Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


PAL 5 KOTA PONTIANAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik


Stase Keperawatan Maternitas

Koordinator Mata Kuliah:


Ns. Revani Hardika, M.Kep

Disusun Oleh:

WIDYO NUGROHO
NIM. 211133039

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN PONTIANAK
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


PAL 5 KOTA PONTIANAK

Mata Kuliah : Praktek Klinik Keperawatan Maternitas


Semester : I (Ganjil)
Institusi : Poltekkes Kemenkes Pontianak
Prodi : Profesi Ners

Pontianak, Januari 2022


Mahasiswa

Widyo Nugroho
NIM. 211133039

Mengetahui,

Clinical Teacher (CT) Clinical Instructor (CI)

__________________________ _______________________
3
BAB I
KONSEP DASAR

A. Definisi Antenatal Care (ANC)


Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya
perteuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk
zigor yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat
pertemuan ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir dalam
hitungan medis ± 40minggu (Masriroh, 2013).
Ante Natal Care (ANC) ialah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh
suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan memuaskan
(Walyani, 2015). Antenatal Care adalah perawatan yang dilakukan atau
diberikan kepada ibu hamil mulai dari saat awal kehamilan hingga saat
persalinan (Rahmatullah, 2016).
Antenatal Care (ANC) adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat
kepada ibu hamil, seperti pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis,
termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses
persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang
tua (Wagiyo & Putrono, 2016).

B. Tujuan Antenatal Care (ANC)


Tujuan antenatal care untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan
atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini
komplikasi kehamilan.(Kemenkes RI, 2018). Tujuan asuhan keperawatan
antenatal adalah mendeteksi secara dini risiko komplikasi yang mungkin
dialami ibu selama hamil, mencegah komplikasi selama hamil, memantau
kesehatan ibu dan janin, membantu dan memfasilitasi proses adptasi yang
terjadi sehingga ibu dapat beradaptasi dengan perubahan fisik dan peran
barunya, menginformasikan kunjungan ulang, menentukan usia kehamilan dan

4
5

perkiraan persalinan, menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal


(Manurung, Tutiany, & Suryati, 2011)

C. Fisiologi Kehamilan
a. Proses Kehamilan
Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu
kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan
kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran
bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk,
2012)
1) Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung
20-35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses
pematangan dan terjadi ovulasi (Manuaba, 2010:75). Setiap bulan wanita
melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung telur (ovulasi) yang
ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur
(Dewi dkk, 2010:59). Pelepasan telur (ovum) hanya terjadi satu kali
setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus menstruasi normal 28 hari
(Bandiyah, 2009:1)
2) Spermatozoa
Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti (nucleus). Leher yang menghubungkan kepala
dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma
dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira-kira sepuluh kali bagian
kepala. Secara embrional, spermatogonium berasal dari sel-sel primitive
tubulus testis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium yang
ada tidak mengalami perubahan sampai akil balig (Dewi dkk, 2011: 62).
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks,
spermatogonium berasal dari primitive tubulus, menjadi spermatosoid
pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya
6

spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan


hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba falopii. Spermatozoa
yang masuk ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari,
sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi (Manuaba, 2010:76-
77)
3) Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/koitus) terjadi
ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita,
dimana akan melepaskan cairan mani berisi sel sel sperma ke dalam
saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi dalam masa ovulasi,
maka ada kemungkinan sel sperma dlm saluran reproduksi wanita akan
bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi.
Pertemuan sel sperma dan sel telur inilah yang disebut sebagai
konsepsi/fertilisasi (Dewi dkk, 2011:67). Fertilisasi adalah penyatuan
ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di
ampula tuba (Saifuddin, 2010:141)
4) Nidasi atau implantasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim
dekat fundus uteri. Terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan
akibat luka desidua yang disebut tanda Hartman (Dewi dkk, 2011:71).
Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut
blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya adalah trofoblas dan di
bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini
berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi
plasenta. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormone hCG dimulai,
suatu hormone yang memastikan bahwa endometrium akan menerima
(reseptif) dalam proses implantasi embrio (Saifuddin, 2010:143)
5) Plasentasi
Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah
fertilisasi (Saifuddin, 2010:145).Pertumbuhan plasenta makin lama
7

makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada


usia kehamilan sekitar 16 minggu. Plasenta dewasa/lengkap yang normal
memiliki karakteristik berikut:
a) Bentuk budar /oval
b) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
c) Berat rata-rata 500-600 gr.
d) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di
tengah/sentralis, disamping/lateralis, atau tepi ujung tepi/marginalis.
e) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (katiledon)
yang diliputi selaput tipis desidua basialis.
f) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh
korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
g) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu)
meningkat sampai 600-700 cc/ menit (aterm) (Dewi dkk, 2011:84)
6) Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi.
Menurut dewi dkk (2011:72-80) pertumbuhan dan perkembangan embrio
dari trimester 1 sampai dengan trimester 3 adalah sebagai berikut:
a) Trimester 1
(1)Minggu ke-1
Disebut masa germinal. Karekteristik utama masa germinal adalah
sperma membuahi ovum yang kemudian terjadi pembelahan sel
(Dewi dkk, 2011:72)
(2)Minggu ke-2
Terjadi diferensiasi massa seluler embrio menjadi dua lapis
(stadium bilaminer). Yaitu lempeng epiblast (akan menjadi
ectoderm) dan hipoblast (akan menjadi endoderm). Akhir stadium
ini ditandai alur primitive (primitive streak) (Dewi dkk, 2011:73)
(3)Minggu ke-3
Terjadi pembentukan tiga lapis/lempeng yaitu ectoderm dan
endoderm dengan penyusupan lapisan mesoderm diantaranya
diawali dari daerah primitive streak (Dewi dkk, 2011:73)
8

(4)Minggu ke-4
Pada akhir minggu ke-3/awal minggu ke-4, mulai terbentuk ruas-
ruas badan (somit) sebagai karakteristik pertumbuhan periode ini.
Terbentuknya jantung, sirkulasi darah, dan saluran pencernaan
(Dewi dkk, 2011:73)
(5)Minggu ke-8
Pertumbuhan dan diferensiasi somit terjadi begitu cepat, sampai
dengan akhir minggu ke-8 terbentuk 30-35 somit, disertai dengan
perkembangan berbagai karakteristik fisik lainnya seperti
jantungnya mulai memompa darah. Anggota badan terbentuk
dengan baik (Dewi dkk, 2011:74)
(6)Minggu ke -12
Beberapa system organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai
dengan akhir minggu ke-12 (trimester pertama). Embrio menjadi
janin. Gerakan pertama dimulai selama minggu ke 12. Jenis
kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi urine (Dewi dkk,
2011:74)
b) Trimester II
(1)Sistem Sirkulasi
Janin mulai menunjukkan adanya aktivitas denyut jantung dan
aliran darah. Dengan alat fetal ekokardiografi, denyut jantung dapat
ditemukan sejak minggu ke-12.
(2)Sistem Respirasi
Janin mulai menunjukkan gerak pernafasan sejak usia sekitar 18
minggu. Perkembangan struktur alveoli paru sendiri baru sempurna
pada usia 24-26 minggu. Surfaktan mulai diproduksi sejak minggu
ke-20, tetapi jumlah dan konsistensinya sangat minimal dan baru
adekuat untuk pertahanan hidup ekstrauterin pada akhir
trimester III.
(3)Sistem gastrointestinal
9

Janin mulai menunjukkan aktivitas gerakan menelan sejak usia


gestasi 14 minggu. Gerakan mengisap aktif tampak pada 26-28
minggu. Secara normal janin minum air ketuban 450 cc setiap hari.
Mekonium merupakan isi yang utama pada saluran pencernaan
janin, tampak mulai usia 16 minggu. Mekonium berasal dari :
(a)Sel-sel mukosa dinding saluran cerna yang mengalami
deskuamasi dan rontok.
(b)Cairan/enzim yang disekresi sepanjang saluran cerna, mulai dari
saliva sampai enzim enzim pencernaan.
(c)Cairan amnion yang diminum oleh janin, yang terkadang
mengandung lanugo (rambut-rambut halus dari kulit janin yang
rontok). Dan sel-sel dari kulit janin/membrane amnion yang
rontok.
(d)Penghancuran bilirubin.
C. Trimester III
(1) Minggu ke-28
Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubun bokong adalah
sekitar 25 cm dan berat janin sekitar 1.100 g (Dewi dkk,
2010:79). Masuk trimester ke-3, dimana terdapat perkembangan
otak yang cepat, sistem saraf mengendalikan gerakan dan fungsi
tubuh, mata mulai membuka (Saifudin, 2010: 158). Surfaktan
mulai dihasilkan di paru-paru pada usia 26 minggu, rambut
kepala makin panjang, kuku- kuku jari mulai terlihat (Varney,
2007:511).
(2) Minggu ke-32
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk
persiapan pemisahan bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-
43 cm dan panjang ubun-ubun bokong sekitar 28 cm dan berat
sekitar 1.800 gr Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor.
(Dewi dkk, 2010:80). Bila bayi dilahirkan ada kemungkinan
hidup 50-70 % (Saifuddin, 2010:159)
10

(3) Minggu ke-36


Berat janin sekitar 1.500-2.500 gram. Lanugo mulai berkurang,
saat 35 minggu paru telah matur, janin akan dapat hidup tanpa
kesulitan (Saifuddin, 2010:159). Seluruh uterus terisi oleh bayi
sehingga ia tidak bisa bergerak atau berputar banyak. (Dewi
dkk, 2010:80). Kulit menjadi halus tanpa kerutan, tubuh menjadi
lebih bulat lengan dan tungkai tampak montok. Pada janin laki-
laki biasanya testis sudah turun ke skrotum (Varney, 2007:511)
(4) Minggu ke-38
Usia 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan
meliputi seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi
masih dalam batas normal (Saifuddin, 2010:159)

D. Etiologi Kehamilan
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu:
1. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari suatu
nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida
oleh kromosom radiate.
11

2. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah
dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopii.
3. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopii.
4. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
5. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.

E. Klasifikasi
Umur kehamilan ibu umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari.
Umur kehamilan ibu adalah batas waktu ibu mengandung, yang dihitung mulai
dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Klasifikasi kehamilan yaitu:
1. Menurut usia kehamilan, kehamilan digolongkan:
a. Kehamilan prematur: usia kehamilan antara 28 sampai 37 minggu
b. Kehamilan aterm: kehamilan antara 37 dan 42 minggu
c. Kehamilan posterm: kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih 42
minggu.
2. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian:
a. Kehamilan trimester I: antara 0 sampai 12 minggu.
b. Kehamilan trimester II: antara 12 sampai 28 minggu.
c. Kehamilan trimester III: antara 28 sampai 42 minggu.

F. Patofisiologi
12

Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang


laki-laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya
kehamilan). Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim
seorang perempuan membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki
rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang
normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma.
Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin
istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling
berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di
seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni, dkk., 2009).
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi
lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma
bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam
waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya
pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika
perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat
sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan,
hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti
sel telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri.
Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini
menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma.
Pada trimester 1, tanda kehamilan normal ini biasanya muncul pada usia
kehamilan 4–12 minggu yaitu morning sickness. Meski disebut morning
sickness, keluhan ini juga bisa dirasakan pada siang atau malam hari. Hal ini
dapat mengganggu rasa nyaman pada ibu sehingga dapat menyebabkan
gangguan pemenuhan nutrisi akibat dari mual muntah.
Pada trimester kedua, keluhan mual muntah lebih berkurang. Seiring
bertambahnya usia kehamilan, pertambahan ukuran perut yang mengakibatkan
timbulnya garis-garis pada perut dan kenaikan berat badan dapat menyebabkan
nyeri punggung dan panggul pada ibu hamil. Hal ini karena tulang belakang
harus menopang beban tubuh ibu hamil dan janin.
13

Sirkulasi darah yang melambat dan retensi cairan dapat menyebabkan ibu
mengalami pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tangan atau wajah pada
trimester ketiga. Saat rahim berkembang ke atas, paru-paru ibu memiliki lebih
sedikit ruang untuk bernapas sehingga dapat menyebabkan sesak pada ibu.

Kehamilan

Trimester I
Trimester III

Peningkatan Uterus membesar Perubahan fisik Perubahan psikologis


Estrogen Payudara
membesar
Perubahan Focus perhatian
Tonus otot Ketidak pola seksual pada keselamatan
menurun nyamanan janin
pada ibu

HCL lambung Mencari informasi kecemasan


Peristaltik Rahim membesar persalinan &
Tekanan gaster perawatan
janin/anak

Mual/muntah kapasitas VU

Trimester III
Perubahan pola
Perubahan nutrisi
eliminasi
kurang dari Uterus semakin Perubahan tubuh
kebutuhan membesar semakin tampak
membesar
Penekanan pada
Diafragma terdorong
saluran kemih
ke atas
(ureter)
Body image

Distensi paru-paru
Urin terhambat

Inefektif pola nafas


Resiko infeksi
14

G. Tanda dan Gejala


1. Trimester 1
a. Morning sickness
Morning sickness adalah keluhan mual dan muntah yang dialami oleh
banyak ibu hamil. Tanda kehamilan normal ini biasanya muncul pada
usia kehamilan 4–12 minggu. Meski disebut morning sickness, keluhan
ini juga bisa dirasakan pada siang atau malam hari.
b. Perdarahan
Perdarahan dari vagina dalam jumlah sedikit merupakan salah satu tanda
awal kehamilan normal. Perdarahan ini terjadi karena bakal janin
(embrio) telah menempel pada dinding rahim. Munculnya tanda
kehamilan ini dapat disertai dengan kram ringan dan terkadang
menyerupai gejala menstruasi.
c. Kram
Kram merupakan tanda kehamilan normal yang biasanya dialami ibu
hamil di awal kehamilan. Kram yang muncul selama hamil umumnya
tidak jauh berbeda dengan yang dirasakan saat menstruasi. Namun,
kondisi ini juga bisa jadi tanda adanya masalah pada kehamilan jika kram
terasa berat atau semakin parah dan disertai kontraksi yang terjadi setiap
5–20  menit sekali.
d. Keputihan
Keputihan selama kehamilan yang tidak mengganggu dan tidak terasa
nyeri atau gatal adalah salah satu tanda kehamilan normal. Keputihan ini
merupakan cara alami tubuh ibu hamil untuk melindungi dan menjaga
jalan lahir dari infeksi.
e. Kenaikan berat badan
15

Tanda kehamilan normal lainnya adalah berat badan yang naik secara
bertahap. Selama hamil, peningkatan berat badan yang normal dan sehat
adalah sekitar 1–2 kg di trimester pertama kehamilan dan 2–2,5 kg di
trimester selanjutnya.
2. Trimester 2
a. Pusing
Pusing merupakan keluhan yang sering terjadi selama kehamilan,
termasuk saat memasuki trimester 2. Hal ini karena terjadi perubahan
sirkulasi darah saat hamil.
b. Hidung tersumbat
Saat hamil, perubahan hormon dapat memicu membengkaknya membran
pada hidung. Pembengkakan ini akan membuat hidung tersumbat.
c. Masalah pada gigi dan gusi
Peningkatan sirkulasi darah ke gusi selama kehamilan bisa membuat gusi
menjadi lebih sensitif. Hal ini akan membuat gusi lebih mudah berdarah.
Selain itu, muntah yang berlebihan selama kehamilan juga bisa merusak
lapisan terluar gigi (enamel) dan meningkatkan risiko terjadinya gigi
berlubang.
d. Perubahan kulit
Saat memasuki kehamilan trimester 2 ini, ibu hamil mengalami
perubahan pada kulit, seperti munculnya noda hitam pada wajah dan
munculnya garis-garis kemerahan di perut. Kondisi ini terjadi karena
produksi melanin yang meningkat akibat perubahan hormon saat
kehamilan.
e. Kram kaki
Selama trimester 2, mungkin Bumil akan merasakan kram kaki,
khususnya di malam hari. Ada beragam faktor yang dapat menyebabkan
munculnya keluhan ini, mulai dari perubahan hormon, perubahan berat
badan, dehidrasi, hingga kelelahan.
f. Sakit punggung
16

Seiring bertambahnya usia kehamilan, pertambahan ukuran perut dan


kenaikan berat badan dapat menyebabkan nyeri punggung dan panggul
pada ibu hamil. Hal ini karena tulang belakang harus menopang beban
tubuh ibu hamil dan janin.
3. Trimester 3
a. Pembengkakan di Beberapa Bagian Tubuh
Sirkulasi darah yang melambat dan retensi cairan dapat menyebabkan ibu
mengalami pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tangan atau wajah
pada trimester 3 ini.
b. Kesemutan dan Mati Rasa
Pembengkakan di beberapa bagian tubuh yang ibu alami juga bisa
menekan saraf dan menyebabkan kesemutan dan mati rasa. Keluhan ini
bisa terjadi di kaki, lengan, dan tangan. Kulit di perut ibu juga mungkin
bisa mengalami mati rasa karena terlalu banyak meregang.
Bila terjadi di tangan, kesemutan dan mati rasa biasanya disebabkan oleh
carpal tunnel syndrome. Kondisi tersebut terjadi karena adanya tekanan
berulang pada saraf di pergelangan tangan. Ibu bisa mengatasinya dengan
mengenakan bidai pergelangan tangan semalaman. Bila tidak, masalah
kesehatan ini biasanya juga bisa hilang setelah kehamilan.
c. Sakit Perut
Otot-otot dan ligamen (jaringan yang keras seperti tali) yang menopang
rahim terus meregang saat bayi bertumbuh. Hal ini bisa menyebabkan ibu
merasakan kram atau nyeri yang tajam di perut. Tidak banyak yang bisa
ibu lakukan untuk mengatasi hal ini selain beristirahat.
d. Varises
Pada trimester 3 kehamilan, ibu bisa melihat ada pembuluh darah yang
menonjol, berwarna kebiruan, dan terkadang terasa nyeri di bawah
permukaan kulit. Varises paling sering muncul di betis atau bagian dalam
kaki.
e. Sakit Punggung, Pinggul, dan Panggul
17

Masalah kehamilan ini mungkin akan dimulai pada trimester kedua.


Tekanan di punggung ibu akan meningkat saat perut membesar.
Sementara pinggul dan daerah panggul ibu mungkin terasa sakit karena
hormon kehamilan mengendurkan persendian di antara tulang panggul
sebagai persiapan untuk melahirkan. Tidur dengan menambahkan bantal
di belakang punggung bisa membantu meredakan nyeri.
f. Sesak Napas
Saat rahim berkembang ke atas, paru-paru ibu memiliki lebih sedikit
ruang untuk bernapas.
g. Payudara Membesar
Pada trimester 3 kehamilan, payudara ibu semakin membesar dan puting
ibu akan mengeluarkan cairan kekuningan yang disebut kolostrum.
Cairan ini menjadi makanan pertama bayi ibu
h. Berat Badan Bertambah
Ibu kemungkinan masih mengalami pertambahan berat badan pada awal
trimester 3. Berat badan ibu harus stabil saat mendekati persalinan.
i. Keputihan
Keputihan juga dapat meningkat pada trimester 3 kehamilan. Namun,
bila ibu menyadari ada cairan yang bocor atau melihat dara, segera
hubungi dokter.
j. Stretch Mark
Seiring pertumbuhan bayi, kuli perut ibu akan semakin meregang. Hal ini
dapat menyebabkan munculnya stretch mark, yaitu seperti garis-garis
kecil di kulit. Mereka biasanya muncul di perut, payudara, dan paha.

H. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
18

4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8.  Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin
I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Trimester 1
a. Pemeriksaan Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Pemeriksaan Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan PMS (Penyakit Menular Seksual).
d. USG
e. Antropometri (BB, TB)
2. Trimester 2
a. Pemeriksaan Darah (Hb, Glukosa darah)
b. USG (Jenis kelamin, denyut jantung).
c. Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).
d. Pemeriksaan Urine (protein urine)
e. Antropometri (BB, TB)
f. Leopold I-IV, Tinggi Fundus Uteri
3. Trimester 3
a. Pemeriksaan Darah (HB, Glukosa Darah)
b. USG (cairan ketuban, letak plasenta, lilitan tali pusat)
c. Pemerksaan Urine (Protein Urine)
d. Antropometri (BB, TB)
e. Leopold I-IV, Tinggi Fundus Uteri

