Anda di halaman 1dari 13

PROSE

S ADAPTASI FISIOLOGIS KEHAMILAN

DOSEN PEMBIMBING :
YUANITA V.A.D.,SST.,SPd.,M.Kes

DISUSUN OLEH :

Raisa sahrani (0123014)


Indriani cinta lestary (

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


STIKES BOGOR HUSADA
2023

KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberika
n rahmat dan hidayah-Nya serta tidak lupa pula shalawat dan salam saya haturkan k
epada Rasulullah SAW sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Buku Ada
ptasi Anatomi Dan Fisiologi Dalam Kehamilan ini. Penyusunan buku ini bertujuan
untuk membantu mahasiswa kebidanan dalam mempelajari Fisiologi Kehamilan. Sa
ya berharap buku ini dapat digunakan sebagai acuan belajar mahasiswa untuk menc
apai kemampuan akhir yang diharapkan.

Saya sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini jauh dari
kata sempurna, oleh sebab itu saya berharap masukan dan saran dari pembaca atau
mahasiswa demi untuk meningkatkan kualitas buku ini. Semoga buku ini bermanfa
at bagi semua pembaca, khususnya mahasiswa kebidanan.

Penulis

Bogor, 4 maret 2024

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumusan Masalah
Dalam makalah kami merumuskan masalah :
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum

B. Tujuan Khusus
1.3 Manfaat

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR KEHAMILAN

A. Pengertian kehamilan
1. Kehamilan adalah keadaan dimana janin dikandung di
dalam tubuh wanita, yang sebelumnya di awali dengan
proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan
proses persalinan (Cuningham, 2012).
2. Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari), dan terbagi dalam
periode 3 triwulan / trimester (Nugroho, 2014)
3. Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester.
Trimester pertama berlangsung selama 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan
trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga minggu ke
40) (Prawirohardjo, 2009).
B. Fisiologi proses kehamilan (Prawirohardjo,2009)
Kehamilan yaitu pertumbuhan dan perkembangan dari intrauterin mulai sejak
konsepsi sampai permulaan persalinan.
Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari induk telur (ovulasi)
yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk kedalam sel telur. Saat
melakukan hubungan seksual, cairan sperma masuk ke dalam vagina danberjuta-
juta

sel sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke dalam sel telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi dibagian yang mengembang dari tuba
falopii.
Pada sekeliling sel telur banyak berkumpul sperma kemudian pada tempat yang
paling mudah untuk dimasuki, masuklah satu sel sperma dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut fertilisasi. Ovum yang
telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak oleh rambut getar tuba
menuju ruang rahim kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya
bersarang diruang rahim, Peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan
sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari (Bobak, 2010)

Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi.


Konsepsi adalah bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan atau
(gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama
menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung
mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur) yang
terjadi dua minggu setelahnya (Yuliani, D. R., Saragih,2021)

Menurut (Manuaba, 2012) proses kehamilan akan terjadi


jika terdapat 5 aspek berikut:
1. Ovum Merupakan sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari suatu
nukleus yang terapung-apung dalam vitelius yang dilindungi oleh zona
pelusida dan korona radiata.(Bradley & Westlund, 2017)
2. Spermatozoa Bentuk sperma seperti cebong yang terdiri atas kepala
(lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara
kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi
sehingga dapat bergerak). Pada saat berhubungan seksual dikeluarkan
sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40-60 juta sperma setiap cc.
3. Konsepsi Pertemuan inti ovum dengan inti sperma disebut konsepsi atau
fertilisasidan membentuk zigot.

2.2 ANATOMI ORGAN REPRODUKSI WANITA


A. Genetalia eksternal (Cohn,2011)
1. Vulva
Tampak dari luar mulai dari mons pubis sampai tepi perineum. Tundun
(Mons veneris). Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari
jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa
pubertas. (Bobak, 2010)

2. Labia mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini
bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar
tertutp
rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora
bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea
(lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa panjang 7- 8 cm, lebar 2 ² 3 cm,
tebal 1 ² 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara kedua labia mayora sangat
berdekatan.
(Mohammed Salama & Kamal Aly, 2019).

3. Labia Minora
Labia minora merupakan bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir
besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan
tipis yang lembab dan berwarna kemerahan; Bagian atas labia minora akan
bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian.
di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk
fourchette.(Amira et al., 2011)

4. Klitoris

Klitoris merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil.
Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris
sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans,
corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm
(Mahoney et al., 2022)

5. Vestibulum (serambi)

Vestibulum merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora).
Vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus
vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral.
Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi
rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi

B. Genetalia internal
a. Ovarium (indung telur)
Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita.
Ovarium ada dua buah, yaitu ovarium dibagian kiri dan kanan yang berada di
dalam kavum abdomen di belakang ligamentum latum dekat ujung fimbriae tuba
fallopi. Kedua ovarium melekat pada uterus lewat ligamentum ovarii yang berjalan
dari permukaan posterior ligamentum latum. Titik temu ini disebut mesovarium.
Pada bagian tengah mesovarium terdapat hilum dan melalui pintu masuk ini lewat
pembuluh darah ovarium, saluran limfe, dan saraf.Struktur ovarium terdiri atas
medulla yang menjadi bagian internal dariovarium. Medulla mengandung
pembuluh limfe dan darah yang disangga oleh jaringan ikat bagian lainnya adalah
korteks yang ada pada ovarium eksterna.Korteks mengandung folikel – folikel
ovarium atau sel – sel telur yang terbenam dalam stroma.
Korteks mengelilingi medulla. Korteks memiliki kelnjar kerja jaringan ikat
atau stroma, yang dilapisi oleh epithelium germinal. Korteks mengandung folikel
ovarium pada berbagi tingkat maturasi di mana masing – masing folikel berisi satu
ovum. Sebelum pubertas, ovarium tidak aktif, tetapi stroma sudah berisi folikel
imatur, yang sudah dimiliki wanita sejak lahir. Saat masa usiasubur sekitar setiap
28 hari, satu folikel ovarium menjadi matang, rupture dan melepaskan ovumnya
ke rongga peritoneum. Peristiwa ini ovulasi dan terjadi di antara
peroidemenstruasi.
Ovarium tidak dibungkus oleh perimetrium sejati, namun
ovariummengandung bentuk peritoneum yang sudah mengalami modifikasi, yaitu
epithelium germinalis.
1) Memproduksi ovum
2) Melepaskan ovum saat involusi
3) Melepaskan serta mematangkan folikel – folikel ovarium
4) Memproduksi hormone ovarium, yaitu esterogen dan progesterone

b. Tuba Fallopi
Tuba fallopi disebut juga oviduct (saluran telur) dan kadang disebut juga
tuba uterine. Tuba fallopi terdapat di tepi atas ligamentum latum, berjalan kearah
lateral, mulai darimosteum tubae internum pada dinding rahim. Pada ujung tuba
fallopi terdapat fimbriae yang akan menangkap ovum pada saatterjadi ovulasi.
Tuba fallopi merupakan tubule- muscular, dengan Panjang sekitar 12 cn dengan
diameternya antara 3-8 mm. tuba fallopi dibagi atas parsinterstisials,
parsisthimica, pars ampularis tempat terjadinya pertemuanantara ovum dan
sperma dan pars infundibulum/ umbai/fimbriae yangberfungsi membawa ovum
dari ovarium ke uterus.

c. Uterus
Uterus merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara
kandung kemih dan rectum. Dinding uterus bagian belakang dan depan serta atas
tertutup peritoneum, sedangkan bagian bawah berhubungandengan kandung
kemih. Bentuk uterus seperi bola lampu dan gepeng. Ukuran uterus bergantung
pada usia wanita dan paritas; anak-anak 2-3 cm, nulipara6-8cm, multipara 8-9cm.
lebar uterus 5 cm dengan tebal 2,5 cm dan berat uterus 50 gram.

