BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pergaulan bebas di Indonesia tercatat bahwa pada remaja usia 16-17 tahun ada
sebanyak 60 persen remaja yang melakukan hubungan seksual, usia 14-15 tahun ada
sebanyak 20 persen, dan pada usia 19-20 sebanyak 20 persen
(ditsmp.kemdikbud.go.id, 2023).Di bondowoso perkawinan dini merupakan salah
satu akibat dari pergaulan bebas,menurut Ketua Pengadilan Agama Bondowoso, Nur
Chozin mengatakan, bahwa hingga akhir Juni 2020, Pengadilan Agama Kabupaten
Bondowoso (PA Bondowoso) mencatat, ada 472 warga Bondowoso yang mengajukan
dispensasi kawin.). hal ini menunjukkan bahwa di bondowoso masih rentan terhadap
pergaulan bebas
Pergaulan bebas adalah jalinan hubungan yang tidak terikat. Artinya, dalam
pergaulan bebas, nilai yang dianut bersifat bebas dan secara langsung tidak terkontrol.
Pergaulan bebas menyebabkan jalinan yang terjadi dapat menciptakan perangai yang
tidak baik. Hal ini disebabkan oleh jalinan hubungan yang tidak lagi berada dalam
aturan.pergaulan bebas juga berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental
mahasiswa,seperti sex bebas, minum-minuman berakohol atau penayalahgunaan
narkoba
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan bebas mahasiswa kost
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri,
antara lain 1 Rasa ingin tahu yang kuat. Rasa ingin tahu yang kuat merupakan salah
satu sifat dasar manusia. Pada masa remaja, rasa ingin tahu ini semakin meningkat
seiring dengan perkembangan kognitif. Rasa ingin tahu yang kuat ini dapat
mendorong mahasiswa untuk mencoba hal-hal baru, termasuk pergaulan bebas. 2
Emosi yang tidak stabil. Mahasiswa pada umumnya masih berada dalam masa
transisi dari remaja ke dewasa. Pada masa ini, emosi mereka masih labil dan mudah
terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Hal ini dapat membuat mereka lebih rentan
untuk terjerumus dalam pergaulan bebas.3 Mental yang lemah. Mahasiswa yang
memiliki mental yang lemah, seperti stres atau depresi, lebih rentan untuk terjerumus
dalam pergaulan bebas. Hal ini karena mereka membutuhkan pelampiasan untuk
mengatasi masalah yang mereka hadapi. 4 Nilai-nilai keagamaan yang
kurang. Mahasiswa yang memiliki nilai-nilai keagamaan yang kurang cenderung
lebih mudah terpengaruh oleh pergaulan bebas. Hal ini karena mereka tidak memiliki
pedoman yang kuat untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa, antara lain:
1Pengaruh teman sebaya. Pengaruh teman sebaya merupakan salah satu faktor yang
paling dominan dalam pergaulan bebas. Mahasiswa yang memiliki teman-teman yang
bebas cenderung akan mengikuti perilaku teman-temannya tersebut.2Pengaruh
lingkungan. Lingkungan tempat tinggal mahasiswa juga dapat mempengaruhi
perilaku mereka. Lingkungan yang permisif terhadap pergaulan bebas akan
meningkatkan risiko mahasiswa untuk terlibat dalam pergaulan bebas.3Minimnya
pengawasan orang tua. Mahasiswa yang tinggal di kost-kosan biasanya tidak
memiliki pengawasan yang ketat dari orang tua. Hal ini dapat membuat mereka lebih
bebas untuk melakukan apa saja, termasuk pergaulan bebas.
Faktor-faktor tersebut dapat saling berinteraksi dan saling memperkuat satu sama
lain. Misalnya, mahasiswa yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan memiliki
teman-teman yang bebas akan lebih rentan untuk terjerumus dalam pergaulan bebas.
(ola,2016)