J. Standar Pelayanan Antenatal care


Pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi timbang berat badan,
pengukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan
19

atas), tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
(DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet
selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus, serta
temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K), serta KB pasca persalinan (Depkes RI, 2010). Pelayanan
antenatal care yang diberikan petugas kesehatan yang profesional pada ibu
hamil sesuai dengan standar antenatal care yang telah ditetapkan dengan
standar minimal, meliputi :
1. Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan
atau kurang 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan janin.Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil secara
teratur mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan yang erat antara
pertambahan berat badan selama kehamilan dengan berat badan lahir anak.
Pertambahan berat badan hanya sedikit menghasilkan rata-rata berat badan
lahir anak yang lebih rendah dan resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya
bayi BBLR dan kematian bayi. Pengukuran tinggi badan pada pertama kali
kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko pada bu hamil.
Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk
terjadinya panggul sempit.
2. Ukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi pada kehamilan jika tekanan
darah ≥140/90 mmHg, dan preeklamsia (hipertennsi disertai edema wajah
dan atau tungki bawah).
3. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan
20

umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu
4. Pemeriksaan Leopold
Leopold I:
a) Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha.
b) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka klien.
c) Rahim dibawah ke tengah.
d) Tinggi fundus uteri ditentukan
e) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.
Leopold II:
a) Kedua tangan pindah ke samping
b) Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
c) Tentukan letak punggung anak
d) Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin
Leopold III:
a) Dipergunakan satu tangan saja
b) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
c) Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
Leopold IV:
a) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si penderita.
b) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
5. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya
diberikan 2 kali. Imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16
minggu untuk yang kedua di berikan 4 minggu kemudian.
6. Pemberian Tablet Besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Memberikan tablet besi agar ibu hamil tidak menderita anemia yang
dapat di nilai dari kadar hemoglobin
21

7. Tes laboratorium (rutin dan khusus) termasuk PMS


Melakukan pemantauan terhadap PMS agar perkembangan janin
berjalan normal serta skrining adanya penyakit
8. Temu wicara/konseling
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya dalam rangka rujukan maupun konseling mengenai KB pasca
persalinan
K. Kunjungan Pelayanan Antenatal care
Menurut Saifuddin (2018), setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi
yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil
memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode antenatal, yaitu :
1. 1 kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum minggu ke 14 )
2. 1 kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
3. 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah
minggu ke 36)
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Biodata
1) Nama: nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan
menghindari terjadinya kekeliruan.
2) Umur: ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana kehamilan
normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun dan kurang
dari 35 tahun.
3) Agama: ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya
agama pasien, akan memudahkan dalam melakukan pendekatan di
dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
4) Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan
menentukan cara pendekatan serta pemberian asuhan.
5) Pendidikan: untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar
dalam memberikan asuhan.
6) Pekerjaan: untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonomi klien dan apakah pekerjaanibu/suami dapat mempengaruhi
kesehatan klien/tidak.
7) Alamat: untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah
lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta mempermudah untuk
melakukan kunjungan ulang.
8) Nomor telepon

22
23

b. Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat
pengkajian. Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang sangat
penting untuk mengontrol kehamilan ibu.
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu
sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah
tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita kanker
ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu pernah dirawat di
rumah sakit atau tidak.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan
seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu
sedang menderita kanker ataupun tumor.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
1) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama
penyakit menular seperti TBC, hepatitis.
2) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan
pembekuan darah, jiwa, asma.
3) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan kemungkinan
hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas.
Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil
dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun
pada ibu.
f. Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai menarche, siklus haid, lamanya haid, keluhan yang
dirasakan, dan keputihan.
g. Riwayat Perkawinan
24

Ditanyakan tentang Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali
menikah.
h. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang
terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat
memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang dapat
mempengaruhi kehamilan selanjutnya.
i. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ditanyakan mengenai berapa kali periksa dan dimana, gerakan janin,
keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan, imunisasi TT, pemberian
vitamin, zat besi, riwayat kehamilan sekarang.
j. Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB/tidak, apa macamnya, ada
keluhan/tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa.
k. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
1) Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein, kalsium, zat besi,
vitamin A, vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan makanan
yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti manisan dan
gorengan perlu dikurangi untuk menghindari kelebihan berat badan
yang berlebihan.
2) Eliminasi
Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh sering kencing,
hal ini dipengaruhi oleh uterus yang semakin membesar secara
fisiologis dan pada akhir kehamilan biasanya ibu juga mengeluh
sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin.
Perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus halus dan usus
besar sehingga mengakibatkan obstipasi. Sembelit dapat terjadi secara
mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil,
tekanan kepala janin terhadap usus besar dan rektum.
3) Istirahat
25

Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk wanita hamil,
juga dianjurkan untuk tidur siang. Jadwal istirahat dan tidur harus
diperhatikan dengan baik karena istirahat dan tidur yang teratur dapat
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
pertumbuhan dan perkembangan janin.
4) Aktivitas
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak
melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya: pekerjaan
rumah tangga yang ringan, masak, menyapu, tetapi jangan menimba,
mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal guru, pegawai kantor boleh
diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat mengganggu kehamilan
lebih baik dihindarkan misalnya pekerjaan di pabrik rokok,
percetakan, yang mengeluarkan zat yang dapat mengganggu janin
dalam kandungannya.
5) Personal Higiene
Kebersihan payudara dan vulva. Payudara adalah organ yang erat
hubungannya dengan kehamilan dan nifas, sebagai persiapan untuk
produksi makanan bayi oleh karena itu bila kurang kebersihannya bisa
menyebabkan infeksi. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih.
Setelah BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok yang benar
dari depan ke belakang.
6) Psikososial dan Budaya
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap kehamilannya
serta bagaiamana tanggapan suami dan keluarga tentang kehamialn.
Budaya ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang
dilakukan ibu dan keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada
takhayul, kebiasaan berobat dan semua yang berhubungan dengan
kondisi kesehatan ibu.
7) Pola Spiritual
Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu.
2. Data Obyektif
26

a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum: Baik/cukup/lemah.
2) Kesadaran: Composmentis/apatis/samnolen.
3) Tinggi badan: Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan
kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit
4) Berat badan sebelum hamil: Mengetahui perubahan berat badan
sebelum hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan atau
penurunan berat badan.
5) Berat badan sekarang: Selama kehamilan TM II dan III pertambahan
berat badan ± 0,5kg perminggu. Hinggaakhir kehamilan pertambahan
BB yang normal sekitar 9-13,5 kg.
6) Lingkar lengan atas: Normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan
indikator kuat untuk status gizi ibu yangkurang baik / buruk, sehingga
beresiko untuk melahirkan BBLR
7) Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher
a) Kepala: bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka ataulesi
b) Rambut: warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok dan
distribusi merata
c) Wajah: tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan tidak
pucat
d) Mata: konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
e) Mulut dan gigi: bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada stomatitis,
gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
f) Leher: tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kalenjar limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
2) Payudara
a) Inspeksi: bentuk melingkar, simetris, hiperpig-mentasi pada areola,
puting susu menonjol, tidak ada retraksi atau dimpling
27

b) Palpasi: tidak ada masa/ benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, colostrum (-).
3) Abdomen
a) Inspeksi: tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigradan
pembesaran uterus sesuai dengan umur kehamilan.
b) Palpasi
Leopold I:
a. Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha.
b. Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka
klien.
c. Rahim dibawah ke tengah.
d. Tinggi fundus uteri ditentukan
e. Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.
Leopold II:
a. Kedua tangan pindah ke samping
b. Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
c. Tentukan letak punggung anak
d. Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin
Leopold III:
a. Dipergunakan satu tangan saja
b. Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
c. Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
Leopold IV:
a. Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si
penderita.
b. Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian
bawah.
c. Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu
atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam
rongga panggul.
4) Pemeriksaan Penunjang
28

1. Laboratorium
2. Buku KIA
5) Pemeriksaan Khusus
Inspeculo: Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan
berasal dari osteum uteri eksternum atau dari kelaianan cervik dan
vagina. Apabila perdarahan dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta
harus dicurigai. USG: Untuk menentukan letak placenta.
6) Pemeriksaan Laboratorium
Hb: Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien
lemah serta pucat, kemungkinan pasien mengalami anemia.
Urin: dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan.

B. Masalah Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang dapat muncul yaitu:
a. Nausea b/d Kehamilan
b. Gangguan rasa nyaman b/d Gangguan adaptasi kehamilan
c. Defisit pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.

