Anda di halaman 1dari 13

CHILDFREE DALAM

PANDANGAN HUKUM ISLAM


Oleh: H. Muhammad Afifullah Rifa'i, B.Sh., M.Ed., Ph.D

Austen Tech
PENGERTIAN MENIKAH
Secara bahasa, pernikahan adalah berkumpul
atau bersatu. Adapun secara istilah,
pernikahan adalah akad yang menghalalkan
pergaulan antara laki-laki dan perempuan
yang bukan mahramnya.
Menyalurkan kebutuan biologis
secara halal dan Menghindari
Perbuatan Zina
TUJUAN DAN Memiliki Keturunan yang shaleh
dan shalehah yang kelak akan
mendo’akan kedua orang-tuanya
KEUTAMAAN Mendapatkan ketenangan hidup

MENIKAH Menyempurnakan separuh agama

Mengharap syafa’at anak yang


wafat sebelum memasuki usia
baligh
HUKUM MENIKAH

WAJIB HARAM
Ketika mampu memberikan nafkah Ketika berkeyakinan jika
dan khawatir berzina jika tidak menikah justru akan
menyegerakan nikah mendzalimi istri

MAKRUH SUNNAH
Ketika berkeyakinan jika menikah Ketika dalam kondisi normal,
tidak mampu memenuhi mampu menafkahi istri, tidak
kewajibannya terhadap istri mendzaliminnya atau khawatir
secara penuh berzina jika tidak menikah
Islam sangat menganjurkan kepada pemeluknya
KEUTAMAAN untuk menikah dan memiliki keturunan yang saleh
dan salehah.

MEMILIKI ANAK (Kebanggaan Rasulullah SAW, Mendo’akan Orang Tua,


Penerus Generasi, Memberikan Syafa’at, Menafkahi anak
adalah Sodaqoh, Penyebab datangnya Rizki yang berkah,
menjadi Mujahid fi sabilillah)
DAN HAK-HAK
YANG HARUS
Hak anak atas Orang Tua: hak hidup, hak nasab,
DIBERIKAN hak disusui, hak asuh, hak pendidikan, hak
perwalian
Childfree adalah keputusan yang
diambil oleh suami-istri untuk tidak
memiliki anak selama masa perkawinan
mereka, entah karena alasan: ekonomi,
CHILDFREE kesehatan, sosial atau lainnya, dan
apakah itu dilakukan secara alami atau
menggunakan alat/obat tertentu yang
dapat mencegah terjadinya kehamilan.
Sebab-sebab terjadinya Childfree

Kesibukan
Ekonomi Kesehatan Tidak Mau Repot Kesibukan Populasi
MEDIA CHILDFREE

‘AZL ANGKAT KONTRASEPSI


SEMENTARA/PERMANEN ABORSI
RAHIM/STERILASI
Mubah; yaitu jika dilakukan secara alami melalui ‘Azl,
bersifat sementara, dan setelah mendapatkan
persetujuan dari istri. Jika istri tidak menyetujuinya,
maka hukumnya Makruh. atau dengan menggunakan
alat atau obat kontrasepsi yang bersifat sementara
Pandangan dan tidak merusak organ reproduksi, maka hukumnya
juga mubah. (menunda/mengatur kehamilan)

Islam tentang
Haram; yaitu jika dilakukan dengan cara tindakan
Hukum aborsi setelah usia kandungan berumur empat bulan.
Hukum yang sama juga berlaku jika dilakukan melalui

Childfree
operasi angkat rahim (sterilisasi) atau menggunakan
alat/obat kontrasepsi yang dapat merusak organ
reproduksi dan mencegah kehamilan secara permanen.
Selain itu, hukum yang sama juga dapat berlaku bagi
pelaku Childfree dengan tujuan menolak kehamilan
secara permanen, meski dilakukan dengan cara alami
(‘Azl).
Nikah secara bahasa memiliki arti: berkumpul atau
menyatu. Dan secara istilah, memiliki arti: akad yang
dengannya seorang laki-laki dan perempuan yang
bukan mahramnya dapat melakukan hubungan intim
secara halal.

Islam menganjurkan pemeluknya agar menikah guna


mendapatkan keturunan yang shaleh dan shalehah.
Namun jika ada diantara kaum muslimin yang memilih
KESIMPULAN 1 untuk tidak melakukannya, padahal dia mampu, maka
hukumnya mubah, hanya saja orang tersebut
dikatakan tidak beruntung karena telah meninggalkan
ibadah yang utama.

Hukum menikah adakalanya: wajib, haram, makruh


atau sunnah disesuaikan dengan kondisi kesiapan
seorang suami, baik secara fisik, rohani, mental mapun
materi.
Childfree adalah keputusan yang diambil oleh suami-istri
untuk tidak memiliki anak selama masa perkawinan
mereka, entah karena alasan: ekonomi, kesehatan, sosial
atau lainnya, dan apakah itu dilakukan secara alami atau
menggunakan alat/obat tertentu yang dapat mencegah
terjadinya kehamilan.

KESIMPULAN 2
Beberapa faktor penyebab Childfree, adalah: ekonomi,
kesehatan, over population, dan kesibukan. Childfree juga
dapat dilakukan melalui beberapa media, antara lain: ‘azl,
angkat rahim/sterilisasi, kontrasepsi, dan aborsi.
Hukum Childfree dapat diklasifikasikan berdasarkan
tujuan, media dan efek yang ditimbulkan. Jika dilakukan
dengan alasan mengatur atau menunda kehamilan melalui
cara ‘azl atau menggunakan alat/obat kontrasepsi yang
bersifat temporer dan tidak merusak organ reproduksi,
maka hukumnya mubah. Namun jika penggunaan alat atau
KESIMPULAN 3 obat tersebut dapat mencegah kehamilan secara
permanen dan merusak organ reproduksi, maka hukumnya
haram. Begitu pula jika dilakukan dengan cara ‘azl namun
dengan tujuan menolak kehamilan secara permanen sejak
awal pernikahan, maka hukumnya juga haram. Adapun
hukum aborsi adalah haram karena termasuk dalam
kategori membunuh.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai