gubernur Nomor 97 Tahun 2018 Tentang Pembatasan Timbulan


Sampah Plastik Sekali Pakai

Peraturan WaliKota Nomor 36 Tahun 2018 Tentang Pengurangan Penggunaan


Kantong Plastik

Kurikulum SMP Negeri 4 Denpasar Tahun 2019/2020

22
LAMPIRAN
-
LAMPIRAN

23
Surat Keputusan Kepala
SMP Negeri 4 Denpasar
Tentang air kejujuran

24
Profil SMP Negeri 4
denpasar

25
Lampiran Kurikulum
SMP Negeri 4 Denpasar
Tentang Visi dan Misi
Sekolah

26
Peraturan Gubernur
Nomor 97 Tahun 2018
Tentang Pembatasan
Timbulan Sampah
Plastik Sekali Pakai

27
Peraturan WaliKota
Nomor 36 Tahun 2018
Tentang Pengurangan
Penggunaan Kantong
Plastik

28
PEDOMAN TEKNIS
PENYELENGGARAAN
PENGUATAN
PENDIDIKAN
KARAKTER PADA
SATUAN PENDIDIKAN
FORMAL

29
Photo-photo Kegiatan
Dan
Lingkungan sekolah

30

Anda mungkin juga menyukai