d. Serviks
Serviks merupakan bagian dari alat reproduksi wanita yang terletak dibawah
rahim. Tugas serviks ini adalah membantu jalannya sperma dari vagina menuju
rahim. Leher rahim mengeluarkan lender tertentu dengan tugas yangberbeda-
beda dan berada di daerah yang berbeda – beda pula.

e. Vagina
Vagina merupakan saluran muskulo- membranous yang menghubung kan
rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya kelanjutan dari muskulus sfingterani
dan muskulas levator ani, sehingga dapat dikendalikan. Vagina terletakantara
kandung kemih dan rectum, dengan panjang bagian depannya (anterior)±9 cm dan
diding belakangnya (posterior) ±11 cm. Pada puncak vagina (bagianposterior
vagina) menonjol serviks (leher vagina). Bagian serviks yang menonjolke dalam
vagina disebut portio (tonjolan). Vagina mengandung glikogen yangmenghasilkan
asam pada vagina. Tingkah keasamaan vagina dipertahankandalam kondisi asam
( PH 3,5-4,5).
1) Sebagai saluran yang mengeluarkan lender uterus dan darah menstruasi
2) Sebagai saluran saat melakukan hubungan seksual.
3) Sebagai tempat pengeluaran janin atau jalan lahir pada waktu persalinan
4) Dengan sekretnya yang asam, vagina merupaka barier untuk menghalangi
penjalaran infeksi.

2.3 Siklus Menstruasi Wanita (Women Cycle)


Menstruasi adalah hal umum yang dialami oleh semua wanita. Menstruasi
merupakan siklus normal bulanan pada wanita yang ditandai dengan keluarnya
darah dari vagina. Selama siklus menstruasi wanita (women cycle), tubuh sedang
mempersiapkan kehamilan saat terjadi pembuahan. Jika selama siklus ini tidak
terjadi pembuahan, maka lapisan dinding rahim akan mengalami peluruhan dan
keluar bersama dengan darah dari vagina.
Umumnya, siklus menstruasi normal pada wanita rata-rata terjadi setiap 28 hari.
Namun, setiap wanita dapat memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda.
Kebanyakan, wanita akan mengalami menstruasi pertama mereka antara usia 12-14
tahun. Tetapi, beberapa orang bisa mengalami menstruasi lebih awal atau lebih
lambat dari itu. Tidak dapat diketahui pasti kapan menstruasi terjadi, namun Anda
akan merasakan gejala menstruasi beberapa hari sebelum terjadi. Wanita akan
berhenti mengalami menstruasi saat memasuki masa menopause. Masa menopause
wanita biasanya antara usia 45-55 tahun. Jika hingga usia 16 tahun Anda tidak
mengalami menstruasi.
Siklus menstruasi wanita (women cycle) terbagi menjadi beberapa fase, yaitu
fase menstruasi, fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal. Siklus menstruasi
wanita (women cycle) dipengaruhi oleh beberapa hormon penting dalam
tubuh. Meski dialami secara rutin,namun masih banyak wanita yang belum
mengetahui fase-fase menstruasinya. Fase-fase menstruasi dibagi menjadi
empat, antara lain:
a. Fase Menstruasi
Fase menstruasi adalah fase pertama dalam siklus menstruasi. Fase ini
biasanya berlangsung dari hari pertama hingga hari kelima. Fase menstruasi
ditandai dengan peluruhan lapisan rahim dari vagina ketika tidak terjadi
pembuahan pada sel telur. Umumnya, pendarahan pada fase ini terjadi
selama tiga hingga lima hari. Namun, jika terjadi hanya dua hingga tujuh
hari, kondisi tersebut masih tergolong normal. Pada fase ini, wanita
biasanya akan merasakan nyeri akibat kontraksi pada rahim saat terjadi
peluruhan.
b. Fase Folikuler
Fase folikuler terjadi dari hari ke-6 hingga ke-14. Pada fase ini, hormon
estrogen akan meningkat dan membuat lapisan rahim berkembang dan
menebal. Pada fase folikuler, hari ke-10 hingga ke-14 salah satu folikel akan
menghasilkan sel telur yang matang.
c. Fase Ovulasi
Fase ovulasi akan terjadi kira-kira pada hari ke-14. Pada fase ovulasi, sel
telur siap untuk dibuahi oleh sperma. Hal ini disebabkan karena adanya
peningkatan hormon pelutein. Sel telur yang telah dilepaskan akan
berpindah ke tuba falopi dan menempel pada dinding rahim. Jika sel telur
tidak dibuahi, maka akan melebur dalam kurun waktu 24 jam setelah
terjadinya fase ovulasi. Pada fase ovulasi, vagina akan mengeluarkan cairan
semacam lendir dari leher rahim.
d. Fase Luteal
Fase luteal berlangsung dari hari ke-15 hingga ke-28. Pada fase ini, sel
telur yang telah dilepaskan dari ovarium akan bergerak dari tuba falopi ke
rahim. Tingkat hormon progesteron akan meningkat untuk mempersiapkan
lapisan rahim untuk kehamilan. Jika sel telur dibuahi oleh sperma dan
menempel pada dinding rahim, maka akan terjadi kehamilan. Sebaliknya,
jika kehamilan tidak terjadi, kadar estrogen dan progesteron akan menurun
dan menyebabkan peluruhan dan memasuki periode menstruasi.

