Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KONSEP DASAR KEHAMILAN


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan
Dosen Pengampu : Triwik Sri Mulati, M.Mid

Disusun Oleh :
1. Devi Yunia Wati (P27224020053)
2. Firda Nuri Helmiati (P27224020057)
3. Leni Listyaningsih (P27224020066)
4. Monica Putri Yulianti (P27224020070)
5. Nungki Sabila (P27224020075)
6. Vivin Pramatica (P27224020086)

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG SARJANA TERAPAN DAN


PROFESI KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Konsep
Dasar Kehamilan.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Klaten, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
Bab II Tinjauan Teori 3
2.1 Konsep Dasar Fertilisasi dan Implantasi 3
Konsep fertilisasi dan implantasi 3
Pertumbuhan dan Perkembangan Janin 5
Sirkulasi Janin10

2.2. Definisi Kehamilan 12

2.3 Tanda Kehamilan 13


Tanda Pasti Hamil 13
Tanda Kemungkinan Hamil 14
Tanda Tidak Pasti 15

2.4 Menetapkan Diagnosa Kehamilan 16


Bab III Penutup 19
3.1. Kesimpulan 19
3.2 Saran 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kebidanan adalah suatu profesi yang diakui secara internasional dan memiliki
praktisi di seluruh dunia (Mufdlilah, dkk, 2015), Pelayanan/asuhan kebidanan
diberikan kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan. Pendekatan
digunakan untuk mendalami permasalahan yang dialami oleh pasien atau klien dan
kemudian merumuskan masalah tersebut, serta akhirnya mengambil langkah
pemecahnya. (Mufdlilah dkk, 2015)
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan
antenatal sekurang-kurangnya empat kali selama masa kehamilan, dengan distribusi
waktu minimal satu kali ditrimester pertama, satu kali ditrimester kedua dan dua kali
ditrimester ketiga. Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor risiko,
pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan.
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan mempengaruhi
tingkat keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi yang masih
didalam rahim maupun yang sudah lahir, sehingga disarankan agar calon ibu dapat
menjaga perilaku hidup sehat dan menghindari faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kondisi calon ibu pada masa kehamilan (Johnson, 2016).
Kehamilan adalah proses alamiah pada wanita yang di mulai dari proses
pembuahan kemudian janin berkembang di dalam rahim danberakhir dengan proses
persalinan. Konsep dasar kehamilan di mulai dari fertilisasi hingga janin aterm,
kehamilan ibu hamil dan menghitung usiakehamilan sangat penting untuk dapat
memberikan penjelasan kepada ibu hamil serta untuk dapat memberikan asuhan
sesuai dengan perubahan yang terjadi selama periode kehamilan (Widatiningsih,
2017:1). Usia kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester 1 usia 1-12
minggu, trimester 2 usia 13-27 minggu dan trimester 3 usia 28-40 minggu.
Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang didalam
rahimnya terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saatmasa konsepsi
hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dariovulasi hingga partus yang
diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi 43 minggu (Kuswanti, 2014).
Jumlah ibu hamil di Indonesia pada tahun 2017 tercatat sekitar 5.324.562 jiwa.
Sedangkan di Jawa Tengah, jumlah ibu hamil mencapai 590.984 jiwa. (Kemenkes RI,
2018).
Bidan sebagai tenaga kesehatan yang memfasilitasi keadaan ibu hamil harus
paham dan mengerti dengan benar konsep dasar kehamilan dan asuhannya sehingga
dapat memberikan asuhan sesuai dengan kewenangannya.

1.2. Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep dasar fertilisasi dan implantasi
b. Untuk mengetahui definisi kehamilan
c. Untuk mengetahui tanda – tanda kehamilan
d. Untuk mengetahui diagnosa kehamilan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Fertilasasi


A. Konsep fertilasasi dan implantasi
1. Fertilisasi
a. Pengertian Fertilisasi
Fetilisasi (Pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan
spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi
penetrasi speematozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum,
diakhiri dengan fusi materi genetik.
b. Proses Fertilisasi
Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-
mikrofilamen fimbrea infundibulum tuba ke arah ostium tuba abdominalis,
dan disaluran terus ke arah medial. Ovum dikelilingi oleh zona pelusida.
Diluar zona pelusida ini ditemukan sel-sel korona radiata, dan didalamnya
terdapat ruang perivitelina, tempat benda-benda kutub. Behan-bahan dari
sel-sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalui saluran-salura
halus di zona pelusida. Jumlah sel-sel korona radiata di dalam perjalanan
ovum di ampula tuba makin berkurang, sehiingga ovum hanya dikelilingi
oleh zona pelusida pada saat berada di dekat perbatasan ampula dan ismus
tuba, tempat pembuahan biasanya terjadi.
Spermatozoa ditumpahkan di forniks vagina dan disekitar porsio pada
saat koitus. Hanya beberapa ratus spermatozoa yang dapat terus ke kavum
uteri dan tuba, dan hanya beberapa yang dapat sampai ke bagian ampula
tuba dimana spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah siap untuk
dibuahi. Hanya satu spermatozoa yang mempunyai kemampuan untuk
membuahi. Untuk mencapai ovum spermatozoa yang melalui korona
radiata (lapisan sel di luar ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk
glikoprotein ekstraseluler) yaitu lapisan yang menutupi dan mencegah
ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa, suatu molekul
komplemen khusus di permukaan kepala spermatozoa kemudian mengikat
ZP3 glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom
melepaskan enzim yang membantu spermatozoa menembus zona pelusida.

3
Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran
nukleusnya; yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spematozoa
dan mitokondrianya berdegenerasi. Masuknya spermatozoa ke dalam vitelus
membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk proses
pembelahan selanjutnya (pemelahan meiosis kedua). Sesudah anafase
kemudian timbul telofase, dan benda kutub (polar body) kedua menuju ke
ruang perivitelina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang
haploid. Pronukleus spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromosom
yang haploid. Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk
zigot yang terdiri atas bahan genetik dari perempuan dan laki-laki.
c. Pembelahan
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan
zigot. Segera setelah pembelahan ini terjadi, pembelahan-pembalahan
selanjutnya berjalan dengan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu
kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium
morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitelus, hingga volume
vitelus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan
demikian zona pelusida tetap utuh, atau dengan perkataan lain, besar hasil
konsepsi tetap sama. Dalam ukuran yang sama ini hasil konsepsi disalurkan
terus ke pars ismika dan pars interstisialis tuba (bagian-bagian tuba yang
sempit) dan terus disalurkan ke arah kavum uteri oleh arus serta getaral silia
pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.
2. Implantasi
Implantasi/Nidasi merupakan peristia masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi ke dalam endometrium. Blastula dilindungi oleh simpai yang disebut
trofobas, yang mampu menghancurkan dan menciarkan jaringa. Ketika blastula
mencapai rongga rahim, jaringan endometrium dalam keadaan sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua.
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-sell mass) akan
masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudia sembuh dan
menutup lagi. Pada saat nidasi terkadang sedikit perdarahan akibat luka desidua
(tanda Hartman). Nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus)
deket fundus.

4
Apabila nidasi telah terjadi, maka mulailah deferensiasi sel-sel blastula. Sel-
sel yang lebih kecil, teretak dekat ruangan exoxoeloma membentuk entederm dan
yolk salc. Sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi endoterm dan membentuk
ruangan amnion. Sehingga terbentuk lempeng embrional diantara ruang amnion
dengan yolk salc.
Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh sekitar mudigoh (embrio) akan
melapisi bagia dalam trofoblas, sehingga tebentuk sekat korionik yang nantinya
menjadi korion. Sel-sel trofobas dibagi menjadi dua lapisan yaitu: sitotrofobla
(bagian dalam) dan senitiotrofoblas (bagian luar)
Villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang
disebut chorion frondusum, sedangkan yang berhubungan dengan desidua kasularis
kurang mendapat makanan sehingga menghilang disebut chorion leave. Dalam
peringkat nidasi trofoblas dihasilkan hormon human chorionic gonadotropin
(HCG).
B. Pertumbuhan dan Perkembahan Janin
1. Pertumbuhan Dan Perkembangan Embrio Manusia
Manusia terbentuk diawali oleh pertemuan sebuah sel telur (ovum) dengan
sebuah sel sperma (spermatozoa). Pertemuan ini menghasilkan noktah yang
disebut zigot. Di dalam perut ibu, zigot lama-kelamaan akan tumbuh
berkembang menjadi janin. Pada manusia, proses pertumbuhan janin di dalam
perut ibu dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pertumbuhan janin trimester pertama,
trimester kedua, dan trimester ketiga. Satu trimester itu adalah selama 13
minggu atau kurang lebih tiga bulan.
2. Tahapan Perkembangan Janin Trimester Pertama
Trimester pertama merupakan waktu pembentukan dan perkembangan pesat
dari semua sistem dan organ tubuh bayi. Semua cikal bakal organ penting janin
terbentuk di trimester ini. Yang harus diperhatikan benar, kurun waktu ini amat
rawan terhadap kemungkinan terjadi kecacatan fatal.
a. Bulan Pertama
Minggu ke-1 merupakan tahap perkembangan awal janin. Kurang lebih
satu jam setelah proses peleburan sel telur dan sel sperma, semua aspek
pendukung kehidupan, berupa materi genetic yang disebut gen, saling
dipertukarkan. Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan
pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil

5
dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir. Proses pembentukan antara
sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada
calon bayi dalam rahim. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi
(melalui ibu) dan oksigen. Sel-sel telur yang berada didalam rahim,
berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahari. Sel ini akan
bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan 5 juta sel
sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka, yaitu menuju sel
telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma
ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus
indung telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat
melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya
berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur.
Minggu ke-2 pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. 30 jam
setelah dibuahi, sel telur akan membelah menjadi dua. Sambil terus
membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah
membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang
dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12
jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada
endometrium.
Minggu ke-3 sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin belum
sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi
ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya
sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
Pada minggu ke-4, Darah mulai mengalir dari plasenta ke janin.
Plasenta adalah organ sistem sirkulasi antara ibu dan embrio. Melalui
plasenta ini, ibu memberi nutriens dan oksigen ke embrio. Tumbuh jari-jari
pada tangan, memiliki kaki, paha, dan organ dalam mulai tumbuh, seperti:
lidah, esofagus, dan lambung. Selain itu, ginjal, hati, kantung empedu, dan
pankreas berkembang untuk beberapa hari. Paru-paru mulai berkembang,
kelenjar tiroid, dan lainnya terbentuk. Muka, organ indera, dan organ
reproduksi mulai terbentuk, dengan ukuran embrio sekitar 2 hingga 3,5 mm,
jantung mulai berdenyut dan sistem peredaran darah sudah melaksanakan
fungsinya meski masih dalam taraf yang sangat sederhana. Fungsi plasenta
bagi janin sangat banyak. Dari menyediakan hormon-hormon yang

6
diperlukan untuk tumbuh kembang dan proses pembedaan sesuai jenis
kelamin janin, sampai mensuplai nutrisi dan oksigen. Di samping itu, ia juga
berfungsi sebagai alat pernapasan dan pembuangan sisa-sisa metabolism
janin.
Tahap ini merupakan fase gastrula yaitu tahap pertumbuhan embrio
berbentuk mangkuk yang terdiri atas dua sel atau masa embrio dini setelah
masa blastula yaitu struktur bulat, hasil pembelahan zigot. Tahap kedua, yang
disebut tahap embrio, berlangsung lima setengah minggu. Tahap embrio
mulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding rahim. Dalam
tahap ini, sistem dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel.
Meskipun bentuk luar masih jauh berbeda dibandingkan manusia dewasa,
beberapa bentuk seperti mata dan tangan, bahkan telinga dan kaki mulai
dapat dikenali.
b. Bulan Kedua
Pada minggu ke-5, embrio diperkirakan berukuran antara 5-7 mm.
Pembentukan organ-organ tubuh seperti telinga dan alat pencernaan makin
sempurna.
Pada minggu ke-6, persentase perkembangan embrio sudah lebih besar
dibanding dari minggu2 sebelumnya, yaitu 5 mm. Bentuknya melengkung
seperti udang. Pada minggu ini kepala dan leher sudah mulai muncul, dan
mata yang letaknya masih berjauhan juga sudah ada. Selain itu hidung yang
masih berbentuk tonjolan sudah mulai terlihat walaupun masih kecil. Pada
minggu ini juga peredaran darah dan organ2 penting tubuh seperti ginjal, hati
sistem pencernaan sudah mulai terbentuk.
Pada minggu ke-7, di minggu ini besarnya embrio seukuran kuku jari
kelingking atau 1 cm, tangan sudah mulai ada dan berkembang dengan cepat.
Tonjolan-tonjolan yang di minggu sebelumnya masih tampak pada rangka,
pada minggu ini sudah jelas.
Pada akhir minggu ke-8, ukuran embrio mencapai kisaran 2731 mm. Secara
keseluruhan embrio makin menyerupai bayi dengan taksiran berat sekitar 13-
15 gram. Semua organ tubuh juga mulai bekerja, meski belum sempurna.
Tubuh yang ringkih ini pun mulai bisa bergerak secara tak teratur, yang jika
dijumlahkan rata-rata sebanyak 60 kali gerakan dalam satu jam. Janin di usia

7
dua bulan. Tubuh embrio semakin menyerupai bayi. Cikal bakal mata janin
tampak berupa dua bintik hitam.
c. Bulan ke tiga
Minggu ke-9, perkembangan janin di minggu ini, si embrio ganti nama, jadi
janin. Panjang si janin ini sekarang adalah 3 cm dengan berat sekitar 2 gr, dia
sudah punya tangan yang besarnya sekacang kapri dan jari sudah mulai
terbentuk. Kaki sudah membentuk lutut dan jari. Di minggu ini organ genital
sudah mulai terlihat jelas.
Minggu ke-10, Panjang janin 4,5 cm dengan berat 5 gr. Rahang atas dan
bawah sudah terbentuk dan janin sudah mulai memproduksi air seni Bentuk
janin sudah hampir menyerupai manusia. Darah dan sel-sel tulang mulai
terbentuk.
Minggu ke-11, organ tubuh sudah terbentuk dengan lengkap dan mulai
berfungsi. Panjang sekitar 6 cm, dengan berat 10 gr.Rambut, kuku pada jari
tangan dan kaki sudah tumbuh. Janin sudah mulai bergerak dan bisa
meluruskan tubuhnya, bahkan mengubah posisinya.
Di minggu ke-12, struktur yang telah terbentuk akan terus bertumbuh dan
berkembang kian sempurna. Di usia 3 bulan, sistem saraf dan otot janin
mencapai tingkat kematangan. Selain bernapas, kini janin juga mulai mampu
mencerna makanan
3. Pertumbuhan Janin Trimester Kedua
Pertumbuhan janin di trimester kedua ditandai dengan percepatan pertumbuhan
dan pematangan fungsi seluruh jaringan dan organ tubuh.
a. Bulan Keempat Pada
Minggu ke-13 panjang janin (dari puncak kepala sampai bokong)
ditaksir sekitar 65-78 mm dengan berat kira-kira 20 gram. Pada minggu ini,
seluruh tubuh janin ditutupi rambut-rambut halus yang disebut lanugo.
Pada minggu ke-16, panjang janin mencapai taksiran 12 cm dengan
berat kira-kira 100 gram. Refleks gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat
sederhana, biasanya terasa sebagai kedutan. Di usia ini, janin juga mulai
mampu mengenali dan mendengar suara-suara dari luar kantong ketuban.
Termasuk detak jantung ibu bahkan suarasuara di luar diri si ibu, seperti
suara gaduh atau teriakan maupun sapaan lembut. Pada bulan keempat, janin
sudah peka terhadap suara-suara dari luar perut ibunya.

8
b. Bulan Kelima
Pada bulan kelima, berat dan panjang janin semakin semakin
meningkat. Pada minggu ke-18 taksiran panjang janin adalah 14 cm dengan
berat sekitar 150 gram. Pada minggu ke-21,beratnya sekitar 350 gram dengan
panjang kira-kira 18cm. Pada minggu ke-21 ini, berbagai sistem organ tubuh
mengalami pematangan fungsi dan perkembangan. Pada bulan kelima, janin
mulai aktif mencari tahu sekelilingnya.
Di usia ini janin mulai aktif mencari tahu apa saja yang terdapat di
sekelilingnya, bahkan bagian dari kehidupannya. Dia sering meraba-raba
kantonq amnion (ketuban) dengan kedua tangan mungilnya. Kalau bosan
bermain dengan kantong amnion, janin akan mencoba menyentuh tubuhnya
sendiri.
4. Pertumbuhan Janin Trimester Ketiga
Pada trimester ketiga, masing-masing fungsi organ tubuh semakin
matang. Gerakan janin makin kuat dengan intensitas yang makin sering,
sementara denyut jantungnya pun kian mudah didengar.
a. Bulan Ketujuh
Pada minggu ke-29, berat janin sekitar 1250 gram dengan panjang
ratarata 37 cm. Kelahiran bayi prematur mesti diwaspadai karena
umumnya meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun
mentalnya. Pada minggu ke-32, berat bayi berkisar 1800-2000 gram
dengan panjang tubuh 42 cm
b. Bulan Kedelapan
Pada minggu ke-33 berat janin lebih dari 2000 gram dan panjangnya
sekitar 43 cm. Pada minggu ke-35, secara fisik bayi berukuran sekitar 45
cm dengan berat 2450 gram, Namun yang terpenting, mulai minggu ini
bayi umumnya sudah matang fungsi paru-parunya. Ini sangat penting
karena kematangan paru-paru sangat menentukan kemampuan si bayi
untuk bertahan hidup.
c. Bulan Kesembilan
Pada minggu ke-36,berat bayi harusnya mencapai 2500 gram dengan
panjang 46 cm. Pada minggu ke-37, dengan panjang 47 cm dan berat 2950
gram, di usia ini bayi dikatakan siap lahir karena seluruh fungsi organ-
organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya

9
masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir, kendati sebagian kecil di
antaranya dengan posisi sungsang.
Pada minggu ke38, berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48
cm. Meski biasanya akan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu,
bayi rata-rata akan lahir di usia kehamilan 38 minggu.26 Di usia
kehamilan 38 minggu, bayi mencapai berat sekitar 3250 gram dengan
panjang sekitar 49 cm. Pada minggu ke-40, panjang bayi mencapai
kisaran 45-55 cm dan berat sekitar 3300 gram dan siap dilahirkan.
C. Sirkulasi Janin
Sirkulasi darah janin selama dalam kandungan tidak sama dengan sirkulasi
darah setelah lahir atau pada orang dewasa, karena paru janin belum berkembang
sehingga oksigen diambil melalui perantaraan plasenta. Plasenta merupakan
jaringan dinding rahim dengan jonjot-jonjot yang mengandung banyak pembuluh
darah, merupakan tempat pertukaran zat dimana zat yang diperlukan diambil dari
darah ibu dan yang tidak berguna dikeluarkan. Plasenta terbentuk pada minggu
ke-8 kehamilan dan merupakan bagian konsepsi yang menempel pada
endometrium uterus serta terikat kuat sampai bayi lahir. Fungsi plasenta antara
lain: menyediakan makanan untuk janin yang diambil dari darah ibu, bekerja
sebagai paru janin dengan menyediakan oksigen darah janin, menyingkirkan sisa
pembakaran dari janin serta sebagai penghalang mikroorganisme penyebab
penyakit yang akan masuk ke dalam tubuh janin.
Sistem sirkulasi darah janin meliputi vena umbilikalis, duktus venosus arantii,
foramen ovale, duktus arteriosus botalli, dan arteri umbilikalis. Vena umbilikalis
yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari plasenta ke peredaran darah
janin, darah yang dibawanya banyak mengandung nutrisi dan oksigen. Duktus
venosus arantii, pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan
vena cava inferior. Foramen ovale yaitu suatu lubang antara atrium kanan dan
kiri, lubang ini akan tertutup setelah janin lahir. Duktus arteriosus botalli yaitu
pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta.
Sedangkan arteri umbilikalis yaitu pembuluh darah yang membawa darah janin
ke plasenta. Kedua arteri dan vena umbilikalis terbungkus dalam suatu saluran
yang disebut duktus umbilikalis (tali pusat).
Perjalanan sirkulasi janin bersifat pararel yang artinya sirkulasi paru dan
sirkulasi sistemik berjalan sendiri-sendiri dan antara keduanya dihubungkan oleh

10
pirau intrakardiak dan ekstrakardiak. Untuk memenuhi kebutuhan respirasi,
nutrisi, dan ekskresi, janin memerlukan sirkulasi yang berbeda dengan sirkulasi
ekstrauterin. Kondisi ini berbeda dengan sirkulasi bayi, dimana sirkulasi paru dan
sirkulasi sistemik berjalan secara seri.
Pada janin sirkulasi darah dengan oksigen relatif yang cukup (pO2=30mmHg).
mengalir dari plasenta melalui vena umbilikalis (Gambar 2). Separuh jumlah
darah ini mengalir ke hati, dan melalui vena hepatika ke vena cava inferior,
sedangkan sisanya melalui ductus venosus langsung (memintas hati) ke vena cava
inferior, yang juga menerima darah dari tubuh bagian bawah. Sebagian besar
darah dari vena cava inferior mengalir ke dalam atrium kiri melalui formen ovale,
selanjutnya ke ventrikel kiri yang kemudian dipompa memasuki aorta asendens
dan sirkulasi koroner. Dengan demikian sirkulasi otak dan sirkulasi koroner
mendapat darah dengan pO2 yang cukup.

Gambar 2. Sirkulasi Fetal6


Sebagian kecil darah dari vena cava inferior memasuki ventrikel kanan
melalui katup trikuspid. Darah yang kembali dari leher dan kepala janin
mengandung O2 sangat rendah (pO2 = 10 mmHg) memasuki atrium kanan
melalui vena cava superior, dan bergabung dengan darah dari sinus koronarius
menuju ventrikel kanan, selanjutnya ke arteri pulmonalis. Pada janin hanya 15%
darah dari ventrikel kanan yang memasuki paru, selebihnya melewati duktus
arteriosus menuju aorta desendens, bercampur dengan darah dari aorta asendens.
Darah dengan kandungan oksigen yang rendah ini akan mengalir ke organ-organ
tubuh sesuai dengan tahanan vaskuler masing-masing, dan juga ke plasenta
melalui arteri umbilikalis yang keluar dari arteri iliaka interna.

11
Dari gambaran sirkulasi tersebut, aorta asendens menerima darah yang jauh
lebih sedikit daripada aorta desendens yang selain menerima darah dari aorta
asendens juga dari duktus arteriosus. Kondisi ini membuat istmus aorta janin
sempit dan melebar setelah lahir ketika duktus menutup. Diameter duktus
arteriosus pada janin sama dengan diameter aorta dan tekanan arteri pulmonalis
juga sama dengan tekanan aorta. Tahanan vaskuler pulmoner masih tinggi oleh
karena konstruksi otot arteri pulmonalis. Dimensi aorta dan arteri pulmonalis
dipengaruhi oleh aliran darah ke kedua pembuluh ini. Pada kelainan dengan
hambatan aliran ke arteri pulmonalis, seluruh curah jantung akan menuju aorta
asendens hingga penyempitan istmus tidak terjadi. Sebaliknya, apabila aliran ke
aorta asendens terhambat, misalnya pada stenosis aorta, maka arteri pulmonalis
berdilatasi dan terjadi hipoplasia aorta asendens serta istmus aorta.

2.2. Definisi Kehamilan


Menurut federasi obstetri ginekologi internasional, kehamilan di definisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi sampai dengan
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu.
Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12
minggu, trimester dua 15 minggu (minggu ke-13 sampai ke-27 minggu) dan
trimester ketiga berlangsung 13 minggu (minggu k-28 sampai minggu ke-40).
(Prawirohardjo, 2016;h.213).
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita
yang memiliki organ reproduksi sehat, jika telah mengalami menstruasi dan
melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat,
sangat besar kemungkinannya terjadi kehamilan. (Fatimah dan Nuryaningsih,
2017;h.1). Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri
dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (seltelur) dan spermatozoa
(sperma) terjadilah pembuahan danpertumbuhan zigot kemudian bernidasi
(penanaman) pada uterus danpembentukan plasenta dan tahap akhir adalah tumbuh
kembang hasilkonsepsi sampai aterm) (Manuaba, dkk., 2012). Berdasarkan beberapa
definisi kehamilan tersebut dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan
betemunya sel telur dan sel sperma yang matang sehingga terjadilah nidasi dan
tumbuh berkembang sampai aterm.

12
2.3. Tanda Kehamilan
Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap
beberapa tanda dan gejalakehamilan.( Maryati, 2011).
1. Tanda Pasti Hamil
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin, yang
dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.
Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini.
1. Gerakan Janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan
janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
2. Denyut jantung janin
Dapat didengar dengan pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf (misalanya dopler). Dengan stethoscope laenec, DJJ baru
dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.
3. Bagian-bagian janin
Bagian – bagian janin yaitu bagian besar janin ( kepala dan bokong) serta
bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih
sempurna lagi menggunakan USG.
4. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.
2. Tanda kemungkinan Hamil
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat diketahui
oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita hamil.
Tanda kemungkinan ini terdiri atas hal-hal berikut ini:
1. Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
2. Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthimus uteri.
3. Tanda goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung
hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperi bibir.

13
4. Tanda chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk
juga porsio dan serviks.
5. Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
6. Kontraksi braxton hicks
Merupakan perengangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin
didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak bermitrik, sporadis, tidak nyeri,
biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati
dari pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus
meningkat frekuensinya, lamanya dan kekuatannya sampai mendekati
persalinan.
7. Teraba ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus ada
pada pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja
tidak cukup karena dapat saja merupakan myoma uteri.
8. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya human
cjorionicgonadotropin ( hCG ) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel
selama kehamilan. Hormon direkresi ini predaran darah ibu (pada plasma
darah), dan dieksresi pada urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada
26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30-60.
Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi, kemudian menurun pada hari
ke 100-130.
3. Tanda dan Gejala Presumptif (tidak pasti)
Kehamilan Tanda tidak pasti adalah perubahan – perubahan fisiologis yang
dapat dikenali dari pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil. Beberapa
peneliti mengemukakan beberapa gejala presumptif kehamilan yang meliputi:
Amenorea, mual dan muntah, ngidam, singkope, sering miksi, konstipasi.
1. Amenorea ( berhentinya menstruasi)

14
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukkan folikel
degraaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea
dapat dikonfirmasi dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT),
dan digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan persalinan. Tetapi,
amenorea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor
pituitary, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi, dan biasanya
gangguan emosional seperti ketakutan akan kehamilan.
2. Mual (nausea) dan Muntah (emesis)
Pengaruh esterogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada
pagi hari yang disebut morning sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih
fisiologis, tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan
kesehatan yang disebut dengan hiperemesis gravidarum.
3. Ngidam ( mengingini makanan tertentu)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan – bulan pertama
kehamilan dan akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
4. Syncope ( pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingasan, sering
terjadi terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang
setelah 16 minggu.
5. Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan
basal metabolism (basal metabolism rate-BMR) pada kehamilan, yang akan
meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme
hasil konsepsi.
6. Payudara tegang
Esterogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara,
sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara.
Bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran
payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama
kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum.
7. Sering miksi

15
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering terjadi pada triwulan
pertama akibat desakan uterusterhadap kandung kemih. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan berkurang karena uterus yang membesar keluar dari
rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa timbul karena janin mulai
masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih.
8. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesterondapat menghambat peristaltic usus (tonus otot menurun)
sehingga kesulitn untuk BAB.
9. Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi
akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasentayang merangsang melanofor
dan kulit.
10. Epulis
Hipertropi papilla ginggivae/gusi sering terjadi pada triwulan pertama
11. Varises atau penampakkan pembuluh darah vena
Pengaruh esterogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat. Varises dapat
terjadi di sekitar genetalian eksterna, kaki dan betis serta payudara.
Penampakkan pembuluh darah ini dapat hilang setelah persalinan.

2.4. Menetapkan Diagnosa Kehamilan


Menentukan kehamilan yang sudah lanjut memang tidak sukar, tetapi menentukan
kehamilan awal sering kali tidak mudah, terutama bila pasien baru mengeluh
terlambat haid beberapa minggu saja.Keadaan ini akan lebih sulit lagi bila pasien
sengaja menyembunyikan kehamilannya, misalnya : kehamilan yang tidak diinginkan
(Unwanted pregnancy), atau sebaliknya pada orang yanga sangat menginginkan
hamil.
Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280 sampai 300
hari. Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu :
a) trisemester I : 0 sampai 12 minggu
b) trisemester II : 12 sampai 27 minggu
c) trisemester III : 28 sampai 40 minggu

16
Untuk dapat menegakkan kehamilan maka dapat ditetapkan dengan melakukan
penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala hamil sehingga bidan dapat
mendiagnosa kehamilan. Dalam menegakkan diagnosa kehamilan, bidan harus
dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut:
1. Keadaan umum kehamilan (apakah kesehatan optimal untuk ibu hamil,
apakah 5 disertai anemia hamil dan jenisnya).
2. Tentang kehamilan:
a. Apakah pasti hamil atau tidak
b. Apakah primigravida multigravida
c. Apakah grande multipara
d. Perkiraan usia kehamilan dan tanggal persalinan
e. Apakah tergolong kehamilan beresiko tinggi
f. Apakah hamil ganda, tunggal, intrauerin atau ekstra uterin
g. Apakah kehamilannnya disertai penyakit ibu atau terjadi komplokasi
kehamilan.
3. Tentang janin:
a. Apakah tunggal, ganda, intrauterine atau ekstra uterin.
b. Apakah janin hidup sehat atau terdapat kelainan congenital
c. Apakah kehamilan premature, aterm, atau lewat waktu.
d. Tentang lelak dan kedudukan janin dan rahim
e. Pertumbuhan janin (IUGR, BBLR, atau janin besar).
4. Tentang keadaan panggul. Normal untuk multipara jika persalinan spontan,
aterm, dan hidup. Normal untuk primigravida jika:
a. Kepala janin masuk PAP pada minggu ke-36.
b. Perkiraan persalinan berdasarkan pelvimetri dapat dilakukan normal
spontan per vagina atau kemungkinan dengan tindakan pagianal atau
langsung seksio sesaria.
c. Apakah pemeriksaan baru atau kelanjutan ANC
5. Membuat diagnosis diverensial tanda kehamilan yang pasti dan tidak pasti
a. Tanda pasti kehamilan:merasakan gerak janin dalam rahom, menedengar
bunyi jantung janin,melihat kerangka janin dengan ronsen atau USG, serta
raba bagian janin dalam rahim
b. Tanda tidak pasti kehamilan :pembesaran rahim,perubahan servixs,terasa
gerakan janin,gejala subjektif(amenore,mual-muntah,merasakan gerakan

17
janin dalam rahim, erring kecing,serta perubahan mamma meuju
perubahan hamil).
6. Prognosis kehamilan
Setelah melakukan anamesis dan pemeriksaan kehamilan, bidan dapat
mengambil kesimpulan akhir tentang kehamilan yang dapat digolongkan ke
dalam:
a. Kehamilan resiko rendah dan dapat bersalin setempat
b. Kehamilan resiko meragukan dan resiko tinggi sehingga perlu bersalin di
rumah sakit dengan fasilitas lengkap agar dicapai well born baby dan
well health mother.

18
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi,
migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot nidasi (implantasi)
pada uterus pembentukan plasenta, dan tumbuh kembali hasil konsepsi aterm.
Keluhan subjektif lain mungkin terjadi selama kehamilan: mual dan muntah serta rasa
berat pada payudara. Manifestasi kehamilan dapat dibagi menjadi: diagnose pasti
kehamilan, diagnose tidak pasti kehamilan, kemungkinan hamil.

3.2. SARAN
Sebagai calon bidan adalah suatu kewajiban untuk mengetahui materi diagnose
kebidanan-kebidanan guna penegakan diagnose yang tepat. Kami berharap setiap
mahasiswa mampu memahami dan mengetahui megenai diagnose kehamilan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, Nuryaningsih. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Muhamadiyah Jakarta

Hani, Kusbandiyah, Maryati. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan Fisiologis.

Jakarta: Salemba Medika

Johnson, J.Y. 2016. Keperawatan Maternitas Buku Wajib Bagi Praktisi dan

Mahasiswa Keperawatan. Yogyakarta:Rapha Publishing

Kemenkes RI. 2018. Data dan Informasi Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta

Kuswanti, I. 2014. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Manuaba, I. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC

Mufdillah, Asri, Ima. 2015. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika

Prawirahardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono

Prawirahardjo

Sulistyawati, A. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika

20

Anda mungkin juga menyukai