Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL GOJEK 2019 (1)

Taati Aturan Pemerintah, Gojek Terapkan Tarif


Baru di 41 Kota
TECH - Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
03 July 2019 12:37
Jakarta, CNBC Indonesia- Gojek mulai menerapkan tarif baru berbasis zonasi serentak di 41
kota sesuai arahan Kepmenhub 348/2019. Tarif baru ojek online (ojol) berlaku mulai 3 Juli 2019,
setelah masa percobaan tarif pada 1 Mei 2019.
Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita meengatakan pihaknya mematuhi aturan pemerintah
untuk memberlakukan penerapan biaya jasa ojek online. "Kami telah menyesuaikan tarif di
seluruh 41 kota operasional kami sesuai dengan arahan dalam Surat Edaran Dirjen Hubdar yang
kami terima hari ini (Selasa kemarin) perihal Penambahan Wilayah Pemberlakuan Biaya Jasa,"
kata Nila, Rabu (3/7/2019).
Implementasi tarif baru ini mencakup tiga zona, yakni zona I meliputi Sumatera, Jawa (tanpa
Jabodetabek), dan Bali. Kemudian Zona II meliputi Jabodetabek, dan Zona III yang meliputi
Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku, dan lainnya seperti yang tertera dalam penambahan
wilayah pemberlakuan biaya jasa Kepmenhub 348/2019.

Nila mengatakan Gojek memiliki misi yang sama dengan pemerintah untuk memastikan
pendapatan mitra driver berkesinambungan sehingga mendukung iklim industri yang sehat.
"Sebagai karya anak bangsa, Gojek akan terus menjadi yang terdepan dalam memastikan
kenyamanan mitra dan pengguna layanan Gojek," katanya.
Sesuai peraturan yang baru, tarif batas bawah untuk Zona I yakni Rp 1.850 per km, sedangkan
batas atasnya Rp 2.300 per km. Sementara itu, biaya jasa minimal atau dalam 4km pertama yakni
Rp7.000-10.000. Sementara itu untuk Zona Jabodetabek besarannya yakni batas bawah Rp 2.000
per km dan batas atas Rp 2.500 per km. Adapun, biaya jasa minimal dalam 4 km pertama antara
Rp 8.000-10.000. Untuk Zona III, tarif batas bawah yakni Rp 2.100 per km dan batas atasnya Rp
2.600 per km. Sementara itu, biaya jasa minimal dalam 4 km pertama kisaran Rp 7.000-10.000.
Kebijakan yang diberlakukan oleh gojek pada artikel ini adalah menetapkan tarif baru berbasis
zona. Implementasi tarif baru ini mencakup tiga zona, yakni zona I meliputi Sumatera, Jawa
(tanpa Jabodetabek), dan Bali. Kemudian Zona II meliputi Jabodetabek, dan Zona III yang
meliputi Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku, dan lainnya.
Sesuai peraturan yang baru, tarif yang diberlakukan yaitu :
1. Zona I yakni Rp 1.850 per km, sedangkan batas atasnya Rp 2.300 per km. Sementara itu,
biaya jasa minimal atau dalam 4km pertama yakni Rp7.000-10.000.
2. Zona Jabodetabek besarannya yakni batas bawah Rp 2.000 per km dan batas atas Rp
2.500 per km. Adapun, biaya jasa minimal dalam 4 km pertama antara Rp 8.000-10.000.
3. Zona III, tarif batas bawah yakni Rp 2.100 per km dan batas atasnya Rp 2.600 per km.
Sementara itu, biaya jasa minimal dalam 4 km pertama kisaran Rp 7.000-10.000.
ARTIKEL GOJEK 2019 (2)

Gojek Dikabarkan Rugi Rp 2 Triliun di Singapura


pada 2019
Bisnis Gojek di Singapura dikabarkan merugi Rp 2 triliun pada 2019. Decacorn Tanah Air itu berencana
meningkatkan investasinya di luar Indonesia tahun ini
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Desy Setyowati
5/3/2021, 17.21 WIB

Entitas bisnis Gojek di Singapura, Velox Digital Singapore Pte. Ltd. dikabarkan merugi US$ 141
juta atau sekitar Rp 2 triliun pada 2019. Decacorn Tanah Air ini pun berencana menambah
investasi di luar Indonesia tahun ini.