Ada pun hormone yang berperan selama menstruasi antara lain;


a. Progesteron
Hormon progesteron berperan untuk menjaga siklus menstruasi dan
kehamilan. Selain itu, hormon ini juga berperan dalam penebalan lapisan
dinding rahim sebelum kehamilan terjadi. Hormon progesteron diproduksi
oleh ovarium.
b. Estrogen
Hormon estrogen berperan untuk memulihkan kembali lapisan dinding
rahim saat sel telur tidak dibuahi Selain itu, hormon estrogen juga berperan
dalam pembentukan tubuh remaja wanita selama masa pubertas. Hormon
estrogen diproduksi di ovarium.
c. Gonadotropin
Hormon gonadotropim berperan untuk merangsang tubuh agar
menghasilkan hormon yang merangsang folikel dan pelutein. Hormon
gonadotropin di produksi oleh otak.
d. Luteinizing
Hormon luteinizing berperan merangsang ovarium untuk menghasilkan
sel telur dan proses ovulasi. Jika terjadi pembuahan, maka Hormon
luteinizing akan merangsang corpus luteum untuk menghasilkan
progesteron.
e. Hormon Folikel
Hormon folikel berperan untuk membantu sel telur matang dan siap
untuk dilepaskan. Hormon ini diproduksi oleh otak, tepatnya di kelenjar
pituitari.

2.4 FERTILISASI (OVUM DAN SPERMA)


Fertilisasi adalah suatu proses pertemuan kedua sel gamet, yang terdiri dari
sel sperma dari laki-laki dan sel telur (ovum) dari perempuan. Apabila proses
pembuahan berhasil terjadi, maka proses ini akan menghasilkan sel tunggal yang
disebut dengan zigot. Tempat terjadinya fertilisasi adalah di tuba falopi wanita
(oviduct).
Fertilisasi berfungsi untuk mengaktivasi ovum agar bisa memulai proses
pembuahan, membuat jumlah kromosom dari haploid (hanya terdiri dari satu set
kromosom) menjadi diploid (terdiri dari dua kromosom dalam satu set), hingga
menurunkan materi genetik pada anak.
Ada beberapa syarat yang perlu dilakukan agar proses fertilisasi bisa tercapai, di
antaranya:
 Ada hubungan kontak antara ovum dan sperma.
 Ada proses masuknyasperma ke dalam ovum.
 Terjadi penggabungan bahan genetik dari ovum maupun
sperma.
 Terjadi proses aktivasi metabolik ovum agar memungkinkan
dimulainya tahap perkembangan.