C. Intervensi Keperawatan
a. Nausea b/d Kehamilan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit,
keluhan mual/muntah menurun
Kriteria hasil:
a) Keluhan mual dari meningkat (1) jadi menurun (5)
b) Keluhan muntah dari meningkat (1) jadi menurun (5)
Intervensi
Onservasi
1. Identifikasi karakteristik muntah
2. Identifikasi faktor penyebab muntah
3. Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
29

Terapeutik
1. Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah
2. Kurani atau hilangkan keadaan penyebab muntah
3. Atur posisi mencegah aspirasi
Edukasi
1. Anjurkan membawa kantong plastik untuk muntah
2. Anjurkan memperbanyak istirahat
3. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi untuk mengelola muntah
Kolaborasi
1. Kolaborasi dalam pemberian antiemetik
b. Gangguan Rasa Nyaman b/d Gangguan adaptasi kehamilan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit,
diharapkan status kenyamanan meningkat
Kriteria hasil:
a) Keluhan tidak nyaman dari menurun (1) jadi Meningkat (5)
b) Keluhan mual dari meningkat (1) jadi Menurun (5)
Intervensi
Observasi
1. Identifikasi penurunan tingkat energi
2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah digunakan
3. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa gangguan
2. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau
tindakan medis
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi
2. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
3. Anjurkan mengambil posisi yang nyaman
c. Defisit pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan.
30

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit,


diharapkan tingkat pengetahuan meningkat
Kriteria hasil:
a) Perilaku sesuai anjuran meningkat
b) Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
c) Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat
Intervensi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi faktor-fktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup sehat
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor ririko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
E. Aplikasi Pemikiran Kritis dalam Asuhan Keperawatan
Judul / Tahun :
Faktor-faktor yang Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu
Hamil
Nama Peneliti :
Ayu Indah Rachmawati, Ratna Dewi Puspitasari, Eka Cania
Jurnal :
Majority, Volume 7 Nomor 1

Antenatal care terpadu merupakan pelayanan antenatal


komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil.
Pelayanan tersebut dapat diberikan oleh dokter, bidan, perawat dan tenaga
medis lain yang terlatih dan profesional. Tujuan pelayanan ANC adalah
untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran dengan mencegah,
mendeteksi, dan mengatasi 3 masalah kesehatan selama kehamilan yang
memengaruhi ibu hamil dan janinnya, meliputi komplikasi kehamilan itu
sendiri, kondisi yang mungkin dapat membahayakan kehamilan ibu, serta
efek dari gaya hidup yang tidak sehat Kebijakan program pelayanan

31
32

antenatal menetapkan frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan


paling sedikit 4 (empat) kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester
pertama (K1), 1 kali pada trimester kedua (K2),dan 2 kali pada trimester
ketiga (K3 dan K4). Sedangkan apabila terdapat kelainan atau penyulit
kehamilan seperti mual, muntah, perdarahan kehamilan, perdarahan,
kelainan letak dan lain-lain, frekuensi kunjungan ANC
disesuaikan dengan kebutuhan. Standar minimal pelayanan antenatal
meliputi “7T”, yang terdiri dari:
1. Timbang berat badan;
2. Ukur tekanan darah;
3. Ukur tinggi fundus uteri;
4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid);
5. Pemberian tablet zat besi;
6. Test terhadap PMS, HIV/AIDS dan malaria;
7. Temu wicara/konseling.
Pemeriksaan selanjutnya dilakukan pemeriksaan kehamilan mulai dari
anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa, terapi, dan rujuk bila diperlukan
33

DAFTAR PUSTAKA

Amallia, S., Afriyani, R., & Utami, S. P. (2017). Faktor Risiko Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil di Rumah Sakit BARI Palembang. Jurnal Kesehatan, viii(3),
389–395. ISSN: 2548-5695.
Antono, S.D., & Rahayu, D.E. (2014). Hubungan Keteraturan Ibu Hamil Dalam
Melaksanakan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Terhadap Hasil Deteksi
Dini Risiko Tinggi Ibu Hamil di Poli KIA RSUD Gambiran Kota Kediri.
Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(2), 35–45. ISSN: 2303-1433.
Ikke, N. S. (2018). Asuhan Kebidanan Contuinity Of Care Pada Ny M Pada Masa
Hamil Sampai Dengan Keluarga Berencana Di Pmb Ny Muryati S.st.
http://eprints.umpo.ac.id/4028
Padila. 2014. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standan Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1, Cetakan III. Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi Dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1, Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1, Cetakan II. Jakarta : DPP
PPNI

Anda mungkin juga menyukai