Anda di halaman 1dari 9

MENCEGAH PERGAULAN BEBAS MAHASISWA KOST

Nama :Andhika Prasetya


NIM :23144010006
Kelas 1A

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2023
DOSEN PENGEMPU: Andrielina Firdausih, S. SI, M.A
Daftar Isi
BAB I..........................................................................................................................................................
PENDAHULUAN..................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pergaulan bebas di Indonesia tercatat bahwa pada remaja usia 16-17 tahun ada
sebanyak 60 persen remaja yang melakukan hubungan seksual, usia 14-15 tahun ada
sebanyak 20 persen, dan pada usia 19-20 sebanyak 20 persen
(ditsmp.kemdikbud.go.id, 2023).Di bondowoso perkawinan dini merupakan salah
satu akibat dari pergaulan bebas,menurut Ketua Pengadilan Agama Bondowoso, Nur
Chozin mengatakan, bahwa hingga akhir Juni 2020, Pengadilan Agama Kabupaten
Bondowoso (PA Bondowoso) mencatat, ada 472 warga Bondowoso yang mengajukan
dispensasi kawin.). hal ini menunjukkan bahwa di bondowoso masih rentan terhadap
pergaulan bebas
Pergaulan bebas adalah jalinan hubungan yang tidak terikat. Artinya, dalam
pergaulan bebas, nilai yang dianut bersifat bebas dan secara langsung tidak terkontrol.
Pergaulan bebas menyebabkan jalinan yang terjadi dapat menciptakan perangai yang
tidak baik. Hal ini disebabkan oleh jalinan hubungan yang tidak lagi berada dalam
aturan.pergaulan bebas juga berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental
mahasiswa,seperti sex bebas, minum-minuman berakohol atau penayalahgunaan
narkoba
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan bebas mahasiswa kost

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri,
antara lain 1 Rasa ingin tahu yang kuat. Rasa ingin tahu yang kuat merupakan salah
satu sifat dasar manusia. Pada masa remaja, rasa ingin tahu ini semakin meningkat
seiring dengan perkembangan kognitif. Rasa ingin tahu yang kuat ini dapat
mendorong mahasiswa untuk mencoba hal-hal baru, termasuk pergaulan bebas. 2
Emosi yang tidak stabil. Mahasiswa pada umumnya masih berada dalam masa
transisi dari remaja ke dewasa. Pada masa ini, emosi mereka masih labil dan mudah
terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Hal ini dapat membuat mereka lebih rentan
untuk terjerumus dalam pergaulan bebas.3 Mental yang lemah. Mahasiswa yang
memiliki mental yang lemah, seperti stres atau depresi, lebih rentan untuk terjerumus
dalam pergaulan bebas. Hal ini karena mereka membutuhkan pelampiasan untuk
mengatasi masalah yang mereka hadapi. 4 Nilai-nilai keagamaan yang
kurang. Mahasiswa yang memiliki nilai-nilai keagamaan yang kurang cenderung
lebih mudah terpengaruh oleh pergaulan bebas. Hal ini karena mereka tidak memiliki
pedoman yang kuat untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa, antara lain:
1Pengaruh teman sebaya. Pengaruh teman sebaya merupakan salah satu faktor yang
paling dominan dalam pergaulan bebas. Mahasiswa yang memiliki teman-teman yang
bebas cenderung akan mengikuti perilaku teman-temannya tersebut.2Pengaruh
lingkungan. Lingkungan tempat tinggal mahasiswa juga dapat mempengaruhi
perilaku mereka. Lingkungan yang permisif terhadap pergaulan bebas akan
meningkatkan risiko mahasiswa untuk terlibat dalam pergaulan bebas.3Minimnya
pengawasan orang tua. Mahasiswa yang tinggal di kost-kosan biasanya tidak
memiliki pengawasan yang ketat dari orang tua. Hal ini dapat membuat mereka lebih
bebas untuk melakukan apa saja, termasuk pergaulan bebas.

Faktor-faktor tersebut dapat saling berinteraksi dan saling memperkuat satu sama
lain. Misalnya, mahasiswa yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan memiliki
teman-teman yang bebas akan lebih rentan untuk terjerumus dalam pergaulan bebas.
(ola,2016)

Untuk mencegah terjadinya pergaulan bebas di kalangan mahasiswa kost, diperlukan


upaya-upaya dari berbagai pihak, antara lain:
1Orang tua perlu memberikan perhatian dan pengawasan yang lebih kepada anak-
anak mereka, terutama yang tinggal di kost-kosan.2 Pemerintah perlu
memberikan edukasi tentang bahaya pergaulan bebas kepada
masyarakat, termasuk mahasiswa.3 Lembaga pendidikan perlu memberikan
pendidikan moral dan agama yang kuat kepada mahasiswa.4 Masyarakat perlu
menciptakan lingkungan yang kondusif dan tidak permisif terhadap pergaulan
bebas. (ditsmp.kemdikbud.go.id,2022)
Sebagai mahasiswa pasti memiliki rasa ingin tahu dan mencoba hal baru, terlebih
mahasiswa yang tinggal di kost yang kurang akan pengawasan. Mereka bisa saja
melakukan suatu hal yang negatif seperti, minum-minuman keras,
menyalahgunakan narkoba ataupun sex bebas, oleh karena itu penting bagi
Orang tua perlu memberikan perhatian dan pengawasan yang lebih kepada anak-
anak mereka, terutama yang tinggal di kost-kosan.
Pemerintah perlu memberikan edukasi tentang bahaya pergaulan bebas kepada
masyarakat, termasuk mahasiswa.
Lembaga pendidikan perlu memberikan pendidikan moral dan agama yang kuat
kepada mahasiswa.
Masyarakat perlu menciptakan lingkungan yang kondusif dan tidak permisif
terhadap pergaulan bebas. (ditsmp.kemdikbud.go.id,2022)

Berdasarkan data tersebut,di indonesian khususnya di bondowoso angka


pergaulan bebas mahasiswa kost cukup tinggi yang di meliputi faktor internal dan
eksternal menurut saya prnrlitian ini penting untuk dilakukan agar mengurangi angka
pergaulan bebas mahasiswa kost di bondowoso
1.2 Rumusan masalah
A. pengertian pergaulan bebas
B. untuk mengetahui penyebab pergaulan bebas antar mahasiswa kost
C. untuk mengetahui bahaya pergaulan bebas antar mahasiswa kost
1.3 Tujuan penelitian
1.4 manfaat penelitian
1.5 fokus penelitian
BABII
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pergaulan bebas
2.1 Pengertian pergaulan bebas
Menurut KBBI kata pergaulan memiliki arti kata menjalin hubungan dengan
masyarakat. sedangkan kata bebas memiliki arti lepas atau tidak terikat. jadi dapat
disimpulkan bahwa pergaulan bebas merupakan jalinan hubungan dengan
masyarakat yang lepas atau tidak terikat. Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk
perilaku menyimpang yang mana kata “Bebas” dimaksud dengan melewati batas-
batas norma yang telah ditetapkan oleh hukum maupun norma tak terlihat yang
diciptakan oleh masyarakat

2.2 aspek pergaulan bebas


1. Aspek Sosial:
Perilaku menyimpang: Melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan
nilai yang berlaku di masyarakat.
Penurunan moral: Menurunnya nilai-nilai moral dan etika dalam diri remaja.
Konflik sosial: Terjadinya perselisihan dan pertengkaran antar individu atau
kelompok.(BKKBN)
2. Aspek Kesehatan:
Penyalahgunaan narkoba: Mengonsumsi obat-obatan terlarang yang dapat merusak
kesehatan fisik dan mental.
Seks bebas: Melakukan hubungan seksual di luar nikah yang berisiko terkena
penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS.
Perilaku berisiko: Melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri dan orang
lain, seperti tawuran dan balap liar.(BKKBN)
3. Aspek Hukum:
Tindak pidana: Melakukan tindakan yang melanggar hukum, seperti pencurian dan
penganiayaan.
Penyalahgunaan zat adiktif: Mengonsumsi dan mengedarkan narkoba yang
merupakan pelanggaran hukum.
Pergaulan dengan preman: Bergaul dengan orang-orang yang bermasalah dengan
hukum. (Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2019)
2.3 Ciri-ciri pergaulan bebas
Setelah paham apa itu pergaulan bebas, Anda perlu tahu apa saja ciri-ciri pergaulan
bebas. Pergaulan bebas dapat diketahui dengan beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

1.Menghamburkan uang untuk kesenangan semata menuruti kepuasan nafsu


2.Kurang bertanggung jawab apabila diberikan tugas
3.Tidak bijaksana dalam memanfaatkan waktu, main game, begadang
4.Suka ikut pesta hura-hura yang tidak bermanfaat
5.Berperilaku tidak baik dalam lingkungan masyarakat dan merugikan masyarakat
6.Melakukan seks bebas
7.Masih remaja sudah merokok dan minum-minuman beralkohol
8.Mudah emosional, gelisah, tidak sabar, tidak mau mengalah, ingin menunjukkan
9.eksistensi dan kebanggaan diri
10.Tidak mengindahkan nasehat orang tua
2.4 Jenis-jenis pergaulan bebas
merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, tawuran, mengonsumsi obat-obatan
terlarang, hingga melakukan seks bebas (ditsmp.kemdikbud.go.id,2022)
2.5 Faktor pergaulan bebas
1.Tingkat pendidikan keluarga yang minim
Lingkungan keluarga adalah salah satu faktor kunci yang sangat memengaruhi
tindakan dan perilaku remaja di masyarakat. Minimnya tingkat pendidikan di
keluarga membuat remaja mudah terpengaruh pergaulan bebas. Tingkat pendidikan
yang paling berperan dalam hal ini adalah pendidikan agama.
Orang tua yang tidak melakukan pengawasan secara intens mengakibatkan remaja
terjerumus tanpa tahu itu benar atau tidaknya. Contohnya adalah orangtua memberi
izin anaknya untuk berpacaran, tapi orangtua tidak melakukan pengawasan.
2.Broken home
Selain tingkat pendidikan dalam keluarga yang minim, broken home juga menjadi
salah satu faktor yang menyebabkan remaja terkontaminasi pergaulan bebas. Broken
home tidak selalu dikaitkan dengan perceraian orang tua, tetapi keadaan rumah yang
tidak nyaman juga bisa dikategorikan sebagai broken home.
Umumnya keadaan broken home membuat mereka kurang mendapatkan perhatian
dari kedua orang tua yang bermuara pada kurangnya pengawasan orang tua. Hal
tersebut menyebabkan korban broken home mencoba mencari pelarian, salah
satunya yakni pergaulan bebas.
3.Ekonomi keluarga
Ekonomi keluarga yang kurang berkecukupan berisiko membuat remaja putus
sekolah. Apalagi ditambah jika keluarga tidak mendukung dan tidak berusaha.
Akibatnya, kurang ilmu dan pendidikan membuat remaja tanpa sadar terjerumus ke
dalam pergaulan bebas.
4.Kondisi lingkungan
Terdapat sebuah pepatah yang mengibaratkan bergaul dengan tukang minyak wangi
membuat kamu menjadi wangi, namun bergaul dengan tukang minyak tanah
membuat kamu menjadi bau minyak tanah. Intinya adalah kondisi lingkungan akan
memengaruhi karakter dan perilaku seseorang.
5.Penyalahgunaan internet
Peredaran arus informasi di internet sangat masif dan tak terhindarkan. Remaja bisa
mengakses apa pun yang ada di internet. Hal yang membuatnya berbahaya adalah
risiko remaja meniru konten yang tidak pantas di internet. Oleh karena itu,
pengawasan dari orang tua ketika remaja sedang berselancar di internet perlu
dilakukan. (ditsmp.kemdikbud.go.id,2022)

Anda mungkin juga menyukai