A. PROSES FERTILISASI PADA MANUSIA


Selama proses pembuahan, sperma dan ovum akan bersatu di salah satu
saluran tuba dan membentuk zigot. Kemudian, zigot tersebut berjalan
menuruni tuba falopi, lalu berubah menjadi morula. Setelah mencapai
rahim, morula akan berkembang menjadi blastosista (embrio).
Blastosista atau embrio tersebut kemudian menempel dan tertanam pada
lapisan dinding rahim (endometrium), proses ini disebut juga dengan
implantasi. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing
tahapan dalam proses fertilisasi atau pembuahan.
1. Masuknya Sperma
Pada dasarnya, masuknya sel sperma dari vagina wanita tidak secara
otomatis membuahi ovum yang telah dilepaskan oleh ovarium selama masa
ovulasi. Sperma tersebut akan terlebih dahulu melalui proses adaptasi atau
yang disebut juga dengan kapasitasi.
Proses kapasitasi dimulai dengan peningkatan ion kalsium pada sperma
sehingga ekornya bisa bergerak lebih gesit. Ketika jaraknya semakin dekat
dengan sel telur, antigen pada permukaan sperma akan menghilang agar
sperma dapat mencapai sel telur.
2. Sel Sperma dan Sel telur Bertemu
Tahapan selanjutnya dari proses fertilisasi adalah bertemunya sel telur
dan sel sperma. Namun, untuk mencapai tahap ini sebenarnya tidaklah
mudah. Pasalnya, sel telur mempunyai zona pellucida yang tebal dan
berpotensi membuat sperma tidak mampu penetrasi atau memasuki ovum,
sehingga pembuahan bisa gagal.
Agar bisa bertemu dengan ovum, sperma harus berjalan sepanjang 18 cm
dari leher rahim menuju tuba falopi. Waktu paling cepat yang dibutuhkan
sperma untuk mencapai sel telur dalam proses fertilisasi adalah 45 menit.
Pasalnya sperma hanya bisa berenang dengan kecepatan sekitar 2,5 cm per
15 menit.
3. Sel Sperma dan Sel Telur Menyatu
Ketika sperma bertemu dengan ovum, tidak serta-merta langsung terjadi
pembuahan. Untuk membuahi ovum, sperma masih membutuhkan protein
PH30 atau fertilin. Fertilin tersebut digunakan untuk meleburkan dua
membran pada sel telur dan sperma, sehingga sperma bisa masuk ke dalam
ovum.
Pada tahap ini, sel sperma akan melepaskan ekornya, termasuk bagian
mitokondria yang terletak pada pangkal ekor dari sperma. Bagian
mitokondria sel sperma ini berfungsi sebagai penghasil energi untuk
mendukung pergerakan sperma menuju ovum.
Setelah itu, barulah terjadi pembuahan atau fertilisasi. Waktu yang
diperlukan oleh kedua sel untuk melakukan fertilisasi adalah 24 jam.
Setelahnya, sel telur yang telah dibuahi masih memerlukan waktu sekitar
3–4 hari untuk bisa mencapai Rahim
4. Aktivitasi.
Tahap terakhir dari fertilisasi adalah aktivasi, yakni respons ovum
terhadap pembuahan yang dilakukan oleh sel sperma. Pertama-tama, ovum
akan melakukan upaya untuk mencegah terjadinya polispermi (pembuahan
oleh lebih dari satu sel sperma).
Dalam rentang waktu 24 jam setelah pembuahan terjadi, sel telur akan
berkembang menjadi zigot, dan tumbuh sebagai embrio. Dalam waktu 5–10
hari kemudian, embrio tersebut akan menempel dan tertanam di lapisan
dinding rahim. Proses ini disebut juga dengan implantasi.
Ketika usia kehamilan sudah mencapai 9 minggu, embrio akan
berkembang menjadi fetus atau janin yang akan terus berkembang dalam
waktu kurang lebih 9 bulan, hingga ia dilahirkan ke dunia.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSAKA

http://repository.umkla.ac.id/370/2/BAB%20II.pdf
https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/12/
anatomi_dan_fisiologi_alat_reproduksi_wanita.pdf
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-fertilisasi
https://sg.docworkspace.com/d/sILubicSZAYLal68G

Anda mungkin juga menyukai