Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KELUARGA BERENCANA DALAM ISLAM


DOSEN PEMBIMBING: Yosi Aryanti

DISUSUN OLEH
Tasya Ayuningtias
2148201126

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKIT TINGGI
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmad dan hidayahnya atas berkat rahmat dan hidayah-Nya serta
berbagai upaya, tugas makalah pancasila yang membahas tentang Pancasila
Dalam Kehidupan Sehari-hari dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan beberapa jurnal yang
berkaitan dengan pancasila, dan serta informasi dari media masa yang
berhubungan dengan pancasila. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
membawa manfaat untuk pembaca.

Bukittinggi, 12 Februari 2022

Tasya Ayuningtias
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan penduduk terbesar dan
menghadapi masalah jumlah dan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan
5.000.000 kelahiran per tahun. Untuk menghadapi ledakan yang tidak
terkendali, pemerintah memprakarsai program Keluarga Berencana. Hakikat
tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini jelas, yaitu menurunkan
fertilitas guna mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan
dan kesejahteraan bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. peningkatan
kependudukan dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengendalian kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Program
Keluarga Berencana merupakan bagian integral dari program pembangunan
nasional dan bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan
sosial budaya bagi penduduk Indonesia sehingga dapat tercapai keseimbangan
yang baik dengan kemampuan produksi nasional. Keluarga yang berkualitas
adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak
ideal, berpandangan ke depan, bertanggung jawab, rukun dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Namun pro dan kontra mengenai penggunaan alat
kontrasepsi sebagai upaya pelaksanaan KB masih menjadi salah satu topik
utama yang diangkat oleh beberapa ahli agama di Indonesia seperti para ulama.
Sehingga pelaksanaan program KB masih harus dilihat dari sudut syariat Islam.
Padahal telah dinyatakan dengan jelas bahwa tujuan umum tiga tahun ke depan
adalah mewujudkan visi dan misi program KB, yaitu membangun kembali dan
memelihara landasan yang kokoh bagi para pelaksana program KB di masa
depan untuk mencapai keluarga berkualitas pada tahun 2022.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan penulis dalam latar belakang diatas, maka rumusan
masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep keluarga berencana secara umum?
2. Bagaimana keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadist?
3. Bagaimana hokum keluarga berencana dalam islam?
4. Bagaimana cara KB yang diperbolehkan dan yang dilarang oleh Islam?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian KB, pengertian KB, dan cara/alat kontrasepsi
serta hukum penggunaannya
2. Mengetahui pandangan hukum Islam tentang KB menurut pandangan
Al-Qur'an, Hadits dan para ulama.
3. Mengetahui tata cara KB yang diperbolehkan dan dilarang oleh Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Keluarga berencana (KB) atau family planning atau tandbimu al-nasl adalah pengaturan
keturunan, yaitu pasangan suami-istri yang mempunyai perencanaan yang konkret mengenai
kelahiran anak-anaknya dan sejumlah anak yang didambakan. Dengan kata lain, KB dititik
beratkan pada perencanaan, pengaturan dan pertanggung jawaban orang tua terhadap anggota
keluarganya, agar dengan mudah dapat mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Untuk itu dilakukan upaya dalam hubungan suami-istri tidak terjadi kehamilan.
Mahmud Syaltut, mendefinisikan KB sebagai pengaturan dan penjarangan kelahiran atau
usaha mencegah kehamilan sementara atau untuk selamanya sehubungan dengan situasi dan
kondisi tertentu, baik bagi keluarga yang bersangkutan maupun untuk kepentingan
masyarakat dan negaranya.
Dari uraian tersebut, maka KB adalah pengaturan rencana kelahiran anak dengan
melakukan suatu cara atau alat kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan.

B. Tujuan Program Keluarga Berencana


Program Keluarga Berencana mempunyai tujuan untuk mewujudkan Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari keluarga
berencana adalah:
a. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa
pada umumnya.
b. Meningkatkan harkat dan martabat kehidupan masyarakat dengan mengurangi
tingkat kelahiran, sehingga pertumbuhan penduduk tidak melebihi kemampuan
negara untuk meningkatkan produksi.
c. Melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS) sebagai gaya hidup keluarga dalam rangka bisnis mendukung keberhasilan
seluruh program pembangunan manusia yang sekaligus mendukung program
pengendalian laju kenaikan penduduk Indonesia.
C. Macam-Macam Alat Kontrasepsi
Ada beberapa alat kontrasepsi yang dapat digunakan dalam pelaksanaan KB. Sesuai
dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini, diantaranya sebagai berikut:
 Alat Kontrasepsi untuk Suami
Alat kontrasepsi yang dapat digunakan untuk suami adalah:
1) Kondom, merupakan alat kontrasepsi yang praktis dan murah, dibuat terbuat dari
karet yang sangat tipis, juga sangat efektif, asalkan digunakan dengan benar, dan arus
dengan persetujuan suami dan istri.
2) Coitus interruptus (hubungan seksual terputus). Metode ini adalah cara yang cara
paling sederhana dan paling kuno untuk menghindari kehamilan.
 Alat Kontrasepsi untuk isteri
Alat kontrasepsi yang dapat dipakai untuk isteri adalah
1) Oral Pil. Alat kontrasepsi ini dpat mencegah masuknya sel telur (ovum) dari
ovarius, sehingga tidak ada sel telur yang masuk untuk dapat dibuahi.
2) Intra Uterine Device. IUD ini dipasangkan pada wanita untuk menghalangi
kehamilan dan dipasang 2 atau 3 hari sesudah haid, dan tiga bulan setelah melahirkan.
Menurut pendapat Prof.M.Toha dalam tulisannya menyatakan dan menyimpulkan
sebagai berikut :
- IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan sel-sel telur.
- 94% dari wanita pemakai IUD tidak menjadi hamil melalui mekanisme
kontrasepsi.
- Telur (Fertilized Ovum) adalah permulaan hidup insani yang harus dihormati.
 Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan ke dalam tubuh wanita yang dikenal cairan
Devo Provera, Net Den dan Noristerat efektivitasnnya mencapai 99 %. Cara kerjanya
yaitu menghalangi terjadinya ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak
mungkin terjadi.
 Sterilisasi (Vasektomi/Tubektomi), vasektomi yaitu operasi pemutusan atau
pengikatan saluran/pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik sperma) dengan
kelenjar prostat (gudang sperma menjelang ejakulasi) bagi laki-laki, atau tubektomi
dengan operasi yang sama pada wanita sehingga ovarium tidak dapat masuk ke dalam
rongga rahim, dan akibat dari sterilisasi ini akan menjadi mandul selamanya.
D. Hukum KB Dalam Pandangan Islam
Pada zaman Nabi Muhammad belum ada seruan KB atau KB secara luas mencegah
kehamilan di kalangan umat Islam. Tidak ada usaha dan upaya serius untuk menjadikan
al-'azl sebagai amalan yang tersebar luas dan tindakan yang populer di tengah-tengah
masyarakat. Beberapa sahabat Nabi SAW yang melakukannya tidak lebih hanya dalam
keadaan darurat, bila diperlukan oleh keadaan pribadi. Oleh karena itu, Nabi Muhammad
SAW tidak memerintahkan dan tidak melarang 'azl. Pada saat ini, manusia telah menciptakan
banyak alat untuk mencegah dan mengakhiri kehamilan.
Hal ini sesuai dengan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Muslim: ْ Dari Abu Sa'id
Al Khudri RA, dia berkata, "Seseorang mengucapkan 'Azl di hadapan Nabi SAW, lalu beliau
bertanya, 'Apa yang kalian maksudkan? Para sahabat berkata, 'Seorang laki-laki mempunyai
istri yang sedang menyusui, lalu laki-laki itu menyetubuhinya tetapi tidak menginginkan
istrinya hamil" (maka ia melakukan 'Azl). Juga seorang laki-laki yang memiliki budak
perempuan, lalu laki-laki tersebut menyetubuhinya, tetapi ia tidak ingin budak perempuannya
hamil (maka ia melakukan Azl.' Rasulullah SAW Bersabda, 'Jangan kalian melakukan hal itu,
karena kehamilan itu adalah takdir'" Kata ibnu "Aun, "Aku ceritakan hal itu kepada Al
Hasan, lalu ia berkata, 'Demi Allah! Hal seperti ini adalah sebagai peringatan keras. Muslim
4/159.
Dari Abu Sai'd Al Khudri, ia berkata, "Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah SAW
mengenai'azl?" maka Rasulullah SAW bersabda, "Apakah kalian melakukan itu? Tidak ada
(halangan) atas kalian untuk tidak melakukannya, sesungguhnya tidak ada satu jiwa pun yang
telah Allah takdirkan untuk ada, melainkan ia akan ada." Shahih: Ar-Raudh (999), AdabAz-
Zafaf (56), Shahih Abu Daud (1886 dan 1888): MuttafaqunAlaih.
Pada hakekatnya KB tidak bertujuan untuk membatasi kehamilan dan kelahiran yang
dipandang sangat bertentangan dengan keberadaan dan esensi perkawinan itu sendiri, tetapi
hanya mengatur tentang kehamilan dan kelahiran anak. Jadi jika dilihat dari fungsi dan
manfaat KB yang dapat melahirkan, manfaat dan mencegah bahaya, maka tidak ada keraguan
tentang itu kemampuannya dalam Islam.
Di dalam Alquran dan Hadis, yang merupakan sumber pokok hukum Islam dan yang
menjadi pedoman hidup bagi umat Islam tidak ada nash yang shohih yang melarang ataupun
yang memerintahkan ber-KB secara eksplisit. Oleh karena itu, hukum ber-KB harus
dikembalikan kepada kaidah hukum Islam (kaidah fiqhiyah) yang menyatakan: “Pada
dasarnya segala sesuatu perbuatan itu boleh, kecuali ada dalil yang menunjukkan
keharamannya.”

Anda mungkin juga menyukai