PROBOLINGGO
Disusun Oleh :
MUFIDAH
14201.12.20025
PROBOLINGGO
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN KASUS POST PARTUM DI RUANG BERSALIN
RUMAH SAKIT RIZANI PROBOLINGGO
Kepala Ruangan
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM
A. Anatomi Fisiologi
Genetalia Internal
Genetalia interna wanita merupakan organ atau alat kelamin
yang tidak Nampak dari luar dan terletak di bagian dalam sehingga
hanya dapat dilihat dengan alat khusus atau pembedahan. Genetalia
interna terdiri atas vagina (liang senggama), uterus (rahim), tuba
falopi (saluran telur) dan ovarium (indung telur).
1. Vagina
Secara anatomi, vagina merupakan organ yang berbentuk
tabung dan membentuk sudut kurang lebih 60 derajat dengan
bidang horizontal. Namun, posisi ini berubah sesuai dengan isi
vesika urinaria. Dinding ventral vagina yang ditembus serviks
panjangnya7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior kurang
lebih 9 cm. Dinding anterior dan posterior ini tebal dan dapat
diregang. Dinding lateralnya di bagian cranial melekat pada
ligament Cardinale, dan di bagian kaudal melekat pada diafragma
pelvis sehingga lebih rigid dan terfiksasi. Vagina ke bagian atas
berhubungan dengan uterus, sedangkan bagian kaudal membuka
pada vestibulum vagina pada lubang yang disebut introitus
vaginae.
2. Serviks
Serviks adalah bagian dibawah rahim yang terhubung ke
vagina. Salah satu fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau
mucus. Lendir membantu menyalurkan sperma dari vagina ke
rahim saat berhubungan seksual. Serviks juga berfungsi
melindungi rahim dari bakteri dan benda asing dari luar.
3. Rahim (Uterus)
Bentuk rahim seperti buah pir, dengan berat sekitar 30
gram. Terletak di panggul kecil di antara rektum (bagian usus
sebelum dubur) dan di depannya terletak kandung kemih. Hanya
bagian bawahnya disangga oleh ligament yang kuat, sehingga
bebas untuk tumbuh dan berkembang saat kehamilan. Ruangan
rahim berbentuk segitiga dengan bagian besarnya di atas. Terdapat
ligament dari bagian atas rahim (fundus) menuju lipatan paha
(kanalis inguinalis), sehingga kedudukan rahim menjadi ke arah
depan.
Lapisan otot rahim terdiri dari tiga lapis, yang mempunyai
kemampuan untuk tumbuh-kembang sehingga dapat memelihara
dan mempertahankan kehamilan selama sembilan bulan. Rahim
juga merupakan jalan lahir yang penting dan mempunyai
kemampuan untuk mendorong janin lahir. Rahim atau uterus juga
berperan dalam pengeluaran darah haid yang ditandai dengan
adanya perubahan pelepasan endometrium. Segera setelah
persalinan otot rahim dapat menutup pembuluh darah untuk
menghindari perdarahan. Setelah persalinan, dalam waktu 42 hari
rahim dapat mengecil seperti semula.
Ukuran uterus berbeda-beda tergantung pada usia dan
pengalaman melahirkan. Ukuran uterus pada anak- anak 2-3 cm,
nuli para 6-8 cm dan mnulti para 8-9 cm. Uterus terdiri dari dua
bagian utama, yaitu serviks dan korpus uteri.
a. Servik uteri Servik
Uterus merupakan bagian terbawah uterus, yang terdiri dari
pars vaginalis dan pars supravaginalis. Komponen utama
dalam serviks uteri adalah otot polos, jalinan jaringan ikat
(kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam
rongga vagina yaitu portio cervicis uteri dengan lubang ostium
uteri externum yang dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa
serviks, dan ostium uteri internum.
b. Korpus uteri
Korpus uteri terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu:
1) Lapisan paling luar (perimetrium)
Lapisan ini merupakan lapisan serosa/ peritonium
yang melekat pada ligamentum uteri di intra
abdomen.
2) Lapisan tengah (myometrium)
Lapisan ini merupakan lapisan muscular/
miometrium yang berupa tiga lapis otot polos.
Lapisan miometrium ini memiliki bentuk yang
berbeda, yaitu lapisan paling luar membentuk
longitudinal, lapisan tengah berupa anyaman, dan
lapisan dalam berjalan sirkular.
3) Lapisan paling dalam (endometrium)
Lapisan ini merupakan lapisan endometrium yang
melavisi cavum uteri. Lapisan ini menebal dan
runtuh sesuai dengan siklus haid yang disebabkan
pengaruh hormon-hormon ovarium.