Tech In Asia melaporkan, Velox mewakili bisnis berbagi tumpangan (ride hailing) Gojek di
Singapura. Sedangkan Gojek Singapore Pte. Ltd. berfokus pada bisnis data dan pengembangan
perangkat lunak (software). Velox tidak memerinci pendapatan sebelum dikurangi beban biaya
lain. Namun, “jumlah biaya layanan yang diperoleh lebih rendah daripada insentif yang
dibayarkan kepada (mitra) pengemudi,” demikian dikutip dari Tech In Asia, Senin lalu (1/3).
Beban terbesar yakni potongan harga yang diberikan kepada penyedia layanan atau mitra.
Kemudian, biaya periklanan atau insentif yang diberikan kepada penumpang, sebesar US$ 17,9
juta. Katadata.co.id mengonfirmasi data tersebut kepada Gojek. Namun, belum ada tanggapan
hingga berita ini dirilis. Berdasarkan data dari ABI Research, pangsa pasar ride-hailing Gojek di
Singapura hanya 4,2% pada 2019. Sedangkan pesaingnya, Grab 90%. Decacorn Singapura ini
pun disebut-sebut telah mencapai titik impas atau break event point (BEP) untuk lini bisnis
berbagi tumpangan.
Gojek hadir di Singapura sejak Januari 2019. Decacorn Tanah Air itu berencana gencar investasi
di luar Indonesia pada tahun ini. "Ini tahun di saat kami sangat ingin melebarkan sayap, menjadi
perusahaan regional dan global,” kata Co-CEO Gojek Kevin Aluwi dalam program ‘Squawk
Box Asia’ CNBC Internasional, dikutip Januari lalu (27/1).

Kevin menyampaikan, perusahaan ingin mengembangkan bisnis di Asia Tenggara. "Salah satu
fokus utama tahun ini yaitu benar-benar memperluas jejak kami di luar Indonesia,” katanya.

Selain Singapura, Gojek berekspansi ke Thailand dengan nama GET dan Vietnam bernama
GoViet 2018. Pada pertengahan tahun lalu, perusahaan mengubah nama di kedua negara itu
menjadi Gojek.  Gojek juga telah menguji coba layanan transportasi di Malaysia dengan
menggaet perusahaan lokal, Dego Ride pada awal tahun lalu.

Kevin mengatakan, investasi yang dikeluarkan oleh Gojek di luar Indonesia relatif kecil. Di satu
sisi, pasar di beberapa negara di Asia Tenggara mulai pulih di tengah pandemi corona.

"Kami benar-benar berpikir bahwa 2021 akan menjadi tahun pertumbuhan," ujarnya.
Pada tahun lalu, Gojek mencatatkan peningkatan nilai transaksi bruto atau gross transaction
value  (GTV) 10% secara tahunan (year on year/yoy) meski ada pandemi Covid-19. Total
transaksi perusahaan mencapai US$ 12 miliar atau Rp 170 triliun.

“Kami menghabiskan tahun lalu dengan berinvestasi dalam banyak bisnis, produk dan dasar
operasional. Profitabilitas dan keberlanjutan bisnis jangka panjang terlihat jauh lebih baik dari
tahun ke tahun,” ujar Kevin.
Dalam artikel ini menjelaskan bahwa gojek mengalami kerugian akibat mereka berfokus pada bisnis
data dan pengembangan perangkat lunak (software), akan tetapi tidak memerinci pendapatan
sebelum dikurangi beban biaya lain. Beban terbesar yakni potongan harga yang diberikan kepada
penyedia layanan atau mitra. Kemudian, biaya periklanan atau insentif yang diberikan kepada
penumpang, sebesar US$ 17,9 juta. Perusahaan gojek berencana untuk mengembangkan
bisnisnya di Asia Tenggara.

Anda mungkin juga menyukai