4. Tuba Falopi
Tuba falopi berasal dari ujung ligamentum latum berjalan ke
arah lateral dengan panjang sekitar 12 cm dengan diameter 3-8
mm. Fngsi dari tuba falopi ini antara lain: menangkap dan
membawa ovum dari ovarium ke uterus dan tempat terjadinya
konsepsi. Tuba falopii bukan mempunyai bagian yang lebar
sehingga membedakannya menjadi empat bagian, yaitu: a. Pars
interstisialis
Merupakan bagian tuba yang berjalan dari dinding uterus mulai
dari ostium tuba.
b. Pars ismika
Pars ismika merupakan bagian tuba setelah ke luar dinding
uterus. Pars ismika merupakan bagian yang lurus dan
sempit.
c. Pars ampularis
Pars ampularis merupakan bagian tuba antara pars ismika
dengan infundibulum. Pars ampularis merupakan bagian tuba
yang paling lebar dan berbentuk S. Pars ampularis merupakan
tempat terjadinya konsepsi.
d. Infundibulum
Infundibulum merupakan bagian ujung dari tuba dengan
umbai-umbai yang disebut fimbrae. Fungsi dari fimbrae untuk
menangkap ovum yang matang. Lubang pada fimbrae disebut
ostium abdominale tuba.
Tuba falopii merupakan bagian yang sangat sensitif terhadap infeksi
dan menjadi penyebab utama terjadinya kemandulan (infertilitas). Fungsi tuba
falopii sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu menjadi saluran
spermatozoa dan ovum, mempunyai fungsi penangkap ovum, tempat
terjadinya pembuahan (fertilitas), menjadi saluran dan tempat pertumbuhan
hasil pembuahan sebelum mampu menanamkan diri pada lapisan dalam rahim.
5. Ovarium
Indung Telur (Ovarium) Ovarium homolog dengan testis pada lakilaki.
Organ ini berbentuk oval dan terletak di dinding panggul bagian lateral yang
disebut fossa ovarium. Ia juga berada di antara rahim dan dinding panggul dan
digantung ke rahim oleh ligamentum ovaribiproprium dan ke dinding panggul
oleh ligamentum infudibulo- pelvikum. Indung telur merupakan sumber
hormonal wanita yang paling utama, sehingga mempunyai dampak kewanitaan
dalam mengatur proses menstruasi. dua fungsi Organ ini mengeluarkan hormone
progesterone dan estrogen serta mengeluarkan telur setiap bulan.
Pengeluaran ovum oleh indung telur terjadi setiap bulan silih berganti
antara kanan dan kiri. Pada saat telur (ovum) sedang dikeluarkan, maka seorang
wanita sedang berada dalam "masa subur". Jumlah telur pada wanita tergantung
dengan usia individu, antara lain:
a. Saat lahir : 750.000 buah
b. 6-15 tahun : 439.000 buah
c. 16-25 tahun : 159.000 buah
d. 26-35 tahun : 59.000 buah
e. 35-45 tahun : 34.000 buah
f. Menapause : menghilang
B. Definisi
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) (Dewi dan Sunarsih, 2019). Masa nifas
(puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sulistyawati, 2017).
Menurut Marmi (2018), postpartum adalah masa beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta sampai minggu keenam setelah melahirkan. Masa post pertum
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
pada masa sebelum hamil yang berlangsung kira-kira enam minggu.
C. Klasifikasi
Klasifikasi masa nifas 3 tahapan:
a. Immediate post partum yaitu masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan
24 jam post partum.
b. Early post partum adalah masa dari 24 jam setelah post partum sampai 1
minggu post partum
c. Late post partum adalah masa dari 1 minggu post partum sampai 5 minggu
post partum
Masa nifas dibagi ke dalam 3 periode :
a. Puerperium dini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
maupun berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6 – 8 minggu.
c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan
sehat sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu-minggu,
berbulan-bulan atau tahunan.
D. Etiologi
Penyebab persalinan ada beberapa teori menghubungkan dengan faktor hormonal,
struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah,
2018).
1) Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone
dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot-otot polos rahim dan
akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
progesterone turun.
2) Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksirahim.
3) Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4) Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
5) Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukkan
dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankerhauser,
amniotomi pemecahan ketuban, oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin
menurut tetesan perinfus.
E. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan- perubahan penting lain yakni
memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik
hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama. Otot-otot uterus
berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada antaranyaman
otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah
plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post
partum bentuk serviks agak menganga seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh
korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada
endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi
plasenta pada hari pertama endometrium yang kira- kira setebal 2-5 mm itu
mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin
regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu
2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang
merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur
kembali seperti sedia kala (Mitayani, 2015).
Tahap-tahap persalinan
1. Kala I dimulai dari pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase. Fase laten (8 jam) servik membuka sampai 5
cm dan fase aktif (7 jam) servik membuka diri 3 sampai 10 cm kontraksi lebih
kuat dan sering selama fase aktif.
2. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama pos partum
F. Pathway
Tanda-Tanda Inpartu
Proses persalinan
MK MK
Nyeri Partus
Resiko Resiko Infeksi
d) Dada
3. Payudara
Tim Pokja SIKI PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI.
Tim Pokja SIKI PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI.
Tim Pokja SIKI PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI.